6 BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Supply Chain Management
2.1.1 Pengertian Supply Chain
Supply Chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p5).
Supply chain is a network of connected and interdependent organizations
mutually and co-operatively working together to control, manage and improve the flow of
material and information from suppliers to end users. (Indrajit dan Djokopranoto
2003,p29,source:J.Aitken).
Persediaan rantai adalah suatu jaringan dari organisasi yang saling tergantung dan
dihubungkan satu sama lain dan co-operatively bekerja sama untuk mengendalikan,
mengatur dan meningkatkan aliran material dan informasi dari para penyalur ke pemakai
akhir.
2.1.2 Pengertian Supply Chain Management
Pengertian Supply Chain Management menurut beberapa ahli antara lain:
Supply Chain Management menurut Chopra dan Meindl (2004,p4) adalah sebuah Supply
Chain Management terdiri dari pelibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu secara
langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Supply Chain Management adalah koordinasi dari semua aktivitas supply pada suatu
organisasi dari supplier dan partner ke konsumennya. (Chaffey 2002,pXIV).
Sedangkan menurut Kalakota ( 2001,p274) Supply Chain Management merupakan
sebuah payung proses dimana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen.
Dari sudut struktural, sebuah Supply Chain merujuk kepada jaringan yang rumit dari
6
7
hubungan dimana organisasi mempertahankan dengan partner bisnisnya untuk
mendapatkan sumber, produksi dan menyampaikannya kepada konsumen.
2.1.3 Komponen dari Supply Chain Management
Komponen dari Supply Chain Management menurut Turban (2004,p301) terdiri
dari tiga komponen utama yaitu:
1. Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers,
assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur
mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas
kepada beberapa strata, semua jalan dari
asal material (contohnya bijih
tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas
yang utama adalah pengadaan.
2. Internal supply chain
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan
dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran
organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di
dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,
pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
3. Downstream supply chain
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang
melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream
supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi,
dan after-sale service.
8
2.1.4 Tujuan Supply Chain Management
Tujuan dari SCM adalah untuk memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan
untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelangan. Di sisi lain, tujuannya adalah
untuk meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya
bahan baku, biaya transportasi dan lain-lain) (Chopra dan Meindl 2004,p5).
Sedangkan
tujuan
dari
SCM
menurut
Miranda
ST
(2001,p87)
adalah
memaksimalkan persaingan dan keuntungan perusahaan dan keseluruhan anggotanya,
termasuk pelanggannya.
2.1.5 Keuntungan Supply Chain
Keuntungan dari Supply Chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp4-5):
1. mengurangi inventory barang dengan berbagai cara
a. Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar
antara 30%-40%.
b. Sedangkan biaya penyimpanan barang (inventory carrying cost) berkisar
antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan,
c.
Oleh karena itu usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan
penimbunan barang di dalam gudang agar biaya dapat ditekan menjadi
sesedikit mungkin.
2. Menjamin kelancaran penyediaan barang
a. Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik
pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai kepada
final customer.
b.
Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan
diterima oleh pemakai atau pelanggan merupakan suatu mata rantai yang
panjang yang perlu dikelola dengan baik.
3. Menjamin mutu
9
a. Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya oleh proses
produksi barang tersebut,tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu
keamanan dalam pengiriman.
b. Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang
harus dikelola dengan baik.
2.1.6 Proses Supply Chain Management
Proses Supply Chain Management merupakan proses dimana produk dari
bahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual
melalui fasilitas-fasilitas yang terhubung oleh mata rantai sepanjang arus produk dan
material.
Supply Chain Planning
Information Flows
Supplier
Product
Flow
Manufacturer
Product
Flow
Distributors
Product
Flow
Retailers
Payment Flows
Supply Chain Execution
A Process View of The Supply Chain
Sumber: Kalakota (1999,p198)
Gambar 2.1
Proses Supply Chain
Product
Flow
Consumer
10
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp6-8) dalam Supply Chain ada
beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai
kepentingan di dalam arus barang, para pemain utama itu adalah:
1. Suppliers
2. Manufacturers
3. Distribution
4. Retail Outlet
5. Customers
Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu antara lain sebagai berikut:
Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa
dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan,
subassemblies, suku cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan Suppliers.
Dalam arti yang murni, ini termasuk juga suppliers’suppliers atau sub-suppliers. Jumlah
suppliers bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers’suppliers biasanya berjumlah banyak
sekali.
Chain 1-2 : Suppliers -Manufacturers
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau
plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan
membuat,
memfabrikasi,
mengasembling,
merakit,
mengkonversikan,
atau
pun
menyelesaikan barang (finishing). Misalnya sebut saja bentuk bermacam-macam tadi
sebagai manufacturer. Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai
potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventoris bahan baku, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturers, dan tempat
transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar
40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory carring cost di mata rantai ini.
11
Dengan menggunakan konsep suppliers partnering misalnya, penghematan ini dapat
dilakukan.
Chain 1-2-3 : Suppliers – Manufacturers-Distribution
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturers sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang
ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh
sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang
distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah yang lebih kecil kepada
retailers atau pengecer.
Chain 1-2-3-4 : Suppliers- manufacturer-Distribution-Retail Outlets
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga
menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum
disalurkan lagi ke pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk melakukan
penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara
melakuakan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturers
maupun ke toko pengecer (retail outlets).
Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya
kepada pelanggan relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola
seperti di atas.
Chain 1-2-3-4-5: Supplier-manufacturer-distribution-Retail outlets-Customers
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya
langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang
termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi,
mall, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli akhir melakukan
pembelian.walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang
terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang
mendatangi retail outlets tadi) ke real customers atau real user, karena pembeli belum
12
tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti setelah
barang tersebut tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa
dimaksud.
2.1.7
Penggerak Supply Chain
Supply Chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa
supply chain itu sendiri.Menurut Chopra dan Meindl (2004,pp51-64) penggerak supply
chain adalah sebagai berikut:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang
telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang
penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis
tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52)
Komponen
dari
keputusan
mengenai
inventory
adalah
(Chopra
dan
Meindl,2004,pp57-58):
a. Cycle Inventory
Cycle Inventory Adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk
memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misal dalam sebulan memerlukan
10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku
dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3
hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan
(responsive atau efisiensi) dengan memperhitungkan
ordering cost (biaya
pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety Inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap
perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidak
pastian akan permintaan yang tinggi.
13
c. Seasional Inventory
Seasional inventory
keragaman
adalah inventory yang dibuat
untuk mengatasi
yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan ynag
menggunakan seasional inventory akan membangun inventory mereka pada
periode permintaan akan barang rendah dan menyimpannya untuk periode
permintaan akan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi
dimana mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi
permintaan.
2. Transportasi
Transportasi
adalah memindahkan inventory dari titik ke titik dalam
suppy chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk
yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai
dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain.(Chopra
dan Meindl,2004,p52).
Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Miendl
(2004,pp59-60) adalah sebagai berikut:
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan
dari satu lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5
cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:
1. Udara
Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki
biaya yang mahal.
2. Truk
Truk cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
3. Kereta
kereta cara yang murah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
14
4. Kapal
Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling
ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
5. Pipa saluran
Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.
b. Route and network selection
Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network
adalah sebuah kumpulan lokasi dan route dimana produk dapat dikirimkan.
Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai route pada saat
langkah desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara
tradisional,
kebanyakan
fungsi
transportasi
dilakukan
oleh
perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke
perusahaan lain (Outsorced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana
inventory disimpan, dirakit atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah
tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat
efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas
mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply
chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52).
Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl
(2004,pp55-56) adalah sebagai berikut:
a. Location
Penentuan
keputusan
dimana
suatu
perusahaan
menentukan
lokasi
fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain
supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan
15
lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan
konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menetukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang
dimiliki
oleh
perusahaan
tersebut.
Sejumlah
besar
kapasitas
akan
menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula
sebaliknya.
c. Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi
barang,apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat
fleksibel, maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk
membuat produk yang lain (responsive) yang biasanya mesin itu relatif
mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat 1 macam produk saja
(efisien).
d. Warehaouse methodology
• Stock Keping Unit (SKU) Storage
Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam satu
tempat.
• Job Lot storage
Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produkproduk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau
memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
• Crossdocking
Yaitu sebuah metode,dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam
fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap dari
truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan
yang diangkut menuju fasilitas perusahaan, kemudian dari sana dipecah
16
menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer
menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari
truk-truk sebelumnya.
4. Informasi
Informasi terdiri dari data dan analisis berkaitan dengan inventory,
transportasi, fasilitas dan pelanggan di seluruh supply chain. Informasi menyajikan
pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan
efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply
chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52).
Komponen dari keputusan informasi menurut Chopra dan Meindl (2004,pp62-64)
adalah sebagai berikut:
1. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP (Material requirement Planning) untuk
jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menetukan kapan, jenis dan
banyak
barang
yang
dikirimkan
ke
perusahaan,
sedangkan
tipe
pull
menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan
dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
2. Coordinating and Information Sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkat-tingkat dari supply
chain bekerja menuju tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan total supply
chain di bandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi
berpengaruh pada kerugian yang besar atas keuntungan supply chain. Ini bisa
dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu
sendiri.
3. Forecasting and Aggregate Planning
Forecasting adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana
mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Forecasting (peramalan) ini
17
digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan,maka
perusahaan aggregate planning, yang mengubah peramalan menjadi rencana
aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.
4. Enabling Technologies
Untuk mencapai informasi sharing dan intergasi dalam supply chain, maka
terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:
• Electronic Data Interchange (EDI)
EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu
yang dibutuhkan produk untuk sampai kepada konsumen, transaksi menjadi
lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
• The Internet
Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka menjadi
sebuah faktor yang penting dalam supply chain.
• Enterprise Resources Planning (ERP) system
Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat
secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan
memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.
• Supply Chain Management (SCM) Software
Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan
dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap
informasi.
2.1.8 Perbedaan Manajemen Logistik dan Manajemen Supply Chain
Manajemen
logistik
penggadaan,perpindahan
dan
adalah
proses
penyimpanan
secara
strategis
material,bahan
persediaan barang jadi. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p27).
dalam
setengah
mengatur
jadi
dan
18
Sedangkan menurut Miranda ST (2001,p2) Manajemen logistik merupakan
bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan
dan informasi terkait dari titik permulaan (Point-Of-Origin) hingga titik konsumsi (Point –
Of-Consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Perbedaan manajemen logistik dan manajemen Supply Chain menurut Miranda (2001,p4)
adalah:
Tidak ada perbedaan yang mencolok antara SCM dan manajemen logistik,
hanya saja SCM dipandang sebagai logistik bagian luar perusahaan yang meliputi
pelanggan dan supplier. Manajemen logistik lebih memfokuskan pada pengoptimalan
rencana orientasi dan kerangka kerja berupa pembuatan rencana tunggal untuk aliran
produk dan informasi di dalam perusahaan sedangkan SCM merasa tidak cukup hanya
integrasi bagian dalam.
Sedangkan perbedaan manajemen logistik dan manajemen supply chain
menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,p27) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan antara manajemen logistik dan manajemen Supply Chain
Manajemen Logistik
Manajemen Supply Chain
•
•
Mengutamakan pengelolaan termasuk
arus barang dalam perusahaan.
Mengutamakan arus barang antara
perusahaan, sejak paling hulu sampai
paling hilir.
•
Berorientasi pada perencanaan dan
•
Atas dasar kerangka kerja ini
kerangka kerja yang menghasikan
mengusahakan hubungan dan
rencana tunggal arus barang dan
koordinasi antar proses dari perusahaan
informasi di seluruh perusahaan
lain dalam Business pipeline, mulai dari
Suppliers sampai kepada pelanggan.
Sumber: (Indrajit dan Djokopranoto,2003,p27)
19
2.1.9 Pengertian Downstream Supply Chain Management
Berdasarkan pendapat Noori dan Radford (1999,p343). Downstream supply
chain management is management of material from company to customer.
Manajemen rantai hilir adalah manajemen material dari perusahaan ke pelanggan.
Sedangkan
menurut
Chaffey
(2002,p216).
Downstream
supply chain
management is transaction between an organization and its suppliers and intermediaries
equivalen to buy side e-Commerce.
Manajemen rantai adalah transaksi antar suatu organisasi dan para perantara
dan para penyalurnya setara dengan membeli sisi e-commerce.
Upstream
Downstream
Supplier
Organization
Buy side e-commerce
Customers
Sell side e-commerce
Sumber : e-Business and e-Commerce Management (Chaffey 2002,p217)
Gambar 2.2
Upstream and Downstream supply chain
20
2.2
Internet, Extranet
2.2.1 Internet
Internet Kepanjangan dari Interconnection Networking, atau sering disebut juga
sebagai CyberSpace. Internet adalah suatu organisasi bebas dari ribuan komputer. (Oz
2002,p4)
Internet adalah teknologi dengan banyak peralatan yang mempunyai potensial
untuk memindahkan landscape yang kompetitif di banyak industri dan pada saat yang
sama menciptakan industri yang baru. (Afuah 2001,p6)
Berdasarkan pendapat Turban (2002,p290) Internet adalah sebuah jaringan
komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada setiap
organisasi melalui sebuah Local Area nerwork (LAN) atau
Internet Service Provider
(ISP). Internet adalah jaringan public yang terhubung dengan gateway.
Sedangkan menurut Emericks (2000,p1) Internet adalah worldwide network of
computer that provides a highly interactive system for marketing communication nothing
more and nothing less.
Artinya Internet merupakan jaringan komputer yang luas yang menyediakan
sistem interaktif yang tinggi untuk komunikasi pemasaran tidak lebih dan tidak kurang.
Jadi
Internet
merupakan
sebuah
sistem
komunikasi
global
yang
menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.
Setiap komputer dan jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung ke
beberapa jalur utama yang disebut “Internet Backbone” dan dibedakan satu dengan
yang lainnya menggunakan Unique name yang disebut alamat IP.
2.2.2
Extranet
Extranet adalah sebuah jaringan yang menghubungkan Intranet dan
Internet dari berbagai lokasi Internet Protocol (IP) dan Transaction Protocol (TCP).
(Turban 2002,p291).
21
Extranet adalah network dimana yang bisa melakukan akses bukan hanya
perusahaan tetapi juga bisa di akses oleh supplier dan konsumennya. (Chaudhury
2002,p104).
Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,p168) Extranet adalah
jaringan komputer yang menghubungkan sistem jaringan perusahaan (intranet misalnya)
dengan sistem jaringan para mitra bisnisnya, seperti supplier (pemasok) dan vendor.
Kesimpulannya Extranet dapat diartikan sebagai jaringan yang dibangun sebagai alat
komunikasi antar perusahaan dengan rekanan bisnisnya.
Extranet
Intranet
Pemasok
Distributor
Firewall
Tunneling
Internet
Firewall
Pelanggan
Intranet
Sumber :Anastasia (2001,p160)
Gambar 2.3
Arsitektur Extranet
Manfaat khusus Extranet berdasarkan Anastasia (2001,p161-162):
1. Peningkatan komunikasi,meliputi:
Perbaikan komunikasi internal.
Penyempurnaan saluran kemitraan bisnis.
Pemasaran,penjualan dan dukungan pelanggan yang efektif.
Dukungan aktivitas kolaboratif.
2. Peningkatan produktifitas,mencakup:
22
Penyampaian informasi Just-In-Time.
Reduksi information overload.
Kolaborasi produktif antar kelompok kerja.
Pelatihan berdasarkan permintaan.
3. Penyempurnaan proses bisnis,diantaranya:
Waktu yang lebih singkat dalam memasarkan produk.
Potensi melakukan rekayasa simultan.
Biaya desain dan produksi yang lebih rendah.
Relasi yang lebih baik dengan para klien.
Peluang bisnis baru.
4. Reduksi biaya,meliputi:
Berkurangnya kesalahan yang terjadi.
Membaiknya comparison shopping.
Berkurangnya aktivitas perjalanan dan pertemuan.
Berkurangnya biaya administrasi dan operasional.
Eliminasi biaya percetakan menggunakan kertas.
5. Penyampaian informasi, mencakup:
Publikasi berbiaya rendah.
Penyempurnaan terhadap system yang sudah ada.
Sistem penyampaian informasi yang baku.
Kemudahan dalam pemeliharaan dan implementasi.
Eliminasi biaya percetakan dan pengiriman.
23
2.3
e-Business
e-Business adalah sebuah pemikiran yang kompleks dari proses bisnis, aplikasi
enterprise dan kebutuhan struktur organisasi untuk menciptakan sebuah model bisnis
dengan kinerja yang tinggi. (Kalakota 1999,pXVI).
e-Busines adalah semua pertukaran informasi melalui media teknologi antara
organisasi dan stakeholder eksternalnya untuk mendukung proses keseluruhan bisnis.
(Chaffey 2002,preface).
Menurut Laudon (2001,p23) e-Business adalah penggunaan internet dan
teknologi digital lainnya untuk komunikasi organisasional dan pengkoordinasian
manajemen perusahaan.
Sedangkan menurut Phillips (2003,p1) e-Business encompasses e-commerce but
goes beyond it to include the application of information technologies for internal business
processes as well for the activities in which a company engages during commercial
activity. These activities can include functional activities such as finance, marketing,
human resources management and operations.
e-Business meliputi e-commerce tetapi di luar itu juga meliputi aplikasi teknologi
informasi untuk proses bisnis internal juga untuk aktivitas di mana suatu perusahaan
melakukan aktivitas komersil. Aktivitas ini biasa meliputi aktifitas fungsional seperti
keuangan,pemasaran,manajemen sumber daya dan operasi.
24
2.4
e-Commerce
Definisi e-commerce menurut Tuban (2000,p4), adalah suatu konsep yang
menggambarkan proses membeli (buying), menjual (selling) atau pertukaran produk,
jasa, dan indormasi lewat jaringan komputer termasuk internet.
Sedangkan menurut Esprit (David Whiteley,2000,p3) “e-Commerce is a general
concept covering any form of bussiness transaction or information exchange executed
using Information and Communication Technologies ( ICTS ). E-commerce takse place
between companies and public administrations. Electronic commerce includes electronic
trading of goods, services and electronic material” diartikan bahwa e-commerce adalah
konsep umum yang meliputi beberapa bentuk dari transaksi bisnis atau pertukaran
informasi yang dilakukan dengan menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi. Ecommerce juga mengambil bagian antara perusahaan, dan antar perusahaan dan
customer mereka atau antar perusahaan dan public administrations.
Beberapa kategori e-commerce menurut David Whiteley (2000,p4) adalah sebagai
berikut ;
•
Electronic Market
Sebuah penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk melakukan
penawaran sehingga pembeli bisa membandingkan harga dan atribut lainnya
yang ditawarkan dan membuat keputusan pembelian.
•
Electronic Data Interchange ( EDI )
Sebuah standar yang digunakan oleh sebuah sistem untuk melakukan transaksi
perdagangan sehingga dapat secara langsung dikomunikasikan dari satu sistem
komputer ke lainnya tanpa membutuhkan pencetakan pemesanan, dan faktur
serta mengurangi kesalahan dalam paper handling.
•
Internet Commerce
25
Teknologi Informasi dan komunikasi juga digunakan untuk advertising (iklan)
dan membuat once-offsales dengan jangkauan yang luas dari suatu barang dan
jasa.
2.4.1
Jenis-jenis e-commerce
Menurut Turban (2000,p11) Jenis-jenis e-Commerce berdasarkan sifat dan
transaksi antara lain :
•
Bussiness to Bussiness (B2B)
Meliputi Transaction Interorganizational System (IOS) dan transaksi pasar
elektronik antar organisasi.
•
Bussiness to Costumer (B2C)
Transaksi retailing dengan pembeli individual.
•
Customer to Customer (C2C)
Konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lain melalui internet.
•
Coustumer to Bussiness (C2B)
Meliputi individu yang menjual barang atau jasa kepada organisasi atau
perusahaan, dimana para individu mencari pembeli, berinteraksi dengan pembeli
dan mengadakan transaksi.
2.4.2
Website
Website atau situs web adalah sekumpulan informasi yang terdapat pada World
Wide Web dan dikemas dalam bentuk halaman (web pages). Sekumpulan halaman web
tadi dikumpulkan dalam sebuah alamat unik yang disebut URL (Uniform Resource
Locator) dan diberi halaman awal (Home Page) untuk mewakili website tersebut.
2.4.3
World Wide Web
Dalam World Wide Web terdapat berbagai istilah yang berhubungan dengan
website diantaranya seperti berikut :
•
Uniform Resource Locator (URL)
26
Adalah standar pengalamatan pada internet untuk sebuah resource yang dapat
berisi berbagai jenis file, mulai dari text hingga animasi. Jika ada banyak URL
yang memiliki pola yang sama, maka disebut pathname. Website biasanya
adalah sekumpulan dokumen yang berada dalam satu pathname yang sama dan
mempunyai halaman depan (Home Page). URL juga kadang disebut Universal
Resource Locator.
•
Hyper Text Transfer Protocol (HTTP)
HTTP adalah metoda utama untuk membawa informasi kepada World Wide Web.
Fungsi utamanya adalah untuk menerima dan menerbitkan halaman Hyper Text
Markup Language (HTML). HTTP merespon protokol diantara klien dengan
server. Klien HTTP, biasanya sebuah Web-Browser, menjadi jembatan untuk
mengkonversi data menjadi sebuah informasi yang dapat dibaca.
•
Hyper Text Markup Language (HTML)
Hyper Text Markup Language adalah salah satu basaha pemrograman yang
digunakan untuk menyampaikan informasi kepada klien HTTP. HTML terbentuk
dari gabungan text dan informasi lainnya seperti struktur teks, atau tanda-tanda
lain, yang disebut markup. Bahasa markup modern yang paling dikenal adalah
HTML. Sebenarnya bahasa markup ini digunakan pada industri penerbitan. HTML
dapat memuat segala informasi dengan bentuk hampir tidak terbatas, mulai dari
text, animasi hingga aplikasi yang berjalan pada beberapa platform.
2.4.4
Kriteria Website yang baik
Menurut www.toekangweb.or.id ada beberapa kriteria website yang baik, yaitu :
•
Usability
Sebuah halaman HTML yang memiliki nilai usability
yang bagus harus dapat
dipelajari dengan mudah cara penggunaannya oleh pengunjung, mudah diingat
sistem navigasinya, dapat digunakan dengan efisien, meminimalkan tingkat
kesalahan user, pengguna akan merasa puas dan akan kembali ke website tadi.
27
•
Sistem Navigasi
Kemudahan bernavigasi dalam site tersebut, melibatkan sistem navigasi site
secara keseluruhan, dan desain Interface site tersebut.
•
Graphic Design
Kepuasan visual user (lewat mata) secara subyektif. Melibatkan bagaimana
desainer visual site tersebut membawa mata user menikmati dan menjelajahi site
tersebut melalui pemilihan Layout, Warna, Bentuk dan Typografi.
•
Content / Isi
Simply speaking, Content is King, sebagus apapun halaman anda secara design
grafis, tanpa contents yang berguna dan bermanfaat akan bernilai nol (kecuali
kalau itu site eksperimental atau show-off)
•
Masalah Kompabilitas
Seberapa Luas sebuah website mendukung kompatibilitas dengan perangkatperangkat tampilannya (BROWSER), atau seberapa luas sebuah site memberikan
alternatif untuk browser yang tidak dapat melihat sitenya.
•
Waktu Panggil
Simply Speaking, BANDWITH!, BANDWITH!, BANDWITH! Seberapa Cepat
sebuah site muncul atau menampilkan sesuatu di layar Browser pengunjungnya.
•
Functionally
Seberapa baik sebuah site bekerja dari aspek teknologikal-nya. Ini melibatkan
programmer dengan SCRIPT-nya, misal HTML ( DHTML), 404 Error pages, PHP3,
ASP, ColdFusion, CGI, SSI dll.
2.4.5
Desain Web
•
Model Bussiness
Model Bussiness yang menjanjikan web adalah sebuah sebutan yang mendasar
diamana, bagaimana melakukan bisnis dengan menggunakan jaringan komputer.
•
Project Management
28
Mengatur Manajemen Proyek Web Desain adalah hal yang hampir sama pada
saat anda mengatur suatu proyek perusahaan, tetapi hal yang terpenting fokus
terhadap desain dengan inkonsistensi hubungan terhadap pemakai.
•
Information architecture
Struktur sebuah site adlaah merupakan bayangan bagaimana meningkatkan
perusahaan. Hal yang terpenting, site adalah merupakan struktur bayangan user
dan user dapat melihat ruang informasi yang ditampilkan melalui situs.
•
Page Design
Membuat adalah melihat gegrafi dan bahwa meningkatkan evolusi meningkatkan
kepuasan dengan mendemokan melalui dalam perusahaan. Demo yang
dilakukan
tidak
boleh
memiliki
response time yang melambat, untuk
meningkatkannya dengan menggunakan web usability.
•
Content Authority
Menulis sesuatu pada kebutuhan akan style dan kebutuhan bentuk tak beraturan
tidaklah mudah sebagai penulis. Hal yang terpenting selalulah menulis. Selain itu
menciptakan
kemampuan
pribadi
pada
penulisan
dan
style
dalam
mengoptimalkan bagi pembaca online dangan alat pembaca teks dan bagaimana
mendapatkan informasi kedua diregulasikan demi kepentingan halaman web.
•
Linking Strategy
Meningkatkan site halaman anda hanya satu hal yang terpenting adalah
secondary deregulated untuk bantuan, tanpa menghubungkan, melink antar sites
dengan yang lainnya tanpa mendesain web yang baik. Untuk bagian ini banyak
perusahaan tidak melakukan dengan penggunaan link ke lain web padahal ini
adalah merupakan salah satu hal yang terpenting di dalam mempromosikan web
anda dan pada dasarnya tidak ada sebuah situs pada suatu pantai.
29
2.4.6
Page Desain
Page Desain merupakan hal terpenting disaat mengunjungi web design. Dengan
technology browser, user dapat membuat satu halaman pada saat bersamaan atau,
dapat menggunakan dua atau tiga halaman dimana mereka dapat melihat bermacammacam tampilan yang dibuka pada layar monitor.
Web Pages didominasi dengan content untuk menarik para pelanggannya. Sebab
yang menjadi permasalahan utama banyak web pages membuang waktu dalam hal
ruang layar monitor dan petunjuk bagaimana menggunakan informasi disaat pengunjung
web sedang datang.
Dengan demikian didalam mendesain web yang harus diperhatikan adalah
memprediksi penggunaan monitor pada pengguna, sebaiknya jika membangun bagianbagian web desain hindarkan waktu tunggu yang terlalu lama, dimana penggunaan
image gambar sebaiknya hanya sedikit, karena dalam mendesainnya juga harus
memikirkan pengguna yang menggunakan ukuran monitor kecil, dan sebaiknya gunakan
style sheet sebagai prosedur utama program. Pada saat ini biasanya hal utama desain
web mewakili seluruh content untuk melanjutkan ke layar halaman web berikutnya.
Pada desain tradisional Graphical User Interface (GUI), penggunaan pixel pada
layar monitor harus dikontrol; seperti penggunaan layout dialog box dan juga dapat
melakukan uji coba untuk pengguna jenis layar monitor yang lain.
Desain web yang mendasar adalah mengontrol navigasi ke halaman berikutnya.
User dapat menjalankan web tanpa bantuan desainer web, sebagai contoh dapat
melakukan jump straight ke situs lain dengan menggunakan search engine, tanpa harus
keluar dari situs yang dibuat, user juga dapat mengontrol menu bookmark dan dapat
membuat peningkatan hubungan untuk situsnya.
Web desainer dapat mengakomodasikan kontrol terhadap navigasi, bagaimana
dapat linking ke halaman lain. Sebagai contoh, dengan meletakkan logo untuk dapat ke
halaman lain baik didalam situs web sendiri atau keluar ke situs lain.
30
2.4.7
Content Desain
Content Desain adalah keadaan yang paling mewah ketika pengunjung ke
website anda dengan penampilan content, dan diikuti tampilan latar belakang. Di dalam
suatu web pengunjung mengakses dengan bantuan content.
Hal-hal yang perlu digaris bawahi mengenai web dalam penulisannya:
1.
Buatlah ringkas, sebaiknya tidak leih dari 50% menggunakan teks, selain
itu disarankan menggunakan cover yang sama didalam menggunakan
materi yang mirip dengan cetakan iklan.
2.
Menulis untuk meningkatkan scannabiity.
3.
Gunakan hypertext dengan membagi-bagi jika informasinya panjang,
dengan menggunakan banyak halaman.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam scannability adalah:
1. Struktur artikel dengan menggunakan dua atau tiga level pada bagian pokok
berita.
2. Gunakan sesuatu yang lebih berarti untuk bagian kepala surat.
3. Tampilan tombol-tombol dan desain sebaiknya dibuat serupa untuk elemenelemennya, dan penggunaannya dengan pergantian tanda atau berbeda,
berupa teks yang diblok.
4. Gunakanlah tanda yang lebih terang untuk penekanan bagi kata-kata yang
dianggap lebih penting, tujuannya agar user dapat melihat bagian tersebut.
Dalam penggunaan legibility, hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Gunakan warna yang kontras antara teks dan latar belakang.
2. Gunakan warna standar untuk latar belakang atau ekstrimnya dapat
menggunakan standar dengan menggunakan texture.
3. Gunakan pula struktur huruf yang agak besar, disebabkan bahwa orang yang
membaca teks yang sedang surfing melalui internet tidak memiliki
penglihatan yang baik pada saat mengunjungi suatu web.
31
4. Buatlah teks yang diam bukan animasi.
2.4.8
Site Desain
Page Design kadang-kadang memberikan berbagai perhatian. Setelah seluruhnya
dengan melalui web browser, dapat terlihat hanya satu halaman pada setiap saatnya.
Suatu site untuk dirinya sendiri tidak pernah jelas mempresentasikan pada layar monitor.
Sebelum dengan menggunakan usability secara perspektif, desain site akan memberikan
banyak keberuntungan dan biasanya juga memberikan tambahan lebih dari kepentingan
halaman desain.
Homepage yang baik adalah homepage yang dapat memberikan jawaban:
1. Dimana saya? (Where am I?)
2. Pekerjaan-pekerjaan apakah yang dapat dilakukan di situs ini? (What does
this site do?)
Jawaban dari pertanyaan tersebut yang terpenting adalah bagaimana fungsifungsi penting dari homepage tersebut, dan hal yang terpenting fungsi-fungsi tersebut
dapat memberikan pelayanan dengan menggunakan skema navigasi.
32
2.5
E-Supply Chain Management
2.5.1
Pengertian e-Supply Chain Management
E-Supply Chain Management
merupakan suatu konsep manajemen dimana
perusahaan berusaha memanfaat kan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh
mitra kerja perusahaan ,terutama yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahanbahan atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi.(Indrajit dan
Djokopranoto 2003,p169).
Menurut Turban (2004,p302) e-Supply Chain Management adalah penggunaan
gabungan atas teknologi untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain sebaik
Management Supply Chain.
Dapat disimpulkan dari teori – teori diatas bahwa e-SCM adalah kolaborasi untuk
meningkatkan aktivitas operasi supply chain dengan mengintegrasikan seluruh mitra
kerja perusahaan dengan memanfaatkan internet dan teknologinya.
2.5.2
Prinsip dasar perancangan e-Supply Chain Management
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp170-171) ada tiga prinsip dasar
yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah e-Supply Chain Management
yaitu:
1. Melihat bahwa hakikat informasi dalam hal ini harus merupakan pengganti atau
substitusi dari keberadaan inventori (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka
informasi harus diperlakukan sama persis dengan manajemen inventory, Jika
didalam inventory permasalahan utama yang dihadapi adalah kapan pemesanan
barang harus dilakukan dan seberapa banyak barang yang harus dipesan, dengan
memperhatikan unsur-unsur seperti
lead time, total cost, dan service level.
Dengan kata lain prinsip Cheaper-better-faster berlaku pula dalam manajemen
informasi.
2. Dari ketiga unsur tersebut (biaya, kecepatan, dan kualitas) persaingan yang
sesungguhnya terletak pada kecepatan dan ketepatan informasi. Informasi yang
33
mengalir dari mitra usaha ke perusahaan dan sebaliknya harus sedemikian rupa
sehingga benar-benar memberikan manfaat yang signifikan terhadap proses
penciptaan dan penyebaran produk atau jasa (menciptakan value).
3. Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset
strategis perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak
ada yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesialisme yang harus
selalu
di
jaga
keberadaannya
agar
menghasilkan
kinerja
yang
saling
e-Supply
Chain
menguntungkan.
2.5.3
Kunci Sukses e- Supply Chain Management
Menurut
Turban
(2004,p302)
Kesuksesan
sebuah
Management tergantung pada beberapa hal,antara lain:
1. Kemampuan seluruh partner Supply Chain untuk melihat kerjasama partner sebagai
aset strategi. Itu adalah integrasi yang kuat dan kepercayaan diantara partner
berdagang yang mengutamakan kecepatan, agility dan biaya rendah.
2. Informasi yang jelas terhadap seluruh rantai supply. Informasi tentang persediaan
pada banyak segment dari rantai, permintaan produk, waktu pengiriman dan
informasi yang relevan lainnya harus bisa dilihat oleh semua anggota dari rantai
supply kapan saja, maka informasi harus di atur dengan baik, dengan kebijakan yang
baik, disiplin dan pengawasan rutin.
3. Kecepatan, Biaya, Kualitas dan pelayanan konsumen, Ini adalah ukuran dari supply
chain, sebagai konsekuensi perusahaan harus dengan jelas menggambarkan
pengukuran untuk masing-masing empat ukuran ini bersama-sama dengan tingkatan
ukuran yang akan di capai.Tingkatan target harus berbagi kapada mitra bisnis.
4. Hubungan rantai supply lebih kuat.Suatu rantai supply akan menguntungkan dari
integrasi atau hubungan yang lebih kuat antara kedua perusahaan dan perusahaan
eksternal lainnya membangun supplier, partner dagang, penyediaan logistik dan jalur
distribusi.
34
2.5.4
Elemen dan unsur infrastruktur e-Supply Chain Management
Elemen dan unsur infrastruktur e-Supply Chain Management menurut Turban(2004,
p303) adalah sebagai berikut:
1. Extranet
Tujuan utama ekstranet adalah mendukung komunikasi dan kerja sama atau
kolaborasi interorganizational.
2. Intranet
Ini adalah jaringan internal perusahaan untuk kerja sama atau kolaborasi dan
komunikasi.
3. Gateway Perusahaan
Ini menyediakan suatu pintu gerbang untuk kerja sama atau kolaborasi internal
dan eksternal, komunikasi dan pencarian informasi.
4. Alur kerja sistem dan perkakas
Ini adalah sistem yang mengatur alur informasi di dalam organisasi.
5. Groupware dan perkakas kolaboratif lain
Sejumlah besar perkakas memudahkan kerja sama atau kolaborasi antara dua
pesta dan antar anggota kecil seperti halnya kelompok besar. Berbagai perkakas
sebagian secara bersama-sama dikenal sebagai groupware yang tersedia untuk
tujuan kerja sama atau kolaborasi.
2.5.5
Peran e-Supply Chain Management dengan e-Business
Berdasarkan pendapat Chopra dan Meindl (2004, pp527-529),
transaksi
Supply Chain yang melibatkan e-business adalah termasuk akses dari informasi,
produk dan uang. Sebagai contoh di bawah ini adalah semua transaksi yang dapat
dilaksanakan dengan e-business:
1. Menyediakan informasi produk untuk berpartisipasi sepanjang Supply Chain
2. Menempatkan pesanan terhadap supplier
35
3. Mengijinkan pelanggan untuk menempatkan pesanan
4. Mengijinkan pelanggan untuk melacak pesanan
5. Memenuhi dan mengirimkan pesanan ke pelanggan
6. Menerima pembayaran dari pelanggan
Menurut Chaudhury (2002, p31) Dalam e-business terdapat tiga aktifitas utama yaitu:
1. Supply Chain Management, yaitu rantai atau hubungan antara perusahaan dengan
mitra bisnisnya seperti supplier, retailer.
2. Enterprise Management, yaitu pengaturan di dalam perusahaan itu sendiri.
3. Customer Management, yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggannya.
Tabel 2.2
E-Business Activities
Supply Chain
Enterprise
Customer
Management
Management
Management
• Logistics
• Finance and administration
• Distribution planning
• Operations planning and
• Demand planning and
forecasting
• Warehouse management
execution
• Procurement
• Human resources
• Product development
• Inventory management
• Sales channel
management
• Marketing automation
• Customer relationship
management
• Personalization
• Research and development
Sumber: e-Business and e-Commerce infrastructure (Chaudhury dan Kuilboer 2002,p31)
E-Business definisinya lebih luas daripada e-Commerce, tidak hanya pembelian
dan penjualan barang dan pelayanan, tapi juga melayani customer, bekerja sama
dengan rekan bisnis dan memperkenalkan transaksi elektronik dalam organisasi. (Turban
2004,p3).
36
Sedangkan pengertian Supply chain Management Menurut Chopra dan Meindl
(2004,p4) ternyata Sebuah SCM terdiri dari perlibatan setiap mata rantai persediaan,
baik itu secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan
pelanggan. Supply Chain tidak hanya mencakup manufaktur atau pabrik dan pemasok,
tetapi juga melingkupi kegiatan konstruksi, transportasi, pergudangan, penjualan eceran,
hingga ke pelanggan itu sendiri.
Menurut (http://www.indiadomain.com/escm_ebusiness.htm), e-SCM is an
optimization of business processes and business value in every corner of the extended
enterprise - right from your supplier’s supplier to your customer’s customer.
E-SCM adalah suatu optimisasi proses bisnis dan nilai bisnis di dalam tiap-tiap sudut
perluasan perusahaan yang dimulai dari dari pemasok dari para pemasok anda sampai
kepada customer dari para customer anda.
Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan terdapat hubungan dan perbedaan
antara e-business dan e-supply chain management bahwa e-business itu membahas
seluruh aspek bisnis dalam dunia elektronik termasuk di dalamnya aktivitas supply
chain,sedangkan e-SCM merupakan bagian dari e-business, e-SCM menggunakan
teknologi jaringan dan konsep e-business untuk mengatur dari luar kedua perusahaan
hulu dan ke arah muara. Pendekatan secara strategis ini mempersatukan semua
langkah-langkah di dalam siklus bisnis, dari mendesain produk awal dan pengadaan
bahan baku, sampai pengiriman, distribusi, dan pergudangan sampai pada titik manakala
produk jadi dikirimkan kepada pelanggan itu, jadi e-SCM hanya mencakup sistem supply
dari hulu ke hilir yang merupakan salah satu aktivitas utama dari e-business.
37
2.6
Analisis Porter
Persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan
(five competitive forces) yang berpengaruh terhadap struktur ekonomi dalam industri.
Model Porter membantu perusahaan mengidentifikasikan ancaman dalam perusahaan
dan membantu perusahaan dalam menyiapkan rencana strategi perusahaan. Lima
elemen kekuatan persaingan dalam industri menurut Michael E.Porter (Whiteley
2000,pp26-29) adalah sebagai berikut:
a.
Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants)
Ada tujuh sumber utama rintangan masuk bagi pendatang baru yaitu
skala ekonomi, biaya beralih pemasok, akses ke saluran industri, biaya tak
menguntungkan terlepas dari skala ekonomi, kebijakan pemerintah, kebutuhan
modal, dan diferensiasi produk.
b.
Ancaman barang pengganti (Threat of substitution)
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi potensial dari
suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh
suatu segmen. Perusahaan harus mengamati secara dekat trend harga
substitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat dalam industri
substitusi, harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin akan menurun.
c.
Daya tawar pembeli (Bargaining power of buyer)
Daya tawar pembeli kuat jika membeli sejumlah besar hasil industri,
hambatan keluar tinggi, produk pemasok standar, dan perusahaan yang terlibat
dalam persaingan memiliki strategi yang beragam.
d.
Daya tawar pemasok (Bargaining power of suppliers)
Daya tawar pemasok kuat jika di dominasi oleh sejumlah kecil
perusahaan besar, produk substitusi yang baik tidak tersedia bagi pembeli,
38
pembeli bukan konsumen penting bagi pemasok, dan produk pemasok penting
bagi pembeli.
e.
Persaingan antar perusahaan yang sejenis dalam industri
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang
banyak, kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lebih tidak menarik jika segmen
tersebut stabil atau menurun, jika penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam
jumlah yang besar, jika biaya tetap tinggi, jika penghalang keluar besar, atau
jika pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal dalam segmen
tersebut.
Berikut ini disajikan lima elemen kekuatan persaingan Michael E.Porter dalam
bentuk gambar:
Ancaman
Pendatang
Baru
Daya tawar
pemasok
Pesaingpesaing industri
Daya tawar
pembeli
Ancaman
Barang
pengganti
Sumber : David Whiteley,e-Commerce:Strategy,Technology and application,McGraw Hill,2000,p27
Gambar 2.4
Lima Elemen Kekuatan Persaingan
39
2.7
Kerangka Pemikiran
Ada tiga komponen utama dalam Supply Chain Management yaitu segmen
supply chain hulu (upstream), segmen supply chain internal dan segmen supply chain hilir
(downstream), dalam hal ini kami menganalisis supply chain segmen hilir (downstream).
Untuk mengetahui kondisi perusahaan dengan melihat persaingan dalam industri dapat
diketahui dengan analisis porter, dari wawancara kepada pihak perusahaan diketahui
masalah yang terjadi. Sebuah sistem e-Supply Chain Management memiliki beberapa
keuntungan apabila diterapkan dalam perusahaan, sehingga dapat dirancang sistem e-
Supply Chain Management Downstream yang dibutuhkan perusahaan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:
PT. Rapino Bag Collection
Penerapan Downstream
Supply Chain Management
Wawancara kepada pimpinan
perusahaan untuk mengetahui
apa saja sistem e-SCM yang
dibutuhkan perusahaan
Analisis Porter
Keuntungan e-SCM mendukung kelancaran pesanan
produk, distribusi dan penyampaian informasi
Rancangan sistem e-SCM Downstream
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
40
2.8
Metodologi Penelitian
2.8.1
Jenis dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif, metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. (Sugiyono 2004,p11). Jenis
penelitian adalah studi kasus pada PT Rapino Bag Collection.
2.8.2
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,penulis
mengumpulkan data dengan cara:
1. Field research
Yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data secara langsung
dengan meninjau objek yang diteliti, tujuannya untuk mendapatkan data yang lebih
terperinci dan akurat. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dan informasi
langsung dari PT. Rapino Bag Collection dengan cara sebagai berikut :
1.
Wawancara :
Adalah metode pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengadakan
percakapan, tanya jawab serta mendengarkan keterangan-keterangan dari
pimpinan perusahaan dan staf perusahaan mengenai segala hal yang berhubungan
dengan perusahaan yang dipimpinnya.
2.
Dokumentasi :
Yaitu meneliti dokumen-dokumen dan catatan-catatan didalam perusahaan yang
diperlukan untuk menunjang penelitian, antara lain teknologi yang digunakan, jalur
distribusi, alur data dan lain sebagainya.
2. Library research
Yaitu metode penelitian berdasarkan kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh
data-data yang dapat dijadikan landasan teori yang berhubungan dengan materi dalam
41
penyusunan skripsi ini. Data-data diperoleh dari buku-buku, literature-literature, catatancatatan serta bacaan-bacaan, dalam melakukan penelitian ini, penulis juga menggunakan
internet sebagai media pendukung untuk mencari data-data yang terkait dalam
penelitian.
2.8.3
Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
E-Supply Chain Management adalah penggunaan gabungan atas teknologi
untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain sebaik Management Supply Chain.
(Turban 2004,p302).
Tabel 2.3
Variabel
1. Keresponsifan
•
•
Indikator
Definisi
Teknik analisis
Keanekaragaman
Banyaknya jenis Tas yang
Observasi
Produk
di produksi.
Persediaan Barang
Kemampuan
untuk
perusahaan
Wawancara
memenuhi
permintaan pasar.
Konsumen tidak kesulitan
•
Ketersediaan Produk
mendapatkan produk yang
Wawancara
diinginkan.
Retail
ketepatan
2. Prioritas retail
•
mementingkan
dalam
Pemenuhan
pemenuhan
pemesanan Produk
pemesanan produk.
hal
akan
Observasi
42
2.8.4
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan Kami adalah teknik analisis data statistik
deskriptif. Menurut Sugiyono (2004,p142) Metode statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi.Kami juga melakukan wawancara kepada pihak
perusahaan PT. Rapino Bag Collection, hasil wawancara didapat informasi untuk
melakukan analisis sebagai berikut:
Setelah mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dengan cara
wawancara terhadap orang yang berkepentingan di perusahaan, tahap berikutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut kedalam model – model kuantitatif yang umum
digunakan untuk perumusan strategi.
Download