BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang
berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber,
misalnya lembaga pendidikan formal, non formal, peninggalan benda bersejarah,
fenomena alam, adat istiadat sebuah masyarakatnya, atau bahkan bersumber dari
media massa. Dibutuhkan suatu cara agar sumber pengetahuan tersebut bisa
ditransformasikan kepada manusia sebagai penyerap ilmu pengetahuan, sebuah
cara agar manusia dan manusia lainnya bisa saling berhubungan dalam pertukaran
ilmu pengetahuan. Cara tersebut adalah komunikasi, dengan berkomunikasi
manusia antar manusia lainnya bisa melakukan berbagai interaksi yang saling
menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan
ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.
Komunikasi antar manusia bisa dalam berbagai bentuk dan jenis, bisa
komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, komunikasi massa, komunikasi publik, atau komunikasi
antar budaya. Sektor komunikasi pada era globalisasi seperti saat ini memegang
peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan antar negara.
Bentuk yang paling tepat daripada komunikasi yang memasuki ranah global
1
seperti yang dimaksud di atas adalah komunikasi massa. Sebagai contoh, siapakah
manusia di dunia ini yang tidak terkena terpaan media massa? Jawabannya bisa
dipastikan tidak ada. Setiap hari manusia dipaksa untuk mengkonsumsi media
massa, seperti membaca koran, mendengar radio, menonton televisi, melihat
spanduk dan poster di jalanan, mengakses media online, semua itu dilakukan
manusia dalam perannya sebagai makhluk sosial yang harus meng-update
pengetahuan dan informasi yang dimilikinya guna berinteraksi dalam komunitas
dan masyarakatnya. Peran media massa saat ini dinilai penting dalam perubahan
sosial dalam kehidupan manusia terutama dalam prosesnya sebagai penyerap dan
sumber informasi.
Perkembangan dunia informasi yang bergerak dinamis dan cepat menuntut
para pemain di dalamnya berpikir dan bertindak taktis. Tak terkecuali dengan
sektor pemerintahan yang dewasa ini telah mengalami peningkatan yang
signifikan dibanding era sebelumnya.
Dinamika yang terjadi pada sektor
pemerintahan terlihat dari perkembangan berbagai instansi pemerintahan dalam
memanfaatkan era informasi ini untuk menyampaikan kebijakannya melalui
media massa. Implikasi penting dari fenomena ini adalah semakin terbukanya
akses-akses menuju keterbukaan suatu instansi pemerintah, sehingga diperlukan
strategi jitu yang dapat mengatur sejauh mana keterbukaan instansi pemerintahan
dalam hubungannya dengan media massa. Membuat masyarakat mengerti akan
kebijakan pemerintah adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam
pemanfaatan media massa ini.
2
Dalam perkembangannya, pers atau media massa pada masa orde baru
bukan merupakan ruang publik untuk membicarakan masalah politik, ekonomi,
dan budaya. Namun, berbeda ketika reformasi muncul di Indonesia, dimana media
berkembang dengan cepat dan “bebas”, sehingga media merupakan forum diskusi
dan perbincangan yang menyangkut kehidupan politik, ekonomi dan budaya.
Harus diakui bahwa kondisi politik Indonesia yang cukup stabil dan ruang
kebebasan pers yang ada selama ini telah memungkinkan media massa
menjalankan fungsinya sebagai alat informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol.
Dalam era demokrasi yang sedang tumbuh sekarang ini, merupakan salah
satu acuan mengapa instansi pemerintah kini semakin membuka diri sebagai suatu
instansi publik. Demikian halnya dengan Lembaga Kepresidenan, dimana sosok
seorang Presiden sebagai subyek sekaligus obyek utama dalam tugasnya sebagai
pemimpin bangsa. Selaku subyek yaitu Presiden-lah selaku pembuat dan penentu
kebijakan bagi masyarakat dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagai Obyek, Presiden-lah yang menjadi target utama dalam
pemberitaan di media massa yang berkaitan dengan kegiatan, program kerja atau
kebijakan yang bisa menuai kontroversi, dan hal inilah yang menjadi ketertarikan
tersendiri bagi media massa untuk dipublikasikan.
Sekretariat Presiden merupakan salah satu instansi pemerintah yang
menyadari betul bahwa era informasi kini berkembang pesat. Instansi yang
merupakan jantung pemerintahan ini menjadi layak diteliti karena sifat dan ruang
lingkupnya yang menjadikannya sebagai pusat perhatian dari masyarakat sebagai
pelaksana kebijakan maupun media massa sebagai penyampai kebijakan. Instansi
3
Pemerintah ini harus dapat memberikan layanan terbaiknya di segala titik
terutama dalam pemanfaatan media massa sebagai penyambung lidah Pemerintah
atau dalam hal ini Presiden dalam menyampaikan atau mempublikasikan seluruh
kebijakan Pemerintah. Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan pencapaian
pesan atau informasi kepada masyarakat sebagai pelaksana kebijakan.
Keterlibatan media massa dalam penyampaian informasi dari Pemerintah
kepada masyarakat dinilai penting untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang
maksimum atas suatu pesan atau informasi dalam rangka menciptakan
pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak tentang instansi yang bersangkutan.
Dalam menjalin komunikasi dengan pers atau media diperlukan strategi
media relations yang tepat guna dan tepat sasaran agar hubungan dapat berjalan
dengan baik. Strategi media relations tersebut perlu untuk memberikan pedoman
yang harus dilakukan dalam menjalin komunikasi dengan wartawan. Peran suatu
bagian atau divisi dalam instansi menjadi sangatlah penting dalam fungsi media
relations tersebut. Bagaimana instansi benar-benar melakukan yang terbaik dalam
melakukan komunikasi dengan wartawan untuk mencapai suatu tingkatan dimana
koordinasi dan hubungan baik bisa dilakukan dengan baik.
Seiring dengan semakin baiknya iklim demokrasi di Indonesia, ditandai
pula dengan makin banyaknya media massa. Dengan jumlah yang semakin
bertambah inilah Sekretariat Negara RI, yang menaungi Sekretariat Presiden
merasa perlu untuk melakukan koordinasi dengan pers dengan menunjuk suatu
Biro yang memfokuskan diri melaksanakan tugas pokoknya yaitu sebagai
4
koordinator pers yang sehari-hari memberikan fasilitas kepada pers berupa
pelayanan informasi, pelayanan administrasi, dan penyediaan sarana dan
prasarana bagi pers yang berada di lingkungan Lembaga Kepresidenan untuk
melakukan peliputan terhadap kegiatan Presiden atau Ibu Negara. Biro tersebut
adalah Biro Pers, Media dan Informasi dibawah unit kerja Sekretariat Presiden.
Sementara itu dalam kaitannya dengan ilmu Public Relations yang diteliti,
salah satu kegiatan Public Relations adalah melakukan komunikasi dengan media
(pers). Di dalam struktur organisasi Sekretariat Presiden sebagai objek yang
diteliti, fungsi dan peran Public Relations tersebut dijalankan oleh divisi yang
bernama Biro Pers, Media dan Informasi.
Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden merupakan unit kerja
yang khusus melakukan kegiatan media relations berupa pemenuhan kebutuhan
pers kepresidenan, sebagai unit kerja resmi dibawah naungan lembaga
kepresidenan, tentu Biro Pers, Media dan Informasi menjadi pusat dari segala
aktivitas wartawan kepresidenan yang melakukan kegiatan peliputan terhadap
Presiden atau Ibu Negara yang memiliki nilai berita yang tinggi. Kegiatan media
relations menjadi penting karena berdampak pada kepuasan pers akan pelayanan
Biro Pers, Media dan Informasi, yang tentunya akan berujung pada hasil
pemberitaan yang akan disiarkan. Kepuasan pers bergantung kepada sejauh mana
pers mendapatkan fasilitas guna pemenuhan kebutuhan pers itu sendiri, semakin
terfasilitasinya kebutuhan pers maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan
pers kepresidenan dalam melakukan tugasnya di lingkungan Sekretariat Presiden.
Pemberitaan mengenai Presiden RI belakangan ini yang lebih banyak kepada sisi
5
negatifnya membuat penulis ingin mengetahui apa penyebabnya, apakah karena
para pers kepresidenan tidak puas akan pelayanan Biro Pers, Media dan Informasi
dalam memberikan fasilitas terhadap mereka baik dari segi pelayanan administrasi
atau dari segi sarana dan prasarana? Maka dari itu kegiatan media relations ini
sangat menarik untuk menjadi objek penelitian bagi penulis.
Dengan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengambil judul :
“Strategi Media Relations Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat
Presiden Dalam Memfasilitasi Kebutuhan Pers Kepresidenan”
dengan tujuan agar kegiatan yang diteliti tersebut
dapat membawa
pengaruh positif dan menjadikannya contoh dan inspirasi bagi semua yang
membaca skripsi ini, para mahasiswa dan tentunya khalayak luas.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Media Relations Biro Pers,
Media dan Informasi Sekretariat Presiden Dalam Memfasilitasi Kebutuhan Pers
Kepresidenan”?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi media
relations Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden dalam memfasilitasi
kebutuhan Pers Kepresidenan.
6
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian dapat berguna dan memberikan bahan masukan bagi
ilmu komunikasi umumnya dan ilmu Public Relations khususnya, mengenai
bagaimana strategi media relations Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat
Presiden dalam memfasilitasi kebutuhan Pers Kepresidenan.
1.4.2
Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Biro Pers
Media dan Informasi Sekretariat Presiden, bagi praktisi Public Relations terutama
yang bergerak di bidang pemerintahan, dan juga bagi penulis berikutnya yang bisa
memanfaatkan penelitian ini sebagai referensi.
7
Download