bisnis/finansial SENIN, 28 FEBRUARI 2011 B4 SETO WARDHANA (TEMPO) Nasabah Junior Seorang anak menyetor uang dalam acara peluncuran kartu debit Permata Bintang di Jakarta kemarin. Melalui produk kartu debit yang berkerja sama dengan Walt Disney ini, PermataBank menargetkan jumlah nasabah junior naik dari 50 ribu menjadi 100 ribu orang. Dana kelolaan juga naik dari Rp 150 miliar menjadi Rp 300 miliar tahun ini. Sejumlah bank diperkirakan lolos dari penalti. JAKARTA — Bank Indonesia te- ngah mematangkan bank-bank yang bakal terkena penalti karena tidak memenuhi peraturan prime landing rate. “Semua sedang kami hitung,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah di Jakarta pekan lalu. Penalti akan dikenakan kepada bank yang memiliki loan to–deposit ratio (LDR) di luar kisaran 78-100 persen. Kebijakan tentang prime landing rate mulai diberlakukan bulan depan setelah direncanakan pada awal tahun ini. Lewat kebijakan ini, bank harus mengumumkan suku bunga kreditnya setiap bulan berdasarkan masing-masing sektor, yakni bunga kredit korporasi, retail, kredit pemilikan rumah, dan kredit lainnya. “Kami siap karena sudah antisipasi sebelum kebijakan BI lebih dari batas atas LDR, tapi rasio kecukupan modalnya 14 persen atau lebih, tidak dikenai tambahan GWM. Berdasarkan data publikasi Statistik Perbankan Bank Indonesia dan lembaga pemeringkat Moody’s per September 2010, sejumlah bank diperkirakan lolos dari penalti yang bakal dikenakan bank sentral. Bank-bank ini merupakan bank dengan aset besar dengan rasio kecukupan modal yang tinggi. Bank Mandiri, misalnya, telah memiliki aset Rp 410,619 triliun dengan rasio kecukupan modal (CAR) 13 persen. Tapi, setelah menjalankan rights issue, CAR bank terbesar di Indonesia ini diprediksi naik menjadi 14-15 persen. LDR Bank Mandiri per September 2010 66,3 persen. Sedangkan BRI memiliki aset Rp 395,396 triliun dengan CAR JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Ne- 13,36 persen pada triwulan ketiga tahun lalu. Bank ini memiliki LDR 88,4 persen. Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menyatakan pihaknya akan minta bank menyerahkan laporan terakhir untuk penerapan kebijakan LDR pada awal bulan depan. Laporan ini menjadi patokan apakah bank yang bersangkutan terkena penalti. Menurut Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad, bank sentral optimistis LDR perbankan nasional meningkat tahun ini menyusul tingginya target ekspansi kredit. “Sekarang LDR ratarata 78 persen, nanti bisa lebih dari 80 persen,”katanya.Tingginya target ekspansi kredit didorong oleh peningkatan permintaan karena proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang mencapai 6,4 persen. gara menyatakan pembangunan infrastruktur oleh perusahaan pelat merah terkendala birokrasi. Menurut Deputi Menteri Badan Usaha Milik Negara Bidang Infrastruktur dan Logistik Sumaryanto Widyatin, sejumlah perusahaan sebenarnya siap membangun proyek untuk menunjang usahanya. PT Pelindo, misalnya. Sumaryanto menyatakan perusahaan ini sudah mengajukan usul membangun pelabuhan di Teluk Lamau, Surabaya. “Namun usulan itu terkendala peraturan Kementerian Perhubungan,” kata dia ketika dihubungi semalam. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran disebutkan, dalam penyelenggaraan pelabuhan, perusahaan BUMN harus seizin ke Kementerian Perhubungan.“Jadi regulator merangkap pula sebagai operator. Kami terkendala birokrasi sehingga tender berjalan lama,”katanya. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengkritik badan usaha milik negara yang enggan berutang. Perusahaan harus memanfaatkan utang sebagai pijakan pertumbuhan. “Ada BUMN yang untung tanpa utang, tapi pelabuhannya tidak tumbuh,”kata Agus akhir pekan lalu. Dua perusahaan milik negara yang dimaksudkan adalah PT Pelindo dan PT Angkasa Pura. Agus mencontohkan sebuah BUMN yang mampu meraup laba hingga Rp 700 miliar tanpa utang tapi tak mampu mengembangkan infrastruktur. Hal ini menjadi nilai buruk bagi perusahaan. Sebab, tanpa pembangunan infrastruktur, pertumbuhan perusahaan dalam kondisi rapuh. Selama ini perusahaan tersebut mengandalkan kerja sama dengan perusahaan swasta untuk mengatasi masalah infrastruktur. Namun sejatinya belum ada pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan perusahaan. “Seharusnya bangun infrastruktur, dong. BUMN jangan diam,”ujarnya. Untuk membangun sejumlah proyek, wajar bila perusahaan mendapatkan dana dari utang. “Berutang itu tidak apa-apa asalkan ukuran ekonomi tinggi,”katanya. ● FEBRIANA FIRDAUS | PITO AGUSTIN RUDIANA ● GUSTIDHA BUDIARTIE | ANTON WILLIAM BI Matangkan Penalti Terkait LDR keluar,” kata Direktur Retail Banking PermataBank, Lauren Sulistiawati. Kebijakan bank sentral ini membuat masyarakat lebih mudah menentukan pilihannya karena suku bunga kredit setiap bank diketahui. “Masyarakat bisa membandingkan suku bunga setiap bank,”katanya. Dalam kebijakan ini, bank dengan LDR lebih rendah dari batas bawah target LDR dikenai insentif berupa tambahan giro wajib minimum (GWM) 0,1 dari dana pihak ketiga (DPK) rupiah untuk setiap 1 persen kekurangan LDR. Untuk bank dengan LDR lebih tinggi dari batas atas LDR dan punya rasio kecukupan modal di bawah 14 persen, dikenai insentif berupa tambahan GWM 0,2 persen dari DPK rupiah untuk setiap 1 persen kelebihan LDR. Bank dengan LDR BUMN Mengaku Terhambat Izin Bangun Proyek IKLAN MATERI PROGRAM: z Incoterms 2000 (Syarat Peyerahan Barang) z Metode Pembayaran Internasional z Transport Documents z Bill of Lading (B/L) z Dokumen Ekspor – Impor z Jalur Prioritas z Tata Kerja Penyelesaian Barang Impor z Fasilitas Kepabeanan (Custom Facility) z Prosedur Ekspor dengan Menggunakan Letter of Credit (L/C) z Pembahasan kasus - kasus yang sering terjadi dalam transaksi Ekspor - Impor. The Park Lane Hotel, Jl. Casablanca Kav. 18 Jkt Friday - Saturday 11 - 12 Mar, 2011 09:00-16:30 WIB Tim Instruktur: MUC Consulting Group Rp 3.500.000,- per peserta • 1 Kali Makan Siang • 2 Kali Coffee Break • Makalah • Sertifikat • Makalah Informasi lebih lanjut hubungi: TEMPO Komunitas, Telp. 021-536-0409 Ext. 222, Hp. 0817-185288, Fax. 021-5349569, email: [email protected]