bab 2 landasan teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Network
Apakah network itu? menurut William Stallings (2004, p.10), network adalah :
”Teknologi dan arsitektur yang digunakan dalam komunikasi dari 2 alat
komunikasi atau lebih ”
Sejarah penciptaan network (jaringan) dimulai pada tahun 1791 ketika perancis
pertama kali menciptakan sebuah jaringan ”telegraf optik”. Era komunikasi
berikutnya ditandai dengan ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell pada
tahun 1876 dan penemuan kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) pertama oleh John
Carty pada tahun 1881. Setelah terjadinya Perang Dunia I, teknologi komunikasi
mulai mengalami kemajuan yang signifikan. Pada tahun 1960, teknik multiplexing
yang disebut dengan Time Division Multiplexing ditemukan, dan yang menandai
awal revolusi komunikasi data adalah dengan penciptaan Advanced Research
Projects Agency Network (ARPANET) pada tahun 1970.
Pada perkembangan berikutnya, sebuah jaringan yang digunakan untuk
komunikasi data diklasifikasikan ke dalam 2 kategori besar, yakni Wide Area
Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) lebih lanjut akan dijelaskan kedua
kategori ini.
8
9
2.1.1 Network Device
Hub
Adalah jenis titik koneksi umum untuk perangkat dalam sebuah jaringan.
Hub biasa digunakan untuk menghubungkan segmen dari sebuah LAN. Sebuah
hub mempunyai beberapa port, ketika sebuah paket tiba pada salah satu port,
maka paket tersebut akan dikirimkan pada semua port, sehingga data dapat
dilihat oleh setiap perangkat yang terhubung pada hub.
Gambar 2.1 Sebuah Hub
(Sumber: www.linksys.com)
Switch
Adalah sebuah perangkat yang menyaring dan meneruskan paket data
antara segmen LAN. Switch beroperasi pada data link layer (layer kedua dari 7
OSI Layer) dan terkadang network layer (layer ketiga dari 7 OSI layer) dan
mendukung semua protokol paket data.
10
Gambar 2.2 Tiga Buah Switch
(Sumber: www.micronet.com)
Router
Adalah sebuah perangkat yang meneruskan paket data pada jaringan.
Sebuah router terhubung paling tidak pada dua jaringan, biasanya dua LAN atau
WAN atau sebuah LAN dengan jaringan ISPnya. Router terletak pada gateway,
tempat dimana dua atau lebih jaringan terhubung.
Gambar 2.3. Sebuah Router Cisco
(Sumber: www.cisco.com)
11
2.1.2 Local Area Network (LAN)
Gambar 2.4. LAN
(Sumber: www.webopedia.com)
Sebuah LAN adalah sebuah jaringan yang terdiri atas banyak device yang
saling berhubungan dan menyediakan sebuah cara untuk pertukaran informasi antara
device-device tersebut. Perbedaaan utamanya dengan WAN adalah :
1.
Cakupan LAN lebih kecil, biasanya hanya berkisar pada satu bangunan
atau beberapa bangunan dalam satu cluster. Perbedaan geografis ini pada
akhirnya membuat pendekatan teknis pada LAN berbeda dari WAN.
12
2.
Umumnya LAN dimiliki oleh sebuah organisasi yang sama yang memiliki
device-device yang saling berhubungan tersebut. Pada WAN, biasanya
tidak seluruhnya aset dari jaringan WAN tersebut dimiliki oleh satu
organisasi. Ini memiliki 2 implikasi, Pertama, ketelitian harus digunakan
dalam pemilihan LAN, karena mungkin akan ada investasi modal yang
cukup besar ( dibandingkan dengan dial up atau sewa untuk WAN) untuk
pembelian dan perawatan. Kedua, tanggung jawab manajemen jaringan
LAN sepenuhnya ada pada tangan pengguna.
3.
Tingkat data internal pada LAN biasanya jauh lebih besar dari WAN.
LAN memiliki banyak konfigurasi yang berbeda-beda. Yang paling umum
adalah switched LAN dan wireless LAN. Switched LAN yang paling umum adalah
switched ethernet LAN, yang biasanya terdiri dari beberapa switch dengan sejumlah
device yang terhubung kepadanya, atau sejumlah switch-switch yang saling
berhubungan. Wireless LAN menggunakan beberapa variasi dari teknologi dan
organisasi transmisi wireless.
2.1.3 Wide Area Network (WAN)
WAN adalah jaringan komunikasi data yang mencakup sebuah area geografis
yang luas, transmisinya bergantung oleh medium pembawa berskala besar. Secara
umum, WAN terdiri atas beberapa switching node yang saling terhubung satu sama
lain. Transmisi dari salah satu device akan dipetakan (routed) melalui node internal
ini ke device yang dituju. Node-node ini sama sekali tidak berhubungan dengan isi
13
dari sebuah data, tujuan mereka adalah menyediakan fasilitas switching yang akan
memindahkan data dari node ke node hingga akhirnya mencapai tujuan.
Gambar 2.5 Ilustrasi Sederhana WAN
(Sumber: www.more.net)
Secara tradisional, WAN biasanya diimplementasikan dengan menggunakan
salah satu dari 2 teknologi, yakni : circuit switching dan packet switching dan pada
perkembangannya peran utama kemudian dipegang oleh frame relay dan
Asynchronous Transfer Mode (ATM).
Circuit Switching
Dalam sebuah jaringan yang bersifat circuit switching, sebuah jalur
komunikasi yang bersifat dedicated dibentuk di antara 2 stasiun melalui node-node
14
dalam jaringan. Jalur tersebut adalah merupakan sambungan fisik yang saling
bersambung (sequential link) antara node.
Gambar 2.6 Circuit Switching
(Sumber: www.cisco.com)
Pada tiap sambungan (link), sebuah kanal logical digunakan untuk setiap
koneksi, data yang dihasilkan oleh stasiun sumber ditransmisikan melalui jalur ini
sebanyak mungkin. Pada setiap node, data yang masuk kemudian di routed atau di
switch ke kanal keluaran yang sesuai tanpa adanya delay. Contoh umum dari circuit
switching adalah jaringan telpon.
Packet Switching
Pendekatan lain yang berbeda digunakan pada jaringan yang bersifat packet
switching. Pada kasus ini, tidak diperlukan adanya suatu jalur yang bersifat
dedicated. Data dikirim dalam pecahan kecil yang saling berhubungan, yang disebut
packet
15
Gambar 2.7 Packet Switchinq
(Sumber: www.networkdictionary.com)
Tiap packet diteruskan oleh jaringan dari node ke node melalui jalur yang
menghubungkan ke tujuan. Pada tiap node, keseluruhan packet diterima, disimpan
secara singkat, dan kemudian ditransmisikan ke node berikutnya. Penggunaan packet
switching secara umum biasanya dilakukan pada komunikasi terminal dengan
komputer, atau komputer dengan komputer.
Frame Relay
Packet switching dibuat pada saat dimana fasilitas transmisi digital jarak jauh
mempunyai tingkat kesalahan (error rate) yang lebih tinggi daripada fasilitas zaman
sekarang. Sebagai hasilnya, tingkat overhead yang cukup besar disertakan dalam
skema packet switching, sebagai kompensasi dari error rate yang tinggi. Overhead
16
ini adalah bit-bit tambahan dalam packet yang berfungsi sebagai salah satu sistem
deteksi dan pemulihan dari kesalahan dalam pengiriman packet.
Gambar 2.8 Frame Relay
(Sumber: www.schoolsonline.org)
Dengan sistem telekomunikasi modern yang berkecepatan tinggi, sebuah
teknik baru dibuat yang kemudian disebut frame relay. Teknik packet switching
didesain dengan tingkat data hanya sebesar 64 Kbps, sedangkan jaringan frame relay
didesain untuk beroperasi pada tingkat data sebesar 2 Mbps. Kunci dari pencapaian
tingkat data yang tinggi ini adalah menghapus overhead yang biasanya digunakan
dalam kendali kesalahan (error control).
Asynchronous Transfer Mode (ATM)
Asynchronous Transfer Mode (ATM), sering kali disebut juga sebagai cell
relay. Perbedaan utamanya dengan frame relay adalah pada panjang packet nya
yang tetap, sementara panjang packet frame relay bersifat variatif.
17
Gambar 2.9 ATM
(Sumber: www.pentagon.gov.us)
Dengan penggunaan panjang packet yang fixed, tingkat overhead menjadi lebih
rendah. Hasilnya adalah penggunaan ATM untuk kecepatan antara 10 hingga 100
Mbps dan bahkan pada tingkat Gbps.
2.1.4 MetropolitanArea Network (MAN)
MAN adalah level pertengahan di antara WAN dan LAN. MAN diciptakan
sebagai hasil dari kesadaran bahwa teknik tradisional point-to-point dan switched
network yang digunakan di WAN mungkin tidak cukup untuk kebutuhan organisasi
yang kian berkembang. Sementara ATM dan Frame Relay menjanjikan kecepatan
yang tinggi, akan tetapi biaya yang dikeluarkan cukup signifikan
18
Gambar 2.10 MAN
(Sumber: www.cisco.com)
Timbul suatu keperluan network pribadi dan umum dengan kecepatan yang
tinggi dan biaya yang rendah bagi sebuah wilayah yang besar. Pendekatanpendekatan untuk kebutuhan ini telah diimplementasikan, di antaranya adalah
wireless network.
2.1.5 Network Topology
Menurut William Stallings (2004.p.813), network topology (topologi jaringan)
adalah cara konfigurasi dan pengaturan fasilitas transmisi dan device yang
19
tersambung ke dalam suatu network. Terdapat beberapa topologi umum dalam
pengaturan network, beberapa di antaranya :
Bus Topology
Gambar 2.11 Bus Topology
(Sumber: www.delmar.edu)
Topologi bus dikarakterisasikan dengan penggunaan media multi point. pada
topologi ini, semua stasiun tersambung dengan menggunakan suatu antarmuka
piranti keras yang disebut dengan nama tap, secara langsung kepada
medium
transportasi linear, atau dikenal dengan nama bus. Operasi full duplex antara stasiun
dan tap memungkinkan data untuk ditransmisikan ke dalam bus dan menerima data
yang ditransmisikan melalui bus. Semua transmisi yang dilakukan oleh satu stasiun
akan disebarkan ke seluruh jaringan dan dapat diterima oleh semua stasiun lainnya.
Pada tiap ujung dari bus ada sebuah terminator, yang menyerap semua sinyal,
menghapusnya dari bus.
20
Tree Toplogy
Topologi ini adalah generalisasi dari topologi bus. Media transmisinya adalah
kabel bercabang tanpa loop yang tertutup. Titik tree dimulai dari sebuah titik yang
disebut head-end. Satu kabel atau lebih dimulai dari head-end, dan tiap kabel ini
mungkin memiliki cabang.
Gambar 2.12 Tree Topology
(Sumber: xnet.rrc.mb.ca)
Cabang itu pada gilirannya dapat memiliki cabang lagi untuk memungkinkan
desain yang lebih kompleks. Sifat transmisi datanya sama seperti bus, dimana semua
stasiun dapat membaca data yang dipropagasikan.
21
Ring Topology
Topologi ini terdiri atas sekumpulan repeater yang dihubungkan dengan
sambungan point-to-point dalam sebuah loop yang tertutup. Repeater adalah alat
sederhana yang mampu menerima data dari sebuah sambungan dan meneruskannya
secepat mungkin. Sifat dari sambungan pada topologi ini adalah satu arah, sehingga
data akan bersirkulasi dalam ring dan bergerak sesuai arah jarum jam atau
berlawanan dengan arah jarum jam.
Gambar 2.13 Ring Topology
(Sumber: www.cyber.ust.hk)
Star Topology
Pada topologi ini, setiap stasiun disambungkan secara langsung ke sebuah node
pusat. Biasanya tiap stasiun tersambung ke node pusat melalui 2 sambungan pointto-point, satu untuk transmisi, dan satu untuk penerimaan. Ada 2 cara operasi bagi
22
node pusat, yakni dengan metode broadcast, atau metode dimana node pusat
bertindak sebagai device untuk frame switching.
Gambar 2.14 Star Topology
(Sumber: www.intelliallcom.com)
2.1.6 Protokol Jaringan
Dalam suatu jaringan komputer terdapat banyak sekali device-device dari
vendor yang berbeda-beda. Diperlukan suatu standar bagaimana mereka dapat
berkomunikasi, International Standard Organization (ISO) pada tahun 1977
membentuk sebuah arsitektur protokol yang disebut Open System Interconnection
23
(OSI) yang merupakan model referensi mengenai protokol OSI dalam jaringan,
model lainnya adalah TCP/IP model sebagai standarisasi dari internet.
OSI Layers
Gambar 2.15. 7 Lapisan OSI
(Sumber: www.wildpackets.com)
Lapisan (layers) dari protokol OSI adalah :
a. Physical Layer
Lapisan fisik (physical layer) mendefinisikan tentang antarmuka fisik
antara devices. Lapisan ini memiliki 4 karakteristik penting :
i.
Mechanical : Berkaitan dengan properti fisik dari antarmuka
sebuah media transmisi. Secara umum adalah spesifikasi dari
sebuah konektor yang menyambungkan satu atau lebih sinyal
konduktor, yang disebut dengan istilah circuit
ii.
Electrical : Berkaitan dengan representasi dari bit ( dalam
24
istilah level voltase ) dan tingkat transmisi data dari bit.
iii.
Functional : Berhubungan dengan fungsi yang dilakukan oleh
sirkuit individual dari sebuah antarmuka fisik antara sebuah
sistem dengan sebuah media transmisi.
iv.
Procedural : Berhubungan dengan urutan proses pertukaran
arus bit sepanjang media fisik.
Contoh dari standarisasi pada lapisan ini adalah sebagian dari
standarisasi pada sistem wireless dan LAN.
b. Data Link Layer
Lapisan ini berusaha membuat sambungan (link) fisik dapat bekerja
dengan baik, ia menyediakan cara mengaktifkan, menjaga, dan
mematikan sambungan tersebut. Layanan utama yang disediakan
lapisan ini bagi lapisan di atasnya adalah deteksi dan pengendalian
error. Contoh standarisasi pada layer ini adalah HDLC dan LLC.
c. Network Layer
Lapisan ini menyediakan transfer informasi antara end system melalui
semacam jaringan komunikasi. Ia berfungsi agar lapisan di atasnya
tidak harus mengetahui segala hal mengenai transmisi data yang
sedang berjalan dan teknologi switching yang digunakan untuk
menghubungkan sistem. Pada lapisan ini, sistem komputer melakukan
dialog dengan network untuk menentukan alamat tujuan dan untuk
meminta fasilitas network tertentu, misalnya prioritas.
25
d. Transport Layer
Lapisan ini menyediakan sebuiah mekanisme pertukaran data antara
end system. Layanan transportasi berorientasi koneksi meyakinkan
bahwa data terkirim dalam keadaan bebas dari error, dalam urutan
yang benar, tanpa adanya loss atau duplikasi. Lapisan ini juga
berhubungan dengan optimisasi dari penggunaan layanan network dan
menyediakan quality of service bagi sebuah entitas session. Sebagai
contoh, entitas session mungkin mendefinisikan tingkat error yang
masih dapat diterima, delay maksimal, prioritas, dan keamanan
e. Session Layer
Lapisan ini menyediakan mekanisme pengendalian dialog antara
sistem pada end system. Pada banyak kasus, akan hanya ada sedikit
atau sama sekali tidak diperlukan layanan dari lapisan ini, akan tetapi
bagi beberapa sistem, penggunaan layanan ini sangat penting.
Layanan kunci yang diberikan oleh lapisan ini antara lain :
i.
Dialogue Discipline : Mengatur terjadinya dialog, apakah
secara dua arah dengan bersamaan (full duplex) atau 2 arah
bergantian ( half duplex ).
ii.
Grouping
:
Alur
dari
data
dapat
ditandai
untuk
mendefinisikan suatu pengelompokan dari data.
iii.
Recovery : Penyediaan mekanisme pemeriksaan, sehingga jika
ada kesalahan yang terjadi antara checkpoint, entitas session
dapat mengirim ulang semua data dari checkpoint terakhir.
26
f. Presentation Layer
Lapisan ini mendefinisikan format dari data yang akan dipertukarkan
antara
aplikasi
dan
menyediakan
program
aplikasi
layanan
transformasi data. Lapisan ini juga mendefinisikan sintaks yang
digunakan antar entitas application dan menyediakan pemilihan dan
modifikasi dari representasi yang digunakan. Contoh dari layanan
yang bisa dilakukan pada lapisan ini antara lain adalah kompresi dan
enkripsi.
g. Application Layer
Lapisan ini menyediakan cara sebuah program aplikasi untuk
mengakses lingkungan OSI. Lapisan ini mengandung fungsi
manajemen, dan mekanisme yang berguna untuk mendukung aplikasi
terdistribusi.
TCP/IP Layers
Gambar 2.16 Model Lapisan TCP/IP
(Sumber: www.microsoft.com)
27
Model TCP/IP membagi komunikasi menjadi 5 lapisan independen :
a. Network Access Layer
Lapisan ini berhubungan dengan pertukaran data antara end system
(server, workstation, dll) dengan jaringan dimana ia tersambung.
Lapisan ini juga berhubungan dengan penyediaan akses dan routing
dari data bagi 2 end system di dalam jaringan yang sama. Lapisan ini
juga mengatur antarmuka fisik antara device transmisi data dengan
sebuah
media
transmisi
atau
jaringan.
Lapisan
ini
bertugas
menspesifikasikan karakteristik dari media transmisi, sifat dari sinyal,
tingkat data, dan hal lain yang berhubungan.
b. Internet Layer
Lapisan ini menyediakan prosedur yang diperlukan oleh data agar dapat
melalui network-network berbeda yang saling berhubungan. Internet
Protocol (IP) digunakan pada lapisan ini sebagai penyedia fungsi
routing melalui banyak jaringan.
c. Transport Layer
Lapisan ini menyediakan mekanisme untuk memastikan pertukaran
data berlangsung secara baik, data yang dikirim dari tujuan tiba dalam
keadaan lengkap dan dengan urutan yang sama seperti ketika dikirim.
Lapisan ini menggunakan Transport Control Protocol (TCP).
28
d. Application Layer
Lapisan ini menyediakan logika yang diperlukan untuk mendukung
aplikasi user yang bervariasi. Untuk tiap aplikasi yang berbeda, seperti
file transfer, modul yang terpisah yang diperuntukkan bagi aplikasi
tersebut diperlukan.
2.2 Network Management
Mengatur jaringan sebuah organisasi menjadi semakin sulit dengan
perkembangan yang semakin besar dan kompleks. Ketika kita berbicara mengenai
manajemen
jaringan,
maka
kita
membicarakan
keseluruhan
sistem
yang
menghasilkan traffic di dalam jaringan, bukan hanya komponen yang membawa
informasi dalam sebuah jaringan.
Sebuah jaringan dari komputer bila tidak ada sistem di dalamnya tidak akan
menyediakan layanan yang berguna bagi penggunanya. Sistem ini bisa jadi sebuah
server database, server file, atau server mail. Penyatuan antara jaringan
telekomunikasi dengan jaringan komputer menyebabkan diperlukannya sebuah
fungsi pengendalian yang jelas.
2.2.1 Pengertian Network Management
Subramanian
(p.40,2000)
(manajemen jaringan) adalah :
menjelaskan
bahwa
network
management
29
” Operasi, administrasi, pemeliharaan, dan pembekalan dari jaringan dan layanan
yang terlibat dalam operasi sehari-hari untuk menyediakan layanan jaringan yang
stabil”.
Administrasi dari sebuah jaringan berhubungan dengan penyediaan dan
pelaksanaan tujuan umum, kebijakan, dan prosedur dari manajemen sebuah jaringan.
Pemeliharaan mempunyai fungsi yang termasuk di dalamnya adalah instalasi dan
perbaikan dari fasilitas dan peralatan. Pembekalan (provisioning) terlibat dalam
perencanaan sebuah network.
Berdasarkan model ISO untuk manajemen jaringan (Subramanian 2000,p.43)
terdapat 5 level konseptual dalam manajemen jaringan :
1. Failure Management
Sistem manajemen jaringan akan membantu dalam deteksi dan isolasi problem,
praktek yang paling baik dari penggunaannya adalah pada saat kondisi operasi
terburuk, sistem manajemen jaringan ini akan dapat melakukan deteksi ini secara
otomatis. Pada kasus umum, sistem manajemen jaringan ini akan dapat mendeteksi
kesalahan yang terjadi pada komponen dan mengirimkan sinyal mengenai kesalahan
yang terjadi. Tanggung jawab perbaikan dan pemulihan layanan berikutnya
diserahkan kepada team IT.
2. Security Management
Manajemen ini dapat memiliki cakupan yang sangat luas dari keamanan, yang
termasuk diantaranya cara mengamankan jaringan secara fisik dan mengendalikan
30
akses ke dalam jaringan oleh user. Hak akses ke software aplikasi bukan merupakan
tanggung jawab dari NOC kecuali aplikasi tersebut dimiliki atau dirawat oleh NOC.
3. Configuration Management
Ada 3 konfigurasi jaringan, yang pertama adalah konfigurasi statis dan
merupakan konfigurasi permanen dari jaringan. Konfigurasi statis adalah konfigurasi
yang akan muncul bila jaringan dijalankan dari status idle. akan tetapi, mungkin saja
konfigurasi yang sedang berjalan berbeda dengan konfigurasi permanen. Konfigurasi
kedua dari jaringan, adalah konfigurasi yang sedang berjalan. Konfigurasi ketiga
adalah konfigurasi yang direncanakan untuk masa yang akan datang. Informasi
mengenai konfigurasi ini berguna untuk perencanaan dan manajemen inventaris.
Data konfigurasi ini akan dikumpulkan sebanyak mungkin oleh sistem manajemen
jaringan, untuk kemudian disimpan.
4. Performance Management
Data yang dikumpulkan secara rutin oleh sistem manajemen jaringan dapat
digunakan untuk melakukan setting lebih lanjut terhadap jaringan agar dapat
berfungsi optimal. Statistik traffic dari sistem manajemen jaringan dapat dijadikan
acuan untuk pemantauan dini bagi trend dan keperluan di masa yang akan datang.
Data performa digunakan untuk meningkatkan kemampuan jaringan serta waktu
respons.
31
5. Accounting Management
Manajemen administrasi NOC dalam mengalokasikan penggunaan jaringan.
Juga dibuat parameter-parameter untuk pengukuran penggunaan layanan dan sumber
daya.
2.2.2 Perspektif Network Management
a.
Goal Of Network Management
Salah satu fungsi dari manajemen jaringan adalah pemenuhan tujuan dari
manajemen jaringan, yakni meyakinkan pengguna sebuah jaringan dapat menerima
layanan teknologi informasi dengan kualitas yang mereka harapkan. Untuk
pemenuhan tujuan ini, manajemen harus membuat suatu kebijakan secara formal
ataupun membuat sebuah Service Level Agreement (SLA) dengan pengguna. Sebagai
contoh, server yang bertindak dalam operasi kritis seperti e-mail dan web server, dan
jaringan yang berhubungan dengan operasi yang tidak boleh diganggu, harus dapat
menyediakan jaminan SLA bahwa layanan mereka akan tersedia selama 24 jam
dalam seminggu. Untuk sistem dan jaringan yang bersifat non-kritis, jaminan
layanan selama 8 jam dari senin sampai jumat harus dapat dipastikan.
b.
Network Provisioning
Fungsi ini terdiri atas perencanaan dan desain jaringan dan merupakan tanggung
jawab
dari
engineering
group
yang
memantau
teknologi
baru
dan
memperkenalkannya bila diperlukan. Penentuan apa yang diperlukan dan kapan
32
diperlukan, dibuat melalui analisis dari traffic dan data performa jaringan dari
operasi jaringan.
c.
Network Operations
Fungsi ini menyangkut keberlangsungan operasi harian dari Network
Operations Center (NOC) dalam menyediakan layanan network secara maksimal.
d.
Network Installation and Maintenance
Grup instalasi dan pemeliharaan melakukan fungsi ini, yakni instalasi dan
pemeliharaan dari peralatan dan kabel. Grup ini adalah perpanjangan tangan dari
engineering group untuk melakukan instalasi dan perbaikan dari permasalahan yang
dialami oleh operasi jaringan.
2.3 Simple Network Management Protocol (SNMP)
Beberapa standarisasi dari manajemen jaringan telah digunakan pada zaman
sekarang, di antaranya adalah model OSI, model internet, TMN, IEE LAN/MAN, dan
manajemen berbasis web. Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah
satu di antara protokol manajemen jaringan. SNMP merupakan protokol manajemen
yang sederhana, dan merupakan standar de facto dari manajemen jaringan pada saat
ini.
33
2.3.1 Latar Belakang
SNMP adalah sistem manajemen jaringan yang paling luas dipakai, dimana
sebagian besar dari komponen sebuah jaringan yang digunakan dalam suatu
organisasi memiliki agent di dalam diri mereka masing-masing, yang dapat
merespon sebuah sistem manajemen SNMP.
Sejarah awal penciptaan SNMP dimulai pada tahun 1970. Internet Control
Message Protocol (ICMP) dibuat untuk mengatur ARPANET. ICMP adalah
mekanisme untuk melakukan transfer pesan kontrol antar node. Contoh paling
popular dari ICMP ini adalah Packet Internet Groper (PING).
Pada tahun 1980, ARPANET berkembang menjadi Internet. Dengan
penggunaan UNIX secara luas dan popularisasi dari arsitektur client/server, jaringan
berbasis TCP/IP menjadi sangat cepat perkembangannya.
Dengan perkembangan internet, menjadi sangat penting untuk memiliki sebuah
kemampuan untuk memonitor dan melakukan konfigurasi gateway secara remote.
Simple Gateway Monitoring Protocol (SGMP) dibuat dengan tujuan ini, kemudian
Internet Advisory Board (IAB) merekomendasikan pembuatan SNMP yang
merupakan pengembangan dari SGMP.
Di kemudian hari, kesederhanaan SNMP dan implementasinya secara luas
menjadikannya sebagai standar de facto dari protokol manajemen jaringan. SNMPv2
dibuat dengan tujuan agar tercapai suatu independensi dari standar OSI, dan untuk
menambah fitur.
34
2.3.2 Arsitektur Umum SNMP
SNMP dibentuk berdasarkan model Agent-Manager dan beroperasi di lapisan
ke-tujuh (Application Layer) pada model OSI. Manajemen jaringan menggunakan
SNMP dengan sebuah setting standar yang terdiri atas :
ƒ
Satu manager atau lebih .
o Merupakan
titik
pusat
untuk
pengumpulan
data
dan
distribusinya.
•
Memonitor/mengatur
node
yang
berada
dalam
environment nya .
•
ƒ
Secara umum merupakan penerima trap.
Satu agent atau lebih.
o Setiap device atau node yang memiliki kemampuan untuk diatur
oleh manager.
ƒ
MIB (Management Information Base) .
o Mengekspos properti dari agent dalam sebuah model pohon yang
dapat ditulis dan/atau dibaca.
Tiap agent SNMP merupakan bagian dari suatu komunitas, dimana manager
juga merupakan bagian dari komunitas tersebut. Komunitas, atau lebih dikenal
dengan sebutan Community String adalah sebuah string oktet yang panjangnya
berada antara karakter ASCII 0 hingga 255. Gambar berikut merupakan sebuah
gambaran besar mengenai data yang ditransfer di dalam sebuah pesan SNMP :
35
Gambar 2.17. Ilustrasi Transfer Data Dalam SNMP
(Sumber: www.15seconds.com)
Definisi Pesan SNMP
ƒ
Version number – Merupakan versi protokol SNMP
ƒ
Community string – String oktet yang memberikan akses ke sumber
daya berdasarkan tipe komunitas ( Read/Write,Trap,dsb)
ƒ
PDU (Protocol Data Unit) – Berisi instruksi operasional dan
informasi.
o Request ID – Nilai sekuen
o Error index – Berisi informasi mengenai OID (Object Identifier)
yang memiliki konflik
o Error status – Nilai integer yang mewakili tipe kesalahan.
o OID item / Value pair – Satu objek atau lebih yang merupakan
36
bagian dari request.
•
Jika nilai yang di kirim adalah NULL, respon kepada manager
berisi nilai dari agent.
•
Jika nilai yang di kirim tidak NULL, agent menulis sebuah nilai
yang berkorespondensi dengan OID
o Trap Response
•
Triggered OID – Obyek yang melampaui batas yang ditentukan
•
Agent IP address – Alamat IP dari Host
•
Generic ID – Berhubungan dengan definisi standar trap
•
Specific ID – Berhubungan dengan definisi proprietary dari
trap.
•
Time Stamp – Waktu trap dilakukan,berdasarkan time ticks
•
OID item / value pairs – Obyek yang mungkin dikirimkan ke
manager bila trap menentukan obyek tersebut diperlukan.
Gambar di bawah menunjukkan cara kerja SNMP secara umum :
37
Gambar 2.18 Prinsip Kerja SNMPv1 Secara Umum
(Sumber: www.15seconds.com)
Perlu dicatat bahwa gambar di atas adalah prinsip kerja SNMP versi 1,
community string dikirimkan dalam bentuk teks biasa.
Alur Manajemen
Gambar di atas telah menunjukkan alur authentikasi, skema pesan, dan
skenario manajemen secara umum. Yang digambarkan di bawah ini adalah
bagaimana traffic mengalir dari manager ke agent, dan juga pemrosesan yang terjadi
di belakang layar.
38
Gambar 2.19 3 Tipe Kegiatan Manager Terhadap Agent
(Sumber: www.15seconds.com)
Gambar di atas menunjukkan bahwa manager memiliki 3 tipe kegiatan dalam
korelasinya terhadap agent di dalam komunitas. Kegiatan Monitoring interval dan
operasi SNMP melakukan request yang berjenis sama terhadap agent nya. Alasan
pemisahan adalah agar manager dapat melakukan kedua kegiatan tersebut
bersamaan.
Gambar 2.20 Alur Request Standar Manager Terhadap Agent
(Sumber: www.15seconds.com)
39
Gambar di atas adalah alur dari request standar yang dilakukan oleh manager
terhadap agent. Manager melakukan request terhadap agent, pada kasus ini agent
adalah sebuah router, yang lalu melalui beberapa langkah sebelum respon dapat
dikirim balik. Langkah tersebut antara lain :
ƒ
Data parsing and translation – Agent menerima pesan dan melakukan
pemilahan informasi dari request.
ƒ
MIB OID Correlation – Begitu request telah menerima otorisasi,
kemudian semua PDU diambil dan dikorelasikan dengan OID di
dalamnya.
ƒ
Execute request – Mengirimkan nilai OID kembali ke manager atau
menuliskan nilai OID yang diasosiasikan di dalam PDU kembali
kepada agent.
ƒ
Formulates response for manager – Menterjemahkan respon dari
langkah di atas kembali ke dalam bentuk pesan yang dikirimkan kepada
manager.
ƒ
Send response - Pesan dikirim kembali ke manager untuk pemrosesan
lebih lanjut dan penyimpanan.
40
Gambar 2.21 Mekanisme Trap
(Sumber: www.15seconds.com)
Manager tidak selalu menjadi pihak yang memulai “percakapan”. Agent
memiliki kemampuan untuk mengirimkan trap, yakni sebuah aksi yang dipicu akibat
batas yang telah ditentukan sebelumnya telah terlampaui, ditujukan kepada manager.
Dapat dilihat pada ilustrasi di atas, ketika trap dipicu, beberapa langkah dilakukan
sebelum sebuah respon dapat dikirimkan kepada manager. Informasi dikumpulkan,
diletakkan dalam sebuah pesan, dan dikirimkan kepada manager yang akan
melakukan pemrosesan dan penyimpanan tertentu.
2.3.3 Structure of Management Information (SMI)
Sebuah obyek yang di manage dapat dipandang sebagai suatu kesatuan yang
terdiri atas tipe obyek, dan instance obyek. Structure of Management Information
(SMI) hanya mengatur tentang tipe obyek, bukan instance dari obyek.
41
Sebuah obyek yang dimanage tidak harus berupa elemen sebuah jaringan. Ia
dapat berupa obyek apapun. Sebagai contoh, internet adalah sebuah organisasi yang
memiliki nama obyek, “internet” dengan OBJECT IDENTIFIER 1.3.6.1. sehingga
sebuah obyek yang dimanage adalah cara untuk mengidentifikasi sebuah obyek,
apakah dia berbentuk fisik atau abstrak.
Tipe obyek, yang merupakan tipe data, memiliki nama, syntax, dan skema
pengkodean. Namanya diwakili secara unik oleh sebuah descriptor dan object
identifier. Syntax dari sebuah tipe obyek di definisikan menggunakan Abstract
Syntax Notation atau ASN.1.
Basic Encoding Rules (BER) atau aturan pengkodean dasar, digunakan sebagai
skema pengkodean untuk proses transfer tipe data antara agent dan manager, dan
antara manager dengan manager.
Name. setiap tipe obyek, secara unik diidentifikasikan oleh sebuah DESCRIPTOR
dan sebuah OBJECT IDENTIFIER. DESCRIPTOR dan OBJECT IDENTIFIER
digunakan dengan huruf besar, karena mereka merupakan kata kunci dalam ASN.1.
DESCRIPTOR mendefinisikan nama secara mnemonic dan menggunakan huruf
kecil; atau paling tidak ia menggunakan huruf kecil pada awal. Seperti sebelumnya
ketika kita mendefinisikan obyek internet sebagai “internet”. Karena sifatnya yang
mnemonic dan dapat dibaca secara mudah, huruf besar dapat digunakan selama ia
tidak berada pada awal dari nama. Sebagai contoh, obyek tabel alamat IP
menggunakan nama ipAddrTable. OBJECT IDENTIFIER adalah nama dan angka
yang unik di dalam Management Information Tree (MIT) atau pohon informasi
manajemen. Istilah Management Information Base (MIB) digunakan untuk internet
42
MIT, sehingga internet MIB memiliki OBJECT IDENTIFIER 1.3.6.1. hal ini dapat
juga didefinisikan melalu sebuah mode hybrid, seperti misalnya :
internet OBJECT IDENTIFIER :: = {iso org(3) dod(6) 1}.
Berikut adalah beberapa format dari deklarasi OBJECT IDENTIFIER:
internet OBJECT IDENTIFIER :: = { iso(1) standard(3) dod(6) internet(1) }.
internet OBJECT IDENTIFIER :: = { 1 3 6 1}
internet OBJECT IDENTIFIER ::={ iso standard dod internet}
Setiap nama dalam MIB internet akan dimulai dengan prefix 1.3.6.1. atau internet.
Sebagai contoh ada 3 obyek diidentifikasikan di bawah obyek internet.
directory
OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 1}
mgmt
OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 2}
experimental
OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 3}
Syntax. Syntax ASN.1 digunakan untuk mendefinisikan struktur dari tipe obyek.
Tidak semua construct dalam ASN.1 digunakan dalam manajemen SNMP berbasis
TCP/IP.
Encoding. SNMPv1 menggunakan BER sebagai aturan dasar pengkodean, dengan
Tag, Length, dan Value (TLV) untuk pengkodean informasi, ditransmisikan antara
43
proses manager dan agent. OBJECT IDENTIFIER dikode dengan menggunakan
setiap nilai subidentifier yang dikodekan sebagai sebuah oktet. Karena sebuah
subidentifier dapat lebih panjang dari sebuah oktet, bit ke 8 di set menjadi 1 untuk
setiap nilai yang membutuhkan lebih dari 1 oktet, dan menandakan oktet berikutnya
dalam urutan. Suatu pengecualian dalam aturan mengenai satu atau lebih oktet untuk
tiap subidentifier adalah spesifikasi dari 2 subidentifier pertama. Sebagai contoh,
iso(1) dan standard(3) {1 3}, dikodekan sebagai 43 dalam oktet pertama nilainya.
Sebagai sebuah ilustrasi mari kita gunakan object identifier internet {1 3 6 1}. Oktet
pertama dari TLV adalah 6 tag UNIVERSAL, dan oktet kedua mendefinisikan
panjang dari nilai tersebut, yang terdiri atas 3 oktet (43, 6 , dan 1). Format
pengkodeannya adalah
00000110 0000011 00101011 00000110 00000001
2.3.4 Management Information Base - II (MIB-II)
MIB adalah sebuah penyimpanan basis informasi virtual. Obyek yang diatur
diakses melalui basis informasi ini. Object pada MIB didefinisikan menggunakan
ASN.1. MIB-II memiliki atribut tambahan untuk status obyek yang diatur.
Pengelompokan obyek (Object Group) dilakukan pada obyek yang saling
berhubungan. Object Group ini memfasilitasi penugasan logis dari sebuah object
identifier. Salah satu kriteria untuk memilih obyek yang akan disertakan dalam
standarisasi adalah obyek itu harus penting bagi manajemen kesalahan atau
konfigurasi. Sehingga, jika sebuah grup diimplementasikan dalam sebuah sistem
oleh sebuah vendor, semua komponennya akan diimplementasikan. Sebagai
44
contohnya, jika External Gate Protocol (EGP) atau protokol gerbang eksternal,
diimplementasikan di dalam sistem, maka semua object yang berada dalam grup
EGP harus ada pula.
Struktur modul MIB terdiri atas nama modul, import dari modul lain, dan
definisi dari modul yang sekarang.
Ada 11 group didefinisikan dalam MIB-II. System Group berisi obyek yang
menjelaskan administrasi sistem. Interface Group mendefinisikan antarmuka dari
komponen network dan parameter dari network yang diasosiasikan dengan tiap
antarmuka. Address Translation Group adalah table referensi silang antara alamat IP
dengan alamat fisik. IP, ICMP, TCP, UDP, dan EGP Group adalah group dari obyek
yang diasosiasikan dengan masing-masing protokol dalam sistem. CMOT Group
adalah penampung penggunaan protokol OSI pada masa yang akan datang, CMIP
melalui TCP/IP. Transmission Group diciptakan sebagai penampung untuk
parameter yang berhubungan dengan transmisi network. SNMP Group adalah grup
protokol komunikasi yang diasosiasikan dengan manajemen SNMP. Tabel 2.1 pada
lampiran menjelaskan mengenai tabel-tabel kelompok Lebih lanjut mengenai
masing-masing kelompok adalah :
1. Kelompok system
Kelompok system menyediakan informasi umum tentang sistem yang dikelola.
Kelompok sistem mengizinkan manager untuk mengetahui nama peralatan,
hardware dan software yang dikandung, lokasinya, dan tugas yang perlu
dikerjakan. Nama dan alamat administrator dari agent juga dapat diketahui pada
45
kelompok ini sehingga dapat dihubungi jika ada masalah. Lebih detail lihat tabel
2.2
2. Kelompok interface
Kelompok interface berkaitan dengan adapter-adapter jaringan. Kelompok
interface dapat mengetahui jumlah paket dan byte yang akan dikirim dan
diterima dari jaringan, jumlah paket yang dibuang, jumlah broadcast dan ukuran
antrian output saat itu. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.3
3. Kelompok at
Kelompok at (address translation) terdiri dari tabel yang mengubah alamat
jaringan menjadi alamat fisikal atau alamat subnetwork untuk semua interface
dari system. Sejak MIB-II, setiap grup protokol mempunyai table translasi
sendiri, sehingga kelompok ini tidak dibutuhkan dan status dihilangkan.
Implementasi kelompok at ini kompatibel dengan MIB-I.
4. Kelompok ip
Internet menggunakan IP sebagai protokol jaringan. Grup ip mempunyai
informasi dengan berbagai macam parameter dari protokol. Kelompok ip
mempunyai tabel yang menggantikan tabel Address Translation. Kelompok ip
mengartikan semua parameter yang dibutuhkan untuk node untuk mengatur
protokol IP, seperti di komputer host ataupun router. Kita dapat menggunakan
MIB ip untuk mendapatkan informasi mengenai lapisan IP. Lebih detail lihat
lampiran tabel 2.4
46
5. Kelompok icmp
Kelompok icmp berkaitan dengan pesan-pesan kesalahan IP. Pada dasarnya
kelompok icmp mempunyai counter bagi setiap pesan icmp yang merekam
jumlah jenis tertentu yang diketahui. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.5
6. Kelompok tcp
Kelompok tcp memonitor jumlah koneksi terbuka saat ini dan jumlah
kumulatifnya, segmen-segmen yang dikirim dan diterima, dan statistik berbagai
kegagalan.Lebih detail lihat lampiran tabel 2.6
7. Kelompok udp
Kelompok udp melakukan log jumlah paket UDP yang dikirim dan diterima, dan
jumlah paket UDP yang tidak dapat diantarkan sehubungan port tidak diketahui
atau karena alasan lain. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.7
8. Kelompok egp
Kelompok egp digunakan oleh router untuk mendukung protokol gateway
eksterior. Kelompok ini menghitung jumlah paket EGP yang keluar, paket EGP
yang masuk diteruskan secara hemat, paket yang masuk dan dibuang. Lebih
detail lihat lampiran tabel 2.8
47
9. Kelompok SNMP
Kelompok SNMP menyediakan informasi mengenai obyek SNMP, prinsip
statistik yang berhubungan dengan traffic dan permasalahan atau kondisi error.
Semua obyek ini meiliki sebuah sintaks Counter dengan pengecualian masukan
terakhir yang merupakan Integer. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.9
2.4 Network Monitoring
Network monitoring adalah salah satu tool dalam manajemen jaringan, fungsi
dari tool ini adalah memantau keadaan network dan menampilkan hasil monitoring
secara berkala.
2.4.1 Pengertian Network Monitoring
Menurut Subramanian (2000,p.486) , Pengertian dasar dari network monitoring
adalah penggunaan metode polling atau trap
untuk pemantauan secara
berkesinambungan pada sebuah jaringan komputer apabila terjadi kelambatan atau
permasalahan pada sistem yang dipantau.
2.4.2 Informasi Network Monitoring
Pemantauan yang dilakukan oleh network monitoring akan menghasilkan
informasi mengenai ukuran traffic paket data dari source dan destination, selain itu
dapat didapat juga waktu pengiriman paket, nilai maksimum dan minimum traffic,
serta parameter perhitungan lainnya.
48
2.4.3 Implementasi Network Monitoring
Langkah pertama dalam implementasi network monitoring adalah melakukan
pemetaan pada jaringan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Deteksi alamat pada segmen lokal dan segmen lainnya yang diketahui dengan
menggunakan broadcast ping atau dengan menggunakan cetak biru dari jaringan
yang disediakan oleh pembangun jaringan. Tabel routing dan tabel ARP dalam
sebuah router dapat diakses untuk menemukan topologi dari jaringan tersebut.
Monitoring dari elemen jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan pesan ping
ICMP dan trap. Frekuensi ping yang lebih tinggi dapat membebani jaringan, akan
tetapi juga dapat mendeteksi kesalahan secara lebih cepat.
2.4.4 Polling dan Trap
Polling dan trap adalah dua alternatif untuk pemantauan sebuah jaringan
menggunakan sistem manajemen jaringan. Dengan teknik polling, obyek yang di
manage akan dilakukan poll secara periodik. Tidak adanya respon atau hasil yang
buruk, seperti tingkat Bandwidth Utilization yang tinggi pada sebuah LAN akan
dilaporkan oleh sistem manajemen jaringan. Teknik kedua, trap, dilakukan dengan
pengiriman trap ke sistem manajemen jaringan melalui sebuah komponen jaringan.
2.5 Database
Thomas Connoly dan Carolyn Begg mendefinisikan database sebagai
“
kumpulan data yang berleasi secara logis, dan deskripsi dari data ini, didesain untuk
memenuh kebutuhan informasi dari sebuah organisasi “ (2002,p.14) ,. database
merupakan solusi dari masalah yang ditimbulkan traditional file management.
49
Masalah yang terjadi pada traditional file management yang disebabkan data yang
diperoleh dari hasil proses disimpan ditempat proses tersebut dilakukan dan tidak
dapat di-shared. Jika ada 2 proses yang beberapa hasil keluarannya berupa data yang
sama dengan proses lainnya, menyebabkan data tersebut menjadi terulang
(redundant) , sehingga dinilai tidak efektif.
Dalam database terdapat beberapa istilah penting, yaitu :
a. field
Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka-angka
b. record
Record adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contoh : nama,
alamat, nomor telepon, dan sebagainya.
c. file
File atau berkas adalah kumpulan dari record yang berelasi secara logis.
Contoh: berkas transaksi toko A yang mempunyai record tanggal, kode
barang, dan harga.
d. entity
Entity adalah orang, tempat, benda, atau kejadian. Entitas yang berkaitan
dengan informasi yang disimpan. Contoh : karyawan, pembeli, dan
sebagainya.
e. attribute
Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity. Contoh :
nama karyawan, umur pembeli, dan sebagainya.
50
f. primary key
Primary key adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama antara
satu record dan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda
pengenal dari suatu field.
g. secondary key
Secondary key adalah sebuah field yang menjelaskan primary key yang
digunakan sebagai pelengkap identifikasi suatu field.
h. foreign key
Foreign
key
adalah
sebuah
field
yang
nilainya
berguna
untuk
menguhubungkan primary key lain yang berada pada tabel yang berbeda.
Pada umumnya, file dalam database dapat dibedakan menjadi dua yaitu
terpusat (centralized) dan terdistribusi (distributed).
Pada sistem terpusat, semua database diletakkan dalam suatu komputer atau
mainframe, sehingga client yang ingin mengakses database harus melakukan
koneksi dengan komputer tersebut. Sistem ini menawarkan banyak kelebihan,
seperti: lebih aman, mudah dalam hal maintenance, dan mudah untuk dilakukan
disaster recovery. Tetapi masalah kecepatan dan biaya menjadi problem utama
dalam penerapan sistem ini.
Pada sistem terdistribusi, sebagian database diletakkan pada komputer yang
berbeda-beda atau lebih dari satu lokasi yang berdekatan dengan user. Oleh karena
itu komputer utama tidak menampung semua bagian dari database tersebut. Sistem
ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
51
a. Replicated database
Replicated database adalah keadaan dimana pada setiap komputer
mempunyai back up database secara utuh
b. Partitioned database
Partitioned database adalah keadaan dimana database dibagi pada setiap
komputer, dan database yang disimpan dalam komputer tersebut sesuai
dengan kebutuhan
2.5.1 Database Management System (DBMS)
Menurut Begg dan Connoly (2002,p.16), “ DBMS adalah sebuah piranti lunak
yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, menciptakan, merawat, dan
mengendalikan akses ke database ”. DBMS memungkinkan suatu organisasi atau
perusahaan untuk menyimpan database hanya pada satu tempat. Tempat tersebut
database dapat diupdate dan diakses oleh berbagai program aplikasi.
DBMS juga menyediakan mekanisme untuk memelihara integritas dari data
yang disimpan, mengatur keamanan dan akses pemakai, mengembalikan data jika
sistem mengalami kerusakan, dan mengakses bermacam-macam fungsi database
dengan aplikasi yang ditulis dalam bahasa pemrograman generasi ketiga, generasi
keempat, dan bahasa pemrograman berorientasi objek.
2.5.2 Relational Database
Relational database adalah representasi logikal dari data. Data tersebut
dapat diakses tanpa ada ketergantungan dengan struktur fisik dari database tersebut.
Relational database merupakan sistem database yang paling banyak dipakai saat ini.
52
Salah satu bahasa yang sering dipakai untuk memanipulasi data adalah SQL. Data
dalam relational database disimpan didalam sebuah tabel dimana terdapat kolom
dan baris.
2.6 Rekayasa Piranti Lunak
Menurut Bauer (1969), rekayasa piranti lunak adalah penetapan dan
penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan piranti lunak yang
ekonomis yaitu piranti lunak yang terpercaya dan bekerja efisien pada komputer atau
mesin. Menurut Pressman (2001,p.20), rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen
yang mampu untuk mengontrol proses pengembangan piranti lunak, di antaranya:
a.
Proses
Proses merupakan dasar dari rekayasa piranti lunak yang memungkinkan
pengembangan piranti lunak secara rasional dan terjadwal.
b.
Metode
Metode merupakan metode-metode untuk merancang piranti lunak.
c.
Alat bantu
Alat bantu menyediakan alat-alat dukungan otomatis dan semi otomatis
untuk mendukung proses dan metode.
2.6.1 Definisi dan Karakteristik Piranti Lunak
Menurut Pressman (2001,p.6) Definisi dan karakteristik piranti lunak, antara
lain:
53
a. Instruksi (program komputer) yang ketika dijalankan menyediakan
fungsi dan kemampuan yang diinginkan.
b. Struktur data yang memungkinkan program untuk memanipulasi
informasi
c. Dokumen yang menggambarkan pengoperasian dan penggunaan
program.
Perbedaan antara piranti lunak dan perangkat keras adalah:
a. Piranti lunak dikembangkan dan direkayasa, sedangkan perangkat keras
diproduksi.
b. Piranti lunak lebih tahan lama, sedangkan perangkat keras lebih cepat
rusak
c. Walaupun industri akan semakin mengarah ke perakitan komponen,
piranti lunak tetap dikembangkan sesuai dengan pesanan (custom built).
2.6.2 Konsep Perancangan Berorientasi Objek
Berdasarkan hasil sintesa dari berbagai opini, Coad dan Yourdon (1991)
mendefinisikannya sebagai berikut :
Orientasi obyek = obyek + klasifikasi + inheritance + komunikasi
Untuk lebih mengenal konsep perancangan berorientasi obyek, kita ambil
contoh di kehidupan nyata, sebuah kursi misalnya. Kursi adalah anggota dari kelas
obyek yang lebih besar yang kita sebut sebagai mebel. Beberapa atribut dapat
dikaitkan dengan kelas mebel, sebagai contoh, semua mebel memiliki biaya
pembuatan, dimensi, berat, lokasi, dan warna, di antara beberapa atributnya. Karena
54
kursi termasuk dalam kelas mebel, kursi mewarisi semua atribut dari mebel. Semua
obyek di dalam kelas mebel juga dapat dimanipulasi dengan berbagai cara, misalnya
dijual, dipindahkan, dimodifikasi bentuknya, dsb. Sebagai contoh apabila atribut
lokasi didefinisikan sebagai :
Lokasi = bangunan + lantai + ruang
maka sebuah operasi yang bernama “ pindah “ akan memodifikasi satu atau lebih
dari ketiga data ( bangunan, lantai, atau ruang). Untuk melakukan ini, seseorang
harus memiliki “pengetahuan” mengenai data-data tersebut.
Obyek kursi (dan
semua obyek secara umum) mengenkapsulasi data (nilai atribut yang mendefinisikan
kursi), operasi (tindakan yang dapat dilakukan untuk merubah nilai atribut
kursi),obyek lainnya, konstanta (nilai yang telah ditetapkan), dan informasi lainnya
yang terkait. Enkapsulasi berarti semua informasi ini disatukan dalam satu nama, dan
dapat digunakan kembali sebagai satu spesifikasi atau komponen program.
Ada 3 karakteristik yang membedakan sistem berorientasi obyek dengan sistem
konvensional.
a. Enkapsulasi menyimpan data dan operasi yang memanipulasi datanya
ke dalam satu obyek.
b. Pewarisan ( Inheritance) memungkinkan atribut dan operasi dari sebuah
kelas untuk diwarisi oleh semua subkelas dan obyek yang berhubungan
dengannya.
c. Polymorphism memungkinkan beberapa operasi yang berbeda untuk
memiliki nama yang sama, mengurangi jumlah kode yang diperlukan
untuk mengimplementasikan sebuah sistem.
55
Produk dan sistem yang menggunakan konsep perancangan berorientasi obyek
dibuat dengan menggunakan model evolusioner, yang kadang disebut sebagai model
rekursif/paralel. Piranti lunak yang dirancang dengan metode berorientasi obyek
berevolusi secara iteratif, dan harus diatur dengan perhatian bahwa produk akhir
akan dibuat melalui beberapa seri inkremental.
2.6.3 Analisis Berorientasi Objek
Analisis berorientasi obyek dilakukan melalui beberapa langkah, dimulai
dengan pendeskripsian Business Process, diikuti Activity Diagram, kemudian
mendefinisikan Use-Case Diagram , Dilanjutkan dengan pembuatan Sequence
Diagram, dan kemudian pendefinisian Class-Diagram.
2.6.3.1 Business Process
Menurut Bahrami (1999,p.129) Memodelkan Business Process adalah bagian
penting dari perancangan piranti lunak. Sebuah Business Process adalah sebuah
kumpulan dari aktivitas yang didesain untuk menghasilkan sebuah output spesifik.
Business Process mengimplikasikan bagaimana kuatnya penekanan tentang
bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan dalam sebuah organisasi. Secara menyeluruh,
berarti adalah pengaturan dari aktivitas kerja secara spesifik melalui waktu dan
tempat, dengan sebuah awal, sebuah akhir, serta input dan output yang jelas.
56
2.6.3.2 Use Case Diagram
Menurut Bahrami (1999,p.101) Use Case Diagram adalah sebuah graph yang
berisi aktor, kumpulan dari use case dalam sebuah lingkup yang dibatasi sistem,
komunikasi (partisipasi), asosiasi antara aktor dan use case yang digunakan, dan
generalisasi antara use case yang digunakan.
2.6.3.3 Sequence Diagram
Bahrami (1999,p.204) menjelaskan bahwa Sequence Diagram adalah cara
mudah dan intuitif untuk menjelaskan perilaku dari sebuah sistem dengan melihat
interaksi antara sistem dengan lingkungannya. Sebuah Sequence Diagram
menunjukkan interaksi yang diatur dalam waktu sekuensial. Ia menunjukkan obyek
yang berpartisipasi dalam interaksi dengan melihat lifeline dan pesan yang mereka
pertukarkan, diatur secara sekuensial.
Sequence Diagram memiliki 2 dimensi, yang pertama adalah dimensi vertikal
yang mewakili waktu, dan dimensi horizontal yang mewakili obyek yang berbedabeda. Garis vertikal disebut sebagai lifeline dari obyek. Lifeline mewakili eksistensi
dari sebuah obyek selama interaksi dilakukan, bentuk ini pertama kali dipopulerkan
oleh Jacobson. Sebuah obyek ditunjukkan sebagai sebuah kotak di atas garis vertikal
putus-putus. Setiap pesan direpresentasikan oleh sebuah panah diantara lifeline dari
2 obyek. Pengaturan bagaimana pesan-pesan tersebut terjadi diatur dengan
pengaturan atas-bawah. Sequence Diagram sangat sederhana dan memiliki daya
tarik visual, yang merupakan kekuatan terbesarnya. Sebuah Sequence Diagram
diilustrasikan sebagai cara alternatif untuk mendapatkan pengertian mengenai alur
kendali secara umum pada sebuah program.
57
2.6.3.4 Class Diagram
Menurut Bahrami (1999,p.94) Class Diagram adalah diagram analisis statis
utama. Diagram ini menunjukkan bagaimana struktur statis dari sebuah model.
Sebuah Class Diagram adalah kumpulan dari elemen model yang bersifat statis,
seperti class dan hubungannya, terhubung sebagai sebuah graph ke satu sama lain
dan ke isinya. Class Diagram adalah proses dimana obyek logical di dunia nyata (
ruang permasalahan) direpresentasikan (dipetakan) oleh obyek aktual dalam sebuah
program. Representasi visual ini, hubungannya, dan strukturnya adalah untuk
mempermudah pengertian.
Download