BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran, manajemen operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan fungsi-fungsi manajemen. Berikut definisi-definisi pengertian manajemen menurut beberapa ahli (wardhanaardhan.blogspot.com, 2010) : a. Liang Lee, membatasi masalah manajemen sebagai berikut. "Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan" b. Menurut Stoner (2006) "Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya". 7 2.2 Piutang Hampir seluruh transaksi bisnis penjualan dilakukan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Piutang yang timbul dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Menurut Warren (2006), istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. Secara umum, piutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Piutang Usaha Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. b. Wesel Tagih Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel tagih biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. c. Piutang lain – lain Piutang lain – lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, 8 maka aktiva ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dengan judul investasi. Piutang lain – lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. 2.2.1 Kebijakan Kredit dan Penagihan Horne dan Wachowicz (2012) menyatakan bahwa kondisi ekonomi, penetapan harga produk, kualitas produk dan kebijakan kredit perusahaan adalah berbagai pengaruh utama dalam tingkat piutang perusahaan. Semua pengaruh tersebut, kecuali yang terakhir, umumnya di luar pengendalian manajer keuangan. Akan tetapi, seperti juga dengan aktiva lancar lainnya, manajer tersebut dapat mengubah tingkat piutang dalam menyeimbangkan keuntungan dan kerugian antara profitabilitas dan risiko. Menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan yang akhirnya akan mengarah pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Akan tetapi, terdapat biaya untuk membuat piutang tambahan, seperti juga risiko yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang tak tertagih. Ada berbagai variabel kebijakan yang sangat menentukan periode rata – rata penagihan dan proporsi penjualan kredit yang menjadi kerugian akibat piutang tak tertagih. Berbagai variabel kebijakan tersebut diantaranya adalah : 1. Standar Kredit Kebijakan kredit dapat memiliki pengaruh yang signifikan atas penjualan. Jika para pesaing dapat memperpanjang kredit secara bebas dan perusahaan kita tidak, maka kebijakan kita mungkin akan memukul usaha pemasaran 9 perusahaan kita. Kredit adalah salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi permintaan atas produk perusahaan. Akibatnya, tingkat kredit yang dapat mendorong permintaan, bergantung pada berbagai faktor lainnya yang diterapkan. Secara teoritis, perusahaan harus mengurangi standar kualitasnya untuk berbagai kredit yang diterimanya selama profitabilitas penjualan yang dihasilkan melebihi biaya tambahan piutang. Agar dapat menilai profitabilitas pemberian kredit yang lebih liberal, harus diketahui profitabilitas tambahan penjualan, permintaan tambahan atas produk yang timbul dari standar kredit yang diperlunak, Peningkatan lamanya periode rata – rata penagihan, serta tingkat pengembalian yang diminta atas investasi. 2. Persyaratan atau Periode Kredit Persyaratan kredit menspesifikasikan lamanya waktu kredit diperpanjang bagi pelanggan dan diskon, jika ada, yang diberikan untuk pembayaran dini. Walaupun industri sering kali menentukan syarat kredit yang seharusnya diberikan, periode kredit adalah cara lain yang dapat memungkinkan perusahaan meningkatkan permintaan atas produk. Seperti juga sebelumnya, keuntungan dan kerugian adalah antara profitabilitas penjualan tambahan dan permintaan imbal hasil atas investasi tambahan dalam piutang. 10 3. Periode Diskon Tunai Periode diskon tunai merupakan periode waktu dimana diskon tunai diberikan untuk pembayaran dini. Walaupun secara teknis merupakan variabel kebijakan kredit, seperti periode kredit, periode waktunya biasanya standar. Bagi banyak perusahaan, 10 hari adalah minimum hari yang diperkirakan antara pengiriman faktur ke pelanggan dan saat pelanggan dapat memasukkan cek untuk membayar tagihan tersebut. Membeda – bedakan diskon tunai, melibatkan usaha untuk mempercepat pembayaran piutang. Dalam kondisi ini harus ditentukan apakah mempercepat penagihan akan lebih dari hanya sekedar mengimbangi biaya akibat kenaikan dalam diskon. Jika memang demikian, kebijakan diskon saat ini harus diubah. Adapula cara yang dilakukan yaitu dengan melakukan perjanjian secara musiman. Dimana, selama periode penurunan penjualan, perusahaan kadang akan melakukan penjualan ke para pelanggan tanpa mensyaratkan pembayaran hingga beberapa waktu lamanya. Perjanjian secara musiman ini dapat disesuaikan dengan arus kas para pelanggan, dan dapat menstimulasi permintaan dari para pelanggan yang tidak dapat membayar hingga setelah musim terkait. Sekali lagi, dalam situasi ini harus dibandingkan antara profitabilitas tambahan penjualan dengan imbal hasil yang diminta atas tambahan investasi dalam piutang untuk menentukan apakah perjanjian adalah syarat uang tepat untuk menstimulasi permintaan. 11 4. Kebijakan dan Prosedur penagihan Perusahaan menentukan kebijakan penagihan keseluruhannya dengan menggabungkan berbagai prosedur penagihan yang diterapkannya. Prosedur – prosedur ini meliputi berbagai hal seperti surat, faksimile, panggilan telepon, kunjungan pribadi, dan tindakan hukum. Salah satu variabel kebijakan utama adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk prosedur penagihan. Dengan kata lain, semakin besar jumlah relatif yang dikeluarkan, semakin rendah proporsi kerugian akibat piutang tak tertagih, dan semakin pendek periode rata- rata penagihan, jika semua hal lainnya tetap sama. Akan tetapi, hubungan – hubungan tersebut tidaklah linear. 2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Piutang Menurut Riyanto (2001) faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah : 1. Volume Penjualan Kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya risiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitasnya. 12 2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu pembayarannya yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat. Semakin panjang batas waktu pembayarannya berarti makin besar jumlah investasinya dalam piutang. 3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit Dalam Penjualan kredit yang diberikan kepada para pelanggannya. Semakin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing – masing langganan maka semakin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian pula dengan ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit. Makin selektif para pelanggan yang dapat diberi kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian maka pembatasan kredit ini bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 4. Kebijakan Dalam Mengumpulkan Piutang Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam mengumpulkan piutang secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini secara aktif mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk membiayai kegiatan pengumpulan piutang tersebut dibandingkan perusahaan yang menjalankan secara pasif. Perusahaan yang menjalankan pengumpulan secara aktif kemungkinan akan memiliki investasi dalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan yang 13 menjalankan pengumpulan secara pasif. Tetapi biasanya perusahaan hanya akan mengadakan usaha tambahan dalam pengumpulan piutang apabila biaya tersebut tidak melampaui besarnya tambahan revenue yang diperoleh karena adanya usaha tersebut. 5. Kebiasaan Membayar Dari Para Pelanggan Ada sebagian dari pelanggan yang mempunyai kebiasan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount dan ada sebagian pelanggan yang tidak menggunakan kesempatan ini. Perbedaan cara pembayaran ini tergantung kepada cara penilaian mereka terhadap mana yang lebih menguntungkan antara kedua alternative itu. Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount periode atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para pelanggan membayar dalam waktu selama discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas, yang berarti semakin kecilnya investasi dalam piutang. 2.3 Kas Kas merupakan bagian dari aktiva yang liquid, yang dapat dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas juga merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi kedudukannya dan diperlukan perusahaan untuk operasional perusahaan sehari – hari, tetapi dilain pihak, kas merupakan elemen 14 modal kerja yang kurang produktif apabila menahannya terlalu besar mengandung risiko. Kas yang diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari – hari ataupun untuk pembelian aktiva tetap, memiliki sifat continue maupun tidak continue. Sifat continue tersebut meliputi kegiatan untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, membayar suplies kantor habis pakai, dan lain – lain. Sedangkan sifat tidak continue meliputi kegiatan untuk pembayaran pajak, deviden, angsuran hutang, dan lain – lain. 2.3.1 Sumber Kas dan Penggunaan Kas Diantara perusahaan, pemilik modal, dan pemerintah hanya terjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk terjadi pada saat pemilik dan kreditur menyerahkan modalnya pada perusahaan sebagai penyertaan atau sebagai kredit, sedangkan arus kas keluar terjadi pada saat perusahaan membayar kewajiban dalam bentuk pajak, restitusi, bea materai, dan sebagainya pada pemerintah. Transaksi ini disebut transaksi keuangan yang sifatnya terputus-putus. Dari uraian diatas, maka untuk lebih jelaskan, maka akan dijabarkan untuk sumber kas yang utama adalah : 1. Hasil penjualan produk secara tunai 2. Hasil menagih piutang dagang 3. Pendapatan lain seperti bunga dari bank, jasa giro, dividen 15 4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva yang tidak terpakai 5. Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit dari bank, penjualan obligasi, dan lain-lain hutang jangka pendek 6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik Dan untuk penggunaan kas keluar yang utama penjabarannya adalah : 1. Berbagai pembayaran untuk keperluan operasional perusahaan sehari-hari seperti membeli material / bahan baku, membayar gaji, dan upah tenaga kerja, berbagai biaya yang termasuk sebagai biaya – biaya penjualan dan biaya administratif. 2. Pembayaran pada para kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya 3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap 4. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau pengembalian modal. 5. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, meterai, restitusi, ipeda, dan lain-lain. Saldo kas pada akhir suatu periode (bulanan/triwulanan/tahunan) akan sama dengan saldo kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang terjadi pada periode bersangkutan. Bilamana penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat. Sebaliknya, bila pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun, bahkan mungkin terjadi defisit kas. 16 2.3.2 Berbagai Motif Untuk Menahan Kas John Maynard Keynes menyebutkan tiga alasan bagi setiap orang untuk menahan kas, motif tersebut yaitu : a. Motif Transaksi Memenuhi pembayaran, seperti pembelian, upah, pajak, dan dividen yang timbul dalam kegiatan bisnis umum. b. Motif Spekulasi Memanfaatkan peluang yang ada, seperti penurunan tiba – tiba harga bahan baku c. Motif Berjaga – Jaga Mempertahankan batas keamanan atau penyangga keamanan untuk memenuhi kebutuhan kas yang diluar perkiraan. Semakin dapat diprediksikan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan, semakin sedikit kas yang perlu ditahan untuk berjaga – jaga. Kekuatan yang ada untuk meminjam agar dapat memenuhi pengeluaran kas yang darurat, juga mengurangi kebutuhan akan saldo kas jenis ini. Penting untuk diketahui bahwa tidak semua kebutuhan kas perusahaan membutuhkan penahanan kas sepenuhnya. Sebaliknya, sebagian dari kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui kepemilikan sekuritas yang dapat diperjualbelikan (aset setara kas) dan dengan mempertahankan kapasitas meminjam yang belum digunakan (contohnya, batas kredit di bank). 17 2.3.3 Mempercepat Penerimaan Kas Berbagai metode Penagihan dan pengeluaran yang digunakan perusahaan untuk memperbaiki efisiensi manajemen kasnya, sebenarnya adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Kedua sisi tersebut menimbulkan dampak gabungan atas keseluruhan efisiensi manajemen kas. Ide umumnya adalah perusahaan akan medapatkan manfaat dengan mempercepat penerimaan kas dan memperlambat pengeluaran kas. Perusahaan ini mempercepat penagihan piutang usaha agar dapat menggunakan uangnya lebih dini. Sebaliknya, perusahaan ingin membayar utang usaha belakangan namun terus mempertahankan kredibilitas perusahaan pada pemasok yang belum dibayar, agar dapat menggunakan sebaik mungkin uang yang dimilikinya. Kini perusahaan menguasai berbagai teknik canggih untuk mempercepat penagihan dan mengendalikan pengeluaran dengan ketat. Berikut penjelasannya : • Percepatan penagihan meliputi berbagai langkah yang dilakukan perusahaan dari saat barang atau jasa dijual hingga saat pembayaran dari pelanggan didapat serta menjadi dana yang dapat digunakan bagi perusahaan. Sejumlah metode di desain untuk mempercepat proses penagihan ini dengan melakukan salah satu atau lebih dari hal – hal berikut : pembuatan dan pengiriman faktur (invoice), mempercepat pengiriman pembayaran dari pelanggan ke perusahaan, dan mengurangi waktu pembayaran untuk perusahaan yang belum dapat dicairkan. 18 • Ambangan Tagihan (collection float) yaitu total waktu antara pengiriman giro oleh pelanggan dengan ketersediaan kas bagi perusahaan penerimanya. Jika berdiri sendiri, merujuk pada ambangan kiriman (mail float), atau waktu perjalanan giro dalam kiriman. Selanjutnya menyajikan ambangan simpanan (deposit float) dimana hal tersebut memiliki dua aspek. Pertama, ambangan pemrosesan (processing float), yaitu waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memproses berbagai giro secara internal. Interval ini berlangsung sejak saat giro diterima hingga saat disimpan di rekening bank milik perusahaan. Aspek kedua dari ambangan simpanan adlah ambangan ketersediaan (availability float) yang melibatkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kliring atas giro tersebut melalui sistem perbankan. Ambangan tagihan adalah hal yang penting bagi manajer keuangan karena perusahaan biasanya harus menunggu hingga giro yang dikirim oleh pelanggan dapat dikliring dalam sistem perbankan sebelum kas benar – benar tersedia untuk perusahaan. • Tagihan Awal Cara paling nyata tetapi paling mudah dilupakan untuk mempercepat penagihan piutang adalah mengirimkan faktur ke pelanggan sedini mungkin. Para pelanggan memiliki kebiasaan membayar berbeda. Beberapa dari mereka membayar tagihan mereka pada tanggal batas diskon atau pada tanggal jatuh tempo terakhir (atau setelahnya), sementara lainnya membayar segera setelah 19 menerima faktur. Tagihan dapat ditiadakan secara keseluruhan melalui penggunaan otorisasi pendebitan awal (preauthorized debit). Dimana pelanggan akan menandatangani kesepakatan dengan perusahaan, yang memungkinkan perusahaan secara otomatis mendebit rekening bank pelanggan pada tanggal tertentu dan mentransfer dana dari bank pelanggan ke bank perusahaan. Pembayaran asuransi dan penggadaian sering kali ditangani melalui cara ini, karena keduanya melibatkan pembayaran rutin dalam jumlah yang tetap. • Peningkatan Penagihan Karena lahan penagihan terus berkembang, pencarian metode penagihan cepat dan lebih murah telah mengarahkan minat pada alternatif – alternatif selain menggerakkan giro kertas sepanjang proses penagihan. 2.3.4 Memperlambat Pengeluaran Kas Sementara salah satu tujuan dasar dari manajemen kas adalah mempercepat penagihan, tujuan lainnya adalah memperlambat pengeluaran kas selama mungkin. Gabungan dari penagihan yang cepat dan perlambatan pengeluaran akan menghasilkan ketersediaan kas. Berikut beberapa cara untuk memperlambat pengeluaran kas : 20 • “Memainkan Ambangan” Angka kas yang ditunjukkan dalam buku perusahaan jarang mewakili jumlah kas yang tersedia milik perusahaan di bank, dana yang tersedia dalam bank biasanya lebih besar daripada yang ditunjukkan dalam buku perusahaan. Perbedaan nilai uang antara saldo bank perusahaan dan saldo dalam buku disebut sebagai ambangan neto (net float) atau kadanag disebut sebagai ambangan. Ambangan neto adalah hasil dari penundaan antara waktu giro ditulis dengan kliring sesungguhnya oleh bank. Jika jumlah ambangan neto dapat diestimasi secara akurat, saldo bank dapat dikurangi dan dana dapat diinvestasikan untuk menghasilkan pengembalian yang positif • Pengendalian Pengeluaran Hal yang paling penting bagi manajemen kas yang baik adalah pengendalian perusahaan atas pengeluaran yang akan memperlambat arus kas dan meminimalkan waktu simpanan kas yang tidak digunakan. Salah satu prosedur untuk mengendalikan secara ketat pengeluaran adalah untuk memusatkan utang ke dalam satu rekening (atau pada sejumlah rekening kecil), biasanya di kantor pusat perusahaan. Dengan cara ini, pengeluaran dapat dilakukan secara tepat waktu sesuai dengan yang diinginkan. Prosedur operasional untuk pengeluaran harus dikembangkan dengan baik. Jika diskon tunai dimanfaatkan dalam pembayaran utang usaha, perusahaan harus mengirim pembayaran pada akhir periode diskon tunai. Akan tetapi jika 21 diskon tidak dimanfaatkan, perusahaan jangan membayar hingga akhir masa jatuh tempo agar dapat menggunakan kas secara maksimun. • Payable Through Draft (PTD) PTD tidak seperti giro biasa, pembayaran melalui PTD tidak tersedia langsung ketika diajukan. Ketika PTD diajukan ke bank penerbit untuk ditagihkan, bank tersebut harus memperlihatkannya ke pembayar untuk persetujuan. Dana kemudian akan dimasukkan oleh perusahaan yang mengeluarkan PTD sebagai pembayaran PTD tersebut. Keuntungan dari skema PTD adalah skema ini menunda waktu perusahaan harus benar – benar memiliki dana dalam simpanan di bank untuk membayar PTD tersebut. Akibatnya, PTD memungkinkan perusahaan untuk menyimpan saldo yang lebih kecil di bank. B. RERANGKA PEMIKIRAN 2.4 Rerangka Pemikiran Penelitian Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan piutang dan kas pada PT. Cipta Graha Sejahtera yaitu dengan menggunakan informasi melalui data tertulis dari perusahaan berupa data laporan keuangan perusahaan dari tahun 2011 s/d 2014. Kondisi piutang dan kas perusahaan digunakan untuk menentukan atau menilai pengelolaan piutang dan kas perusahaan. Untuk menganalisa pengelolaan piutang dan kas perusahaan maka digunakan : 22 1. Analisis Rasio Keuangan Analisia Rasio Keuangan merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio keuangan ini terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas. 2. Analisis Umur Piutang (Rata – Rata Umur Piutang) Analisis ini digunakan untuk mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. 3. Analisis Investasi Piutang Analisis ini digunakan untuk menganalisis apakah dengan memberikan piutang dapat diperoleh manfaat yang lebih tinggi daripada biaya investasi yang dikeluarkan perusahaan. 4. Pengukuran Arus Kas Bebas Arus kas bebas adalah jumlah uang tunai yang tersedia dari operasi perusahaan setelah investasi pada modal kerja operasional bersih dan aktiva tetap. Uang tunai ini tersedia untuk didistribusikan pada pemilik perusahaan dan kreditor. 23 5. Analisis Rasio Kas Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang teredia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dari bank. 6. Analisis Rasio Perputaran Kas Rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan. 7. Analisis Rata – Rata Saldo Kas Analisis rata – rata saldo kas digunakan untuk menentukan jumlah minimal operating cash agar terlihat jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Hasil dari ketujuh analisis tersebut menjadi indikator untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kinerja dan efektivitas dari faktor – faktor pengelolaan piutang dan kas yang menentukan efisiensi arus kas perusahaan pada PT. Cipta Graha Sejahtera. 24 Rerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.4 PT. Cipta Graha Sejahtera Laporan Keuangan Pengelolaan Piutang Perusahaan Pengelolaan Kas Perusahaan 1. Penghitungan Arus Kas Bebas Perspektif Operasi 2. Rasio Kas 3. Rasio Perputaran Kas 4. Rata – Rata Saldo Kas 1. Rasio Lancar 2. Rasio Cepat 3. Rasio Perputaran Piutang 4. Rasio Kewajiban 5. Rasio Umur Piutang 6. Analisis Investasi Piutang Mengetahui Kinerja Keuangan Perusahaan Gambar 2.4 Rerangka Penelitian 25 2.5 Penelitian Terdahulu No Penulis 1 Nenny Pebriani Hasil Penelitian Judul “Analisis Efektifitas Dari hasil penelitian dengan menggunakan Manajemen Piutang analisis Rasio Keuangan terhadap laporan Pada Perusahaan X, keuangan perusahaan didapat bahwa sistem Tahun 2010 pengelolaan piutang perusahaan belum efektif karena masih ada nilai – nilai rasio yang terlalu tinggi. 26