sniptek 2015 isbn: 978-602-72850-6

advertisement
SNIPTEK 2015
ISBN: 978-602-72850-6-4
HUMAN RELATIONS DALAM PENINGKATAN KUALITAS KINERJA DAN
KREATIFITAS KARYAWAN DI SUDIN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN
KEHUMASAN WALIKOTA JAKARTA TIMUR
Intan Leliana
Hubungan Masyarakat
AKOM BSI Jakarta
Jl. Kayu Jati 5, No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur
[email protected]
ABSTRACT- In a government organization,
formulating strategies in the development of a
good work program proved able to improve the
image of the organization in the community.
However, not only the strategies contained in the
programs alone, the success of an institution or
company did not escape the role of employees.
The success of the organization is also strongly
influenced by the ability of employees in carrying
out their work. Therefore, it is necessary to pay
attention to the employees as the engine of the
organization. A boss must understand and strive
to fulfill, understand the needs of his employees,
both their psychological and sociological needs,
so that employees can work according to the
company's expectations. The work ethic is often
regarded as a common one, resulting in a lack of
appraisal from corporate leaders or agencies. In
general, a boss does not know how good or bad
employee morale, or employee performance
performance so that eventually a lot of work is
neglected, less than the maximum or even bad.
Decline in performance and creativity of
employees due to the unmet needs of various
employees. Sometimes small things like support,
openness, equity, no discrimination, it becomes a
thing that is needed and desired by employees to
increase the performance and creativity of
employees. It certainly can be handled and
addressed if an agency or company implement
Human Relations from within the work
environment.
Human
Relations
or
Communication is the main thing of all problems,
how we establish good communication between
employers and employees, or employees and
superiors. Not only always subordinates who hear
and obey all management regulations from
superiors, vice versa, the management must listen
to what complaints or problems of employees that
can lead to decreased performance and creativity
of employees. Human Relations Program aims to
improve the performance and creativity of
employees of the Office of Communications,
Information and Public Relations in East Jakarta
Mayor Office. Many things are done such as
implementing two-way communication, openness,
equality, support, etc., all done in order to
understand what is needed and desired by its
employees, for the absence of barriers in work, so
that the performance, performance and creativity
of employees The Kominfomas sub-district
remains perfect.
Keywords: Human Relations, Quality Performance
And Employee
INTISARIDalam
suatu
organisasi
pemerintahan, menyusun strategi -strategi
dalam pembuatan program kerja yang baik
terbukti mampu meningkatkan citra organisasi
di masyarakat. Namun, tidak hanya strategistrategi yang tertuang dalam program-program
saja, keberhasilan suatu institusi atau
perusahaan tak luput dari peran karyawan.
Keberhasilan organisasi juga sangat dipengaruhi
oleh
kemampuan
karyawannya
dalam
melaksanakan pekerjaannya. Oleh karenanya
perlu adanya perhatian kepada karyawan
sebagai mesin penggerak organisasi. Seorang
atasan harus memahami dan berusaha untuk
memenuhi,
mengerti
kebutuhan
para
karyawannya, baik kebutuhan secara psikilogis
maupun sosiologis mereka, sehingga karyawan
dapat bekerja sesuai dengan harapan
perusahaan. Etos kerja sering kali dianggap
sebagai suatu yang sudah umum tejadi, sehingga
kurangnya penagawasan dari para pimpinan
perusahaan atau instansi. Pada umumnya,
seorang atasan tidak mengetahui seberapa baik
atau buruknya semangat kerja para karyawan,
atau performa kinerja karyawan sehingga
akhirnya banyak pekerjaan yang terbengkalai,
kurang maksimal atau bahkan buruk sekali.
Penurunan kinerja serta kreatifitas karyawan
disebabkan belum terpenuhinya berbagai
kebutuhan dari karyawan. Kadang hal-hal kecil
seperti dukungan, keterbukaan, kesama rataan,
tidak membeda-bedakan, justru menjadi hal
yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh
karyawan untuk meningkatn kinerja serta
31
SNIPTEK 2015
kreatfitas karyawan. Hal tersebut tentu dapat
ditangani dan diatasi jika sebuah instansi atau
perusahaan menerapkan Human Relations dari
dalam lingkungan kerja. Human Relations atau
Komunikasi adalah hal utama dari segala
permasalahan, bagaimana kita menjalin
komunikasi yang baik antara atasan adan
karyawan, atau karyawan dan atasan. Tidak
hanya selalu bawahan yang mendengar dan
mematuhi segala peraturan manajemen dari
atasan, begitupun sebaliknya, pihak manajemen
harus mendengarkan apa keluhan atau
permasalahan dari karyawan yang dapat
menimbulkan turunnya kinerja serta kreatifitas
karyawan. Program Human Relations bertujuan
untuk menngkatkan kinerja dan kreatifitas
karyawan Suku Dinas Komunikasi, Informasi
dan Kehumasan di Kantor Walikota Jakarta
Timur. Banyak hal-hal yang dilakukan seperti
menerapkan komunikasi dua arah, keterbukaan,
kesamarataan, dukungan, dan lain-lainnya,
semua dilakukan demi mengerti apa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh para
karyawannya, demi tidak adanya hambatan
dalam bekerja, sehingga kinerja, performa serta
kreatifitas karyawan Sudin Kominfomas pun
tetap sempurna.
Kata Kunci: Human Relations, Kualitas Kinerja
Karyawan
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu perusahaan, dapat
diraih oleh citra yang baik dari perusahaan
tersebut. Melakukan strategi-strategi dalam
pembuatan program kerja baru untuk
meningkatkan citra dirasa mampu membangun
perusahaan tersebut agar berkembang semakin
baik. Tak hanya strategi serta program-program
saja, keberhasilan suatu institusi atau
perusahaan tak luput dari peran karyawan,
keberhasilan
perusahaan
juga
sangat
dipengaruhi oleh kemampuan karyawannya
dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga
perlu adanya timbal balik kepada karyawan atas
hasil pencapaiannya untuk perusahaan.
Dalam suatu organisasi pemerintahan,
antara pihak Kepala Dinas dengan karyawan
harusnya baik. Tak bisa dipungkiri, karyawan
adalah mesin penggerak perusahaan yang akan
menjalankan
seluruh
kegiatan
yang
berhubungan dengan perusahaan dan tentunya
sesuai dengan visi dan misi. Karyawan dituntut
harus memiliki performa kinerja yang baik serta
kreatifitas tanpa batas, para atasan tentu
mengharapkan yang terbaik. Tetapi, hal tersebut
tidak diperoleh dengan mudah, ada aspek-aspek
pendukung lainnya agar lahir karyawan dengan
ISBN: 978-602-72850-6-4
kinerja dan kreatifitas yang baik. Selain peran
karyawan, peran atasan pun sangatlah berperan
penting dalam hal tersebut.
Seorang atasan harus memahami dan
berusaha untuk memenuhi, mengerti kebutuhan
para karyawannya, baik kebutuhan secara
psikilogis maupun sosiologis mereka, sehingga
karyawan dapat bekerja sesuai dengan harapan
perusahaan. Etos kerja sering kali dianggap
sebagai suatu yang sudah umum tejadi, sehingga
kurangnya penagawasan dari para pimpinan
perusahaan atau instansi. Pada umunya, seorang
atasan tidak mengetahui seberapa baik atau
buruknya semangat kerja para karyawan, atau
performa kinerja karyawan sehingga akhirnya
banyak pekerjaan yang terbengkalai, kurang
maksimal atau bahkan buruk sekali.
Penurunan kinerja serta kreatifitas
karyawan disebabkan belum terpenuhinya
berbagai kebutuhan dari karyawan. Kadang halhal kecil seperti dukungan, keterbukaan, kesama
rataan, tidak membeda-bedakan, justru menjadi
hal yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh
karyawan untuk meningkatn kinerja serta
kreatfitas karyawan. Hal tersebut tentu dapat
ditangani dan diatasi jika sebuah instansi atau
perusahaan menerapkan Human Relations dari
dalam lingkungan kerja. Human Relations atau
Komunikasi adalah hal utama dari segala
permasalahan, bagaimana
kita menjalin
komunikasi yang baik antara atasan adan
karyawan, atau karyawan dan atasan. Tidak
hanya selalu bawahan yang mendengar dan
mematuhi segala peraturan manajemen dari
atasan, begitupun sebaliknya, pihak manajemen
harus mendengarkan apa keluhan atau
permasalahan dari karyawan yang dapat
menimbulkan turunnya kinerja serta kreatifitas
karyawan.
Seperti halnya di Kantor Walikota
Jakarta Timur,
sub bagian Suku Dinas
Komunikasi, Informasi dan Kehumasan, sebuah
instansi
pemerintahan
yang
bertugas
memeberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat dalam bentuk berita media online.
Dalam meliput dan membuat sebuah berita
sebelum di post dan dilihat oleh para
masyarakat, butuh kinerja dan kreatifitas yang
maksimal, dan tentu dukungan dari atasan.
Seperti halnya yang dilakukan di dalam Sudin
Kominfomas dalam program PR “Human
Relations” Bukan hanya Human Relations, tetapi
menjalankan dan melaksanakannya dengan
sungguh-sungguh agar terciptanya tujuan yang
diharapkan.
Berdasarkan latar belakang atau
permasalahan tersebut maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana eran
Program Human Relations dalam peningkatan
32
SNIPTEK 2015
Kinerja serta Kreatifitas Karyawan Suku Dinas
Komunikasi, Informasi dan Kehumasn Walikota
Jakarta Timur ?
Ruang lingkup pada peneltian ini
dibatasi pada Program Human Relations dalam
peningkatan Kinerja serta Kreatifitas Karyawan
Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan
Kehumasn Walikota Jakarta Timur.
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui penerapan program human
relations sebagai program kehumasan pada
instansi pemerintah; Untuk Mengetahui lebih
jauh mengenai kegiatan kehumasan pada peran
Program Human Relations dalam peningkatan
Kinerja serta Kreatifitas Karyawan Suku Dinas
Komunikasi, Informasi dan Kehumasn Walikota
Jakarta Timur.
BAHAN DAN METODE
A. Definisi Humas
Menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan
(2010:16) Public Relations adalah fungsi
manajemen yang khas dan mendukung
pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengan publiknya, menyangkut
aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan
dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam
menghadapi persoalan atau permasalahan,
membantu manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif.
Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan penggunaan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat
dan etis sebagai sarana utama.
Selain itu, menurut Cutlip dan Center
dalam Effendy (2009:116) Public Relations
adalah fungsi manajemen yang menilai sikap
publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata
cara
seseorang
atau
organisasi
demi
kepentingan publik, serta merencanakan dan
melakukan suatu program kegiatan untuk
meraih pengertian dan dukungan publik.
B. Fungsi Humas
Lima fungsi humas menurut Ruhiyat
(2012):
1) Hubungan Pers; Menyajikan berita
dan informasi tentang organisasi
secara positif.
2) Publikasi Produk; Mensponsori
berbagai
usaha
untuk
mempublikasikan
produk
organisasi.
3) Komunikasi
Perusahaan;
Mempromosikan
pemahaman
tentang
organisasi
yang
bersangkutan,
baik
melalui
ISBN: 978-602-72850-6-4
komunikasi
internal
maupun
eksternal.
4) Lobi;
Berhubungan
dengan
pemerintah guna mendukung atau
menentang UU dan peraturan
5) Pemberian Nasihat; Menasihati
manajemen mengenai masalah
publik,
posisi,
serta
citra
perusahaan.
Selain itu, menurut Bernay dalam
Ruslan (2010:18) terhadap tiga fungsi utama
humas, yaitu:
1. Memberikan penerimaan kepada
masyarakat
2. Melakukan persuasi sikap dan
perbuatan
masyarakat
secara
langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasikan
sikap dan perbuatan masyarakat
atau sebaliknya.
C. Tugas Humas
Menurut A.W Widjaja (2008, 57-59)
Perincian tugas humas diantaranya:
1. Pengumpulan data dari pengolahan
data
a. Mengumpulkan
data
untuk
keperluan informasi
b. Mengolah data
c. Menyajikan datas sehingga siap
digunakan Lima pokok tugas humas
sehari-hari
menurut
Mara
Assumpta
Rumanti
(2004:38)
adalah sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan
data
bertanggung
jawab
atas
penyampaian informasi secara
lisan, tertulis, melalui gambar
(visual) kepada publik, supaya
publik mempunyai pengertian
yang benar tentang organisasi
dan perusahaan.
2) Memonitor, merekam, dan
mengevaluasi tanggapan serta
pendapat
umum
suatu
masyarakat.
3) Memperbaiki citra organisasi.
4) Tanggung jawab sosial (Social
Responsibility),
humas
merupakan instrumen yang
bertanggung jawab terhadap
semua kelompok yang berhak
mendapatkan tanggung jawab
tersebut. Terutama kelompok
publik
internal,
publik
eksternal dan pers.
D. Ruang Lingkup Humas
33
SNIPTEK 2015
ISBN: 978-602-72850-6-4
Menurut Ruslan (2010:22-23) adapun
ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi
atau lembaga antara lain meliputi aktivitas
sebagai berikut.
1) Membina Hubungan Kedalam (Publk
Internal) ; Yang dimaksud publik
internal adalah publik yang menjadi
bagian dari unit atau badan perushaaan
atau organisasi itu sendiri. seorang PR
harus mampu mengidentifikasi atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan
gambaran negatif di masyarakat,
sebelum kebijakan itu dijalankan oleh
organisasi.
2) Membina Hubungan Baik Keluar
(Publik Eksternal); Yang dimaksud
dengan publik eksternal adalah publik
umum
(masyarakat)
yang
mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran publik yang positif terhadap
lembaga yang diwakilinya.
mendukung dan toleransi yang baik
dari kedua belah pihak.
3) Fasilitator
Proses
Pemecahan
Masalah (Problem Solving Process
Fasilitator)
Peran praktisi PR dalam proses
pemecahan persoalan humas ini
merupakan bagian dari tim
manajemen. Hal ini dimaksudkan
untuk
membantu
pimpinan
organisasi baik sebagai penasehat
hingga
mengammbil
tindakan
ekseskusi
(keputusan)
dalam
mengatasi persoalan atau krisis
yang tengah dihadapi secara
rasional dan profesional.
4) Teknisi
Komunikasi
(Communication Technician)
Berbeda dengan tiga peranan
praktisi PR profesional sebelumnya
yang terkait erat dengan peran dan
fungi
manajemen
organisasi.
Peranan
Communication
Technician ini menjadi humas
sebagai Journalist in Resident yang
hanya menyediakan layanan teknisi
komunikasi atau dikenal dengan
Metode of Communications in
Organization. Sistem komunikasi
dalam organisasi tergantung dari
masing-masing
bagian
atau
tingkatan (level). Yaitu secara
teknis komunikasi, baik arus
maupun media komunikasi yang
dipergunakan
dari
tingkat
pimpinan dengan bawahan ke
tingkat atasan.
E. Peran Humas
Menurut Dozier dan Broom dalam buku
Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi (Ruslan, 2010:20) peran humas
dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi
empat kategori:
1) Penasehat Ahli (Expert Presciber)
Seorang praktisi pakar Public
Relations yang berpengalaman dan
memiliki kemampuan tinggi dapat
memberikan
solusi
dalam
penyelesaian masalah hubungan
dengan
publiknya
(Public
Relationship). Dalam hal ini
seorang humas sebagai pendefisi
problema, pengembangan program
dan memiliki tanggung jawab
penuh
untuk
mengimplementasikan.
2) Fasilitator
Komunikasi
(Communications Fasilitator)
Dalam hal ini, seorang humas
bertindak sebagai komunikator
atau mediator untuk membantu
pihak management dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan
dan diharapkan oleh publik.
Dipihak lain, juga dituntut mampu
menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi
kepada pihak publiknya. Sehingga
dengan komunikasi timbal balik
tersebut dapat tercipta saling
pengertian,
mempercayai,menghargai,
F.
Perencanaan Program Humas
Perencanaan program humas diadakan
didasarkan fakta dan landasan berfikir yang
sehat serta memiliki kejelasan arah dan tujuan
yang ingin dicapainya. Menurut Frank Jefkins
dalam Ruslan (2005:146) perencanaan program
humas yaitu “terdiri dari semua bentuk kegiatan
perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam
maupun keluar antara organisasi dan publiknya
yang bertujuan untuk mencapai saling
pengertian.
Dasarnya, tujuan dari program kerja
dan berbagai aktifitas humas di lapangan adalah
cara menciptakan hubungan harmonis antara
organisasi atau perushaan yang diwakilinya
dengan publiknya atau stakeholder sasaran
khalayak yang terkait.
Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H.
Center dalam Ruslan (2005:140) menyatakan
“bahwa proses perencanaan program kerja
melalui “proses empat tahapan atau langkah-
34
SNIPTEK 2015
langkah pokok” yang menjadi landasan acuan
untuk pelaksanaan program kerja kehumasan
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian
dan
Mendengarkan
(Research-Listening)
2. Perencanaan dan mengambil keputusan
(Planning-Decision)
3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan
(Communication-Action)
4. Mengevaluasi (Evaluation)
G. Program Humas
Humas adalah sesuatu yang terdiri dari
semua bentuk komunikasi berencana, baik
kedalam maupun keluar yang bertujuan untuk
mendapatkan citra positif dan dukungan dari
publiknya, program merupakan kegiatan untuk
memperoleh pengertian, pemahaman dan
dukungan dari publiknya. Program Humas
adalah salah satu upaya kerja yang dilakukan
untuk menjalin hubungan baik dengan publik
interen maupun eksteren untuk mendapatkan
citra positif untuk mendapatkan dukungan dari
publik.
Menurut Keith Davis dalam Ruslan
(2007) yang dikutip dalam buku Manajemen
Public Relations dan Media Komunikasi: “human
relations
adalah
pengembangan
usaha
kelompok karyawan secara produktif dan
memuaskan.
Menurut F. Rachmadi (2008) salah satu
fungsi dari manajemen modern Public Relations
adalah menyelenggarakan komunikasi timbal
balik antara organisasi atau perusahaan dengan
publiknya untuk menciotakan saling pengertian
(public understanding) dan dukungan public
(public support) bagi terciptanya tujuan,
kebijakan dan langkah serta tindakan organisasi
atau perusahaan itu.
Menurut Grunig dan Hunt dalam F.
Rachmadi (2008) menyarankan para manajer
bertindak berdasarkan apa yang disebut
boundary
rule
(memainkan
peran
di
perbatasan), dengan perkataan lain, para
manajer PR harus meletakkan satu kakinya
dalam perusahaan dan satu kaki lainnya diluar
perusahaan.
Menurut Rivai (2005:15-17) kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang dalam suatu perusahaan sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan secara legal, tidak melanggar
hukum dan tidak bertentangan dengan moral
atau etika.
Menurut Sedarmayanti (2011:260)
Menyatakan
bahwa
kinerja
merupakan
terjemahan dari kata performance yang
ISBN: 978-602-72850-6-4
memiliki arti sebagai sebuah hasil kerja seorang
pegawai
atau
pekerja,
sebuah
proses
manajemen yang mana hasil kerja tersebut
harus memiliki sebuah bukti konkret yang juga
dapat diukur.
Dalam
memperoleh
data
yang
diperlukan, peneliti menggunakan beberapa
teknik dalam pengumpulan datanya untuk
menghasilkan data yang menunjang penulisan
riset humas ini. Menurut Sugiyono (2013:224)
teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan
utama
dari
penelitian
adalah
mendapatkan data.
Selain itu, menurut Muhiddin Sirat
(2006) “Metode penelitian adalah suatu cara
memilih
masalah dan penentuan judul
penelitian”.
1. Observasi
Observasi
merupakan
metode
pengumpulan data dengan mengumpulkan data
secara langsung dilapangan. Penulis dalam
melakukan riset dalam program Corporate
Social Responsibility yang bernama Tiger Camp
2016.
Menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono
2013:145) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan.
Selain itu, menurut Nasution (Sugiyono,
2012:226) menyatakan bahwa, observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan
hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan
sering dengan bantuan berbagai alat yang
sangat canggih, sehingga benda-benda yang
sangat kecil (proton dan electron) maupun yang
sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat
diobservasi dengan jelas.
Selanjutnya, Sanafah Faisal (Sugiyono
2012:226)
mengklarifikasikan
observasi
menjadi observasi berpartisipasi (participant
observation), observasi secara terang-terangan
dan tersamar (overt observations dan covert
observation), dan observasi yang
tak
berstruktur (unstructured observation).
2. Wawancara
Menurut
Esterberg
(Sugiyono,
2012:231) “Wawanca adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.
Selain itu, menurut A. Fathoni
(2006:105) “wawancara
adalah tekhnik
35
SNIPTEK 2015
pengumpulan data melalui proses tanya jawab
lisan yang berlangsung satu arah, artinya
pertanyaan
dating
dari
pihak
yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh
yang diwawancara.
Selanjutnya, menurut Kriyantono dalam
bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi
(2012:100) “wawancara terbagi menjadi dua
kelompok”
a. Wawancara dalam riset kualitatif,
yang disebut sebagai wawancara mendalam
(depth interview) atau wawancara secara
intensif (intensive interview) dan kebanyakan
tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan
data kualitatif yang mendalam.
b. Wawancara dalam riset kuantitatif,
biasanya bersifat berstruktur (dilengkapi
dengan daftar pertanyaan berstruktur) dan
sebagai penambah data yang diperoleh dari
kuisioner. Terkadang alternatif jawaban sudah
disiapkan oleh periset.
Ada 2 jenis interview:
a. Keyinforman adalah orang yang
diwawancarai dan memberikan informasi.
b. Informan adalah orang yang
membantu untuk mendapatkan informasi
Periset melakukan wawancara kepada Bapak
Leonardo (gelarnya) selaku Kepala Seksi
Kehumasan di Sudin Kominfomas Walikota
Jakarta Timur, mengenai Human Relations yang
terjalin.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan sebagai
sumber pendukung dalam penelitian. Penelitian
melakukan studi pustaka dengan membaca
sebanyak-banyaknya informasi dari berbagai
sumber data tertulis yang memberikan
informasi tentang penelitian yang dilakukan.
Studi pustaka menurut Sugiyono adalah
dengan menelaah buku-buku, literatur, catatancatatan dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan
dipecahkan (2012:83).
Selain itu, menurut Jauhari (2010a:114)
kepustakaan
adalah
“Mengungkapkan
penelitian-penelitian
sejenis
yang
telah
dilakukan orang lain”
4. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (201:240) dokumen
merupakan catatan peristiwa yang
sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Selanjutnya, menurut Guba dan
Lincoln
dalam
Meleong
(2007:216)
mendefinisikan “Dokumentasi ialah setiap
bahan tertulis ataupun film, selain record, yang
tidak dipersisapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik.
ISBN: 978-602-72850-6-4
a. Meleong (2007:217-219) membagi
dokumen atas dua, yaitu dokumen
pribadi dan dokumen resmi.
b. Tindakan,
pengalaman
dan
kepercayaannya. Diantaranya adalah
buku harian, surat pribadi dan
autobiografi.
c. Dokumen resmi, dokumen pribadi
adalah catatan atau karangan
seseorang secara tertulis tentang
berbagai atas dokumentasi internal
dan dokumen eksternal. Dokumen
internal berupa memo, pengumuman,
instruksi, aturan suatu lembaga
masyarakat tertentu yang digunakan
dalam kalangan sendiri, sedangkan
dokumen eksternal berisi bahanbahan insormasi yang dihasilkan oleh
suatu lembaga sosial, misalnya
majalah, bulletin, pernyataan berita
yang disiarkan kepada media massa.
Metode Analisis Data
1. Pendekatan Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif adalah penelitian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan
makna (perspektif subjektif) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori yang
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian
2. Pendekatan Penelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah salah satu
jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting
social atau dimakasudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai sutau fenomena atau
kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang bekesan dengan masalah
dan unit yang diteliti antara fenomena yang
diuji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahun 1967-1969 saat kepemimpinan
Gubernur DKI Jakarta, Letjen.Marinir (KKO) Ali
Sadikin, direncanakan kegiatan pra rehabilitas
pada pembangunan DKI Jakarta yang saat itu
jumlah penduduknya sebesar 3,5 juta jiwa. Saat
kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, Jakarta
terbagi atas 5 wilayah yaitu Jakarta Pusat,
Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan
Jakarta
Selatan.
Masing-masing
wilayah
dipimpin oleh seorang Walikota. Jakarta Timur
merupakan kota terluas di DKI Jakarta. Luas
wilayah kota administrasi Jakarta Timur adalah
187.73 km. sebelah utara kota administrasi
Jakarta Timur, berbatasan dengan Jakarta Utara.
Kantor Walikota Kota Administrasi
Jakarta Timur hingga akhir 1990-an berada di
36
SNIPTEK 2015
wilayah kecamatan Jatinegara. Sekitar tahun
2000-an, kantor Walikota Kota Administrasi
Jakarta Timur pindah ke wilayah Penggilingan,
Kecamatan
Cakung
tepatnya
di
Jalan
Dr.Soemarno Nomor 1, Penggilingan, Cakung,
Jakarta Timur.
Berdasarkan
tugas
Pokok
dan
Fungsinya dalam melaksankan tugas umum
pemerintahan yang dilimpahkan dari Gubernur,
telah ditetapkan rumusan Visi Kota Administrasi
Jakarta Timur untuk diangkat dalam Renstra
Kota Administrasi Jakarta Timur Tahun 20132017. Visi yang ditetapkan tersebut merupakan
arah kebijakan dalam penyusunan program dan
kegiatan strategi sesuai kondisi obyektif dalam
lima tahun kedepan, yaitu: “Terwujudnya Kota
Administrasi Jakarta Timur yang berorientasi
kepada pelayanan publik menuju kota
berekonomi modern.”
Kota Administrasi Jakarta Timur
dipimpin oleh Walikota dan dibantu oleh Wakil
Walikota,
membawahi
sekretaris
Kota
Administrasi Jakarta Timur. Berdasarkan pada
keputusan Gubernur No. 62 tahun 2002 tentang
suatu organisasi dan taat kerja pemerintah Kota
Administrasi DKI Jakarta. Berdasarkan pada
keputusan Gubernur No. 62 tahun 2002 tentang
suatu organisasi dan taat kerja pemerintah Kota
Administrasi DKI Jakarta.
Intansi Walikota Jakarta Timur sebagai
salah satu perangkat daerah tugas yang
mempunyai tugas membantu Gubernur DKI
Jakarta dalam menyelenggarakan sebuah tugas
pemerintahan di bidang pelayanan publik dan
mengkordinasikan
pelaksanaan
tugas
pemerintahan di wilayah Kota Administrasi
Jakarta Timur.
1) Pelakasanaan tugas pemerintah yang
dilimpahkan oleh Gubernur DKI Jakarta.
2) Penyusunan dan pelaksanaan rencana
kerja dan anggaran Kota Administrasi
Jakarta Timur.
3) Pengordinasian
penyusunan
pelaksanaan
rencana
kerja
dan
anggaran Suku Dinas, Kantor dan Satpol
PP Kota Administrasi Jakarta Timur.
4) Pengendalian,
pemantauan,
dan
evaluasi pelaksanaan operasional tugas
dan fungsi Suku Dinas, Kantor, dan
Satpol PP Kota Administrasi Jakarta
Timur serta Kecamatan.
5) Pemantauan, pelaksanaan dokumentasi
pelaksanaan anggaran Suku Dinas,
Kantor dan Satpol PP Kota Administrasi
Jakarta Timur.
6) Pembinaan.
Awalnya
bagian
Suku
Dinas
Komunikasi, Informasi dan Kehumasan (Sudin
ISBN: 978-602-72850-6-4
Kominfomas) ini adalah sub bagian yang
terdapat dalam bagian Hukum Organisasi dan
tata laksana. Kemudian pada Oktober 1995
berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta
No. 567, tentang Organisasi dan tata kerja
Sekretariat Kota Administrasi Jakarta di DKI
Jakarta, dan keputusan Walikota Jakarta Timur
no. 480 tahun 1996 tentang uraian tugas
pekerjaan Sekretariat Kota Administrasi Jakarta
Timur, ditetapkan bahwa sub bagian humas
berdiri sendiri menjadi bagian Humas.
Pada tahun 2002 bagian Humas ini
berganti nama lagi menjadi bagian Humas dan
Protokol sesuai dengan keputusan Gubernur No.
62 tahun 2002, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Administrasi Jakarta, sub
bagiannya pun bertambah satu, yaitu bagian
Protokol dan Perjalanan Dinas. Bagian Humas
dan Protokol ini berganti nama menjadi bagian
Sudin Kominfomas pada tahun 2009, sesuai
dengan keputusan Gubernur No. 88 tahun 2009
tentang Organisasi dan Tata Kerja Suku Dinas
Komunikasi, Informatika dan Kehumasan.
Sesuai dengan peraturan Gubernur DKI
Jakarta No. 88 tahun 2009 pasal 41, kedudukan
Sudin
Kominfomas
secara
operasional,
berkedudukan bertanggung jawab kepada
Walikota.
Sub-sub bagian Sudin Kominfomas
terdiri dari:
1. Kepala Suku Dinas
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Kehumasan
4. Seksi Sistem Informatika
5. Seksi Pos dan Telekomunikasi
6.
Seksi
Infrastuktur
Teknologi
Informasi
5.8. Perencanaan Kegiatan
Penulis Melakukan penelitian di Kantor
Walikota Jakarta Timur di bagian Sudin
Kominfomas (Komunikasi, Informasi dan
Kehumasan) Kota Adminstrasi Jakarta Timur,
lebih tepatnya dibagian Kehumasan. Dalam
setiap kegiatan yang dilakukan oleh Humas
Walikota Jakarta Timur, penulis meniliti salah
satu program PR yang berlangsung disana dan
yang akan dijadikan judul laporannya yaitu
“Human Relations dalam Peningkatan Kualitas
Kinerja dan Kreativitas Karyawan Di Sudin
Kominfomas Walikota Jakarta Timur”
Dalam suatu organisasi, antara pihak
Kepala Dinas dengan karyawan harusnya baik.
Tak bisa dipungkiri, karyawan adalah mesin
penggerak perusahaan yang akan menjalankan
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
perusahaan dan tentunya sesuai dengan visi dan
misi.
Karyawan dituntut harus memilik
performa kinerja yang baik serta kreatifitas
tanpa batas, para atasan tentu mengharapkan
37
SNIPTEK 2015
yang terbaik. Tetapi, hal tersebut tidak
diperoleh dengan mudah, ada aspek-aspek
pendukung lainnya agar lahir karyawan dengan
kinerja dan kreatifitas yang baik. Selain peran
karyawan, peran atasan pun sangatlah berperan
penting.
Salah satunya, sebuah instansi atau
perusahaan dalam menjalankan salah satu
program PR yatu Human Relations. Human
relations dalam arti luas adalah komunikasi
persuasive yang dilakukan dengan tatap muka
dalam segala situasi, sehingga menimbulkan
kebahagiaan dan kepuasan hati kedua belah
pihak. Dalam menjalankan program, Human
Relations tersebut tidaklah mudah. Perlu adanya
kedekatan secara person to person untuk
menjalankan Human Relations sesungguhnya.
Kepala Sudin Kominfomas sebagi
atasan, perlu melakukan program-program agar
Human Relations dalam Sudin Kominfomas
dapat terlaksana demi meningkatkan kinerja
dsan kreatifitas karyawannya. Kepala Sudin
Kominfomas
merasa perlu untuk adanya
Human Relations kepada karyawan dalam
perusahaan atau instansi, karena dirasa penting
untuk melakukan yang terbaik bagi karyawan.
Dan hal tersebut adalah tugas penting seorang
atasan atas tanggung jawab suasana yang
kondusif di Sudin Kominfomas agar kinerja
karyawannya semakin meningkat dan baik. Inti
dari semua point diatas adalah menjalin
komunikasi secara baik, benar dan terstruktur
atau bisa disebut Human Relations. Banyak dari
perusahaan yang melupakan dan tidak
menjalankan Human Relations terhadap
karyawannya. Tak hanya citra sebuah
perusahaan saja yang diperlukan oleh
perusahaan, tetapi karyawan dengan kinerja
yang baik juga menjadi point utama.
Karyawan adalah mesin penggerak
sebuah perusahaan. Nilai dari sebuah
perusahaan memang salah satunya ditentukan
oleh citra atau brand awareness dimata
masyarakat, melalui kegiatan kegiatan seperti
Charity, CSR ataupun kegiatan lainnya, tapi
sebelum itu, jalankanlah program Human
Relations terhadap karyawan. Agar semua
berjalan dengan seimbang dan sesuai dengan
yang diharapkan.
Pelaksanaan Kegiatan
Dalam melaksanakan perencanaan
kegiatan yang telah dibahas sebelumnya di
dalam lingkungan Sudin Kominfomas, penulis
telah melakukan pengamatan terhadap situasi
serta hal yang dilakukan oleh Kepala Sudin
Kehumasan dalam menjalankan program
Human Relations, agar antara pihak manajemen
dan karyawan dapat berjalan dengan baik.
ISBN: 978-602-72850-6-4
Banyak cara yang dilakukan oleh Kepala Sudin
Kominfomas, seperti:
1. Hubungan Dengan Karyawan (Employee
Relations)
Kegiatan Employee Relations adalah
salah satu cara komunikasi yang sangat
menyenangkan, karena antara pihak atasan
dengan karyawan dapat berbaur menjadi satu
serta bisa mengevaluasi kinerja dengan cara
yang menyenangkan. Pihak atasan perlu
mengetahui apa saja yang diperlukan,
diinginkan karyawannya, serta pihak atasan pun
perlu mengetahui masalahmasalah pekerjaan
apa saja yang dihadapi oleh karyawannya,
sehingga menghambat kinerja karyawannya.
Seperti yang dilakukan oleh Kepala Sudin
Kominfomas yang dalam setiap kesempatannya
selalu menagadakan employee relations
bersama, agar maksud dan tujuan dari Human
Relations dapat terlaksana.
2. Melakukan Komunikasi Secara Personal
Hal ini juga menjadi point penting yang
harus dilaksanakan. Kepala Suku Dinas
Kehumasan selalu menerapkan komunikasi
secara personal kepada karyawannya dengan
suasana yang hangat dan nyaman. Hal ini
bertujuan agar seluruh karyawan divisi
Kominfomas dapat terbuka dan sharing tentang
masalah pekerjaan, agar tidak mengahambat
kinerjanya. Diharapkan juga, agar tidak ada miss
communication antara pihak atasan dan
karyawan.
3. Keterbukaan
Hal ini membutuhkan pendekatan
ekstra serta perlakuan lebih khusus. Karena tak
bisa semua karyawan terbuka kepada
atasannya, karena alasan posisi. Inilah yang
menjadi tugas para atasan untuk membuat
karyawan bisa erbuka atas keadaan di
lingkungan kerja. Begitupun Kepala Suku Dinas
Kehumasan, beliau sangat pintar untuk
mengetahui cara terbaik agar bisa membuat
suasana nyaman hingga ada keterbukaan antara
karyawan kepada atasan, hal-hal kecil yang
dilakukan adalah dengan makan siang bersama
setiap harinya, bercengkrama disaat istirahat.
Terlihat sangat sederhana, tetapi cara sederhana
tersebutlah yang membuat karyawan divisi
Kominfomas dapat terbuka terhadap atasannya
tanpa mengurangi rasa hormat.
4. Dukungan
Memberikan dukungan dan tidak hanya
memberikan kritik tanpa saran adalah point
penting selanjutnya. Dalam dunia kerja,
dukungan dari atasan adalah sesautu energi
positif yang dapat membuat kinerja serta
38
SNIPTEK 2015
kreativitas karyawan meningkat. Karyawan
akan merasa bahawa dirinya 100 persen
didukung dan dipercaya untuk mengerjakan
seluruh perihal kerja. Kepala Sudin Kominfomas
tentu juga melakukan hal tersebut. Salah satu
carannya dengan ikut terjun langsung
kelapangan saat ada proses peliputan berita,
membantu karyawannya untuk meliput berita.
Hal tersebut tak banyak dilakukan oleh para
atasan, tetapi Sudin Kominfomas melaksanakan
tanggung jawab pekerjaannya dengan baik,
sehingga dukungan tersebut dapat sampai
kepada karyawan.
5. Kesamaan atau Kesetaraan
Point penting selanjutnya, hal utama
yang diinginkan oleh seluruh karyawan baik di
perusahaan ataupun instansi, kesamaan dan
kesetaraan. Tidak membeda-bedakan karyawan
satu dengan lainnya, menyamaratakan semua
hak karyawan, merangkul dan menghargai
seluruh karyawan adalah hal yang sangat
diutuhkan.
Kepala
Sudin
Kominfomas
melakukan hal tersebut dengan wajar kepada
seluruh karyawan, semua mendapat porsi yang
baik sehingga tidak ada yang merasa cemburu
atau iri, sehingga akhirnya menimbulkan
hambatan komunikasi antara pihak karyawan
dan atasan. Inti dari semua point diatas adalah
menjalin komunikasi secara baik, benar dan
terstruktur atau bisa disebut Human Relations.
Banyak dari perusahaan yang melupakan dan
tidak menjalankan Human Relations terhadap
karyawannya. Tak hanya citra sebuah
perusahaan saja yang diperlukan oleh
perusahaan, tetapi karyawan dengan kinerja
yang baik juga menjadi point utama. Seperti
yang sudah penulis katakan, karyawan adalah
mesin penggerak sebuah perusahaan.
Nilai dari sebuah perusahaan memang
salah satunya ditentukan oleh citra atau brand
awareness dimata masyarakat, melalui kegiatan
kegiatan seperti Charity, CSR ataupun kegiatan
lainnya, tapi sebelum itu, jalankanlah program
Human Relations terhadap karyawan. Agar
semua berjalan dengan seimbang dan sesuai
dengan yang diharapkan.
Untuk waktu
pelaksanaan, seperti hal employee relations,
pada umumnya dilakukan 1 tahun sekali, karena
selain me-refresh pikiran, sekaligus sebagai
acara evaluasi kinerja karyawan.
Lalu
pada
point
keterbukaan,
memberikan
dukungan,
keterbukaan,
kesetaraan,
Kepala
Sudin
Kominfomas
melakukannya pada setiap hari dan pada setiap
kesempatan yang ada. Karna point point
tersebut memang harus dilakukan secara terus
menerus setiap harinya, kita tidak bisa
memprediksi kapan atasan harus memberikan
ISBN: 978-602-72850-6-4
dukungan khusus kepada karyawannya, jadi,
point point tersebut dilakukan setiap harinya
atu pada kesempatan yang ada.
Evaluasi Kegiatan
Hasil
dari
penulis
melakukan
pengamatan dan riset mengenai Human
Relations yang terjadi di Sudin Kominfomas
Walikota Administrasi Jakarta timur, dapat
disimpulkan bahwa:
Sudin Kominfomas
Walikota Administrasi Jakarta Timur telah
melakukan atau melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan Humas atau Public
Relations yaitu Human Relations dengan baik.
Dimana saat ini Human Relations kurang banyak
diterapkan oleh atasan kepada karyawan.
Karyawan di bagian Sudin Kominfomas terlihat
begitu terbuka dan akrab kepada atasannya
tanpa mengurangi rasa hormat, komunikasi 2
arah terjalin dengan baik, keterbukaan
karyawan dengan atasan pun baik, dan tentunya
berpengarauh pada kinerja dan kreatifitas
karyawan Sudin Kominfomas yang semakin
baik.
Dalam menjalankan Human Relations,
Sudin
Kominfomas
mengalami
kendala
kurangnya pendekatan dan keterbukaan yang
lebih insentif lagi, tetapi tetap dalam
batasannya.
Karena
pendekatan
dan
keterbukaan tersebut tidak bisa instant dalam
beberapa bulan ataupun 1 tahun.
Upaya memecahkan kendala tersebut,
Kepala Sudin Kominfomas harus memkirkan
cara terbaik lainnya untuk meningkatkan
Human Relations antara pihak manajemen dan
karyawan. Agar semuanya lebih efektiv dan
sesuai dengan rencana.
KESIMPULAN
Berikut dapat disimpulkan perihal
analisa Kehumasan yang dilakukan oleh Humas
Walikota Kota Adminisgtrasi Jakarta Timur
yaitu Human Relations kepada karyawannya.
Program Human Relations bertujuan untuk
menngkatkan kinerja dan kreatifitas karyawan
Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan
Kehumasan di Kantor Walikota Jakarta Timur.
Banyak hal-hal yang dilakukan seperti
menerapkan komunikasi 2 arah, keterbukaan,
kesamarataan, dukungan, dan lain-lainnya,
semua dilakukan demi mengerti apa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh para
karyawannya, demi tidak adanya hambatan
dalam bekerja, sehingga kinerja, performa serta
kreatifitas karyawan Sudin Kominfomas pun
tetap sempurna
39
SNIPTEK 2015
REFERENSI
Ardiantono, Elvinaro. 2008. Public Relations
Praktis: Widya Pajajaran
Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relations
dan Public Relations. Bandung: Mandar
Maju.
Iriantara, Yosal. 2013. Community Relations.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
ISBN: 978-602-72850-6-4
Kriyantono, Rahmat. 2008. Teknis Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi.
Jakarta: PT. raja Grafindo Persada
Ruslan, Rusady. 2010. Manajemen Public
Relations dan Manajemen Public
Relations: Konsepsi dan Aplikasi.
Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung:
Alfabeta
40
Download