1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang saat ini banyak
dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Lembaga pendidikan sebagai salah satu
konsumen dalam katagori pelanggan publik, dalam Firdaus (2009) pelanggan
publik hanya mengkonsumsi 2,67% pasokan listrik di Jawa Barat. Walaupun
pemanafaatan energi listrik untuk keperluan lembaga pendidikan masih relatif
kecil
perlu
adanya
penghematan.
Lembaga
pendidikan
sebagai
kunci
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) perlu memberikan contoh nyata
dalam penghematan energi sebagai salah satu usaha pembinaan karakter, sehingga
pemanfaatan listrik untuk pembelajaran harus efisien dan efektif untuk mendidik
generasi penerus bangsa.
Kampus Sekolah Menegah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Kuningan
sebagai lembaga pendidikan menggunakan listrik daya 6,6 kVA sebagai sumber
energi utama belum diketahui tingkat efisiensi dan kenyamanan penggunanya.
Sumber energi tersebut dimanfaatkan untuk instalasi komputer, penerangan, dan
mesin-mesin listrik yang digunakan sebagai sarana pembelajaran. Pemakaian
sarana pembelajaran siang hari sering kali terjadi melampaui batas kemampuan
(overload) sehingga Magnetic circuit braker (MCB) pada panel hubung bagi jatuh
(trip) karena beban besar, sedangkan pemakaian sarana pada malam hari dirasa
kurang optimal seperti dituturkan oleh salah seorang jaga malam.
Bangunan gedung yang terlalu panas atau terlalau dingin menyebakan
penghuninya tidak nyaman. Banyak kajian yang menjelaskan dampak negatif dari
ruangan yang buruk, seperti menurunya kinerja orang yang di dalamnya (Haynes,
1
2
2008). Kwok (1997) menjelaskan bahwa kondisi ruangan yang baik adalah
dimana sekurang-kurangnya 80% penghuninya merasa nyaman.
Paradigma sekolah hanya sekedar tempat untuk “belajar dan mengajar”,
kini perlu disadari bahwa sekolah yang nyaman dapat menigkatkan prodiktivitas
belajar dan mengajar. Manusia yang nyaman akan menghasilkan gelombang otak
yang baik untuk proses kreasi dan inovasi. Sehingga manusia yang nyaman
dengan sekolahnya memiliki keinginan lebih dalam memberikan yang terbaik
untuk sekolah tersebut. Kunci bagi sekolah dalam kenyamanan adalah
kenyamanan yang alami. Kenyamanan alami akan memberikan penghematan
biaya operasional bagi sekolah, sehingga sekolah perlu mengevaluasi tingkat
kenyamanan alami guna mendapatkan solusi tentang kenyamanan alami.
Metode audit energi listrik adalah usaha mengatasi masalah - masalah
diatas. Diharapakan pasca audit terjadi pemanfaatan lanjutan dan atau
penghematan energi dengan dalam rangka konservasi energi yang tidak
mengabaikan kenyamanan pengguna. Proses audit energi adalah dengan
menghitung tingkat penggunaan energi suatu gedung atau bangunan, kemudian
hasilnya dibandingkan dengan standar yang ada serta pengambilan data untuk
kenyamanan pengguna. Dua hal tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk
mendapatkan solusi pemanfaatan lanjutan dan penghematan. Budiarto (2011)
menyebutkan bahwa dalam penghematan disertai dengan monitoring dan
pelaporan pelaksanaan penghematan energi. Langkah audit energi tersebut belum
pernah dilakukan oleh SMKN 6 Kuningan. Harapan dari evaluasi pemanfaatan
energi mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada.
3
1.2. Rumusan Masalah
Dalam Penelitian ini sebagaimana telah disebutkan diatas dirumuskan
beberapa masalah diantaranya:
a.
Bagaimana kondisi Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan peluang
pemanfaaan energi listrik pada gedung SMKN 6 ?
b.
Bagaimana tingkat kenyamanan suhu dan kenyamanan pencahayaan alami
di SMKN 6 Kuningan?
c.
Bagaimana hubungan antara kenyamanan dan IKE?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a.
Energi yang di evaluasi/audit adalah penggunaan energi listrik di SMKN 6
Kuningan.
b.
Pengunaan energi dilihat berdasarkan IKE Listrik di SMKN 6 Kuningan.
c.
Parameter yang digunakan IKE, penggunaan beban per-jam, harian, dan
faktor kenyamanan pengguna.
1.4. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a.
Mengetahui IKE dan menyusun rekomendasi pemanfaatan energi di gedung
SMKN 6 Kuningan.
b.
Mengetahui kondisi kenyamanan suhu dan pencahayaan alami pada
pengguna energi di SMKN 6 Kuningan.
c.
Mengetahui hubungan kenyamanan suhu dan pencahayaan pengguna energi
terhadap IKE di SMKN 6 Kuningan.
4
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan beberapa faedah sebagai berikut :
a.
Menghasilkan suatu model evaluasi pemanfaatan energi listrik pada
bangunan gedung sekolah sehingga secara umum dapat digunakan untuk
audit energi listrik sejenis dengan memperhatiakan faktor kenyamanan suhu
dan pencahayaan.
b.
Adanya rekomendasi penghematan penggunaan energi listrik bangunan
gedung sekolah dalam jangka waktu menengah untuk mengantisipasi
perkembangan pemanfaatan energi listrik di SMKN 6 Kuningan.
c.
Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi diri dalam hal
kenyamanan pengguna dan pemanfaatan energi listrik secara lebih efisien
dan efektif sehingga akan menekan beban biaya operasional.
1.6. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang audit energi listrik untuk lembaga pendidikan pernah dilakukan
oleh Pasisarha (2011) meneliti konsumsi energi listrik di Bangunan Gedung
Politeknik Negeri Semarang (Polines). Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat perbedaan dan kesamaan pemakaian energi listrik di kampus rekayasa
dan tataniaga, IKE dari Polines masih tergolong sangat efisien, dan masih terdapat
peluang-peluang penghematan. Sementara itu penelitian yang dilaksanakan di
SMKN 6 Kuningan adalah melihat pengunaan IKE secara keseluruhan tanpa
mempertimbangkan bidang studi yang diselengarakan dan akan mencari langkah
atau usaha dalam mendapatkan kenyamanan suhu dan pencahayaan bagi
pengguna namun tetap efisien.
Download