BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tinjauan Pustaka 1. Kemampuan

advertisement
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Pustaka
1.
Kemampuan Komunikasi Matematis
Menurut Wardani (2008) matematika merupakan sebuah alat
komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Dalam
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian
matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang, atau bilangan.
Misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model
matematika ke dalam bentuk diagram, persamaan matematika, grafik
ataupun tabel. Keunggulan dalam mengkomunikasikan gagasan dengan
matematika lebih praktis, sistematis dan efisien. Seperti halnya dalam
pembelajaran matematika penyampaian ide, gagasan ataupun pendapat
dalam pembelajaran matematika dapat berupa grafik, simbol, diagram
dan lain sebagainya maupun penyampaian secara lisan dan tulisan
tersebut disebut juga komunikasi matematis. Sejalan dengan pendapat
diatas, Prayitno, dkk (2013:385) mengemukakan bahwa komunikasi
matematis adalah suatu cara siswa untuk menyatakan dan menafsirkan
gagasan-gagasan matematika secara lisan maupun tulisan, baik dalam
bentuk gambar, tabel, diagram, rumus, ataupun deminstrasi.
Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu tujuan
pembelajaran matematika dan menjadi salah satu standar kompetensi
7
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
8
lulusan siswa sekolah dari pendidikan dasar sampai menengah
sebagaimana dalam permendiknas
22 tahun 2006 tentang standar
kompetensi lulusan dalam bidang matematika. Salah satu tujuan mata
pelajaran
matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah siswa mampu mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah.
Menurut LACOE (Los Angeles County Office of Education)
(Mahmudi,2009:3) komunikasi matematis ada dua yaitu komunikasi
tertulis dan komunikasi lisan. Komunikasi tertulis adalah kemampuan
seorang siswa dalam menyatakan ide atau gagasannya secara tertulis
dengan penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang
menggambarkan proses berpikir siswa secara matematis. Komunikasi
tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian
matematika
yang
mengorganisasi
menggambarkan
berbagai
konsep
kemampuan
untuk
siswa
menyelesaikan
dalam
masalah
matematika. Komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan
penjelasan verbal suatu gagasan matematika. Komunikasi lisan dapat
terjadi melalui interaksi antar siswa misalnya dalam pembelajaran dalam
setting diskusi kelompok.
Menurut LACOE (Mahmudi,2009:3) dijelaskan bahwa siswa
seharusnya mempunyai kemampuan komunikasi matematis yang
beragam, diantaranya : 1) merefleksi dan merefleksikan pemikiran
tentang ide-ide matematika, 2) menghubungkan bahasa sehari-hari
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
9
dengan bahasa matematika yang menggunakan simbol-simbol, 3)
menggunakan
keterampilan
membaca,
mendengarkan
menginterprestasikan dan mengevaluasi ide matematika, dan 4)
menggunakan ide-ide matematika untuk membuat dugaan yang
meyakinkan.
Menurut Prayitno, dkk (2013: 386) indikator komunikasi tertulis
dapat diukur melalui (1) memahami gagasan matematis yang disajikan
dalam tulisan atau lisan (2) mengungkapkan gagasan matematis secara
tertulis atau lisan (3) menggunakan pendekatan bahasa matematika
(notasi, istilah dan lambang) untuk menyatakan informasi matematis (4)
menggunakan representasi matematika (rumus,diagram, tabel, grafik,
model) untuk menyatakan informasi matematis (5) mangubah dan
menafsirkan informasi matematis dan representasi matematika.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
matematis tertulis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ideide atau gagasannya yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat
berupa gambar, istilah, grafik, rumus, simbol yang tepat dan
menggunakannya untuk memecahkan masalah.
Adapun indikator komunikasi matematis :
a.
Mengekspresikan ide-ide matematis dengan menggambarkannya
secara visual
Pada indikator ini, siswa dapat menyatakan dan mengilustrasikan
ide-ide nyata dan permasalahan
matematika yang diberikan ke
dalam bentuk gambar dan diagram.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
10
b.
Menggunakan keahlian membaca untuk mengevaluasi ide
Pada indikator ini, siswa dapat menggunakan rumus untuk
menyatakan dan menyelesaikan permasalahan matematika dengan
benar dan tepat.
c.
Menyatakan hasil gagasan, ide dan solusi matematika dalam bentuk
tulisan dengan bahasa dan simbol matematika dengan benar dan
tepat.
Pada indikator ini, siswa dapat menggunakan bahasa (istilah, simbol,
tanda) dengan benar dan tepat.
2.
Percaya Diri
Menurut Mustari (2014: 51) percaya diri adalah keyakinan bahwa
orang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu tindakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Berbeda dengan pendapat di atas Lina dan
Klara (2010:15) mengemukakan bahwa Percaya diri adalah sikap positif
yang dimiliki seseorang dalam melakukan suatu hal tanpa beban perasaan
yang mengganggu. Selanjutnya menurut Kemendikbud (2013) percaya
diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi
keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu
tindakan.
Dalam
kehidupan
sehari-hari,
baik
lingkungan
sekolah,
lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat percaya diri itu
penting bagi remaja. Percaya diri memberikan manfaat yang sangat besar
pada remaja. Menurut Lina dan Klara (2010:27-28) Percaya diri dapat
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
11
menumbuhkan semangat yang berguna untuk kehidupan diantaranya
berpikir positif, mandiri, berprestasi, optimis, kreatif dan mudah bergaul
dan rasa tidak percaya diri muncul karena ketidakberanian dan rasa takut
salah.
Adapun indikator percaya diri menurut Kemendikbud (2013)
diantaranya :
a.
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
b.
Mampu membuat keputusan dengan cepat.
c.
Tidak mudah putus asa.
d.
Tidak canggung dalam bertindak atau melakukan sesuatu.
e.
Berani presentasi di depan kelas .
f.
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
Menurut Lina dan Klara (2010) ciri-ciri percaya diri adalah
sebagai berikut :
a.
Percaya
akan
kompetensi/kemampuan
diri
sehingga
tidak
membutuhkan pujian, pengakuan penerimaan ataupun rasa hormat
dari orang lain.
b.
Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap menyesuaikan diri demi
diterima oleh orang lain atau kelompok.
c.
Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, serta berani
menjadi diri sendiri.
d.
Punya pengendalian diri yang baik.
e.
Memiliki internal locus of control (mamandang keberhasilan atau
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
12
kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah
menyerah
pada
nasib
atau
keadaan
serta
tidak
tergantung/mengharapkan bantuan orang lain).
f.
Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang
lain dan situasi di luar dirinya.
g.
Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika
harapan itu tidak terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya
dan situasi yang terjadi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri
adalah suatu kemampuan yang ada pada diri seseorang yang memicu
seseorang berani melakukan suatu tindakan.
Indikator rasa percaya diri siswa dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Berani bertanya
Sikap yang ditunjukkan siswa adalah siswa tidak malu bertanya
kepada guru dan teman ketika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal.
b. Berani menyampaikan pendapat.
Sikap yang ditunjukkan siswa yaitu siswa berani untuk
berpendapat jika dihadapkan suatu masalah dan bertukar pendapat
saat melaksanakan diskusi dengan teman-teman.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
13
c. Memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan sesuatu.
Sikap yang ditunjukkan siswa yaitu siswa mampu bertanggung
jawab mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan guru,
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru ketika
pembelajaran dan mengerjakan tugas tepat pada waktumya.
d. Mampu menghargai usaha yang dilakukan diri sendiri.
Sikap yang ditunjukkan siswa yaitu siswa optimis dengan
kemampuan yang dimilikinya dan mengerjakan sendiri.
3.
Emotional Quotient (EQ)
Menurut Cooper dan Sawaf (dalam Mubarok,2008:121-122)
kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara
selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan
pengaruh yang manusiawi untuk mengakui, menghargai perasaan pada
diri dan orang lain, serta menanggapinya dengan tepat, sehingga dapat
menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan pendapat diatas Goleman mengatakan
bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki individu
dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi, dan mengatur keadaan jiwa sehingga seseorang
dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan
dan mengatur suasana hati.(Mubarok,2008:121-122)
Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011:64-65) Emosi merupakan
faktor dominan yang mempengaruhi perilaku individu, termasuk perilaku
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
14
belajar (learning). Emosi positif seperti perasaan senang, bergairah,
bersemangat atau rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi akan
mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap
aktivitas belajar, seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku,
membaca buku, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah dan disiplin
dalam belajar. Sedangkan emosi yang negatif seperti perasaan tidak
bergairah, akan membuat proses belajar tersebut mengalami hambatan
yaitu individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar,
sehingga kemungkinan besar akan mengalami kegagalan dalam belajar.
Emosi juga berkembang melalui interaksi sosial dengan orang
lain.
Pemahaman
relasi
dengan
orang
lain
akan
membantu
mengembangkan kemampuan empati, perilaku menolong (prosocial
behavior) dan pengembangan kepemimpinan (leadership improvement).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud
kecerdasan
emosi
adalah
suatu kemampuan
yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain serta dapat
mengelola
emosi
yang
dapat
digunakan
untuk
membimbing
pikiran untuk mengambil keputusan yang terbaik. Dengan kecerdasan
emosional, individu dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat,
memilih kepuasaan dan mengatur suasana hati. Individu yang memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi dapat menanggulangi emosi mereka
sendiri dengan baik, dan memperhatikan kondisi
emosinya,
serta
merespon dengan benar emosinya untuk orang lain.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
15
B. Materi
Berdasarkan kurikulum KTSP dan silabus pembelajaran KTSP, materi
bangun datar merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa di SMP
Negeri 1 Kembaran, indikator materi bangun datar adalah:
SK : 6.
Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan
ukurannya.
KD : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Indikator :
6.3.1 Menghitung keliling segiempat ‘persegi, persegi panjang, trapesium,
belah ketupat’
6.3.2 Menghitung luas segiempat segiempat ‘persegi, persegi panjang,
trapesium, belah ketupat’
6.3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
bangun segiempat ‘persegi, persegi panjang, trapesium, belah
ketupat’ dalam kehidupan sehari-hari.
C. Penelitian Relevan
Penelitian
yang
berkaitan
dengan
kemampuan
komunikasi
matematis, percaya diri sudah banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang
berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis ialah penelitian yang
dilakukan oleh Pratami (2016) yang berjudul analisis kemampuan komunikasi
matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari taraf
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
16
intelegensi di SMP Negeri 2 Sokaraja pada tahun 2016. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan kemampuan komunikasi
matematis tulis pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari taraf
intelegensi untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sokaraja, yaitu
1.
Ketiga
kelompok
intelegensi
memiliki
kemampuan
komunikasi
matematis tulis yang relatif sama. Kesamaan tersebut, antara lain mampu
mengilustrasikan soal ke bentuk gambar, cenderung kesulitan untuk
memahami dan menyelesaikan soal yang diberikan, kurang teliti dalam
menggunakan
langkah-langkah
penyelesaian
soal,
dan
mampu
menggunakan bahasa matematika dengan baik.
2.
Selain kesamaan hasil , terlihat perbedaan yang muncul dari ketiga
kelompok intelegensi tersebut antara lain :
a.
Siswa brihgt normal cukup baik dalam menggunakan rumus, lebih
teliti dalam menuliskan ukuran serta satuan ukuran gambar, teliti
dalam menuliskan satuan di setiap langkah-langkah penyelesaian
soal.
b.
Siswa average kurang teliti dalam menggunakan rumus, terkadang
kurang teliti menuliskan ukuran serta satuan ukuran gambar dan
kurang teliti dalam menuliskan satuan pada langkah-langkah
penyelesaian soal.
c.
Siswa dull normal cukup baik dalam menggunakan rumus, terkadang
kurang teliti menuliskan ukuran serta satuan ukuran gambar dan
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
17
kurang teliti dalam menuliskan satuan pada langkah-langkah
penyelesaian soal serta mengilustrasikan soal ke bentuk gambar.
Berbeda dengan penelitian tersebut, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yuliani (2016) mengenai analisis kemampuan komunikasi matematis
ditinjau dari gaya belajar siswa SMP Negeri 2 Baturaden menunjukkan
bahwa siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, maupun kinestetik
sudah baik.
Persamaannya dengan penelitian ini adalah melihat kemampuan
komunikasi matematis siswa. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini
pada variabel, tinjauan, subjek, dan tempat penelitian. Penelitian ini
dilakukan pada siswa SMP Negeri 1 Kembaran pada materi bangun datar dan
mengggunakan hasil tes EQ sebagai syarat awal pengelompokkan subjek
penelitian.
D. Kerangka Pikir
Keberhasilan belajar dalam matematika dapat dicapai dengan
mencapai tujuan pembelajaran matematika itu sendiri. Salah satu tujuan
pembelajaran matematika yang dicapai yaitu komunikasi. Pada jenjang SMP,
pembelajaran
matematika
sangat
membutuhkan
komunikasi
untuk
mengemukakan gagasan dan pikiran setiap siswa. Salah satu cara
mengkomunikasikan gagasan pikiran siswa yaitu mengkomunikasikannya
secara tertulis. Kemampuan komunikasi matematis tulis siswa dapat dilihat
melalui ilustrasi soal ke dalam bentuk gambar, penggunaan representasi,
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
18
bahasa, simbol secara tepat. Pada pembelajaran matematika, siswa akan
belajar hal-hal yang berkaitan dengan bangun datar yang mencangkup
segiempat dan segitiga. Pokok bahasan bangun datar perlu di capai oleh siswa
sebab merupakan materi wajib dikuasai oleh siswa. Siswa dikatakan berhasil
belajar ditandai dengan hasil belajar yang tinggi serta diimbangi dengan
karakter yang baik. Salah satu karakter yang harus dimiliki siswa adalah
percaya diri. Percaya diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan
melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu dan pikirannya
terarah untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Percaya diri merupakan
salah satu sikap yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika.
Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yaitu memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Selain membutuhkan kamampuan komunikasi matematis dan percaya
diri untuk mencapai keberhasilan pembelajaran dan belajar matematika, perlu
adanya faktor pendukung. Salah satu faktor pendukung
keberhasilan
pembelajaran dan belajar adalah kecerdasan, yang salah satunya yaitu
kecerdasan
emosi/Emotional
Quotient
(EQ).
Menurut
Goleman
(Uno:2010:70) bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa yaitu
20 % dipengaruhi IQ dan 80 % dipengaruhi faktor-faktor lainnya salah
satunya yaitu kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi setiap siswa berbedabeda, hal ini dapat diketahui oleh setiap siswa yang sudah melaksanakan tes
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
19
kecerdasan berupa tes EQ. Tes EQ berfungsi mengukur taraf kecerdasan
emosi siswa yang kemudian di bagi ke dalam bentuk kelompok antara lain :
tinggi, sedang dan kurang.
Melalui
penelitian
ini
akan
diketahui
bagaimana
gambaran
kemampuan komunikasi matematis dan percaya diri siswa ditinjau dari
Emotional Quotient (EQ).
Deskripsi Kemampuan Komunikasi..., Lilis Karlina, FKIP, UMP, 2017
Download