Bab 10 - Bappenas

advertisement
BAB 10
PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN
PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
A. KONDISI UMUM
Sebagaimana tercantum dalam buku I dimana penegakan hukum khususnya dalam
rangka pemberantasan korupsi dan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM
merupakan prioritas, maka Bab penghormatan, pengakuan dan penegakan atas hukum
dan hak asasi manusia diarahkan untuk menunjang prioritas tersebut. Penghormatan dan
penegakan hukum merupakan satu bagian penting dalam rangka pelaksanaan
pembangunan hukum, karena masyarakat akan menilai keberhasilan pembangunan
hukum dengan melihat pada implementasinya berupa pelaksanaan penegakan hukum di
Indonesia.
Beberapa catatan penting dalam rangka keberhasilan penegakan hukum dalam tahun
2005 khususnya dalam rangka penanganan kasus-kasus korupsi antara lain adalah
dengan telah ditanganinya beberapa kasus korupsi besar, seperti korupsi di lingkungan
beberapa BUMN dan korupsi yang melibatkan pimpinan daerah. Adapun kasus korupsi
besar yang sudah dalam penanganan kejaksaan termasuk kasus korupsi BNI sebesar 1,7
triliun rupiah. Disamping itu meninjau kembali tiga kasus korupsi mempunyai potensi
untuk mengembalikan uang Negara, yaitu kasus korupsi yang melibatkan Nurdin Halid,
Abdullah Puteh, dan Harun Let Let. Dalam rangka untuk mempercepat penanganan
kasus korupsi, telah dibentuk Tim Tastipikor di lingkungan kejaksaan. Adapun
beberapa kasus yang telah ditangani oleh Tim Tastipikor adalah penanganan sembilan
kasus korupsi yakni di Departemen Agama dalam rangka pengelolaan Dana Abadi
Umat (DAU), kasus Jamsostek, kasus Sekretariat Negara, kasus Pertamina, kasus
Gelora Senayan, kasus Dephankam, kasus PT PELINDO, kasus PT Angkasa Pura, dan
kasus PT Pupuk Kaltim. Disamping itu dalam rangka mempermudah pemeriksaan
terhadap tersangka korupsi maka telah dilakukan upaya untuk mempercepat pemberian
izin bagi pejabat negara yang diduga terlibat tindak pidana korupsi, baik oleh Kejaksaan
maupun oleh KPK. Sebagai hasil dari langkah tersebut telah dilakukan pemanggilan
terhadap pejabat-pejabat baik di tingkat pusat maupun daerah yang diduga terlibat
dalam kasus korupsi.
Dalam kaitannya untuk pemberantasan korupsi secara lebih luas maka melalui
Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi
(RAN-PK) 2004–2009 pada tahun 2005 telah dilakukan sosialisasi dibeberapa kota
besar di Indonesia seperti di Padang, Medang, Makassar, Menado, Banjarmasin, dan
Surabaya. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini maka pelaksanaan pemberantasan
korupsi dapat mengikutsertakan seluruh stakeholders yang ada termasuk pejabat-pejabat
yang ada di daerah.
Dalam rangka penghormatan hak asasi manusia upaya-upaya telah banyak
dilakukan baik berupa pembenahan peraturan perundang-undangan maupun dalam
rangka penegakan hukumnya. Pada tahun 2005 telah dilakukan upaya untuk
mempermudah pemberian perlindungan HAM terhadap masyarakat yaitu dilakukan
dengan membentuk perwakilan Komisi Nasional HAM di tiga daerah, yaitu Sumatra
Barat, Kalimantan Barat, dan Papua, disamping itu telah dibentuk dua kantor
perwakilan, yaitu di Banda Aceh dan Maluku, dan telah dibentuk dua pos pengaduan,
yaitu di Bireun dan Lhok Seumawe, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Provinsi
NAD).
Dalam rangka pengawasan lalu lintas orang asing di Indonesia, telah dilakukan
operasi intelijen dan pengawasan orang asing. Di samping itu, juga dikembangkan
sistem informasi manajemen keimigrasian, yang diintegrasikan dengan Nomor Induk
Kependudukan (NIK), sehingga diharapkan pelaksanaan pengawasan lalu lintas orang
baik ke dalam maupun ke luar negeri tersebut dapat secara lebih mudah dan selalu
terbaharui.
Dengan adanya hasil yang telah dicapai maka pada tahun 2006 diharapkan kasuskasus korupsi yang telah ditangani pada tahap penyidikan dapat ditindak lanjuti sampai
pada pengajuan ke pengadilan. Pemberian hukuman terhadap pelaku korupsi yang telah
terbukti dipersidangan dan upaya untuk pengembalian kerugian keuangan negara
sebagai akibat korupsi diharapkan dapat terealisasi sehingga tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kesungguhan pemerintah dalam rangka pemberantasan korupsi dan
penegakan hukum dapat diperoleh kembali.
Dalam rangka penanganan permasalahan hak asasi manusia secara lebih terintegrasi
dan komprehensif, pada tahun 2006 melalui kegiatan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia, Keppres Nomor 40 tahun
2004, maka diharapkan pembangunan HAM akan lebih selaras dan implementasinya
akan lebih optimal. Dalam rangka perlindungan dan penegakan HAM maka perlu segera
ditanganinya kasus-kasus pelanggaran HAM yang masih tertinggal seperti kasus
kematian Munir, Kasus Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II, dsb.
Pencegahan terhadap kemungkinan masuknya terorisme dan penyelundupan
narkotik dan obat-obatan terlarang lainnya masih menjadi isu penting dalam tahun 2006.
Sebagai bagian dari penegakan hukum, fungsi inteljen aparat penegak hukum dalam
mendukung tugas penegakan hukum dalam upaya untuk menciptakan keamanan dan
ketertiban masyarakat perlu ditingkatkan. Fungsi inteljen ini dimaksudkan untuk
melakukan pencegahan secara dini permasalahan yang mungkin timbul dalam
masyarakat. Disamping itu dalam rangka untuk mempermudah proses pemeriksaan di
persidangan untuk tindak pidana khusus seperti kasus korupsi, maka dalam kondisi
tertentu perlu adanya upaya untuk mencegah tersangka berpergian ke luar negeri. Untuk
itu perlu adanya aparat keimigrasian yang profesional yang didukung oleh sistem
informasi manajemen keimigrasian yang handal.
Adanya
diharapkan
penegakan
independen
pengadilan
upaya untuk melakukan reformasi di lingkungan lembaga peradilan
akan dapat memberikan hasil yang positif khususnya dalam rangka
hukum di Indonesia. Adanya komisi yudisial dan beberapa lembaga
lainnya yang mempunyai fungsi sebagai pengawas terhadap lembaga
dan lembaga penegak hukum lainnya diharapkan dapat menciptakan
II.10 - 2
lembaga peradilan yang lebih akuntabel dan bersih. Adanya lembaga peradilan yang
transparan dan akuntabel dengan didukung oleh aparat penegak hukum yang bersih
akan mendorong proses pemberantasan korupsi menjadi lebih mudah. Permasalahan
yang mungkin terjadi pada tahun 2007 adalah bagaimana pelaksanaan peran dari komisi
independen dalam menciptakan lembaga peradilan yang lebih baik sehingga sasaran
penegakan hukum dapat tercapai.
Dalam hal penegakan hukum terhadap pelanggaran HAM, permasalahan yang
timbul pada tahun 2007 adalah adanya kemungkinan banyaknya pelanggar HAM yang
tidak dapat bertanggung jawab dan tidak dapat dihukum (impunitas). Impunitas ini
telah meluas dan terjadi hampir di setiap kasus pelanggaran HAM. Disamping itu
belum berfungsi dengan optimalnya institusi-institusi negara yang berwenang dan wajib
menegakkan HAM menjadikan penegakan hukum terhadap pelanggaran HAM
dirasakan berjalan dengan lambat. Salah satu alasan belum optimalnya fungsi institusiintitusi tersebut karena masih kurangnya good will dan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya sering kali terjebak pada permasalahan prosedural, hukum, dan politik
birokrasi.
Sebagaimana yang terjadi pada tahun 2006, maka pada tahun 2007 permasalahan
yang dihadapi dalam bidang keimigrasian masih terkait dengan pengawasan lalu lintas
orang. Globalisasi mendorong semakin tingginya intensitas lalu lintas orang baik keluar
maupun masuk ke wilayah NKRI. Oleh karena itu perlunya sistem informasi
manajemen keimigrasian yang handal dan aparat keimigrasian yang profesional
diperlukan untuk dapat mencegah secara dini potensi gangguan keamanan nasional
seperti bahaya terorisme dan narkotika serta obat terlarang.
B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2007
Sasaran umum yang akan dicapai dalam tahun 2007 dalam rangka penghormatan,
pengakuan, dan penegakan atas hukum dan Hak Asasi Manusia adalah terselenggaranya
proses peradilan yang transparan dan akuntabel dalam rangka penanganan kasus korupsi
dan pelanggaran HAM. Secara preventif dalam rangka pemberantasan korupsi dan
penghormatan HAM adalah dengan melanjutkan terlaksananya Rencana Aksi Nasional
Pemberantasan Korupsi dan pelaksanaan dari Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia 2004-2009. Disamping itu dalam rangka pengawasan lalu lintas orang baik ke
dalam maupun luar negeri maka sasaran yang akan dicapai adalah terselenggaranya
sistem informasi manajemen keimigrasian yang handal dengan didukung oleh aparat
keimigrasian yang profesional.
C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2007
Adapun dalam upaya untuk penghormatan, pengakuan dan penegakan atas hukum
dan Hak Asasi Manusia maka arah pembangunan yang telah ditetapkan adalah: (1)
Melanjutkan upaya untuk meningkatkan penegakan hukum dan perlindungan serta
penegakan HAM; (2) Melanjutkan upaya pelaksanaan Rencana Aksi Nasional
II.10 - 3
Pemberantasan Korupsi dengan menitikberatkan pada sektor-sektor yang memperoleh
alokasi anggaran negera terbesar; (3) Pembenahan kelembagaan hukum dalam rangka
untuk menciptakan kualitas penegakan hukum di Indonesia; (4) Meningkatkan
kerjasama dan koordinasi antar institusi penegak hukum dalam rangka optimalisasi dan
efisiensi penegakan hukum di Indonesia
II.10 - 4
Download