Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

advertisement
REC
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa
Pengkhotbah
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Telp : 0812 3378 0070
Email: ev.yohanesdodik@gmail.
com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
UCAPAN BAHAGIA BAGIAN 4
(Matius 5:10-12) Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
S
eperti yang sudah diterangkan
di awal seri khotbah ini, jumlah ucapan bahagia adalah delapan.
Ayat 11 dan 12 hanya merupakan
penjelasan terhadap ucapan yang
terakhir. Ketiganya sama-sama berbicara tentang penganiayaan, sebagaimana ditunjukkan melalui pemunculan kata kerja diōkō di tiap
ayat ini.
gagetkan). Ucapan-ucapan yang
lain bersifat aktif, sedangkan ucapan ini bersifat pasif. Ini tentang
apa yang dilakukan oleh orang lain
kepada kita, bukan tentang apa
yang kita lakukan. Lagipula, penganiayaan jelas bukanlah sesuatu
yang menyenangkan. Penganiayaan
berdekatan dengan penderitaan.
Mungkin karena itulah Tuhan Yesus
Di antara semua ucapan bahagia, sengaja memberi penegasan pada
poin terakhir ini mungkin yang ide tentang kebahagiaan. Kata mapaling menarik (sekaligus men- karioi (“berbahagialah”) muncul
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ dua kali (ayat 10-11). Ayat
12 bahkan menambahkan
kata “bersukacita” (chairete) dan
“bergembiralah” (agalliasthe).
cuma-cuma dan konyol. Mereka
menderita karena kesalahan sendiri. Mereka tidak berhikmat dalam
memberitakan injil.
Orang yang dianiaya
Bahkan tatkala seorang Kristen
menderita tanpa berbuat kesalahan,
hal itu belum tentu tergolong penganiayaan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus di Matius 5:10-12. Kita
bisa saja diperlakukan secara buruk
oleh orang lain yang salah memahami kita. Kita juga mungkin mengalami perlakuan buruk yang tidak
ada kena-mengenanya dengan alasan-alasan relijius. Bukan ini yang
dimaksud di teks kita hari ini.
Teks kita hari ini tidak membicarakan tentang sembarang penderitaan. Tidak semua penderitaan adalah
penganiayaan. Bahkan tidak semua
penganiayaan termasuk dalam kategori penganiayaan yang membawa
berkat.
Kita perlu membedakan penganiayaan yang dimaksud Tuhan Yesus di sini dengan penderitaan
karena kesalahan. Jika kita menderita karena kesalahan sendiri, hal itu
disebut hukuman. Wujud tindakan
yang diterima mungkin sama, yaitu
penganiayaan, tetapi alasannya berbeda.
Rasul Petrus pernah menyinggung
tentang jenis penderitaan seperti ini
(1 Pet 1:20a; 3:17). Teguran ini tampaknya tidak terlalu disimak oleh
orang-orang Kristen. Sejarah gereja mencatat bahwa sebagian orang
Kristen telah menderita secara
Penganiayaan yang sedang dibahas
oleh Tuhan Yesus memiliki beberapa karakteristik. Yang pertama, penderitaan ini karena kebenaran (ayat
10). Sebagaimana sudah diuraikan
di seri khotbah yang terdahulu (5:6),
“kebenaran” merujuk pada gaya
hidup yang benar (kesalehan). Gaya
hidup kita yang benar sebagai warga
kerajaan Allah bisa saja dipandang
sebagai ancaman bagi orang lain,
apalagi jika gaya hidup tersebut terlihat lebih baik dan benar dibandingkan gaya hidup yang ada. Sebagai
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ contoh, kesalehan orang
Kristen yang melebihi kesalehan legalistik orang-orang Farisi
dan ahli Taurat (5:20) bisa menjadi
sumber kebencian bagi dua golongan relijius ini.
Kedua, penderitaan ini karena Kristus (ayat 11). Penambahan “karena
Aku” memberikan nuansa personal sekaligus spesifikasi. Ini bukan
tentang sembarang kesalehan.
Penambahan semacam ini memang
diperlukan, karena dalam konteks
keagamaan Yahudi pada waktu itu
memang ada beragam tipe kesalehan. Di luar golongan Farisi dan ahli
Taurat masih ada golongan Saduki
dan Essenes (masyarakat Qumran?).
Kesalehan yang dipikirkan di ayat 11
bukan hanya berkaitan dengan tradisi, melainkan dengan pribadi. Ini
bukan tentang ritual atau peraturan.
han Yesus perlu menambahkan keterangan “eipōsin pan ponēron kath’
hymōn pseudomenoi” (LAI:TB “kepada kamu difitnahkan segala yang
jahat”), yang secara hurufiah berarti
“mereka mengucapkan segala yang
jahat tentang kalian secara keliru”
(lihat KJV/ASV/RSV/NIV/ESV).
“Segala yang jahat” tidak terbatas
pada fitnahan saja. Ini bisa berarti
tuduhan, hinaan, dan lain-lain. “Secara keliru” menunjukkan bahwa
orang-orang Kristen dalam posisi
tidak bersalah. Yang salah adalah
orang lain.
Keempat, penderitaan ini bisa berbentuk verbal maupun non-verbal
(ayat 11). Penganiayaan secara verbal tergambar jelas dari ayat 11. Ada
celaan dan perkataan jahat lainnya.
Namun, bukan cuma itu penderitaan yang menghadang orang-orang
Ketiga, penderitaan ini melibatkan
kesalahan orang lain (ayat 11). Kata
“mencela” (oneidizō) belum tentu
menyiratkan kesalahan dari pihak
yang mencela. Tuhan Yesus pernah
mencela (mengecam) orang-orang
Yahudi di kota-kota tertentu (11:20;
bdk. Mrk 16:14). Karena itu, Tu5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Kristen. Pemunculan kata
“menganiaya” (diōkō) di
tempat lain secara jelas menunjukkan bahwa kata ini tidak terbatas pada penganiayaan secara
verbal. Orang-orang Kristen akan
dikejar dari satu kota ke kota yang
lain (10:23). Penganiayaan ini juga
dapat berbentuk penyesahan sampai pembunuhan (23:34). Rujuan
tentang penganiayaan yang dialami
para nabi (5:12) menyiratkan bahwa penganiayaan di sini mencakup
pembunuhan (23:35).
Penghiburan bagi yang dianiaya
Penganiayaan
memang
tidak
menyenangkan. Resiko yang tercakup di dalamnya seringkali begitu
berat. Pada dirinya sendiri penganiayaan tentu saja tidak menghadirkan penganiayaan. Walaupun demikian, melalui mata iman dan
pengetahuan yang benar, kita dapat
menemukan alasan-alasan untuk
bersukacita.
sekuensi ini sama persis dengan
yang akan diberikan pada mereka
yang miskin di hadapan Allah (ayat
3). Mempunyai kerajaan Allah berarti menikmati semua kebaikan
dalam kerajaan Allah (5:4-9; 11:4-5;
Luk 4:17-21).
Kesamaan peredaksian dan posisi
pemunculan yang unik (ada di awal
dan akhir ucapan bahagia) mendorong banyak penafsir untuk menemukan kesamaan sikap antara
orang yang miskin di hadapan Allah dan orang yang dianiaya karena
kebenaran di dalam Kristus. Inti kesamaan terletak pada ketidakmampuan dan persandaran pada Allah.
Sama seperti orang-orang miskin
di hadapan Allah yang memilih untuk berharap kepada Allah saja, demikian pula mereka yang dianiaya
karena kebenaran tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan.
Mereka justru menjadi pembawa
damai (5:9). Mereka memilih untuk
menyerahkan semua persoalan kepada Allah.
Orang yang dianiaya karena kebe- Orang-orang yang teraniaya karena
naran di dalam Kristus akan memi- kebenaran di dalam Kristus tidak haliki kerajaan surga (ayat 10b). Kon- nya memiliki kerajaan surga. Mere6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ ka juga disamakan dengan para nabi Allah (ayat 12). Poin yang
disampaikan adalah kehormatan. Tuhan Yesus menyamakan
mereka dalam deretan para nabi yang mati secara terhormat bagi Allah
(23: 34-35; bdk. Ibr 11:32-38). Walaupun mereka tidak memiliki jabatan
atau status formal sebagai nabi, namun kehidupan dan kesaksian mereka
mempunyai pesan dan otoritas profetis. Mereka telah menjadi nabi secara
status.
Nuansa kehormatan di atas tidak akan tertangkap dengan baik apabila
kita tidak memahami konteks kultural dan relijius masyarakat Yahudi.
Para nabi dan orang saleh begitu diagungkan oleh banyak orang Yahudi.
Mereka rela membangun makan dan mendirikan tugu peringatan bagi
nabi dan orang saleh (23:29). Kehidupan keagamaan mereka dari dahulu
sampai pada abad ke-1 tidak dapat terpisahkan dari suara para nabi yang
membawa pesan dari Allah.
Disamakan dengan para nabi bukan hanya menyiratkan kehormatan,
melainkan juga penghiburan. Para pengikut Kristus tidak perlu merasa
sendirian pada waktu menghadapi penganiayaan. Mereka bukan orang
pertama yang diperlakukan secara jahat dan kejam oleh dunia. Jika para
nabi mampu menghadapi penderitaan sampai pada akhirnya, mereka juga
pasti akan dimampukan oleh Allah untuk menjalaninya sampai titik yang
penghabisan. Soli Deo Gloria.
7
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
•Doakan untuk pelayanan CPC kiranya akan dipakai sebagai sarana yg baik untuk pertumbuhan kaum profesional di Surabaya. Doakan untuk para pengurus, agar terus mengembangkan pelayanan
ini.
•Doakan untuk pelayanan multimedia Grace Alone, kiranya injil
Tuhan dapat tersebar smp ujung bumi melalui pelayanan ini. Doakan untuk semua staf agar semakin efektif dalam melayani.
KATEKISMUS HEIDELBERG
Pertanyaan 78:
Mungkinkah orang-orang percaya yang sejati jatuh sehingga kehilangan
kedudukan mereka sebagai orang yang telah beroleh rahmat, disebabkan ketidaksempurnaan mereka dan banyaknya godaan serta dosa yang
menimpa mereka?
Jawaban
Berkat kasih Allah yang tidak berubah-ubah dan putusan-Nya serta perjanjian-Nya untuk mengeruniakan ketekunan kepada mereka, berkat
persatuan mereka dengan Kristus, yang tidak mungkin diputuskan, dan
syafaat-Nya yang terus-menerus bagi mereka, dan berkat Roh serta benih
ilahi yang tetap ada di dalam mereka, maka tidak mungkin orang-orang
percaya yang sejati jatuh begitu rupa sehingga sama sekali dan untuk seterusnya kehilangan kedudukan mereka sebagai orang yang telah beroleh
rahmat . Sebaliknya, mereka dipelihara oleh kekuatan Allah, melalui iman,
sehingga mereka meraih keselamatan.
a. Yer 31:3. b. 2Ti 2:19; Ibr 13:20-21; 2Sa 23:5. c. 1Ko 1:8-9. d. Ibr 7:25; Luk
22:32. e. 1Yo 3:9: 2:27. f. Yer 32:40; Yoh 10:28. g. 1Pe 1:5.
8
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan?
Menebus Realitas Pernikahan | Berani Menerima Resiko
S
alah satu landasan yang penting
dari pernikahan adalah kepercayaan. Kepercayaan adalah menjadi yakin bahwa Anda dapat mengandalkan integritas, kekuatan,
karakter, dan kesetiaan dari pasangan Anda sehingga Anda rela untuk menempatkan diri Anda dalam
pemeliharaannya.
da janjinya. Anda tidak harus takut
bahwa dia peduli pada dirinya lebih
dari dia peduli kepada Anda. Anda
tidak pernah boleh bertanya-tanya
apakah ada orang lain yang merebut
perhatian atau perasaan sayangnya.
Anda tidak pernah boleh ikut untuk
mengambil risiko dan menjadi rentan. Anda tidak boleh takut bahwa
Anda akan dimanfaatkan dengan
Anda harus dapat menerima pas- cara apa pun. Kepercayaan adalah
angan Anda apa adanya. Anda ha- mengenai penyerahan, damai, kearus merasa nyaman ketika dia jauh manan, dan harapan.
dari Anda. Anda tidak harus khawatir apakah dia jujur atau setia kepa9
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
3) Apakah Anda memperhatikan
apa yang dianggap penting oleh
pasangan Anda? Keegoisan adalah
kekuatan yang berbahaya dalam pernikahan. Kasih berarti mengomitmenkan diri Anda untuk memeduKUESIONER TENTANG KE- likan apa yang dia pedulikan; untuk
tertarik pada suatu hal hanya karena
PERCAYAAN
itu menarik minat dia.
1) Apakah ada lebih banyak kesatuan, pengertian, dan kasih di dalam 4) Apakah Anda mencari-cari alapernikahan Anda sekarang daripa- san atas kegagalan yang telah Anda
da sebelumnya? Mungkin ini mer- janjikan, atau apakah Anda siap
upakan indikator terbaik. Ketika untuk mengakuinya? Pembenaran
pasangan Anda membuktikan bah- diri, sikap sulit didekati, membewa dia bisa dipercaya, rasa hormat la diri, dan mencari alasan untuk
dan rasa sayang Anda untuk dia diri, semuanya merupakan racun
akan bertumbuh. Kepercayaan ti- bagi kepercayaan. Anda tidak akan
dak meniadakan semua masalah memercayakan diri Anda kepada
dan perbedaan, tetapi memberikan pasangan Anda jika dia suka memalat untuk menghadapi mereka.
Untuk lebih konkretnya,
setiap pertanyaan berikut
ini merupakan indikator dari kualitas kepercayaan dalam pernikahan
Anda.
2) Apakah kalian berdua menepati
janji sesuai jadwal yang telah kalian
janjikan? Cara Anda memperlakukan janji-janji yang Anda buat akan
berfungsi sebagai barometer kelayakan Anda untuk dipercaya pasangan Anda. Dan inilah seharusnya. Jika Anda mengasihi dia, Anda
akan menganggap janji yang Anda
buat bagi dia begitu penting.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
bela diri dan tidak mudah didekati. Keterbukaan
yang rendah hati, dibarengi dengan
komitmen untuk menerima dan
mengakui kesalahan, merupakan
bahan yang penting dari ikatan kepercayaan.
5) Apakah Anda sungguh mendengarkan pasangan Anda dan bertindak berdasarkan apa yang telah
Anda dengar? Orang yang diabaikan
akan berhenti berbicara, bukan hanya itu; dia akan berhenti memercayai. Anda cenderung memercayai
orang yang peduli pada Anda untuk mendengarkan apa yang Anda
katakan dan mereka berkomitmen
untuk merespon apa yang mereka
dengar melalui kata-kata dan tindakan.
orang yang tidak dapat dipercaya.
7) Apakah Anda merencanakan dan
menentukan prioritas bersama-sama, atau Anda menuntut pasangan
Anda melakukannya dengan cara
Anda? Tuntutan dan hak ingin berdaulat atas kerajaan kecil kita akan
merusak kepercayaan, pasangan
Anda segera mengerti bahwa tidak
peduli komitmen apa yang Anda
janjikan, yang Anda inginkan sesungguhnya adalah pasangan Anda
ikut mendukung Anda.
8) Apakah Anda berbagi pikiran,
keinginan, harapan, mimpi, dan
perhatian Anda dengan pasangan
Anda, atau apakah lebih mudah untuk berdiam diri atau berbagi dengan orang lain? Ketika seseorang di
luar pernikahan telah menggantikan
6) Apakah Anda menjalankan ren- pasangan Anda, hal ini merupakan
cana-rencana yang telah disetujui tanda yang pasti bahwa kepercayaan
bersama? Merencanakan hal-hal telah patah.
yang besar dan kecil bersama merupakan isi pernikahan. Karena itu, 9) Apakah ada bukti bahwa Anda
ketika Anda setuju terhadap sebuah menarik diri dari pasangan Anda
rencana dan Anda menyangkalin- dalam jarak aman? Apakah Anda
ya serta melakukannya dengan cara takut untuk menentang dia dengan
Anda sendiri, daripada memutus- kasih atau berlawanan dengan dia
kannya bersama, Anda menjadi jika Anda mengutarakan pemikiran
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Anda? Penarikan diri pasangan Anda ketika tidak sedang
merupakan tanda pasti bersama dengan Anda? Kebutuhan
untuk mengecek pasangan ketika
dari kurangnya kepercayaan.
dia kembali merupakan indikator
10) Apakah pasangan Anda menga- bahwa Anda tidak memercayainya.
takan bahwa perkataan Anda bisa di- Menjadi dipercaya berarti Anda tipegang dan Anda setia kepada janji dak pernah merasa perlu was-was
Anda? Tanyakan kepada pasangan bahwa Anda sedang diawasi, dan
Anda apakah Anda dapat dipercaya Anda tidak pernah merasa perlu
dan sebutkan alasannya. Buka hati menutupi jejak Anda. Kepercayaan
Anda untuk dapat melihat apa yang berarti hidup dengan tenang karena
tidak dapat Anda lihat dan ambillah tiada satu pun yang Anda sembunkomitmen untuk merespon dengan yikan.
kerendahan hati dan berubahlah.
13) Apakah Anda berhati-hati
11) Apakah Anda memendam kes- memilih kata-kata Anda dan menalahan pasangan Anda, atau Anda ahan perasaan Anda karena Anda
saling memercayai untuk mengha- tidak dapat memercayai pasangan
dapi dan mengakui setiap kesalah- Anda? Sifat alamiah dan gaya komuan? Ketika Anda tidak rela melalui nikasi Anda kepada pasangan Anda
kesulitan untuk menolong pasangan merupakan indikator yang sangat
Anda melihat bagaimana dia tel- baik dari tingkat kepercayaan yang
ah melukai Anda, Anda mengasihi ada di antara kalian. Jika Anda menkenyamanan Anda lebih daripada ahan pikiran dan perasaan Anda
Anda mengasihi dia. Ketika Anda terhadap pasangan Anda, itu berartidak yakin apakah aman mengh- ti Anda tidak cukup memercayai
adapi pasangan Anda, maka Anda dia untuk dapat menyerahkan diri
tidak yakin bahwa pasangan Anda Anda kepadanya.
dapat dipercaya.
14) Apakah pasangan Anda mer12) Apakah Anda pernah bertan- upakan teman terbaik di dalam hidya-tanya apa yang sedang dilakukan up Anda atau apakah mimpi ini tel12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ ah menguap? Pernikahan
sungguh merupakan sebuah perjanjian manusia akan persahabatan. Karakter dan kualitas
dari persahabatan antara suami dan
istri senantiasa berfungsi sebagai
ukuran yang tepat bagi kesehatan
pernikahan mereka. Hal ini juga
merupakan barometer yang tepat
dari kepercayaan.
15) Apakah hubungan seksual Anda
memuaskan secara timbal balik,
atau apakah sulit bagi Anda untuk
memberikan diri Anda secara fisik
kepada pasangan Anda? Ketidakmampuan seksual berkaitan secara
langsung dengan kepercayaan. Jika
pasangan Anda egois, menuntut,
kritis, bukankah logis untuk menganggap dia akan bertindak sama
sepanjang berhubungan seks?
16) Apakah Anda mengatakan berbagai hal kepada orang lain mengenai
pasangan Anda yang belum Anda
bicarakan dengan dia? Jika Anda
dapat dipercaya, Anda tidak akan
pernah mengatakan apa pun kepada orang lain sebelum membicarakannya kepada pasangan Anda, dan
Anda tidak akan mengatakannya
kepada orang lain kecuali mereka
adalah bagian dari masalahnya atau
pemecahannya.
17) Apakah Anda menantikan waktu kebersamaan, dan ketika Anda
memiliki waktu-waktu seperti ini,
apakah Anda merasa damai dan menikmatinya? Waktu kebersamaan
yang damai dan saling memuaskan merupakan indikator yang baik
bagi kesehatan pernikahan. Keinginan untuk bersama merupakan tanda bahwa Anda tahu Anda dapat
memercayai pasangan Anda untuk
berbagi dengannya dan memperhatikan Anda.
18) Apakah ada masalah-masalah
di antara kalian yang belum diselesaikan karena Anda tidak memiliki
ikatan kepercayaan yang diperlukan untuk memecahkan masalah
bersama-sama? Ketidakmampuan
menyelesaikan masalah merupakan
tanda yang pasti dari kerusakan kepercayaan. Pernikahan memerlukan
sebuah komitmen untuk tetap bertahan sampai masalahnya terselesaikan. Semakin pasangan Anda
memercayai Anda, semakin dia rela
untuk mendekat pada Anda dan be13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ rusaha memecahkan masalah yang mendera.
19) Apakah Anda nyaman dengan kerentanan yang ada di dalam pernikahan yang baik? Apakah Anda masih rela untuk merisikokan diri Anda dan
menjadi rentan karena Anda tahu bahwa pasangan Anda akan menjaga
Anda? Pernikahan tanpa kerentanan bukanlah pernikahan. Bahkan hal
yang paling dasar dari tindakan pernikahan dan hidup bersama memerlukan kerentanan.
20) Apakah Anda pernah berpikir bahwa menikahi pasangan Anda adalah sebuah kesalahan? Penyesalan dalam pernikahan merupakan indikator yang kuat dari kerusakan hubungan dan kerusakan kepercayaan. Carilah pertolongan kepada orang yang dewasa yang melihat Firman Allah
dengan serius. Jangan berkubang dalam penyesalan.
21) Apakah Anda pernah merasa takut bahwa Anda sedang dimanipulasi
atau dimanfaatkan dengan cara apapun? Jika Anda takut kepada orang
lain, maka Anda berada dalam situasi di mana ada kerusakan total dari
kepercayaan. Jika pasangan Anda telah menjadi musuh Anda, maka kepercayaan hilang dan pernikahan tidak dapat berjalan.
22) Apakah Anda pernah bertanya-tanya jikalau pasangan Anda memperhatikan dirinya lebih dari memperhatikan Anda? Jangan rela untuk hidup
dalam pernikahan di mana kepercayaan sudah mati. Percayalah bahwa
Allah tidak pernah memanggil Anda untuk melakukan suatu hal tanpa
memberikan kepada Anda alat yang diperlukan untuk mengerjakannya.
Anugerah-Nya akan membawa Anda ke tempat-tempat yang tidak Anda
harapkan, tetapi juga akan menghasilkan sesuatu yang tidak pernah Anda
hasilkan sendiri.
Ringkasan Bagian Komitmen 3, Bab 9, dari buku:
What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David
Tripp
14
e
Ap ak ah yan g ti d ak t ah u t e t ap b e r d o s a? | #Q and A
MAGZ
Apakah yang tidak tahu tetap berdosa?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
P
ertanyaan di atas mencoba
mengeksplor keterkaitan antara
kesalahan dan pengetahuan. Maksudnya, apakah seseorang yang tidak mengetahui bahwa tindakannya salah dapat dipersalahkan karena
tindakan tersebut? Jika jawabannya
adalah tidak, apakah orang itu perlu
diberi tahu bahwa tindakan itu adalah salah?
Terhadap pertanyaan ini Alkitab
menyediakan jawaban yang cukup
jelas dan konsisten. Ketidaktahuan
tidak membebaskan seseorang dari
dosa. Tindakan seseorang tetap
diperhitungkan sebagai dosa walaupun orang itu tidak menyadarinya.
Poin ini diungkapkan dengan baik
dalam sebuah perumpamaan Alkitab tentang hamba-hamba yang tidak taat (Lukas 12:37-48). Perumpamaan ini ditutup dengan sebuah
kesimpulan: “Adapun hamba yang
tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang
dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa
15
e
Ap ak ah yan g ti d ak t ah u t e t ap b e r d o s a? | #Q and A
MAGZ
yang harus mendatangkan
pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan” (ayat 47-48a).
Alasan di balik hal ini juga dijelaskan: “Setiap orang yang kepadanya
banyak diberi, dari padanya akan
banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari
padanya akan lebih banyak lagi dituntut” (ayat 48b). Ketidaktahuan
hanya mengurangi, bukan meniadakan, hukuman.
Alkitab juga mengajarkan bahwa
dalam taraf tertentu semua manusia sebenarnya sudah mengetahui
kehendak Allah. Persoalan manusia
bukanlah “tidak tahu,” melainkan
“tidak mau tahu” atau “tidak mampu”. Dosa manusia adalah “menindas kebenaran dengan kelaliman”
(Roma 1:18). Kepada mereka sudah dinyatakan kebenaran-kebenaran ilahi melalui wahyu umum,
misalnya ciptaan yang dapat dinalar
(Roma 1:19-20) atau hukum moral
dalam hati mereka (Roma 2:14-15).
Permasalahannya, mereka tidak
mau dan/atau tidak mampu menaati pengetahuan tersebut.
Untuk memperjelas hal ini, ada
baiknya kita mengenal dua istilah:
dosa dan pelanggaran. Dosa merujuk pada segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah
yang sempurna. Pelanggaran berarti ketidaksesuaian dengan aturan
(perintah atau larangan) tertentu.
Ada dua teks Alkitab yang perlu untuk disinggung di sini. Roma 4:15
mengajarkan: “Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi
di mana tidak ada hukum Taurat,
di situ tidak ada juga pelanggaran.”
Selanjutnya dikatakan: “Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada
dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak
diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat” (Roma 5:13). Dari teks
ini terlihat bahwa semua kesalahan
adalah dosa, walaupun tidak semua
dosa itu pantas dikategorikan sebagai pelanggaran.
Ketidakmampuan untuk hidup
seturut dengan wahyu Allah bersumber dari natur manusia yang
berdosa. Hal yang sama bahkan
menimpa mereka yang diberi wahyu khusus. Paulus dengan jujur
mengungkapkan pengalamannya:
“Sebab apa yang aku perbuat, aku
16
e
MAGZ
Ap ak ah yan g ti d ak t ah u t e t ap b e r d o s a? | #Q and A
tidak tahu. Karena bukan
apa yang aku kehendaki
yang aku perbuat, tetapi apa yang
aku benci, itulah yang aku perbuat.
Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui,
bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang
memperbuatnya, tetapi dosa yang
ada di dalam aku” (Roma 7:15-17).
Jadi, persoalan terbesar manusia bukanlah ketidaktahuan, tetapi ketidakmampuan.
Sebuah ilustrasi mungkin bermanfaat untuk menerangkan kebenaran
di atas. Banyak orang di pedalaman
terbiasa mandi di sungai yang kotor. Mereka bahkan menyikat gigi
mereka dengan air yang sama. Dari
kacamata orang perkotaan yang sudah mengenal beragam informasi kesehatan, kebiasaan ini sangat
berbahaya. Dari kacamata mereka
sendiri yang sudah tinggal di sana
berabad-abad, tidak ada yang perlu
dirisaukan dalam kebiasaan tersebut. Mereka tidak tahu informasi
kesehatan yang memadai. Kalaupun
tahu, belum tentu mereka mempercayainya. Bahkan sekalipun mereka
tahu dan mempercayainya, belum
tentu mereka mau dan mampu hidup sesuai dengan pengetahuan dan
keyakinan itu. Mereka sudah terlanjur merasa nyaman dan aman dengan
apa yang mereka lakukan. Mereka
belum tentu mampu mendapatkan
air yang bersih dalam jumlah yang
memadai.
Apakah ketidaktahuan penduduk
setempat terhadap kesehatan menjadikan kebiasaan mereka dapat
ditolerir? Apakah tindakan mereka dapat dianggap benar hanya gara-gara mereka tidak mengetahui
apa yang ideal? Tentu saja tidak, bukan? Demikian pula dengan dosa
dan pengetahuan kita. Apa saja yang
tidak sesuai dengan kehendak Allah
yang sempurna adalah dosa, walaupun tidak semua dosa itu disebut pelanggaran. Bagi mereka yang
tahu, kesalahan mereka tergolong
dosa sekaligus pelanggaran. Dalam
keadilan Allah yang sempurna, Ia
akan mempertimbangkan ketidaktahuan seseorang (yang tidak tahu
akan menerima hukuman lebih ringan), tetapi tetap tidak meniadakan
hukuman sama sekali (yang tidak
tahu tetap dihukum). Soli Deo Gloria.
17
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S
menangkan sedikit petobat daripa(Lanjutan tgl 21 Agustus 2016)
eberatan: Hambatan-hambatan da memenangkan banyak petobat
dengan kebohongan. Tujuan kita tidalam Penginjilan
dak boleh menghalalkan cara-cara
Sebagian orang berpendapat bahwa yang tidak benar. Bila Alkitab menbila seorang penginjil tidak dapat yatakan bahwa Kristus mati bagi
menyatakan kepada pendengarnya: orang-orang pilihan, maka pengab“Kristus mati bagimu” maka keefek- ar Injil tidak boleh bertindak sebagai
tifan penginjil itu untuk memenang- Allah dengan menyatakan bahwa ia
kan jiwa akan sangat berkurang.
mengetahui semua pendengarnya
adalah orang-orang pilihan Allah,
Jawaban kita terhadap pendapat dan bahwa Kristus mati bagi merini adalah: Bila kita harus memilih, eka. Ia sesungguhnya tidak mengemaka lebih baik menyatakan yang tahui akan hal itu dan tidak boleh
sebenarnya, meskipun hanya me- berkata seperti itu.
K
18
e
MAGZ
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
Hendaknya juga disadari
bahwa keefektifan dari
penginjilan tidak tergantung pada
pernyataan “Kristus mati bagi anda”
yang tidak didasarkan pada Alkitab.
Anda tidak akan pernah mendengar pernyataan seperti itu misalnya
dari George Whitefield atau Charles
Spurgeon, meskipun demikian,
buah penginjilan mereka sungguh
luar biasa. Perlu kita ketahui bahwa di dalam Alkitab tidak terdapat
pernyataan seperti tersebut. kita
cukup menyatakan secara sederhana kepada orang yang belum bertobat: “Kristus mati untuk menebus
dosa manusia. Ia mengorbankan
diri-Nya bagi orang-orang berdosa
seperti anda dan saya. Bila anda ingin diselamatkan, percayalah kepada-Nya. Tindakan ini mereupakan
tanggung jawab anda, dan Allah
menawarkan bagi anda keselamatan
secara Cuma-Cuma di dalam Yesus.
Percayalah kepada-Nya. Pernyataan seperti ini alkitabiah dan sangat
efektif. Pendeta baptis yang sangat
terkenal, Charles Haddon Spurgeon
adalah satu contoh dari betapa efektifnya seorang pengkhotbah tanpa
melunturkan ajaran-ajaran Calvin-
isme yang Alkitabiah.
Lebih lanjut, penebusan terbatas, bukanlah hambatan terhadap
penginjilan, tetapi justru merupakan pendorong yang besar bagi
penginjilan tersebut. karena bila kita
percaya pernyataan Alkitab bahwa
menurut naturnya, setiap manusia
adalah manusia yang rusak, tetapi Allah memilih orang-orang dari
setiap bangsa, suku, dan kelompok,
dan Kristus telah menebus dosa-dosa orang pilihan tersebut, maka
kita akan sungguh didorong untuk
mengabarkan Injil. Pada akhirnya,
penginjilan bukanlah merupakan
usaha yang sia-sia. Pasti ada hasilnya. Kita hanya perlu melakukan
tugas kita dan mengabarkan Kristus kepada orang-orang yang belum
mengenal Dia. Karena Penebusan
Kristus telah menghapus dosa-dosa
orang pilihan Allah, maka mereka
pasti memberi tanggapan yang benar kepada perkabaran Injil. Orangorang dari setiap suku dan bahasa
akan menjadi percaya karena Kristus telah mati bagi mereka.
Bersambung... (Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer)
19
e
S um p ah Yef ta|#D OYO U K N OW
MAGZ
Sumpah Yefta (Hak 11:30-31)
P
aling sedikit ada dua masalah
yang saling berkaitan sehubungan dengan teks ini. Pertama,
apakah Yefta benar-benar mempersembahkan anak perempuannya sebagai kurban bakaran? Kedua,
seandainya memang ia melakukannya, bagaimana Allah bisa menerima persembahan tersebut – bahkan
memuji Yefta (Ibr 11:32) – padahal isi sumpah tersebut tidak sesuai
dengan Firman Tuhan (Im 18:21;
20:2-5; Ul 12:31; 18:10).
sebagai korban bakaran?
Argumentasi yang menolak
1. Yefta pasti sudah mengenal larangan Taurat untuk mempersembahkan orang sebagai kurban bakaran.
Dalam suratnya kepada raja Amon
terlihat bahwa Yefta cukup mengenal sejarah bangsanya (Taurat,
red., ay. 13-27).
2. Teks tidak mengindikasikan
bahwa Yefta benar-benar melakuApakah Yefta benar-benar mem- kannya. Pandangan ini hanya merpersembahkan anaknya
upakan inferensi dari sumpah
20
e
S um p ah Yef ta| #D OYO U K N OW
MAGZ
Yefta di ayat 31. Mengingat Tuhan menginginkan
persembahan yang hidup (Roma
12:1), sangat mungkin teks ini hanya menyatakan bahwa anak perempuan Yefta menyerahkan seluruh
hidupnya di bait Allah dan tetap
perawan (tidak menikah).
3. Menurut konteks pada waktu itu,
mempersembahkan diri sebagai
hamba Tuhan dengan tidak menikah sudah merupakan persembahan yang luar biasa. Dengan
melakukan hal ini, anak perempuan
Yefta tidak pernah merasakan pernikahan dan menjadi ibu – sesuatu
yang justru sangat diimpikan oleh
wanita-wanita Israel (band. posisi kultural seorang istri yang tidak
memiliki keturunan).
4. Mahalnya harga pelayanan ini
menjadi semakin jelas, karena anak
perempuan tersebut adalah anak
tunggal Yefta (ay. 34). Pelaksanaan
sumpah tersebut berarti Yefta akan
kehilangan garis keturunannya. Hal
ini pasti bukan sesuatu yang mudah
bagi Yefta.
5. Ketika anak perempuan Yefta meminta dua bulan untuk menyendiri, teks tidak menyatakan bahwa ia
menangisi kematiannya. Sebaliknya, teks secara eksplisit menyatakan
bahwa ia menangisi keperawanannya (ay. 37).
6. Seandainya ia memang benar-benar akan menghadapi kematian, ia tidak perlu menangisi
kegadisannya, karena ia bisa saja
menikah dalam periode dua bulan
tersebut.
7. Partikel w> di antara “itu akan
menjadi kepunyaan TUHAN” dan
“aku akan mempersembahkannya
sebagai korban bakaran” bisa diterjemahkan “atau”.
8. Dikatakan dalam ayat 39 bahwa
setelah Yefta melakukan sumpahnya
“ia tidak pernah mengenal laki-laki”.
Pernyataan ini tidak akan relevan
jika saat itu anak perempuan Yefta
sudah mati. Pernyataan ini lebih
relevan jika dikaitkan dengan statusnya sebagai pelayanan TUHAN
di bait Allah (contoh perempuan
yang melayani di bait Allah seumur
hidupnya dapat dilihat di Kel 38:8;
21
e
MAGZ
S um p ah Yef ta| #D OYO U K N OW
1Sam 2:22; Luk 2:36-37).
Argumen yang menerima
1. Yefta pasti memikirkan kurban manusia, karena binatang tidak akan
‘keluar rumah untuk menemui’ Yefta (ay. 31).
Seandainyapun ada binatang yang dipelihara di dalam rumah pada zaman
itu, binatang itu kemungkinan besar adalah anjing, namun hal ini tampaknya tidak mungkin: anjing termasuk binatang yang haram dan tidak
layak dipersembahkan sebagai kurban bakaran.
Bersambung……...
NK_P
22
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
KONVERSI
(Lanjutan tgl 21 Agustus 2016)
KONVERSI DAN GEREJA
perkembangan buruk di India dan
di manapun, dari apa yang disebut
“komunalisme.” Ini adalah kebangkitan komunitas Kristen yang harusnya tersebar di seluruh komunitas non-Kristen sebagai garam dan
terang, namun menjadi terisolasi
dari komunitas non-Kristen dan
menjadi suatu entitas budaya yang
tersendiri.
Bagi profesor Dr. Thomas, seorang
Hindu yang baru bertobat tidak wajib memisahkan dirinya “dari komunitas Hindu dalam pengertian
secara social, hukum dan agama.”
Meskipun usulannya terdengar revolusioner, namun menurut saya, kita
perlu meresponnya secara simpatik. Alasan kedua, mengapa kita bisa
Argumentasi ini dilatarbelakangi memahami posisi Dr. Thomas ter23
e
MAGZ
B AB V | #MI S S I O N
kait dengan keadaan gereja
tempat para petobat baru
perlu bergabung. Seperti Philip Potter katakan kepada Komisi Utama
dari Dewan Gereja-gereja se-dunia
tahun 1967 di Kreta, “Ada kekecewaan yang menyebar terhadap jemaat yang ada sekarang. Seseorang
yang terlibat dalam eksperimen
penginjilan di sebuah kota besar
pernah berkata bahwa, “kemiskinan
rohani dan ketidaksiapan gereja sudah terjadi begitu rupa, sehingga tidak ada orang yang menginnginkan
agar sejumlah besar orang yang berada di luar gereja untuk masuk ke
gereja yang kondisinya seperti ini.”
Ini benar. Saya kita semua sudah
dibutakan dengan status quo gereja.
Namun melihat hal ini, tugas kita sebagai orang Kristen harus berusaha
memperbaharui gereja, bukannya
menghindari atau membiarkannya.
Karena gereja tetap adalah milik Allah, kecuali gereja itu telah berpaling
sepenuhnya dari kebenaran yang diwahyukan Alah. Bahkan gereja Korintus dengan pertikaiannya yang
pahit, kegiatan yang tak bermoral
yang dibiarkan, ibadah umum yang
kacau dan pengajaran yang tidak
pasti, masih disebut Paulus, “jemaat
Allah di Korintus” (I Kor 1:2). Bishop Leslie memberikan suatu tinjauan yang sensitive terhadap buku
Thomas, ia menjelaskan usulan Dr.
Thomas sebagai suatu yang tidak
realistis dan menambahkan, bahwa
“seseorang yang secara agama, budaya dan social merupakan bagian
dari komunitas Hindu adalah orang
Hindu.”
Dari perdebatan masa kini, kita
perlu kembali ke Alkitab dan kesaksiannya yang konsisten bahwa
di sepanjang proses sejarah, Allah
telah dan masih memanggil orangorang kepda diri-Nya, orang-orang
yang berbeda dari dunia dalam
keyakinan dan standarnya. Menurut
surat kepada jemaat Efesus, komunitas orang tebusan ini sangat penting bagi Injil dan sejarah. Selain itu,
sejak hari Pentakosta, ketika umat
Allah menjadi tubuh Kristus yang
dipenuhi Roh Kudus, para rasul berharap para petobat baru bisa masuk
ek dalamnya. Seruan Petrus kepada
orang-orang bukanlah hanya untuk
bertobat dan percaya – seolah-olah
konversi mereka bisa tetap menjadi
semacam perpindahan individual
– tetapi juga dibaptis dan “menye24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
lamatkan” mereka dari “angkatan yang jahat ini” dan “ditambahkan” ke dalam komunitas baru dari Roh (Kis 2:40-47). Semacam
perpindahan dari satu komunitas ke komunitas lain, yang sudah diharapkan sejak awal.
Bersambung.......
25
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 29 Agustus 2016
BERTEKUNLAH
(Bacaan: Matius 5:10-12)
Seorang lelaki sedang mencari bunga untuk ditanam. Di sebuah rumah
kaca, ia melihat krisantemum emas yang penuh bunga bermekaran. Satu
hal yang membuatnya heran, tanaman itu tersembunyi di sudut ruangan
dan ditanam di sebuah ember tua yang penyok dan berkarat. “Andai bunga ini milikku, aku akan menaruhnya di pot cantik dan memamerkannya dengan bangga! Mengapa bunga ini terpenjara di ember, di tempat
tersembunyi seperti ini?” demikian batinnya. Ketika ia menanyakannya,
sang pemilik menjelaskan, “Oh, saya memang menyemaikan tanaman itu
di ember tua sampai bunganya mekar. Namun, itu hanya untuk sementara. Saya akan segera memindahkannya ke kebun saya.”
Demikian juga dengan dengan orang-orang Kristen yang berkarakter indah, mereka harus mengalami berbagai bentuk penderitaan demi Kristus. Di dunia ini orang yang menderita sama sekali tidak akan dianggap
bahagia! Kita menganggap orang yang menderita itu harus dikasihani.
Namun Yesus mengajarkan sesuatu yang berbeda. Ia berkata “Berbahagialah orang yang dianiaya.”
Jika demi kebenaran saudara harus mengalami berbagai rupa penderitaan, dikucilkan, difitnah, dipenjara, diolok, bahkan dibunuh. Bertekunlah,
karena saat ini kita harus “ditanam” di ember yang peyok, namun setelah
genap waktunya, Tuhan akan datang dan semua kondisi akan berbalik. Ia
akan menyediakan berkat yang sangat indah bagi setiap anak-anakNya
yang tekun mengiring Dia.
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 30 Agustus 2016
TIDAK MENGECEWAKAN
(Bacaan: Roma 5:3,4)
Pohon cemara Bristlecone adalah pohon tertua di dunia. Beberapa di
antaranya diperkirakan berumur 3.000 sampai 4.000 tahun. Pada tahun
1957, ilmuwan Edmund Schulman menemukan sebatang di antaranya,
dan menamainya “Metusaleh”. Pohon cemara berbongkol dan sangat tua
ini hampir berumur 5.000 tahun! Pohon ini sudah ada saat rakyat Mesir
membangun piramid. Pohon Bristlecone tumbuh di atas pegunungan AS
bagian barat, di ketinggian kira-kira 3.050-3.350 meter. Pohon-pohon ini
mampu bertahan hidup, bahkan di saat kondisi lingkungan yang sangat
buruk sekalipun: suhu udara yang amat dingin, angin topan, lapisan udara yang tipis, dan curah hujan yang rendah. Sebenarnya, lingkungan ganaslah yang menjadi salah satu faktor sehingga mereka mampu bertahan
hingga abad milenium ini.
Demikian juga dengan kehidupan kerohanian kita. Di tengah kesulitan,
kasih karunia Allah memungkinkan kita mencari wajah-Nya dengan bersungguh-sungguh. Penderitaan menimbulkan ketekunan (ayat Rom 5:3)
bukan membawa keputusasaan, dan ketekunan itu menghasilkan tahan
uji (ayat Rom 5:4), dan tahan uji itu menghasilkan pengharapan matang
yang tidak akan mengecewakan (ayat Rom 5:5).
Apakah saudara sedang dalam penderitaan yang bukan karena kesalahanmu, namun karena hidup dalam kebenaran Allah? Bertekunlah karena
Tuhanlah yang memberikan jaminan bagi kita bahwa semuanya akan berujung pada pengharapan yang tidak mengecewakan.
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 31 Agustus 2016
MEMIKUL SALIB
(Bacaan: Yohanes 15:18-19)
Ada seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa gereja Tuhan haruslah
disukai oleh semua orang. Hamba Tuhan tersebut mengambil ayat Alkitab
dari Kisah Para Rasul 2:47 yang berbunyi demikian, “sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”. Ini adalah hal yang
baik, namun kita harus memandang Firman Tuhan dengan lebih luas.
Karena mereka yang dikatakan “disukai oleh semua orang” pada akhirnya
juga dianiaya dan tersebar ke seluruh dunia.
Memiliki praktek hidup yang penuh kasih adalah keharusan bagi gereja
Tuhan. Namun sebaik apapun gereja Tuhan hidup, sejarah membuktikan
bahwa gereja tidak lepas dari penganiayaan. Itu sebabnya gereja Tuhan
perlu memahami dua kebenaran ini dengan baik.
Gereja perlu mengevaluasi diri dengan baik, sudahkan gereja memberikan kesaksian yang baik kepada dunia? Jika penderitaan muncul oleh
karena kelalaian orang Kristen, maka mereka perlu bertobat. Namun jika
orang Kristen sudah sungguh-sungguh hidup di dalam kasih Allah, namun mereka tetap dibenci, maka itulah yang dimaksud dengan memikul
salib. Bertekunlah karena saudara tidak akan kehilangan upahmu.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 1 September 2016
KEMURNIAN IMAN
(Bacaan: 1 Petrus 1:6-7)
Penderitaan yang disebabkan oleh penganiayaan karena Kristus bukanlah
pengalaman yang asing bagi gereja. Sejak abad-abad pertama bahkan pada
sepanjang zaman, banyak orang Kristen telah menderita karena mereka
adalah orang Kristen. Gereja dipanggil untuk taat dan setia kepada Allah
bahkan di tengah lingkungan yang memusuhinya, supaya melalui ketaatan dan kesetiaannya itu Allah menyempurnakan tujuan-Nya.
Petrus memberitahu apa tujuan dari semua pencobaan yang ada? Yaitu
untuk nmembuktikan kemurnian iman. Penderitaan menjadi alat uji yang
ampuh terhadap kemurnian iman. Mudah untuk setia mengiring Tuhan
ketika dalam situasi yang normal apalagi semuanya serba baik dan menguntungkan. Namun di dalam penderitaan banyak orang terbukti memiliki iman yang tidak murni. Petrus melanjutkan dengan sebuah kalimat
bahwa kemurnian iman memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari pada
emas. Mengapa ia mengatakan demikian? Karena kita akan mendapatkan
puji-pujian, kemuliaan dan hormat pada hari Yesus menyatakan dirinya.
Lihatlah penderitaan sebagai alat uji terhadap kemurnian imanmu. Jangan
bersungut-sungut tetapi bersyukurlah karena ada berkat yang disediakan
Tuhan ketika kita berjumpa dengan Allah ketika Ia datang kembali.
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 2 September 2016
MENDAPAT BAGIAN DI DALAM YESUS
(Bacaan: 1 Petrus 4:12-14)
Richard Wurmbrand adalah gembala dari Rumania. Ia menghabiskan
empat belas tahun di penjara akibat melayani di gereja bawah tanah. Walaupun berkali-kali disesah, dipukuli setiap hari, dan berbulan-bulan tak
melihat matahari, semangatnya tak mengendur untuk memberitakan Injil.
Ungkapannya yang indah berbunyi, “Penjara bukanlah rintangan bagi kehidupan seorang Kristen.” Penjara tempat ia disiksa telah ia ubah menjadi
tempat ibadah. Richard membuktikan bahwa dalam penderitaannya kebenaran Tuhan menyertainya. Entah apa yang akan terjadi seandai Richard menyangkal imannya saat masa-masa sulit itu. Kini ia bisa tersenyum
karena kesetiaannya tak sia-sia.
Jauh sebelum Richard, orang-orang percaya telah mengalami berbagai
penganiayaan. Orang percaya tidak perlu merasa heran jika mereka ditentang karena iman mereka. Petrus mengingatkan, “Janganlah kamu heran
akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian.” Ia melanjutkan, “Karena itu tetaplah bersukacita dan berbahagia dalam penderitaan
karena nama Kristus.”
Apa yang menjadi tantangan orang Kristen saat ini, mungkin tidak seberat yang dialami oleh jemaat mula-mula. Tentu saja setiap masa memiliki
tantangannya sendiri. Bagaimana saduara meresponi penderitaan yang
dialami? Hendaklah kita belajar bersukacita. Tentunya sukacita itu bukan
karena penderitaan itu sendiri, namun karena melalui penderitaan, kita
mendapat bagian di dalam Kristus.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 3 September 2016
TETAP BERSUKACITA
(Bacaan: Kolose 1:24)
Pengalaman penderitaan Paulus adalah sebuah pengalaman yang nyata.
Begitupun dengan pengalaman sukacitanya. Ia sungguh-sunguh bersukacita karena penderitaan yang dialaminya. Mengapa ia sanggup bersukacita sekalipun yang dihadapinya adalah penderitaan? Paulus bersukacita
karena ia boleh menderita untuk jemaat, yaitu jemaat di Kolose (Kol 1:2429). Ia bersukacita karena melalui penderitaannya, ia telah menyukakan
hati Tuhan.
Tujuan pelayanan semua orang termasuk Paulus adalah untuk menyukakan hati Tuhan karena membawa jemaat boleh mengenal Tuhan. Mengantar jemaat kepada pengenalan yang utuh akan Tuhan akan mendatangkan
sukacita yang tidak ada taranya. Memang harus diakui bahwa ini bukanlah tugas yang mudah. Tantangan dan penderitaan niscaya akan datang,
tetapi Paulus menanggungnya dengan penuh sukacita.
Paulus juga bersukacita karena diijinkan untuk meneruskan penderitaan
Kristus. Penderitaan Kristus memang sudah sempurna. Tapi rasul Paulus menekankan bahwa dia boleh meneruskan apa yang telah Tuhan buat
bagi gerejanya. Artinya dia boleh memikul salib yang dulu pernah dipikul
oleh Kristus. Jika dia diijinkan mengalami seperti yang dialami Tuhannya
bukankan ini adalah hal yang membahagiakan?
31
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 29 Agustus 2016
23.00
Selasa, 30 Agustus 2016
18.30
Rabu, 31 Agustus 2016
19.00
Kamis, 1 September 2016 06.00
19.00
Sabtu, 3 September 2016
06.00
18.30
22.00
Minggu,
2016
4 September
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM
STAR : FORMASI SPIRITUAL 2
Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Latihan Musik KU 3
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Ibu. Nurlina
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM
Sakramen perjamuan kudus KU 1,
2, 3
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya
kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan
sesama.”
32
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 28 Agustus 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Heri
Kristanto
Liturgos
Sdr. Sebastian
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Ibu Wilis
Sdr. Andy
Bp. Eliazar
Sdr. Ikhsan
Sdr. Ishak
Sdr. Amir
Sdr. Toni
Sdr. Hizkia
Pelayan
Musik
Sdr. Calvin
Pelayan
LCD
Sdr. Evan
Sdr. Lutfi
Sdr. Igo
Sdri. Dewi
Ibu Suani
Ibu Fenissa
Ibu Vena
Sdri. Dessy
A
Sdri. Melissa
Sdri. Zizi
Bp. Bobby
Ibu Ike
Bp. Santoso
Bp. Donny
Ibu ChristiSdr. Nobel
ana
Sdr. Yono
Ibu Nunuk
(07.00)
(Pk. 09.30)
Sdri.
Eveelyn
Ibu Vena
Pdt. Reyco Wattimury,
S.Th.
Sdr. Sumito
Bp. Yefta
Sdri. Jane
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Willy
Sdr. Hizkia
Sdri. Wella
Sdri. Nini
Sdri. Lina
Sdri. Olin
Sdri. Clara
Sdr. Sumito
Bp. Yefta
Ibu Carla
Sdri. Nini
Sdri. Clara
Sdri. Kezia
Sdri. Laura
Sdr. Esau
Sdri.
Risty
Sdr. Esau
Sdr. Oka
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 4 ( M a t i u s 5 : 1 0 - 1 2 )
Tema
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum II
Bp. Bobby
Petugas
Minggu Ini
Ev. Dodik
Bp. Hendri
Singer
Sdri. Henny
Bp. Stevi
Sdr. Joseph
Sdri. Risty
33
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 4 September 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Pdt. Reyco
Wattimury,
S.Th.
Liturgos
Ev. Heri
Kristanto
Pelayan
Musik
(07.00)
(Pk. 09.30)
Gabung
ibadah
umum
Pdt. Reyco
Wattimury,
S.Th.
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Bp. Felix
Bp. Eliazar
Sdr. Ikhsan
Pelayan
LCD
Ibu Ike
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Haris
Sdr. Yoga
Sdr. Toni
Sdr. Kevin
Sdr. Evan
Sdri. Vionatha
Bp. Budijanto
Ibu Santi
Sdr. Alwen
Sdri. Lisa I
Bp. Budi
SG
Ibu Lisa A
Bp. Sugianto
Ibu Lily
Kristina
Sdri. Zizi
Sdri. Karina
Sdri. Erista
Sdr. Sebastian
Doa Syafaat
Bp. Budijanto
Bp. Sugianto
Ibu Mei
Petugas
Minggu Ini
Ibu Herlin
Bp. Willy
TW
Ev. Dodik
Singer
Ibu Debby
Ibu Vena
Ibu Dinna
Sdr. Edo
Sdri. Helen
Sdri. Henny
Doa
Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
Garam dan terang dunia (Matius 5:13-16)
Tema
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum II
Ibu Wilis
Sdr. Mito
Sdri. Jane
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Vino
Sdr. Hizkia
Sdr.i Marlin
Sdri. Lina
Sdri. Elvi
Sdr. Efraim
Sdri. Stevani
Ibu Wilis
Sdr. Mito
Sdri. Elvi
Sdr. Efraim
Sdri.
Risty
Sdri. Lia
Sdr. Dennis
Sdri. Christine
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
28 Agustus 2016
4 September 2016
Liturgis
Kak Debby
Kak Dessy
Pelayan Musik
Kak Wie
Kak Tika
Doa Pra/Pasca SM
Kak Kezia
Kak Evelyn
Tema
Gereja Antiokhia
Petrus keluar dari penjara
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Kak Venna
Nazareth
Kak Dessy
Kak Evelyn
Betlehem
Kak Santi
Kak Santi
Penatalayanan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA
Keterangan
Sabtu, 27 Agustus
2016
Sabtu, 3 September
2016
Tema
Iman dan perbuatan
Reformasi
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Christine
Sdr. Fredi
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Marlin
Sdr. Nies
Penyambut Jemaat
Sdri. Putri
Sdr. Anel
Sdri. Fany
Sdr. Yance
Petugas Doa
Sdr. Fredi
Sdri. Clara
Singer
Sdr. Efraim
Sdri. Clara
Sdri. Tri
Sdri. Abigael
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
35
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 21 Agustus
2016
31 orang
Umum 2
Minggu, 21 Agustus
2016
76 orang
Umum 3
Minggu, 21 Agustus
2016
61 orang
Remaja
Minggu, 21 Agustus
2016
Pemuda
Minggu, 21 Agustus
2016
25 orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 21 Agustus
2016
23 orang
SM : - orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 21 Agustus
2016
58 orang
SM : 3 orang
POS Batam
Minggu, 21 Agustus
2016
20 orang
SM: 40 orang
Remaja: 33 orang
SM: 29 orang
36
Download