REC A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah Pengkhotbah Votum Pengkhotbah Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Persembahan Liturgos & Jemaat Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Petugas Doa Pengkhotbah Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com 2 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ UCAPAN BAHAGIA BAGIAN 4 (Matius 5:10-12) Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M S eperti yang sudah diterangkan di awal seri khotbah ini, jumlah ucapan bahagia adalah delapan. Ayat 11 dan 12 hanya merupakan penjelasan terhadap ucapan yang terakhir. Ketiganya sama-sama berbicara tentang penganiayaan, sebagaimana ditunjukkan melalui pemunculan kata kerja diōkō di tiap ayat ini. gagetkan). Ucapan-ucapan yang lain bersifat aktif, sedangkan ucapan ini bersifat pasif. Ini tentang apa yang dilakukan oleh orang lain kepada kita, bukan tentang apa yang kita lakukan. Lagipula, penganiayaan jelas bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Penganiayaan berdekatan dengan penderitaan. Mungkin karena itulah Tuhan Yesus Di antara semua ucapan bahagia, sengaja memberi penegasan pada poin terakhir ini mungkin yang ide tentang kebahagiaan. Kata mapaling menarik (sekaligus men- karioi (“berbahagialah”) muncul 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ dua kali (ayat 10-11). Ayat 12 bahkan menambahkan kata “bersukacita” (chairete) dan “bergembiralah” (agalliasthe). cuma-cuma dan konyol. Mereka menderita karena kesalahan sendiri. Mereka tidak berhikmat dalam memberitakan injil. Orang yang dianiaya Bahkan tatkala seorang Kristen menderita tanpa berbuat kesalahan, hal itu belum tentu tergolong penganiayaan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus di Matius 5:10-12. Kita bisa saja diperlakukan secara buruk oleh orang lain yang salah memahami kita. Kita juga mungkin mengalami perlakuan buruk yang tidak ada kena-mengenanya dengan alasan-alasan relijius. Bukan ini yang dimaksud di teks kita hari ini. Teks kita hari ini tidak membicarakan tentang sembarang penderitaan. Tidak semua penderitaan adalah penganiayaan. Bahkan tidak semua penganiayaan termasuk dalam kategori penganiayaan yang membawa berkat. Kita perlu membedakan penganiayaan yang dimaksud Tuhan Yesus di sini dengan penderitaan karena kesalahan. Jika kita menderita karena kesalahan sendiri, hal itu disebut hukuman. Wujud tindakan yang diterima mungkin sama, yaitu penganiayaan, tetapi alasannya berbeda. Rasul Petrus pernah menyinggung tentang jenis penderitaan seperti ini (1 Pet 1:20a; 3:17). Teguran ini tampaknya tidak terlalu disimak oleh orang-orang Kristen. Sejarah gereja mencatat bahwa sebagian orang Kristen telah menderita secara Penganiayaan yang sedang dibahas oleh Tuhan Yesus memiliki beberapa karakteristik. Yang pertama, penderitaan ini karena kebenaran (ayat 10). Sebagaimana sudah diuraikan di seri khotbah yang terdahulu (5:6), “kebenaran” merujuk pada gaya hidup yang benar (kesalehan). Gaya hidup kita yang benar sebagai warga kerajaan Allah bisa saja dipandang sebagai ancaman bagi orang lain, apalagi jika gaya hidup tersebut terlihat lebih baik dan benar dibandingkan gaya hidup yang ada. Sebagai 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ contoh, kesalehan orang Kristen yang melebihi kesalehan legalistik orang-orang Farisi dan ahli Taurat (5:20) bisa menjadi sumber kebencian bagi dua golongan relijius ini. Kedua, penderitaan ini karena Kristus (ayat 11). Penambahan “karena Aku” memberikan nuansa personal sekaligus spesifikasi. Ini bukan tentang sembarang kesalehan. Penambahan semacam ini memang diperlukan, karena dalam konteks keagamaan Yahudi pada waktu itu memang ada beragam tipe kesalehan. Di luar golongan Farisi dan ahli Taurat masih ada golongan Saduki dan Essenes (masyarakat Qumran?). Kesalehan yang dipikirkan di ayat 11 bukan hanya berkaitan dengan tradisi, melainkan dengan pribadi. Ini bukan tentang ritual atau peraturan. han Yesus perlu menambahkan keterangan “eipōsin pan ponēron kath’ hymōn pseudomenoi” (LAI:TB “kepada kamu difitnahkan segala yang jahat”), yang secara hurufiah berarti “mereka mengucapkan segala yang jahat tentang kalian secara keliru” (lihat KJV/ASV/RSV/NIV/ESV). “Segala yang jahat” tidak terbatas pada fitnahan saja. Ini bisa berarti tuduhan, hinaan, dan lain-lain. “Secara keliru” menunjukkan bahwa orang-orang Kristen dalam posisi tidak bersalah. Yang salah adalah orang lain. Keempat, penderitaan ini bisa berbentuk verbal maupun non-verbal (ayat 11). Penganiayaan secara verbal tergambar jelas dari ayat 11. Ada celaan dan perkataan jahat lainnya. Namun, bukan cuma itu penderitaan yang menghadang orang-orang Ketiga, penderitaan ini melibatkan kesalahan orang lain (ayat 11). Kata “mencela” (oneidizō) belum tentu menyiratkan kesalahan dari pihak yang mencela. Tuhan Yesus pernah mencela (mengecam) orang-orang Yahudi di kota-kota tertentu (11:20; bdk. Mrk 16:14). Karena itu, Tu5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kristen. Pemunculan kata “menganiaya” (diōkō) di tempat lain secara jelas menunjukkan bahwa kata ini tidak terbatas pada penganiayaan secara verbal. Orang-orang Kristen akan dikejar dari satu kota ke kota yang lain (10:23). Penganiayaan ini juga dapat berbentuk penyesahan sampai pembunuhan (23:34). Rujuan tentang penganiayaan yang dialami para nabi (5:12) menyiratkan bahwa penganiayaan di sini mencakup pembunuhan (23:35). Penghiburan bagi yang dianiaya Penganiayaan memang tidak menyenangkan. Resiko yang tercakup di dalamnya seringkali begitu berat. Pada dirinya sendiri penganiayaan tentu saja tidak menghadirkan penganiayaan. Walaupun demikian, melalui mata iman dan pengetahuan yang benar, kita dapat menemukan alasan-alasan untuk bersukacita. sekuensi ini sama persis dengan yang akan diberikan pada mereka yang miskin di hadapan Allah (ayat 3). Mempunyai kerajaan Allah berarti menikmati semua kebaikan dalam kerajaan Allah (5:4-9; 11:4-5; Luk 4:17-21). Kesamaan peredaksian dan posisi pemunculan yang unik (ada di awal dan akhir ucapan bahagia) mendorong banyak penafsir untuk menemukan kesamaan sikap antara orang yang miskin di hadapan Allah dan orang yang dianiaya karena kebenaran di dalam Kristus. Inti kesamaan terletak pada ketidakmampuan dan persandaran pada Allah. Sama seperti orang-orang miskin di hadapan Allah yang memilih untuk berharap kepada Allah saja, demikian pula mereka yang dianiaya karena kebenaran tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan. Mereka justru menjadi pembawa damai (5:9). Mereka memilih untuk menyerahkan semua persoalan kepada Allah. Orang yang dianiaya karena kebe- Orang-orang yang teraniaya karena naran di dalam Kristus akan memi- kebenaran di dalam Kristus tidak haliki kerajaan surga (ayat 10b). Kon- nya memiliki kerajaan surga. Mere6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ ka juga disamakan dengan para nabi Allah (ayat 12). Poin yang disampaikan adalah kehormatan. Tuhan Yesus menyamakan mereka dalam deretan para nabi yang mati secara terhormat bagi Allah (23: 34-35; bdk. Ibr 11:32-38). Walaupun mereka tidak memiliki jabatan atau status formal sebagai nabi, namun kehidupan dan kesaksian mereka mempunyai pesan dan otoritas profetis. Mereka telah menjadi nabi secara status. Nuansa kehormatan di atas tidak akan tertangkap dengan baik apabila kita tidak memahami konteks kultural dan relijius masyarakat Yahudi. Para nabi dan orang saleh begitu diagungkan oleh banyak orang Yahudi. Mereka rela membangun makan dan mendirikan tugu peringatan bagi nabi dan orang saleh (23:29). Kehidupan keagamaan mereka dari dahulu sampai pada abad ke-1 tidak dapat terpisahkan dari suara para nabi yang membawa pesan dari Allah. Disamakan dengan para nabi bukan hanya menyiratkan kehormatan, melainkan juga penghiburan. Para pengikut Kristus tidak perlu merasa sendirian pada waktu menghadapi penganiayaan. Mereka bukan orang pertama yang diperlakukan secara jahat dan kejam oleh dunia. Jika para nabi mampu menghadapi penderitaan sampai pada akhirnya, mereka juga pasti akan dimampukan oleh Allah untuk menjalaninya sampai titik yang penghabisan. Soli Deo Gloria. 7 e Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING MAGZ POKOK DOA SYAFAAT •Doakan untuk pelayanan CPC kiranya akan dipakai sebagai sarana yg baik untuk pertumbuhan kaum profesional di Surabaya. Doakan untuk para pengurus, agar terus mengembangkan pelayanan ini. •Doakan untuk pelayanan multimedia Grace Alone, kiranya injil Tuhan dapat tersebar smp ujung bumi melalui pelayanan ini. Doakan untuk semua staf agar semakin efektif dalam melayani. KATEKISMUS HEIDELBERG Pertanyaan 78: Mungkinkah orang-orang percaya yang sejati jatuh sehingga kehilangan kedudukan mereka sebagai orang yang telah beroleh rahmat, disebabkan ketidaksempurnaan mereka dan banyaknya godaan serta dosa yang menimpa mereka? Jawaban Berkat kasih Allah yang tidak berubah-ubah dan putusan-Nya serta perjanjian-Nya untuk mengeruniakan ketekunan kepada mereka, berkat persatuan mereka dengan Kristus, yang tidak mungkin diputuskan, dan syafaat-Nya yang terus-menerus bagi mereka, dan berkat Roh serta benih ilahi yang tetap ada di dalam mereka, maka tidak mungkin orang-orang percaya yang sejati jatuh begitu rupa sehingga sama sekali dan untuk seterusnya kehilangan kedudukan mereka sebagai orang yang telah beroleh rahmat . Sebaliknya, mereka dipelihara oleh kekuatan Allah, melalui iman, sehingga mereka meraih keselamatan. a. Yer 31:3. b. 2Ti 2:19; Ibr 13:20-21; 2Sa 23:5. c. 1Ko 1:8-9. d. Ibr 7:25; Luk 22:32. e. 1Yo 3:9: 2:27. f. Yer 32:40; Yoh 10:28. g. 1Pe 1:5. 8 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Berani Menerima Resiko S alah satu landasan yang penting dari pernikahan adalah kepercayaan. Kepercayaan adalah menjadi yakin bahwa Anda dapat mengandalkan integritas, kekuatan, karakter, dan kesetiaan dari pasangan Anda sehingga Anda rela untuk menempatkan diri Anda dalam pemeliharaannya. da janjinya. Anda tidak harus takut bahwa dia peduli pada dirinya lebih dari dia peduli kepada Anda. Anda tidak pernah boleh bertanya-tanya apakah ada orang lain yang merebut perhatian atau perasaan sayangnya. Anda tidak pernah boleh ikut untuk mengambil risiko dan menjadi rentan. Anda tidak boleh takut bahwa Anda akan dimanfaatkan dengan Anda harus dapat menerima pas- cara apa pun. Kepercayaan adalah angan Anda apa adanya. Anda ha- mengenai penyerahan, damai, kearus merasa nyaman ketika dia jauh manan, dan harapan. dari Anda. Anda tidak harus khawatir apakah dia jujur atau setia kepa9 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ 3) Apakah Anda memperhatikan apa yang dianggap penting oleh pasangan Anda? Keegoisan adalah kekuatan yang berbahaya dalam pernikahan. Kasih berarti mengomitmenkan diri Anda untuk memeduKUESIONER TENTANG KE- likan apa yang dia pedulikan; untuk tertarik pada suatu hal hanya karena PERCAYAAN itu menarik minat dia. 1) Apakah ada lebih banyak kesatuan, pengertian, dan kasih di dalam 4) Apakah Anda mencari-cari alapernikahan Anda sekarang daripa- san atas kegagalan yang telah Anda da sebelumnya? Mungkin ini mer- janjikan, atau apakah Anda siap upakan indikator terbaik. Ketika untuk mengakuinya? Pembenaran pasangan Anda membuktikan bah- diri, sikap sulit didekati, membewa dia bisa dipercaya, rasa hormat la diri, dan mencari alasan untuk dan rasa sayang Anda untuk dia diri, semuanya merupakan racun akan bertumbuh. Kepercayaan ti- bagi kepercayaan. Anda tidak akan dak meniadakan semua masalah memercayakan diri Anda kepada dan perbedaan, tetapi memberikan pasangan Anda jika dia suka memalat untuk menghadapi mereka. Untuk lebih konkretnya, setiap pertanyaan berikut ini merupakan indikator dari kualitas kepercayaan dalam pernikahan Anda. 2) Apakah kalian berdua menepati janji sesuai jadwal yang telah kalian janjikan? Cara Anda memperlakukan janji-janji yang Anda buat akan berfungsi sebagai barometer kelayakan Anda untuk dipercaya pasangan Anda. Dan inilah seharusnya. Jika Anda mengasihi dia, Anda akan menganggap janji yang Anda buat bagi dia begitu penting. 10 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ bela diri dan tidak mudah didekati. Keterbukaan yang rendah hati, dibarengi dengan komitmen untuk menerima dan mengakui kesalahan, merupakan bahan yang penting dari ikatan kepercayaan. 5) Apakah Anda sungguh mendengarkan pasangan Anda dan bertindak berdasarkan apa yang telah Anda dengar? Orang yang diabaikan akan berhenti berbicara, bukan hanya itu; dia akan berhenti memercayai. Anda cenderung memercayai orang yang peduli pada Anda untuk mendengarkan apa yang Anda katakan dan mereka berkomitmen untuk merespon apa yang mereka dengar melalui kata-kata dan tindakan. orang yang tidak dapat dipercaya. 7) Apakah Anda merencanakan dan menentukan prioritas bersama-sama, atau Anda menuntut pasangan Anda melakukannya dengan cara Anda? Tuntutan dan hak ingin berdaulat atas kerajaan kecil kita akan merusak kepercayaan, pasangan Anda segera mengerti bahwa tidak peduli komitmen apa yang Anda janjikan, yang Anda inginkan sesungguhnya adalah pasangan Anda ikut mendukung Anda. 8) Apakah Anda berbagi pikiran, keinginan, harapan, mimpi, dan perhatian Anda dengan pasangan Anda, atau apakah lebih mudah untuk berdiam diri atau berbagi dengan orang lain? Ketika seseorang di luar pernikahan telah menggantikan 6) Apakah Anda menjalankan ren- pasangan Anda, hal ini merupakan cana-rencana yang telah disetujui tanda yang pasti bahwa kepercayaan bersama? Merencanakan hal-hal telah patah. yang besar dan kecil bersama merupakan isi pernikahan. Karena itu, 9) Apakah ada bukti bahwa Anda ketika Anda setuju terhadap sebuah menarik diri dari pasangan Anda rencana dan Anda menyangkalin- dalam jarak aman? Apakah Anda ya serta melakukannya dengan cara takut untuk menentang dia dengan Anda sendiri, daripada memutus- kasih atau berlawanan dengan dia kannya bersama, Anda menjadi jika Anda mengutarakan pemikiran 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Anda? Penarikan diri pasangan Anda ketika tidak sedang merupakan tanda pasti bersama dengan Anda? Kebutuhan untuk mengecek pasangan ketika dari kurangnya kepercayaan. dia kembali merupakan indikator 10) Apakah pasangan Anda menga- bahwa Anda tidak memercayainya. takan bahwa perkataan Anda bisa di- Menjadi dipercaya berarti Anda tipegang dan Anda setia kepada janji dak pernah merasa perlu was-was Anda? Tanyakan kepada pasangan bahwa Anda sedang diawasi, dan Anda apakah Anda dapat dipercaya Anda tidak pernah merasa perlu dan sebutkan alasannya. Buka hati menutupi jejak Anda. Kepercayaan Anda untuk dapat melihat apa yang berarti hidup dengan tenang karena tidak dapat Anda lihat dan ambillah tiada satu pun yang Anda sembunkomitmen untuk merespon dengan yikan. kerendahan hati dan berubahlah. 13) Apakah Anda berhati-hati 11) Apakah Anda memendam kes- memilih kata-kata Anda dan menalahan pasangan Anda, atau Anda ahan perasaan Anda karena Anda saling memercayai untuk mengha- tidak dapat memercayai pasangan dapi dan mengakui setiap kesalah- Anda? Sifat alamiah dan gaya komuan? Ketika Anda tidak rela melalui nikasi Anda kepada pasangan Anda kesulitan untuk menolong pasangan merupakan indikator yang sangat Anda melihat bagaimana dia tel- baik dari tingkat kepercayaan yang ah melukai Anda, Anda mengasihi ada di antara kalian. Jika Anda menkenyamanan Anda lebih daripada ahan pikiran dan perasaan Anda Anda mengasihi dia. Ketika Anda terhadap pasangan Anda, itu berartidak yakin apakah aman mengh- ti Anda tidak cukup memercayai adapi pasangan Anda, maka Anda dia untuk dapat menyerahkan diri tidak yakin bahwa pasangan Anda Anda kepadanya. dapat dipercaya. 14) Apakah pasangan Anda mer12) Apakah Anda pernah bertan- upakan teman terbaik di dalam hidya-tanya apa yang sedang dilakukan up Anda atau apakah mimpi ini tel12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ ah menguap? Pernikahan sungguh merupakan sebuah perjanjian manusia akan persahabatan. Karakter dan kualitas dari persahabatan antara suami dan istri senantiasa berfungsi sebagai ukuran yang tepat bagi kesehatan pernikahan mereka. Hal ini juga merupakan barometer yang tepat dari kepercayaan. 15) Apakah hubungan seksual Anda memuaskan secara timbal balik, atau apakah sulit bagi Anda untuk memberikan diri Anda secara fisik kepada pasangan Anda? Ketidakmampuan seksual berkaitan secara langsung dengan kepercayaan. Jika pasangan Anda egois, menuntut, kritis, bukankah logis untuk menganggap dia akan bertindak sama sepanjang berhubungan seks? 16) Apakah Anda mengatakan berbagai hal kepada orang lain mengenai pasangan Anda yang belum Anda bicarakan dengan dia? Jika Anda dapat dipercaya, Anda tidak akan pernah mengatakan apa pun kepada orang lain sebelum membicarakannya kepada pasangan Anda, dan Anda tidak akan mengatakannya kepada orang lain kecuali mereka adalah bagian dari masalahnya atau pemecahannya. 17) Apakah Anda menantikan waktu kebersamaan, dan ketika Anda memiliki waktu-waktu seperti ini, apakah Anda merasa damai dan menikmatinya? Waktu kebersamaan yang damai dan saling memuaskan merupakan indikator yang baik bagi kesehatan pernikahan. Keinginan untuk bersama merupakan tanda bahwa Anda tahu Anda dapat memercayai pasangan Anda untuk berbagi dengannya dan memperhatikan Anda. 18) Apakah ada masalah-masalah di antara kalian yang belum diselesaikan karena Anda tidak memiliki ikatan kepercayaan yang diperlukan untuk memecahkan masalah bersama-sama? Ketidakmampuan menyelesaikan masalah merupakan tanda yang pasti dari kerusakan kepercayaan. Pernikahan memerlukan sebuah komitmen untuk tetap bertahan sampai masalahnya terselesaikan. Semakin pasangan Anda memercayai Anda, semakin dia rela untuk mendekat pada Anda dan be13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ rusaha memecahkan masalah yang mendera. 19) Apakah Anda nyaman dengan kerentanan yang ada di dalam pernikahan yang baik? Apakah Anda masih rela untuk merisikokan diri Anda dan menjadi rentan karena Anda tahu bahwa pasangan Anda akan menjaga Anda? Pernikahan tanpa kerentanan bukanlah pernikahan. Bahkan hal yang paling dasar dari tindakan pernikahan dan hidup bersama memerlukan kerentanan. 20) Apakah Anda pernah berpikir bahwa menikahi pasangan Anda adalah sebuah kesalahan? Penyesalan dalam pernikahan merupakan indikator yang kuat dari kerusakan hubungan dan kerusakan kepercayaan. Carilah pertolongan kepada orang yang dewasa yang melihat Firman Allah dengan serius. Jangan berkubang dalam penyesalan. 21) Apakah Anda pernah merasa takut bahwa Anda sedang dimanipulasi atau dimanfaatkan dengan cara apapun? Jika Anda takut kepada orang lain, maka Anda berada dalam situasi di mana ada kerusakan total dari kepercayaan. Jika pasangan Anda telah menjadi musuh Anda, maka kepercayaan hilang dan pernikahan tidak dapat berjalan. 22) Apakah Anda pernah bertanya-tanya jikalau pasangan Anda memperhatikan dirinya lebih dari memperhatikan Anda? Jangan rela untuk hidup dalam pernikahan di mana kepercayaan sudah mati. Percayalah bahwa Allah tidak pernah memanggil Anda untuk melakukan suatu hal tanpa memberikan kepada Anda alat yang diperlukan untuk mengerjakannya. Anugerah-Nya akan membawa Anda ke tempat-tempat yang tidak Anda harapkan, tetapi juga akan menghasilkan sesuatu yang tidak pernah Anda hasilkan sendiri. Ringkasan Bagian Komitmen 3, Bab 9, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp 14 e Ap ak ah yan g ti d ak t ah u t e t ap b e r d o s a? | #Q and A MAGZ Apakah yang tidak tahu tetap berdosa? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M P ertanyaan di atas mencoba mengeksplor keterkaitan antara kesalahan dan pengetahuan. Maksudnya, apakah seseorang yang tidak mengetahui bahwa tindakannya salah dapat dipersalahkan karena tindakan tersebut? Jika jawabannya adalah tidak, apakah orang itu perlu diberi tahu bahwa tindakan itu adalah salah? Terhadap pertanyaan ini Alkitab menyediakan jawaban yang cukup jelas dan konsisten. Ketidaktahuan tidak membebaskan seseorang dari dosa. Tindakan seseorang tetap diperhitungkan sebagai dosa walaupun orang itu tidak menyadarinya. Poin ini diungkapkan dengan baik dalam sebuah perumpamaan Alkitab tentang hamba-hamba yang tidak taat (Lukas 12:37-48). Perumpamaan ini ditutup dengan sebuah kesimpulan: “Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa 15 e Ap ak ah yan g ti d ak t ah u t e t ap b e r d o s a? | #Q and A MAGZ yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan” (ayat 47-48a). Alasan di balik hal ini juga dijelaskan: “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut” (ayat 48b). Ketidaktahuan hanya mengurangi, bukan meniadakan, hukuman. Alkitab juga mengajarkan bahwa dalam taraf tertentu semua manusia sebenarnya sudah mengetahui kehendak Allah. Persoalan manusia bukanlah “tidak tahu,” melainkan “tidak mau tahu” atau “tidak mampu”. Dosa manusia adalah “menindas kebenaran dengan kelaliman” (Roma 1:18). Kepada mereka sudah dinyatakan kebenaran-kebenaran ilahi melalui wahyu umum, misalnya ciptaan yang dapat dinalar (Roma 1:19-20) atau hukum moral dalam hati mereka (Roma 2:14-15). Permasalahannya, mereka tidak mau dan/atau tidak mampu menaati pengetahuan tersebut. Untuk memperjelas hal ini, ada baiknya kita mengenal dua istilah: dosa dan pelanggaran. Dosa merujuk pada segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna. Pelanggaran berarti ketidaksesuaian dengan aturan (perintah atau larangan) tertentu. Ada dua teks Alkitab yang perlu untuk disinggung di sini. Roma 4:15 mengajarkan: “Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.” Selanjutnya dikatakan: “Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat” (Roma 5:13). Dari teks ini terlihat bahwa semua kesalahan adalah dosa, walaupun tidak semua dosa itu pantas dikategorikan sebagai pelanggaran. Ketidakmampuan untuk hidup seturut dengan wahyu Allah bersumber dari natur manusia yang berdosa. Hal yang sama bahkan menimpa mereka yang diberi wahyu khusus. Paulus dengan jujur mengungkapkan pengalamannya: “Sebab apa yang aku perbuat, aku 16 e MAGZ Ap ak ah yan g ti d ak t ah u t e t ap b e r d o s a? | #Q and A tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku” (Roma 7:15-17). Jadi, persoalan terbesar manusia bukanlah ketidaktahuan, tetapi ketidakmampuan. Sebuah ilustrasi mungkin bermanfaat untuk menerangkan kebenaran di atas. Banyak orang di pedalaman terbiasa mandi di sungai yang kotor. Mereka bahkan menyikat gigi mereka dengan air yang sama. Dari kacamata orang perkotaan yang sudah mengenal beragam informasi kesehatan, kebiasaan ini sangat berbahaya. Dari kacamata mereka sendiri yang sudah tinggal di sana berabad-abad, tidak ada yang perlu dirisaukan dalam kebiasaan tersebut. Mereka tidak tahu informasi kesehatan yang memadai. Kalaupun tahu, belum tentu mereka mempercayainya. Bahkan sekalipun mereka tahu dan mempercayainya, belum tentu mereka mau dan mampu hidup sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan itu. Mereka sudah terlanjur merasa nyaman dan aman dengan apa yang mereka lakukan. Mereka belum tentu mampu mendapatkan air yang bersih dalam jumlah yang memadai. Apakah ketidaktahuan penduduk setempat terhadap kesehatan menjadikan kebiasaan mereka dapat ditolerir? Apakah tindakan mereka dapat dianggap benar hanya gara-gara mereka tidak mengetahui apa yang ideal? Tentu saja tidak, bukan? Demikian pula dengan dosa dan pengetahuan kita. Apa saja yang tidak sesuai dengan kehendak Allah yang sempurna adalah dosa, walaupun tidak semua dosa itu disebut pelanggaran. Bagi mereka yang tahu, kesalahan mereka tergolong dosa sekaligus pelanggaran. Dalam keadilan Allah yang sempurna, Ia akan mempertimbangkan ketidaktahuan seseorang (yang tidak tahu akan menerima hukuman lebih ringan), tetapi tetap tidak meniadakan hukuman sama sekali (yang tidak tahu tetap dihukum). Soli Deo Gloria. 17 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ P E NE B U S A N TE R B ATA S menangkan sedikit petobat daripa(Lanjutan tgl 21 Agustus 2016) eberatan: Hambatan-hambatan da memenangkan banyak petobat dengan kebohongan. Tujuan kita tidalam Penginjilan dak boleh menghalalkan cara-cara Sebagian orang berpendapat bahwa yang tidak benar. Bila Alkitab menbila seorang penginjil tidak dapat yatakan bahwa Kristus mati bagi menyatakan kepada pendengarnya: orang-orang pilihan, maka pengab“Kristus mati bagimu” maka keefek- ar Injil tidak boleh bertindak sebagai tifan penginjil itu untuk memenang- Allah dengan menyatakan bahwa ia kan jiwa akan sangat berkurang. mengetahui semua pendengarnya adalah orang-orang pilihan Allah, Jawaban kita terhadap pendapat dan bahwa Kristus mati bagi merini adalah: Bila kita harus memilih, eka. Ia sesungguhnya tidak mengemaka lebih baik menyatakan yang tahui akan hal itu dan tidak boleh sebenarnya, meskipun hanya me- berkata seperti itu. K 18 e MAGZ Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G Hendaknya juga disadari bahwa keefektifan dari penginjilan tidak tergantung pada pernyataan “Kristus mati bagi anda” yang tidak didasarkan pada Alkitab. Anda tidak akan pernah mendengar pernyataan seperti itu misalnya dari George Whitefield atau Charles Spurgeon, meskipun demikian, buah penginjilan mereka sungguh luar biasa. Perlu kita ketahui bahwa di dalam Alkitab tidak terdapat pernyataan seperti tersebut. kita cukup menyatakan secara sederhana kepada orang yang belum bertobat: “Kristus mati untuk menebus dosa manusia. Ia mengorbankan diri-Nya bagi orang-orang berdosa seperti anda dan saya. Bila anda ingin diselamatkan, percayalah kepada-Nya. Tindakan ini mereupakan tanggung jawab anda, dan Allah menawarkan bagi anda keselamatan secara Cuma-Cuma di dalam Yesus. Percayalah kepada-Nya. Pernyataan seperti ini alkitabiah dan sangat efektif. Pendeta baptis yang sangat terkenal, Charles Haddon Spurgeon adalah satu contoh dari betapa efektifnya seorang pengkhotbah tanpa melunturkan ajaran-ajaran Calvin- isme yang Alkitabiah. Lebih lanjut, penebusan terbatas, bukanlah hambatan terhadap penginjilan, tetapi justru merupakan pendorong yang besar bagi penginjilan tersebut. karena bila kita percaya pernyataan Alkitab bahwa menurut naturnya, setiap manusia adalah manusia yang rusak, tetapi Allah memilih orang-orang dari setiap bangsa, suku, dan kelompok, dan Kristus telah menebus dosa-dosa orang pilihan tersebut, maka kita akan sungguh didorong untuk mengabarkan Injil. Pada akhirnya, penginjilan bukanlah merupakan usaha yang sia-sia. Pasti ada hasilnya. Kita hanya perlu melakukan tugas kita dan mengabarkan Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal Dia. Karena Penebusan Kristus telah menghapus dosa-dosa orang pilihan Allah, maka mereka pasti memberi tanggapan yang benar kepada perkabaran Injil. Orangorang dari setiap suku dan bahasa akan menjadi percaya karena Kristus telah mati bagi mereka. Bersambung... (Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer) 19 e S um p ah Yef ta|#D OYO U K N OW MAGZ Sumpah Yefta (Hak 11:30-31) P aling sedikit ada dua masalah yang saling berkaitan sehubungan dengan teks ini. Pertama, apakah Yefta benar-benar mempersembahkan anak perempuannya sebagai kurban bakaran? Kedua, seandainya memang ia melakukannya, bagaimana Allah bisa menerima persembahan tersebut – bahkan memuji Yefta (Ibr 11:32) – padahal isi sumpah tersebut tidak sesuai dengan Firman Tuhan (Im 18:21; 20:2-5; Ul 12:31; 18:10). sebagai korban bakaran? Argumentasi yang menolak 1. Yefta pasti sudah mengenal larangan Taurat untuk mempersembahkan orang sebagai kurban bakaran. Dalam suratnya kepada raja Amon terlihat bahwa Yefta cukup mengenal sejarah bangsanya (Taurat, red., ay. 13-27). 2. Teks tidak mengindikasikan bahwa Yefta benar-benar melakuApakah Yefta benar-benar mem- kannya. Pandangan ini hanya merpersembahkan anaknya upakan inferensi dari sumpah 20 e S um p ah Yef ta| #D OYO U K N OW MAGZ Yefta di ayat 31. Mengingat Tuhan menginginkan persembahan yang hidup (Roma 12:1), sangat mungkin teks ini hanya menyatakan bahwa anak perempuan Yefta menyerahkan seluruh hidupnya di bait Allah dan tetap perawan (tidak menikah). 3. Menurut konteks pada waktu itu, mempersembahkan diri sebagai hamba Tuhan dengan tidak menikah sudah merupakan persembahan yang luar biasa. Dengan melakukan hal ini, anak perempuan Yefta tidak pernah merasakan pernikahan dan menjadi ibu – sesuatu yang justru sangat diimpikan oleh wanita-wanita Israel (band. posisi kultural seorang istri yang tidak memiliki keturunan). 4. Mahalnya harga pelayanan ini menjadi semakin jelas, karena anak perempuan tersebut adalah anak tunggal Yefta (ay. 34). Pelaksanaan sumpah tersebut berarti Yefta akan kehilangan garis keturunannya. Hal ini pasti bukan sesuatu yang mudah bagi Yefta. 5. Ketika anak perempuan Yefta meminta dua bulan untuk menyendiri, teks tidak menyatakan bahwa ia menangisi kematiannya. Sebaliknya, teks secara eksplisit menyatakan bahwa ia menangisi keperawanannya (ay. 37). 6. Seandainya ia memang benar-benar akan menghadapi kematian, ia tidak perlu menangisi kegadisannya, karena ia bisa saja menikah dalam periode dua bulan tersebut. 7. Partikel w> di antara “itu akan menjadi kepunyaan TUHAN” dan “aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran” bisa diterjemahkan “atau”. 8. Dikatakan dalam ayat 39 bahwa setelah Yefta melakukan sumpahnya “ia tidak pernah mengenal laki-laki”. Pernyataan ini tidak akan relevan jika saat itu anak perempuan Yefta sudah mati. Pernyataan ini lebih relevan jika dikaitkan dengan statusnya sebagai pelayanan TUHAN di bait Allah (contoh perempuan yang melayani di bait Allah seumur hidupnya dapat dilihat di Kel 38:8; 21 e MAGZ S um p ah Yef ta| #D OYO U K N OW 1Sam 2:22; Luk 2:36-37). Argumen yang menerima 1. Yefta pasti memikirkan kurban manusia, karena binatang tidak akan ‘keluar rumah untuk menemui’ Yefta (ay. 31). Seandainyapun ada binatang yang dipelihara di dalam rumah pada zaman itu, binatang itu kemungkinan besar adalah anjing, namun hal ini tampaknya tidak mungkin: anjing termasuk binatang yang haram dan tidak layak dipersembahkan sebagai kurban bakaran. Bersambung……... NK_P 22 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ KONVERSI (Lanjutan tgl 21 Agustus 2016) KONVERSI DAN GEREJA perkembangan buruk di India dan di manapun, dari apa yang disebut “komunalisme.” Ini adalah kebangkitan komunitas Kristen yang harusnya tersebar di seluruh komunitas non-Kristen sebagai garam dan terang, namun menjadi terisolasi dari komunitas non-Kristen dan menjadi suatu entitas budaya yang tersendiri. Bagi profesor Dr. Thomas, seorang Hindu yang baru bertobat tidak wajib memisahkan dirinya “dari komunitas Hindu dalam pengertian secara social, hukum dan agama.” Meskipun usulannya terdengar revolusioner, namun menurut saya, kita perlu meresponnya secara simpatik. Alasan kedua, mengapa kita bisa Argumentasi ini dilatarbelakangi memahami posisi Dr. Thomas ter23 e MAGZ B AB V | #MI S S I O N kait dengan keadaan gereja tempat para petobat baru perlu bergabung. Seperti Philip Potter katakan kepada Komisi Utama dari Dewan Gereja-gereja se-dunia tahun 1967 di Kreta, “Ada kekecewaan yang menyebar terhadap jemaat yang ada sekarang. Seseorang yang terlibat dalam eksperimen penginjilan di sebuah kota besar pernah berkata bahwa, “kemiskinan rohani dan ketidaksiapan gereja sudah terjadi begitu rupa, sehingga tidak ada orang yang menginnginkan agar sejumlah besar orang yang berada di luar gereja untuk masuk ke gereja yang kondisinya seperti ini.” Ini benar. Saya kita semua sudah dibutakan dengan status quo gereja. Namun melihat hal ini, tugas kita sebagai orang Kristen harus berusaha memperbaharui gereja, bukannya menghindari atau membiarkannya. Karena gereja tetap adalah milik Allah, kecuali gereja itu telah berpaling sepenuhnya dari kebenaran yang diwahyukan Alah. Bahkan gereja Korintus dengan pertikaiannya yang pahit, kegiatan yang tak bermoral yang dibiarkan, ibadah umum yang kacau dan pengajaran yang tidak pasti, masih disebut Paulus, “jemaat Allah di Korintus” (I Kor 1:2). Bishop Leslie memberikan suatu tinjauan yang sensitive terhadap buku Thomas, ia menjelaskan usulan Dr. Thomas sebagai suatu yang tidak realistis dan menambahkan, bahwa “seseorang yang secara agama, budaya dan social merupakan bagian dari komunitas Hindu adalah orang Hindu.” Dari perdebatan masa kini, kita perlu kembali ke Alkitab dan kesaksiannya yang konsisten bahwa di sepanjang proses sejarah, Allah telah dan masih memanggil orangorang kepda diri-Nya, orang-orang yang berbeda dari dunia dalam keyakinan dan standarnya. Menurut surat kepada jemaat Efesus, komunitas orang tebusan ini sangat penting bagi Injil dan sejarah. Selain itu, sejak hari Pentakosta, ketika umat Allah menjadi tubuh Kristus yang dipenuhi Roh Kudus, para rasul berharap para petobat baru bisa masuk ek dalamnya. Seruan Petrus kepada orang-orang bukanlah hanya untuk bertobat dan percaya – seolah-olah konversi mereka bisa tetap menjadi semacam perpindahan individual – tetapi juga dibaptis dan “menye24 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ lamatkan” mereka dari “angkatan yang jahat ini” dan “ditambahkan” ke dalam komunitas baru dari Roh (Kis 2:40-47). Semacam perpindahan dari satu komunitas ke komunitas lain, yang sudah diharapkan sejak awal. Bersambung....... 25 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 29 Agustus 2016 BERTEKUNLAH (Bacaan: Matius 5:10-12) Seorang lelaki sedang mencari bunga untuk ditanam. Di sebuah rumah kaca, ia melihat krisantemum emas yang penuh bunga bermekaran. Satu hal yang membuatnya heran, tanaman itu tersembunyi di sudut ruangan dan ditanam di sebuah ember tua yang penyok dan berkarat. “Andai bunga ini milikku, aku akan menaruhnya di pot cantik dan memamerkannya dengan bangga! Mengapa bunga ini terpenjara di ember, di tempat tersembunyi seperti ini?” demikian batinnya. Ketika ia menanyakannya, sang pemilik menjelaskan, “Oh, saya memang menyemaikan tanaman itu di ember tua sampai bunganya mekar. Namun, itu hanya untuk sementara. Saya akan segera memindahkannya ke kebun saya.” Demikian juga dengan dengan orang-orang Kristen yang berkarakter indah, mereka harus mengalami berbagai bentuk penderitaan demi Kristus. Di dunia ini orang yang menderita sama sekali tidak akan dianggap bahagia! Kita menganggap orang yang menderita itu harus dikasihani. Namun Yesus mengajarkan sesuatu yang berbeda. Ia berkata “Berbahagialah orang yang dianiaya.” Jika demi kebenaran saudara harus mengalami berbagai rupa penderitaan, dikucilkan, difitnah, dipenjara, diolok, bahkan dibunuh. Bertekunlah, karena saat ini kita harus “ditanam” di ember yang peyok, namun setelah genap waktunya, Tuhan akan datang dan semua kondisi akan berbalik. Ia akan menyediakan berkat yang sangat indah bagi setiap anak-anakNya yang tekun mengiring Dia. 26 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 30 Agustus 2016 TIDAK MENGECEWAKAN (Bacaan: Roma 5:3,4) Pohon cemara Bristlecone adalah pohon tertua di dunia. Beberapa di antaranya diperkirakan berumur 3.000 sampai 4.000 tahun. Pada tahun 1957, ilmuwan Edmund Schulman menemukan sebatang di antaranya, dan menamainya “Metusaleh”. Pohon cemara berbongkol dan sangat tua ini hampir berumur 5.000 tahun! Pohon ini sudah ada saat rakyat Mesir membangun piramid. Pohon Bristlecone tumbuh di atas pegunungan AS bagian barat, di ketinggian kira-kira 3.050-3.350 meter. Pohon-pohon ini mampu bertahan hidup, bahkan di saat kondisi lingkungan yang sangat buruk sekalipun: suhu udara yang amat dingin, angin topan, lapisan udara yang tipis, dan curah hujan yang rendah. Sebenarnya, lingkungan ganaslah yang menjadi salah satu faktor sehingga mereka mampu bertahan hingga abad milenium ini. Demikian juga dengan kehidupan kerohanian kita. Di tengah kesulitan, kasih karunia Allah memungkinkan kita mencari wajah-Nya dengan bersungguh-sungguh. Penderitaan menimbulkan ketekunan (ayat Rom 5:3) bukan membawa keputusasaan, dan ketekunan itu menghasilkan tahan uji (ayat Rom 5:4), dan tahan uji itu menghasilkan pengharapan matang yang tidak akan mengecewakan (ayat Rom 5:5). Apakah saudara sedang dalam penderitaan yang bukan karena kesalahanmu, namun karena hidup dalam kebenaran Allah? Bertekunlah karena Tuhanlah yang memberikan jaminan bagi kita bahwa semuanya akan berujung pada pengharapan yang tidak mengecewakan. 27 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 31 Agustus 2016 MEMIKUL SALIB (Bacaan: Yohanes 15:18-19) Ada seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa gereja Tuhan haruslah disukai oleh semua orang. Hamba Tuhan tersebut mengambil ayat Alkitab dari Kisah Para Rasul 2:47 yang berbunyi demikian, “sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”. Ini adalah hal yang baik, namun kita harus memandang Firman Tuhan dengan lebih luas. Karena mereka yang dikatakan “disukai oleh semua orang” pada akhirnya juga dianiaya dan tersebar ke seluruh dunia. Memiliki praktek hidup yang penuh kasih adalah keharusan bagi gereja Tuhan. Namun sebaik apapun gereja Tuhan hidup, sejarah membuktikan bahwa gereja tidak lepas dari penganiayaan. Itu sebabnya gereja Tuhan perlu memahami dua kebenaran ini dengan baik. Gereja perlu mengevaluasi diri dengan baik, sudahkan gereja memberikan kesaksian yang baik kepada dunia? Jika penderitaan muncul oleh karena kelalaian orang Kristen, maka mereka perlu bertobat. Namun jika orang Kristen sudah sungguh-sungguh hidup di dalam kasih Allah, namun mereka tetap dibenci, maka itulah yang dimaksud dengan memikul salib. Bertekunlah karena saudara tidak akan kehilangan upahmu. 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 1 September 2016 KEMURNIAN IMAN (Bacaan: 1 Petrus 1:6-7) Penderitaan yang disebabkan oleh penganiayaan karena Kristus bukanlah pengalaman yang asing bagi gereja. Sejak abad-abad pertama bahkan pada sepanjang zaman, banyak orang Kristen telah menderita karena mereka adalah orang Kristen. Gereja dipanggil untuk taat dan setia kepada Allah bahkan di tengah lingkungan yang memusuhinya, supaya melalui ketaatan dan kesetiaannya itu Allah menyempurnakan tujuan-Nya. Petrus memberitahu apa tujuan dari semua pencobaan yang ada? Yaitu untuk nmembuktikan kemurnian iman. Penderitaan menjadi alat uji yang ampuh terhadap kemurnian iman. Mudah untuk setia mengiring Tuhan ketika dalam situasi yang normal apalagi semuanya serba baik dan menguntungkan. Namun di dalam penderitaan banyak orang terbukti memiliki iman yang tidak murni. Petrus melanjutkan dengan sebuah kalimat bahwa kemurnian iman memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari pada emas. Mengapa ia mengatakan demikian? Karena kita akan mendapatkan puji-pujian, kemuliaan dan hormat pada hari Yesus menyatakan dirinya. Lihatlah penderitaan sebagai alat uji terhadap kemurnian imanmu. Jangan bersungut-sungut tetapi bersyukurlah karena ada berkat yang disediakan Tuhan ketika kita berjumpa dengan Allah ketika Ia datang kembali. 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 2 September 2016 MENDAPAT BAGIAN DI DALAM YESUS (Bacaan: 1 Petrus 4:12-14) Richard Wurmbrand adalah gembala dari Rumania. Ia menghabiskan empat belas tahun di penjara akibat melayani di gereja bawah tanah. Walaupun berkali-kali disesah, dipukuli setiap hari, dan berbulan-bulan tak melihat matahari, semangatnya tak mengendur untuk memberitakan Injil. Ungkapannya yang indah berbunyi, “Penjara bukanlah rintangan bagi kehidupan seorang Kristen.” Penjara tempat ia disiksa telah ia ubah menjadi tempat ibadah. Richard membuktikan bahwa dalam penderitaannya kebenaran Tuhan menyertainya. Entah apa yang akan terjadi seandai Richard menyangkal imannya saat masa-masa sulit itu. Kini ia bisa tersenyum karena kesetiaannya tak sia-sia. Jauh sebelum Richard, orang-orang percaya telah mengalami berbagai penganiayaan. Orang percaya tidak perlu merasa heran jika mereka ditentang karena iman mereka. Petrus mengingatkan, “Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian.” Ia melanjutkan, “Karena itu tetaplah bersukacita dan berbahagia dalam penderitaan karena nama Kristus.” Apa yang menjadi tantangan orang Kristen saat ini, mungkin tidak seberat yang dialami oleh jemaat mula-mula. Tentu saja setiap masa memiliki tantangannya sendiri. Bagaimana saduara meresponi penderitaan yang dialami? Hendaklah kita belajar bersukacita. Tentunya sukacita itu bukan karena penderitaan itu sendiri, namun karena melalui penderitaan, kita mendapat bagian di dalam Kristus. 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 3 September 2016 TETAP BERSUKACITA (Bacaan: Kolose 1:24) Pengalaman penderitaan Paulus adalah sebuah pengalaman yang nyata. Begitupun dengan pengalaman sukacitanya. Ia sungguh-sunguh bersukacita karena penderitaan yang dialaminya. Mengapa ia sanggup bersukacita sekalipun yang dihadapinya adalah penderitaan? Paulus bersukacita karena ia boleh menderita untuk jemaat, yaitu jemaat di Kolose (Kol 1:2429). Ia bersukacita karena melalui penderitaannya, ia telah menyukakan hati Tuhan. Tujuan pelayanan semua orang termasuk Paulus adalah untuk menyukakan hati Tuhan karena membawa jemaat boleh mengenal Tuhan. Mengantar jemaat kepada pengenalan yang utuh akan Tuhan akan mendatangkan sukacita yang tidak ada taranya. Memang harus diakui bahwa ini bukanlah tugas yang mudah. Tantangan dan penderitaan niscaya akan datang, tetapi Paulus menanggungnya dengan penuh sukacita. Paulus juga bersukacita karena diijinkan untuk meneruskan penderitaan Kristus. Penderitaan Kristus memang sudah sempurna. Tapi rasul Paulus menekankan bahwa dia boleh meneruskan apa yang telah Tuhan buat bagi gerejanya. Artinya dia boleh memikul salib yang dulu pernah dipikul oleh Kristus. Jika dia diijinkan mengalami seperti yang dialami Tuhannya bukankan ini adalah hal yang membahagiakan? 31 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 29 Agustus 2016 23.00 Selasa, 30 Agustus 2016 18.30 Rabu, 31 Agustus 2016 19.00 Kamis, 1 September 2016 06.00 19.00 Sabtu, 3 September 2016 06.00 18.30 22.00 Minggu, 2016 4 September Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM STAR : FORMASI SPIRITUAL 2 Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Latihan Musik KU 3 Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Ibu. Nurlina Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM Sakramen perjamuan kudus KU 1, 2, 3 Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 32 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 28 Agustus 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Liturgos Sdr. Sebastian Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Ibu Wilis Sdr. Andy Bp. Eliazar Sdr. Ikhsan Sdr. Ishak Sdr. Amir Sdr. Toni Sdr. Hizkia Pelayan Musik Sdr. Calvin Pelayan LCD Sdr. Evan Sdr. Lutfi Sdr. Igo Sdri. Dewi Ibu Suani Ibu Fenissa Ibu Vena Sdri. Dessy A Sdri. Melissa Sdri. Zizi Bp. Bobby Ibu Ike Bp. Santoso Bp. Donny Ibu ChristiSdr. Nobel ana Sdr. Yono Ibu Nunuk (07.00) (Pk. 09.30) Sdri. Eveelyn Ibu Vena Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Sdr. Sumito Bp. Yefta Sdri. Jane Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Willy Sdr. Hizkia Sdri. Wella Sdri. Nini Sdri. Lina Sdri. Olin Sdri. Clara Sdr. Sumito Bp. Yefta Ibu Carla Sdri. Nini Sdri. Clara Sdri. Kezia Sdri. Laura Sdr. Esau Sdri. Risty Sdr. Esau Sdr. Oka Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 4 ( M a t i u s 5 : 1 0 - 1 2 ) Tema Penyambut Jemaat Ibadah Umum II Bp. Bobby Petugas Minggu Ini Ev. Dodik Bp. Hendri Singer Sdri. Henny Bp. Stevi Sdr. Joseph Sdri. Risty 33 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 4 September 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Liturgos Ev. Heri Kristanto Pelayan Musik (07.00) (Pk. 09.30) Gabung ibadah umum Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Bp. Felix Bp. Eliazar Sdr. Ikhsan Pelayan LCD Ibu Ike Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Haris Sdr. Yoga Sdr. Toni Sdr. Kevin Sdr. Evan Sdri. Vionatha Bp. Budijanto Ibu Santi Sdr. Alwen Sdri. Lisa I Bp. Budi SG Ibu Lisa A Bp. Sugianto Ibu Lily Kristina Sdri. Zizi Sdri. Karina Sdri. Erista Sdr. Sebastian Doa Syafaat Bp. Budijanto Bp. Sugianto Ibu Mei Petugas Minggu Ini Ibu Herlin Bp. Willy TW Ev. Dodik Singer Ibu Debby Ibu Vena Ibu Dinna Sdr. Edo Sdri. Helen Sdri. Henny Doa Persembahan Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian Garam dan terang dunia (Matius 5:13-16) Tema Penyambut Jemaat Ibadah Umum II Ibu Wilis Sdr. Mito Sdri. Jane Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia Sdr.i Marlin Sdri. Lina Sdri. Elvi Sdr. Efraim Sdri. Stevani Ibu Wilis Sdr. Mito Sdri. Elvi Sdr. Efraim Sdri. Risty Sdri. Lia Sdr. Dennis Sdri. Christine 34 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU 28 Agustus 2016 4 September 2016 Liturgis Kak Debby Kak Dessy Pelayan Musik Kak Wie Kak Tika Doa Pra/Pasca SM Kak Kezia Kak Evelyn Tema Gereja Antiokhia Petrus keluar dari penjara Sion Kak Budi Kak Budi Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Venna Kak Venna Nazareth Kak Dessy Kak Evelyn Betlehem Kak Santi Kak Santi Penatalayanan (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) IBADAH PEMUDA Keterangan Sabtu, 27 Agustus 2016 Sabtu, 3 September 2016 Tema Iman dan perbuatan Reformasi Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W Litrugos Sdri. Christine Sdr. Fredi Pelayan Musik TEAM TEAM Pelayan LCD Sdri. Marlin Sdr. Nies Penyambut Jemaat Sdri. Putri Sdr. Anel Sdri. Fany Sdr. Yance Petugas Doa Sdr. Fredi Sdri. Clara Singer Sdr. Efraim Sdri. Clara Sdri. Tri Sdri. Abigael (Pk. 18.30 WIB) (Pk. 18.30 WIB) 35 e Data Keh adir an Je m aat DATA KEHADIRAN JEMAAT MAGZ Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan Umum 1 Minggu, 21 Agustus 2016 31 orang Umum 2 Minggu, 21 Agustus 2016 76 orang Umum 3 Minggu, 21 Agustus 2016 61 orang Remaja Minggu, 21 Agustus 2016 Pemuda Minggu, 21 Agustus 2016 25 orang Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 21 Agustus 2016 23 orang SM : - orang Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 21 Agustus 2016 58 orang SM : 3 orang POS Batam Minggu, 21 Agustus 2016 20 orang SM: 40 orang Remaja: 33 orang SM: 29 orang 36