1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada dua kelompok utama pelaku ekonomi, yaitu pihak yang meminjam dana (borrowers) dan pihak yang meminjamkan (lenders). Pihak yang meminjam dana pada umumnya adalah perusahaan dan pemerintah, sedangkan pihak yang meminjamkan dana adalah rumah tangga. Pihak yang meminjam dana menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran operasinya, sehingga memperoleh keuntungan. Pihak yang meminjamkan dana bersedia untuk meminjamkan dengan harapan untuk mendapatkan pengembalian. Dengan semakin berkembanganya dunia usaha, maka kebutuhan dana untuk membuka proyek perluasan usaha akan semakin meningkat. Begitu juga dengan pemerintah, dengan semakin meningkatnya tuntutan terhadap public service, maka pengeluaran yang dilakukan akan semakin meningkat. Akibatnya, pengeluaran pemerintah (government expenditure) untuk membelanjai pembangunan akan semakin besar. Dari perspektif pemilik dana, dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dalam bentuk pendapatan perkapita, maka kemungkinan alokasi dana untuk investasi juga akan semakin tinggi. Kesediaan masyarakat atau rumah tangga untuk menginvestasikan dananya bergantung pada seberapa besar kompensasi yang diberikan oleh peminjam atas penggunaan dana tersebut. 1 2 Manivestasi atas kompensasi yang diterima oleh pemilik dana berupa bunga, dan ini digunakan sebagai imbalan bagi pemilik dana karena bersedia untuk menunda konsumsinya dan sekaligus sebagai tambahan daya beli di masa mendatang. Dalam rangka menjembatani bertemunya antara kepentingan permintaan dengan kepentingan penawaran dana, maka pasar keuangan (financial markets) sangat dibutuhkan. Di pasar keuangan inilah pengalokasian atas dana dapat dilakukan secara efisien dan harga atas dana berupa tingkat bunga ditentukan. Dengan demikian, pengembangan pasar keuangan yang baik dan sehat dalam suatu perekonomian memegang posisi penting. Untuk melihat perkembangan pasar modal Indonesia, salah satu indikator yang sering digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indikator pasar modal ini dapat berfluktuasi seiring dengan perubahan indikator-indikator makro yang ada. Seiring dengan indikator pasar modal, indikator ekonomi makro juga bersifat fluktuatif. Sejak diaktifkannya kembali pada 10 Agustus 1977, pasar keuangan atau pasar modal Indonesia memperlihatkan peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Peningkatan ini dapat terlihat secara nyata dengan meningkatnya jumlah emiten dari 24 emiten pada tahun 1987 menjadi 398 emiten pada tahun 2012. Adanya peningkatan ini mengakibatkan melonjaknya nilai perdagangan saham dan nilai kapitalisasi pasar saham setiap tahun yang tercatat di pasar modal Indonesia.Perkembangan pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. 3 Tabel 1.1 Perkembangan Pasar Modal Indonesia Tahun 1997 - 2012 IHSG Kapitalisasi Pasar Jumlah Tertinggi Terendah Akhir (Rp triliun) Emiten IHSG Tertinggi Terendah 1997 612.888 447.040 1998 519.175 414.209 1999 637.432 512.209 2000 740.833 339.536 2001 554.107 256.834 2002 716.460 372.318 2003 703.483 404.115 2004 470.229 342.858 2005 551.607 337.475 2006 693.003 379.351 2007 1.004.430 668.477 2008 1.192.203 994.770 2009 1.805.523 1.171.709 2010 2.810.962 1.678.044 2011 2.830.263 1.111.390 2012 2.534.356 1.256.109 Sumber : www.idx.co.id (data diolah) Tahun Akhir 469.640 513.847 637.432 401.712 398.038 676.919 416.321 392.036 424.945 691.895 1.000.233 1.162.635 1.805.523 2.745.826 1.355.408 2.534.356 Kapasitas Pasar (Rp. Triliun) 104 152 215 160 176 452 260 239 268 460 680 801 1.249 1.988 1.076 2.019 Jumlah Emiten 217 238 253 282 288 277 287 316 331 333 331 336 344 383 396 398 Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Salah satu daya tarik pasar modal adalah investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko masing-masing jenis investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bias menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan. Dengan adanya pasar modal, para investor memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio investasi sesuai dengan resiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. 4 Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil maupun aset finansial merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Salah satu investasi yang banyak diminati oleh investor adalah investasi pada jenis aset finansial yang berupa saham. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi tersebut. Investasi dalam bentuk saham selalu menjadi pilihan dalam berinvestasi. Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. Menurut Jogiyanto (2008) secara umum saham dibagi ke dalam dua kelompok yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). Saham biasa (common stock) adalah suatu surat berharga tanda kepemilikan dalam perusahaan yang ikut menanggung resiko apabila perusahaan mengalami kerugian dan mendapatkan keuntungan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Sedangkan saham istimewa (preferred stock) merupakan suatu surat berharga tanda kepemilikan dalam perusahaan dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap periode pembagian dividen yang telah ditetapkan. Alasan utama investor berinvestasi pada saham adalah untuk memperoleh keuntungan yang dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan disebut sebagai return. 5 Return menurut Tandelilin (2007) merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Return didalam manajemen investasi dapat dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return).Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa mendatang. Sedangkan return yang terjadi atau return actual merupakan tingkat return yang diperoleh investor pada masa lalu. Untuk melakukan analisis tentang return suatu investasi maka investor dapat melakukan analisis fundamental. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Dalam melakukan analisis fundamental, investor dapat menggunakan variabel-variabel fundamental perusahaan yang dapat berupa rasio-rasio keuangan yang menunjukan kinerja perusahaan yang mempunyai hubungan dengan return saham. Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Secara umum menurut Johar Arifin (2004:8), rasio keuangan dapat dikelompokan menjadi rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio aktivitas. Rasio leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. 6 Peningkatan hutang perusahaan dalam satu periode akan memperngaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham, sehingga hal ini akan berdampak pada tingkat pengembalian saham. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik suatu perusahaan dalam kemampuannya memperoleh keuntungan. Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Perusahaan yang memiliki likuiditas baik maka memungkinkan tingkat pengembalian investasi dengan lebih baik pula. Sehingga hal ini akan mempengaruhi nilai investasi investor dalam suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan. Semakin baik perusahaan dalam mempergunakan sumber daya yang dimilikinya, maka semakin baik pula perusahaan menghasilkan pendapatan yang pada akhirnya meningkatkan tingkat pengembalian saham bagi investor. Seiring dengan meningkatnya investasi yang diperdagangkan di pasar modal Bursa Efek Indonesia, kebutuhan akan informasi bagi investor yang berencana menanamkan investasinya juga akan semakin meningkat. Untuk memudahkan informasi mengenai indeks harga saham yang mencerminkan pergerakan harga saham, Bursa Efek Indonesia mengeluarkan11 jenis indeks harga saham sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. 7 Indeks LQ 45 merupakan salah satu indeks dari 11 jenis indeks yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ 45 merupakan indeks saham dari 45 jenis saham perusahaan yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai likuiditas dan kapitalisasi paling tinggi di antara saham-saham lainnya. Perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ 45 secara rutin dipantau perkembangannya dan dievaluasi atas pergerakan urutan saham-sahamnya untuk menjamin kewajaran pemilihan saham yang masuk ke dalam indeks LQ 45. Sehingga perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ 45 menjadi perusahaan utama yang banyak diminati oleh investor karena indeks LQ 45 berfungsi sebagai patokan naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang dapat mempertahankan posisinya dalam indeks LQ45 setiap periode akan dianggap sebagai perusahaan yang memiliki nilai likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi dan stabil, sehingga hal ini akan mempengaruhi minat investor untuk terus menanamkan investasinya. Semakin tinggi volume permintaan dan penawaran saham perusahaan yang di perdagangkan di pasar modal maka akan semakin tinggi juga nilai perusahaan yang secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan nilai pengembalian investasi saham atau return saham. Penelitian ini dilakukan atas dasar ketertarikan penulis dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Rasio Leverage, Profitabilitas Likuiditas dan Aktivitas Terhadap Return Saham” (studi pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Ketertarikan dalam 8 melakukan penelitian ini karena penulis ingin mencoba meneliti pengaruh variabel-variabel fundamental perusahaan terhadap return saham dimana indikator rasio yang digunakan sama dengan penelitian sebelumnya, tetapi dengan beberapa perbedaan diantaranya adalah objek penelitian, tahun atau periode penelitian, dan alasan untuk diteliti menyangkut hasil yang didapatkan oleh peneliti sebelumnya apakah masih konsisten atau tidak dengan penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio DER, ROA, CR, dan TATO Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi pertanyaan pokok dalam penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar pengaruh rasio leverage (DER) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI? 2. Seberapa besar pengaruh rasio profitabilitas (ROA) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI? 3. Seberapa besar pengaruh rasio rasio likuiditas (CR) Terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI? 4. Seberapa besar pengaruh rasio aktivitas terhadap return (RS) saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI? 9 5. Seberapa besar pengaruh rasio DR, ROA, CR, dan TATO terhadap RS secara simultan (bersama-sama) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh rasio leverage (DER) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI. b. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas (ROA) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI. c. Untuk mengetahui pengaruh rasio rasio likiditas (CR) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI. d. Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas (TATO) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI. e. Untuk mengetahui pengaruh rasio DR, ROA, CR, dan TATO terhadap RS secara simultan (bersama-sama) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI? 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain : 10 a. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan pengalaman berharga yang dapat menambah wawasan pengetahuan tentang aplikasi ilmu teori yang penulis peroleh dibangku kuliah dengan penerapan yang sebenarnya dan mencoba untuk mengembangkan pemahaman mengenai analisis laporan keuangan yang diterapkan dalam investasi pasar modal. b. Bagi Mahasiswa Dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai pemahaman dan pengaplikasian rasio-rasio keuangan, khususnya mengenai pengaruh rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio aktivitas terhadap return saham, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai kesesuaian antara fakta di lapangan dengan permasalahan tersebut dengan ilmu yang diteliti. c. Bagi Dunia Praktisi Sebagai bahan informasi pendukung untuk meningkatkan nilai perusahaan untuk lebih menjaga dan memperhatikan rasio-rasio keuangan khususnya yang berhubungan dengan return perusahaan karena hal itu akan mempengaruhi minat investor dalam menanamkan modalnya dalam berinvestasi. d. Pihak lain Diharapkan dapat berguna sebagai masukan dari dokumen-dokumen untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang mungkin membutuhkan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitan selanjutnya.