BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Network Apakah network itu? menurut William Stallings (2004, p.10), network adalah : ”Teknologi dan arsitektur yang digunakan dalam komunikasi dari 2 alat komunikasi atau lebih ” Sejarah penciptaan network (jaringan) dimulai pada tahun 1791 ketika perancis pertama kali menciptakan sebuah jaringan ”telegraf optik”. Era komunikasi berikutnya ditandai dengan ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876 dan penemuan kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) pertama oleh John Carty pada tahun 1881. Setelah terjadinya Perang Dunia I, teknologi komunikasi mulai mengalami kemajuan yang signifikan. Pada tahun 1960, teknik multiplexing yang disebut dengan Time Division Multiplexing ditemukan, dan yang menandai awal revolusi komunikasi data adalah dengan penciptaan Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) pada tahun 1970. Pada perkembangan berikutnya, sebuah jaringan yang digunakan untuk komunikasi data diklasifikasikan ke dalam 2 kategori besar, yakni Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) lebih lanjut akan dijelaskan kedua kategori ini. 8 9 2.1.1 Network Device Hub Adalah jenis titik koneksi umum untuk perangkat dalam sebuah jaringan. Hub biasa digunakan untuk menghubungkan segmen dari sebuah LAN. Sebuah hub mempunyai beberapa port, ketika sebuah paket tiba pada salah satu port, maka paket tersebut akan dikirimkan pada semua port, sehingga data dapat dilihat oleh setiap perangkat yang terhubung pada hub. Gambar 2.1 Sebuah Hub (Sumber: www.linksys.com) Switch Adalah sebuah perangkat yang menyaring dan meneruskan paket data antara segmen LAN. Switch beroperasi pada data link layer (layer kedua dari 7 OSI Layer) dan terkadang network layer (layer ketiga dari 7 OSI layer) dan mendukung semua protokol paket data. 10 Gambar 2.2 Tiga Buah Switch (Sumber: www.micronet.com) Router Adalah sebuah perangkat yang meneruskan paket data pada jaringan. Sebuah router terhubung paling tidak pada dua jaringan, biasanya dua LAN atau WAN atau sebuah LAN dengan jaringan ISPnya. Router terletak pada gateway, tempat dimana dua atau lebih jaringan terhubung. Gambar 2.3. Sebuah Router Cisco (Sumber: www.cisco.com) 11 2.1.2 Local Area Network (LAN) Gambar 2.4. LAN (Sumber: www.webopedia.com) Sebuah LAN adalah sebuah jaringan yang terdiri atas banyak device yang saling berhubungan dan menyediakan sebuah cara untuk pertukaran informasi antara device-device tersebut. Perbedaaan utamanya dengan WAN adalah : 1. Cakupan LAN lebih kecil, biasanya hanya berkisar pada satu bangunan atau beberapa bangunan dalam satu cluster. Perbedaan geografis ini pada akhirnya membuat pendekatan teknis pada LAN berbeda dari WAN. 12 2. Umumnya LAN dimiliki oleh sebuah organisasi yang sama yang memiliki device-device yang saling berhubungan tersebut. Pada WAN, biasanya tidak seluruhnya aset dari jaringan WAN tersebut dimiliki oleh satu organisasi. Ini memiliki 2 implikasi, Pertama, ketelitian harus digunakan dalam pemilihan LAN, karena mungkin akan ada investasi modal yang cukup besar ( dibandingkan dengan dial up atau sewa untuk WAN) untuk pembelian dan perawatan. Kedua, tanggung jawab manajemen jaringan LAN sepenuhnya ada pada tangan pengguna. 3. Tingkat data internal pada LAN biasanya jauh lebih besar dari WAN. LAN memiliki banyak konfigurasi yang berbeda-beda. Yang paling umum adalah switched LAN dan wireless LAN. Switched LAN yang paling umum adalah switched ethernet LAN, yang biasanya terdiri dari beberapa switch dengan sejumlah device yang terhubung kepadanya, atau sejumlah switch-switch yang saling berhubungan. Wireless LAN menggunakan beberapa variasi dari teknologi dan organisasi transmisi wireless. 2.1.3 Wide Area Network (WAN) WAN adalah jaringan komunikasi data yang mencakup sebuah area geografis yang luas, transmisinya bergantung oleh medium pembawa berskala besar. Secara umum, WAN terdiri atas beberapa switching node yang saling terhubung satu sama lain. Transmisi dari salah satu device akan dipetakan (routed) melalui node internal ini ke device yang dituju. Node-node ini sama sekali tidak berhubungan dengan isi 13 dari sebuah data, tujuan mereka adalah menyediakan fasilitas switching yang akan memindahkan data dari node ke node hingga akhirnya mencapai tujuan. Gambar 2.5 Ilustrasi Sederhana WAN (Sumber: www.more.net) Secara tradisional, WAN biasanya diimplementasikan dengan menggunakan salah satu dari 2 teknologi, yakni : circuit switching dan packet switching dan pada perkembangannya peran utama kemudian dipegang oleh frame relay dan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Circuit Switching Dalam sebuah jaringan yang bersifat circuit switching, sebuah jalur komunikasi yang bersifat dedicated dibentuk di antara 2 stasiun melalui node-node 14 dalam jaringan. Jalur tersebut adalah merupakan sambungan fisik yang saling bersambung (sequential link) antara node. Gambar 2.6 Circuit Switching (Sumber: www.cisco.com) Pada tiap sambungan (link), sebuah kanal logical digunakan untuk setiap koneksi, data yang dihasilkan oleh stasiun sumber ditransmisikan melalui jalur ini sebanyak mungkin. Pada setiap node, data yang masuk kemudian di routed atau di switch ke kanal keluaran yang sesuai tanpa adanya delay. Contoh umum dari circuit switching adalah jaringan telpon. Packet Switching Pendekatan lain yang berbeda digunakan pada jaringan yang bersifat packet switching. Pada kasus ini, tidak diperlukan adanya suatu jalur yang bersifat dedicated. Data dikirim dalam pecahan kecil yang saling berhubungan, yang disebut packet 15 Gambar 2.7 Packet Switchinq (Sumber: www.networkdictionary.com) Tiap packet diteruskan oleh jaringan dari node ke node melalui jalur yang menghubungkan ke tujuan. Pada tiap node, keseluruhan packet diterima, disimpan secara singkat, dan kemudian ditransmisikan ke node berikutnya. Penggunaan packet switching secara umum biasanya dilakukan pada komunikasi terminal dengan komputer, atau komputer dengan komputer. Frame Relay Packet switching dibuat pada saat dimana fasilitas transmisi digital jarak jauh mempunyai tingkat kesalahan (error rate) yang lebih tinggi daripada fasilitas zaman sekarang. Sebagai hasilnya, tingkat overhead yang cukup besar disertakan dalam skema packet switching, sebagai kompensasi dari error rate yang tinggi. Overhead 16 ini adalah bit-bit tambahan dalam packet yang berfungsi sebagai salah satu sistem deteksi dan pemulihan dari kesalahan dalam pengiriman packet. Gambar 2.8 Frame Relay (Sumber: www.schoolsonline.org) Dengan sistem telekomunikasi modern yang berkecepatan tinggi, sebuah teknik baru dibuat yang kemudian disebut frame relay. Teknik packet switching didesain dengan tingkat data hanya sebesar 64 Kbps, sedangkan jaringan frame relay didesain untuk beroperasi pada tingkat data sebesar 2 Mbps. Kunci dari pencapaian tingkat data yang tinggi ini adalah menghapus overhead yang biasanya digunakan dalam kendali kesalahan (error control). Asynchronous Transfer Mode (ATM) Asynchronous Transfer Mode (ATM), sering kali disebut juga sebagai cell relay. Perbedaan utamanya dengan frame relay adalah pada panjang packet nya yang tetap, sementara panjang packet frame relay bersifat variatif. 17 Gambar 2.9 ATM (Sumber: www.pentagon.gov.us) Dengan penggunaan panjang packet yang fixed, tingkat overhead menjadi lebih rendah. Hasilnya adalah penggunaan ATM untuk kecepatan antara 10 hingga 100 Mbps dan bahkan pada tingkat Gbps. 2.1.4 MetropolitanArea Network (MAN) MAN adalah level pertengahan di antara WAN dan LAN. MAN diciptakan sebagai hasil dari kesadaran bahwa teknik tradisional point-to-point dan switched network yang digunakan di WAN mungkin tidak cukup untuk kebutuhan organisasi yang kian berkembang. Sementara ATM dan Frame Relay menjanjikan kecepatan yang tinggi, akan tetapi biaya yang dikeluarkan cukup signifikan 18 Gambar 2.10 MAN (Sumber: www.cisco.com) Timbul suatu keperluan network pribadi dan umum dengan kecepatan yang tinggi dan biaya yang rendah bagi sebuah wilayah yang besar. Pendekatanpendekatan untuk kebutuhan ini telah diimplementasikan, di antaranya adalah wireless network. 2.1.5 Network Topology Menurut William Stallings (2004.p.813), network topology (topologi jaringan) adalah cara konfigurasi dan pengaturan fasilitas transmisi dan device yang 19 tersambung ke dalam suatu network. Terdapat beberapa topologi umum dalam pengaturan network, beberapa di antaranya : Bus Topology Gambar 2.11 Bus Topology (Sumber: www.delmar.edu) Topologi bus dikarakterisasikan dengan penggunaan media multi point. pada topologi ini, semua stasiun tersambung dengan menggunakan suatu antarmuka piranti keras yang disebut dengan nama tap, secara langsung kepada medium transportasi linear, atau dikenal dengan nama bus. Operasi full duplex antara stasiun dan tap memungkinkan data untuk ditransmisikan ke dalam bus dan menerima data yang ditransmisikan melalui bus. Semua transmisi yang dilakukan oleh satu stasiun akan disebarkan ke seluruh jaringan dan dapat diterima oleh semua stasiun lainnya. Pada tiap ujung dari bus ada sebuah terminator, yang menyerap semua sinyal, menghapusnya dari bus. 20 Tree Toplogy Topologi ini adalah generalisasi dari topologi bus. Media transmisinya adalah kabel bercabang tanpa loop yang tertutup. Titik tree dimulai dari sebuah titik yang disebut head-end. Satu kabel atau lebih dimulai dari head-end, dan tiap kabel ini mungkin memiliki cabang. Gambar 2.12 Tree Topology (Sumber: xnet.rrc.mb.ca) Cabang itu pada gilirannya dapat memiliki cabang lagi untuk memungkinkan desain yang lebih kompleks. Sifat transmisi datanya sama seperti bus, dimana semua stasiun dapat membaca data yang dipropagasikan. 21 Ring Topology Topologi ini terdiri atas sekumpulan repeater yang dihubungkan dengan sambungan point-to-point dalam sebuah loop yang tertutup. Repeater adalah alat sederhana yang mampu menerima data dari sebuah sambungan dan meneruskannya secepat mungkin. Sifat dari sambungan pada topologi ini adalah satu arah, sehingga data akan bersirkulasi dalam ring dan bergerak sesuai arah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum jam. Gambar 2.13 Ring Topology (Sumber: www.cyber.ust.hk) Star Topology Pada topologi ini, setiap stasiun disambungkan secara langsung ke sebuah node pusat. Biasanya tiap stasiun tersambung ke node pusat melalui 2 sambungan pointto-point, satu untuk transmisi, dan satu untuk penerimaan. Ada 2 cara operasi bagi 22 node pusat, yakni dengan metode broadcast, atau metode dimana node pusat bertindak sebagai device untuk frame switching. Gambar 2.14 Star Topology (Sumber: www.intelliallcom.com) 2.1.6 Protokol Jaringan Dalam suatu jaringan komputer terdapat banyak sekali device-device dari vendor yang berbeda-beda. Diperlukan suatu standar bagaimana mereka dapat berkomunikasi, International Standard Organization (ISO) pada tahun 1977 membentuk sebuah arsitektur protokol yang disebut Open System Interconnection 23 (OSI) yang merupakan model referensi mengenai protokol OSI dalam jaringan, model lainnya adalah TCP/IP model sebagai standarisasi dari internet. OSI Layers Gambar 2.15. 7 Lapisan OSI (Sumber: www.wildpackets.com) Lapisan (layers) dari protokol OSI adalah : a. Physical Layer Lapisan fisik (physical layer) mendefinisikan tentang antarmuka fisik antara devices. Lapisan ini memiliki 4 karakteristik penting : i. Mechanical : Berkaitan dengan properti fisik dari antarmuka sebuah media transmisi. Secara umum adalah spesifikasi dari sebuah konektor yang menyambungkan satu atau lebih sinyal konduktor, yang disebut dengan istilah circuit ii. Electrical : Berkaitan dengan representasi dari bit ( dalam 24 istilah level voltase ) dan tingkat transmisi data dari bit. iii. Functional : Berhubungan dengan fungsi yang dilakukan oleh sirkuit individual dari sebuah antarmuka fisik antara sebuah sistem dengan sebuah media transmisi. iv. Procedural : Berhubungan dengan urutan proses pertukaran arus bit sepanjang media fisik. Contoh dari standarisasi pada lapisan ini adalah sebagian dari standarisasi pada sistem wireless dan LAN. b. Data Link Layer Lapisan ini berusaha membuat sambungan (link) fisik dapat bekerja dengan baik, ia menyediakan cara mengaktifkan, menjaga, dan mematikan sambungan tersebut. Layanan utama yang disediakan lapisan ini bagi lapisan di atasnya adalah deteksi dan pengendalian error. Contoh standarisasi pada layer ini adalah HDLC dan LLC. c. Network Layer Lapisan ini menyediakan transfer informasi antara end system melalui semacam jaringan komunikasi. Ia berfungsi agar lapisan di atasnya tidak harus mengetahui segala hal mengenai transmisi data yang sedang berjalan dan teknologi switching yang digunakan untuk menghubungkan sistem. Pada lapisan ini, sistem komputer melakukan dialog dengan network untuk menentukan alamat tujuan dan untuk meminta fasilitas network tertentu, misalnya prioritas. 25 d. Transport Layer Lapisan ini menyediakan sebuiah mekanisme pertukaran data antara end system. Layanan transportasi berorientasi koneksi meyakinkan bahwa data terkirim dalam keadaan bebas dari error, dalam urutan yang benar, tanpa adanya loss atau duplikasi. Lapisan ini juga berhubungan dengan optimisasi dari penggunaan layanan network dan menyediakan quality of service bagi sebuah entitas session. Sebagai contoh, entitas session mungkin mendefinisikan tingkat error yang masih dapat diterima, delay maksimal, prioritas, dan keamanan e. Session Layer Lapisan ini menyediakan mekanisme pengendalian dialog antara sistem pada end system. Pada banyak kasus, akan hanya ada sedikit atau sama sekali tidak diperlukan layanan dari lapisan ini, akan tetapi bagi beberapa sistem, penggunaan layanan ini sangat penting. Layanan kunci yang diberikan oleh lapisan ini antara lain : i. Dialogue Discipline : Mengatur terjadinya dialog, apakah secara dua arah dengan bersamaan (full duplex) atau 2 arah bergantian ( half duplex ). ii. Grouping : Alur dari data dapat ditandai untuk mendefinisikan suatu pengelompokan dari data. iii. Recovery : Penyediaan mekanisme pemeriksaan, sehingga jika ada kesalahan yang terjadi antara checkpoint, entitas session dapat mengirim ulang semua data dari checkpoint terakhir. 26 f. Presentation Layer Lapisan ini mendefinisikan format dari data yang akan dipertukarkan antara aplikasi dan menyediakan program aplikasi layanan transformasi data. Lapisan ini juga mendefinisikan sintaks yang digunakan antar entitas application dan menyediakan pemilihan dan modifikasi dari representasi yang digunakan. Contoh dari layanan yang bisa dilakukan pada lapisan ini antara lain adalah kompresi dan enkripsi. g. Application Layer Lapisan ini menyediakan cara sebuah program aplikasi untuk mengakses lingkungan OSI. Lapisan ini mengandung fungsi manajemen, dan mekanisme yang berguna untuk mendukung aplikasi terdistribusi. TCP/IP Layers Gambar 2.16 Model Lapisan TCP/IP (Sumber: www.microsoft.com) 27 Model TCP/IP membagi komunikasi menjadi 5 lapisan independen : a. Network Access Layer Lapisan ini berhubungan dengan pertukaran data antara end system (server, workstation, dll) dengan jaringan dimana ia tersambung. Lapisan ini juga berhubungan dengan penyediaan akses dan routing dari data bagi 2 end system di dalam jaringan yang sama. Lapisan ini juga mengatur antarmuka fisik antara device transmisi data dengan sebuah media transmisi atau jaringan. Lapisan ini bertugas menspesifikasikan karakteristik dari media transmisi, sifat dari sinyal, tingkat data, dan hal lain yang berhubungan. b. Internet Layer Lapisan ini menyediakan prosedur yang diperlukan oleh data agar dapat melalui network-network berbeda yang saling berhubungan. Internet Protocol (IP) digunakan pada lapisan ini sebagai penyedia fungsi routing melalui banyak jaringan. c. Transport Layer Lapisan ini menyediakan mekanisme untuk memastikan pertukaran data berlangsung secara baik, data yang dikirim dari tujuan tiba dalam keadaan lengkap dan dengan urutan yang sama seperti ketika dikirim. Lapisan ini menggunakan Transport Control Protocol (TCP). 28 d. Application Layer Lapisan ini menyediakan logika yang diperlukan untuk mendukung aplikasi user yang bervariasi. Untuk tiap aplikasi yang berbeda, seperti file transfer, modul yang terpisah yang diperuntukkan bagi aplikasi tersebut diperlukan. 2.2 Network Management Mengatur jaringan sebuah organisasi menjadi semakin sulit dengan perkembangan yang semakin besar dan kompleks. Ketika kita berbicara mengenai manajemen jaringan, maka kita membicarakan keseluruhan sistem yang menghasilkan traffic di dalam jaringan, bukan hanya komponen yang membawa informasi dalam sebuah jaringan. Sebuah jaringan dari komputer bila tidak ada sistem di dalamnya tidak akan menyediakan layanan yang berguna bagi penggunanya. Sistem ini bisa jadi sebuah server database, server file, atau server mail. Penyatuan antara jaringan telekomunikasi dengan jaringan komputer menyebabkan diperlukannya sebuah fungsi pengendalian yang jelas. 2.2.1 Pengertian Network Management Subramanian (p.40,2000) (manajemen jaringan) adalah : menjelaskan bahwa network management 29 ” Operasi, administrasi, pemeliharaan, dan pembekalan dari jaringan dan layanan yang terlibat dalam operasi sehari-hari untuk menyediakan layanan jaringan yang stabil”. Administrasi dari sebuah jaringan berhubungan dengan penyediaan dan pelaksanaan tujuan umum, kebijakan, dan prosedur dari manajemen sebuah jaringan. Pemeliharaan mempunyai fungsi yang termasuk di dalamnya adalah instalasi dan perbaikan dari fasilitas dan peralatan. Pembekalan (provisioning) terlibat dalam perencanaan sebuah network. Berdasarkan model ISO untuk manajemen jaringan (Subramanian 2000,p.43) terdapat 5 level konseptual dalam manajemen jaringan : 1. Failure Management Sistem manajemen jaringan akan membantu dalam deteksi dan isolasi problem, praktek yang paling baik dari penggunaannya adalah pada saat kondisi operasi terburuk, sistem manajemen jaringan ini akan dapat melakukan deteksi ini secara otomatis. Pada kasus umum, sistem manajemen jaringan ini akan dapat mendeteksi kesalahan yang terjadi pada komponen dan mengirimkan sinyal mengenai kesalahan yang terjadi. Tanggung jawab perbaikan dan pemulihan layanan berikutnya diserahkan kepada team IT. 2. Security Management Manajemen ini dapat memiliki cakupan yang sangat luas dari keamanan, yang termasuk diantaranya cara mengamankan jaringan secara fisik dan mengendalikan 30 akses ke dalam jaringan oleh user. Hak akses ke software aplikasi bukan merupakan tanggung jawab dari NOC kecuali aplikasi tersebut dimiliki atau dirawat oleh NOC. 3. Configuration Management Ada 3 konfigurasi jaringan, yang pertama adalah konfigurasi statis dan merupakan konfigurasi permanen dari jaringan. Konfigurasi statis adalah konfigurasi yang akan muncul bila jaringan dijalankan dari status idle. akan tetapi, mungkin saja konfigurasi yang sedang berjalan berbeda dengan konfigurasi permanen. Konfigurasi kedua dari jaringan, adalah konfigurasi yang sedang berjalan. Konfigurasi ketiga adalah konfigurasi yang direncanakan untuk masa yang akan datang. Informasi mengenai konfigurasi ini berguna untuk perencanaan dan manajemen inventaris. Data konfigurasi ini akan dikumpulkan sebanyak mungkin oleh sistem manajemen jaringan, untuk kemudian disimpan. 4. Performance Management Data yang dikumpulkan secara rutin oleh sistem manajemen jaringan dapat digunakan untuk melakukan setting lebih lanjut terhadap jaringan agar dapat berfungsi optimal. Statistik traffic dari sistem manajemen jaringan dapat dijadikan acuan untuk pemantauan dini bagi trend dan keperluan di masa yang akan datang. Data performa digunakan untuk meningkatkan kemampuan jaringan serta waktu respons. 31 5. Accounting Management Manajemen administrasi NOC dalam mengalokasikan penggunaan jaringan. Juga dibuat parameter-parameter untuk pengukuran penggunaan layanan dan sumber daya. 2.2.2 Perspektif Network Management a. Goal Of Network Management Salah satu fungsi dari manajemen jaringan adalah pemenuhan tujuan dari manajemen jaringan, yakni meyakinkan pengguna sebuah jaringan dapat menerima layanan teknologi informasi dengan kualitas yang mereka harapkan. Untuk pemenuhan tujuan ini, manajemen harus membuat suatu kebijakan secara formal ataupun membuat sebuah Service Level Agreement (SLA) dengan pengguna. Sebagai contoh, server yang bertindak dalam operasi kritis seperti e-mail dan web server, dan jaringan yang berhubungan dengan operasi yang tidak boleh diganggu, harus dapat menyediakan jaminan SLA bahwa layanan mereka akan tersedia selama 24 jam dalam seminggu. Untuk sistem dan jaringan yang bersifat non-kritis, jaminan layanan selama 8 jam dari senin sampai jumat harus dapat dipastikan. b. Network Provisioning Fungsi ini terdiri atas perencanaan dan desain jaringan dan merupakan tanggung jawab dari engineering group yang memantau teknologi baru dan memperkenalkannya bila diperlukan. Penentuan apa yang diperlukan dan kapan 32 diperlukan, dibuat melalui analisis dari traffic dan data performa jaringan dari operasi jaringan. c. Network Operations Fungsi ini menyangkut keberlangsungan operasi harian dari Network Operations Center (NOC) dalam menyediakan layanan network secara maksimal. d. Network Installation and Maintenance Grup instalasi dan pemeliharaan melakukan fungsi ini, yakni instalasi dan pemeliharaan dari peralatan dan kabel. Grup ini adalah perpanjangan tangan dari engineering group untuk melakukan instalasi dan perbaikan dari permasalahan yang dialami oleh operasi jaringan. 2.3 Simple Network Management Protocol (SNMP) Beberapa standarisasi dari manajemen jaringan telah digunakan pada zaman sekarang, di antaranya adalah model OSI, model internet, TMN, IEE LAN/MAN, dan manajemen berbasis web. Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah satu di antara protokol manajemen jaringan. SNMP merupakan protokol manajemen yang sederhana, dan merupakan standar de facto dari manajemen jaringan pada saat ini. 33 2.3.1 Latar Belakang SNMP adalah sistem manajemen jaringan yang paling luas dipakai, dimana sebagian besar dari komponen sebuah jaringan yang digunakan dalam suatu organisasi memiliki agent di dalam diri mereka masing-masing, yang dapat merespon sebuah sistem manajemen SNMP. Sejarah awal penciptaan SNMP dimulai pada tahun 1970. Internet Control Message Protocol (ICMP) dibuat untuk mengatur ARPANET. ICMP adalah mekanisme untuk melakukan transfer pesan kontrol antar node. Contoh paling popular dari ICMP ini adalah Packet Internet Groper (PING). Pada tahun 1980, ARPANET berkembang menjadi Internet. Dengan penggunaan UNIX secara luas dan popularisasi dari arsitektur client/server, jaringan berbasis TCP/IP menjadi sangat cepat perkembangannya. Dengan perkembangan internet, menjadi sangat penting untuk memiliki sebuah kemampuan untuk memonitor dan melakukan konfigurasi gateway secara remote. Simple Gateway Monitoring Protocol (SGMP) dibuat dengan tujuan ini, kemudian Internet Advisory Board (IAB) merekomendasikan pembuatan SNMP yang merupakan pengembangan dari SGMP. Di kemudian hari, kesederhanaan SNMP dan implementasinya secara luas menjadikannya sebagai standar de facto dari protokol manajemen jaringan. SNMPv2 dibuat dengan tujuan agar tercapai suatu independensi dari standar OSI, dan untuk menambah fitur. 34 2.3.2 Arsitektur Umum SNMP SNMP dibentuk berdasarkan model Agent-Manager dan beroperasi di lapisan ke-tujuh (Application Layer) pada model OSI. Manajemen jaringan menggunakan SNMP dengan sebuah setting standar yang terdiri atas : Satu manager atau lebih . o Merupakan titik pusat untuk pengumpulan data dan distribusinya. • Memonitor/mengatur node yang berada dalam environment nya . • Secara umum merupakan penerima trap. Satu agent atau lebih. o Setiap device atau node yang memiliki kemampuan untuk diatur oleh manager. MIB (Management Information Base) . o Mengekspos properti dari agent dalam sebuah model pohon yang dapat ditulis dan/atau dibaca. Tiap agent SNMP merupakan bagian dari suatu komunitas, dimana manager juga merupakan bagian dari komunitas tersebut. Komunitas, atau lebih dikenal dengan sebutan Community String adalah sebuah string oktet yang panjangnya berada antara karakter ASCII 0 hingga 255. Gambar berikut merupakan sebuah gambaran besar mengenai data yang ditransfer di dalam sebuah pesan SNMP : 35 Gambar 2.17. Ilustrasi Transfer Data Dalam SNMP (Sumber: www.15seconds.com) Definisi Pesan SNMP Version number – Merupakan versi protokol SNMP Community string – String oktet yang memberikan akses ke sumber daya berdasarkan tipe komunitas ( Read/Write,Trap,dsb) PDU (Protocol Data Unit) – Berisi instruksi operasional dan informasi. o Request ID – Nilai sekuen o Error index – Berisi informasi mengenai OID (Object Identifier) yang memiliki konflik o Error status – Nilai integer yang mewakili tipe kesalahan. o OID item / Value pair – Satu objek atau lebih yang merupakan 36 bagian dari request. • Jika nilai yang di kirim adalah NULL, respon kepada manager berisi nilai dari agent. • Jika nilai yang di kirim tidak NULL, agent menulis sebuah nilai yang berkorespondensi dengan OID o Trap Response • Triggered OID – Obyek yang melampaui batas yang ditentukan • Agent IP address – Alamat IP dari Host • Generic ID – Berhubungan dengan definisi standar trap • Specific ID – Berhubungan dengan definisi proprietary dari trap. • Time Stamp – Waktu trap dilakukan,berdasarkan time ticks • OID item / value pairs – Obyek yang mungkin dikirimkan ke manager bila trap menentukan obyek tersebut diperlukan. Gambar di bawah menunjukkan cara kerja SNMP secara umum : 37 Gambar 2.18 Prinsip Kerja SNMPv1 Secara Umum (Sumber: www.15seconds.com) Perlu dicatat bahwa gambar di atas adalah prinsip kerja SNMP versi 1, community string dikirimkan dalam bentuk teks biasa. Alur Manajemen Gambar di atas telah menunjukkan alur authentikasi, skema pesan, dan skenario manajemen secara umum. Yang digambarkan di bawah ini adalah bagaimana traffic mengalir dari manager ke agent, dan juga pemrosesan yang terjadi di belakang layar. 38 Gambar 2.19 3 Tipe Kegiatan Manager Terhadap Agent (Sumber: www.15seconds.com) Gambar di atas menunjukkan bahwa manager memiliki 3 tipe kegiatan dalam korelasinya terhadap agent di dalam komunitas. Kegiatan Monitoring interval dan operasi SNMP melakukan request yang berjenis sama terhadap agent nya. Alasan pemisahan adalah agar manager dapat melakukan kedua kegiatan tersebut bersamaan. Gambar 2.20 Alur Request Standar Manager Terhadap Agent (Sumber: www.15seconds.com) 39 Gambar di atas adalah alur dari request standar yang dilakukan oleh manager terhadap agent. Manager melakukan request terhadap agent, pada kasus ini agent adalah sebuah router, yang lalu melalui beberapa langkah sebelum respon dapat dikirim balik. Langkah tersebut antara lain : Data parsing and translation – Agent menerima pesan dan melakukan pemilahan informasi dari request. MIB OID Correlation – Begitu request telah menerima otorisasi, kemudian semua PDU diambil dan dikorelasikan dengan OID di dalamnya. Execute request – Mengirimkan nilai OID kembali ke manager atau menuliskan nilai OID yang diasosiasikan di dalam PDU kembali kepada agent. Formulates response for manager – Menterjemahkan respon dari langkah di atas kembali ke dalam bentuk pesan yang dikirimkan kepada manager. Send response - Pesan dikirim kembali ke manager untuk pemrosesan lebih lanjut dan penyimpanan. 40 Gambar 2.21 Mekanisme Trap (Sumber: www.15seconds.com) Manager tidak selalu menjadi pihak yang memulai “percakapan”. Agent memiliki kemampuan untuk mengirimkan trap, yakni sebuah aksi yang dipicu akibat batas yang telah ditentukan sebelumnya telah terlampaui, ditujukan kepada manager. Dapat dilihat pada ilustrasi di atas, ketika trap dipicu, beberapa langkah dilakukan sebelum sebuah respon dapat dikirimkan kepada manager. Informasi dikumpulkan, diletakkan dalam sebuah pesan, dan dikirimkan kepada manager yang akan melakukan pemrosesan dan penyimpanan tertentu. 2.3.3 Structure of Management Information (SMI) Sebuah obyek yang di manage dapat dipandang sebagai suatu kesatuan yang terdiri atas tipe obyek, dan instance obyek. Structure of Management Information (SMI) hanya mengatur tentang tipe obyek, bukan instance dari obyek. 41 Sebuah obyek yang dimanage tidak harus berupa elemen sebuah jaringan. Ia dapat berupa obyek apapun. Sebagai contoh, internet adalah sebuah organisasi yang memiliki nama obyek, “internet” dengan OBJECT IDENTIFIER 1.3.6.1. sehingga sebuah obyek yang dimanage adalah cara untuk mengidentifikasi sebuah obyek, apakah dia berbentuk fisik atau abstrak. Tipe obyek, yang merupakan tipe data, memiliki nama, syntax, dan skema pengkodean. Namanya diwakili secara unik oleh sebuah descriptor dan object identifier. Syntax dari sebuah tipe obyek di definisikan menggunakan Abstract Syntax Notation atau ASN.1. Basic Encoding Rules (BER) atau aturan pengkodean dasar, digunakan sebagai skema pengkodean untuk proses transfer tipe data antara agent dan manager, dan antara manager dengan manager. Name. setiap tipe obyek, secara unik diidentifikasikan oleh sebuah DESCRIPTOR dan sebuah OBJECT IDENTIFIER. DESCRIPTOR dan OBJECT IDENTIFIER digunakan dengan huruf besar, karena mereka merupakan kata kunci dalam ASN.1. DESCRIPTOR mendefinisikan nama secara mnemonic dan menggunakan huruf kecil; atau paling tidak ia menggunakan huruf kecil pada awal. Seperti sebelumnya ketika kita mendefinisikan obyek internet sebagai “internet”. Karena sifatnya yang mnemonic dan dapat dibaca secara mudah, huruf besar dapat digunakan selama ia tidak berada pada awal dari nama. Sebagai contoh, obyek tabel alamat IP menggunakan nama ipAddrTable. OBJECT IDENTIFIER adalah nama dan angka yang unik di dalam Management Information Tree (MIT) atau pohon informasi manajemen. Istilah Management Information Base (MIB) digunakan untuk internet 42 MIT, sehingga internet MIB memiliki OBJECT IDENTIFIER 1.3.6.1. hal ini dapat juga didefinisikan melalu sebuah mode hybrid, seperti misalnya : internet OBJECT IDENTIFIER :: = {iso org(3) dod(6) 1}. Berikut adalah beberapa format dari deklarasi OBJECT IDENTIFIER: internet OBJECT IDENTIFIER :: = { iso(1) standard(3) dod(6) internet(1) }. internet OBJECT IDENTIFIER :: = { 1 3 6 1} internet OBJECT IDENTIFIER ::={ iso standard dod internet} Setiap nama dalam MIB internet akan dimulai dengan prefix 1.3.6.1. atau internet. Sebagai contoh ada 3 obyek diidentifikasikan di bawah obyek internet. directory OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 1} mgmt OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 2} experimental OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 3} Syntax. Syntax ASN.1 digunakan untuk mendefinisikan struktur dari tipe obyek. Tidak semua construct dalam ASN.1 digunakan dalam manajemen SNMP berbasis TCP/IP. Encoding. SNMPv1 menggunakan BER sebagai aturan dasar pengkodean, dengan Tag, Length, dan Value (TLV) untuk pengkodean informasi, ditransmisikan antara 43 proses manager dan agent. OBJECT IDENTIFIER dikode dengan menggunakan setiap nilai subidentifier yang dikodekan sebagai sebuah oktet. Karena sebuah subidentifier dapat lebih panjang dari sebuah oktet, bit ke 8 di set menjadi 1 untuk setiap nilai yang membutuhkan lebih dari 1 oktet, dan menandakan oktet berikutnya dalam urutan. Suatu pengecualian dalam aturan mengenai satu atau lebih oktet untuk tiap subidentifier adalah spesifikasi dari 2 subidentifier pertama. Sebagai contoh, iso(1) dan standard(3) {1 3}, dikodekan sebagai 43 dalam oktet pertama nilainya. Sebagai sebuah ilustrasi mari kita gunakan object identifier internet {1 3 6 1}. Oktet pertama dari TLV adalah 6 tag UNIVERSAL, dan oktet kedua mendefinisikan panjang dari nilai tersebut, yang terdiri atas 3 oktet (43, 6 , dan 1). Format pengkodeannya adalah 00000110 0000011 00101011 00000110 00000001 2.3.4 Management Information Base - II (MIB-II) MIB adalah sebuah penyimpanan basis informasi virtual. Obyek yang diatur diakses melalui basis informasi ini. Object pada MIB didefinisikan menggunakan ASN.1. MIB-II memiliki atribut tambahan untuk status obyek yang diatur. Pengelompokan obyek (Object Group) dilakukan pada obyek yang saling berhubungan. Object Group ini memfasilitasi penugasan logis dari sebuah object identifier. Salah satu kriteria untuk memilih obyek yang akan disertakan dalam standarisasi adalah obyek itu harus penting bagi manajemen kesalahan atau konfigurasi. Sehingga, jika sebuah grup diimplementasikan dalam sebuah sistem oleh sebuah vendor, semua komponennya akan diimplementasikan. Sebagai 44 contohnya, jika External Gate Protocol (EGP) atau protokol gerbang eksternal, diimplementasikan di dalam sistem, maka semua object yang berada dalam grup EGP harus ada pula. Struktur modul MIB terdiri atas nama modul, import dari modul lain, dan definisi dari modul yang sekarang. Ada 11 group didefinisikan dalam MIB-II. System Group berisi obyek yang menjelaskan administrasi sistem. Interface Group mendefinisikan antarmuka dari komponen network dan parameter dari network yang diasosiasikan dengan tiap antarmuka. Address Translation Group adalah table referensi silang antara alamat IP dengan alamat fisik. IP, ICMP, TCP, UDP, dan EGP Group adalah group dari obyek yang diasosiasikan dengan masing-masing protokol dalam sistem. CMOT Group adalah penampung penggunaan protokol OSI pada masa yang akan datang, CMIP melalui TCP/IP. Transmission Group diciptakan sebagai penampung untuk parameter yang berhubungan dengan transmisi network. SNMP Group adalah grup protokol komunikasi yang diasosiasikan dengan manajemen SNMP. Tabel 2.1 pada lampiran menjelaskan mengenai tabel-tabel kelompok Lebih lanjut mengenai masing-masing kelompok adalah : 1. Kelompok system Kelompok system menyediakan informasi umum tentang sistem yang dikelola. Kelompok sistem mengizinkan manager untuk mengetahui nama peralatan, hardware dan software yang dikandung, lokasinya, dan tugas yang perlu dikerjakan. Nama dan alamat administrator dari agent juga dapat diketahui pada 45 kelompok ini sehingga dapat dihubungi jika ada masalah. Lebih detail lihat tabel 2.2 2. Kelompok interface Kelompok interface berkaitan dengan adapter-adapter jaringan. Kelompok interface dapat mengetahui jumlah paket dan byte yang akan dikirim dan diterima dari jaringan, jumlah paket yang dibuang, jumlah broadcast dan ukuran antrian output saat itu. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.3 3. Kelompok at Kelompok at (address translation) terdiri dari tabel yang mengubah alamat jaringan menjadi alamat fisikal atau alamat subnetwork untuk semua interface dari system. Sejak MIB-II, setiap grup protokol mempunyai table translasi sendiri, sehingga kelompok ini tidak dibutuhkan dan status dihilangkan. Implementasi kelompok at ini kompatibel dengan MIB-I. 4. Kelompok ip Internet menggunakan IP sebagai protokol jaringan. Grup ip mempunyai informasi dengan berbagai macam parameter dari protokol. Kelompok ip mempunyai tabel yang menggantikan tabel Address Translation. Kelompok ip mengartikan semua parameter yang dibutuhkan untuk node untuk mengatur protokol IP, seperti di komputer host ataupun router. Kita dapat menggunakan MIB ip untuk mendapatkan informasi mengenai lapisan IP. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.4 46 5. Kelompok icmp Kelompok icmp berkaitan dengan pesan-pesan kesalahan IP. Pada dasarnya kelompok icmp mempunyai counter bagi setiap pesan icmp yang merekam jumlah jenis tertentu yang diketahui. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.5 6. Kelompok tcp Kelompok tcp memonitor jumlah koneksi terbuka saat ini dan jumlah kumulatifnya, segmen-segmen yang dikirim dan diterima, dan statistik berbagai kegagalan.Lebih detail lihat lampiran tabel 2.6 7. Kelompok udp Kelompok udp melakukan log jumlah paket UDP yang dikirim dan diterima, dan jumlah paket UDP yang tidak dapat diantarkan sehubungan port tidak diketahui atau karena alasan lain. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.7 8. Kelompok egp Kelompok egp digunakan oleh router untuk mendukung protokol gateway eksterior. Kelompok ini menghitung jumlah paket EGP yang keluar, paket EGP yang masuk diteruskan secara hemat, paket yang masuk dan dibuang. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.8 47 9. Kelompok SNMP Kelompok SNMP menyediakan informasi mengenai obyek SNMP, prinsip statistik yang berhubungan dengan traffic dan permasalahan atau kondisi error. Semua obyek ini meiliki sebuah sintaks Counter dengan pengecualian masukan terakhir yang merupakan Integer. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.9 2.4 Network Monitoring Network monitoring adalah salah satu tool dalam manajemen jaringan, fungsi dari tool ini adalah memantau keadaan network dan menampilkan hasil monitoring secara berkala. 2.4.1 Pengertian Network Monitoring Menurut Subramanian (2000,p.486) , Pengertian dasar dari network monitoring adalah penggunaan metode polling atau trap untuk pemantauan secara berkesinambungan pada sebuah jaringan komputer apabila terjadi kelambatan atau permasalahan pada sistem yang dipantau. 2.4.2 Informasi Network Monitoring Pemantauan yang dilakukan oleh network monitoring akan menghasilkan informasi mengenai ukuran traffic paket data dari source dan destination, selain itu dapat didapat juga waktu pengiriman paket, nilai maksimum dan minimum traffic, serta parameter perhitungan lainnya. 48 2.4.3 Implementasi Network Monitoring Langkah pertama dalam implementasi network monitoring adalah melakukan pemetaan pada jaringan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Deteksi alamat pada segmen lokal dan segmen lainnya yang diketahui dengan menggunakan broadcast ping atau dengan menggunakan cetak biru dari jaringan yang disediakan oleh pembangun jaringan. Tabel routing dan tabel ARP dalam sebuah router dapat diakses untuk menemukan topologi dari jaringan tersebut. Monitoring dari elemen jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan pesan ping ICMP dan trap. Frekuensi ping yang lebih tinggi dapat membebani jaringan, akan tetapi juga dapat mendeteksi kesalahan secara lebih cepat. 2.4.4 Polling dan Trap Polling dan trap adalah dua alternatif untuk pemantauan sebuah jaringan menggunakan sistem manajemen jaringan. Dengan teknik polling, obyek yang di manage akan dilakukan poll secara periodik. Tidak adanya respon atau hasil yang buruk, seperti tingkat Bandwidth Utilization yang tinggi pada sebuah LAN akan dilaporkan oleh sistem manajemen jaringan. Teknik kedua, trap, dilakukan dengan pengiriman trap ke sistem manajemen jaringan melalui sebuah komponen jaringan. 2.5 Database Thomas Connoly dan Carolyn Begg mendefinisikan database sebagai “ kumpulan data yang berleasi secara logis, dan deskripsi dari data ini, didesain untuk memenuh kebutuhan informasi dari sebuah organisasi “ (2002,p.14) ,. database merupakan solusi dari masalah yang ditimbulkan traditional file management. 49 Masalah yang terjadi pada traditional file management yang disebabkan data yang diperoleh dari hasil proses disimpan ditempat proses tersebut dilakukan dan tidak dapat di-shared. Jika ada 2 proses yang beberapa hasil keluarannya berupa data yang sama dengan proses lainnya, menyebabkan data tersebut menjadi terulang (redundant) , sehingga dinilai tidak efektif. Dalam database terdapat beberapa istilah penting, yaitu : a. field Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka-angka b. record Record adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contoh : nama, alamat, nomor telepon, dan sebagainya. c. file File atau berkas adalah kumpulan dari record yang berelasi secara logis. Contoh: berkas transaksi toko A yang mempunyai record tanggal, kode barang, dan harga. d. entity Entity adalah orang, tempat, benda, atau kejadian. Entitas yang berkaitan dengan informasi yang disimpan. Contoh : karyawan, pembeli, dan sebagainya. e. attribute Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity. Contoh : nama karyawan, umur pembeli, dan sebagainya. 50 f. primary key Primary key adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama antara satu record dan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda pengenal dari suatu field. g. secondary key Secondary key adalah sebuah field yang menjelaskan primary key yang digunakan sebagai pelengkap identifikasi suatu field. h. foreign key Foreign key adalah sebuah field yang nilainya berguna untuk menguhubungkan primary key lain yang berada pada tabel yang berbeda. Pada umumnya, file dalam database dapat dibedakan menjadi dua yaitu terpusat (centralized) dan terdistribusi (distributed). Pada sistem terpusat, semua database diletakkan dalam suatu komputer atau mainframe, sehingga client yang ingin mengakses database harus melakukan koneksi dengan komputer tersebut. Sistem ini menawarkan banyak kelebihan, seperti: lebih aman, mudah dalam hal maintenance, dan mudah untuk dilakukan disaster recovery. Tetapi masalah kecepatan dan biaya menjadi problem utama dalam penerapan sistem ini. Pada sistem terdistribusi, sebagian database diletakkan pada komputer yang berbeda-beda atau lebih dari satu lokasi yang berdekatan dengan user. Oleh karena itu komputer utama tidak menampung semua bagian dari database tersebut. Sistem ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 51 a. Replicated database Replicated database adalah keadaan dimana pada setiap komputer mempunyai back up database secara utuh b. Partitioned database Partitioned database adalah keadaan dimana database dibagi pada setiap komputer, dan database yang disimpan dalam komputer tersebut sesuai dengan kebutuhan 2.5.1 Database Management System (DBMS) Menurut Begg dan Connoly (2002,p.16), “ DBMS adalah sebuah piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, menciptakan, merawat, dan mengendalikan akses ke database ”. DBMS memungkinkan suatu organisasi atau perusahaan untuk menyimpan database hanya pada satu tempat. Tempat tersebut database dapat diupdate dan diakses oleh berbagai program aplikasi. DBMS juga menyediakan mekanisme untuk memelihara integritas dari data yang disimpan, mengatur keamanan dan akses pemakai, mengembalikan data jika sistem mengalami kerusakan, dan mengakses bermacam-macam fungsi database dengan aplikasi yang ditulis dalam bahasa pemrograman generasi ketiga, generasi keempat, dan bahasa pemrograman berorientasi objek. 2.5.2 Relational Database Relational database adalah representasi logikal dari data. Data tersebut dapat diakses tanpa ada ketergantungan dengan struktur fisik dari database tersebut. Relational database merupakan sistem database yang paling banyak dipakai saat ini. 52 Salah satu bahasa yang sering dipakai untuk memanipulasi data adalah SQL. Data dalam relational database disimpan didalam sebuah tabel dimana terdapat kolom dan baris. 2.6 Rekayasa Piranti Lunak Menurut Bauer (1969), rekayasa piranti lunak adalah penetapan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan piranti lunak yang ekonomis yaitu piranti lunak yang terpercaya dan bekerja efisien pada komputer atau mesin. Menurut Pressman (2001,p.20), rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen yang mampu untuk mengontrol proses pengembangan piranti lunak, di antaranya: a. Proses Proses merupakan dasar dari rekayasa piranti lunak yang memungkinkan pengembangan piranti lunak secara rasional dan terjadwal. b. Metode Metode merupakan metode-metode untuk merancang piranti lunak. c. Alat bantu Alat bantu menyediakan alat-alat dukungan otomatis dan semi otomatis untuk mendukung proses dan metode. 2.6.1 Definisi dan Karakteristik Piranti Lunak Menurut Pressman (2001,p.6) Definisi dan karakteristik piranti lunak, antara lain: 53 a. Instruksi (program komputer) yang ketika dijalankan menyediakan fungsi dan kemampuan yang diinginkan. b. Struktur data yang memungkinkan program untuk memanipulasi informasi c. Dokumen yang menggambarkan pengoperasian dan penggunaan program. Perbedaan antara piranti lunak dan perangkat keras adalah: a. Piranti lunak dikembangkan dan direkayasa, sedangkan perangkat keras diproduksi. b. Piranti lunak lebih tahan lama, sedangkan perangkat keras lebih cepat rusak c. Walaupun industri akan semakin mengarah ke perakitan komponen, piranti lunak tetap dikembangkan sesuai dengan pesanan (custom built). 2.6.2 Konsep Perancangan Berorientasi Objek Berdasarkan hasil sintesa dari berbagai opini, Coad dan Yourdon (1991) mendefinisikannya sebagai berikut : Orientasi obyek = obyek + klasifikasi + inheritance + komunikasi Untuk lebih mengenal konsep perancangan berorientasi obyek, kita ambil contoh di kehidupan nyata, sebuah kursi misalnya. Kursi adalah anggota dari kelas obyek yang lebih besar yang kita sebut sebagai mebel. Beberapa atribut dapat dikaitkan dengan kelas mebel, sebagai contoh, semua mebel memiliki biaya pembuatan, dimensi, berat, lokasi, dan warna, di antara beberapa atributnya. Karena 54 kursi termasuk dalam kelas mebel, kursi mewarisi semua atribut dari mebel. Semua obyek di dalam kelas mebel juga dapat dimanipulasi dengan berbagai cara, misalnya dijual, dipindahkan, dimodifikasi bentuknya, dsb. Sebagai contoh apabila atribut lokasi didefinisikan sebagai : Lokasi = bangunan + lantai + ruang maka sebuah operasi yang bernama “ pindah “ akan memodifikasi satu atau lebih dari ketiga data ( bangunan, lantai, atau ruang). Untuk melakukan ini, seseorang harus memiliki “pengetahuan” mengenai data-data tersebut. Obyek kursi (dan semua obyek secara umum) mengenkapsulasi data (nilai atribut yang mendefinisikan kursi), operasi (tindakan yang dapat dilakukan untuk merubah nilai atribut kursi),obyek lainnya, konstanta (nilai yang telah ditetapkan), dan informasi lainnya yang terkait. Enkapsulasi berarti semua informasi ini disatukan dalam satu nama, dan dapat digunakan kembali sebagai satu spesifikasi atau komponen program. Ada 3 karakteristik yang membedakan sistem berorientasi obyek dengan sistem konvensional. a. Enkapsulasi menyimpan data dan operasi yang memanipulasi datanya ke dalam satu obyek. b. Pewarisan ( Inheritance) memungkinkan atribut dan operasi dari sebuah kelas untuk diwarisi oleh semua subkelas dan obyek yang berhubungan dengannya. c. Polymorphism memungkinkan beberapa operasi yang berbeda untuk memiliki nama yang sama, mengurangi jumlah kode yang diperlukan untuk mengimplementasikan sebuah sistem. 55 Produk dan sistem yang menggunakan konsep perancangan berorientasi obyek dibuat dengan menggunakan model evolusioner, yang kadang disebut sebagai model rekursif/paralel. Piranti lunak yang dirancang dengan metode berorientasi obyek berevolusi secara iteratif, dan harus diatur dengan perhatian bahwa produk akhir akan dibuat melalui beberapa seri inkremental. 2.6.3 Analisis Berorientasi Objek Analisis berorientasi obyek dilakukan melalui beberapa langkah, dimulai dengan pendeskripsian Business Process, diikuti Activity Diagram, kemudian mendefinisikan Use-Case Diagram , Dilanjutkan dengan pembuatan Sequence Diagram, dan kemudian pendefinisian Class-Diagram. 2.6.3.1 Business Process Menurut Bahrami (1999,p.129) Memodelkan Business Process adalah bagian penting dari perancangan piranti lunak. Sebuah Business Process adalah sebuah kumpulan dari aktivitas yang didesain untuk menghasilkan sebuah output spesifik. Business Process mengimplikasikan bagaimana kuatnya penekanan tentang bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan dalam sebuah organisasi. Secara menyeluruh, berarti adalah pengaturan dari aktivitas kerja secara spesifik melalui waktu dan tempat, dengan sebuah awal, sebuah akhir, serta input dan output yang jelas. 56 2.6.3.2 Use Case Diagram Menurut Bahrami (1999,p.101) Use Case Diagram adalah sebuah graph yang berisi aktor, kumpulan dari use case dalam sebuah lingkup yang dibatasi sistem, komunikasi (partisipasi), asosiasi antara aktor dan use case yang digunakan, dan generalisasi antara use case yang digunakan. 2.6.3.3 Sequence Diagram Bahrami (1999,p.204) menjelaskan bahwa Sequence Diagram adalah cara mudah dan intuitif untuk menjelaskan perilaku dari sebuah sistem dengan melihat interaksi antara sistem dengan lingkungannya. Sebuah Sequence Diagram menunjukkan interaksi yang diatur dalam waktu sekuensial. Ia menunjukkan obyek yang berpartisipasi dalam interaksi dengan melihat lifeline dan pesan yang mereka pertukarkan, diatur secara sekuensial. Sequence Diagram memiliki 2 dimensi, yang pertama adalah dimensi vertikal yang mewakili waktu, dan dimensi horizontal yang mewakili obyek yang berbedabeda. Garis vertikal disebut sebagai lifeline dari obyek. Lifeline mewakili eksistensi dari sebuah obyek selama interaksi dilakukan, bentuk ini pertama kali dipopulerkan oleh Jacobson. Sebuah obyek ditunjukkan sebagai sebuah kotak di atas garis vertikal putus-putus. Setiap pesan direpresentasikan oleh sebuah panah diantara lifeline dari 2 obyek. Pengaturan bagaimana pesan-pesan tersebut terjadi diatur dengan pengaturan atas-bawah. Sequence Diagram sangat sederhana dan memiliki daya tarik visual, yang merupakan kekuatan terbesarnya. Sebuah Sequence Diagram diilustrasikan sebagai cara alternatif untuk mendapatkan pengertian mengenai alur kendali secara umum pada sebuah program. 57 2.6.3.4 Class Diagram Menurut Bahrami (1999,p.94) Class Diagram adalah diagram analisis statis utama. Diagram ini menunjukkan bagaimana struktur statis dari sebuah model. Sebuah Class Diagram adalah kumpulan dari elemen model yang bersifat statis, seperti class dan hubungannya, terhubung sebagai sebuah graph ke satu sama lain dan ke isinya. Class Diagram adalah proses dimana obyek logical di dunia nyata ( ruang permasalahan) direpresentasikan (dipetakan) oleh obyek aktual dalam sebuah program. Representasi visual ini, hubungannya, dan strukturnya adalah untuk mempermudah pengertian.