BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Profil PT. Macro Citra 4.1.1 Latar belakangperusahaan PT. Macro Citra adalah perusahaan importir yang bergerak dalam penjualan berbagai macam alat kesehatan, peralatan laboratorium klinik dan filter. Perusahaan ini resmi berdiri dan memulai aktivitas usahanya sejak tanggal 25 Januari 1992 dengan akta notaris nomor 397, yang disetujui oleh notaris John Leonard Waworuntu di Jakarta Barat. Didirikan untuk jangka waktu 75 tahun dengan modal awal sebesar Rp 200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) yang terbagi atas 2.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) per lembarnya. PT. Macro Citra berkantor pusat di Rukan Taman Meruya Blok M nomor 65, berfokus pada penjualan alat kesehatan,peralatan laboratorium klinik dan filter. Pada tahun 1993, PT. Macro Citra mulai mengimpor filter dari perusahaan Begrow yang berasal dari negara Jerman dan Pall yang berasal dari negara Amerika, kemudian pada tahun 1997 mulai mengimpor alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik dari perusahaan Acon Laboratories yang berasal dari negara Amerika dan Plasmatech Laboratory yang berasal dari negara Inggris. Sedangkan pada tahun 2002 hingga 2011 PT. Macro Citra menambah jumlah mitra bisnis nya dengan mengimpor alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik dari ketiga perusahaan besar yang berasal dari China dan Amerika yaitu perusahaan Abon Biophram, Right Sign, dan CTK Biotech. Namun seiring dengan perkembangan bisnis impor peralatan laboratorium klinik, maka PT. Macro Citra hanya berfokus pada penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik saja. Sejak tahun 2004, PT.Macro Citra sudah tidak menjual produk filter. Perincian perusahaan mulai dari daerah penjualan, konsumen, produk, dan suppliernya akan dijabarkan secara lengkap dibagian bawah ini: A. Daerah Penjualan Mencakup 16 Provinsi di wilayah barat Indonesia. 46 47 B. Konsumen 1. Rumah sakit pemerintah 2. Laboratorium pemerintah 3. Rumah sakit swasta 4. Laboratorium swasta 5. Palang Merah Indonesia (Red Cross) C. Produk 1. Rapid Test Diagnostics (Lateral Flow) 2. Urinalysis Strips 3. Blood Glucose Monitoring System 4. EIA Products 5. POCT: Hb meter, Hba1C Analyzer 6. Plasticware & Disposable Products (Greiner Bio One, Germany) 7. Latex Diagnostic & Reagents (Plasmatec Laboratory, UK) 8. Micropippete (HTL Micropippete, Poland) 9. Clinical Chemistry Reagent (Stanbio Laboratory, USA) 10. Blood Preassure Monitor & Technology, Taiwan) D. Supplier 1. ABON Biopharm – IMI HK – Alere 2. ACON Biotech 3. Plasmatech Laboratory, UK 4. Quotient Diagnostic, UK 5. Greiner Bio One, Germany 6. Stanbio Laboratory, USA 7. HTL Micropippete, Poland 8. Taidoc Technology, Taiwan Digital Thermometer (Taidoc 48 4.1.2 Visi dan Misi PT. Macro Citra Visi : “Menjadi Distributor Alat Kesehatan danPeralatan Laboratorium Klinik yang Terpercaya dan Bernilai Tambah untuk Para Pelanggan” Misi : 1. Menyediakan alat kesehatan danperalatan laboratorium klinik yang berkualitas. 2. Menciptakan nilai tambah bagi partner bisnis. 3. Memelihara mutu untuk kepuasan pelanggan. 4. Menyediakan saluran distribusi produk yang baik dan tepat waktu bagi pelanggan. 5. Selalu innovative dan tanggap terhadap perkembangan tekonologi alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik. Legal Staff Finance Staff Store Staff Store Spv. Sales Support Staff Sales Apotik Apotik Controller Sales Manajer Apotik Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Macro Citra Dellivery & Collector Accounting Staff Sumber: PT. Macro Citra, 2013. Purchase Staff Purchase Spv. Finance & Accounting Manager Direktur Sales Laboratorium Sales Spv. Laboratiorium Sales Manajer Laboratorium Technical Support 49 4.1.3 Struktur Organisasi 50 4.1.3.1 Deskripsi Pekerjaan Berikut adalah tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan, yaitu: 1. Direktur - Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari manajer pemasaran, manajer keuangan dan karyawan lainnya. - Membimbing karyawan agar dapat bekerja secara optimal sesuai dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. - Melakukan pengontrolan keuangan perusahaan berdasarkan laporan yang telah dibuat oleh manager keuangan dan akuntansi. 2. Finance and Accounting Manager - Membuat laporan keuangan yang tepat dan akurat untuk dilaporkan kepada direktur perusahaan. 3. Sales Manager Apotik - Bertanggung jawab atas penjualan produk ke apotik. - Membimbing serta memberikan arahan kepada sales apotik dalam melakukan penjualan. 4. Sales Manager Laboratorium - Bertanggung jawab atas penjualan produk ke laboratorium. - Membimbing serta memberikan arahan kepada sales laboratorium dalam melakukan penjualan. 5. Purchase Supervisor - Mengatur proses pembelian barang berdasarkan kebutuhan jumlah dan jenisnya kepada pemasok (supplier). 6. Store Supervisor - Mengatur jumlah persediaan barang di gudang. - Mengontrol barang yang akan masuk maupun keluar . 51 4.2 Analisis persaingan model lima kekuatan porter pada PT Macro Citra Model Lima Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Intensitas persaingan antarperusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain. Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan, yaitu sebagai berikut: 1. Persaingan antarperusahaan saingan. 2. Potensi masuknya pesaing baru. 3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti. 4. Daya tawar pemasok. 5. Daya tawar konsumen. Berikut ini adalah gambaran secara singkat tentang 5 kekuatan Porter yang ada dalam perusahaan PT Macro Citra: 1. Persaingan antarperusahaan saingan Dalam bisnis penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik persaingan yang terjadi cukup kuat karena dipengaruhi oleh produk yang dijualmerupakan produk yang sejenis antara perusahaan pesaing, sehingga dibutuhkan SDM yang handal dalam menjual produk yang ada. Dalam bisnis penjualan alat-alat laboratorium ini, PT. Macro Citra memiliki 5 perusahaan pesaing sejenis, yaitu: PT. AbimataManunggal, PT. Oncoprobe Utama, PT. Pasific Biotech, PT. Akurat Intan Madyadan PT. Medquest Jaya Global. 2. Potensi masuknya pesaing baru Dalam bisnis penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik potensi masuknya pesaing baru sangat besar dikarenakan perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan sangat cepat, sehingga informasi mengenai proses berjalannya bisnis dapat diterapkan dan dipelajari dalam waktu yang singkat. Sehingga banyak perusahaan baru sejenis yang bermunculan.Salah satu pesaing yang baru masuk kedalam bisnis ini adalah PT. Alere Indonesia. 52 3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti Dalam bisnis penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinikPT. Macro Citra sangat berpengaruh terhadap potensi pengembangan produkproduk pengganti karena dengan berkembangnya inovasi teknologi maka mendorong munculnya produk-produk pengganti dimana produk tersebut memiliki kegunaan yang sama namun memiliki teknologi yang berbeda (metode yang digunakan dalam menganalisa dan mendiagnosa berbeda). 4. Daya tawar pemasok Dalam bisnis penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik daya tawar pemasok dengan PT. Macro citra sama kuatnya, karena dalam menjalankan bisnisnya PT. Macro citra dan pemasoknya telah diatur dalam sebuah perjanjian bisnis(Business agreement) yang membahas segala hal mengenai kerjasama bisnis kedepannya yang memiliki periode jangka waktu kerjasama bisnis yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak, dengan tujuan untuk memberikan solusi kerjasama bisnis yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Berikut adalah perusahaan pemasok dari PT. Macro citra yaituABON Biopharm – IMI HK – Alere, ACON Biotech, Plasmatech Laboratory, Quotient Diagnostic, Greiner Bio One, Stanbio Laboratory, HTL Micropippete, dan Taidoc Technology. 5. Daya tawar konsumen Dalam bisnis penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik,daya tawar konsumen lebih tinggi dari PT. Macro citra karena konsumen dapat membeli produk dari perusahaan pesaing yang menjual produk sejenis, hal ini didukung dengan informasi yang mudah didapatkan mengenai spesifikasi produk, harga, dan persediaan barang yang dijual.Konsumen yang membeli produk dari PT. Macro citra dibagi menjadi 2,perusahaan swasta dan pemerintahan. Berikut adalah konsumen dari perusahaan swasta, yaitu PT. Siloam InternationalHospitalsTbk, PT. Prodia Wihyahusada, PT. Pramita, PT. Cito Putra Utama, RS Medika Pemata Hijau, RS Pantai Indah Kapuk, dan RS Taruma. Sedangkan dari pemerintahan yaitu Palang Merah Indonesia, 53 Badan Narkotika Nasional, RS Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan, dan RS TNI-AL Mintohardjo. Ancaman produk subtitusi: 1. Produk alat kesehatan sejenis dari brand lain Daya tawar konsumen: 1. Daya tawar pemasok: 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. ABON Biopharm – IMI HK – Alere ACON Biotech Plasmatech Laboratory Quotient Diagnostic Greiner Bio One Stanbio Laboratory HTL Micropippete Taidoc Technology Persaingan antar perusahaan saingan: 3. 4. 1. 5. 2. 3. 4. 5. PT. Abimata Manunggal PT. Oncoprobe Utama PT. Pasific Biotech PT. Akurat Intan Madya PT. Medquest Jaya Global 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Potensi masuknya pendatang baru: 1. 13. PT. Siloam International Hospitals Tbk PT. Prodia Wihyahusada PT. Pramita PT. Cito Putra Utama RS Medika Permata Hijau RS Pantai Indah Kapuk RS Taruma Palang Merah Indonesia Badan Narkotika Nasional RS Cipto Mangunkusumo RSUP Fatmawati RSUP Persahabatan RS TNI-AL Mintohardjo PT. Alere Indonesia Sumber: PT. Macro Citra, 2013 Gambar 4.2 Model lima kekuatan PT. Macro Citra 54 4.3 Tahap Input Merupakan tahapan dalam melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) pada PT. Macro Citra.Data-data yang diperoleh berasal dari sumber data primer dan sekunder yaitu dengan melakukan wawancara kepada pemilik perusahaan dan melakukan pencarian data-data pendukung melalui internet. 4.3.1 Faktor Internal PT. Macro Citra 4.3.1.1 Faktor Kekuatan PT. Macro Citra Tabel 4.1 Faktor Kekuatan PT. Macro Citra No Faktor Kekuatan Perusahaan 1 Berpengalaman di bidangnya sejak tahun 1992 2 Turnover karyawan yang rendah 3 Peningkatan rata-rata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya 4 Merek dari produk yang dijual kuat 5 Memiliki hubungan yang baik dengan klien 6 Memiliki hubungan yang baik dengan principal 7 Memiliki sistem persediaan barang yang baik 8 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra Sumber: Hasil wawancara dengan PT. Macro Citra, 2013. Keterangan dari tabel faktor kekuatan PT. Macro Citra: 1. Berpengalaman di bidangnya sejak tahun 1992. PT. Macrocitra resmi didirikan pada tahun 1992, bergerak di bidang impor penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik. Dengan pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan lebih dari 22 tahun menjalani bisnis ini tentunya perusahaan mengerti akan keinginan dari konsumen, perilaku konsumen, dan proses berjalannya bisnis. 2. Turnover karyawan yang rendah. 55 Karyawan yang bekerja di PT. Macrocitra rata-rata memiliki masa kerja lebih dari 3 tahun sehingga menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan dapat mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk merekrut setiap karyawan baru. 3. Peningkatan rata-rata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya. PT. Macro citra menunjukkan peningkatan omset penjualan yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut adalah data penjualan selama 5 tahun terakhir: Tahun Omset Penjualan 2009 Rp 8.018.000.000 2010 Rp 8.579.260.000 2011 Rp 8.922.243.000 2012 Rp 9.725.449.000 2013 Rp 10.892.505.000 Berdasarkan data penjualan 5 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan penjualan pertahunnya adalah sebesar 7,34%. Dengan kenaikan omset penjualan tertinggi pada tahun 2013 sebesar 10,71% dan kenaikan omset penjualan terendah pada tahun 2011 sebesar 3,84%. 4. Merek dari produk yang dijual kuat. Produk yang dijual PT. Macrocitra merupakan produk yang memiliki merek yang kuat dan terkenal karena produk-produk yang dijual PT. Macrocitra merupakanLeading Brand dalam bisnis ini. 5. Memiliki hubungan yang baik dengan klien. PT. Macrocitra memiliki hubungan yang baik dengan kliennya baik dari swasta (PT. Siloam InternationalHospitalsTbk, PT. Prodia Wihyahusada, PT. Pramita, PT. Cito Putra Utama, RS Medika Pemata Hijau, RS Pantai Indah Kapuk, dan RS Taruma) maupun pemerintahan (Palang Merah Indonesia, Badan Narkotika Nasional, RS Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan, dan RS TNI-AL Mintohardjo).Hal itu disertai dengan penjagaan mutu dari produk yang dijual serta pemberian dukungan terhadap kliennya berupa bantuan dana pada saat pameran,hal 56 tersebut memberikan nilai tambah bagi PT. Macrocitra dimata para kliennya. 6. Memiliki hubungan yang baik dengan principal. Hubungan yang terjalin antara PT. Macrocitra dengan principalnya sangat baik karena perusahaan selalu dapat memenuhi target/sasaran dari penjualan produk yang telah ditentukan oleh principal, baik target penjualan produk dalam jangka waktu bulanan maupun tahunan. Keuntungan yang didapat oleh PT. Macrocitra adalah berupa perpanjangan kontrak dari perjanjian bisnis yang telah dibuat sebelumnya maupun pembuatan kontrak perjanjian bisnis yang baru dengan principal. 7. Memiliki sistem persediaan yang baik. Sistem persediaan yang diterapkan oleh PT. Macrocitra adalah sistem First In First Out(FIFO) dimana perusahaan selalu menjual produknya dengan mencatat produk yang pertama masuk adalah produk yang dijual, sehingga produk tersebut dapat terjual sebelum masa kadaluarsanya. Hal tersebut perlu untuk diperhatikan karena perusahaan klien hanya ingin membeli produk yang memiliki masa kadaluarsa minimal 12 bulan sejak pembelian terjadi. 8. 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra. Sebanyak 70% rumah sakit swasta yang ada di Jakarta telah melakukan pembelian produk kepada PT. Macro citra. 4.3.1.2 Faktor Kelemahan PT. Macro Citra Tabel 4.2 Faktor Kelemahan PT. Macro Citra No 1 Faktor Kelemahan Perusahaan Kurangnya jumlah tenaga penjual yang kompeten dibidangnya 2 Keterbatasan jaringan distribusi 3 Variasiproduk yang terbatas 4 Modal yang terbatas 5 Belum mampu mengelola SDM dengan baik Sumber: Hasil wawancara dengan PT. Macro Citra, 2013. 57 Keterangan dari tabel faktor kelemahan PT. Macro Citra: 1. Kurangnya jumlah tenaga penjual yang kompeten dibidangnya. Dalam menjalankan bisnis impor alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik ini PT. Macrocitra membutuhkan tenaga kerja yang kompeten dibidangnya, karena dibutuhkannya pengetahuan akan produkproduk yang dijual terutama oleh tenaga penjual. Banyak tenaga penjual yang mendaftar untuk bekerja namun tidaklah kompeten di bidangnya. 2. Keterbatasan jaringan distribusi. PT. Macrocitra untuk saat ini hanya melayani penjualan diwilayah barat Indonesiadikarenakan mahalnya biaya distribusi yang dikeluarkan untuk melakukan pengiriman ke wilayah tengah dan timur Indonesia. 3. Variasi produk yang terbatas. Terdapat banyak sekali variasi produk dalam bisnis impor alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik, sedangkan PT. Macrocitra memiliki variasi produk yang terbatas sehingga klien dapat membeli produk yang tidak dijual oleh PT. Macrocitra pada perusahaan pesaingnya yang menjual produk tersebut. 4. Modal yang terbatas. Salah satu faktor penting dalam menjalankan suatu bisnis adalah ketersediaan modal, PT. Macro citra merupakan perusahaan kepemilikkan pribadi sehingga modal yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan sangat terbatas. 5. Belum mampu mengelola SDM dengan baik. PT. Macro citra hingga saat ini belum memiliki divisi Human Recources Development (HRD)/personalia. Dapat dilihat dari kurangnya jumlah tenaga penjual yang kompeten dibidangnya, karena kemampuan perusahaan dalam mengatur ketersediaan, kualifikasi, dan pengembangan kemampuan karyawan tidak berjalan secara maksimal. Perlunya peningkatan cara pengelolaan sumber daya manusia dengan baik kedepannya. 58 4.3.2 Faktor Eksternal PT. Macro Citra 4.3.2.1 Faktor Peluang PT. Macro Citra Tabel 4.3 Faktor Peluang PT. Macro Citra No 1 2 3 4 5 6 Faktor Peluang Perusahaan Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun Pertumbuhan pembangunan rumah sakit di Indonesia Pertumbuhan pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya Kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi Adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS Sumber: Hasil wawancara dengan PT. Macro Citra, 2013. Keterangan dari tabel faktor peluang PT. Macro Citra: 1. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun. Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia dengan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 1,49% setiap tahunnya berdampak pada tingginya jumlah penduduk usia muda yang merupakan faktor bagi perkembangan penjualan alat laboratorium kedepannya. Liputan6.com, Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan kalau tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun. "Tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso. 2. Pertumbuhan pembangunan rumah sakit di Indonesia. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2007-2011) jumlah rumah sakit baik yang dikelola oleh institusi pemerintah maupun sektor swasta mengalami 59 peningkatan, pada tahun 2007 terdapat 1.292 unit menjadi 1.721 unit pada tahun 2011. Berikut adalah tabel perkembangan jumlah rumah sakit: Tabel 4.4 Jumlah Perkembangan Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2007-2011 Sumber: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, 2012. Dan telah berkembang menjadi 2.068 unit rumah sakit di akhir tahun 2012. 3. Pertumbuhan pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia. Semakin banyak klinik-klinik yang dibangun diseluruh wilayah di Indonesia, karena tingkat permintaan akan kebutuhan kesehatan sangat tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Dapat dilihat dari banyaknya pembangunan klinik disekitar lingkungan tempat tinggal kita. Data jumlah puskesmas dari tahun 2007 hingga 2011 berturut-turut adalah 8.234 unit, 8.548 unit, 8.737 unit, 9.005 unit, dan 9.321 unit puskesmas yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia. 4. Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya. Semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita penduduk Indonesiatentunyaakan berdampak pada daya beliyang meningkat dengan demikian semakin banyak yang mampu untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan seperti melakukan pemeriksaan medis/Medicalcheckup. Dampaknya bagi PT. Macrocitra adalah permintaan pasar terhadap alat laboratorium yang mengalami peningkatan. JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat berdasarkan data produk domestik bruto (PDB) pendapatan per kapita masyarakat Indonesia pada 2012 mencapai Rp33,3 juta atau USD3.562,6 per tahun. Angka inimencatatkankenaikanketimbang2011.Kepala BPS Suryamin menjelaskan, 60 pendapatan masyarakat meningkat 9,53 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp30,4 juta atau USD3.498,2 per tahun. 5. Kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi. Bermunculannya kampanye-kampanye mengenai kesehatan yang diadakan oleh berbagai macam kalangan mulai dari organisasi kecil hingga perusahaan multinasional dengan tujuan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan, serta bermunculannya slogan “lebih baik mencegah daripada mengobati” 6. Adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS. Program pemerintah (BPJS) berupa pelayanan kesehatan dengan biaya iuranyang terjangkau kepada 86 juta warga negara Indonesia dimana pemerintah secara langsung memberikan subsidi iuran agar masyarakat kurang mampu dapat memiliki hak untuk mendapatkan kesehatan. 4.3.2.2 Faktor Ancaman PT. Macro Citra Tabel 4.5 Faktor Ancaman PT. Macro Citra No 1 2 Faktor Ancaman Perusahaan Peraturan pemerintah yang berubah-ubah Kurs rupiah yang terus mengalami perlemahan terhadap kurs mata uang asing 3 Munculnya pesaing baru dari dalam negeri 4 Infrastruktur yang buruk di Indonesia 5 Munculnya pesaing baru dari luar negeri Sumber: Hasil wawancara dengan PT. Macro Citra, 2013. Keterangan dari tabel faktor ancaman PT. Macro Citra: 1. Peraturan pemerintah yang berubah-ubah. Terdapat dua kementerian yang menjadi faktor eksternal perusahaan yang berpengaruh pada bisnis impor alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik ini yaitu kementerian kesehatan dan kementerian perdagangan, dengan peraturan yang berubah-ubah membuat proses berjalannya bisnis menjadi terhambat. Sebagai contoh adalah peraturan kementerian kesehatan 61 yang menutup sementara pendaftaran alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik secara online. 2. Kurs rupiah yang terus mengalami perlemahan terhadap kurs mata uang asing. Pada awal tahun 2013 kurs rupiah terhadap dollar AS berada pada level Rp 9.660 per dollar AS dan pada awal tahun 2014 kurs rupiah mengalami perlemahan terhadap dollar AS yang berada pada level Rp 12.030 per dollar AS. Perlemahan mata uang rupiah terhadap mata uang asing (dollar AS, Euro, dan Poundsterling) yang terjadi mengakibatkan biaya yg dikeluarkan PT. Macrocitra untuk membeli produk dari principalnya semakin tinggi karena PT. Macrocitra menggunakan alat pembayaran berupa rupiah yang di kurskan ke dollar AS, Euro, dan Poundsterling. 3. Munculnya pesaing baru dari dalam negeri. Munculnya perusahaan pesaing sejenis dari dalam negeri yang baru membuka usahanya serta perusahaan sejenis yang sudah lama berdirinamun menjual produk sejenis dengan harga yang lebih murah. 4. Infrastruktur yang buruk di Indonesia. Pembangunan yang terjadi di Indonesia sangat terfokus pada kota-kota besar saja terutama dalam hal infrastruktrur, sehingga pembangunan menjadi tidak merata. Hal tersebut menjadi faktor penghambat bagi PT. Macrocitra untuk mengembangkan pasar penjualannya di Indonesia karena untuk melakukan pengiriman diluar wilayah yang tidak terfokus pembangunannya membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan tidak efisien. 5. Munculnya pesaing baru dari luar negeri. Munculnya perusahaan multinasional dalam bisnis impor alat kesehatandan peralatan laboratorium klinik yang secara langsung melakukan investasi di Indonesia dengan membuka perusahaan baru. 62 4.3.3 Matriks IFE Tabel 4.6 Matriks IFE Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Total Skor 0.053 3 0.159 Turnover karyawan yang rendah 0.039 3 0.117 Peningkatan rata-rata penjualan 0.142 4 0.568 0.120 4 0.480 Memiliki hubungan yang baik dengan 0.107 3 0.321 3 0.255 0.098 4 0.392 0.106 4 0.424 0.052 2 0.104 Keterbatasan jaringan distribusi 0.048 1 0.048 Variasi produk yang terbatas 0.038 2 0.076 Modal yang terbatas 0.050 1 0.050 Belum mampu mengelola SDM 0.061 1 0.061 Kekuatan Berpengalaman di bidangnya sejak tahun 1992 produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya Merek dari produk yang dijual kuat klien Memiliki hubungan yang baik dengan 0.085 principal Memiliki sistem persediaan barang yang baik 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra Kelemahan Kurangnya tenaga penjual yang kompeten di bidangnya dengan baik Total 1.000 3.055 Sumber: Hasil pengolahan data, 2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks IFE diatas, diperoleh hasil bahwa total skornya adalah sebesar 3.055. Hal ini 63 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat karena nilai total skor yang berada diatas rata-rata yaitu 2.500, dengan demikian perusahaan sudah dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada. 4.3.4 Matriks EFE Tabel 4.7 Matriks EFE Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Total Skor 0.062 3 0.186 0.133 3 0.398 0.115 4 0.460 0.159 3 0.477 0.150 2 0.300 0.177 3 0.530 0.048 4 0.192 0.053 2 0.106 0.039 3 0.117 Infrastruktur yang buruk di Indonesia 0.036 2 0.072 Munculnya pesaing baru dari luar 0.028 3 0.056 Peluang Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun Pertumbuhan pembangunan rumah sakit di Indonesia Pertumbuhan pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya Kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi Adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS Ancaman Peraturan pemerintah yang berubahubah Kurs rupiah yang terus mengalami perlemahan terhadap kurs mata uang asing Munculnya pesaing baru dari dalam negeri 64 negeri Total 1.000 2.894 Sumber: Hasil pengolahan data, 2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks EFE diatas, diperoleh hasil bahwa total skornya adalah sebesar 2.894. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sudah dapat memanfaatkan peluang dan menghindariancaman yang ada, karena nilai total skor bobot yang berada diatas rata-rata yaitu 2.500. 4.3.5 Matriks CPM Tabel 4.8 Matriks CPM Faktor penentu Bobot PT. Macro Citra keberhasilan Peringkat Nilai PT. Oncoprobe PT. Alere Utama Indonesia Peringkat Nilai Peringkat Nilai Kualitas produk 0.199 4 0.796 3 0.597 4 0.796 Sistem 0.076 3 0.228 3 0.228 3 0.228 0.067 3 0.201 3 0.201 3 0.201 Promosi produk 0.059 3 0.177 2 0.118 4 0.236 Distribusi 0.074 3 0.222 3 0.222 4 0.296 0.123 4 0.492 2 0.246 4 0.492 0.169 4 0.676 3 0.507 3 0.507 0.116 4 0.464 3 0.348 3 0.348 0.054 3 0.162 4 0.216 4 0.216 0.063 3 0.189 3 0.189 4 0.252 persediaan Kadaluarsa produk penjualan Daya saing harga Loyalitas Konsumen Layanan konsumen Brand yang sudah dikenal Kebijakan pemerintah 65 Jumlah 1.000 3.607 2.872 3.572 Sumber: Hasil pengolahan data, 2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks CPM diatas, diperoleh total nilai bagi PT. Macro Citra adalah sebesar 3.607, PT. Oncoprobe Utama adalah sebesar 2.872, dan PT. Alere Indonesia adalah sebesar 3.572. Hal ini mengindikasikan bahwa PT. Macro Citra sudah cukup kuat jika dibandingkan dengan pesaingnya, dengan demikian kesimpulannya adalah PT. Macro Citra sudah mampu untuk bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. 66 4.4 Tahap Pencocokan Pada tahapan ini, strategi alternatif dapat dirumuskan melalui pemaduan data mengenai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Matriks yang digunakan pada tahapan ini adalah matriks SWOT, matriks IE, dan matriks Strategi Besar. 4.4.1 Matriks SWOT Tabel 4.9 Analisis SWOT 1. 2. Kekuatan (S) Kelemahan (W) Berpengalaman di 1. Kurangnya jumlah bidangnya sejak tahun tenaga penjual yang 1992 kompeten Turnover karyawan yang dibidangnya rendah 3. Peningkatan rata-rata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah 4. 5. terbatas tahunnya 5. Belum mampu Merek dari produk yang mengelola SDM dijualkuat dengan baik Memiliki hubungan yang Memiliki hubungan yang Memiliki sistem persediaan barang yang baik 8. 3. Variasi produk yang 4. Modal yang terbatas baik dengan principal 7. distribusi sebesar 7,34% per baik dengan klien 6. 2. Keterbatasan jaringan 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra 67 Peluang (O) 1. 2. Pertumbuhan jumlah Strategi SO 1. Melakukan pemasaran Strategi WO 1. Meningkatkan jumlah penduduk di Indonesia produk diwilayah yang variasi produk untuk sebesar 1,49% per memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tahun menjadi wilayah pasar akan kesehatan yang Pertumbuhan penjualan yang baru semakin tinggi (S1,S4,O2,O3) (W3, O5, O6) pembangunan rumah sakit di Indonesia 3. Pertumbuhan pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia 4. Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya 5. Kesadaran akan 2. Menetapkan harga 2. Menjalin kerjasama penjualan produk yang dengan agen bersaing agar dapat distributor diwilayah membantu program yang belum menjadi pemerintah dalam daerah pasar meningkatkan layanan penjualan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan (W2, O2, O3) penjualan kesehatan yang semakin tinggi 6. (S1, S3, S4 ,O6) Adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS Ancaman (T) 1. Peraturan pemerintah Strategi ST 1. Melakukan pemesanan Strategi WT 1. Merekrut tenaga produk yang memiliki penjual yang 2. Kurs rupiah yang terus teknologi yang lebih kompeten mengalami perlemahan canggih dari produk dibidangnya agar terhadap kurs mata sebelumnya agar tidak dapat memenuhi uang asing kalah bersaing dengan target pernjualan yang berubah-ubah 68 3. Munculnya pesaing pesaingnya (W1, T3, T5) baru dari dalam negeri 4. Infrastruktur yang (S5, S6, S8, T3, T5) buruk di Indonesia 5. Munculnya pesaing baru dari luar negeri Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013. Berdasarkan hasil pengolahan data pada matriks SWOT diatas, maka strategi alternatifnya adalah sebagai berikut: Strategi SO: 1. Pengembangan pasar Melakukan pemasaran produk diwilayah yang memiliki potensi untuk menjadi wilayah pasar penjualan yang baru(S1, S4, O2, O3) 2. Penetrasi pasar Menetapkan harga penjualan produk yang bersaing agar dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan (S1, S3, S4 ,O6) Strategi WO: 1. Pengembangan produk Meningkatkan jumlah variasi produk untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang semakin tinggi (W3, O5, O6) 2. Pengembangan pasar Menjalin kerjasama dengan agen distributor diwilayah yang belum menjadi daerah pasar penjualan (W2, O2, O3) Strategi ST: 1. Pengembangan produk 69 Melakukan pemesanan produk yang memiliki teknologi yang lebih canggih dari produk sebelumnya agar tidak kalah bersaing dengan pesaingnya(S5, S6, S8, T3, T5) Strategi WT: 1. Penetrasi pasar Merekrut tenaga penjual yang kompeten dibidangnya agar dapat memenuhi target pernjualan (W1, T3, T5) 4.4.2 Matriks IE SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat Sedang Lemah 3,0 - 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99 3,0 4,0 I SKOR BOBOT TOTAL EFE Tinggi 2,0 1,0 II III Macro V VI 3,0 3,0 Sedang IV PT. Citra, IFE (3.055) 2,0 - 2,99 EFE (2.894) 2,0 VII VIII Rendah 1,0 - 1,99 1,0 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013. Gambar 4.3 Matriks IE IX 70 Berdasarkan hasil dari perhitungan matriksIFE dan EFE diketahui bahwa nilai total skor IFE adalah 3.055, sedangkan nilai total skor EFE adalah 2.894. Dengan demikian dapat dilihat bahwa PT. Macro Citra berada dalam sel IV, yaitu divisi tumbuh dan membangun. Alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, intregasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. 4.4.3 Matriks Strategi Besar PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT Kuadran II Kuadran I PT. Macro Citra POSISI KOMPETITIF YANG LEMAH Kuadran III Kuadran IV POSISI KOMPETITIF YANG KUAT PERTUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT Sumber: Hasil pengolahan data, 2013. Gambar 4.4 Matriks Strategi Besar Berdasarkan hasil pengolahan data dari matriks Strategi Besar diatas, menunjukkan bahwa PT. Macro Citra berada pada kuadran I. Hal ini ditandai 71 dengan pertumbuhan pasar yang cepat dimana tingkat pertumbuhan industri bisnis penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik mengalami pertumbuhan penjualan sebesar7,5% setiap tahunnya. Dan berdasarkan hasil pengolahan data matriks CPM, diperoleh total nilai sebesar 3.067 yang menempatkan PT. Macro Citra di posisi pertama dalam persaingan antarperusahaan saingan. Dengan demikian, alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal, dan diversifikasi terkait. 4.5 Tahap Keputusan Tahapan akhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan, pada tahap ini strategialternatif dirumuskan menggunakan matriks QSPMuntuk menentukan strategi alternatif terbaik yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Hasil alternatif strategi pada tahap pencocokan adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Strategi Alternatif pada tahap pencocokan Strategi Alternatif Penetrasi Pasar Tahap Pencocokan Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Strategi Besar Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Strategi Besar Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Strategi Besar Matriks IE, Matriks Strategi Besar Pengembangan Pasar Pengembangan Produk Integrasi ke depan Integrasi ke Matriks IE, Matriks Strategi Besar belakang Integrasi Matriks IE, Matriks Strategi Besar Horizontal Diversifikasi Matriks Strategi Besar terkait Sumber: Hasil analisis pada tahap pencocokan, 2013. Jumlah 3 3 3 2 2 2 1 Strategi alternatif yang paling banyak muncul jumlahnya pada tahap pencocokan (analisis SWOT, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar) dapat digunakan dalam rumusan matriks Quantitative Strategic Planning Matriks(QSPM), yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. 4.5.1 Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) 72 Tabel 4.11Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) Strategi-strategi alternatif Faktor-faktor utama Bobot Penetrasi Pengembangan pasar pasar AS TAS AS TAS Kekuatan: 1. Berpengalaman di 0.053 - Pengembangan produk AS TAS - bidangnya sejak tahun 1992 2. Turnover 0.039 - - - 0.142 3 0.426 2 0.284 1 0.142 0.120 3 0.360 4 0.480 2 0.240 0.107 - - - 0.085 - - - 0.098 4 0.392 3 karyawan yang rendah 3. Peningkatan ratarata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya 4. Merek dari produk yang dijual kuat 5. Memiliki hubungan yang baik dengan klien 6. Memiliki hubungan yang baik dengan principal 7. Memiliki sistem persediaan barang 0.294 2 0.196 73 yang baik 8. 70% rumah sakit 0.106 4 0.424 3 0.318 2 0.212 0.052 4 0.208 2 0.104 1 0.052 0.048 2 0.096 4 0.192 1 0.048 0.038 2 0.076 3 0.114 4 0.152 0.050 3 0.150 4 0.200 2 0.100 0.061 - - 0.062 3 0.186 4 0.248 2 0.124 0.133 3 0.399 4 0.532 2 0.266 swasta di Jakarta telah membeliproduk dari PT. Macro citra Kelemahan: 1. Kurangnya jumlah tenaga penjual yang kompeten dibidangnya 2. Keterbatasan jaringan distribusi 3. Variasi produk yang terbatas 4. Modal yang terbatas 5. Belum mampu - mengelola SDM dengan baik Peluang: 1. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun 2. Pertumbuhan 74 pembangunan rumah sakit di Indonesia 3. Pertumbuhan 0.115 3 0.345 4 0.460 2 0.230 0.159 3 0.477 4 0.636 2 0.318 0.150 3 0.450 4 0.600 2 0.300 0.177 3 0.531 4 0.708 2 0.354 0.048 2 0.096 4 0.192 3 0.144 0.053 - - pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia 4. Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya 5. Kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi 6. Adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS Ancaman: 1. Peraturan pemerintah yang berubah-ubah 2. Kurs rupiah yang terus mengalami - 75 perlemahan terhadap kurs mata uang asing 3. Munculnya 0.039 3 0.117 4 0.156 2 0.078 0.036 2 0.072 4 0.144 1 0.036 0.028 4 0.112 3 0.084 2 0.056 4.917 5.746 pesaing baru dari dalam negeri 4. Infrastruktur yang buruk di Indonesia 5. Munculnya pesaing baru dari luar negeri Total 3.048 Sumber: Hasil pengolahan data, 2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks QSPM diatas, diperoleh hasil bahwa dari ketiga alternatif strategi diatas yang memiliki total skor daya tarik tertinggi adalah strategi pengembangan pasar yaitu sebesar 5.746. Dengan demikian, strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh perusahaan adalah strategi pengembangan pasar. 4.6 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data pada tahapan akhir formulasi strategi yaitu tahap keputusan dengan menggunakan matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan pasar adalah strategi yang paling tepat untuk diterapkan bagi PT. Macro Citra daripada strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berikut adalah beberapa tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkan implementasi dari strategi pengembangan pasar, yaitu: 1. Menjalin kerjasama dengan agen distributor diwilayah yang belum menjadi daerah pasar penjualan. 76 2. Melakukan pemasaran produk diwilayah yang memiliki potensi untuk menjadi wilayah pasar penjualan yang baru, dalam hal ini adalah wilayah tengah dan timur Indonesia. 3. Menyediakan informasi mengenai spesifikasi, harga, dan kegunaan dari produk melalui website di internet, sehingga dapat diakses dengan mudah oleh calon konsumen. 4. Mengikuti kegiatan pameran alat kesehatan yang berskala nasional dengan tujuan untuk menjangkau seluruh konsumen yang berpotensi dari berbagai wilayah di Indonesia, cara tersebut efisien dan efektif. Efisien karena dapat mengurangi biaya pemasaran dan efektif karena pemasarannya tepat sasaran.