peranan unit pelaksana teknis daerah (uptd)

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 Peranan
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Bila
seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan maka
dia mejalankan suatu peranan (Soekamto, 1990: 268).
Peranan mencakup 3 hal, yaitu:
1. Peranan mengikuti dihubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan
yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyrakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial.
Berdasarkan pengertian diatas maka peranan dalam diri seseorang dapat
dibedakan melalui posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang
dalam masyarakat (social position) merupakan unsur statis yang menunjukan
tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada
fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi setiap orang menduduki
suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2
Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di
dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari
perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung
lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam
bentuk yang murni merupakan satu-kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri
dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang
sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia (Ahmadi, 2002: 239).
Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial, disamping agama, yang
secara resmi telah berkembang disemua masyarakat, disamping itu, keluarga
merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas, dengan
pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya
(Goode 1991: 87).
Keluarga dapat dibagi menjadi 2 :
1. Keluarga batih (Nuclear Family)
Keluarga batih merupakan satuan keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu,
dan anak. Keluarga tidak mengandung hubungan fungsional dengan kerabat dari
keluarga orientasi salah satu pihak.
2. Keluarga Luas (Extended Family)
Keluarga terdiri atas beberapa keluarga batih. Kita mengenal beberapa tipe
keluarga luas salah satunya ialah joint family yang terdiri atas beberapa orang
lelaki kakak beradik berserta anak-anak mereka, dan saudara kandung perempuan
mereka yang belum nikah. Laki-laki tertua diantara kakak beradik menjadi kepala
Universitas Sumatera Utara
keluarga mana kala ayah mereka meninggal dunia (Clayton, dalam Sunarto,2004
:63-64).
Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum. Terutama pihak-pihak
yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan, keluarga tetap merupakan bagian
dari masyarakat total yang lahir dan berada di dalamnya dan secara berangsurangsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka kearah
pendewasaan.
2.1.3
Fungsi Keluarga
Suatu pekerjaan atau tugas yang dilakukan disebut dengan fungsi. Fungsi
keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau
oleh keluarga inti. Fungsi keluarga dapat digolongkan ke dalam beberapa fungsi
yaitu:
a. Fungsi Biologis
Dalam fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan
persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan
akan terjadi proses kelangsungan keturunan dengan persiapan yang cukup matang
ini dapat mewujudkan suatu bentuk kehidupan rumah tangga yang baik dan
harmonis.
Universitas Sumatera Utara
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat
berlindung dari gangguan-gangguan :
1. Gangguan udara yaitu dengan menyediakan rumah.
2. Gangguan penyakit yaitu dengan berusaha menyediakan obat-obatan.
3. Gangguan bahaya yaitu dengan berusaha menyediakan senjata, pagar,
tembok dan lain-lain.
c. Fungsi Ekonomi
Berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu:
1) Kebutuhan makan dan minum.
2) Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuh.
3) Kebutuhan tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan
Di Negara Indonesia yang ber-Ideologi Pancasila diwajibkan setiap
rakyatnya untuk menghayati, mendalami, dan mengamalkan Pancasila di dalam
perilaku dan kehidupan keluarga. Sehingga dapat diamalkan dalam keluarga.
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalankan dan
mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam perlakuannya sebagai
manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Universitas Sumatera Utara
e. Fungsi Sosial
Dengan fungsi sosial, keluarga berusaha untuk mempersiapkan anakanaknya bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap
yang dianut oleh masyarakat. Serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan
akan dijalankan kelak jika anak telah dewasa. Dengan fungsi ini diharapkan agar
dalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan.
Kebudayaan yang diwariskan adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi
tua yaitu Ayah dan Ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain
sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya
perbuatan dan lain-lain.
Wangsa Negara dalam Ahmadi (2003: 91) mengemukakan bahwa, fungsifungsi keluarga meliputi beberapa hal :
a. Pembentukan kepribadian, dalam lingkungan keluarga para orang tua
meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuan
untuk memproduksikan serta melestarikan kepribadian dengan anak cucu dan
keturunannya.
b. Keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang
berakar dari etika, estetika, moral, keagamaan, dan kebudayaan yang
berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur masyarakat tertentu.
c. Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena
menempati posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara dalam
transmisi kebudayaan.
d. Keluarga berfungsi sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
e. Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Gelandangan
Gelandangan dapat dilukiskan sebagai seseorang yang tidak mempunyai
pekerjaan tetap dan layak, tidak memiliki tempat tinggal yang tetap serta makan
disembarang tempat. Menurut Jan A. Muttalib dan Sudjarwo, menggambarkan
bahwa gelandangan mengandung tiga pengertian sebagai berikut:
1. Gelandangan sebagai kelompok orang yang sangat miskin atau
dimiskinkan oleh masyarakat.
2.
Gelandangan adalah orang yang disingkirkan dari kehidupan khalayak
ramai.
3. Gelandangan merupakan pola hidup agar mampu bertahan dalam
kemiskinan dan keterasingan (Winarni, 2006: 323).
Di dalam kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta
mengatakan sebagai berikut : bergelandang adalah berjalan kesana kesini tidak
tentu maksudnya. Gelandangan, berarti orang yang bergelandangan (tak tentu
tempat kediaman dan pekerjaan) (Arrasjid, 1980: 1).
Sedangkan menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Drs.
Nabari Ginting MSi gelandangan adalah orang yang hidup tidak sesuai norma
masyarakat, tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap.
Dengan demikian gelandangan dapat diartikan sebagai orang yang lontang
lantung karena tidak mempunyai tempat tinggal atau mempunyai tempat tinggal
yang tak layak dan yang tidak bermata pencaharian atau bermata pencaharian
yang tak layak.
Berdasarkan definisi tersebut diatas maka gelandangan dapat dibagi
menjadi 4 golongan :
Universitas Sumatera Utara
1. Tuna-karya dan tuna-wisma
Tuna-karya dan tuna-wisma adalah sama sekali tidak mempunyai pekerjaan dan
tidak bertempat tinggal yang tetap.
2. Tuna-karya dan berwisma tak layak
Tuna-karya dan berwisma tak layak adalah sama sekali tidak mempunyai
pekerjaan, tetapi mempunyai tempat tinggal tetap yang tak layak .
3. Berkarya-tak layak dan tuna-wisma
Berkarya-tak layak dan tuna-wisma adalah yang mempunyai pekerjaan yang tak
layak dan tak bertempat tinggal tetap.
4. Berkarya-tak layak dan berwisma-tak layak
Berkarya tak layak dan berwisma tak layak adalah yang mempunyai pekerjaan
yang tak layak, dan bertempat tinggal tetap yang tak layak.
Disamping empat golongan yang sudah di sebutkan diatas, maka kita juga
harus memperhatikan mengenai usianya. Maksudnya, gelandangan itu dibedakan
atas dasar usia, apakah dewasa atau belum dewasa (anak-anak). Hal ini sangat
penting karena kalau ditinjau dari ilmu jiwa, masa atau fase-fase dari
perkembangan usia dapat menentukan cara dan sifat kehidupan manusia itu lebih
lanjut, begitu pula dengan aspek lainnya.
Berdasarkan hal itu maka dapat pula di golongkan menjadi :
1. Gelandangan dewasa.
2. Gelandangan anak-anak/belum dewasa.
Gelandangan dewasa dapat pula dibedakan atas :
a. Sehat dan kuat fisiknya
b. Berpenyakit dan lemah fisiknya
Universitas Sumatera Utara
c. Sehat badan, tapi invalid (misalnya walaupun tak berkaki, tapi sehat
badannya)
d. Jiwanya sakit/terganggu jiwanya
e. Telah berusia tua/lemah fisik karena usia tuas
Gelandangan anak-anak/belum dewasa dibedakan lagi atas :
a. Sehat dan kuat fisiknya sesuai dengan usianya
b. Berpenyakit dan lemah fisiknya
c. Sehat badan, tetapi invalid
d. Jiwa sakit/terganggu jiwanya
Perbedaan diatas adalah untuk menentukan jalan keluarnya, karena tidak
semua gelandangan dapat diberikan jalan keluar yang sama dalam rangka
penanggulanggan gelandangan.
2.1.5
Pengemis
Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Drs. Nabari
Ginting MSi pengemis adalah orang yang mendapat penghasilan dengan cara
meminta-minta ditempat umum dan mengharap belas kasihan dari orang lain.
Secara garis besar pengemis dapat didefinisikan sebagai orang-orang yang
mendapat penghasilan dengan meminta-meminta ditempat umum dengan berbagai
cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain.
Kriteria yang dapat diberikan antara lain :
a. Anak sampai usia dewasa (laki-laki/perempuan) usia 18-59 tahun.
b. Meminta-minta dirumah-rumah penduduk, pertokoan, persimpangan jalan
(lampu lalu lintas), pasar, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Bertingkah laku untuk mendapatkan belas kasihan berpura-pura sakit,
merintih dan kadang-kadang mendoakan dengan bacaan ayat-ayat suci,
sumbangan untuk organisasi tertentu.
d. Biasanya mempunyai tempat tinggal tertentu atau tetap, membaur dengan
penduduk pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Kerangka Pemikiran
Kebijakan pemerintah mengenai gelandangan dan pengemis harus
dituangkan dalam kebijakan yang tegas baik dalam formalitas legislasinya
maupun dalam penerapannya. Larangan mengemis dan menggelandang di
persimpangan dan di perkantoran misalnya harus ditindak lanjuti dengan
konsisten. Razia dan pembinaan yang dilakukan kepada gelandangan akan
menjadi sia-sia bila ketegasan menjalankan peraturan tidak dilakukan.
Gelandangan dan pengemis akan kembali lagi mengemis dan menggelandang
begitu selesai dirazia dan dibina.
Untuk
mengatasi
persoalan
gelandangan
dan
pengemis
dalam
meningkatkan fungsi sosialnya dalam keluarga maka dibutuhkanlah peranan dari
pemerintah untuk membina kemandirian serta keberfungsian sosial keluarganya,
agar dapat menjalankan fungsinya dengan semestinya. Dari itu pemerintah
Provinsi Sumatera Utara membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai
Pungai Sejahtera Binjai sebagai wadah pelayanan dan pembinaan bagi
gelandangan dan pengemis yang terjaring dalam razia yang dilakukan oleh Satpol
PP dengan pembinaan dan pelayanan yang diberikan, diharapkan dapat
meningkatkan kemandirian gelandanggan dan pengemis yang dibina, sehingga
mereka dapat kembali menjalankan keberfungsian sosial keluarganya dengan
baik.
Universitas Sumatera Utara
Bagan Kerangka Pemikiran
UPTD.Balai Pungai
Sejahtera Binjai
Peranan Lembaga
a. Pembinaan keagamaan
b. Bimbingan sosial
c. Bimbingan keterampilan
d. Pelayanan konsultasi
pribadi
e. Pelayanan kesehatan
f. Kerjasama dengan instansi
terkait
g. Pelayanan kebutuhan dasar
Gelandangan Pengemis
1. Tidak berfungsi secara sosial
2. Tidak memiliki SDM yang memadai
3. Bergantung pada orang lain
Tujuan yang ingin dicapai
yaitu kemandirian/
keberfungsian sosial
keluarga warga binaan
Hasil yang diharapkan
1. Kemandirian sosial dan
ekonomi
2. Berfungsinya perananperanan sosial dalam
keluarga warga binaan
Universitas Sumatera Utara
2.3 Definisi Konsep dan Definisi Operasional
2.3.1 Definisi Konsep
Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas
dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian, keadaan kelompok atau
individu tertentu (Singarimbun, 1981: 32). Dalam hal ini konsep penelitian
bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan
secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah
pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian ini.
Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Peranan adalah aspek yang dinamis dari kedudukan (status) apabila seseorang
melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya.
2. Keluarga merupakan sekelompok orang yang diikat oleh ikatan darah atau
perkawinan yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
3. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakan di
dalam atau oleh keluarga inti yaitu fungsi biologis, fungsi pemeliharaan,
fungsi ekonomi, fungsi keagamaan, dan fungsi sosial.
4. Gelandangan adalah orang yang hidup tidak sesuai norma masyarakat, tidak
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap.
5. Pengemis adalah orang yang mendapat penghasilan dengan cara memintaminta di tempat umum dan mengharap belas kasihan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1981:33). Bertujuan
untuk
memudahkan
operasionalisasi
dari
pelaksanaan
penelitian
konsep-konsep
yang
di
lapangan.
digunakan
Maka
untuk
perlu
bertujuan
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang
dapat diuji dan diketahui kebenarannya oleh orang lain. Dalam penelitian ini,
peranan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pungai Sejahtera Binjai dalam
peningkatan fungsi sosial keluarga warga binaan dapat diukur dari indikator
sebagai berikut:
1. Peranan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pungai Sejahtera Binjai
a. Pembinaan keagamaan
Pembinaan
keagamaan
yang
diberikan
memiliki
tujuan
untuk
meningkatkan kesadaran dalam beribadah sesuai dengan agama yang dianut oleh
WBS. Pembinaan keagamaan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan agama yang
rutin dilakukan oleh WBS eks Gepeng agar para WBS eks gepeng menjadi orangorang yang taat beribadah sehingga mental yang dimiliki oleh mereka terbentuk
dengan baik.
b. Bimbingan sosial
Kegiatan bimbingan sosial yang dilakukan oleh UPTD.Balai Pungai
Sejahtera Binjai adalah:
1. Pemberian bimbingan pengarahan dari kepala UPTD/ Kepala seksi secara
bergantian pada setiap apel pagi. Semua warga mengikuti kegiatan
tersebut untuk dibina agar disiplin.
Universitas Sumatera Utara
2. Melaksanakan kerja bakti dengan membersihkan lingkungan kantor dan
tempat tinggal warga
yang biasa disebut
‘kurpei’ agar dapat
menggerakkan badan dan juga menambah keakraban diantara sesama
warga.
3. Memberikan kepercayaan kepada WBS eks gepeng yang berjenis kelamin
laki-laki untuk melakukan ronda malam secara bergiliran. Ronda malam
dilakukan oleh 10 orang WBS pada setiap malamnya.
c. Bimbingan keterampilan
Bagi warga yang mempunyai bakat dibidang peternakan, pertanian,
mereka mendapat bimbingan keterampilan dari instruktur yang cukup mahir.
Seperti bidang pertanian didatangkan petugas dari Dinas Pertanian Kab. Langkat.
d. Pelayanan konsultasi pribadi
Untuk memudahkan pelayanan dan pembinaan di panti telah dibentuk
Pekerja Sosial sebagai Bapak/ Ibu asuh yang terdiri dari pegawai yang ada. Setiap
warga maupun keluarga dapat berkonsultasi langsung kepada Bapak/ Ibu asuh
masing-masing mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi individu
maupun kelompok, termasuk juga masalah keterampilan dalam bidang pertanian
dll.
e. Pelayanan kesehatan
Untuk menuju keluarga yang sehat, UPTD.Balai Pungai Sejahtera Binjai
bekerjasama dengan Puskesmas Sambirejo dalam penanganan WBS yang sakit
serta memerlukan perawatan di Puskesmas maupun Rumah Sakit Umum Binjai
dengan membawa Surat Keterangan Sakit dari panti. Bagi warga yang menderita
Universitas Sumatera Utara
sakit ringan dapat dilayani di Poliklinik Panti yang dibuka setiap hari Jumat
dengan mendatangkan Perawat/Bidan.
f. Kerjasama dengan instansi terkait
Panti mengadakan hubungan kerjasama dengan beberapa instansi dengan
tujuan untuk dapat membantu panti dalam upaya pembinaan WBS.
g.
Pelayanan kebutuhan dasar
Panti memberikan makanan/minuman, pakaian dan perumahan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga binaan
2. Keberfungsian sosial
a. Kemandirian
b. Kemampuan bersosialisasi dalam keluarga dan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Download