1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

advertisement
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Kanker merupakan salah satu penyakit degeneratif dan kronis yang terjadi
akibat dari proliferasi dan pertumbuhan sel yang abnormal pada tubuh. World
Health Organization (WHO) pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa kanker
merupakan penyebab meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas di seluruh
dunia. Berdasarkan fakta ditemukan 14 juta kasus kanker baru dan 8,2 ribu kasus
meninggal dunia yang terjadi di tahun 2012.
Angka kejadian penyakit kanker pada anak beragam. Camargo et al (2009)
melaporkan dalam penelitiannya yang dilakukan di Brazil mengenai angka
kejadian penyakit kanker pada anak dan remaja bahwa angka kejadian kanker
pada anak dan remaja berkisar antara 92 sampai 220 per 1 juta anak. Rentang usia
dengan angka kejadian yang paling tinggi ditemukan pada usia 1-4 tahun.
Penelitian ini juga menyebutkan bahwa jenis kanker yang umum terjadi pada usia
anak dan remaja adalah leukemia, limfoma dan tumor otak (Camargo, 2009).
Ward et al (2014) juga menyebutkan bahwa kanker yang sering terjadi di
Amerika pada anak-anak (0-14 tahun) adalah leukemia limfositik akut (26%),
tumor otak dan saraf pusat (21%), neuroblastoma (7%) dan limfoma non-Hodgkin
(6%); sedangkan kanker yang sering terjadi pada remaja (15-19 tahun) adalah
limfoma Hodgkin (15%), karsinoma tiroid (11%), tumor otak dan saraf pusat
1
2
(10%) dan tumor sel germinal testicular (8%). Estimasi angka kejadian kanker
pada anak-anak sebanyak 10.450 kasus dan remaja sebanyak 5.330 kasus (Ward et
al., 2014).
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013,
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk dan prevalensi
kanker pada anak cukup tinggi 0,3 per 1000 penduduk. Yayasan Onkologi Anak
Indonesia (2014) juga memperkirakan bahwa ada 11.000 kasus kanker yang
terjadi pada anak-anak dan jenis kanker yang sering terjadi pada anak-anak adalah
leukemia dan retinoblastoma. Berdasarkan laporan rekam medis di RSUP Dr.
Sardjito bahwa adanya peningkatan angka kejadian kanker pada anak yang
menderita kanker dari tahun ke tahun. Data jumlah anak yang menderita kanker
yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2014 meliputi leukemia limfositik
akut 648 kasus, leukemia myeloid akut 94 kasus, malignant neoplasama 55 kasus,
limfoma non-Hodgkin 41 kasus, dan malignant neoplasama: connective dan soft
tissue 35 kasus.
Beberapa tahun terakhir ini, adanya pengembangan pengobatan yang
efektif dan perawatan yang suportif dapat meningkatkan angka kelangsungan
hidup anak yang menderita kanker sebesar 80% (American Society of Clinical
Oncology, 2014). Bleyer, (2002) dan Wood & Lee, (2011) melaporkan berbeda
bahwa survival-rate pada remaja lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak
dan dewasa. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yang meliputi masalah
biologis dan psikososial (William, 2013). Olsson et al. (2015) juga menyebutkan
bahwa pengetahuan perawatan dan kebutuhan terhadap remaja dan dewasa muda
3
yang menderita kanker masih terbatas. Remaja dan dewasa muda yang menderita
kanker di Swedia dirawat di ruangan perawatan yang beragam dan disesuaikan
dengan usianya. Remaja yang berusia 14-18 tahun dirawat di ruangan onkologi
anak sedangkan remaja yang berusia 18-29 tahun dirawat di ruangan onkologi
dewasa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Olsson et al. (2015)
bahwa remaja merasa terisolasi dengan ruangan perawatan yang beragam dan
memiliki keinginan untuk dirawat dalam ruangan dengan rentang usia yang sama.
Berdasarkan informasi tersebut, penting bagi kita untuk lebih peka
terhadap perawatan dan pemenuhan kebutuhan remaja yang menderita penyakit
kanker. Remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang potensial
dan termasuk masa transisi dari usia anak-anak menuju dewasa sehingga remaja
merupakan usia yang kritis terhadap perubahan fisik dan psikologis, terlebih lagi
mereka berhadapan dengan penyakit kanker yang dapat memberikan dampak pada
tahapan kehidupan mereka selanjutnya.
World Health Organization (2002) mendefenisikan remaja adalah pemuda
yang berusia 10-19 tahun dan merupakan periode transisi yang berbeda dari anakanak dan dewasa dengan ditandai pematangan karakteristik tubuh dan pemikiran
yang lebih kritis. James & Ashwill (2007) juga menyebutkan bahwa pada masa
remaja terjadi perubahan perkembangan fisik dan emosional seperti pematangan
fisik, gambaran diri, kedekatan dengan teman kelompok, pencarian identitas diri,
dan mencari kebebasan dari orangtua.
Remaja yang menderita kanker memiliki masalah yang kompleks dan
berdampak pada semua aspek kebutuhan, yakni kebutuhan fisik, psikologis, sosial
4
dan spiritualnya (Guthrie & Mazane, 2010 cit. Matzo & Sherman, 2010). Jensen
(2014) menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa eksplorasi, eksperimen
dan dan pencarian jati diri. Remaja dan dewasa muda yang didiagnosis dengan
kanker menyebabkan kerusakan masa tersebut. Masa eksplorasi dikaitkan dengan
kelemahan, eksperimen dikaitkan dengan penerimaan, dan masa pencarian jati diri
dikaitkan dengan kecemasan, ketakutan akan berbagai pengobatan (Jensen, 2014).
Remaja yang menderita kanker merasa hidup mereka berat dan membatasi
kegiatan mereka, adanya rasa khawatir, menyakitkan dan rasa takut, serta
kebutuhan akan upaya yang kuat untuk bertahan (Hokkanen et al., 2004).
Dampak yang timbul pada remaja yang menderita kanker adalah dampak
negatif dan dampak positif. Dampak negatif yang timbul dari diagnosa kanker dan
masa pengobatan yang lama pada remaja adalah masalah fisik seperti adanya
perubahan fisik, nausea, muntah, kelemahan, nyeri, dan malnutrisi (Hedstrom,
2004), masalah psikososial seperti malu, kecemasan, depresi, menutup diri, dan
kehilangan (Larouche & Chin-Peuckert,
2006) serta perubahan fungsi sosial
(Vance & Eiser, 2002). Tingkat depresi pada anak dengan rentang usia 9-16 tahun
yang survive lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang normal, begitu juga segi
psikologis dan sosial anak mengalami ketakutan terhadap kekambuhan penyakit,
self-esteem yang rendah dan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan
sosial misalnya teman sebaya (Li et al., 2013).
Dampak positif yang terjadi pada remaja yang menderita kanker adalah
adanya harapan atau keinginan segera sembuh dan masa depan yang ingin dicapai,
5
memiliki hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan dan keluarga (Hedström,
2004).
Rasa khawatir dan ketakutan tidak hanya terjadi pada remaja yang
menderita kanker tetapi orang tua juga mengalaminya. Menurut Hockenberry &
Wilson (2009) menunjukkan bahwa orang tua dari anak dengan penyakit kronis
dituntut untuk lebih intens dalam memberikan perawatan yang kompleks dan
mengatasi gejala yang muncul serta mencari layanan kesehatan dan sosial untuk
mendukung kondisi terbaik bagi anak mereka.
Salah satu layanan kesehatan yang memberikan dukungan baik secara
medis dan sosial adalah RSUP H. Adam Malik Medan. RSUP H. Adam Malik
merupakan rumah sakit rujukan yang memiliki peralatan yang lengkap untuk
pengobatan dan perawatan kanker. Rumah sakit sebagai tempat yang mendukung
perawatan remaja secara total selama remaja penderita kanker menjalani masa
pengobatannya. Salah satu bentuk pelayanan rumah sakit terhadap remaja
penderita
kanker
adalah
pelayanan
keperawatan.
Pelayanan
perawatan
mendukung pasien dan keluarga melewati rentan krisis fisik, emosional, sosial,
budaya dan spiritual, dengan tata laksana didasarkan pada tujuan yang realistik
dan dapat dicapai meliputi penyembuhan, memperpanjang hidup, menghambat
pertumbuhan sel kanker atau menghilangkan gejala yang berhubungan pada
proses penyakit kanker, dengan perawatan paliatif (Smeltzer & Bare, 2002).
Pelayanan
keperawatan
merupakan
bagian
yang
penting
dalam
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pengetahuan, sikap dan
keterampilan perawat merupakan komponen dalam pelayanan keperawatan yang
6
memiliki pengaruh besar terhadap persepsi pasien dalam pelayanan keperawatan.
Remaja yang menderita kanker memiliki frekuensi yang lebih banyak berinteraksi
dengan perawat sehingga dapat membentuk persepsi terhadap pelayanan
keperawatan yang diterima. Persepsi remaja penderita kanker terhadap pelayanan
yang diterima tidak sesuai akan membentuk sebuah harapan terhadap pelayanan
keperawatan yang diinginkan oleh remaja.
Harapan merupakan komponen penting sebagai dasar pembentukan
persepsi dari diri pasien yang memiliki ekspektasi terhadap pelayanan yang
diinginkan dengan kenyataan pelayanan keperawatan yang diterima (Fidela et al.,
2014). Harapan terhadap pelayanan keperawatan yang diterima sesuai dengan
yang dipersepsikan akan membentuk kepuasan pasien dalam pelayanan
keperawatan. Risser (1975 dikutip dalam Zamanzadeh et al., 2010) menyatakan
bahwa kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan merupakan tingkatan
kepercayaan antara ekspektasi pasien terhadap pelayanan yang ideal dengan
persepsi pasien terhadap pelayanan yang diterima.
Harapan juga merupakan elemen positif pada remaja yang menderita
kanker. Hinds (2004) menyebutkan bahwa harapan merupakan bagian yang
penting bagi remaja penderita kanker baik masih dalam masa perawatan, masa
pemulihan maupun sekarat sebagai bentuk koping yang positif. Interaksi dan
dukungan perawat memiliki hubungan yang signifikan terhadap harapan dari
remaja penderita kanker. Harapan yang dimiliki remaja penderita kanker terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan menumbuhkan ekspektasi untuk sembuh
7
dan komitmen dalam menjalani pengobatan serta meningkatkan kualitas hidup
(Hinds, 2004).
Pelayanan perawatan yang positif dapat memengaruhi pengalaman remaja
yang menderita kanker, membantu remaja untuk hidup secara normal dan
meningkatkan kualitas kesehatan. Pengalaman yang dimiliki setiap individu
menimbulkan persepsi yang berbeda-beda dan mempunyai harapan untuk masa
yang akan datang. Pengalaman yang baik akan mempengaruhi persepsi dan
harapan yang positif. Sebaliknya pengalaman yang buruk akan memengaruhi
persepsi dan harapan yang negatif.
Berdasarkan pemaparan di atas dan didukung oleh referensi dan jurnaljurnal penelitian yang terkait dengan persepsi dan harapan terhadap pelayanan
keperawatan serta angka survival-rate remaja penderita kanker yang masih rendah
dan terbatasnya penelitian mengenai penelitian tentang remaja terhadap pelayanan
keperawatan sehingga membuat peneliti ingin mengetahui lebih jelas tentang
persepsi dan harapan remaja penderita kanker terhadap pelayanan keperawatan.
Oleh karena itu, peneliti berharap dapat menggali secara mendalam mengenai
persepsi dan harapan remaja penderita kanker terhadap pelayanan keperawatan
dan metode yang tepat untuk mendasari penelitian adalah dengan menggunakan
desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan penelitian ini adalah bagaimana persepsi dan harapan remaja
yang menderita kanker terhadap pelayanan keperawatan.
8
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi dan
harapan remaja penderita kanker terhadap pelayanan keperawatan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Peneliti.
Peneliti berharap, bahwa penelitian ini dapat menambah pengetahuan,
kemampuan serta keterampilan dalam mengaplikasikan perannya sebagai
seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian ini juga merupakan sumber
dokumentasi evidence based yang dapat digunakan sebagai sumber ilmu
pengetahuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Pendidikan Keperawatan
Penelitian
diharapkan
untuk
mengembangkan
pengetahuan
dalam
keperawatan mengenai persepsi dan harapan remaja penderita kanker sebagai
salah
satu
strategi
untuk
menyusun
intervensi
keperawatan
dalam
mempertahankan harapan yang dimiliki remaja penderita kanker.
3. Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini memiliki makna dan kegunaan serta informasi pengetahuan baru
untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan keperawatan anak di
rumah sakit khususnya pada remaja penderita kanker dan keluarganya dengan
mendukung harapan yang dimiliki remaja dan keluarganya dan memenuhi
9
kebutuhan rermaja sesuai dengan masa tumbuh kembang dan yang
dipersepsikan oleh remaja.
10
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian penelitian
No
Peneliti
1
Coban &
Yurdagul,
2014
2
Judul
The Relationship
Between Cancer
Patients’
Perception of
Nursing Care and
Nursing
Attitudes Towards
Nursing Profession
Tujuan
Mengevaluasi persepsi
pasien kanker yang
tipenya bervariasi
terhadap pelayanan
keperawatan dan
hubunganny terhadap
sikap (attitude)
perawat
Ferguson, 2008 Hope and Spiritual
Well-Being
in
Adolescents
With Cancer
Mengidentifkasi
hubungan harapan dan
kesejahteraan spiritual
dengan lamanya masa
pengobatan.
Metode Penelitian
Desain penelitian: crosssectional eksploratif dengan
convenience sampling sebagai
teknik pengambilan sampel.
Responden: pasien kanker
dewasa dan perawat yang
berada di Rumah Sakit
Erzurum, Turki.
Instrumen yang digunakan yaitu
kuesioner Patient Perception of
Hospital Experience with
Nursing Care dan Attitude Scale
for Nursing Profession
Desain penelitian: crosssectional deskriptif dan teknik
pengambilan sampel
menggunakan teknik
convenience sampling.
Responden: remaja yang
menderita kanker dengan jenis
kanker yang bervariasi dan
terdaftar di dua klinik onkologi
pediatric
Hasil penelitian
Kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan
dikategori tingkat rendah
dan sikap perawat terhadap
profesi perawat adalah
negative
Tingkatan harapan pada
remaja tidak memiliki
perbedaan yang signifikan
dengan lamanya masa
pengobatan. Kesejahteraan
spiritual memiliki
perbedaan yang signifikan
terhadap lama masa
pengobatan. Remaja yang
telah diagnosa dan telah
11
Lanjutan Tabel 1. Keaslian Penelitian
No
Peneliti
Judul
Tujuan
3
Nuraeni,
2010
Persepsi dan
Harapan Wanita
dengan Kanker
Serviks terhadap
Asuhan
Keperawatan
Spiritual di RS Ali
Sadikin Bandung
Menggali lebih dalam
mengenai persepsi dan
harapan perempuan
yang menderita kanker
serviks terhadap asuhan
keperawatan spiritual.
4
Muhidin,
Sahar, J.,
Wiarsih, W.,
2014
Persepsi pasien
terhadap pelayanan
keperawatan: Studi
fenomenologi
Mendeskripsikan
persepsi pasien terhadap
pelayanan keperawatan
di salah satu RS kota
Madiun
Metode Penelitian
Midwest.Instrumen yang
digunakan yaitu Kuesioner
Hopefulness Scale for
Adolescence.
Metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi dan
mengunakan purposive
sampling sebagai teknik
pengambilan sampel.
Responden: wanita yang
menderita kanker serviks yang
dirawat di RSUD Ali Sadikin
Bandung. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara
mendalam.
Desain yang digunakan
kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi deskriptif dan
pengambilan sampel
menggunakan convenience
sampling. Responden: pasien
dewasa di ruangan dewasa.
Hasil penelitian
menjalankan pengobatan
lebih kecil 2 tahun memiliki
tingkat kesejahteraan.
Penelitian ini menghasilkan
5 tema utama yaitu
pengalaman perempuan di
awal didiagnosa kanker,
pengalaman terhadap
kebutuhan spiritual,
dukungan spiritual yang
diberikan perawat, harapan
terhadap penyedian sarana
ibadah dan harapan
terhadap asuhan
keperawatan.
Penelitian menghasilkan 18
tema tentang persepsi
pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Penelitian
menyatakan bahwa
pelayanan keperawatan di
RS X Madiun belum
optimal dan memenuhi
harapan pasien karena.
12
Lanjutan Tabel 1. Keaslian Penelitian
No
5
Peneliti
Peneliti, 2015
Judul
Persepsi dan
harapan remaja
penderita kanker
terhadap pelayanan
keperawatan
Tujuan
Menggali secara
mendalam persepsi
dan harapan remaja
penderita kanker
terhadap pelayanan
keperawatan.
Metode Penelitian
Pengumpulan data
menggunakan wawancara
mendalam.
Desain yang digunakan adalah
kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi dan
pengambilan sampel yang
digunakan adalah varian
maximum. Responden: remaja
penderita kanker dengan
variasi jenis kanker dan telah
didiagnosis menderita kanker.
data dikumpulkan melalui
wawancara dan observasi.
Hasil penelitian
disebabkan terbatasnya
perawat baik secara kuantitas
dan kualitas
13
Perbedaan dan persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah:
1. Coban & Yurdagul (2014) melakukan penelitian dengan judul
The
Relationship Between Cancer Patients’ Perception of Nursing Care and
Nursing Attitudes Towards Nursing Profession memiliki persamaan
dengan penelitian ini yaitu meneliti persepsi pasien kanker terhadap
pelayanan keperawatan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek
penelitian, metode penelitian yang digunakan, hasil yang ditemukan dan
lokasi penelitian yang dilakukan pada salah satu rumah sakit di Medan.
2. Ferguson (2008) melakukan penelitian dengan judul Hope and Spiritual
Well-Being Adolescents with Cancer diteliti memiliki persamaan dalam
hal meneliti harapan remaja penderita kanker. Perbedaan diantara kedua
penelitian adalah desain penelitian, cara pengambillan sampel dan hasil
penelitian yang ditemukan dan lokasi penelitian yang dilakukan pada salah
satu rumah sakit di Medan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2010) dengan judul Persepsi dan
Harapan Wanita dengan Kanker Serviks terhadap Asuhan Keperawatan
Spiritual di RS Ali Sadikin Badung memiliki persamaan dengan penelitian
ini yaitu meneliti tentang persepsi dan harapan pasien kanker terhadap
pelayanan keperawatan dengan menggunakan studi kualitatif pendekatan
fenomenologi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitian,
hasil yang ditemukan, dan lokasi penelitian yang dilakukan pada salah satu
rumah sakit di Medan.
14
4. Penelitian yang berjudul Persepsi Pasien terhadap Pelayanan Keperawatan:
Studi Fenomenologi yang diteliti oleh Muhidin et al. (2010) memiliki
persamaan dengan penelitian ini yaitu meneliti mengenai persepsi pasien
terhadap pelayanan keperawatan dan desain yang digunakan yaitu studi
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dan sebagian hasil dari
penelitian memiliki kesamaan yaitu persepsi pasien terhadap sikap
merawat perawat dan harapan remaja terhadap peningkatan fasilitas
pelayanan rumah sakit. Perbedaannya adalah subjek penelitian, cara
pengambilan sampel dan lokasi penelitian yang dilakukan pada salah satu
rumah sakit di Medan.
Download