peningkatan daya saing pengrajin industri kecil rumah tangga

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
MANAJEMEN RISIKO BIDANG AKADEMIK DAN
KEUANGAN DI ITS
Ucik Maharani, Patdono Soewignjo, Stefanus Eko W.
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email : [email protected]
ABSTRAK
Risiko yang tidak teridentifikasi dan terkendali dapat menghambat pencapaian
tujuan ITS dan mengganggu kestabilan sistem pendidikan tinggi. ITS sebagai lembaga
pendidikan tinggi dan penghasil sarjana-sarjana teknik terbesar di Jawa Timur juga
mengalami berbagai macam risiko. Semua kesulitan, hambatan, masalah dan
ketidakpastian yang timbul akan diidentifikasi sebagai risiko yang kemudian akan
dikelola dalam manajemen risiko. Selama ini belum pernah dilakukan penelitian
mengenai manajemen risiko dilingkungan ITS. Untuk itu di ITS perlu dilakukan
pengelolaan risiko yang merupakan usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh
efektifitas dan efisiensi.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Mengidentifikasi risikorisiko yang potensial terjadi, menghitung estimasi nilai risiko yang terjadi dan
menentukan langkah-langkah mitigasi yang harus dilaksanakan. Penelitian dibatasi
hanya pada risiko bidang :. Operasional Pendidikan (Akademik) dan Finansial
(keuangan)
Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dan
analisis terhadap risiko untuk mendapatkan level risiko. Dari level risiko yang
didapatkan, kemudian ditentukan penanganannya agar risiko dimasa mendatang dapat
dikurangi dampak dan tingkat peluangnya sehingga diperoleh efektivitas dan efisiensi.
Kata kunci : manajemen risiko, analisis dan evaluasi risiko.
PENDAHULUAN
Perubahan kondisi politik, sosio ekonomi, dan budaya masyarakat akibat adanya
globalisasi menuntut peran dan fungsi Perguruan Tinggi yang lebih kompleks.
Perguruan tinggi tidak hanya dituntut menjadi agent of education, namun juga menjadi
agent of research and development, agent of knowledge and technology transfer, dan
agent of economic development. Dalam mengantisipati perubahan paradigma tersebut,
ITS akan menemui banyak hambatan, masalah dan ketidakpastian yang dapat
mempengaruhi keberhasilan tujuan tersebut.
Semua hambatan, masalah dan ketidakpastian yang akan selalu dihadapi pada
masa yang akan datang tersebut sebenarnya bisa berdampak positif, yang dikenal
dengan istilah kesempatan (opportunity), atau juga bisa merugikan, yang kemudian
disebut risiko (risk). Risiko yang tidak teridentifikasi dan tidak terkendali dapat
menghambat pencapaian tujuan ITS dan mengganggu kestabilan sistem pendidikan
tinggi. Ketidakmampuan dalam mengelola risiko dapat berakibat fatal, bahkan bisa
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
menyebabkan kebangkrutan. Maka kesanggupan manajemen ITS untuk mengelola
risiko adalah suatu keharusan. Untuk itu penelitian ini akan mencoba melakukan
pengelolaan manajemen risiko yang merupakan usaha untuk mengetahui, menganalisis
serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik dan menyediakan high quality education sehingga tercapai
efektifitas dan efisiensi. Selain itu penelitian mengenai manajemen risiko belum pernah
dilakukan dilingkungan pendidikan tinggi di Indonesia khususnya di ITS, sehingga
penerapan manajemen risiko di ITS diharapkan dapat mendukung langkah ITS
mencapai tujuannya.
RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO
Risiko awalnya dikenal sebagai perpaduan antara ilmu matematika dengan
ketidakpastian, seperti halnya yang diungkapkan oleh Shorteed, at al. (2003) bahwa
risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari
kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu
konsekuensi untuk satu kejadian, dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif
maupun negatif. Begitu pula Hilson (2001) menjelaskan bahwa risiko memiliki makna
ganda yaitu risiko dengan efek positif yang disebut sebagai kesempatan atau
opportunity, dan risiko yang membawa efek negatif yang disebut dengan ancaman atau
threat. Namun risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang negatif seperti
kehilangan, bahaya dan lainnya. Risiko lebih dikaitkan dengan kerugian yang
diakibatkan oleh kejadian yang mungkin terjadi dalam waktu tertentu (Frosdick, 1997).
Kerugian tersebut sebenarnya merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya
dipahami dan dikelola secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi,
sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Dengan demikian, risiko dapat dikatakan sebagai suatu kesempatan, dalam terminologi
kuantitatif dari suatu kejadian bahaya yang didefinisikan. Terminologi kuantitatif yang
dimaksud didapat dari pengukuran probabilitas terjadinya suatu kejadian dan
dikombinasikan dengan pengukuran konsekuensi dari kejadian tersebut. Atau secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Norman dan Jansson, 2004) :
Risiko = probabilitas kejadian x dampak secara bisnis
Probabilitas dan dampak tersebut menurut Treasury Board of Canada
Secretariat (2001), berpotensi mempengaruhi pencapaian tujuan dari organisasi. Hal ini
mengindikasikan kondisi diperlukannya suatu pengelolaan atau manajemen terhadap
kemungkinan munculnya risiko. Manajemen risiko yang dimaksud adalah pendekatan
secara sistematis untuk menyusun strategi dibalik ketidakpastian dengan cara
mengidentifikasi, menaksir, mengerti, menindak dan mengkomunikasikan risiko.
Tujuan manajemen risiko adalah menjadi alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai
tujuannya melalui alokasi sumber daya untuk menyusun perencanaan, mengambil
keputusan dan melaksanakan aktivitas yang produktif (Shortreed et al, 2003). Sementara
menurut Standards Australia (1999), maksud dari manajemen resiko tersebut adalah
agar perusahaan dapat meminimumkan kerugian dan memaksimalkan kesempatan yang
dapat mempengaruhi perusahaan.
Manajemen resiko bukan merupakan hal baru dan sudah menjadi bagian dari
aktivitas manajemen yang perlu dilakukan (Shortreed et al,2003). Dalam aplikasinya
terdapat lebih dari delapan puluh kerangka kerja manajemen resiko yang digunakan di
seluruh dunia. Kerangka kerja tersebut tidak selalu sama di setiap organisasi, pada
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
umumnya melalui tahap adaptasi dengan keadaan organisasi tersebut. Namun kerangka
kerja yang baik seharusnya mampu mengakomodasi reduksi risiko, pengambilan
keputusan atau manajemen korporasi, dan penaksiran risiko serta pengambilan tindakan
pada risiko. Beberapa kerangka kerja manajemen risiko yang umumnya menjadi standar
adalah the Australian New Zealand Risk Management Standard (AS/NZS 4360:2004),
the Canadian Risk Management Standard (CSA, 1997), the Japanese Industrial
Standard Risk Management System ( JSA,2001) dan British Standard Risk Management
Process (BSI, 2000).
Menurut Shortreed et al.(2003),the Australian New Zealand Risk Management
Standard (AS/NZS 4360:2004) memiliki beberapa keunggulan dibanding standard
lainya yaitu mencakup adanya feedback loop dan monitor secara kontinyu, juga adanya
komunikasi dan konsultasi, selain itu juga ada tahapan dimana pihak pengambil
keputusan dan penganalisa melakukan inisiasi awal yang disebut sebagai ”context”,
adanya penetapan kriteria mengenai resiko seperti apa yang akan dianalisa terlebih
dahulu didefinisikan dan memisahkan antara risiko yang diterima dan tidak, serta
memberikan pilihan perlakuan untuk risiko yang tidak dapat diterima.
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Elemen-elemen pokok dalam proses Manajemen Risiko yang bersumber dari
Standard Australia/New Zealand (AS/NZS) 4360 :2004, adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan ruang lingkup (Establish the context)
Pada tahapan ini dilakukan penetapan ruang lingkup organisasi, hubungan organisasi
dengan lingkungan external dan internalnya, tujuan dan strategi organisasi. Kemudian
juga menetapkan ruang lingkup yang menjadi obyek dari manajemen risiko yang
meliputi target, tujuan, strategi, ruang lingkup dan parameter aktivitas organisasi,
sehingga proses manajemen risiko dapat berjalan lebih terarah dan tepat sasaran.
Keputusan mengenai risiko apa saja yang dapat diterima ataupun tidak dapat diterima,
tergantung pada organisasi itu sendiri.
b. Identifikasi Risiko
Mengidentifikasikan risiko dengan pertanyaan : where, when, why and how kejadiankejadian yang dapat menghambat, menurunkan, menunda pencapaian tujuan. Pada
tahap ini akan diidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi dan bagaimana risiko itu dapat
terjadi. Identifikasi risiko dapat diperoleh melalui : Hasil audit atau hasil pemeriksaan
oleh pihak yang berkompeten, brainstorming, pengujian setempat atau pengalaman
dari pendidikan tinggi luar negeri, Keputusan atau kebijaksanaan
pimpinan/manajemen, Histori dan analisa kegagalan, Insiden atau komplain, Hasil
wawancara dengan stakeholder internal maupun eksternal, Pemodelan yang sudah
ada, Pengalaman organisasi, Pengalaman personal, SWOT Analysis dan Hasil survey
atau kuesioner
c. Analisis Risiko
Tujuan dari analisis risiko adalah untuk memisahkan risiko mayor dan risiko minor
yang mencakup pertimbangan mengenai sumber risiko, mengidentifikasikan dan
mengevaluasi risiko-risiko yang dapat dikendalikan (event risk), menentukan dampak
atau pengaruh risiko (consequences) dan peluang terjadinya (likelihood) serta levellevel risiko. Analisa ini harus mempertimbangkan batasan dari dampak yang
potensial terjadi dan bagaimana hal ini bisa terjadi.
Untuk menghindari adanya penilaian subyektif terhadap penentuan consequences dan
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
likelihood, digunakan sumber informasi yang terbaik dan alat yang kompeten, yaitu :
dokumentasi masa lalu, pengalaman sejenis, market research, eksperimen dan
prototype, model teknis, ekonomi dan lain-lain. Teknik yang dapat digunakan untuk
menganalisa risiko adalah : wawancara dengan pihak top manajemen, evaluasi
individu dengan kuisioner, pemodelan matematis, komputer dan lain-lain.
d. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah membandingkan level-level risiko yang diperkirakan terjadi
dengan penetapan kriteria sebelumnya dan mempertimbangkan keseimbangan antara
potensi yang menguntungkan dan hasil (outcome) yang merugikan. Kemungkinankemungkinan dari keputusan yang dibuat menyangkut tentang perkembangan dan
perlakuan alami yang dipersyaratkan serta prioritas-prioritas. Hasil dari evaluasi risiko
adalah berupa daftar tingkat prioritas untuk tindakan lebih lanjut.
e. Mengendalikan risiko (Threat risk)
Pengendalian risiko merupakan penentuan apa yang akan dilakukan untuk
menanggapi risiko yang teridentifikasi. Beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk
pengendalian risiko menurut Standart Australia New Zealand (AS/NZS) 4360 : 2004
yaitu : menghindari risiko (avoid risk), mengurangi likelihood dari kemunculan risiko,
mengurangi consequency, mentransfer risiko (transfer the risk) dan mengontrol risiko
(retain the risk)
f. Memonitor dan mereview
Risiko dan effektivitas pengukurannya perlu dimonitor untuk memastikan perubahan
keadaan tidak mengubah prioritas. Manajemen risiko dapat diaplikasikan pada
semua level dalam suatu organisasi baik level stategik dan level taktis serta level
operasional. Mungkin pula diaplikasikan pada kegiatan/ proyek spesifik, membantu
dengan keputusan spesifik atau mengatur risiko yang dikenalkan secara spesifik pula.
Pada setiap tahap pada rekaman proses harus disimpan untuk memungkinkan
keputusan-keputusan dimengerti sebagai bagian dari sebuah proses dengan perbaikan
terus-menerus (continual improvement).
Keenam tahapan diatas dapat digambarkan seperti bagan dibawah :
Gambar 1. Proses Manajemen Risiko
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
HASIL PEMBAHASAN
Langkah pertama yang dilakukan dalam proses manajmen risiko adalah
mengidentifikasi Risiko yang berpotensi terjadi. Risiko yang diidentifikasi merupakan
risiko yang berhubungan dengan kegagalan proses belajar mengajar (PBM) dan
kegagalan estimasi keuangan serta sistem penganggaran PNBP. Identifikasi risiko
dilakukan dengan metode wawancara dan brainstorming dengan pihak manajemen yang
berhubungan langsung dengan proses pelaksanaan akademik dan proses penganggaran
PNBP.
Setelah risiko-risiko bidang akademik dan bidang keuangan teridentifikasi, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan nilai risiko yang dilakukan secara
kualitatif. Nilai Risiko didapatkan dari nilai dampak (consequences) yang ditimbulkan
risiko dengan probabilitas (likelihood) kejadian risiko. Untuk itu diperlukan identifikasi
dan kriteria terhadap consequences dan likelihood sehingga dapat diketahui bagaimana
cara menentukan dampak dan peluang/probabilitas dari suatu kejadian risiko.
Berdasarkan sumber dari State of Queensland (Department of Education, Training and
Arts, 2002) kriteria untuk consequences adalah :
Tabel 1. Penentuan kriteria consequence
INSIGNIFICANT
MINOR
OPERATIONAL:
Menyebabkan sedikit
ketidaknyamanan, tapi
tidak terlalu berpengaruh
pada pencapaian tujuan
FINANCE :
<10% dari budget
MAJOR
CRITICAL
CATASTROPHIC
Ketidakpuasan
atau ketidaknyamanan
dengan adanya
gangguan
sistem
Terjadinya gangguan
pada system dan
dan operasional
akademik yang
cukup berarti
Gangguan system
sangat mempenga
ruhi pencapaian
tujuan
Mengakibatkan
Organisasi tidak dapat
Mencapai semua
Atau sebagian besar
Tujuan dalam jangka
panjang
10-20 %
dari budget
21- 80 % dari budget
81 – 90 % budget
>90% dari budget
Sedangkan kriteria untuk likelihood yang bersumber dari State of Queensland
(Department of Education, Training and Arts, 2002) adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Penentuan kriteria Likelihood
Level 1
Level 2
Almost
Certain
Likely
Level 3
Moderate
Level 4
Unlikely
Level 5
Rare
The event will occur on an annual basis
(will occur once a year/or more frequently)
The event has occured several times or more
(will occur once every three years)
The event should occur once in your career or could
occur a any time (will occur once evey 10 years)
The event has not yet occured but occur at some time
(will occur once evey 30years)
Heard of something like this occurring elsewhere
(will occur once evey 100years)
Hasil analisa risiko dapat dilihat pada Tabel 5
Langkah selanjutnya adalah Evaluasi risiko yang dilakukan untuk mendapatkan
prioritas risiko. Prioritas risiko didapat dari pemetaan untuk mendapatkan level risiko.
Pemetaan level risiko dengan menggunakan matriks 5 x 5 berdasarkan kriteria dari
Standart Australia (2004) yang menunjukkan posisi risiko terhadap tingkat konsekuensi
dan probabilitas terjadinya risiko.
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Tabel 3. Peta Risiko
Consequence
Insignificant
1
Minor
2
Major
3
Likelihood
Almost Certain
(Sering Terjadi)
1. SPJ KEU
2. KW-PMDK
Critical
4
Catastrophic
(Malapetaka)
5
Dana PNBP
tidak disetor
Likely
(Kemungkinan Besar)
Possible
(Mungkin Terjadi
1. Peminat
2. Mampu Ajar
Unlikely
(Kemungkinan Kecil)
Rare (Sangat jarang)
Keterangan
Extreme Risk
High Risk
Medium Risk
Low Risk
Memerlukan penelitian lebih detil dan perencanaan manajemen pada tingkat senior
Memerlukan perhatian manajemen senior
Memerlukan responsibilitas manajemen yang lebih spesifik
Bisa dikelola dengan prosedur rutin
Dari hasil pemetaan risiko diatas, didapatkan level risiko untuk risiko dana PNBP tidak
disetor berada di level Extreme Risk. Sedangkan risiko kualitas mahasiswa program
PMDK dan risiko SPJ Keuangan berada di level High Risk, risiko Peminat dan risiko
Kemampuan Mengajar berada di level Medium Risk.
Proses selanjutnya setelah didapatkan pemetaan risikonya adalah Mitigasi risiko yang
terdapat pada Tabel 4 berikut :
KEJADIAN RISIKO
RISIKO (KODE)
Kurang berkualitasnya
mahasiswa
Program PMDK Kemitraan
karena raw material yang
kurang bagus dan proses
seleksi yang kurang ketat
Berkurangnya jumlah
peminat (calon mahasiswa) ke
ITS karena tidak dibangunnya
image yang baik terhadap
stakeholder
Dosen kurang mempunyai
kemampuan mengajar karena
tidak adanya pembekalan
terhadap dosen
Kualitas
mahasiswa
Program PMDK
Kemitraan kurang
bagus
(KW-PMDK
Jumlah peminat
kurang
Ketidakpatuhan pengguna
anggaran PNBP dalam
mempertanggung-jawabkan
keuangan
Pertanggungjawaban keuangan
(SPJ-KEU)
Tidak disetornya dana PNBP
karena penerimaan dana
PNBP dalam dokumen DIPA
tidak sesuai usulan
Dana PNBP tidak
disetor
Kemampuan
Dosen dalam
mengajar kurang
OPSI YANG MUNGKIN
OPSI YANG DIPILIH
1. perbaikan proses seleksi
penerimaan
2. Diberikan matrikulasi setelah
diterima di ITS
perbaikan proses seleksi
penerimaan
1. Perlu dibangun image yang baik
terahadap stakeholder, mis. Pada
calon mahasiwa dan orangtuanya.
2. Lebih digiatkan untuk kegiatan
roadshow ke SMA-SMA
1. Perlua adanya pembekalan
terhadap dosen, khususnya untuk
peningkatan kemampuan
mengajar dan pemahaman tujuan
pengajaran
2. Persyaratan untuk rekrut dosen
dengan melengkapi Akta
1. Peningkatan disiplin dalam
pelaksanaan pertanggungjawaban
keuangan
2. Diberikan sanksi untuk
pelanggaran dan ketidakpatuhan
SPJ
1. Dana PNBP disetor seluruhnya
meskipun tidak sesuai jumlah
dalam DIPA, dengan risisko sulit
dalam penarikan kembali
2. Penggunaan langsung dana yang
tidak disetor
3. Menitiupkan sebagian dana SPP
di rekening mahasiswa
Perlu dibangun image yang
baik terahadap stakeholder,
mis. Pada calon mahasiwa
dan orangtuanya.
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-6
Perlua adanya pembekalan
terhadap dosen, khususnya
untuk peningkatan
kemampuan mengajar dan
pemahaman tujuan
pengajaran
Diberikan sanksi untuk
pelanggaran dan
ketidakpatuhan SPJ
Menitiupkan sebagian dana
SPP di rekening mahasiswa
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis, evaluasi dan mitigasi risiko yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Risiko dan Agen Risiko dapat diidentifikasi melalui penelusuran proses dan
pengisian cheklist risiko dalam operasional akademik dan operasional keuangan.
Hanya potensi risiko yang memiliki relevansi dalam menghambat pencapaian
tujuan ITS, yang merupakan risiko bagi ITS. Tujuan ITS terbagi dalam bidang
sasaran Input, proses, Output dan keuangan. Dari bidang sasaran ini, yang menjadi
parameter adalah Key Performance Indicator (KPI) karena KPI merupakan strategi
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan ITS.
2. Analisis risiko dilakukan dengan mengukur tingkat dampak (consequences) dan
tingkat peluang (likelihood) terjadinya kejadian risiko. Nilai risiko didapatkan dari
perkalian antara nilai dampak yang ditimbulkan risiko dengan probabilitas kejadian
risiko. Kemudian ditetapkan identifikasi dan kriteria terhadap consequences dan
likelihood. Untuk menentukan dampak dan peluang/probabilitas dari suatu kejadian
risiko berdasarkan sumber dari State of Queensland (Department of Education,
Training and Arts, 2002). Setelah masing-masing risiko dianalisis dan didapatkan
pemetaan risikonya, maka ditemukan 1 kejadian risiko berada di level Extreme
Risk, 2 kejadian risiko berada di level High Risk, dan 2 kejadian risiko berada di
Medium Risk.
3. Penanganan risiko yang ada ditentukan berdasarkan pertimbangan dan pemilihan
opsi yang mungkin dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Dan Remenyi, Alison Heafield. Business Process Re-engineering : some aspects of
how to evaluate and manage the risk exposure. International Journal of
Project management Vol. 114 No. 6 p. 349-357 (1996)
Darmawi, Herman. Manajemen Resiko, edisi 1, Cetakan 4. Jakarta : Bumi Aksara
(1997).
Finna Darya Suswara. Identifikasi dan Pemetaan Risiko Sistem Pengadaan dan
Pergudangan pada Industri Proses. Tugas Akhir, T. Industri FTI ITS. (2005).
James H. Lambert, Yakov Y. Haimes, Duan Li, Richard M. Schooff, Vijay Tulsiani.
Identification, ranking and management of risks in a major acquisition.
Reliability Engineering and System safety 72 p.315-325 (2001)
Robert Tampubolon, Risk and Systems-Based Internal Auditing, Audit internal
Berbasis Risiko, PT. Elex Media Komputindo, 2005
Syarifuddin M. Parenreng. Mengelola risiko dalam Supply Chain management :
Studi kasus pada PT. INCO Tbk, Sorowako. Thesis, T. Industri FTI ITS (2006)
Standart Australia/New Zealand (AS/NZS)4360 : 2004
State
of
Queensland,
http:/education.qld.gov.au/strategic/policy/gidelines/risk,
Departement of Education, Training and Arts (2002)
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Tabel 5 Evaluasi Risiko
BIDANG
SASARAN
Input
KPI
Jumlah dan
kualitas
mahasiswa
POTENSI
AGEN
RISIKO
Raw material
(calon
mahasiswa)
KEJADIAN RISIKO
RISIKO (KODE)
Kurang berkualitasnya
mahasiswa
Program PMDK Kemitraan
karena raw material yang kurang
bagus dan proses seleksi yang
kurang ketat
Kualitas
mahasiswa
Program PMDK
Kemitraan kurang
bagus
(KW-PMDK
Berkurangnya jumlah peminat
(calon mahasiswa) ke ITS
karena tidak dibangunnya image
yang baik terhadap stakeholder
Jumlah peminat
kurang
Pembekalan
terhadap
dosen
Pemahaman
dosen
terhadap
tujuan
pengajaran
Sistem
perencanaan
dan
pelaksanaan
anggaran
Komitmen
pimpinan
Dosen kurang mempunyai
kemampuan mengajar karena
tidak adanya pembekalan
terhadap dosen
Kemampuan
Dosen dalam
mengajar kurang
Ketidakpatuhan pengguna
anggaran PNBP dalam
mempertanggung-jawabkan
keuangan
Pertanggungjawaban keuangan
(SPJ-KEU)
Sistem
perencanaan
dan
pelaksanaan
anggaran
Tidak etornya dana PNBP
karena penerimaan dana PNBP
dalam dokumen DIPA tidak
sesuai usulan
Dana PNBP tidak
disetor
Proses
seleksi
Image ITS
terhadap
stakeholder
Proses
Pembelajaran
Keuangan
Staf
akademik
(dosen)
Efisiensi
anggaran
CONSEQUENCES
(DAMPAK)
IPK rata-rata PMDK
Kemitraan tidak bagus,
tapi tidak berpengaruh
terhadap IP rata-rata
reguler.
RATING
PELUANG
LEVEL
RISIKO
Minor
Almost Certain
High Risk
Kemungkinan kecil
Major
Unlikely
Medium
Risk
Kemungkinan kecil
Major
Unlikely
Medium
Risk
In-efisiensi anggaran
Sering (hampir tiap
tahun)
Major
Almost Certain
High Risk
1.
Sering (hampir tiap
tahun)
o
1.
2.
2.
A-23-9
RATING
AKIBAT
Hampir tiap semester
o
ISBN : 978-979-99735-3-5
LIKELIHOOD
(PELUANG
TERJADINYA)
Kepercayaan
masyarakat
berkurang
Pendapatan ITS
menurun
Proses Belajar
Mengajar kurang
optimal
Kualitas lulusan
menurun
Menyalahi aturan
dengan
konsekuensi jadi
temuan pihak
Audit dan didenda
Pelanggaran
hukum
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Tabel 5.1 Mitigasi Risiko
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-23-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-2-12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5
A-2-13
Download