Sistem Pemantauan Kesehatan Manusia Berbasis Jaringan Sensor

advertisement
Sistem Pemantauan Kesehatan Manusia Berbasis Jaringan Sensor
Nirkabel
Ratih Dwi Wulansari - 2207100568
Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Surabaya – 60111
Abstrak – Jaringan Sensor Nirkabel (Wireless
Sensor Network) telah banyak diaplikasikan untuk
sensing dan monitoring. Salah satu aplikasi sensing
adalah di bidang kesehatan, yaitu untuk pemantauan
kesehatan terutama jantung. Pemantauan kesehatan
jantung manusia merupakan hal yang penting untuk
peningkatkan keselamatan bagi orang yang bekerja,
orang-orang yang tinggal di pedesaan, terutama orang
yang berusia lanjut. Untuk melakukan pemantauan
kesehatan
jantung
manusia,
perlu
diketahui
karakteristik dari aktifitas yang dilakukan oleh manusia,
karakteristik kesehatan organ tubuh terutama jantung
pada orang sehat dan orang yang sakit, serta rancangan
sistem pemantauan kesehatan manusia.
Pada tugas akhir ini akan dirancang dan
diimplementasikan sistem yang dapat melakukan
pemantauan kesehatan jantung manusia menggunakan
jaringan sensor nirkabel yang dihubungkan dengan
suatu interface ke PC (personal computer) shingga dapat
berfungsi seperti ECG (electrocardiogram). Pemantauan
kesehatan manusia dilakukan dengan menempelkan
elektrode pada segitiga enthoven tubuh. Dari hasil
getaran yang ditimbulkan oleh getaran jantung dapat
diidentifikasi apakah orang tersebut mempunyai jantung
yang sehat atau sedang sakit. Dengan demikian peforma
dari sistem ini diukur dari tingkat akurasi dalam
identifikasi kesehatan yang telah dilakukan. Sehingga
diharapkan dengan tingkat akurasi yang tinggi sistem ini
dapat diimplementasikan dan dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan manusia di masa depan.
Kata Kunci : wireless sensor network, electrocardiograph,
elektrode, Identifikasi
1. PENDAHULUAN
Upaya di bidang kesehatan untuk terus meningkatkan
kapasitas pelayanan terhadap pengguna layanan kesehatan
terus berkembang.salah satu upaya yang saat ini sedang
dikembangkan adalah telehealth atau e-health, yaitu
pelayanan kesehatan jarak jauh. Secara umum konsep ehealth meliputi 5 bagian, yaitu pengambilan data medis dari
tubuh pasien, transmisi medis penyimpanan data, analisa
medis dan penanganan medis. Dengan adanya teknologi
informani yang sekarang memungkinkan seluruh proses
tersebut tidak harus dilakukan secara langsung (bertenu).
Pada skala yang paling sederhana telehealth ini bersifat lokal
atau hanya menjangkau area tertentu.
Komunikasi data medis dalam e-health adalah server
dengan perangkat peralatan monitoring yang terpasang pada
tubuh pasien. Secara umum data medis yang ditrannsmisikan
meliputi 2 jenis, yaitu data yang bersifat kontinyu antara lain
suara detak jantung dan sinyal detak jantung. Sedangkan data
yang bersifat diskrit adalah tekanan darah, suhu tubuh, kadar
O2 dan CO2 serta data-data lain yang diperlukan.[1]
Perkembangan teknologi piranti elektronika yang
seiring dengan perkembangan protokol komunikasi dan
informasi berkembang dengan pesat sehingga dibuat suatu
sensor yang generasi baru yang murah, akurat dan memiliki
daya jangkauan yang lebih luas. Dengan begitu, teknologi
deteksi (sensing) dan pengaturannya kini memiliki potensi
untuk berkembang dengan pesat, tidak hanya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi tetapi juga meliputi berbagai
bidang secara luas. Perkembangan teknologi deteksi
diwujudkan dalam sebuah bentuk jaringan sensor yang
menggunakan komunikasi nirkabel sebagai media transmisi
datanya yang disebut dengan jaringan sensor nirkabel.
Secara umum jaringan sensor nirkabel yang sudah
berkembang ini dapat diaplikasikan pada beberapa aspek.
Misalnya saja pada bidang teknik, pemantauan lingkungan,
dan pertanian, pada bidang teknik sipil juga banyak
digunakan untuk monitoring struktur dan penanggulangan
bencana. Bahkan pada bidang kesehatan juga banyak
digunakan. Misalnya saja untuk monitoring kesehatan
manusia serta untuk deteksi penyebaran bahan kimia
beracun.[2]
Seiring dengan kemajuan dalam teknologi jaringan
Sensor nirkabel yang dihubungkan dengan suatu interface
dan PC (personal computer), serta semakin berkembangnya
e-health sehingga memungkinkan digunakan untuk
memantau kesehatan manusia yang jauh dari lokasi.
Pemantauan kesehatan manusia dapat memberikan informasi
yang berharga tentang tingkat kesehatan seseorang setiap
hari. Wireless sensor dapat digunakan untuk memantau
kesehatan sehari-hari seperti kesehatan jantung. Pemantauan
kesehatan manusia merupakan hal yang penting untuk
peningkatkan keselamatan bagi semua orang, baik pekerja
atau lanjut usia, terutama pada daerah pedesaan dimana
belum terdapat alat untuk deteksi kesehatan jantung
(elektrokardiogram).
2. TEORI PENUNJANG
2.1 Jaringan Sensor
Teknologi yang terus berkembang sampai hari ini
membawa kita untuk melihat masa depan dari sekumpulan
piranti yang memiliki konsumsi daya rendah, dengan
integrasi sensor di dalamnya yang berjalan secara terprogram
pada lingkungan fisik secara bersama-sama pada jaringan
nirkabel. Sensor dapat didefinisikan sebagai piranti yang
menerina dan merespon sinyal atau stimulus [2].
Konvergensi dari internet, komunikasi, dan teknologi
informasi, membawa perkembangan ke dalam dunia sensor
dan aktuator. Dengan integrasi ketiga hal di atas yang
diaplikasikan pada sensor akan membawa manfaat yang
1
besar bagi umat manusia. Manfaat ini bukan hanya dapat
dirasakan oleh dunia teknologi dan ilmu pengetahuan, tetapi
juga kepada aplikasi pada bidang yang lebih luas yang
berhubungan dengan infrastruktur keamanan, linkungan,
energi, pangan, proses produksi, dan juga peningkatan
kualitas hidup. Selain itu, untuk mengurangi cost dan
meningkatkan efisiensi pada dunia industri dan bisnis,
jaringan sensor nirkabel diharapkan dapat memberi manfaat
bagi umat manusia, diantaranya untuk pengendalian panas
dan cahaya, pengawasan kesehatan, diagnosa kesehatan
pribadi, serta pemonitor kegiatan anak-anak.
Sebuah jaringan sensor adalah sebuah infrastruktur yang
terdiri dari elemen sensing (pengukuran), komputasi, dan
elemen komunikasi yang memberikan kemampuan kepada
administrator untuk melakukan instrumentasi, observasi, dan
reaksi terhadap kejadian dan fenomena yang terjadi pada
suatu lingkungan yang spesifik. Administrator dapat berasal
dari berbagai kalangan seperti sipil, pemerintah, sipil, dan
juga kalangan industri. Lingkungan yang dimaksud dapat
berupa dunia secara fisik (bumi), sebuah sistem biologi, atau
sebuah lingkungan kerja teknologi informasi[2]. Secara
umum, ilustrasi mengenai Jaringan Sensor Nirkabel,
komponen-komponen yang terdapat di dalamnya (node
sensor dan sink) dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar
tersebut juga dapat dilihat kemampuan jaringan sensor
nirkabel untuk berintregasi dengan jaringan internet melalui
base station, sehingga monitoring dapat dilakukan di mana
saja.
2.2 Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel
Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel dibagi menjadi
dua bagian, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Ada beberapa perusahaan yang telah
mengembangkan perangkat keras jaringan sensor nirkabel,
antara lain: Intel, Crossbow, Dust Network, Millinneal Net,
Arched Rock, Ember, dan lain-lain. Perangkat keras yang
dipergunakan pada pengerjaan tugas akhir ini merupakan
produk dari perusahaan Crossbow. Perangkat keras yang
diproduksi oleh Crossbow ini dikembangkan oleh University
of California Berkeley. Terdapat tiga jenis piranti yang
dipergunakan yaitu sensorboard, mote, dan gateway. Secara
fisik, sensorboard, mote, dan gateway dapat dilihat pada
gambar 2.
kemampuan sensing yang beragam yang nantinya akan
digunakan untuk aplikasi yang spesifik. Pada tugas akhir
ini dipergunakan sensorboard MDA300 yang memiliki
port input analog eksternal 12-bit.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2. Hardware WSN (a) Sensorboard, (b) Mote, (c) Gateway[3]
 Mote merupakan unit yang berfungsi sebagai unit
pemancar dan penerima gelombang radio (transceiver).
Pada tugas akhir ini dipergunakan mote jenis MPR2400
atau yang sering disebut MICAz.
 Gateway merupakan perangkat yang menghubungkan
jaringan sensor nirkabel dengan jaringan luar. Gateway
yang diproduksi oleh Crossbow juga berfungsi untuk
memprogram mote untuk melakukan fungsi tertentu.
Pada tugas akhir ini digunakan gateway MIB600 atau
yang sering disebut ethernet programmer.
Mengenai perangkat lunak, implementasi yang telah ada
adalah TinyOS. TinyOS merupakan sistem operasi opensource yang didesain khusus untuk jaringan sensor nirkabel,
yang responsif terhadap input sensor dan berorientasi pada
event. TinyOS memiliki arsitektur berbasis komponen yang
mendukung adanya inovasi dan implementasi jaringan sensor
nirkabel dengan meminimalisasi ukuran kode yang
dibutuhkan sebagaimana karakteristik jaringan sensor yang
memiliki sedikit memori, sedikit daya, dan proses yang
terbatas. TinyOS didesain untuk menghasilkan sistem yang
hemat energi sehinggga memaksimalkan penggunaan baterai
yang terbatas. Prinsip kerja yang digunakan adalah “hurry up
and sleep”, artinya proses dilakukan secara cepat dan segera
menuju kondisi sleep yaitu kondisi dimana sedang menunggu
kejadian atau event. Dalam kondisi sleep, semua komponen
baik hardware maupun software mati (tidak sepenuhnya
mati) sampai ada event yang terjadi kembali.
2.3
Gambar 1. Ilustrasi Jaringan Sensor Nirkabel
Adapun penjelasan tentang masing-masing piranti pada
gambar 2 adalah sebagai berikut :
 Sensorboard merupakan piranti yang menjalankan
fungsi
sensing.
Setiap sensorboard memiliki
Elektrokardiograph
Elektrokardiograph
Merupakan
komponen
elektronika sebagai sensor pendeteksi detak jantung yang
mampu mendeteksi sinyal pada frequensi 0.01 s/d 250 Hz.
Kemampuan sensor ini untuk mendeteksi sinyal yang sangat
kecil, sehingga digunakan untuk mendeteksi segala hal yang
terjadi berkaitan dengan kinerja jantung. Sinyal yang
dikeluarkan oleh elektrokardiograf ini berupa sinyal analog
sebesar 0,5 mV s/d 4 mV. Adapun bentuk fisiknya dapat
dilihat pada gambar 3.[4]
2
Gambar 3. Elektrode, kabel lead dan pengolah sinyal elektrokadiogram
Pengolah Sinyal
Sinyal
analog
yang
dihasilkan
oleh
elektrokardiogram merupakan sinyal yang masih interferensi
oleh sinyal lain yang ada di dalam tubuh. Untuk itu perlu
pemisahan sinyal manjadi dua bagian yaitu pertama Penguat
sinyal alat (Amplifier Instrumentasi Sinyal) dan Filter (low
pass filter beserta band reject filter).
Dari hasil olah sinyal tersebut akan diambil sinyal
detak jantungnya saja. Sinyal yang masih lemah ini
kemudian di kuatkan dengan Amplifier Instrumentasi dan
akan ditentukan scalingnya. Setelah sinyal diproses di
pengolahan sinyal dan dibuat level scaling maka data
dimasukkan ke ADC (Analog to digital convertion), dapat
juga dengan memanfaatkan ADC Internal dalam
mikrokontroller ATMega 8535.
2.4
Teori Jantung
Jantung terdiri dari dua bagian pemompaan, secara
fisik tersusun paralel tetapi sirkulasi lewatnya darah dipompa
secara urutan seri. Setengah bagian jantung sebelah kanan
dinamakan jantung bagian kanan yang memompa darah dari
arah balik dari sistem. Sirkulasi darah yang melalui paruparu dinamakan sirkulasi pulmonari yang mensupplai
oksigen dan nutrisi ke sel badan. Hal ini dikenal dengan
sirkulasi sistem.
(a)
Warna ungu menjelaskan sinyal P.
Warna kuning merah menjelaskan sinal Q.
Warna biru menjelaskan sinyal R.
Warna hijau menjelaskan sinyal S.
Warna hitam menjelaskan segment ST (gelombang tubggu
setelah repolarisasi dan digunakan untuk diagnosa
Myocardial Infarction).
Warna oranye menjelaskan gelombang sinyal T (dari
repolarisasi ventricle juga untuk analisa Myocardial
Infarction).
Warna biru tua menjelaskan gelombang U yang jarang
terjadi.
2.4.2
Sistem sadapan / lead
Penempatan
elektroda
pada
tubuh
yang
berkombinasi pada tubuh manusia yang biasanya ada 5 atau
3 seperti pada gambar 5.
Elektroda sendiri bermacam macam bentuknya. Tiap
elektroda diberi warna untk membedakan letak dan
mempercepat pemasangan pada pasien. Kemudian ECG
memilih pasangan lead dari elektroda yang terpasang.
Macam Lead ada 3 yaitu:
-
Lead I
: Lengan Kiri (LA) dan lengan kanan
(LA)
- Lead II
: Kaki kiri (LL) dan tangan kanan (LA)
- Lead III : Kaki kiri (LL) dan Lengan kiri (LA)
Tiga Lead tersebut diatas di sebut bipolar yang
terkenal dengan nana postulasi Einthoven dengan 3 dasar
limb lead. Bipolar karena selalu ada positif dan negatif.
Sebenarnya teori Einthoven adalah berupa vector einthoven
dari lead I, lead II dan lead III seperti pada gambar 2.19.
(b)
Gambar 5. Tempat elektroda pada lengan dan kaki
Gambar 4. (a) Sinyal QRS karena gerakan dari dalam ventrikel
dan Bundle Branch Jantung (b) Sinyal ECG satu periode dengan
warna yang beda
2.4.1
Komponen sinyal jantung
Komponen sinyal jantung yang lebih lengkap akan
kita bahas lagi dari awal dengan beberapa warna supaya bisa
dimengertidan difahami. Sinyal jantung yang lengkap dapat
dilihat pada gambar 4(a). Sedangkan sinyal jantung dengan
warna dapat dilihat pada gambar 7(b).
Penjelasan tentang warna-warna sinyal jantung:
Warna kuning adalah terjadinya fasa isoelectric atau sinyal
datar .
Gambar 6. Segitiga Einthoven dan lead
3
3. DESAIN DAN IMPLEMENTASI
Sinyal jantung merupakan sinyal analog yang sangat
lemah, oleh karena itu sinyal jantung yang akan dihubungkan
ke pin ekspansi analog pada sensorboard MDA300CA
terlebih dahulu akan diberi penguatan dan difilter. Input
single-ended analog yang tersedia ada tujuh channel (A0A6). Pada channel ini terdapat level tegangan minimum yang
dapat terbaca melalui channel ini yaitu 0,6 mV. Artinya jika
ada tegangan melewati channel ini yang nilainya kurang dari
0,6 mV maka ADC pada MDA300CA akan membacanya
sebagai 0 V.
Untuk dapat menghubungkan electrocardiograph ke
node sensor (dalam hal ini melalui sensorboard
MDA300CA), maka sinyal harus dikondisikan sesuai dengan
spesifikasi MDA300CA. Gambar 5 menunjukkan skema
interfacing antara electrocardiograph dengan sensorboard
MDA300CA.
Dalam desain sistem terlihat pada gambar 7,
sensorboard MDA300CA yang telah terhubung dengan
rangkaian electrocardiograph kemudian akan disatukan
dengan mote melalui konektor 51-pin. Konfigurasi
sensorboard dan mote ini membentuk suatu node sensor.
Node sensor bertugas untuk melakukan sensing dan
memberikan report tentang pembacaan analog to digital
converter (ADC) ke base station (gateway) melalui kanal
frekuensi radio (RF). Secara spesifik mote MPR2400
(MICAz) ini mengusung protokol nirkabel Zigbee yang
merujuk pada standart IEEE 802.15.4 dengan frekuensi kerja
2,4 GHz. Komunikasi nirkabel ini dapat berlangsung karena
tertanamnya chip CC2420 buatan perusahaan Chipcon pada
mote MPR2400 (MICAz). Chip ini mendukung data rate
sampai dengan 250 kbps, selain itu juga memerlukan
konsumsi arus yang rendah.[3]
Setelah persiapan dan konfigurasi selesai dilakukan,
maka tahap berikutnya yang dilakukan adalah implementasi
sistem. Imlementasi yang dilakukan berdasarkan pada desain
sistem yang telah dibuat sebelumnya.
Sistem diuji dengan memasukkan berbagai macam
sinyal. Untuk sinyal penguji, dipilih sinyal analog yang
berasal dari sinyal jantung dan sinyal digital yang berasal
dari pengolahan sinyal jantung dengan mikrokontroler, juga
dari baterai. Metodologi penelitian dapat dilihat pada gambar
9.
Gambar 9. Metodologi Penelitian
Gambar 7. Interfacing electrocardiograph ke Sensor
4. ANALISA DATA
Setelah pengambilan data dilakukan, maka langkah
berikutnya yang dilakukan adalah analisa data.
Gambar 8. Skema Sistem Pengukuran sinyal jantung
4.1 Validasi Pembacaan Sensor
Kita menguji apakah hasil pembacaan sensor valid.
Sebagai contoh, kita akan mempergunakan sinyal DC
sebagai sinyal uji. Hasil pembacaan sensor akan
dibandingkan dengan pembacaan dari voltmeter. Pada
pembacaan sinyal DC, tegangan yang dimasukkan ke
MDA300CA adalah 1,5 volt. Dan pada pembacaan
voltmeter, tegangan DC menunjukkan nilai 1,486 volt. Pada
4
data yang diperoleh, nilai pembacaan sensor berkisar antara
1,4819 sampai 1,4838 volt.
4.2 Pengukuran Sinyal
Pada pengujian sinyal analog jantung yang berasal dari
output electrocardiograph tidak ditransmisikan dengan
sensor, tetapi hasil output dari elektrocardiograph dilihat
dengan osciloscope sebagai pembanding dengan sinyal –
sinyal jantung yang ditransmisikan dengan sensor. Pengujian
dilakukan pada laki – laki dengan umur 23 tahun. Didapat
periode sinyal jantung 120 permenit. Hasil pengukuran sinyal
jantung analog pria menggunakan osciloscope dapat dilihat
pada gambar 10. Sedangkan pengujian pada perempuan
dengan umur 23 tahun didapat periode sinyal jantung 100
permenit. Pembacaan sinyal analog jantung pada perempuan
dapat dilihat pada gambar 11.
Pada pembacaan sinyal digital jantung, sinyal analog
jantung yang berasal dari output electrocardiograph tidak
ditransmisikan dengan sensor, ataupun langsung dilihat
dengan osciloscope. Hasil output dari electrocardiograph
yang merupakan sinyal analog terlebih dahulu diubah
menjadi digital menggunakan mikrokontroler. Output dari
mikrokontroler inilah yang akan menjadi input dari
osciloscope.
Pengujian dilakukan pada 2 orang, yang pertama adalah
laki – laki dengan umur 23 tahun. Didapat periode sinyal
jantung 120 permenit yang kedua adalah perempuan dengan
umur 23 tahun. Didapat periode sinyal jantung 100 permenit.
Perbedaan periode yang didapat bukan karena adanya
kesalahan pada alat, tetapi disebabkan karena kondisi jantung
yang berbeda pada setiap orang. Gambar sinyal digital
jantung pada laki-laki dapat dilihat pada gambar 12.
Sedangkan gambar sinyal digital jantung pada perempuan
dapat dilihat pada gambar 13.
dikarenakan pengubahan sinyal jantung menjadi digital oleh
mikrokontroler mengalami pengolahan lebih lanjut dengan
memberi batasan-batasan terhadap sinyal yang masuk. Jadi
secara keseluruhan sinyal lebih mirip dengan sinyal referensi.
Selanjutnya
pengujian
dilakukan
dengan
mentransmisikan sinyal – sinyal jantung tersebut
menggunakan sensor nirkabel. Pengujian pertama dilakukan
pada sinyal analog jantung 2 pasien yang sama seperti
pengujian sebelumnya. Pada pengukuran sinyal analog
jantung yang ditransmisikan dengan sensor nirkabel
didapatkan bahwa nilai tegangan maksimum adalah 2,5 volt
dan nilai tegangan minimum adalah 0,05 volt.
Gambar 12.Pembacaan Sinyal digitaljantung laki-laki dengan osciloscope
Pada pembacaan sinyal jantung setelah ditransmisikan
dengan sensor nirkabel sinyal yang didapat tidak berbeda
jauh dengan sebelumnya. Hanya saja terjadi delay yang
menyebabkan bentuk sinyal agak tumpul pada puncak
pertama. Hal ini dikarenakan adanya proses sampling dan
kuantisasi sebelum pengiriman.
Gambar 13. Pembacaan Sinyal digital jantung perempuan dengan
osciloscope
Pengujian kedua dilakukan pada sinyal analog jantung
2 pasien yang sama seperti pengujian sebelumnya. Hasil
pengujian dapat dilihat pada gambar 14 dan 15.
Gambar 10. Pembacaan Sinyal analog jantung laki-laki dengan osciloscope
Gambar 11. Pembacaan Sinyal analog jantung perempuan dengan
osciloscope
Dapat kita lihat bahwa pembacaan sinyal digital
jantung lebih bagus dibanding dengan sinyal analog. Hal ini
Gambar 14. Pembacaan Sinyal analog jantung laki-laki dengan sensor
nirkabel
5
5. PENUTUP
Gambar 15. Pembacaan Sinyal analog jantung perempuan dengan sensor
nirkabel
Pada pembacaan Sinyal digital jantung yang
ditransmisikan dengan sensor nirkabel, dapat kita lihat bahwa
pembacaan sinyal digital jantung mengalami delay yang
disebabkan kesalahan kuantisasi dan sampling. Namun
secara umum kita masih dapat melihat dan menyimpulkan
bahwa sinyal tersebut adalah sinyal jantung. Gambar 16 dan
gambar 17 menunjukan plot hasil pengukuran sinyal digital
jantung.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil setelah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Telah dilakukan desain dan implemetasi sistem
pemantauan kesehatan manusia pada jaringan
sensor nirkabel dengan didapatkan frekuensi
sampling maksimum adalah 150 Hz
2. Koneksi antara kulit dan elektrode dapat menjadi
masalah.
3. Telah dilakukan pengukuran dengan melibatkan
sinyal jantung analog dan digital pada beberapa
orang, dan didapatkan bahwa ada pengaruh antara
mote dan gateway pada saat transmisi yang
menyebabkan terjadinya delay, namun hasil
pengukuran tidak sampai menyimpang jauh tetapi
hal inimenjadikan sistem kurang akurat.
4. Adanya delay dikarenakan adanya proses sampling
dan kuantisasi data yang akan ditransmisikan
5. Kabel antara elektrode dan ecg dapat menimbulkan
banyak noise jika yang digunakan bukan kabel
biomedik (kabel khusus ecg)
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Gambar 16. Pembacaan Sinyal digital jantung laki-laki dengan sensor
nirkabel
Pada pembacaan sinyal-sinyal diatas, terdapat perbedaan
periode antara sinyal yang dibangkitkan dengan sinyal yang
terukur. Hal ini terjadi karena adanya delay sinyal antara
sinyal yang dibangkitkan dengan sinyal yang terbaca oleh
sensor.
4.
5.
Dr. sofyan djalil, SH. MA. MALD, “ teknologi
informasi untuk kesehatan sebagai komunikasi
informasi
efektif
bagi
daerah”,
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/7/45af03d48b
5a82ae1a6d1a6413da0fa17116cd51.pdf, januari, 2009
K. Sohraby, D. Minoli, T. Znati, “Wireless Sensor
Network: Technology, Protocol, and Applications”,
Wiley-interscience, 2007
www.xbow.com/Products/Product_pdf_files/Wireless_
pdf/MICAZ_Datasheet.pdf
Greg,S.,
http://www.merginet.com/index.cfm?pg=products&fn=
blueecgele, 7 Oktober 2006
W. Mark Saltzman, “BIOMEDICAL ENGINEERING:
Bridging Medicine and Technology, Cambridge
University, 2009
BIOGRAFI
Gambar 17. Pembacaan Sinyal digital jantung perempuan dengan sensor
nirkabel
Ratih Dwi Wulansari, lahir di
Surabaya, 4 november 1986,
merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Memulai pendidikan
formal di SD Hang Tuah XII
Surabaya, meneruskan pendidikan
di SLTP Negeri 2 Surabaya dan
SMA Negeri 1 Surabaya. Lulus
SMU tahun 2004 dan melanjutkan
studi di jurusan D3 Teknik Elektro ITS Surabaya, kemudian
melanjutkan studi sarjana di Teknik Elektro ITS Surabaya
melalui program lintas jalur. Penulis mengambil bidang studi
telekomunikasi .
6
Download