1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kanker rongga mulut merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi
di dunia. Kanker ini mempunyai prevalensi yang tinggi dan menduduki peringkat
ke-6 terbanyak dari seluruh keganasan yang terjadi di dunia (Warnakulasuriya,
2009). Sekitar 17% dari semua keganasan yang terjadi pada laki-laki dan 10,5%
pada wanita merupakan kanker rongga mulut (Jemal dkk., 2009). Kasus kanker
rongga mulut ini banyak terjadi terutama di Asia Tenggara dan telah dilaporkan
sebanyak 62% terjadi di negara-negara berkembang. Di Indonesia, menurut
laporan Riskesdas (2013) prevalensi kanker mencapai 1,4 per 1000 penduduk dan
menjadi penyebab kematian setelah asma dan penyakit paru obstruksi kronis.
Prevalensi kanker tertinggi terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (4,1%),
diikuti Jawa Tengah (2,1%), Bali (2%), Bengkulu, dan Jakarta masing-masing 1,9
per mil.
Kanker rongga mulut merupakan pertumbuhan sel rongga mulut yang tidak
terkendali yang menyebabkan cacat di wajah, kelemahan tubuh, dan akhirnya bisa
menimbulkan kematian. Hampir semua kanker rongga mulut berasal dari epitel
skuamosa yang melapisi mulut, lidah serta bibir, tetapi yang paling banyak
ditemukan adalah pada lidah. Kanker lidah paling sering terjadi pada bagian
lateral lidah dan sering kali asimtomatik (Schwartz, 2000). Sifat dari kanker
adalah memiliki kemampuan untuk menginvasi pada jaringan sekitar, menyebar
1
2
ke seluruh tubuh dan mengalami metastasis pada daerah lain (Snustad, 2000).
Penyebab kanker lidah secara pasti belum diketahui (Mikrajudin dkk., 2006).
Faktor yang diduga menyebabkan kanker lidah, yaitu konsumsi alkohol dan
tembakau pada seorang perokok (Jong, 2001). Selain itu kanker lidah bisa juga
disebabkan oleh mengunyah sirih dan konsumsi buah-buahan serta sayuran yang
sedikit (Massoro, 2006).
Kanker merupakan proliferasi sel abnormal dan tidak terkontrol. Proliferasi
sel merupakan proses biologis yang harus dikendalikan dengan mekanisme yang
terkoordinasi (Schluter dkk., 1995). Mekanisme yang mendasari pengaturan
proliferasi sel adalah siklus sel. Siklus sel yang terjadi pada semua organisme
meliputi proses pertumbuhan, proliferasi, pengaturan DNA, perkembangan sel,
dan perkembangan jaringan sebagai respon luka. Kerusakan DNA dapat
mengakibatkan berhentinya siklus sel pada fase G1 dan selanjutnya akan terjadi
proses perbaikan. Jika kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki maka sel tersebut
akan mengalami apoptosis. Sel kanker akan terjadi proliferasi yang berlebih
karena proliferasi sel kanker tidak bergantung pada rangsangan sinyal
pertumbuhan dari luar sehingga sel kanker dapat tumbuh tidak terkendali
walaupun tanpa adanya sinyal pertumbuhan (Hanahan dan Weinberg, 2000).
7,12-Dimetilbenz[a]antrasen (DMBA) merupakan senyawa kimia yang
bersifat
karsinogenik.
mengakibatkan
Penggunaan
pembentukan
DMBA
kanker
yang
(Ikegwuonu
berulang
dan
teratur
dkk.,
1999).
7,12-
Dimetilbenz[a]antrasen menginisiasi karsinogenesis dalam epitel lidah melalui
induksi peradangan kronis dan pembentukan DNA adduct (Silvan dkk., 2011).
3
Pengobatan modern banyak dilakukan untuk mengobati kanker lidah, tetapi
obat untuk kanker tersebut seringkali tidak terjangkau oleh masyarakat. Untuk
mengatasi masalah tersebut, saat ini dikembangkan obat tradisional untuk
pengobatan kanker. Ada beberapa kelebihan penggunaan obat tradisional, yaitu
harganya lebih murah karena dapat dibudidayakan, dan mudah didapatkan
(Matsuda dkk., 2007).
Sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman hayati, Indonesia
memiliki hasil alam yang cukup melimpah terutama pada sektor pertanian.
Indonesia merupakan negara tropis yang banyak ditumbuhi jenis tumbuhan yang
dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Herba ciplukan adalah tanaman yang
termasuk dalam famili Solanaceae, kelas Dicotyledonnae. Menurut data empiris,
herba ciplukan dapat digunakan sebagai obat kencing manis, penyakit paru-paru,
dan ayan (Djumidi, 1991). Herba ciplukan juga digunakan untuk sakit
tenggorokan, influenza, bisul, dan prostat (Permadi, 2008). Herba ciplukan ini
mengandung komponen chlorogenic acid, asam sitrun, fisalin, flavonoid, saponin,
dan polifenol (Permadi, 2008). Fisalin diduga mempunyai aktivitas antikanker
karena kemampuannya menghambat pertumbuhan sel kanker leukimia (Chiang
dkk., 1992).
Dari beberapa penelitian, diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh
Armandari (2009) membuktikan ekstrak etanolik herba ciplukan memiliki efek
sitotoksik pada sel kanker payudara T47D dengan IC50 160 µg/ml. Ekstrak
etanolik ciplukan juga memiliki efek antiproliferasi, memacu G2/M arrest, dan
apoptosis pada sel kanker payudara MDA-MB 231 dan MCF-7 (Hsieh dkk., 2006)
4
serta mempunyai aktivitas antihepatoma pada sel hepatoma manusia Hep G2, Hep
3B, dan PLC/PRF/5 (Wu dkk., 2004). Fisalin B dan fisalin D yang diisolasi dari
ciplukan diketahui memiliki aktivitas sitotoksik pada beberapa sel kanker
diantaranya kanker payudara (Magalhàes dkk., 2006).
Untuk mengoptimalkan potensi ciplukan sebagai agen kemoprevensi
terutama pada kanker lidah, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh
ekstrak etanolik herba ciplukan pada lidah tikus galur Sprague Dawley yang
dipapar DMBA. Apabila terbukti bahwa ekstrak herba ciplukan dapat
menghambat karsinogenesis pada sel kanker lidah, maka herba ini dapat
dikembangkan sebagai salah satu alternatif agen kemoprevensi.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana efek ekstrak etanolik herba ciplukan (Physalis angulata L.)
terhadap proliferasi sel epitel lidah tikus galur Sprague Dawley yang dipapar
DMBA?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan oleh Fauzi dkk. (2011) menunjukkan bahwa
pemberian dosis 750 mg/kg BB dan 1500 mg/kg BB ekstrak etanolik herba
ciplukan dapat menghambat proliferasi sel kanker hepar tikus betina galur
Sprague Dawley yang diinduksi DMBA sebesar 11% dan 20%. Penelitian
aktivitas antiproliferasi ekstrak etanolik herba ciplukan dengan dosis 750 mg/kg
BB dan 1500 mg/kg BB terhadap sel payudara tikus betina galur Sprague Dawley
5
dipapar DMBA diketahui juga menurunkan proliferasi sebesar 13,23% dan
17,65% (Monikawati dkk., 2011). Penelitian mengenai efek ekstrak etanolik herba
ciplukan dengan dosis 750 mg/kg BB dan 1500 mg/kg BB terhadap proliferasi sel
epitel
lidah
pada
tikus
galur
Sprague
Dawley
yang
dipapar
7,12-
dimetilbenz[a]antrasen (DMBA) belum pernah dilakukan sebelumnya.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekstrak etanolik ciplukan
sebagai agen kemoprevensi rongga mulut dan mengembangkan potensi bahan
alam Indonesia sebagai agen kemoprevensi dalam usaha pencegahan kanker lidah.
2. Tujuan Khusus :
Mengetahui pengaruh ekstrak etanolik ciplukan terhadap proliferasi sel
epitel lidah tikus galur Sprague Dawley yang dipapar DMBA.
E. Manfaat Penelitian
1. Dalam penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan data ilmiah mengenai
aktivitas kemoprevensi ekstrak etanolik herba ciplukan terhadap sel epitel lidah
tikus galur Sprague Dawley yang dipapar 7,12-dimetilbenz[a]antrasen.
2. Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan herba obat yang
terdapat di Indonesia dan mengembangkan herba ciplukan sebagai agen
kemoprevensi kanker lidah sehingga dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dalam penemuan dan pengembangan pengobatan kanker lidah.
Download