SOY BEAN OIL A. Nama tanaman, dan klasifikasinya (famili) Kedelai yang memiliki nama latin Glycine Max, (Linn.) Merrill, sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun. Kedelai memiliki nama lokal yaitu Soybean (Inggris), Kedelai (Indonesia), Kedhele (Madura); Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu (Sunda), Lawui (Bima); Dele, Dangsul, Dekeman (Jawa), Retak Menjong (Lampung); Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale (Ujung Pandang). Klasifikasi Tanaman Kerajaan : Plantae Filum : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Upafamili : Faboideae Genus : Glycine (L.) Merr. Species : Glycine max Gambar 1. Glycine Max, (Linn.) Merrill B. Ciri umum tanaman dan simplisia Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Bagian yang digunakan (simplisia) dari kacang kedelai yaitu berupa bijinya. 1. Biji Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih. 2. Kecambah Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge). 3. Perakaran Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. 4. Batang Kedelai berbatang memiliki tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. 5. Bunga Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. 6. Buah Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abuabu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman. 7. Daun Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang. Gambar 2. Bagian Daun, Batang dan Bunga Glycine Max, (Linn.) Merrill C. Cara panen Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retakretak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya. Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75- 110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betulbetul sempurna dan merata. D. Kandungan kimia Kandungan minyak dan komposisi asam lemak dalam kedelai dipengaruhi oleh varietas dan keadaan iklim tempat tumbuh. Lemak kasar terdiri dari trigliserida sebesar 90-95 persen, sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol dan tokoferol. Minyak kedelai mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15% sehingga sangat baik sebagai pengganti lemak dan minyak yang memiliki kadar asam lemak jenuh yang tinggi seperti mentega dan lemak babi. Hal ini berarti minyak kedelai sama seperti minyak nabati lainnya yang bebas kolestrol. Asam Lemak Tidak Jenuh (85%) Terdiri dari : Asam linoleat 15-64% Asam oleat 11-60% Asam linolenat 1-12% Asam arachidonat 1,5% Asam lemak jenuh (15%), terdiri dari : Asam palmitat 7-10% Asam stearat 2-5% Asam arschidat 0,2-1% Asam laurat 0-0,1% Fosfolipida Jumlahnya sangat kecil (trace) Lesitin - Cephalin - Lipositol - E. Kegunaan Minyak kedelai adalah minyak kuning pucat yang mengandung linoleat, oleat, linolenat, dan asam palmitat. Kedelai juga mengandung isoflavon genistein, daidzein, dan glycitein yang terbukti memiliki kemampuan luar biasa untuk melindungi kulit dari radikal bebas yang dipicu oleh sinar matahari UVB. Penelitian lain menunjukkan topikal minyak kedelai dapat meningkatkan resistensi terhadap alopecia areata, penyakit kulit autoimun yang melibatkan hilangnya rambut di kulit kepala dan tempat lain di tubuh. Antioksidan minyak kedelai juga digunakan untuk melembutkan kulit dan sebagai pelembab. Kegunaan minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng (cooking oil) serta untuk segala keperluan pangan. Lebih dari 50 persen pangan dibuat dari minyak kedelai, terutama margarin dan shortening. Hampir 90 persen dari produksi minyak kedelai digunakan di bidang pangan dan dalam bentuk telah dihidrogenasi, karena minyak kedelai mengandung lebih kurang 85 persen asam lemak tidak jenuh. Minyak kedelai juga digunakan pada pabrik lilin, sabun, varnish, lacquers, cat, semir, insektisida dan desinfektans. Bungkil kedelai mengandung 40-48 persen protein dan merupakan bahan makanan ternak yang bernilai gizi tinggi, juga digunakan untuk membuat lem, plastik, larutan yang berbusa, rabuk dan serat tekstil sintesis. Bila minyak kedelai akan digunakan di bidang nonpangan, maka tidak perlu seluruh tahap pemurnian dilakukan. Misalnya untuk pembuatan sabun hanya perlu proses pemucatan dan deodorisasi, agar warna dan bau minyak kedelai tidak mencemari warna dan bau sabun yang dihasilkan. OLEUM GOSSYPII SEMINIS, COTTONSEED OIL A. Nama tanaman, dan klasifikasinya (famili) Merupakan herba satu tahunan, semak tahunan atau jarang berupa pohon kecil, hampir di semua bagian terdapat titik-titik kelenjar minyak berwarna hitam. Nama ilmiah yaitu Gossypium herbaceum L. ; nama daerah yaitu kapas (Jawa); nama asing yaitu Mian hua gen (C), cotton, upland cotton (I); nama simplisia yaitu Gossypii Radix (akar kapas), Gossypii Semen (biji kapas). Klasifikasi Tumbuhan Kerajaan : Plantae (tidak termasuk): Angiosperms (tidak termasuk):Eudicots (tidak termasuk):Rosids Ordo : Malvale Famili : Malvaceae Genus : Gossypium Species : G. Herbaceum Gambar 3. Gossypium herbaceum L. B. Ciri umum tanaman dan simplisia Perdu dengan tinggi 2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor. Daunnya tunggal, bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap menjari 3-5, pertulangan menjari, warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung percabangan dan ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan berubah menjadi merah menjelang layu. Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda berwarna hijau dan setelah tua cokelat kehitaman. Biji bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih. Bagian yang digunakan (simplisia) dari kapas untuk memperoleh minyaknya yaitu berupa bijinya. C. Cara panen Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kapas yang optimum membutuhkan temperatur 25-30°C. Sinar cahaya yang cukup mendukung perbungaan, pembentukan biji dan hasil panen yang tinggi diperoleh pada daerah kering dengan irigasi yang bagus. Karena sistem perakarannya yang dalam, kapas tahan kekeringan. Saat di panen, serat biji kapas dipisahkan, diperoleh biji berkulit, kulitnya dikupas, dan didapatkan inti biji (kernel). D. Kandungan kimia Minyak dari biji mengandung sekitar 2% gosipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat (54,16%) dan asam oleat (15,58%). Gosipol adalah senyawa polifenol berwarna yang diisolasi dari biji Gossypium herbaceum L. (Yu et al, 1998). Selain itu, terdapat asam lemak jenuh, seperti palmitat, miristat, stearat, dan arakidat. E. Kegunaan Berdasarkan hasil penelitian, sejak tahun 1970 minyak dari biji kapas merupakan kontrasepsi pada pria. Hal ini berdasarkan penemuan di Cina bahwa minyak dari biji kapas yang digunakan untuk memasak akan menyebabkan ketidaksuburan (infertilitas) pada pria. Zat aktif tersebut adalah gosipol. Minyak biji kapas menyebabkan degenerasi sel yang memproduksi sperma. Mencit jantan yang diberi emulsi biji kapas 10% atau lebih besar menyebabkan ketidaksuburan jika dicampur dengan mencit betina. Mencit jantan yang diberi emulsi, pada awalnya tampak lesu dan berkurang nafsu makannya (Agus Purnomo, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1984). Hasil penelitian pemberian oral suspensi serbuk biji kapas (Gossypium hirsutum L.) pada mencit menunjukkan secara mikroskopis tampak pengaruhnya pada gambaran histologis testis hewan percobaan (Mientje Susie Baman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1986). Hasil penelitian pemberian gosipol asam asetat yang belum dimurnikan hasil isolasi dari biji kapas (Gossypium hirsutum L.) setiap hari selama satu minggu pada sekelompok tikus jantan menunjukkan adanya khasiat antifertilitas (Faijah Albaar, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1990). OLEUM SESAMI (M. WIJEN), SESAME OIL A. Nama tanaman, dan klasifikasinya (famili) Wijen (Sesamum indicum L.) adalah semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya. Afrika tropik diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar ke timur hingga India dan Tiongkok. Klasifikasi Tumbuhan Kerajaan : Plantae (tidak termasuk) : Eudicots (tidak termasuk) : Asterids Ordo : Lamiales Famili : Pedaliaceae Genus : Sesamum Spesies : S. indicum Gambar 4. Sesamum indicum L. B. Ciri umum tanaman dan simplisia Penampilan morfologinya mudah dipengaruhi lingkungan. Tinggi bervariasi dari 60 hingga 120cm, bahkan dapat mencapai 2-3m. Bagian yang digunakan (simplisia) dari wijen yaitu berupa bijinya. 1. Biji Bijinya berbentuk seperti apokat, kecil berwarna putih, kuning, coklat, merah muda atau hitam. 2. Akar Akar tanamannya bertipe akar tunggang dengan banyak cabang yang sering bersimbiosisdengan mikoriza VA (Vesikular-arbuskular). Tanaman mendapat keuntungan dari simbiosis ini dalam memperoleh hara dari tanah. Penampilam morfologinya mudah dipengaruhi lingkungan. 3. Batang Batangnya berkayu pada tanaman yang telah dewasa, bentuknya segi empat, beralur, berambut, percabangan monopodial, berwarna hijau. 4. Bunga Bunga tumbuh dari ketiak daun, biasanya tiga namun hanya satu yang biasanya berkembang biak. 5. Daun Daun tunggal berbentuk lidah memanjang, berambut ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 5-20 cm, lebar 1,5-4 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau. C. Cara panen Panen dapat dilakukan bila sebagian polong telah berwarna hijau kekuningan, dan daun sudah mulai rontok. Panen dilakukan dengan cara memotong batang wijen setinggi 15 20 cm di bawah kedudukan polong. Batang yang telah dipanen dibendel dengan garis tengah 15-20 cm. Penjemuran dilakukan secara berdiri, dengan disandarkan atau digantungkan pada para-para bambu. Kalau udara panas, 7 hari setelah penjemuran ujung polong-polong telah membuka dan sudah dapat dibijikan (dengan membalik bendelan sambil dipukul-pukul dengan kayu agar biji keluar dari polong). Setelah biji dikeluarkan bendelan dijemur kembali, dan pada hari berikutnya dibijikan kembali untuk mengeluarkan biji yang masih tersisa. Proses tersebut dila kukan 2 kali sampai biji wijen keluar semua. Biji wijen kemudian ditampi dan dijemur sampai kering sekitar 2 hari (Suprijono dan RusimMardjono, 2004). Menurut Handayani dan Astuti (2004) untuk mencegah menurunnya kualitas dan kuantitas biji, maka pengeringan biji wijen sangat penting. Kerusakan biji wijen dapat diperlambat melalui pengendalian kadar air dan suhu. Biji yang berkualitas baik akan menghasilkan minyak minimal 40%, sedangkan biji yang berkualitas rendah akan menghasilkan minyak di bawah 20%. D. Kandungan kimia Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% serat kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan asam lemak tak jenuh, khususnya asam oleat (C18:1) dan asam linoleat (C18:2, Omega6), 8-10% asam lemak jenuh, dan sama sekali tidak mengandung asam linolenat. Minyak biji wijen juga kaya akan Vitamin E. E. Kegunaan Minyak wijen selain digunakan sebagai minyak makan karena dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah sehingga dapat mencegah terjadinya pengeringan dinding pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Selain itu minyak wijen juga banyak digunakan dalam industri kimia, farmasi, dan obat-obatan. Bahkan dari hasil samping minyak wijen yang berupa bungkil dapat diproses menjadi kecap wijen karena masih banyak mengandung protein. Di Sukoharjo khususnya di Kecamatan Bendosari telah lama dilakukan pembuatan minyak wijen secara turun-temurun, dengan peralatan tradisional yang sangat sederhana. Penggunaan minyak wijen pun hanya sebatas sebagai obat tradisional, sedangkan limbahnya dibuat cabuk (makanan tradisional) yang konsumennya makin menurun. Sejak tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo bersama dengan P4GKM LPPM UNS Surakarta mengembangkan industri berbahan baku wijen oleh KSU Estu Mandiri menghasilkan kualitas produk yang lebih baik dan bervariasi. Dari pendampingan tersebut minyak wijen dapat dikategorikan: 1. Minyak makan Minyak ini sangat cocok untuk segala macam tumisan, nasi goreng, mie, masakan ikan, ayam, dan lain-lain. 2. Minyak kesehatan Minyak ini berguna untuk: Menjaga stamina, mengatasi darah tinggi, menetralisir kolesterol, menjaga kesehatan jantung, mengatasi konstipasi, dan sebagainya. Menjaga kesehatan dan kecantikan kulit. Bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Di samping itu, dari hasil samping minyak wijen yang berupa bungkil diproses menjadi kecap wijen yang mengandung nilai gizi yang cukup tinggi. Perkembangan industri kecil pengolahan minyak wijen dan kecap wijen cukup berarti. Sejauh ini minyak dan kecap wijen sudah masuk ke toko-toko, swalayan, katering, pondok pesantren, toko obat, pedagang mie, dan para pengecer. Minyak wijen juga membantu meningkatkan produksi ASI para ibu yang sedang menyusui. Di Afrika dan negeri-negeri koloni Amerika di bagian timur dan utara, minyak wijen digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak gosok, salep dan plester luka. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2009). Obat Tradisionil Indonesia. (22 http://tanamanobatalamiah.blogspot.com/search/label/KAPAS. September 2011, 10:44:44) Anonim. (2010). Tak sekedar Penyedap Masakan. http://kamalsehat.blogspot.com/2010/03/wijen-tak-sekadar-penyedapmasakan.html. (22 September 2011, 10:47:40) Anonim. (2011). Kedelai. http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai. (22 September 2011, 23:07:17) Anonim. (2011) Wijen. http://id.wikipedia.org/wiki/Wijen. (22 September 2011, 10:47:40) Anonim. Minyak Kedelai-Mentah (Crude Soy Bean Oil). http://www.google.co.id/search?q=soybean%2F104-olej-sojowy-surowyscbo.htm&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a. (22 September 2011, 23:07:17) Anonim. Tanaman Kapas. http://forum.um.ac.id/index.php/topic,12998.msg13047.html#msg13047. (22 September 2011, 10:07:08) Anonim. Tanaman Obat Kapas Gossypium herbaceum L. (http://informasidantips.com/tanaman-obat-kapas/. (22 September 2011, 23:07:21) Mardjono, Rusim. Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Untuk Meningkatkan Produksi Dan Mutu Wijen (Sesamum indicum L.). Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat: Malang. Rudiawati, Ika. Formulasi Tablet Ekstrak Gossypium Herbaceum Sebagai Alternatif Kontrasepsi Pria. Jember: Universitas Jember. Sugiyarti, Tutik. Industri Berbahan Baku Wijen Dan Permasalahannya. Pengrajin Wijen: Sukoharjo. Wawan, Aep. (2006). Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Bandung : Universitas Padjajaran. FARMAKOGNOSI LIPID (SOY BEAN OIL; OLEUM GOSSYPII SEMINIS, COTTONSEED OIL; OLEUM SESAMI (M. WIJEN), SESAME OIL) Disusun oleh: Munawarohthus Sholikha 1106107126 PROGRAM MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2011