BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KOMUNIKASI 2.1.1 Definisi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KOMUNIKASI
2.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi
secara
sederhana
dapat
dimaknai
sebagai
PRoses
penyampaian informasi atau pesan oleh seorang komunikator kepada komunikan
melalui sarana tertentu dengan tujuan dan dampak tertentu pula.
Menurut Onong Uchjana Effendy1 komunikasi itu sendiri berasal dari
bahas inggris yaitu communication yang bersumber dari bahasa latin, communis
yang berarti sama. Atau kesamaan arti sama halnya dengan pengertian tersebut.
Sedangankan menurut A. Muis 2 Komunikasi berasal dari bahasa
latincommunicate yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi,
pikiran, gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback).
Menurut Sihabudin3 dalam Mulyana dan Rahmat, hampir setiap orang
membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya dan kebutuhan ini
terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
1
Onong Uchjana Effendi, Spektrum Komunikasi, Bandung : Bandar Maju, 1992
A. Muis, Komunikasi Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001
3
Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2011
2
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.
Pesan-pesan itu muncul lewat perilaku manusia. Ketika kita melambaikan tangan,
senyum, bermuka masam, menganggukan kepala atau memberikan suatu isyarat,
kita juga sedang berperilaku. Perilaku ini merupakan pesan; pesan-pesan itu
digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang.
Namun, Secara terminologi pengertian komunikasi terdapat banyak
pendapat dari para ahli komunikasi, diantaranya :
a. James4 : “Perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari
seseorang kepada orang lain.”
b. William Albig5 berpendapat bahwa “komunikasi adalah kegiatan
pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu-individu”
c. Menurut Onong6 : “Komunikasi adalah PRoses penyampaian suatu
pernyataan oleh seorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau
merubah sikap, pendapat dan perilaku, baik langsung secara lisan maupun
tak langsung melalui media.”
d. Menurut Arni Muhamad 7 : “Komunikasi adalah suatu PRoses dimana
individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, dalam kelompok,
dalam organisasi dan dalam masyarakat guna memberikan suatu
informasi.”
4
James G. Robbins, Komunikasi yang Efektif, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1995
Anwar Arif, Ilmu Komunikasi (Sebagai Pengantar Ringkas), Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995
6
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992
7
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara, 2001
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Menurut Sendjaja8 secara umum terjadinya PRoses komunikasi diawali
oleh sumber (source) baik individu maupun kelompok yang berusaha
berkomunikasi dengan individu atau kelompok lainnya.
Dari masing-masing definisi di atas, dapat disimpulkan sementara bahwa
komunikasi pada intinya adalah PRoses pengiriman pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan. Akan tetapi dari beberapa definisi tersebut
maksudnya memiliki tujuan yang sama.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi
berrati mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai
dengan tujuan dan harapan dari isi pesan yang disampaikan, maka diperlukannya
komunikasi yang efektif. Menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Mass,
sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat 9 menguraikan ciri-ciri komunikasi
yang baik dan efektif dapat menimbulkan 5 hal :
1. Pengertian : Komunikator dapat memahami mengenai pesan-pesan
yang disampaikan kepada komunikan.
2. Kesenangan : menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta
menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap : dapat mengubah sikap orang lain sehingga
bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.
8
Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
4. Hubungan sosial yang baik, menumbuhkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.
5. Tindakan : membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesua
dengan pesan yang diinginkan.
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan oleh satu individu dengan individu
yang lain di suatu organisasi dapat membantu individu beradaptasi dengan
lingkungannya sehingga merubah perilakunya sesuai dengan aturan yang
ada dilingkungannya.
Dilihat dari hal tersebut komunikasi memiliki fungsi yang
besar dalam penyesuaian diri individu terhadap lingkungannya di suatu
organisasi.
Menurut Harold Koontz, fungsi komunikasi dalam perusahaan
atau organisasi adalah merubah perilaku (behavior is modified), yang
diakibatkan oleh penyampaian informasi yang PRoduktif, untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. 10
Saat komunikan menerima pesan dari komunikator, maka harapan
dari komunikator adalah perubahan perilaku komunikan. Karena jika
komunikan
telah berubah perilakunya
sesuai dengan harapan dari
komunikator, maka Proses komunikasi tersebut dianggap berhasil sebab
10
Batmolin, Budaya Media: Bagaimana Pesona Media Memperdaya Anda, Flores : PT. Nusa
Indah, 2003.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
adanya komunikasi dua arah dan adanya
feedback
atau
timbal
balik
sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.
Komunikasi akan efektif bila adanya timbal balik atau feedback yang
diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan. Dalam komunikasi
juga terdapat hambatan atau gangguan (noice). Gangguan tersebut bisa
datang dari pihak mana saja serta kondisi lingkungan juga bisa menjadi
gangguan dalam Proses komunikasi.
Mengutip fungsi komunikasi menurut Judy C. Pearson dan Paul E.
Nelson:11
1.
Untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi keselamatan
fisik, meningkatkan kesadaran PRibadi, menampilkan diri kita sendiri
kepada orang lain dan mencapai ambisi PRibadi.
2.
Untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki
hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
2.1.3 Organisasi dan Komunikasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organize, yang secara harfiah
berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung.
Diantara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang
menamakannya sarana.
11
Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung PT. Remaja
Rosdakarya. 2005. Hal: 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Definisi komunikasi organisasi R. Wayne Pace
& Don F. Faules 12
mendefinisikan komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan penafsiran
pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang
dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana PRosesnya, faktor-faktor apa
yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan
tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi
komunikasi bagi suatu organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada
saat komunikasi dilancarkan.
2.1.4 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Sendjaja13 menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
a.
Fungsi Informatif. Organisasi dapat dipandangsebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaanya secara lebih pasti.
12
13
R. Wayne Pace, Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998.
Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 1994.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi
di
dalam
organisasi.
Sedangkan
karyawan
(bawahan)
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan,
izin cuti, dan sebagainya.
b.
Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1) Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen,
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau
intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.
2) Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
c.
Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih
suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding jika pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut yaitu :
1) Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan
organisasi.
2) Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar PRibadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan
untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
2.2
Public Relations
2.2.1
Definisi Public Relations
Frank Jefkins 14 dalam bukunya mengemukakan definisi Public Relations
sebagai seluruh bentuk komunikasi yang terencara, baik komunikasi kedalam
maupun keluar, antara organisasi dengan khalayaknya untuk mencapai tujuantujuan spesifik.
14
Frank Jefkins. Public Relations. Jakarta. PT Erlangga. 2002
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
W. Emerson Reck dalam Rudy15 Public Relations adalah kelanjutan dari
PRoses kebijakan-kebijakan, penentuan pelayanan-pelayanan, dan sikap
yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau kelompokkelompok masyarakat agar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan niat baik (good will) dari mereka.
Definisi PR yang diambil dari Rosadi Roslan 16 berbunyi :
a)“PR activity is manajement of communications betwwen an organizations
and its publics”( Aktivitas PR adalah mengelola komunikasi antara
organisasi dengan publiknya)
b) “PR PRactice is deliberate, planned and sustain effort to establish and
maintain mutual understanding bettween an organization and its publics”
(PRaktik PR adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya
untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan
publiknya).
Kegiatan PR adalah kegiatan komunikasi. Tetapi berbeda dengan jenis
kegiatan komuikasi lainnya, kegiatan komunikasi dalam PR mempunyai ciri-ciri
tertentu, disebabkan karena fungsi, sifat organisasi dari lembaga dimana PR
berada dan berlangsung, sifat-sifat manusia yang terlibat, terutama publik yang
menjadi sasaran, faktor-faktor eksternal yang yang mempengaruhi dan
sebagainya yang bersifat khas. Ciri yang hakiki dari komunikasi PR adalah
bersifat timbal balik.
Dalam pengertian teoritis, PR merupakan bidang salah satu bidang ilmu
komunikasi PRaktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi
15
T May Rudi. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung.PT Rafika Aditama.2005
Rosadi Ruslan, “Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi“, Jakarta : Rajawali
PRess. 1998
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
usaha atau perusahaan yang didalam melaksanakan fungsi manajemen untuk
mencapai tujuan tertentu.
Para ahli terkenal juga telah mengambil definisi yang telah dianggap
terbaik dari dari definisi-definisi PR oleh Oemi17 adalah :
Definisi J.C, Seidel PR Director, Divinision of Housing, State of New York
berbunyi “PR is the continuing PRocess by which manajement endeavors to
obtion goodwill and understanding of its custumers, its employees and the public
at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all
mens of exPRession.”
Yang mengandung arti PR adalah PRoses lanjutan dari usaha-usaha
manajemen, pegawainya dan publik umumnya, kedalam dengan mengadakan
analisis dan perbaikan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan
mengadakan pernyataan-pernyataan.
Jadi berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PR yaitu suatu
kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan,
penghargaan dari publik terhadap perusahaan khususnya dan masyarakat umum,
sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup
badan lembaga tersebut.
2.2.2 Fungsi Public Relations
Dalam konsep tersebut dapat dipaparkan fungsi utama PR utama menurut
17
Abdurrahman Oemi, “Dasar-dasar Public Relations“, Bandung : Alumni, 2001
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Sulaksana Uyung18 adalah :
1) Hubungan dengan pers : yang dimaksud adalah PR harus bisa
menyajikan berita dan informasi tentang perusahaan dengan cara positif.
2) Publisitas PRoduk : mensponsori berbagai PRogram yang dapat
mempublikasikan PRoduk tertentu.
3) Komunikasi korporat : meningkatkan kesepahaman organisasi melalui
komunikasi internal (komunikasi terhadap pihak manajement dan
karyawan) dan komunikasi eksternal (komunikasi dengan publiknya).
4) Lobi : yang dimaksudkan disini adalah PR harus mampu menjalin
hubungan erat dengan para penentu kebijakan dan kalangan legislatif
untuk mendukung atau justru menggagalkan peraturan dan undangundang tertentu.
5) Konseling : memberi saran manajemen tentang isu –isu publik dan
bagaimana seharusnya menyikapi serta tentang citra perusahaan.
Menurut Edward L. Bernay dalam Ruslan19 ada 3 fungsi utama Public
Relations yaitu:
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat
2. Melakukan penawaran untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasi sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga
sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat sebaliknya.
18
19
Sulaksana Uyung, “Integrated Marketing Communication “, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta. PT
Raja Garfindo Persada. 2010 hal 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Sedangkan menurut Elvinaro20 Public Relations berfungsi sebagai
“jembatan komunikasi” antara suatu organisasi dengan lembaga lain serta
berbagai elemennya. Tujuannya adalah supaya terjadi saling pengertian
antar kedua belah pihak, dan akhirnya tercipta citra positif serta dukungan
publik terhadap keberadaan organisasi tersebut.
Fungsi atau peranan dari Public Relations yang termuat dalam buku
“Manajemen PR dan Media Komunikasi” karangan Rosady Ruslan21 meliputi
aktivitas berikut ini:
1.
Membina hubungan ke dalam (public internal) Yang dimaksud dengan
public internal adalah public yang menjadi bagian
dari unit, badan, organisasi, atau perusahaan itu sendiri. Seorang PR harus
mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan
gambaran negative dimasyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh
organisasi.
2.
Membina hubungan keluar (public eksternal) Yang dimaksud dengan
publik eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap organisasi atau
perusahaan yang diwakilinya.
2.3
Pola Komunikasi
2.3.1 Pengertian Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang saling mempengaruhi antara industri dengan
masyarakat, bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Artinya,
20
Elvinaro, Public Relations PRaktik. Jakarta: Widya Padjadjaran, 2007
Rosady Ruslan, PRaktik Dan Solusi PR Dalam Situasi Krisis Dan Pemulihan Citra. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1994.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
kehadiran
industri
di
tengah-tengah
masyarakat
akan
mempengaruhi
perkembangan masyarakat itu sendiri, baik secara ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan dan lain sebagainya.
Demikian juga halnya dengan perusahaan, dimana kelangsungan
perusahaan sangat bergantung dari penerimaan masyarakat setempat. Ilustrasi di
atas menunjukkan bahwa antara perusahaan dan masyarakat terdapat hubungan
yang timbal balik. Oleh karena itu, antara perusahaan dan masyarakat harus
menciptakan suatu bentuk hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme.
Menurut Pius22 Pola adalah model, contoh, pedoman (rancangan), dasar
kerja. Pola adalah bentuk atau model (atau lebih abstrak suatu set
peraturan) yang biasa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan
suatu atau bagian dari suatu yang ditimbulkan cukup mempunyai satu
jenis, untuk pola dasar yang dapat ditunjukan atau terlihat yang mana
sesuatu itu dikatakan memamerkan pola, diteksi pola dasar disebut dengan
pengenalan pola (pattern) adalah, Pertama: pola merupakan susunan dari
unsur-unsur atau suatu bentuk-bentuk tertentu (arrangement of lines,
shapes), kedua: cara dimana sesuatu itu terjadi atau tersusun (which
something happenes or is arrenged), ketiga: pola adala desain atau
kerangka dari sesuatu yang telah tercipta (design or instruction from which
something is to be made)an keempat: adalah sesuatu atau seseorang yang
menjadi model atas sesuatu yang lainnya ( use something/somebody as a
model for something/somebody).
Pola disini diartikan adalah cara kerja yang tersusun dari unsur-unsur atau
bentuk-bentuk tertentu, yang itu berdasarkan dari teori-teori yang ada.
Komunikasi adalah penyampaian pesan, harapan, gagasan yang
disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti, dilakukan
oleh penyampai pesan (source, communicator, sender) ditujukan kepada
penerima pesan (receiver, communicant, audience) dengan maksud
mencapai kesamaan (commonness)23.
Karl Weick seorang ahli yang memiliki pemikiran Sibernetika, yaitu
pemikiran yang menempatkan komunikasi sebagai PRoses penting dalam
22
23
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al BArry. “Kamus Ilmiah Populer”, Surabaya: Arkola, 1994
A.W Wijdaya. “Komunikasi dan Hubungan Masyarakat“, Jakarta: Bumi Aksara, 1993
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
pembentukan sebuah sistem dalam organisasi, teori tentang pola arus informasi
yang dimiliki Weick adalah teori sistem dan teori sosiokultural.
a.
Teori Sistem
Teori sistem adalah teori yang melihat pola-pola interaksi yang kompleks
diantara bagian-bagian dalam sistem, dan memahami berbagai interaksi yang ada
di dalamnya.
Komponen penting dalam teori system untuk memahami informasi dalam
organisasi adalah umapan balik (feedback), yaitu informasi yang diteriam
organisasi. Informasi yang diterima dapat dipandang sebagai informasi
yang positif ataupun negative. Organisasi dan anggotanya dapat memilih
perubahan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada system yang
bersangkutan. Melalui umpan balik, bagian-bagian organisasi dapat
mnentukan jika informasi yang diterima bersifat jelas dan mencukupi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. 24
b.
Teori Sosiokultural
Teori yang melihat organisasi sama seperti makhluk hidup, yang selalu
memiliki naluri untuk bertahan dan memiliki kemauan dan kemampuan untuk
beradaptasi sesuai dengan lingkungannya.
Karl Weick mengadopsi teori evolusi sosiokultural untuk menjelaskan
PRoses yang ahrus dijalani organisasi untuk dpaat menyesuaikan diri
terhadap tekanan dari berbagai informasi yang diterima organisasi. Tekanan
tekanan dari berbagai informasi yang diterima organisasi. Tekanan yang
muncul adalah hasil dari kelebihan informasi atau adanya multi interPRetasi
terhadap suatu informasi. Walaupun pendekatan melalui teori evolusi
sosiokultural bermanfaat dalam menjelaskan adaptasi yang diperlukan
untuk mengolah informasi, teori mengenai sistem juga memainkan peran
penting dalam pola komunikasi karena menyoroti adanya saling keterkaitan
antar tim, departemen dan karyawan dalam mengolah informasi 25
Pada sebuah kelompok yang memiliki pola komunikasi yang tetap dan
24
25
M.A. Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009
M.A. Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
terstrukur, umumnya ada dua struktur yang menjadi dasar acuan untuk melihat
pola komunikasi yang ada dalam sebuah kelompok, yaitu : 26
a. Struktur permukaan ( Surface Structure)
Struktur permukaan organusasi adalah aktivitas sehari-hari anggota
organisasi. Aktivitas tersebut bukanlah interaksi yang tidak saling berhubungan
atau kebetulan saja. Berbagai kegiatan tersebut digerakan dari „struktur dalam‟
(Deep Structure) organisasi bersangkutan.
a.
Struktur dalam ( Deep Structure)
Struktur dalam organisasi adalah seperti tata bahasa atau pengaturan
structural yang memberikan karakter pada organisasi dan memandu tindakannya.
Struktur dalam adalah suatu jaringan aturan yang rumit mengenai pola-pola
interaksi yang diperbolehkan dalam organisasi, kewajiban anggota serta tanggung
jawab yang diharapkan. Struktur adalah aturan moral atau suatu rasa mengenai
bagaimana sesuatu harus dikerjakan.
Pola komunikasi dalam PT TH Felda Nusantara ini merupakan hubungan
antara perusahaan dengan masyarakat sekitar Nanga Bulik Kalimantan Tengah,
dalam diadakannya beberapa PRogam CSR oleh PT TH Felda Nusantara.
2.3.2 Arus Komunikasi
Dalam sebuah pola komunikasi arus komunikasi adalah bagian dari pola
komunikasi yang merupakan bagian dari arah penyampaian pesan dalam
menyampaikan informasi dalam sebuah kelompok, beberapa arus komunikasi
26
Ibid, Hal : 49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
diantaranya : 27
a. Komunikasi ke atas, merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi., misalnya para
pelaksana ke manajernya, atau dari para dosen ke dekan fakultas. Jenis
komunikasi ini biasanya mencakup (1) kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan, apa yang sedang terjadi di pekerjaan, seberapa jauh
pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukkan, dan masalah lain yang
serupa; (2) masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaa yang
belum terjawab; (3) berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran
perbaikan dan; (4) perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai
organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya, dan masalah lain yang
serupa.
Komunikasi ke atas memungkinkan bawahan untuk menyampaikan ide
seputar tentang pekerjaan sangat baik untuk semangat, karena mereka merasa
bagian yang
penting dalam sebuah struktur, walaupun berada pada posisi
bawahan dan dapat meningkatkan rasa memiliki pegawai kepada organisasinya.
a. Komunikasi ke bawah, merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh,
pesan yang dikrim oleh manajer kepada karyawannya atau dari dekan
fakultas kepada para dosennya adalah komunikasi ke bawah. Perintah
seringkali merupakan contorh jelas komunikasi ke bawah.
b. Komunikasi Lateral adalah pesan antara sesama manajer karyawan
ke karyawan, pesan semacam ini bisa bergerak dari bagian yang sama di
dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral
merupakan komunikasi yang terjadi diantara dua dosen psikologi di dua
Universitas yang berbeda. Komunikasi lateral memperlancar pertukaran
pengetahuan, pengalaman, metoda dan masalah, hal ini membantu
organisasi menghindarkan beberapa masalah dan memecahkan yang
lainnya. Komunikasi lateral juga membangun semangat kerja dan
kepuasan karyawan. Hubungan yang baik dan komunikasi yang berarti
diantara para karyawan merupakan sumber utama kepuasan karyawan.
Yang lebih umum lagi, komunikasi lateral bisa membantu
mengkoordinasikan berbagai kegiatan di dalam organisasi dan
memungkinkan berbagai divisi untuk mengumpulkan pengalaman dan
keahliannya.
27
M.A. Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Dalam Komunikasi lateral, umumnya menumbuhkan ikatan emosional
antar karyawan, yang mampu membuat keselarasan kerja sesame karyawan,
namun karena ikatan emosional yang terpaku hanya pada salah satu karyawan,
ikatan emosional yang tumbuh dapat membuat koordinasi berkurang dengan
karyawan lain.
2.3.3 Macam-macam Pola Komunikasi
Pada dasarmya pola komunikasi terdiri dari beberapa macam, yakni : 28
1.
Pola Komunikasi Satu Arah
adalah PRoses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada umpan balik dari
komunikan.
2.
Pola Komunikasi Dua Arah
adalah komunikator dan komunikan menjadi saling tukar fungsi mereka.
Komunikator pada tahap pertama menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya
menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun
pada hakekatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama,
komunikator utama memiliki tujuan tertentu melalui PRoses komunikasi tersebut,
PRosesnya dianalogi, serta di umpan balik terjadi secara langsung.
melakukan kegiatan tertentu.
3.
Pola Komunikasi Multi Arah
adalah PRoses komunikasi terjadi dalam satu kelompok yang lebih banyak
Syaiful Rohim, “Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam, dan Aplikasi“, Bandung:PT Rineka
Cipta, 2008
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
dimana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis
dan terus- menerus.
Pola komunikasi adalah PRoses yang dirancang untuk mewakili kenyataan
keterpautannya unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsungannya. Guna
memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis untuk memampukan
menggeneralisasikan kasus yang belum teramati. 29
2.3.4 Macam-macam Struktur jaringan Pola Komunikasi
Dalam kelompok formal maupun informal pola komunikasi sangat
diibutuhkan untuk terciptanya keselarasan penyaluran pesan dalam setiap
individu yang menjadi bagian dari sebuah kelompok, agar dapat memaksimalkan
hasil dan meminimalisir hal yang tidak diinginkan/ hambatan untuk mencapai
tujuan. Berikut 5 Struktur jaringan pola komunikasi :
a.
30
Struktur Lingkaran
Tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama. Mereka
memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok.
Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua lain di sisinya.
b.
Struktur Roda
Memiliki pimpinan yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini
merupakan satu-satunya yang dapat mengirim pesan dari semua anggota. Oleh
karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka
Syaiful Rohim,“Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam, dan Aplikasi“, Bandung:PT Rineka
Cipta, 2008
30
Joseph A. Devito,“Komunikasi Antarmanusia“, Jakarta: PRofesional Books, 2009.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
c.
Struktur Y
Relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat
pemimpin yang jelas, tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua.
Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya.
Ketiga anggota lain komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
d.
Struktur Rantai
Sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling
ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga
terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai
pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.
e.
Struktur Semua Saluran
Biasa juga disebut pola bintang hamper sama dengan struktur lingkaran
dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan
yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur
semua saluran, setiap anggotanya bisa berkomunikasi dengan setiap anggota
lainnya, pola anggota ini memungkinkan adanya partisipasi secara optimum.
Struktur diatas memiliki keunggulan dan kekurangan, dalam sebuah
kelompok atau organisasi struktur jaringan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
kelompok atau organisasi hasilnya akan menghambat arus pesan dalam
komunikasi internal antara msing-masing anggota, ketua kelompok atau
organisasi harus dengan cermat memutuskan jaringan seperti apa yang sesuia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
dengan kebutuhan kelompok atau organisasinya.
Organisasi harus menciptakan jaringan komunikasi, yang dimaksud dengan
jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu
orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama,
kelompok
kecil
sesuai
dengan
sumberdaya
yang
dimilikinya
akan
mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur
jaringan komunikasi.
Jaringan komunikasi ini merupakan sistem komunikasi umum yang akan
digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang
lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa di pandangan sebagai struktur yang
di formalkan yang diciPRtakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi
organisasi. 31
Terdapat cukup banyak pemikiran yang membahas cara-cara jaringan
berfungsi dalam organisasi, misalnya : 32
a. Mengontrol aliran informasi
b. Menyautkan orang-orang dengan kepentingan yang sama
c. Membangun interpretasi yang sama
d. Mendorong pengaruh social
e. Memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya
31
32
Devito Joseph, Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : PRofessional books. 2009.
M.A Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2.4
Corporate Social Responsibility
2.4.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR
Banyak istilah untuk mengartikan tanggung jawab sosial perusahaan
(Coorporate Social Responsibility/ CSR) dan juga beragam definisinya karena
sampai sekarang belum ada definisi tunggal yang disepakati secara global. Pasal
1 butir 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
menyebutkan definisi tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR sebagai berikut:
tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Terlihat dari definisi di atas mengenai tanggung jawab sosial perusahaan/
CSR menekankan pada penciptaan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang
bermanfaat bagi perseroan itu sendiri maupun bagi masyarakat, definisi tanggung
jawab sosial perusahaan/ CSR yang juga sama menekankan kontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan terdapat pada definisi menurut The World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dan World Bank.The
World Business Council for Sustainable Development (belakangan berganti nama
menjadi Business Action for Sustainable Development) mendefinisikan tanggung
jawab sosial perusahaan/ CSR sebagai berikut:
Corporate social responsibility is the commitment of business to contribute
to sustainable economic development, working with employees, their families, the
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
local community and society at large to imPRove their quality of life.33
Inti sari dari defenisi di atas bahwa tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR yaitu
komitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
bersama dengan stakeholdersuntuk peningkatan kualitas hidup mereka.
Definisi tanggung jawab sosial perusahaan/CSR menurut lembaga keuangan
global World Bank yang memiliki penekanan yang sama pada kontribusi untuk
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam rumusannya menambahkan
penekanan pada kemanfaatan aktivitas CSR bagi usaha dan pembangunan.
Sulit untuk dipungkiri bahwa tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR
masih diartikan sebagai tindakan yang berdasar pada kesukarelaan atau voluntary
walaupun perkembangannya sekarang hal tersebut berubah menjadi keharusan
atau mandatory.
Dalam
kegiatan
usaha
yang
dijalankan
oleh
perusahaan
selain
menghasilkan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif, beberapa
pengertian tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR memberikan penekanan pada
upaya untuk mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif
dengan pola komunikasi yang tepat.
Pengertian di atas dapat diartikan sebagai tanggung jawab sebuah
organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatankegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan,
33
Corporate Social Responsibility: The WBCD‟s journey,2002 dalam Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi
PRatama, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008), h. 8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional,
serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
2.4.2 Komponen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR
Terdapat tujuh hal yang menjadi komponen utama tanggung jawab sosial
perusahaan/ CSR menurut Wibisono34 yaitu antara lain sebagai berikut :
1.
Perlindungan lingkungan Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan
sebagai wujud kontrol sosial yang berfokus pada pembangunan
berkelanjutan.
2.
Perlindungan dan jaminan karyawan Kesejahteraan karyawan merupakan
hal mutlak yang menjadi tolak ukur bagi perusahaan dalam menghargai
karyawannya.
3.
Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat peran masyarakat
dalam menentukan kebijakan perusahaan penting, sehingga perusahaan
dengan masyarakat sekitarnya harus menjaga harmonisasi agar bersinergi.
4.
Kepemimpinan dan pemegang saham Pemegang saham merupakan pihak
yang paling memiliki kepentingan terhadap pencapaian keuntungan yang
diperoleh perusahaan.
5.
Penanganan PRoduk dan pelanggan Kepuasan pelanggan adalah hal yang
utama, sehingga apabila pelanggan puas maka mereka akanrepeat order
dan keuntungan lebih akan diperoleh.
6.
34
Pemasok (supplier) Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan
Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi PRatama, op.cit., h. 9-10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
distribusi.Hubungan
yang baik dengan
pemasok
menguntungkan
perusahaan.
7.
Komunikasi dan laporan Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan
yang tercermin melalui sestem informasi akan membantu dalam
pengambilan keputusan. Diperlukan keterbukaan informasi material dan
relevan bagi stakeholders.
2.4.3
Konsep Corporate Social Responsibility
Bagi banyak perusahaan, melaksanakan CSR dengan baik tidak lagi dilihat
sebagai biaya ekstra atau beban manajemen. CSR sering disalah artikan sebagai
kegiatan donasi perusahaan atau sekedar ketaatan perusahaan pada hukum dan
aturan yang berlaku, berikut adalah beberapa konsep yang dijelaskan oleh
Gunawan Widjaja :35
1.
CSR dan kegiatan Philanthtopy Perusahaan
Philanthropy adalah “The act of donating money, goods, time, or effort to
support a charitable cause, usually over an extended period of time and in regard
to a defined objective”36
Lebih dari sekedar sumbangan atau Philanthropy perusahaan, CSR adalah
suatu komitmen bersama dari seluruh stakeholders perusahaan untuk bersamasama bertanggung jawab terhadap masalah-masalah sosial. Jadi, CSR bukan
merupakan sumbangan dari salah satuatau lebih stakeholder perusahaan tetapi
35
Gunawan Widjaja, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan tanpa CSR, Jskarta: PT Percetakan Penebar
Swadaya, 2008.
36
Wikpidea, Philanthropy, , http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Philanthrophy&oldid=202385048
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
menjadi tanggungan seluruh stakeholder. Dalam melakukan CSR, tidak ada
stakeholders yang lebih dirugikan. Setiap stakeholders berkomitmen dan
bertangung jawab atas pelaksanaan CSR ini.
2.
CSR dan Ketaatan Perusahaan pada Hukum
CSR adalah sebuah komitmen bersama dari seluruh stakeholders
perusahaan yang dinyatakan baik dalam code of conduct, code of ethnics,
corporate policy maupun statements of principles perusahaan serta diwujudkan
dalam setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan tersebut, dan harus ditaati
oleh setiap stakeholders tersebut. Jadi, dalam melaksanakan CSR, sebenarnya
perusahaan menaati aturan yang dibuat sendiri (self-regulation) berdasarkan
komitmen setiap stakeholder, berbeda dengan sekedar taat pada peraturan yang
dibuat oleh pemerintah.
3.
CSR pada Perusahaan Multinasional
Pada umumnya perusahaan multinasional melakukan ekspansi usahanya
dengan membangun pabrik-pabrik besar di negara-negara berkembang, dimana
aturan-aturan hukum masih lemah, terutama dalam masalah tenaga kerja dan
standar pengelolaan lingkungan yang buruk sehingga dapat menghemat biaya
operasional perusahaan. Maka upaya ekspansi menhemat biaya ini tidak
selamanya berjalan mulus, masyarakat pada negara-negara maju dengan
kesadaran akan tanggung jawab perusahaan yang semakin baik menuntut bukti
nyata bahwa perusahaan tersebut melaksanakan CSR-nya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Bagi perusahaan multinasional, CSR menjadi semakin kompleks, dan
diharapkan menjadi sebuah legal entity, dan juga menjadi global corporate
citizen, yang mempunyai hak maupun tanggung jawab. Perusahaan multinasional
diharapkan menjadi motor penggerak bagi pelaksanaan CSR di seluruh dunia.
4.Teori Triple Bottom Line
Maksud dari teori ini adalah jika perusahaan ingin mempertahankan
kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan “3P”.
Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan
terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan turut
berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Uraian yang diberikan di atas menunjukkan bahwa keuntungan ekonomis
tidak pernah dapat dipisahkan dalam kerangka pelaksanaan CSR, oleh karena
tujuan dari pelaksanaan CSR itu sendiri adalah sustainability bagi perusahaan.
Melaksanakan
CSR
bukan
berarti
mengurangi
kesejahteraan
seluruh
stakeholders, oleh karena itu maka aspek ekonomis juga harus menjadi
pertimbangan bagi perusaaahn yang melaksanakan CSR.
2.4.4 Keuntungan Pelaksanaan CSR
Implementasi kebijakan CSR adalah suatu PRoses yang terus menerus dan
berkelanjutan.
Dengan
demikian
akan
tercipta
satu
ekosistem
yang
menguntungkan semua pihak (true win-win situation) – konsumen mendapatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Produk unggul yang ramah lingkungan, produsen mendapatkan Profit yang sesuai
yang pada akhirnya dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
Yusuf Wibisono37 mengungkapkan keuntungan dari penerapan CSR :
1.Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan
2.Layak mendaptkan social license to operate
3.Mereduksi risiko bisnis perusahaan
4.Melebarkan akses sumber daya
5. Membentangkan akses menuju market
6. Mereduksi biaya
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
9. Meningkatkan semangat dan PRoduktivitas karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan.
37
Yusuf Wibisono, “Membedah Konsep & Aplikasi CSR”. Gresik : 2007
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download