SNIPTEK 2015 ISBN: 978-602-72850-6-4 HUMAN RELATIONS DALAM PENINGKATAN KUALITAS KINERJA DAN KREATIFITAS KARYAWAN DI SUDIN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN KEHUMASAN WALIKOTA JAKARTA TIMUR Intan Leliana Hubungan Masyarakat AKOM BSI Jakarta Jl. Kayu Jati 5, No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur [email protected] ABSTRACT- In a government organization, formulating strategies in the development of a good work program proved able to improve the image of the organization in the community. However, not only the strategies contained in the programs alone, the success of an institution or company did not escape the role of employees. The success of the organization is also strongly influenced by the ability of employees in carrying out their work. Therefore, it is necessary to pay attention to the employees as the engine of the organization. A boss must understand and strive to fulfill, understand the needs of his employees, both their psychological and sociological needs, so that employees can work according to the company's expectations. The work ethic is often regarded as a common one, resulting in a lack of appraisal from corporate leaders or agencies. In general, a boss does not know how good or bad employee morale, or employee performance performance so that eventually a lot of work is neglected, less than the maximum or even bad. Decline in performance and creativity of employees due to the unmet needs of various employees. Sometimes small things like support, openness, equity, no discrimination, it becomes a thing that is needed and desired by employees to increase the performance and creativity of employees. It certainly can be handled and addressed if an agency or company implement Human Relations from within the work environment. Human Relations or Communication is the main thing of all problems, how we establish good communication between employers and employees, or employees and superiors. Not only always subordinates who hear and obey all management regulations from superiors, vice versa, the management must listen to what complaints or problems of employees that can lead to decreased performance and creativity of employees. Human Relations Program aims to improve the performance and creativity of employees of the Office of Communications, Information and Public Relations in East Jakarta Mayor Office. Many things are done such as implementing two-way communication, openness, equality, support, etc., all done in order to understand what is needed and desired by its employees, for the absence of barriers in work, so that the performance, performance and creativity of employees The Kominfomas sub-district remains perfect. Keywords: Human Relations, Quality Performance And Employee INTISARIDalam suatu organisasi pemerintahan, menyusun strategi -strategi dalam pembuatan program kerja yang baik terbukti mampu meningkatkan citra organisasi di masyarakat. Namun, tidak hanya strategistrategi yang tertuang dalam program-program saja, keberhasilan suatu institusi atau perusahaan tak luput dari peran karyawan. Keberhasilan organisasi juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan karyawannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karenanya perlu adanya perhatian kepada karyawan sebagai mesin penggerak organisasi. Seorang atasan harus memahami dan berusaha untuk memenuhi, mengerti kebutuhan para karyawannya, baik kebutuhan secara psikilogis maupun sosiologis mereka, sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan harapan perusahaan. Etos kerja sering kali dianggap sebagai suatu yang sudah umum tejadi, sehingga kurangnya penagawasan dari para pimpinan perusahaan atau instansi. Pada umumnya, seorang atasan tidak mengetahui seberapa baik atau buruknya semangat kerja para karyawan, atau performa kinerja karyawan sehingga akhirnya banyak pekerjaan yang terbengkalai, kurang maksimal atau bahkan buruk sekali. Penurunan kinerja serta kreatifitas karyawan disebabkan belum terpenuhinya berbagai kebutuhan dari karyawan. Kadang hal-hal kecil seperti dukungan, keterbukaan, kesama rataan, tidak membeda-bedakan, justru menjadi hal yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh karyawan untuk meningkatn kinerja serta 31 SNIPTEK 2015 kreatfitas karyawan. Hal tersebut tentu dapat ditangani dan diatasi jika sebuah instansi atau perusahaan menerapkan Human Relations dari dalam lingkungan kerja. Human Relations atau Komunikasi adalah hal utama dari segala permasalahan, bagaimana kita menjalin komunikasi yang baik antara atasan adan karyawan, atau karyawan dan atasan. Tidak hanya selalu bawahan yang mendengar dan mematuhi segala peraturan manajemen dari atasan, begitupun sebaliknya, pihak manajemen harus mendengarkan apa keluhan atau permasalahan dari karyawan yang dapat menimbulkan turunnya kinerja serta kreatifitas karyawan. Program Human Relations bertujuan untuk menngkatkan kinerja dan kreatifitas karyawan Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasan di Kantor Walikota Jakarta Timur. Banyak hal-hal yang dilakukan seperti menerapkan komunikasi dua arah, keterbukaan, kesamarataan, dukungan, dan lain-lainnya, semua dilakukan demi mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para karyawannya, demi tidak adanya hambatan dalam bekerja, sehingga kinerja, performa serta kreatifitas karyawan Sudin Kominfomas pun tetap sempurna. Kata Kunci: Human Relations, Kualitas Kinerja Karyawan PENDAHULUAN Keberhasilan suatu perusahaan, dapat diraih oleh citra yang baik dari perusahaan tersebut. Melakukan strategi-strategi dalam pembuatan program kerja baru untuk meningkatkan citra dirasa mampu membangun perusahaan tersebut agar berkembang semakin baik. Tak hanya strategi serta program-program saja, keberhasilan suatu institusi atau perusahaan tak luput dari peran karyawan, keberhasilan perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan karyawannya dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga perlu adanya timbal balik kepada karyawan atas hasil pencapaiannya untuk perusahaan. Dalam suatu organisasi pemerintahan, antara pihak Kepala Dinas dengan karyawan harusnya baik. Tak bisa dipungkiri, karyawan adalah mesin penggerak perusahaan yang akan menjalankan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan dan tentunya sesuai dengan visi dan misi. Karyawan dituntut harus memiliki performa kinerja yang baik serta kreatifitas tanpa batas, para atasan tentu mengharapkan yang terbaik. Tetapi, hal tersebut tidak diperoleh dengan mudah, ada aspek-aspek pendukung lainnya agar lahir karyawan dengan ISBN: 978-602-72850-6-4 kinerja dan kreatifitas yang baik. Selain peran karyawan, peran atasan pun sangatlah berperan penting dalam hal tersebut. Seorang atasan harus memahami dan berusaha untuk memenuhi, mengerti kebutuhan para karyawannya, baik kebutuhan secara psikilogis maupun sosiologis mereka, sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan harapan perusahaan. Etos kerja sering kali dianggap sebagai suatu yang sudah umum tejadi, sehingga kurangnya penagawasan dari para pimpinan perusahaan atau instansi. Pada umunya, seorang atasan tidak mengetahui seberapa baik atau buruknya semangat kerja para karyawan, atau performa kinerja karyawan sehingga akhirnya banyak pekerjaan yang terbengkalai, kurang maksimal atau bahkan buruk sekali. Penurunan kinerja serta kreatifitas karyawan disebabkan belum terpenuhinya berbagai kebutuhan dari karyawan. Kadang halhal kecil seperti dukungan, keterbukaan, kesama rataan, tidak membeda-bedakan, justru menjadi hal yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh karyawan untuk meningkatn kinerja serta kreatfitas karyawan. Hal tersebut tentu dapat ditangani dan diatasi jika sebuah instansi atau perusahaan menerapkan Human Relations dari dalam lingkungan kerja. Human Relations atau Komunikasi adalah hal utama dari segala permasalahan, bagaimana kita menjalin komunikasi yang baik antara atasan adan karyawan, atau karyawan dan atasan. Tidak hanya selalu bawahan yang mendengar dan mematuhi segala peraturan manajemen dari atasan, begitupun sebaliknya, pihak manajemen harus mendengarkan apa keluhan atau permasalahan dari karyawan yang dapat menimbulkan turunnya kinerja serta kreatifitas karyawan. Seperti halnya di Kantor Walikota Jakarta Timur, sub bagian Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasan, sebuah instansi pemerintahan yang bertugas memeberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bentuk berita media online. Dalam meliput dan membuat sebuah berita sebelum di post dan dilihat oleh para masyarakat, butuh kinerja dan kreatifitas yang maksimal, dan tentu dukungan dari atasan. Seperti halnya yang dilakukan di dalam Sudin Kominfomas dalam program PR “Human Relations” Bukan hanya Human Relations, tetapi menjalankan dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh agar terciptanya tujuan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang atau permasalahan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana eran Program Human Relations dalam peningkatan 32 SNIPTEK 2015 Kinerja serta Kreatifitas Karyawan Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasn Walikota Jakarta Timur ? Ruang lingkup pada peneltian ini dibatasi pada Program Human Relations dalam peningkatan Kinerja serta Kreatifitas Karyawan Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasn Walikota Jakarta Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penerapan program human relations sebagai program kehumasan pada instansi pemerintah; Untuk Mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan kehumasan pada peran Program Human Relations dalam peningkatan Kinerja serta Kreatifitas Karyawan Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasn Walikota Jakarta Timur. BAHAN DAN METODE A. Definisi Humas Menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan (2010:16) Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif. Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Selain itu, menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116) Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik. B. Fungsi Humas Lima fungsi humas menurut Ruhiyat (2012): 1) Hubungan Pers; Menyajikan berita dan informasi tentang organisasi secara positif. 2) Publikasi Produk; Mensponsori berbagai usaha untuk mempublikasikan produk organisasi. 3) Komunikasi Perusahaan; Mempromosikan pemahaman tentang organisasi yang bersangkutan, baik melalui ISBN: 978-602-72850-6-4 komunikasi internal maupun eksternal. 4) Lobi; Berhubungan dengan pemerintah guna mendukung atau menentang UU dan peraturan 5) Pemberian Nasihat; Menasihati manajemen mengenai masalah publik, posisi, serta citra perusahaan. Selain itu, menurut Bernay dalam Ruslan (2010:18) terhadap tiga fungsi utama humas, yaitu: 1. Memberikan penerimaan kepada masyarakat 2. Melakukan persuasi sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. C. Tugas Humas Menurut A.W Widjaja (2008, 57-59) Perincian tugas humas diantaranya: 1. Pengumpulan data dari pengolahan data a. Mengumpulkan data untuk keperluan informasi b. Mengolah data c. Menyajikan datas sehingga siap digunakan Lima pokok tugas humas sehari-hari menurut Mara Assumpta Rumanti (2004:38) adalah sebagai berikut: 1) Menyelenggarakan data bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi dan perusahaan. 2) Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum suatu masyarakat. 3) Memperbaiki citra organisasi. 4) Tanggung jawab sosial (Social Responsibility), humas merupakan instrumen yang bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak mendapatkan tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik internal, publik eksternal dan pers. D. Ruang Lingkup Humas 33 SNIPTEK 2015 ISBN: 978-602-72850-6-4 Menurut Ruslan (2010:22-23) adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi atau lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut. 1) Membina Hubungan Kedalam (Publk Internal) ; Yang dimaksud publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan perushaaan atau organisasi itu sendiri. seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. 2) Membina Hubungan Baik Keluar (Publik Eksternal); Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat) yang mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator) Peran praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan humas ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat hingga mengammbil tindakan ekseskusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 4) Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan peran dan fungi manajemen organisasi. Peranan Communication Technician ini menjadi humas sebagai Journalist in Resident yang hanya menyediakan layanan teknisi komunikasi atau dikenal dengan Metode of Communications in Organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level). Yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan ke tingkat atasan. E. Peran Humas Menurut Dozier dan Broom dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Ruslan, 2010:20) peran humas dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori: 1) Penasehat Ahli (Expert Presciber) Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat memberikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Dalam hal ini seorang humas sebagai pendefisi problema, pengembangan program dan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengimplementasikan. 2) Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator) Dalam hal ini, seorang humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak management dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik. Dipihak lain, juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,menghargai, F. Perencanaan Program Humas Perencanaan program humas diadakan didasarkan fakta dan landasan berfikir yang sehat serta memiliki kejelasan arah dan tujuan yang ingin dicapainya. Menurut Frank Jefkins dalam Ruslan (2005:146) perencanaan program humas yaitu “terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun keluar antara organisasi dan publiknya yang bertujuan untuk mencapai saling pengertian. Dasarnya, tujuan dari program kerja dan berbagai aktifitas humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi atau perushaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder sasaran khalayak yang terkait. Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam Ruslan (2005:140) menyatakan “bahwa proses perencanaan program kerja melalui “proses empat tahapan atau langkah- 34 SNIPTEK 2015 langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dan Mendengarkan (Research-Listening) 2. Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning-Decision) 3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication-Action) 4. Mengevaluasi (Evaluation) G. Program Humas Humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana, baik kedalam maupun keluar yang bertujuan untuk mendapatkan citra positif dan dukungan dari publiknya, program merupakan kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya. Program Humas adalah salah satu upaya kerja yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan publik interen maupun eksteren untuk mendapatkan citra positif untuk mendapatkan dukungan dari publik. Menurut Keith Davis dalam Ruslan (2007) yang dikutip dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: “human relations adalah pengembangan usaha kelompok karyawan secara produktif dan memuaskan. Menurut F. Rachmadi (2008) salah satu fungsi dari manajemen modern Public Relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya untuk menciotakan saling pengertian (public understanding) dan dukungan public (public support) bagi terciptanya tujuan, kebijakan dan langkah serta tindakan organisasi atau perusahaan itu. Menurut Grunig dan Hunt dalam F. Rachmadi (2008) menyarankan para manajer bertindak berdasarkan apa yang disebut boundary rule (memainkan peran di perbatasan), dengan perkataan lain, para manajer PR harus meletakkan satu kakinya dalam perusahaan dan satu kaki lainnya diluar perusahaan. Menurut Rivai (2005:15-17) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. Menurut Sedarmayanti (2011:260) Menyatakan bahwa kinerja merupakan terjemahan dari kata performance yang ISBN: 978-602-72850-6-4 memiliki arti sebagai sebuah hasil kerja seorang pegawai atau pekerja, sebuah proses manajemen yang mana hasil kerja tersebut harus memiliki sebuah bukti konkret yang juga dapat diukur. Dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan datanya untuk menghasilkan data yang menunjang penulisan riset humas ini. Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Selain itu, menurut Muhiddin Sirat (2006) “Metode penelitian adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian”. 1. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data secara langsung dilapangan. Penulis dalam melakukan riset dalam program Corporate Social Responsibility yang bernama Tiger Camp 2016. Menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono 2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Selain itu, menurut Nasution (Sugiyono, 2012:226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. Selanjutnya, Sanafah Faisal (Sugiyono 2012:226) mengklarifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observations dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). 2. Wawancara Menurut Esterberg (Sugiyono, 2012:231) “Wawanca adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selain itu, menurut A. Fathoni (2006:105) “wawancara adalah tekhnik 35 SNIPTEK 2015 pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan dating dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Selanjutnya, menurut Kriyantono dalam bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi (2012:100) “wawancara terbagi menjadi dua kelompok” a. Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif (intensive interview) dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam. b. Wawancara dalam riset kuantitatif, biasanya bersifat berstruktur (dilengkapi dengan daftar pertanyaan berstruktur) dan sebagai penambah data yang diperoleh dari kuisioner. Terkadang alternatif jawaban sudah disiapkan oleh periset. Ada 2 jenis interview: a. Keyinforman adalah orang yang diwawancarai dan memberikan informasi. b. Informan adalah orang yang membantu untuk mendapatkan informasi Periset melakukan wawancara kepada Bapak Leonardo (gelarnya) selaku Kepala Seksi Kehumasan di Sudin Kominfomas Walikota Jakarta Timur, mengenai Human Relations yang terjalin. 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan digunakan sebagai sumber pendukung dalam penelitian. Penelitian melakukan studi pustaka dengan membaca sebanyak-banyaknya informasi dari berbagai sumber data tertulis yang memberikan informasi tentang penelitian yang dilakukan. Studi pustaka menurut Sugiyono adalah dengan menelaah buku-buku, literatur, catatancatatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan (2012:83). Selain itu, menurut Jauhari (2010a:114) kepustakaan adalah “Mengungkapkan penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan orang lain” 4. Dokumentasi Menurut Sugiyono (201:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Selanjutnya, menurut Guba dan Lincoln dalam Meleong (2007:216) mendefinisikan “Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film, selain record, yang tidak dipersisapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. ISBN: 978-602-72850-6-4 a. Meleong (2007:217-219) membagi dokumen atas dua, yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. b. Tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Diantaranya adalah buku harian, surat pribadi dan autobiografi. c. Dokumen resmi, dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang berbagai atas dokumentasi internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri, sedangkan dokumen eksternal berisi bahanbahan insormasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, bulletin, pernyataan berita yang disiarkan kepada media massa. Metode Analisis Data 1. Pendekatan Penelitian Kualitatif Penelitian Kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjektif) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian 2. Pendekatan Penelitian Deskriptif Penelitian Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting social atau dimakasudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sutau fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang bekesan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahun 1967-1969 saat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Letjen.Marinir (KKO) Ali Sadikin, direncanakan kegiatan pra rehabilitas pada pembangunan DKI Jakarta yang saat itu jumlah penduduknya sebesar 3,5 juta jiwa. Saat kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, Jakarta terbagi atas 5 wilayah yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Masing-masing wilayah dipimpin oleh seorang Walikota. Jakarta Timur merupakan kota terluas di DKI Jakarta. Luas wilayah kota administrasi Jakarta Timur adalah 187.73 km. sebelah utara kota administrasi Jakarta Timur, berbatasan dengan Jakarta Utara. Kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur hingga akhir 1990-an berada di 36 SNIPTEK 2015 wilayah kecamatan Jatinegara. Sekitar tahun 2000-an, kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur pindah ke wilayah Penggilingan, Kecamatan Cakung tepatnya di Jalan Dr.Soemarno Nomor 1, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Berdasarkan tugas Pokok dan Fungsinya dalam melaksankan tugas umum pemerintahan yang dilimpahkan dari Gubernur, telah ditetapkan rumusan Visi Kota Administrasi Jakarta Timur untuk diangkat dalam Renstra Kota Administrasi Jakarta Timur Tahun 20132017. Visi yang ditetapkan tersebut merupakan arah kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan strategi sesuai kondisi obyektif dalam lima tahun kedepan, yaitu: “Terwujudnya Kota Administrasi Jakarta Timur yang berorientasi kepada pelayanan publik menuju kota berekonomi modern.” Kota Administrasi Jakarta Timur dipimpin oleh Walikota dan dibantu oleh Wakil Walikota, membawahi sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur. Berdasarkan pada keputusan Gubernur No. 62 tahun 2002 tentang suatu organisasi dan taat kerja pemerintah Kota Administrasi DKI Jakarta. Berdasarkan pada keputusan Gubernur No. 62 tahun 2002 tentang suatu organisasi dan taat kerja pemerintah Kota Administrasi DKI Jakarta. Intansi Walikota Jakarta Timur sebagai salah satu perangkat daerah tugas yang mempunyai tugas membantu Gubernur DKI Jakarta dalam menyelenggarakan sebuah tugas pemerintahan di bidang pelayanan publik dan mengkordinasikan pelaksanaan tugas pemerintahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. 1) Pelakasanaan tugas pemerintah yang dilimpahkan oleh Gubernur DKI Jakarta. 2) Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi Jakarta Timur. 3) Pengordinasian penyusunan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Suku Dinas, Kantor dan Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Timur. 4) Pengendalian, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan operasional tugas dan fungsi Suku Dinas, Kantor, dan Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Timur serta Kecamatan. 5) Pemantauan, pelaksanaan dokumentasi pelaksanaan anggaran Suku Dinas, Kantor dan Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Timur. 6) Pembinaan. Awalnya bagian Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasan (Sudin ISBN: 978-602-72850-6-4 Kominfomas) ini adalah sub bagian yang terdapat dalam bagian Hukum Organisasi dan tata laksana. Kemudian pada Oktober 1995 berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 567, tentang Organisasi dan tata kerja Sekretariat Kota Administrasi Jakarta di DKI Jakarta, dan keputusan Walikota Jakarta Timur no. 480 tahun 1996 tentang uraian tugas pekerjaan Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Timur, ditetapkan bahwa sub bagian humas berdiri sendiri menjadi bagian Humas. Pada tahun 2002 bagian Humas ini berganti nama lagi menjadi bagian Humas dan Protokol sesuai dengan keputusan Gubernur No. 62 tahun 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Administrasi Jakarta, sub bagiannya pun bertambah satu, yaitu bagian Protokol dan Perjalanan Dinas. Bagian Humas dan Protokol ini berganti nama menjadi bagian Sudin Kominfomas pada tahun 2009, sesuai dengan keputusan Gubernur No. 88 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan. Sesuai dengan peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 88 tahun 2009 pasal 41, kedudukan Sudin Kominfomas secara operasional, berkedudukan bertanggung jawab kepada Walikota. Sub-sub bagian Sudin Kominfomas terdiri dari: 1. Kepala Suku Dinas 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi Kehumasan 4. Seksi Sistem Informatika 5. Seksi Pos dan Telekomunikasi 6. Seksi Infrastuktur Teknologi Informasi 5.8. Perencanaan Kegiatan Penulis Melakukan penelitian di Kantor Walikota Jakarta Timur di bagian Sudin Kominfomas (Komunikasi, Informasi dan Kehumasan) Kota Adminstrasi Jakarta Timur, lebih tepatnya dibagian Kehumasan. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Humas Walikota Jakarta Timur, penulis meniliti salah satu program PR yang berlangsung disana dan yang akan dijadikan judul laporannya yaitu “Human Relations dalam Peningkatan Kualitas Kinerja dan Kreativitas Karyawan Di Sudin Kominfomas Walikota Jakarta Timur” Dalam suatu organisasi, antara pihak Kepala Dinas dengan karyawan harusnya baik. Tak bisa dipungkiri, karyawan adalah mesin penggerak perusahaan yang akan menjalankan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan dan tentunya sesuai dengan visi dan misi. Karyawan dituntut harus memilik performa kinerja yang baik serta kreatifitas tanpa batas, para atasan tentu mengharapkan 37 SNIPTEK 2015 yang terbaik. Tetapi, hal tersebut tidak diperoleh dengan mudah, ada aspek-aspek pendukung lainnya agar lahir karyawan dengan kinerja dan kreatifitas yang baik. Selain peran karyawan, peran atasan pun sangatlah berperan penting. Salah satunya, sebuah instansi atau perusahaan dalam menjalankan salah satu program PR yatu Human Relations. Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasive yang dilakukan dengan tatap muka dalam segala situasi, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati kedua belah pihak. Dalam menjalankan program, Human Relations tersebut tidaklah mudah. Perlu adanya kedekatan secara person to person untuk menjalankan Human Relations sesungguhnya. Kepala Sudin Kominfomas sebagi atasan, perlu melakukan program-program agar Human Relations dalam Sudin Kominfomas dapat terlaksana demi meningkatkan kinerja dsan kreatifitas karyawannya. Kepala Sudin Kominfomas merasa perlu untuk adanya Human Relations kepada karyawan dalam perusahaan atau instansi, karena dirasa penting untuk melakukan yang terbaik bagi karyawan. Dan hal tersebut adalah tugas penting seorang atasan atas tanggung jawab suasana yang kondusif di Sudin Kominfomas agar kinerja karyawannya semakin meningkat dan baik. Inti dari semua point diatas adalah menjalin komunikasi secara baik, benar dan terstruktur atau bisa disebut Human Relations. Banyak dari perusahaan yang melupakan dan tidak menjalankan Human Relations terhadap karyawannya. Tak hanya citra sebuah perusahaan saja yang diperlukan oleh perusahaan, tetapi karyawan dengan kinerja yang baik juga menjadi point utama. Karyawan adalah mesin penggerak sebuah perusahaan. Nilai dari sebuah perusahaan memang salah satunya ditentukan oleh citra atau brand awareness dimata masyarakat, melalui kegiatan kegiatan seperti Charity, CSR ataupun kegiatan lainnya, tapi sebelum itu, jalankanlah program Human Relations terhadap karyawan. Agar semua berjalan dengan seimbang dan sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan Kegiatan Dalam melaksanakan perencanaan kegiatan yang telah dibahas sebelumnya di dalam lingkungan Sudin Kominfomas, penulis telah melakukan pengamatan terhadap situasi serta hal yang dilakukan oleh Kepala Sudin Kehumasan dalam menjalankan program Human Relations, agar antara pihak manajemen dan karyawan dapat berjalan dengan baik. ISBN: 978-602-72850-6-4 Banyak cara yang dilakukan oleh Kepala Sudin Kominfomas, seperti: 1. Hubungan Dengan Karyawan (Employee Relations) Kegiatan Employee Relations adalah salah satu cara komunikasi yang sangat menyenangkan, karena antara pihak atasan dengan karyawan dapat berbaur menjadi satu serta bisa mengevaluasi kinerja dengan cara yang menyenangkan. Pihak atasan perlu mengetahui apa saja yang diperlukan, diinginkan karyawannya, serta pihak atasan pun perlu mengetahui masalahmasalah pekerjaan apa saja yang dihadapi oleh karyawannya, sehingga menghambat kinerja karyawannya. Seperti yang dilakukan oleh Kepala Sudin Kominfomas yang dalam setiap kesempatannya selalu menagadakan employee relations bersama, agar maksud dan tujuan dari Human Relations dapat terlaksana. 2. Melakukan Komunikasi Secara Personal Hal ini juga menjadi point penting yang harus dilaksanakan. Kepala Suku Dinas Kehumasan selalu menerapkan komunikasi secara personal kepada karyawannya dengan suasana yang hangat dan nyaman. Hal ini bertujuan agar seluruh karyawan divisi Kominfomas dapat terbuka dan sharing tentang masalah pekerjaan, agar tidak mengahambat kinerjanya. Diharapkan juga, agar tidak ada miss communication antara pihak atasan dan karyawan. 3. Keterbukaan Hal ini membutuhkan pendekatan ekstra serta perlakuan lebih khusus. Karena tak bisa semua karyawan terbuka kepada atasannya, karena alasan posisi. Inilah yang menjadi tugas para atasan untuk membuat karyawan bisa erbuka atas keadaan di lingkungan kerja. Begitupun Kepala Suku Dinas Kehumasan, beliau sangat pintar untuk mengetahui cara terbaik agar bisa membuat suasana nyaman hingga ada keterbukaan antara karyawan kepada atasan, hal-hal kecil yang dilakukan adalah dengan makan siang bersama setiap harinya, bercengkrama disaat istirahat. Terlihat sangat sederhana, tetapi cara sederhana tersebutlah yang membuat karyawan divisi Kominfomas dapat terbuka terhadap atasannya tanpa mengurangi rasa hormat. 4. Dukungan Memberikan dukungan dan tidak hanya memberikan kritik tanpa saran adalah point penting selanjutnya. Dalam dunia kerja, dukungan dari atasan adalah sesautu energi positif yang dapat membuat kinerja serta 38 SNIPTEK 2015 kreativitas karyawan meningkat. Karyawan akan merasa bahawa dirinya 100 persen didukung dan dipercaya untuk mengerjakan seluruh perihal kerja. Kepala Sudin Kominfomas tentu juga melakukan hal tersebut. Salah satu carannya dengan ikut terjun langsung kelapangan saat ada proses peliputan berita, membantu karyawannya untuk meliput berita. Hal tersebut tak banyak dilakukan oleh para atasan, tetapi Sudin Kominfomas melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya dengan baik, sehingga dukungan tersebut dapat sampai kepada karyawan. 5. Kesamaan atau Kesetaraan Point penting selanjutnya, hal utama yang diinginkan oleh seluruh karyawan baik di perusahaan ataupun instansi, kesamaan dan kesetaraan. Tidak membeda-bedakan karyawan satu dengan lainnya, menyamaratakan semua hak karyawan, merangkul dan menghargai seluruh karyawan adalah hal yang sangat diutuhkan. Kepala Sudin Kominfomas melakukan hal tersebut dengan wajar kepada seluruh karyawan, semua mendapat porsi yang baik sehingga tidak ada yang merasa cemburu atau iri, sehingga akhirnya menimbulkan hambatan komunikasi antara pihak karyawan dan atasan. Inti dari semua point diatas adalah menjalin komunikasi secara baik, benar dan terstruktur atau bisa disebut Human Relations. Banyak dari perusahaan yang melupakan dan tidak menjalankan Human Relations terhadap karyawannya. Tak hanya citra sebuah perusahaan saja yang diperlukan oleh perusahaan, tetapi karyawan dengan kinerja yang baik juga menjadi point utama. Seperti yang sudah penulis katakan, karyawan adalah mesin penggerak sebuah perusahaan. Nilai dari sebuah perusahaan memang salah satunya ditentukan oleh citra atau brand awareness dimata masyarakat, melalui kegiatan kegiatan seperti Charity, CSR ataupun kegiatan lainnya, tapi sebelum itu, jalankanlah program Human Relations terhadap karyawan. Agar semua berjalan dengan seimbang dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk waktu pelaksanaan, seperti hal employee relations, pada umumnya dilakukan 1 tahun sekali, karena selain me-refresh pikiran, sekaligus sebagai acara evaluasi kinerja karyawan. Lalu pada point keterbukaan, memberikan dukungan, keterbukaan, kesetaraan, Kepala Sudin Kominfomas melakukannya pada setiap hari dan pada setiap kesempatan yang ada. Karna point point tersebut memang harus dilakukan secara terus menerus setiap harinya, kita tidak bisa memprediksi kapan atasan harus memberikan ISBN: 978-602-72850-6-4 dukungan khusus kepada karyawannya, jadi, point point tersebut dilakukan setiap harinya atu pada kesempatan yang ada. Evaluasi Kegiatan Hasil dari penulis melakukan pengamatan dan riset mengenai Human Relations yang terjadi di Sudin Kominfomas Walikota Administrasi Jakarta timur, dapat disimpulkan bahwa: Sudin Kominfomas Walikota Administrasi Jakarta Timur telah melakukan atau melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan Humas atau Public Relations yaitu Human Relations dengan baik. Dimana saat ini Human Relations kurang banyak diterapkan oleh atasan kepada karyawan. Karyawan di bagian Sudin Kominfomas terlihat begitu terbuka dan akrab kepada atasannya tanpa mengurangi rasa hormat, komunikasi 2 arah terjalin dengan baik, keterbukaan karyawan dengan atasan pun baik, dan tentunya berpengarauh pada kinerja dan kreatifitas karyawan Sudin Kominfomas yang semakin baik. Dalam menjalankan Human Relations, Sudin Kominfomas mengalami kendala kurangnya pendekatan dan keterbukaan yang lebih insentif lagi, tetapi tetap dalam batasannya. Karena pendekatan dan keterbukaan tersebut tidak bisa instant dalam beberapa bulan ataupun 1 tahun. Upaya memecahkan kendala tersebut, Kepala Sudin Kominfomas harus memkirkan cara terbaik lainnya untuk meningkatkan Human Relations antara pihak manajemen dan karyawan. Agar semuanya lebih efektiv dan sesuai dengan rencana. KESIMPULAN Berikut dapat disimpulkan perihal analisa Kehumasan yang dilakukan oleh Humas Walikota Kota Adminisgtrasi Jakarta Timur yaitu Human Relations kepada karyawannya. Program Human Relations bertujuan untuk menngkatkan kinerja dan kreatifitas karyawan Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasan di Kantor Walikota Jakarta Timur. Banyak hal-hal yang dilakukan seperti menerapkan komunikasi 2 arah, keterbukaan, kesamarataan, dukungan, dan lain-lainnya, semua dilakukan demi mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para karyawannya, demi tidak adanya hambatan dalam bekerja, sehingga kinerja, performa serta kreatifitas karyawan Sudin Kominfomas pun tetap sempurna 39 SNIPTEK 2015 REFERENSI Ardiantono, Elvinaro. 2008. Public Relations Praktis: Widya Pajajaran Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media. Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relations dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju. Iriantara, Yosal. 2013. Community Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media ISBN: 978-602-72850-6-4 Kriyantono, Rahmat. 2008. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada Ruslan, Rusady. 2010. Manajemen Public Relations dan Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta 40