Merokok adalah faktor risiko terbesar untuk penyakit jantung akut pada orang dengan HIV Oleh: Michael Carter, 19 November 2012 Merokok merupakan faktor risiko tunggal terbesar untuk gejala penyakit jantung koroner akut pada orang dewasa HIV-positif, para peneliti Spanyol melaporkan dalam HIV Medicine. Merokok merupakan faktor yang jauh lebih penting daripada menggabungkan diabetes dan hipertensi. “Upaya di masa depan untuk mengurangi beban penyakit kardiovaskular harus berfokus pada pengembangan strategi berhenti merokok yang luas dan efektif pada orang HIV-positif dewasa,” komentar penulis. Perbaikan dalam pengobatan dan perawatan HIV berarti bahwa banyak orang dengan HIV dapat berharap untuk hidup lama dan sehat. Namun demikian, harapan hidup orang dengan HIV sering masih lebih pendek dibandingkan HIV-negatif. Salah satu alasan untuk ini adalah tingkat yang lebih tinggi dari penyakit jantung pada orang dengan HIV. Alasan yang tepat untuk peningkatan risiko penyakit kardiovaskular ini sangat kontroversial. Namun, penyakit kardiovaskular dapat disebabkan karena yang prevalensi yang tinggi dari faktor risiko tradisional, seperti merokok, diabetes dan hipertensi, kerusakan kekebalan tubuh dan peradangan yang disebabkan oleh HIV, dan efek samping dari beberapa obat antiretroviral. Pencegahan dan deteksi penyakit kardiovaskular sekarang menjadi prioritas dalam perawatan HIV rutin. Oleh karena itu penting untuk memahami kontribusi dari faktor individu dengan risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan. Para peneliti di Spanyol merancang penelitian kasus-kontrol. Penelitian ini melibatkan orang-orang yang menerima perawatan antara 1997 dan 2009 di Barcelona. Sebanyak 57 orang HIV-positif dengan gejala penyakit jantung koroner akut (istilah umum untuk situasi ketika suplai darah ke jantung terhambat karena penyumbatan pembuluh darah) dicocokkan dengan kelompok HIV-positif yang tidak memiliki gejala ini. Mereka juga memasangkan dengan pasien HIV negatif yang telah didiagnosis dengan gejala penyakit jantung koroner akut, dan pasien HIV negatif ini dicocokkan dengan orang HIV negatif yang tidak didiagnosis dengan gangguan ini. Studi ini memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi faktor risiko untuk gejala penyakit jantung koroner akut pada orang HIV-positif dan HIV-negatif dan untuk menghitung risiko yang disebabkan faktor tertentu seperti merokok, diabetes, hipertensi, riwayat keluarga dan kolesterol tinggi. Sebagian besar (57%) dari peserta adalah laki-laki dan usia rata-rata mereka adalah 53 tahun. Faktor risiko tradisional sangat lazim di antara kedua kelompok peserta HIV-positif dan HIV-negatif yang didiagnosis dengan gejala penyakit jantung koroner akut. Namun, prevalensi merokok pada orang dengan HIV adalah hampir dua kali dibandingkan dengan yang diamati pada peserta HIV-negatif (72 vs 40%). Orang dengan HIV-negatif adalah sekitar dua kali lebih mungkin dibandingkan dengan orang dengan HIV-positif untuk mengalami hipertensi (46 vs 25%). Membatasi analisis kepada peserta dengan HIV menunjukkan bahwa orang-orang dengan gejala penyakit jantung koroner akut secara bermakna lebih mungkin untuk merokok (72 vs 42%, p <0,001), memiliki riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga (12 vs 3%, p <0,02) dan memiliki kolesterol tinggi (39 vs 25%, p 0,04) dibandingkan mereka yang tanpa bentuk penyakit kardiovaskular. Parameter terkait HIV seperti jumlah CD4, viral load dan penggunaan ART adalah serupa antara peserta yang terinfeksi HIV yang didiagnosis dengan gejala penyakit jantung koroner akut dan orang dengan HIV-positif tanpa diagnosis ini. Para peneliti menghitung bahwa merokok (OR = 4,1, 95% CI, 2,0-8,4, p <0,001) dan riwayat keluarga (OR = 7,6, 95% CI, 1,9-32,1, p = 0,003) merupakan faktor risiko yang signifikan untuk gejala penyakit jantung koroner akut di antara peserta HIV-positif. Diabetes, hipertensi dan peningkatan kolesterol bukan merupakan faktor risiko yang signifikan. Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ Merokok adalah faktor risiko terbesar untuk penyakit jantung akut pada orang dengan HIV Faktor risiko untuk HIV-negatif peserta juga termasuk merokok (OR = 4,3, 95% CI, 2,4-7,8, p <0,001), tetapi tidak seperti HIV-positif, diabetes (p = 0,002) dan hipertensi (p <0,001) juga merupakan faktor risiko yang signifikan sedangkan riwayat keluarga bukan faktor risiko yang signifikan. Merokok menyumbang 54% dari risiko gejala penyakit jantung koroner akut pada orang HIV-positif, hampir dua kali lipat risiko (31%) dikaitkan dengan faktor risiko di antara peserta HIV-negatif. “Dari semua intervensi yang menargetkan faktor risiko kardiovaskular yang dapat dimodifikasi... berhenti merokok mungkin adalah intervensi yang memiliki dampak terbesar,” tulis para penulis. “Studi Data Collection on Adverse events of Anti-HIV Drugs (D:A:D) menemukan bahwa risiko serangan jantung dan penyakit kardiovaskular menurun setiap tahun karena telah penghentian merokok, dan mengurangi risiko hampir setengahnya setelah 3 tahun” Para peneliti juga menekankan pentingnya intervensi untuk mengatasi faktor-faktor lain, seperti diabetes, kolesterol dan hipertensi, walaupun memberikan kontribusi yang relatif kecil terhadap keseluruhan risiko gejala penyakit jantung koroner akut pada orang HIV-positif. “Dokter HIV harus ... mengejar strategi pengelolaan yang optimal dan pencegahan serta strategi pengobatan yang ditargetkan dengan titik akhir untuk mengatasi penyakit ini.” Ringkasan: Smoking the biggest single risk factor for acute heart disease in people with HIV Sumber: Sanchez-Calvo M et al. Differences between HIV-infected and uninfected adults in the contributions of smoking, diabetes and hypertension to acute coronary syndrome: two parallel case-control studies. HIV Med, online edition. DOI: 10.1111/j.1468-1293.2012.01057.x, 2012. –2–