BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat nutrisi dalam sirkulasi darah begitu juga dengan penurunan nutrisi mikro. Pada kebanyakan negara berkembang, perubahan ini dapat di perburuk oleh kekurangan nutrisi dalam kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. (Miyata, 2010). Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah normal yang dipatok untuk perorangan. Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal sebagian akibat dari defisiensi besi. ( Arisman, 2007). Ibu hamil sering terjadi kekurangan zat besi di karenakan janin memerlukan sejumlah besar besi utnuk pertumbuhan selama masih di dalam kandungan. Defisiensi besi dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah dan persalinan prematur. (Proverawati, 2011) Menurut World Health Organization (WHO) (2005) melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang. Di Indonesia (Susenas dan Survei Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis. (Budiarni.W, 2012) Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi anemia pada ibu hamil Trimester III di Indonesia sebesar 24,5%. Hasil survey anemia pada ibu hamil di 15 kabupaten/kota Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 57,7%. ( Fatimah.H, 2011). Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang terjal. Terlebih kala itu dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus dicapai. Waktu yang tersisa hanya tinggal dua tahun ini, tidak akan cukup untuk mencapai sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar biasa.(Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2012). Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan,infeksi, eklampsi, partus lama dan komplikasi abortus.Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut Survey Kesejahteraan Rumah Tangga tahun 1995, Kekurangan Energi protein (KEP) dan Kekurangan Energi Kalori sebanyak 4,8 % menurut sensus tahun 2000. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dalam program-program kesehatan. Terutama pada ibu dalam masa kehamilan. (Sulistyawati, 2009). Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat di tentukan kondisinya di masa janin dalam kandungan. Dengan demikian jika keadaan kesehatan dan status gizi Universitas Sumatera Utara ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan kesehatan ibu sewaktu melahirkan akan terjalin. Sebaliknya jika kesehatan dan status gizi ibu hamil kurang baik (anemia) maka akan berakibat janin lahir mati atau BBLR.(Waryana, 2010) Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah.(Tari, 2012) Pengetahuan dan sikap seorang ibu hamil sangat berpengaruh terhadap perkembangan janinnya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setujutidak setuju,dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2007). Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur Universitas Sumatera Utara 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur 1.3.2 Tujuan Khusus A. Mengetahui Karakteristik ibu hamil Trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur B. Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur C. Mengetahui sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur Universitas Sumatera Utara 1.4 Manfaat Penelitian A. Bagi Pelayanan Kebidanan Sebagai bahan informasi bagi bidan di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur dalam peningkatan antisipasi pencegahan anemia defisiensi zat besi khususnya pada ibu hamil trimester III. B. Bagi Pendidikan Kesehatan Hasil penelitian ini, sebagai proses belajar dalam penerapan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama perkuliahan di Program D IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. C. Bagi Penelitian Kebidanan Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut dengan tema yang sama. Universitas Sumatera Utara