BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum Berikut ini merupakan teori umum yang digunakan sebagai dasar dan panduan dari penyusunan data dalam skripsi ini: 2.1.1 Komunikasi Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti ‘sama’. Kata communis ini paling sering disebut sebagai asal dari kata komunikasi karena merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip, yaitu communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” atau dalam bahasa Inggris disebut to make common. Kata ‘sama’ yang disebut-sebut tadi maksudnya adalah komunikasi terjadi karena adanya kepahaman dan kesamaan makna. Komunikasi juga merupakan cara manusia berbagi pengetahuan dan pengalaman. (Mulyana, 2007) Hal ini sesuai dengan pengertian yang dijabarkan dalam kamus Oxford English Dictionary tentang pengertian komunikasi: “The imparting, conveying, or exchange of ideas, knowledge, information, etc.” yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah pemberian, penyampaian, atau pertukaran ide, pengetahuan, informasi, dan lain sebagainya. Harold Lasswell menulis dalam karyanya The Structure and Function of Communicationn in society bahwa untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: “Who Say What in Which Channel to Whom With What Effect?” Paradigma tersebut menunjukkan bahwa komunikasi memiliki unsurunsur yang merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Sehingga bila dijabarkan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan menimbulkan efek tertentu. Lebih jelasnya, bersumber dari situs wikipedia Indonesia dan buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar oleh Deddy Mulyana, dengan paradigma tersebut dapat dijabarkan komponen-komponen dari komunikasi. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. komponen-komponen komunikasi menurut Lasswell tersebut adalah: 1. Pengirim atau komunikator (sender/who) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan (message/says what) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari pengirim. 3. Saluran atau media (in which channel) merujuk kepada cara penyampaian pesan kepada komunikan, apakah langsung atau melalui media massa. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. 4. Penerima atau komunikan (receiver/to whom) adalah pihak yang menerima pesan dari sumber 5. Efek (with what effect) adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah menerima pesan tersebut Apa yang dijabarkan oleh Lasswell tersebut kemudian dapat dijadikan jenis riset komunikasi (Kriyantono, 2006), yang mencangkup: 1. Studi komunikator (who), yaitu studi mengenai komunikasi sebagai individu maupun institusi. 2. Studi pesan (says what), yang merupakan studi mengenai isi pesan, analisis teks, semiotik, pesan verbal maupun nonverbal, untuk iklan atau analisis program. 3. Studi media (in which channel), yaitu studi mengenai media (salurannya). 4. Studi khalayak (to whom), yaitu studi mengenai khalayak atau komunikan. 5. Studi efek (with what effect), yaitu studi mengenai efek yang merupakan dampak dari terpaan pesan komunikasi. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, juga dapat dijelaskan juga bahwa proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1. Proses komunikasi secara primer Proses ini menyampaikan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagi media. Lambang tersebut adalah pesan verbal (bahasa) dan nonverbal (bahasa tubuh, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya). Lambang tersebut dapat mengartikan pikiran dan peraaan komunikator kepada komunikan. (Effendi, 2003) 2. Proses komunikasi sekunder Proses ini menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendi, 2003) Untuk jenis-jenis komunikasi, pada dasarnya komunikasi memiliki dua jenis, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal, seperti yang sudah dituliskan sebelumnya. Berikut adalah aspek-aspek dari komunikasi verbal dan nonverbal. Aspek-aspek komunikasi verbal: 1. Perbendaharaan kata (vocabulary). Penting dalam berkomunikasi bahwa pesan harus dapat dimengerti oleh si penerima pesan, karena itulah pemilian kata-kata sangat perlu disesuaikan. 2. Kecepatan dalam penyampaian pesan atau biasa disebut racing. Pesan akan lebih mudah dimengerti bila disampaikan dengan tempo yang sesuai. 3. Itonasi suara. Itonasi yang berbeda dapat memberi artian yang berbeda terhadap makna pesan, sehingga penting untuk memberikan itonasi yang sesuai saat berkomunikasi. 4. Humor. Disampaikan oleh Dugan (1989) bahwa humor dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Humor juga merupakan selingan yang penting dalam berkomunikasi dan mencairkan suasana yang kaku sehingga komunikasi dapat berjalan lebih efektif. 5. Singkat dan jelas. Penting untuk menyampaikan pesan dengan tidak berbelitbelit sehingga inti dari pesan tersebut dapat disampaikan dengan cepat tanpa terjadi salah pengertian. 6. Waktu yang tepat (timing). Adanya waktu penyampaian pesan yang tepat dan adanya waktu yang disediakan untuk menerima pesan menjadikan komunikasi berjalan lancar. Komunikasi Nonverbal memiliki tujuan, yang menurut Stuart & Sundeen (1995) dalam karya Nurjanah (2005) adalah : 1. Mengekspresikan emosi 2. Mengekspresikan tingkah laku inter personal 3. Membangun, mengembangkan dan memelihara interaksi social 4. Menunjukkan diri 5. Terlibat dalam ritual 6. Mendukung komunikasi verbal Sehingga dijabarkan bahwa macam-macam kategori komunikasi non verbal terdiri dari: 1. Kinesics Merupakan komunikasi non verbal yang dilakukan melalui pergerakkan tubuh, yaitu ekspresi muka; posisi mulut, alis mata dan lain-lain, lalu gesture; gerak, isyarat, dan sikap seseorang, juga gerakan tubuh, posture, gerakan mata seperti cara kontak mata, membelalakkan mata, juga menyipitkan mata. 2. Paralanguage Paralanguistic atau paralanguage menunjukkan arti dari bahasa itu sendiri. Kekuatan vokal dapat membedakan emosi yang dirasakan satu orang dengan orang lain. Komponen paralanguage adalah kualitas suara (resonansi, irama, pitch, kecepatan), dan vokal tanpa distorsi seperti sedu sedan, tertawa, mendengkur, mengerang, merintih, hembusan nafas (menunjukkan sakit, nyeri atau kaget). 3. Proxemics Merupakan ilmu yang mempelajari tentang jarak hubungan dalam interaksi sosial. Proxemics meliputi 2 dimensi (Wilson & Kaeisl 1983, Nurjanah 2005) : a. Territoriality. Merupakan asumsi dari kesopanan tingkah laku terhadap sebuah area geografi oleh seseorang dan grup. b. Jarak pribadi. Merupakan daerah tidak tampak dari territoriality. Merupakan daerah yang tidak boleh dipaksa masuk bagi orang lain karena dapat menimbulkan rasa negatif dan tidak nyaman bagi orang yang dimasuki daerah pribadinya. c. Jarak interaksi. Terbagi menjadi jarak intim, jarak personal, jarak sosial, jarak publik, dan sentuhan. Dimana sentuhan merupakan alat komunikai yang terkuat yang dapat menimbulkan reaksi positif maupun negatif. Dikutip dari buku karya Nurjanah, 2005 bahwa menurut Taunsend 1933, komunikasi sentuhan ini adalah bentuk yang paling dasar dan primitif dari komunikasi. 4. Cultural actifact Artifact adalah hal-hal yang ada dalam interaksi seseorang dengan orang lain yang mungkin bertindak dengan rangsang non verbal, misalnya pakaian, kosmetik, bau badan, dan aksesoris. 5. Gaya berjalan Gaya berjalan dapat mengomunikasikan bahasa nonverbal, misalnya gaya berjalan cepat mengisyaratkan sedang terburu-buru atau bersemangat, dan gaya berjalan pelan dan tertunduk mengisyaratkan kesedihan. 6. Penampilan fisik umum Penampilan seseorang juga merupakan pesan nonverbal misalnya cara orang tersebut merawat kulit, menata rambut, juga cara bernafas yang cepat, masigmasing mencirikan makna tersendiri. Selain jenis komunikasi, komunikasi memiliki ragam tingkat komunikasi, yang secara umum adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal Communication), yaitu komunikasi yang terjadi di dalm diri seseorang. Komunikasi disini merupakan proses pengolahan informasi melalui panca indra dan sistem syaraf manusia. Contohnya adalah berfikir. 2. Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication), yaitu komunikasi yang dilakukan seseorang dengan yang lain secara tatap muka dan bersifat pribadi, baik bersifat verbal ataupun nonverbal. Jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi ini dua orang atau lebih dan selama pesan yang disampaikan bersifat pribadi. 3. Komunikasi kelompok (Group Communication), yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam anggota kelompok, dimana kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi kelompok merujuk kepada komunikasi yag dilakukan dalam kelompok 4. Komunikasi Publik (Public Communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumah besar orang, yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi ini biasa disebut pidato, ceramah, atau kuliah umum. 5. Komunikasi Organisasi (Organization Communication), yaitu komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal. Komunikasi ini berlangsung dalam jarinan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. 6. Komunikasi Massa (Mass Communication). Komunikasi ini memiliki pesan yang ditujukan kepada audiens yang jumlahnya besar, tersebar, dan dilakukan dengan bantuan media massa cetak dan elektronik dengan tujuan agar pesan dapat disampaikan secara serentak. 2.1.2 Komunikasi Massa (Mass Communication) Komunikasi massa merupakan proses penyampaian informasi yang ditujukan untuk banyak orang. Karena proses komunikasi ini dilakukan dengan menggunakan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, dan internet, maka pelaku komunikasi massa merupakan organisasi media. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak dan berlangsung searah. Meskipun ada kalanya khalayak menyampaikan pesan kepada lembaga (feedback yang tertunda), proses komunikasi tetap didominasi oleh lembaga karena lembaga lah yang menentukan agendanya. Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, kominikasi publik, dan komunikasi organisasi juga berlangsung di dalam proses komunikasi massa ini untuk mempersiapkan pesan yang akan disampaikan melalui media massa ini. (Mulyana, 2007) Model komunikasi Lasswell yang dijelaskan sebelumnya sering digunakan dalam kasus komunikasi media massa karena dalam model komunikasi nya, penempatan in which channel dapat diartikan sebagai media massa yang digunakan sebagai alat penyebaran pesan kepada receiver. Bersumber dari wikipedia Indonesia, ciri-ciri dari komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas. 2. Komunikator memiliki keahlian tertentu 3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana 4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim 5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan 6. Ada pengaruh yang dikehendaki 7. Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya. 8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi. 2.1.3 Media Massa Media massa atau pers menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti: 1. alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar 2. alat untuk menjepit atau memadatkan 3. surat kabar dan majalah yang berisi berita 4. orang yang bekerja di bidang persurat kabaran. Media massa memiliki dua jenis yaitu media massa tradisional dan media massa modern. Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Media massa tradisional digolongkan menjadi surat kabar, majalah, radio, televisi, film layar lebar. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: 1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan 2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu. 3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima. 4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit. Sedangkan media massa modern merupakan media yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya. Internet dan telepon selular merupakan contoh dari media massa modern. Ciri-ciri yang terdapat pada media massa ini adalah: 1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima, misalnya melalui internet. 2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual 3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu 4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam 5. Penerima yang menentukan waktu interaksi Media massa atau pers memiliki beberapa fungsi, yang diantaranya adalah: 1. Sebagai pelaku Media Informasi Pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi. 2. Fungsi Pendidikan Pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education), pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya. 3. Fungsi Hiburan Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur. 4. Fungsi Kontrol Sosial Fungsi ini terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut: a. Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan) b. Social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat) c. Social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah) d. Social pemerintah) control (kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan 5. Sebagai Lembaga Ekonomi Pers adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pers dapat memamfaatkan keadaan di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil prodduksinya untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri. 2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik Yang Dibahas Berikut ini merupakan teori khusus yang digunakan untuk mendukung penelitian, analisis data, dan penyusunannya dalam skripsi ini: 2.2.1 Sound Theory Bersumber dari buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2006), menurut Saussure, suatu “tanda” atau “sign” dapat terdiri dari: 1. Bunyi-bunyi dan gambar (Sounds and Images), yang disebut juga “signifier” 2. Konsep-konsep dari bunyi dan gambar (The Concepts of Sounds and Images) yang disebut juga “Signified” berasal dari kesepakatan Maksudnya adalah, tanda (sign) adalah sesuatu yang berbentuk fisik, suara atau gambar apapun, yang dapat dilihat dan didengar yang biasanya merujuk kepada sbuah objek atau aspek dari realitas yang ingin dikomuniasikan (refrent/external reality). Dalam berkomunikasi seseorang mengirim tanda untuk mengirim makna tentang suatu objek dan akan diinterpretasikan oleh orang lain. Sistem komunikasi akan lancar dengan syarat komunikator dan komunikan memiliki bahasa atau pengetahuan yang sama terhadap sistem tanda tersebut. Sebagai contoh untuk tanda gambar, bunga mawar (signifier) diartikan tanda cinta (signified). Contoh untuk tanda bunyi, suara distorsi gitar yang keras (signifier) dapat diartikan tanda adegan seru (signified). Suara (sounds) adalah bunyi yang dihasilkan ketika molekul di udara berubah oleh suatu gerakan yang ditimbulkan sebuah objek yang menghasilkan sebuah getaran. Objek ini bisa berupa senar gitar, vocal manusia, atau sebuah kaleng yang bergerak ketika ada energi yang menggetarkannya. Seperti pada saat memetik senar gitar, senar tersebut akan bergerak maju dan mundur dengan jumlah getaran tertentu. Jumlah getaran ini disebut sebagai frekwensi dari getaran tersebut. Satu kali gerakan maju dan mundur tersebut disebut cycle (putaran). Maka satuan untuk frekwensi adalah cycle per second, atau cps. Satuan ini biasa dikenal dengan sebutan Hertz (Hz). Menurut teori, agar sebuah suara dapat didengarkan oleh manusia, frekwensi minimal dari gerakan suara adalah 20 Hz dan frekwensi tertingginya adalah 20 kHz. Pada kenyataan manusia dapat menangkap frekwensi tinggi yang mendekati antara 15 kHz dan 17 kHz. Sistem Suara (Sound System) Sound system merupakan perangkat elektronik yang memiliki satu konsep yang sama, yaitu untuk mengambil gelombang suara, mengkonversinya menjadi arus listrik dan memanipulasi mereka sesuai yang diinginkan, kemudian mengubahnya kembali menjadi gelombang suara. Sound system secara sederhana terdiri dari dua jenis komponen: 1. Transducer : Perangkat yang mengubah energi akustik menjadi energi elektrik atau sebaliknya. Dua jenis transduser yang sering kita gunakan adalah mikrofon (mengubah energi akustik menjadi energi listrik) dan speaker (mengubah energi listrik menjadi energi akustik). 2. Amplifier : Perangkat yang menerima sinyal dan meningkatkan kekuatannya. Proses kerja amplifier adalah: a. Proses bermula dari sumber suara (seperti suara manusia, instrumen musik, dll), yang menciptakan gelombang suara (akustik energi). b. Gelombang ini dideteksi oleh transduser (mikrofon), yang merubahnya menjadi energi listrik. c. Sinyal listrik dari mikrofon sangat lemah, jadi harus diberikan penguatan. d. Loudspeaker mengubah sinyal listrik kembali ke gelombang suara, sehingga dapat didengar oleh telinga manusia. Tiga bagian model audio Salah satu cara sederhana untuk memvisualisasikan sistem audio adalah dengan membaginya menjadi tiga bagian yaitu sumber, prosesor dan output, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Sumber adalah tempat sinyal audio elektronik yang diterima. Sumber dapat berasal dari sumber live seperti mikrofon dan alat musik elektrik, juga dapat berasal dari sumber playback seperti tape deck dan CD. 2. Bagian pengolahan adalah tempat di mana sinyal dimanipulasi. Sebagai contoh: graphic equalizer , left/right stereo balance, dan amplifiers. 3. Bagian output adalah tempat di mana sinyal diubah menjadi gelombang suara (oleh pengeras suara), sehingga dapat didengar oleh manusia. Contohnya adalah headphone atau loud speaker. 2.2.2 Recording and Mixing Theory Recording merupakan kegiatan merekam dengan menggunakan sound system dan software. Disini gelombang suara yang dihasilkan oleh instrumen dipantau dan direkam. Bersumber dari situs markasstudio.com, mixing merupakan tahap lanjutan dari proses recording. Dalam tahap ini hasil recording dikoreksi, dikelola, ataupun ditambahkan efek hingga memilih sound yang diinginkan. Sebagai contoh: membuat suara vocal menjadi berbeda dari aslinya, meletakkan backsound di satu sisi, dan penyesuaian konsep yang diinginkan si perekam. Proses mixing secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Balancing Menyeimbangkan volume / level masing-masing track. Contohnya adalah vokal lebih besar dari gitar, snare dan vokal sama levelnya, kick drum sama dengan level gitar, bass sama dengan level vocal. 2. Panning Penempatan kiri-kanan/panorama. Contoh : Cymbal melebar kiri dan kanan, vocal, bass, snare dan kick drum di tengah. 3. Staging Penempatan masing-masing instrument didalam ‘ruangan atau panggung buatan’. Di posisi depan atau ditengah atau dibelakang panggung/ruangan. Dengan menambahkan reverb dan delay dengan perhitungan tertentu, instrument dapat ditempatkan sesuai panggung buatan tersebut. 4. Efek insert penggunaan efek misalnya adalah guitar diberi flanger, vocal diberi chorus dan lain-lain. Equalizer berfungsi memberi separasi tiap track dan menempatkan instrument pada jangkauan frekuensinya masing-masing, contoh vocal lebih bright, bass tebal, snare lebih bright dari guitar dan lain-lain. 5. Auto dynamic ( compress, limit ) / manual dynamic ( automation ) : contoh drum player kadang memukul snare tidak rata, ada yang terdengar keras ada juga yang lirih, snare akan di compress hingga dynamicnya terdengar rata. Begitu juga di track lainnya termasuk vocal. Setelah tiap track tercompress, arransement lagu dilakukan mengikuti dynamic lagu tersebut, contoh ketika reff biasanya player memainkan instrumentnya lebih kencang, maka tiap track yang sudah dicompress tadi akan di atur level dynamic-nya sesuai kebutuhan lagu tersebut. 6. Final touch up Sound engineer biasanya akan mendengar ulang hasil mixing esok harinya atau beberapa waktu setelah mixing untuk checking, dan membenahi beberapa sentuhan yang luput dari pendengaran. 7. Capture/rendering Hasil mixing yang sudah bagus, akan di bounce/render ke file tersendiri di dalam harddisk. Atau bisa juga direkam dari output converter ke recorder lain. Teori tersebut dikaitkan dengan skripsi ini dengan karena pentingnya menciptakan sounds yang berkualitas dengan cara melakukan recording, serta meminimalisasi gangguan yang ada dengan editing dalam proses mixing dan mastering, yang secara keseluruhan terkait dengan profesi seorang Sound Engineer pada umumnya.