bab v simpulan, keterbatasan dan saran

advertisement
BAB V
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
V.1
Simpulan
Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan
merupakan salah satu fenomena menarik untuk diteliti, baik secara literatur
maupun secara empiris, dalam dunia akademis dan profesional. Dari hasil
pengujian hipotesis dan analisis pembahasan maka kesimpulan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Kepemilikan keluarga secara keseluruhan berpengaruh negatif
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh negatif ini
kemungkinan terjadi karena anggota keluarga yang terlibat dalam
jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi bertindak demi
kepentingan pribadi dan tidak dapat menyelaraskan kepentingan
semua anggota perusahaan. Terlebih lagi jika jajaran pada Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi diisi oleh anggota keluarga dalam
porsi besar. Banyaknya anggota keluarga dalam jajaran Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi dapat mengontrol penuh arah
kebijakan, keputusan serta jalannya perusahaan. Kondisi seperti ini
membuat keputusan menjadi tidak optimal dan tidak efisien. Tiap
anggota keluarga bisa saja memiliki tujuan yang bertentangan antar
88
sesama keluarga, yang akibatnya kinerja perusahaan pun terganggu.
Selanjutnya, perusahaan yang memiliki tingkat kontrol keluarga
yang tinggi (kepemilikan saham ≥ 25%) memiliki pengaruh negatif
terhadap kinerja perusahaan. Keluarga yang memiliki kontrol lebih
tampaknya menyalahgunakan posisi kendalinya di perusahaan.
2.
Ketika masalah keagenan dianggap sebagai moderasi, masalah
keagenan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Konflik karena perbedaan kepentingan memang sering
terjadi di dalam perusahaan. Kondisi masalah keagenan tampaknya
mengganggu kegiatan perusahaan dan akibatnya mengarah pada
kinerja perusahaan yang kurang baik. Akan tetapi, ketika di suatu
perusahaan terjadi konflik karena perbedaan kepentingan, maka
konflik tersebut dapat dinetralisir dengan adanya kepemilikan
keluarga.
3.
Interaksi antara kepemilikan keluarga dengan masalah keagenan
memiliki hubungan yang kuat yang dapat mempengaruhi performa
perusahaan. Rata-rata 43 perusahaan keluarga yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2010-2014, yang melibatkan anggota keluarga
dalam Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dan / atau memiliki
kontrol keluarga yang tinggi, cenderung mengalami konflik antara
keluarga dengan pemegang saham lainnya (Masalah Keagenan II).
Selanjutnya, 21 perusahaan non-keluarga cenderung terjadi konflik
89
antara pemilik perusahaan dengan manajer. Tetapi, 19 perusahaan
menunjukkan gejala tidak terjadi masalah keagenan.
V.2
Implikasi
Berdasarkan temuan empiris dari hasil analisis yang telah
dipaparkan, penelitian ini memberikan dua implikasi, yaitu implikasi
teoritis dan implikasi praktis.
1.
Hasil penelitian ini mampu menjelaskan secara empiris pengaruh
kepemilikan keluarga dan implikasinya pada kinerja perusahaan.
Anggota keluarga yang terlibat dalam Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, terutama jika
keluarga memiliki kontrol dan kendali yang tinggi terhadap
perusahaan. Hasil penelitian ini juga mampu menjelaskan secara
empiris masalah keagenan memperkuat hubungan kepemilikan
keluarga dan kinerja perusahaan. Efek interaksi antara kepemilikan
keluarga dan masalah keagenan rupanya mampu mempengaruhi
kinerja perusahaan.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan
kepada perusahaan bahwa kepemilikan keluarga tidak mampu
meningkatkan kinerja perusahaan. Dominasi keluarga untuk terlibat
dalam Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dan ikut serta
mengontrol perusahaan tidak mampu menciptakan kinerja lebih
90
baik,
karena
perusahaan
cenderung
melakukan
tindakan
ekspropriasi terhadap pemegang saham non-pengendali. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil statistik yang menunjukkan perusahaan
keluarga tidak lebih baik dibanding perusahaan non-keluarga. Oleh
sebab itu, secara praktik perusahaan keluarga harus tetap diawasi
agar terciptanya keselarasan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran penting untuk mengawasi
dan memberikan perlindungan hukum bagi pemegang saham yang
ingin berinvestasi kepada perusahaan yang memiliki struktur
kepemilikan keluarga. Hal ini ditujukan untuk menjaga reputasi
perusahaan keluarga dalam jangka panjang dan stabilitas ekonomi
Indonesia tetap terjaga.
V.3
Keterbatasan dan Saran Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan saran yang dapat
dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya.
1.
Proksi pengukuran kinerja perusahaan diukur dengan laba bersih
sebelum pajak (EBIT) dibagi total aktiva perusahaan (ROA). Untuk
membandingkan profitabilitas perusahaan dan kinerja perusahaan di
lingkungan pasar modal, penelitian selanjutnya disarankan
menggunakan proksi pengukuran Tobin’s q agar dapat menilai lebih
komprehensif tentang kinerja perusahaan.
91
2.
Proksi pengukuran kepemilikan keluarga yang diukur dengan
anggota keluarga yang terlibat dalam Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi. Penelitian ini hanya menggali informasi berdasarkan
Laporan Tahunan Keuangan Perusahaan dan situs dan/atau majalahmajalah mengenai bisnis keluarga. Penelitian ini kurang mengusut
lebih maksimal apakah dalam kepemilikan asing terdapat anggota
keluarga pendiri perusahaan. Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menyelidik lebih dalam mengenai kepemilikan keluarga di
Indonesia.
3.
Tingkat kontrol keluarga (kepemilikan saham keluarga ≥ 25%)
diukur
menggunakan
variabel
dummy.
Penelitian
ini
mengasumsikan bahwa jika perusahaan memiliki kepemilikan
saham diatas 25%, keluarga dianggap memegang kendali penuh atas
perusahaan. Penelitian selanjutnya disarankan memisahkan proksi
pengukuran tingkat kontrol dengan hak cash flow pemegang saham
yang tidak menggunakan variabel dummy.
4.
Proksi pengukuran masalah keagenan diukur menggunakan interaksi
antara tingkat FCF tinggi dengan tingkat BMV rendah. Ukuran
untuk menentukan tinggi rendahnya FCF dan BMV menggunakan
nilai rata-rata dari sampel penelitian selama periode 2010-2014.
Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan ukuran masalah
keagenan yang lebih absolut dengan periode yang lama agar dapat
mewakili masalah keagenan apa yang terjadi di perusahaan.
92
5.
Penelitian selanjutnya disarankan mengaitkan dengan indeks good
corporate governance dan dengan budaya perusahaan agar
memperoleh penelitian yang lebih komprehensif tentang hubungan
kepemilikan keluarga dan kinerja perusahaan.
93
Download