BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management 2.1.1 Pengertian Supply Chain Supply Chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p5). Supply chain is a network of connected and interdependent organizations mutually and co-operatively working together to control, manage and improve the flow of material and information from suppliers to end users. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p29,source:J.Aitken). Persediaan rantai adalah suatu jaringan dari organisasi yang saling tergantung dan dihubungkan satu sama lain dan co-operatively bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur dan meningkatkan aliran material dan informasi dari para penyalur ke pemakai akhir. 2.1.2 Pengertian Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut beberapa ahli antara lain: Supply Chain Management menurut Chopra dan Meindl (2004,p4) adalah sebuah Supply Chain Management terdiri dari pelibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan. Supply Chain Management adalah koordinasi dari semua aktivitas supply pada suatu organisasi dari supplier dan partner ke konsumennya. (Chaffey 2002,pXIV). Sedangkan menurut Kalakota ( 2001,p274) Supply Chain Management merupakan sebuah payung proses dimana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen. Dari sudut struktural, sebuah Supply Chain merujuk kepada jaringan yang rumit dari 6 7 hubungan dimana organisasi mempertahankan dengan partner bisnisnya untuk mendapatkan sumber, produksi dan menyampaikannya kepada konsumen. 2.1.3 Komponen dari Supply Chain Management Komponen dari Supply Chain Management menurut Turban (2004,p301) terdiri dari tiga komponen utama yaitu: 1. Upstream supply chain Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan. 2. Internal supply chain Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan. 3. Downstream supply chain Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sale service. 8 2.1.4 Tujuan Supply Chain Management Tujuan dari SCM adalah untuk memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelangan. Di sisi lain, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya bahan baku, biaya transportasi dan lain-lain) (Chopra dan Meindl 2004,p5). Sedangkan tujuan dari SCM menurut Miranda ST (2001,p87) adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan perusahaan dan keseluruhan anggotanya, termasuk pelanggannya. 2.1.5 Keuntungan Supply Chain Keuntungan dari Supply Chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp4-5): 1. mengurangi inventory barang dengan berbagai cara a. Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%. b. Sedangkan biaya penyimpanan barang (inventory carrying cost) berkisar antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan, c. Oleh karena itu usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan barang di dalam gudang agar biaya dapat ditekan menjadi sesedikit mungkin. 2. Menjamin kelancaran penyediaan barang a. Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai kepada final customer. b. Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai atau pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang yang perlu dikelola dengan baik. 3. Menjamin mutu 9 a. Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang tersebut,tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengiriman. b. Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik. 2.1.6 Proses Supply Chain Management Proses Supply Chain Management merupakan proses dimana produk dari bahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui fasilitas-fasilitas yang terhubung oleh mata rantai sepanjang arus produk dan material. Supply Chain Planning Information Flows Supplier Product Flow Manufacturer Product Flow Distributors Product Flow Retailers Payment Flows Supply Chain Execution A Process View of The Supply Chain Sumber: Kalakota (1999,p198) Gambar 2.1 Proses Supply Chain Product Flow Consumer 10 Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp6-8) dalam Supply Chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan di dalam arus barang, para pemain utama itu adalah: 1. Suppliers 2. Manufacturers 3. Distribution 4. Retail Outlet 5. Customers Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu antara lain sebagai berikut: Chain 1 : Suppliers Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan Suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga suppliers’suppliers atau sub-suppliers. Jumlah suppliers bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers’suppliers biasanya berjumlah banyak sekali. Chain 1-2 : Suppliers -Manufacturers Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Misalnya sebut saja bentuk bermacam-macam tadi sebagai manufacturer. Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventoris bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturers, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory carring cost di mata rantai ini. 11 Dengan menggunakan konsep suppliers partnering misalnya, penghematan ini dapat dilakukan. Chain 1-2-3 : Suppliers – Manufacturers-Distribution Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturers sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer. Chain 1-2-3-4 : Suppliers- manufacturer-Distribution-Retail Outlets Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk melakukan penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakuakan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturers maupun ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada pelanggan relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas. Chain 1-2-3-4-5: Supplier-manufacturer-distribution-Retail outlets-Customers Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, mall, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli akhir melakukan pembelian.walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlets tadi) ke real customers atau real user, karena pembeli belum 12 tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti setelah barang tersebut tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa dimaksud. 2.1.7 Penggerak Supply Chain Supply Chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri.Menurut Chopra dan Meindl (2004,pp51-64) penggerak supply chain adalah sebagai berikut: 1. Inventory Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52) Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl,2004,pp57-58): a. Cycle Inventory Cycle Inventory Adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misal dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsive atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan). b. Safety Inventory Safety Inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidak pastian akan permintaan yang tinggi. 13 c. Seasional Inventory Seasional inventory keragaman adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan ynag menggunakan seasional inventory akan membangun inventory mereka pada periode permintaan akan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan akan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi dimana mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan. 2. Transportasi Transportasi adalah memindahkan inventory dari titik ke titik dalam suppy chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain.(Chopra dan Meindl,2004,p52). Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Miendl (2004,pp59-60) adalah sebagai berikut: a. Modes of transportation Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari satu lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu: 1. Udara Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal. 2. Truk Truk cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi. 3. Kereta kereta cara yang murah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar. 14 4. Kapal Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri. 5. Pipa saluran Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas. b. Route and network selection Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan route dimana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai route pada saat langkah desain supply chain. c. In house or outsource Secara tradisional, kebanyakan fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (Outsorced). 3. Fasilitas Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52). Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004,pp55-56) adalah sebagai berikut: a. Location Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan 15 lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen. b. Capacity Perusahaan juga harus menetukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya. c. Operation methodology Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang,apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel, maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk yang lain (responsive) yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat 1 macam produk saja (efisien). d. Warehaouse methodology • Stock Keping Unit (SKU) Storage Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam satu tempat. • Job Lot storage Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produkproduk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama. • Crossdocking Yaitu sebuah metode,dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap dari truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan yang diangkut menuju fasilitas perusahaan, kemudian dari sana dipecah 16 menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya. 4. Informasi Informasi terdiri dari data dan analisis berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan di seluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52). Komponen dari keputusan informasi menurut Chopra dan Meindl (2004,pp62-64) adalah sebagai berikut: 1. Push versus Pull Sistem push biasanya menggunakan MRP (Material requirement Planning) untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menetukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut. 2. Coordinating and Information Sharing Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkat-tingkat dari supply chain bekerja menuju tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan total supply chain di bandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atas keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri. 3. Forecasting and Aggregate Planning Forecasting adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Forecasting (peramalan) ini 17 digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan,maka perusahaan aggregate planning, yang mengubah peramalan menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan. 4. Enabling Technologies Untuk mencapai informasi sharing dan intergasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu: • Electronic Data Interchange (EDI) EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai kepada konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI. • The Internet Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka menjadi sebuah faktor yang penting dalam supply chain. • Enterprise Resources Planning (ERP) system Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’. • Supply Chain Management (SCM) Software Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi. 2.1.8 Perbedaan Manajemen Logistik dan Manajemen Supply Chain Manajemen logistik penggadaan,perpindahan dan adalah proses penyimpanan secara strategis material,bahan persediaan barang jadi. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p27). dalam setengah mengatur jadi dan 18 Sedangkan menurut Miranda ST (2001,p2) Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (Point-Of-Origin) hingga titik konsumsi (Point – Of-Consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Perbedaan manajemen logistik dan manajemen Supply Chain menurut Miranda (2001,p4) adalah: Tidak ada perbedaan yang mencolok antara SCM dan manajemen logistik, hanya saja SCM dipandang sebagai logistik bagian luar perusahaan yang meliputi pelanggan dan supplier. Manajemen logistik lebih memfokuskan pada pengoptimalan rencana orientasi dan kerangka kerja berupa pembuatan rencana tunggal untuk aliran produk dan informasi di dalam perusahaan sedangkan SCM merasa tidak cukup hanya integrasi bagian dalam. Sedangkan perbedaan manajemen logistik dan manajemen supply chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,p27) adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbedaan antara manajemen logistik dan manajemen Supply Chain Manajemen Logistik Manajemen Supply Chain • • Mengutamakan pengelolaan termasuk arus barang dalam perusahaan. Mengutamakan arus barang antara perusahaan, sejak paling hulu sampai paling hilir. • Berorientasi pada perencanaan dan • Atas dasar kerangka kerja ini kerangka kerja yang menghasikan mengusahakan hubungan dan rencana tunggal arus barang dan koordinasi antar proses dari perusahaan informasi di seluruh perusahaan lain dalam Business pipeline, mulai dari Suppliers sampai kepada pelanggan. Sumber: (Indrajit dan Djokopranoto,2003,p27) 19 2.1.9 Pengertian Downstream Supply Chain Management Berdasarkan pendapat Noori dan Radford (1999,p343). Downstream supply chain management is management of material from company to customer. Manajemen rantai hilir adalah manajemen material dari perusahaan ke pelanggan. Sedangkan menurut Chaffey (2002,p216). Downstream supply chain management is transaction between an organization and its suppliers and intermediaries equivalen to buy side e-Commerce. Manajemen rantai adalah transaksi antar suatu organisasi dan para perantara dan para penyalurnya setara dengan membeli sisi e-commerce. Upstream Downstream Supplier Organization Buy side e-commerce Customers Sell side e-commerce Sumber : e-Business and e-Commerce Management (Chaffey 2002,p217) Gambar 2.2 Upstream and Downstream supply chain 20 2.2 Internet, Extranet 2.2.1 Internet Internet Kepanjangan dari Interconnection Networking, atau sering disebut juga sebagai CyberSpace. Internet adalah suatu organisasi bebas dari ribuan komputer. (Oz 2002,p4) Internet adalah teknologi dengan banyak peralatan yang mempunyai potensial untuk memindahkan landscape yang kompetitif di banyak industri dan pada saat yang sama menciptakan industri yang baru. (Afuah 2001,p6) Berdasarkan pendapat Turban (2002,p290) Internet adalah sebuah jaringan komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada setiap organisasi melalui sebuah Local Area nerwork (LAN) atau Internet Service Provider (ISP). Internet adalah jaringan public yang terhubung dengan gateway. Sedangkan menurut Emericks (2000,p1) Internet adalah worldwide network of computer that provides a highly interactive system for marketing communication nothing more and nothing less. Artinya Internet merupakan jaringan komputer yang luas yang menyediakan sistem interaktif yang tinggi untuk komunikasi pemasaran tidak lebih dan tidak kurang. Jadi Internet merupakan sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung ke beberapa jalur utama yang disebut “Internet Backbone” dan dibedakan satu dengan yang lainnya menggunakan Unique name yang disebut alamat IP. 2.2.2 Extranet Extranet adalah sebuah jaringan yang menghubungkan Intranet dan Internet dari berbagai lokasi Internet Protocol (IP) dan Transaction Protocol (TCP). (Turban 2002,p291). 21 Extranet adalah network dimana yang bisa melakukan akses bukan hanya perusahaan tetapi juga bisa di akses oleh supplier dan konsumennya. (Chaudhury 2002,p104). Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,p168) Extranet adalah jaringan komputer yang menghubungkan sistem jaringan perusahaan (intranet misalnya) dengan sistem jaringan para mitra bisnisnya, seperti supplier (pemasok) dan vendor. Kesimpulannya Extranet dapat diartikan sebagai jaringan yang dibangun sebagai alat komunikasi antar perusahaan dengan rekanan bisnisnya. Extranet Intranet Pemasok Distributor Firewall Tunneling Internet Firewall Pelanggan Intranet Sumber :Anastasia (2001,p160) Gambar 2.3 Arsitektur Extranet Manfaat khusus Extranet berdasarkan Anastasia (2001,p161-162): 1. Peningkatan komunikasi,meliputi: Perbaikan komunikasi internal. Penyempurnaan saluran kemitraan bisnis. Pemasaran,penjualan dan dukungan pelanggan yang efektif. Dukungan aktivitas kolaboratif. 2. Peningkatan produktifitas,mencakup: 22 Penyampaian informasi Just-In-Time. Reduksi information overload. Kolaborasi produktif antar kelompok kerja. Pelatihan berdasarkan permintaan. 3. Penyempurnaan proses bisnis,diantaranya: Waktu yang lebih singkat dalam memasarkan produk. Potensi melakukan rekayasa simultan. Biaya desain dan produksi yang lebih rendah. Relasi yang lebih baik dengan para klien. Peluang bisnis baru. 4. Reduksi biaya,meliputi: Berkurangnya kesalahan yang terjadi. Membaiknya comparison shopping. Berkurangnya aktivitas perjalanan dan pertemuan. Berkurangnya biaya administrasi dan operasional. Eliminasi biaya percetakan menggunakan kertas. 5. Penyampaian informasi, mencakup: Publikasi berbiaya rendah. Penyempurnaan terhadap system yang sudah ada. Sistem penyampaian informasi yang baku. Kemudahan dalam pemeliharaan dan implementasi. Eliminasi biaya percetakan dan pengiriman. 23 2.3 e-Business e-Business adalah sebuah pemikiran yang kompleks dari proses bisnis, aplikasi enterprise dan kebutuhan struktur organisasi untuk menciptakan sebuah model bisnis dengan kinerja yang tinggi. (Kalakota 1999,pXVI). e-Busines adalah semua pertukaran informasi melalui media teknologi antara organisasi dan stakeholder eksternalnya untuk mendukung proses keseluruhan bisnis. (Chaffey 2002,preface). Menurut Laudon (2001,p23) e-Business adalah penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi organisasional dan pengkoordinasian manajemen perusahaan. Sedangkan menurut Phillips (2003,p1) e-Business encompasses e-commerce but goes beyond it to include the application of information technologies for internal business processes as well for the activities in which a company engages during commercial activity. These activities can include functional activities such as finance, marketing, human resources management and operations. e-Business meliputi e-commerce tetapi di luar itu juga meliputi aplikasi teknologi informasi untuk proses bisnis internal juga untuk aktivitas di mana suatu perusahaan melakukan aktivitas komersil. Aktivitas ini biasa meliputi aktifitas fungsional seperti keuangan,pemasaran,manajemen sumber daya dan operasi. 24 2.4 e-Commerce Definisi e-commerce menurut Tuban (2000,p4), adalah suatu konsep yang menggambarkan proses membeli (buying), menjual (selling) atau pertukaran produk, jasa, dan indormasi lewat jaringan komputer termasuk internet. Sedangkan menurut Esprit (David Whiteley,2000,p3) “e-Commerce is a general concept covering any form of bussiness transaction or information exchange executed using Information and Communication Technologies ( ICTS ). E-commerce takse place between companies and public administrations. Electronic commerce includes electronic trading of goods, services and electronic material” diartikan bahwa e-commerce adalah konsep umum yang meliputi beberapa bentuk dari transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang dilakukan dengan menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi. Ecommerce juga mengambil bagian antara perusahaan, dan antar perusahaan dan customer mereka atau antar perusahaan dan public administrations. Beberapa kategori e-commerce menurut David Whiteley (2000,p4) adalah sebagai berikut ; • Electronic Market Sebuah penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk melakukan penawaran sehingga pembeli bisa membandingkan harga dan atribut lainnya yang ditawarkan dan membuat keputusan pembelian. • Electronic Data Interchange ( EDI ) Sebuah standar yang digunakan oleh sebuah sistem untuk melakukan transaksi perdagangan sehingga dapat secara langsung dikomunikasikan dari satu sistem komputer ke lainnya tanpa membutuhkan pencetakan pemesanan, dan faktur serta mengurangi kesalahan dalam paper handling. • Internet Commerce 25 Teknologi Informasi dan komunikasi juga digunakan untuk advertising (iklan) dan membuat once-offsales dengan jangkauan yang luas dari suatu barang dan jasa. 2.4.1 Jenis-jenis e-commerce Menurut Turban (2000,p11) Jenis-jenis e-Commerce berdasarkan sifat dan transaksi antara lain : • Bussiness to Bussiness (B2B) Meliputi Transaction Interorganizational System (IOS) dan transaksi pasar elektronik antar organisasi. • Bussiness to Costumer (B2C) Transaksi retailing dengan pembeli individual. • Customer to Customer (C2C) Konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lain melalui internet. • Coustumer to Bussiness (C2B) Meliputi individu yang menjual barang atau jasa kepada organisasi atau perusahaan, dimana para individu mencari pembeli, berinteraksi dengan pembeli dan mengadakan transaksi. 2.4.2 Website Website atau situs web adalah sekumpulan informasi yang terdapat pada World Wide Web dan dikemas dalam bentuk halaman (web pages). Sekumpulan halaman web tadi dikumpulkan dalam sebuah alamat unik yang disebut URL (Uniform Resource Locator) dan diberi halaman awal (Home Page) untuk mewakili website tersebut. 2.4.3 World Wide Web Dalam World Wide Web terdapat berbagai istilah yang berhubungan dengan website diantaranya seperti berikut : • Uniform Resource Locator (URL) 26 Adalah standar pengalamatan pada internet untuk sebuah resource yang dapat berisi berbagai jenis file, mulai dari text hingga animasi. Jika ada banyak URL yang memiliki pola yang sama, maka disebut pathname. Website biasanya adalah sekumpulan dokumen yang berada dalam satu pathname yang sama dan mempunyai halaman depan (Home Page). URL juga kadang disebut Universal Resource Locator. • Hyper Text Transfer Protocol (HTTP) HTTP adalah metoda utama untuk membawa informasi kepada World Wide Web. Fungsi utamanya adalah untuk menerima dan menerbitkan halaman Hyper Text Markup Language (HTML). HTTP merespon protokol diantara klien dengan server. Klien HTTP, biasanya sebuah Web-Browser, menjadi jembatan untuk mengkonversi data menjadi sebuah informasi yang dapat dibaca. • Hyper Text Markup Language (HTML) Hyper Text Markup Language adalah salah satu basaha pemrograman yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada klien HTTP. HTML terbentuk dari gabungan text dan informasi lainnya seperti struktur teks, atau tanda-tanda lain, yang disebut markup. Bahasa markup modern yang paling dikenal adalah HTML. Sebenarnya bahasa markup ini digunakan pada industri penerbitan. HTML dapat memuat segala informasi dengan bentuk hampir tidak terbatas, mulai dari text, animasi hingga aplikasi yang berjalan pada beberapa platform. 2.4.4 Kriteria Website yang baik Menurut www.toekangweb.or.id ada beberapa kriteria website yang baik, yaitu : • Usability Sebuah halaman HTML yang memiliki nilai usability yang bagus harus dapat dipelajari dengan mudah cara penggunaannya oleh pengunjung, mudah diingat sistem navigasinya, dapat digunakan dengan efisien, meminimalkan tingkat kesalahan user, pengguna akan merasa puas dan akan kembali ke website tadi. 27 • Sistem Navigasi Kemudahan bernavigasi dalam site tersebut, melibatkan sistem navigasi site secara keseluruhan, dan desain Interface site tersebut. • Graphic Design Kepuasan visual user (lewat mata) secara subyektif. Melibatkan bagaimana desainer visual site tersebut membawa mata user menikmati dan menjelajahi site tersebut melalui pemilihan Layout, Warna, Bentuk dan Typografi. • Content / Isi Simply speaking, Content is King, sebagus apapun halaman anda secara design grafis, tanpa contents yang berguna dan bermanfaat akan bernilai nol (kecuali kalau itu site eksperimental atau show-off) • Masalah Kompabilitas Seberapa Luas sebuah website mendukung kompatibilitas dengan perangkatperangkat tampilannya (BROWSER), atau seberapa luas sebuah site memberikan alternatif untuk browser yang tidak dapat melihat sitenya. • Waktu Panggil Simply Speaking, BANDWITH!, BANDWITH!, BANDWITH! Seberapa Cepat sebuah site muncul atau menampilkan sesuatu di layar Browser pengunjungnya. • Functionally Seberapa baik sebuah site bekerja dari aspek teknologikal-nya. Ini melibatkan programmer dengan SCRIPT-nya, misal HTML ( DHTML), 404 Error pages, PHP3, ASP, ColdFusion, CGI, SSI dll. 2.4.5 Desain Web • Model Bussiness Model Bussiness yang menjanjikan web adalah sebuah sebutan yang mendasar diamana, bagaimana melakukan bisnis dengan menggunakan jaringan komputer. • Project Management 28 Mengatur Manajemen Proyek Web Desain adalah hal yang hampir sama pada saat anda mengatur suatu proyek perusahaan, tetapi hal yang terpenting fokus terhadap desain dengan inkonsistensi hubungan terhadap pemakai. • Information architecture Struktur sebuah site adlaah merupakan bayangan bagaimana meningkatkan perusahaan. Hal yang terpenting, site adalah merupakan struktur bayangan user dan user dapat melihat ruang informasi yang ditampilkan melalui situs. • Page Design Membuat adalah melihat gegrafi dan bahwa meningkatkan evolusi meningkatkan kepuasan dengan mendemokan melalui dalam perusahaan. Demo yang dilakukan tidak boleh memiliki response time yang melambat, untuk meningkatkannya dengan menggunakan web usability. • Content Authority Menulis sesuatu pada kebutuhan akan style dan kebutuhan bentuk tak beraturan tidaklah mudah sebagai penulis. Hal yang terpenting selalulah menulis. Selain itu menciptakan kemampuan pribadi pada penulisan dan style dalam mengoptimalkan bagi pembaca online dangan alat pembaca teks dan bagaimana mendapatkan informasi kedua diregulasikan demi kepentingan halaman web. • Linking Strategy Meningkatkan site halaman anda hanya satu hal yang terpenting adalah secondary deregulated untuk bantuan, tanpa menghubungkan, melink antar sites dengan yang lainnya tanpa mendesain web yang baik. Untuk bagian ini banyak perusahaan tidak melakukan dengan penggunaan link ke lain web padahal ini adalah merupakan salah satu hal yang terpenting di dalam mempromosikan web anda dan pada dasarnya tidak ada sebuah situs pada suatu pantai. 29 2.4.6 Page Desain Page Desain merupakan hal terpenting disaat mengunjungi web design. Dengan technology browser, user dapat membuat satu halaman pada saat bersamaan atau, dapat menggunakan dua atau tiga halaman dimana mereka dapat melihat bermacammacam tampilan yang dibuka pada layar monitor. Web Pages didominasi dengan content untuk menarik para pelanggannya. Sebab yang menjadi permasalahan utama banyak web pages membuang waktu dalam hal ruang layar monitor dan petunjuk bagaimana menggunakan informasi disaat pengunjung web sedang datang. Dengan demikian didalam mendesain web yang harus diperhatikan adalah memprediksi penggunaan monitor pada pengguna, sebaiknya jika membangun bagianbagian web desain hindarkan waktu tunggu yang terlalu lama, dimana penggunaan image gambar sebaiknya hanya sedikit, karena dalam mendesainnya juga harus memikirkan pengguna yang menggunakan ukuran monitor kecil, dan sebaiknya gunakan style sheet sebagai prosedur utama program. Pada saat ini biasanya hal utama desain web mewakili seluruh content untuk melanjutkan ke layar halaman web berikutnya. Pada desain tradisional Graphical User Interface (GUI), penggunaan pixel pada layar monitor harus dikontrol; seperti penggunaan layout dialog box dan juga dapat melakukan uji coba untuk pengguna jenis layar monitor yang lain. Desain web yang mendasar adalah mengontrol navigasi ke halaman berikutnya. User dapat menjalankan web tanpa bantuan desainer web, sebagai contoh dapat melakukan jump straight ke situs lain dengan menggunakan search engine, tanpa harus keluar dari situs yang dibuat, user juga dapat mengontrol menu bookmark dan dapat membuat peningkatan hubungan untuk situsnya. Web desainer dapat mengakomodasikan kontrol terhadap navigasi, bagaimana dapat linking ke halaman lain. Sebagai contoh, dengan meletakkan logo untuk dapat ke halaman lain baik didalam situs web sendiri atau keluar ke situs lain. 30 2.4.7 Content Desain Content Desain adalah keadaan yang paling mewah ketika pengunjung ke website anda dengan penampilan content, dan diikuti tampilan latar belakang. Di dalam suatu web pengunjung mengakses dengan bantuan content. Hal-hal yang perlu digaris bawahi mengenai web dalam penulisannya: 1. Buatlah ringkas, sebaiknya tidak leih dari 50% menggunakan teks, selain itu disarankan menggunakan cover yang sama didalam menggunakan materi yang mirip dengan cetakan iklan. 2. Menulis untuk meningkatkan scannabiity. 3. Gunakan hypertext dengan membagi-bagi jika informasinya panjang, dengan menggunakan banyak halaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam scannability adalah: 1. Struktur artikel dengan menggunakan dua atau tiga level pada bagian pokok berita. 2. Gunakan sesuatu yang lebih berarti untuk bagian kepala surat. 3. Tampilan tombol-tombol dan desain sebaiknya dibuat serupa untuk elemenelemennya, dan penggunaannya dengan pergantian tanda atau berbeda, berupa teks yang diblok. 4. Gunakanlah tanda yang lebih terang untuk penekanan bagi kata-kata yang dianggap lebih penting, tujuannya agar user dapat melihat bagian tersebut. Dalam penggunaan legibility, hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Gunakan warna yang kontras antara teks dan latar belakang. 2. Gunakan warna standar untuk latar belakang atau ekstrimnya dapat menggunakan standar dengan menggunakan texture. 3. Gunakan pula struktur huruf yang agak besar, disebabkan bahwa orang yang membaca teks yang sedang surfing melalui internet tidak memiliki penglihatan yang baik pada saat mengunjungi suatu web. 31 4. Buatlah teks yang diam bukan animasi. 2.4.8 Site Desain Page Design kadang-kadang memberikan berbagai perhatian. Setelah seluruhnya dengan melalui web browser, dapat terlihat hanya satu halaman pada setiap saatnya. Suatu site untuk dirinya sendiri tidak pernah jelas mempresentasikan pada layar monitor. Sebelum dengan menggunakan usability secara perspektif, desain site akan memberikan banyak keberuntungan dan biasanya juga memberikan tambahan lebih dari kepentingan halaman desain. Homepage yang baik adalah homepage yang dapat memberikan jawaban: 1. Dimana saya? (Where am I?) 2. Pekerjaan-pekerjaan apakah yang dapat dilakukan di situs ini? (What does this site do?) Jawaban dari pertanyaan tersebut yang terpenting adalah bagaimana fungsifungsi penting dari homepage tersebut, dan hal yang terpenting fungsi-fungsi tersebut dapat memberikan pelayanan dengan menggunakan skema navigasi. 32 2.5 E-Supply Chain Management 2.5.1 Pengertian e-Supply Chain Management E-Supply Chain Management merupakan suatu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaat kan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan ,terutama yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahanbahan atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi.(Indrajit dan Djokopranoto 2003,p169). Menurut Turban (2004,p302) e-Supply Chain Management adalah penggunaan gabungan atas teknologi untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain sebaik Management Supply Chain. Dapat disimpulkan dari teori – teori diatas bahwa e-SCM adalah kolaborasi untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain dengan mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan dengan memanfaatkan internet dan teknologinya. 2.5.2 Prinsip dasar perancangan e-Supply Chain Management Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp170-171) ada tiga prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah e-Supply Chain Management yaitu: 1. Melihat bahwa hakikat informasi dalam hal ini harus merupakan pengganti atau substitusi dari keberadaan inventori (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka informasi harus diperlakukan sama persis dengan manajemen inventory, Jika didalam inventory permasalahan utama yang dihadapi adalah kapan pemesanan barang harus dilakukan dan seberapa banyak barang yang harus dipesan, dengan memperhatikan unsur-unsur seperti lead time, total cost, dan service level. Dengan kata lain prinsip Cheaper-better-faster berlaku pula dalam manajemen informasi. 2. Dari ketiga unsur tersebut (biaya, kecepatan, dan kualitas) persaingan yang sesungguhnya terletak pada kecepatan dan ketepatan informasi. Informasi yang 33 mengalir dari mitra usaha ke perusahaan dan sebaliknya harus sedemikian rupa sehingga benar-benar memberikan manfaat yang signifikan terhadap proses penciptaan dan penyebaran produk atau jasa (menciptakan value). 3. Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset strategis perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak ada yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesialisme yang harus selalu di jaga keberadaannya agar menghasilkan kinerja yang saling e-Supply Chain menguntungkan. 2.5.3 Kunci Sukses e- Supply Chain Management Menurut Turban (2004,p302) Kesuksesan sebuah Management tergantung pada beberapa hal,antara lain: 1. Kemampuan seluruh partner Supply Chain untuk melihat kerjasama partner sebagai aset strategi. Itu adalah integrasi yang kuat dan kepercayaan diantara partner berdagang yang mengutamakan kecepatan, agility dan biaya rendah. 2. Informasi yang jelas terhadap seluruh rantai supply. Informasi tentang persediaan pada banyak segment dari rantai, permintaan produk, waktu pengiriman dan informasi yang relevan lainnya harus bisa dilihat oleh semua anggota dari rantai supply kapan saja, maka informasi harus di atur dengan baik, dengan kebijakan yang baik, disiplin dan pengawasan rutin. 3. Kecepatan, Biaya, Kualitas dan pelayanan konsumen, Ini adalah ukuran dari supply chain, sebagai konsekuensi perusahaan harus dengan jelas menggambarkan pengukuran untuk masing-masing empat ukuran ini bersama-sama dengan tingkatan ukuran yang akan di capai.Tingkatan target harus berbagi kapada mitra bisnis. 4. Hubungan rantai supply lebih kuat.Suatu rantai supply akan menguntungkan dari integrasi atau hubungan yang lebih kuat antara kedua perusahaan dan perusahaan eksternal lainnya membangun supplier, partner dagang, penyediaan logistik dan jalur distribusi. 34 2.5.4 Elemen dan unsur infrastruktur e-Supply Chain Management Elemen dan unsur infrastruktur e-Supply Chain Management menurut Turban(2004, p303) adalah sebagai berikut: 1. Extranet Tujuan utama ekstranet adalah mendukung komunikasi dan kerja sama atau kolaborasi interorganizational. 2. Intranet Ini adalah jaringan internal perusahaan untuk kerja sama atau kolaborasi dan komunikasi. 3. Gateway Perusahaan Ini menyediakan suatu pintu gerbang untuk kerja sama atau kolaborasi internal dan eksternal, komunikasi dan pencarian informasi. 4. Alur kerja sistem dan perkakas Ini adalah sistem yang mengatur alur informasi di dalam organisasi. 5. Groupware dan perkakas kolaboratif lain Sejumlah besar perkakas memudahkan kerja sama atau kolaborasi antara dua pesta dan antar anggota kecil seperti halnya kelompok besar. Berbagai perkakas sebagian secara bersama-sama dikenal sebagai groupware yang tersedia untuk tujuan kerja sama atau kolaborasi. 2.5.5 Peran e-Supply Chain Management dengan e-Business Berdasarkan pendapat Chopra dan Meindl (2004, pp527-529), transaksi Supply Chain yang melibatkan e-business adalah termasuk akses dari informasi, produk dan uang. Sebagai contoh di bawah ini adalah semua transaksi yang dapat dilaksanakan dengan e-business: 1. Menyediakan informasi produk untuk berpartisipasi sepanjang Supply Chain 2. Menempatkan pesanan terhadap supplier 35 3. Mengijinkan pelanggan untuk menempatkan pesanan 4. Mengijinkan pelanggan untuk melacak pesanan 5. Memenuhi dan mengirimkan pesanan ke pelanggan 6. Menerima pembayaran dari pelanggan Menurut Chaudhury (2002, p31) Dalam e-business terdapat tiga aktifitas utama yaitu: 1. Supply Chain Management, yaitu rantai atau hubungan antara perusahaan dengan mitra bisnisnya seperti supplier, retailer. 2. Enterprise Management, yaitu pengaturan di dalam perusahaan itu sendiri. 3. Customer Management, yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggannya. Tabel 2.2 E-Business Activities Supply Chain Enterprise Customer Management Management Management • Logistics • Finance and administration • Distribution planning • Operations planning and • Demand planning and forecasting • Warehouse management execution • Procurement • Human resources • Product development • Inventory management • Sales channel management • Marketing automation • Customer relationship management • Personalization • Research and development Sumber: e-Business and e-Commerce infrastructure (Chaudhury dan Kuilboer 2002,p31) E-Business definisinya lebih luas daripada e-Commerce, tidak hanya pembelian dan penjualan barang dan pelayanan, tapi juga melayani customer, bekerja sama dengan rekan bisnis dan memperkenalkan transaksi elektronik dalam organisasi. (Turban 2004,p3). 36 Sedangkan pengertian Supply chain Management Menurut Chopra dan Meindl (2004,p4) ternyata Sebuah SCM terdiri dari perlibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan. Supply Chain tidak hanya mencakup manufaktur atau pabrik dan pemasok, tetapi juga melingkupi kegiatan konstruksi, transportasi, pergudangan, penjualan eceran, hingga ke pelanggan itu sendiri. Menurut (http://www.indiadomain.com/escm_ebusiness.htm), e-SCM is an optimization of business processes and business value in every corner of the extended enterprise - right from your supplier’s supplier to your customer’s customer. E-SCM adalah suatu optimisasi proses bisnis dan nilai bisnis di dalam tiap-tiap sudut perluasan perusahaan yang dimulai dari dari pemasok dari para pemasok anda sampai kepada customer dari para customer anda. Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan terdapat hubungan dan perbedaan antara e-business dan e-supply chain management bahwa e-business itu membahas seluruh aspek bisnis dalam dunia elektronik termasuk di dalamnya aktivitas supply chain,sedangkan e-SCM merupakan bagian dari e-business, e-SCM menggunakan teknologi jaringan dan konsep e-business untuk mengatur dari luar kedua perusahaan hulu dan ke arah muara. Pendekatan secara strategis ini mempersatukan semua langkah-langkah di dalam siklus bisnis, dari mendesain produk awal dan pengadaan bahan baku, sampai pengiriman, distribusi, dan pergudangan sampai pada titik manakala produk jadi dikirimkan kepada pelanggan itu, jadi e-SCM hanya mencakup sistem supply dari hulu ke hilir yang merupakan salah satu aktivitas utama dari e-business. 37 2.6 Analisis Porter Persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan (five competitive forces) yang berpengaruh terhadap struktur ekonomi dalam industri. Model Porter membantu perusahaan mengidentifikasikan ancaman dalam perusahaan dan membantu perusahaan dalam menyiapkan rencana strategi perusahaan. Lima elemen kekuatan persaingan dalam industri menurut Michael E.Porter (Whiteley 2000,pp26-29) adalah sebagai berikut: a. Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants) Ada tujuh sumber utama rintangan masuk bagi pendatang baru yaitu skala ekonomi, biaya beralih pemasok, akses ke saluran industri, biaya tak menguntungkan terlepas dari skala ekonomi, kebijakan pemerintah, kebutuhan modal, dan diferensiasi produk. b. Ancaman barang pengganti (Threat of substitution) Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi potensial dari suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh suatu segmen. Perusahaan harus mengamati secara dekat trend harga substitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat dalam industri substitusi, harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin akan menurun. c. Daya tawar pembeli (Bargaining power of buyer) Daya tawar pembeli kuat jika membeli sejumlah besar hasil industri, hambatan keluar tinggi, produk pemasok standar, dan perusahaan yang terlibat dalam persaingan memiliki strategi yang beragam. d. Daya tawar pemasok (Bargaining power of suppliers) Daya tawar pemasok kuat jika di dominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar, produk substitusi yang baik tidak tersedia bagi pembeli, 38 pembeli bukan konsumen penting bagi pemasok, dan produk pemasok penting bagi pembeli. e. Persaingan antar perusahaan yang sejenis dalam industri Suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lebih tidak menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun, jika penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam jumlah yang besar, jika biaya tetap tinggi, jika penghalang keluar besar, atau jika pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal dalam segmen tersebut. Berikut ini disajikan lima elemen kekuatan persaingan Michael E.Porter dalam bentuk gambar: Ancaman Pendatang Baru Daya tawar pemasok Pesaingpesaing industri Daya tawar pembeli Ancaman Barang pengganti Sumber : David Whiteley,e-Commerce:Strategy,Technology and application,McGraw Hill,2000,p27 Gambar 2.4 Lima Elemen Kekuatan Persaingan 39 2.7 Kerangka Pemikiran Ada tiga komponen utama dalam Supply Chain Management yaitu segmen supply chain hulu (upstream), segmen supply chain internal dan segmen supply chain hilir (downstream), dalam hal ini kami menganalisis supply chain segmen hilir (downstream). Untuk mengetahui kondisi perusahaan dengan melihat persaingan dalam industri dapat diketahui dengan analisis porter, dari wawancara kepada pihak perusahaan diketahui masalah yang terjadi. Sebuah sistem e-Supply Chain Management memiliki beberapa keuntungan apabila diterapkan dalam perusahaan, sehingga dapat dirancang sistem e- Supply Chain Management Downstream yang dibutuhkan perusahaan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini: PT. Rapino Bag Collection Penerapan Downstream Supply Chain Management Wawancara kepada pimpinan perusahaan untuk mengetahui apa saja sistem e-SCM yang dibutuhkan perusahaan Analisis Porter Keuntungan e-SCM mendukung kelancaran pesanan produk, distribusi dan penyampaian informasi Rancangan sistem e-SCM Downstream Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran 40 2.8 Metodologi Penelitian 2.8.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. (Sugiyono 2004,p11). Jenis penelitian adalah studi kasus pada PT Rapino Bag Collection. 2.8.2 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,penulis mengumpulkan data dengan cara: 1. Field research Yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dengan meninjau objek yang diteliti, tujuannya untuk mendapatkan data yang lebih terperinci dan akurat. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dan informasi langsung dari PT. Rapino Bag Collection dengan cara sebagai berikut : 1. Wawancara : Adalah metode pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengadakan percakapan, tanya jawab serta mendengarkan keterangan-keterangan dari pimpinan perusahaan dan staf perusahaan mengenai segala hal yang berhubungan dengan perusahaan yang dipimpinnya. 2. Dokumentasi : Yaitu meneliti dokumen-dokumen dan catatan-catatan didalam perusahaan yang diperlukan untuk menunjang penelitian, antara lain teknologi yang digunakan, jalur distribusi, alur data dan lain sebagainya. 2. Library research Yaitu metode penelitian berdasarkan kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh data-data yang dapat dijadikan landasan teori yang berhubungan dengan materi dalam 41 penyusunan skripsi ini. Data-data diperoleh dari buku-buku, literature-literature, catatancatatan serta bacaan-bacaan, dalam melakukan penelitian ini, penulis juga menggunakan internet sebagai media pendukung untuk mencari data-data yang terkait dalam penelitian. 2.8.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran E-Supply Chain Management adalah penggunaan gabungan atas teknologi untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain sebaik Management Supply Chain. (Turban 2004,p302). Tabel 2.3 Variabel 1. Keresponsifan • • Indikator Definisi Teknik analisis Keanekaragaman Banyaknya jenis Tas yang Observasi Produk di produksi. Persediaan Barang Kemampuan untuk perusahaan Wawancara memenuhi permintaan pasar. Konsumen tidak kesulitan • Ketersediaan Produk mendapatkan produk yang Wawancara diinginkan. Retail ketepatan 2. Prioritas retail • mementingkan dalam Pemenuhan pemenuhan pemesanan Produk pemesanan produk. hal akan Observasi 42 2.8.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan Kami adalah teknik analisis data statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2004,p142) Metode statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.Kami juga melakukan wawancara kepada pihak perusahaan PT. Rapino Bag Collection, hasil wawancara didapat informasi untuk melakukan analisis sebagai berikut: Setelah mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dengan cara wawancara terhadap orang yang berkepentingan di perusahaan, tahap berikutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut kedalam model – model kuantitatif yang umum digunakan untuk perumusan strategi.