270 MOTIVASI WANITA TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN USAHATANI RUMPUT LAUT DI DESA NUMANA KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Oleh : Hartina Batoa1) ABSTRACT This research is aimed to discover the farmers’ motivation level in increasing income from seaweed cultivation and also to discover factors related to motivation level of female farmers in increasing income from seaweed cultivation at Numana Village, Wangi-Wangi Selatan District, Wakatobi Regency in February 2011. The attainment of research objectives was carried out by taking three variables, namely: the socioeconomic status of the female farmers (education), economic condition (the availability of production facilities and market guarantee) and the advantages of seaweed cultivation (suitability rate of the sea and number of ropes used). The population within this research is 95 female farmers who cultivate seaweed, and the number of sample is 48 respondents or around 51% by applying random sampling technique. Farmers’ motivation level can be discovered using interval equation, whereas factors related to the motivation level of female farmers is measured using Rank Order Correlation Analysis or Rank Sperman Correlation. The results research show that the motivation level of female farmers in increasing the income from seaweed cultivation is high. The suitability factor of the sea potential has a moderate relationship with the motivation level of female farmers, meanwhile the educational background, number of ropes used, market guarantee and availability of production facilities availa have low relationship with the motivation level of female farmers in increasing income from seaweed cultivation. Key words: female farmers, motivation and seaweed cultivation PENDAHULUAN Rumput laut merupakan salah satu komoditas usahatani di bidang perikanan yang dikembangkan di wilayah perairan laut Indonesia. Pengembangan budidaya rumput laut merupakan salah satu alternatif pemberdayaan masyarakat pesisir yang mempunyai keunggulan, yaitu produk yang dihasilkan mempunyai kegunaan yang beragam, ketersedian lahan untuk budidaya yang cukup luas, teknologi budidaya yang diperlukan relatif mudah untuk diadopsi oleh petani, serta memiliki nilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga petani. Masyarakat pesisir dan kepulauan di Indonesia sudah lama memanfaatkan rumput laut untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam berbagai bentuk, misalnya dimakan mentah sebagai lalab, dibuat sayur, diacar, dibuat kue penganan dan manisan, bahkan juga untuk obat- obatan. Pemanfaatan rumput laut kemudian berkembang kearah komersial untuk diekspor dan diperdagangkan sebagai bahan mentah untuk pembuatan agar-agar atau karaginan. Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan produk rumput laut, pelaku usahatani dituntut untuk dapat meningkatkan produksinya baik secara intensifikasi maupun secara ekstensifikasi, sebab dengan jalan tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi rumah tangga yang kemudian berdampak pada kesejahteran hidup petani itu sendiri. Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yang strategis dan memiliki potensi yang prospektif dari segi perikanan, karena didukung dengan wilayah perairan laut yang cukup luas yaitu ± 19.200 Km2 atau 95,71 % dari keseluruhan luas wilayah sedang luas wilayah daratan ± 823 Km2 atau hanya mencapai 4,29 % dari keseluruhan luas wilayah (BPS Wakatobi, 2010). Volume 21 Pertanian NomorUniversitas : 03 September 2011, ISSN ) Staf PengajarAGRIPLUS, Jurusan Agribisnis Fakultas Haluoleo, Kendari. 1 0854-0128 270 271 Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Desa Numana khususnya merupakan salah satu daerah di Kabupaten Wakatobi yang memiliki potensi laut yang sesuai untuk usahatani rumput laut. Cara pemeliharaan rumput laut yang cukup mudah, membuka kesempatan bagi wanita tani untuk membudidayakan usahatani tersebut. Kesempatan wanita tani dalam mengembangkan usahataninya dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor internnya meliputi sikap, tujuan dan sumber produksi (modal, tenaga kerja, manajemen). Faktor eksternnya terdiri dari alam (laut, topografi, iklim, lingkungan biotik) dan bukan alam (harga pasar, transportasi, teknologi). Di Desa Numana, sejak semula dalam memenuhi kebutuhan untuk menambah tenaga kerja dalam mengerjakan usahatani selalu melibatkan wanita tani. Keikutsertaan wanita tani dalam kegiatan mencari nafkah tidak lain karena pendapatan lelaki tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Keikutsertaan anggota keluarga mencari nafkah merupakan upaya peningkatan pendapatan guna mengatasi masalah memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Karena itu, salah satu alternatif untuk meningkatkan kesejahteranan hidup masyarakat tani yang dapat dilaksanakan adalah mengikutsertakan wanita tani dalam melaksanakan berbagai kegiatan usahatani rumput laut. Kemajuan usahatani bukan saja berguna bagi dirinya sendiri, tetapi melalui perannya tersebut, wanita tani telah turut menentukan berhasilnya suatu usahatani, termasuk tenaga kerja lainnya. Wanita tani memegang peranan penting sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai jenis pekerjaan dari yang berat sampai yang ringan, seperti mengatur rumah tangga, memasak, mencuci, mengasuh dan mendidik anak. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi disektor pertanian, maka wanita tani perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari segala jenis sumber daya yang ada disekitarnya berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia dan sebagai ibu rumah tangga juga mengabdi kepada suaminya. Motivasi wanita tani dalam berusahatani rumput laut tersebut menarik untuk diteliti karena keteguhan dari para wanita tani dalam menekuni usahatani rumput laut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tentunya wanita tani mempunyai dorongan dalam berusahatani tanaman ini. Petani dalam berusahatani menginginkan adanya pendapatan yang tinggi untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini peningkatan pendapatan yang menjadi dorongan bagi petani untuk meningkatkan produksinya (Soewardi, 1980). Dengan demikian, adanya motivasi yang tinggi dari para petani dalam mengelola dan mengembangkan usahatani rumput laut di Kecamatan Wangiwangi Selatan Desa Numana Kabupaten Wakatobi diharapkan ada upaya-upaya yang dilakukan masyarakat sekitar, maupun pemerintah setempat, khususnya wanita tani agar memperoleh pendapatan yang optimal dari usahatani rumput laut, sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan motivasi wanitatani dalam berusahatani rumput laut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan Maret 2011 di Desa Numana Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Penentuan Lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita tani yang mengusahakan usahatani rumput laut sebanyak 95 orang. Penentuan jumlah sampel dengan menggunkan rumus Slovin yaitu: N N .d 2 1 dimana: n = Jumlah sampel; N = Jumlah anggota populasi; d2 = Derajat kebebasan (0,1; 0,05 atau 0,01). Angka 1 = Angka satu, bilangan konstan (Rianse dan Abdi, 2008) sehingga dengan tingkat kesalahan 10% diperoleh sampel sebanyak 48 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer dan n AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 272 sekunder. Data primer diperoleh melalaui wawancara kepada responden sesuai pedoman wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari kantor Desa Numana dan instansi yang berkaitan dengan keadaan umum/potensi aktual mengenai kondisi geografi dan perkembangan usahatani rumput laut di Desa Numana Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis data ordinal. Rincian dari masing-masing data tersebut adalah sebagai berikut: (1) karakteristik yang berhubungan dengan tingkat motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut: (a) Tingkat Pendidikan yaitu tingkat pendidikan yang dicapai wanita tani pada bangku sekolah atau lembaga pendidikan formal berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki (rendah, sedang dan tinggi), (b) Jumlah tali ris yang digunakan yaitu banyaknya tali ris yang digunakan responden yang dibentangkan pada hamparan laut pada kegiatan budidaya rumput laut (sedikit, sedang dan banyak), (c) Ketersediaan sarana produksi yaitu tersedianya input produksi pertanian yang mendukung budidaya (kurang tersdia, cukup tersedia dan tersedia), (d) Jaminan pasar yaitu adanya jaminan pasar untuk memudahkan petani dalam melakukan pemasaran (kurang tersdia, cukup tersedia dan tersedia), (e) Tingkat kesesuaian potensi hamparan laut yaitu sesuai tidaknya hamparan laut di wilayah tersebut untuk membudidayakan rumput laut (kurang sesuai, cukup sesuai dan sesuai), dan (f) Tingkat motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut. (2) Tingkat motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut adalah tingkat motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut yaitu motivasi ekonomi dan motivasi sosial. (a) Motivasi ekonomi yaitu kondisi yang mendorong wanita tani untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seperti keinginan untuk memenuhi kebutuhan seharihari, keinginan untuk memperoleh pendapatan yang tinggi, keinginan untuk memmbeli barang mewah, keinginan untuk memiliki dan meningkatkan tabungan, keinginan untuk hidup lebih baik. (b) Motivasi Sosial yaitu kondisi yang mendorong wanita tani untuk memenuhi kebutuhan sosial dan berinteraksi dengan orang lain karena wanita tani hidup bermasyarakat seperti keinginan untuk menambah relasi atau teman, keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain, keinginan untuk mempererat kerukunan, keinginan untuk dapat bertukar pendapat dan keinginan untuk memperoleh bantuan orang lain. Data dalam penelitian ini diperoleh dalam bentuk data ordinal. Pengujian faktorfaktor yang berhubungan dengan tingkat motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut digunakan teknik analisis Korelasi Rank Order (Spearman’s Rho rank-Order Corelation). Sebagaimana Irianto (2006) mengemukakan bahwa uji Spearman merupakan uji yang tidak memperhatikan sifat hubungan linear antara kedua variabel yang akan dicari korelasinya. Uji korelasi Spearman terkadang dua kelompok data yang kita hadapi tidak mempunyai skala sama, di satu pihak berskala ordinal dan di lain pihak berskala interval atau ratio. Kondisi ini akan dapat diuji menggunakan persamaan korelasi rank Spearman apabila dilakukan perubahan data dengan cara membuat data berskala interval atau ratio menjadi skala ordinal (rank) dengan rumus: rs (rho) 1 6 D 2 n(n 2 1) Dimana : rs (rho) = Koefisien korelasi rankorder, D = Selisih antara X dan Y, ∑ = Sigma atau jumlah, n = Jumlah individu dalam sampel. Angka 1 dan 6 = Bilangan konstan. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Wanita Tani dalam Meningkatkan Pendapatan Usahatani Rumput Laut Mardikanto (1996) menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh status sosial ekonomi petani dan persepsi petani terhadap inovasi. Menurut Sajogyo dan Pudjiwati (1999) mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 273 dalam masyarakat dapat dimengerti melalui apa yang dimiliki oleh individu-individu ataupun melalui kemampuan kepala keluarga untuk mengusahakannya, misalnya dengan kekuasaan ataupun kewenangan yang dimiliki. Status sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari status sosial keluarga yang diukur melalui tingkat pendidikan kepala keluarga, perbaikan lapangan pekerjaan dan tingkat penghasilan keluarga. Terdapat beberapa unsur yang berhubungan dengan motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut. Unsur-unsur tersebut yaitu: tingkat pendidikan, jumlah tali ris yang digunakan, ketersediaan sarana produksi, jaminan pasar dan tingkat kesesuaian potensi hamparan laut. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir yang sistematis dalam menganalisis suatu masalah. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang, akan berpengaruh terhadap kapasitas kerja seseorang karena ada kegiatan yang memerlukan tingkat pengetahuan tertentu untuk dapat memahaminya (Mardikanto, 1993). Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat kecepatan wanita tani responden dalam menerima suatu teknologi baru. Secara teoritis semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita tani maka akan semakin cepat pula wanita tani tersebut dapat menerima suatu teknologi baru yang berkenaan dengan kegiatan usahatani. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Numana No 1 2 Jumlah Tingkat pendidikan Persentase responden responden (%) (Jiwa) Dasar (SD, SMP) 43 89,59 Menengah (SMA) 5 10,41 Jumlah 48 100,00 Sumber : Data primer diolah, 2011 Tabel 1, menunjukkan tingkat pendidikan formal yang pernah dilalui wanita tani responden masih pada pendidikan dasar. Kondisi tersebut, kaitannya dengan kegiatan usahatani rumput laut bahwa tingkat pendidikan responden pada pendidikan dasar tersebut dikhawatirkan responden tidak cepat tanggap dan respon terhadap inovasi teknologi yang berkenaan dengan uahatani yang dibudidayakan. Oleh karena itu, responden perlu diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan non formal seperti mengikuti kegiatan penyuluhan, pelatihan maupun kegiatan lain seperti diskusi antar sesama wanita tani yang dapat menambah informasi dalam berusahatani rumput laut guna meningkatkan pendapatan usahatani. Jumlah Tali Ris yang Digunakan Responden Jumlah tali ris yang digunakan adalah banyaknya tali ris di wilayah air laut yang diusahakan wanita tani untuk kegiatan budidaya rumput laut diukur dengan banyaknya jumlah tali ris yang digunakan responden pada usahatani rumput laut. Analisis banyaknya tali ris yang digunakan responden di Desa Numana dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah tali Ris yang digunakan di Desa Numana Jumlah Persentase responden (%) (Jiwa) 1. Banyak (226 – 300) 1 2,09 2. Sedang 148 – 225) 6 12,50 3. Sedikit (70 – 147) 41 85,41 Jumlah 48 100,00 Sumber : Data primer diolah, 2011 No. Banyaknya tali yang digunakan (Tali) Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa banyaknya tali ris yang digunakan wanita tani responden berada pada kategori sedikit (70 - 147 tali), yaitu 85,41 persen atau sebanyak 41 responden. Hal ini disebabkan karena produksi rumput laut belum stabil disebabkan musim belum membaik, sehingga banyak wanita tani responden yang mengurangi jumlah tali ris yang digunakan untuk budidaya rumput laut. Beberapa responden mengakui bahwa jumlah tali ris yang digunakan masih bisa bertambah manakala musim rumput laut kembali membaik sebaliknya tidak menutup kemungkinan pula akan berkurang apabila masih tetap rusak sementara AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 274 persediaan bibit berkurang. Namun demikian sedikit kemungkinan untuk berhenti pada usahatani rumput laut yang selama ini sudah menjadi salah satu sumber pemenuhan kebutuhan keluarga. Ketersedian Sarana Produksi Ketersediaan sarana produksi yaitu tersedianya input produksi pertanian yang mendukung budidaya, salah satunya lingkungan ekonomi. Lingkungan ekonomi merupakan kekuatan-kekuatan ekonomi financial yang ada disekitar seseorang diantaranya lembaga pemerintah maupun swasta yang berhubungan dengan pemberian kredit bagi seseorang (Soekartawi, 1995). Selanjutnya Mardikanto (1993) mengemukakan bahwa lingkungan ekonomi terdiri dari: (a) Lembaga perkreditan yang harus menyediakan kredit bagi para petani kecil. (b) Produsen dan penyalur sarana produksi atau peralatan tanaman. (c) Pedagang serta lembaga pemasaran yang lain. (d) Pengusaha atau industri pengolahan hasil pertanian. Analisis ketersediaan sarana produksi pada wanita tani responden di Desa Numana dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ketersediaan sarana produksi responden di Desa Numana Jumlah Persentase No. Kategori dan Skor responden (%) (Jiwa) 1. Tersedia (12) 18 37,50 2. Cukup tersedia (8 – 11) 29 60,41 3. Tidak tersedia (4 – 7) 1 2,09 Jumlah 48 100,00 Sumber : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa ketersediaan sarana produksi berada pada kategori cukup tersedia yaitu 60,41 persen atau 29 orang. Hal ini disebabkan karena kios tempat mendapatkan sarana produksi yang tersedia di Desa Numana ada tiga dan bisa memenuhi kebutuhan sarana produksi yang dibutuhkan wanita tani responden pada saat dibutuhkan meskipun beberapa responden juga mengakui sering membeli kebutuhan diluar Desa Numana apabila ada selisih harga yang menonjol. Disamping itu juga ketersedian sarana produksi disebabkan sarana produksi sebagian dapat digunakan beberapa kali penanaman atau tidak habis sekali pakai. Kebutuhan input pada responden telah cukup terpenuhi dengan adanya ketersediaan tersebut sehingga diharapkan dapat mendorong responden untuk lebih baik dalam melakukan usahatani. Jaminan Pasar Ketersediaan pasar secara lokal sebagai tempat pemasaran hasil produksi usahatani yang mudah dijangkau oleh petani merupakan salah satu syarat utama dalam modernisasi dan komersialisasi pertanian. Dengan adanya permintaan, lancarnya penjualan dan penyaluran hasil usahatani akan menumbuhkan gairah untuk meningkatkan hasil usahataninya. Menurut Stanton (2009) bahwa pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli maupun penjual. Adanya jaminan pasar yaitu adanya jaminan pasar untuk memudahkan petani dalam melakukan pemasaran. Analisis adanya jaminan pasar pada wanita tani responden di Desa Numana dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kiat jaminan pasar pada usahatani rumput laut di Desa Numana Jumlah Persentase responden (%) (Jiwa) 1 Tersedia (12) 16 33,33 2 Cukup tersedia (8 – 11) 32 66,67 Jumlah 48 100,00 Sumber : Data primer diolah, 2011 No Kategori dan skor Berdasarkan pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jaminan pasar untuk rumput laut berada pada kategori cukup tersedia, yaitu 66,67 persen atau 32 orang. Hal in menunjukkan bahwa ada jaminan pasar bagi usahatani rumput laut di Desa Numana. Terkait dengan jaminan pembelian dan jaminan harga rumput laut, ada perjanjian antara para wanita tani dengan penampung/pedagang untuk tidak saling merugikan dan harga ditentukan oleh penampung/pedagang ber- AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 275 dasarkan mekanisme yang berlaku di pasar. Disamping itu juga penampung mendatangi wanita tani responden apabila sudah ada hasil rumput laut yang siap dijual sehingga memudahkan wanita tani dalam pemasaran hasil bahkan, hargapun bisa meningkat apabila terdapat lebih dari dua orang penampung/ pedagang pada saat yang bersamaan. Sistem pembayaran yang dilakukan di sana adalah dibayar pada saat transaksi. Tingkat Kesesuaian Potensi Hamparan Laut Tingkat kesesuaian potensi hamparan laut yang digunakan yaitu sesuai tidaknya hamparan laut di wilayah tersebut untuk membudidayakan rumput laut. Pengukuran dilakukan dengan melihat syarat-syarat lokasi budidaya rumput laut. Analisis tingkat kesesuaian potensi hamparan laut pada wanita tani responden di Desa Numana Kecamatan Wangi-Wangi Selatan adalah seperti yang terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tingkat kesesuaian potensi hamparan laut pada usahatani rumput laut di Desa Numana Jumlah Persentase responden (%) (Jiwa) 1 Sesuai (13 – 15) 45 93,75 2 Cukup sesuai (9 – 12) 3 6,25 Jumlah 48 100,00 Sumber : Data primer diolah, 2011 No Kategori dan skor Berdasarkan pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa tingkat kesesuaian potensi hampara laut yang digunakan untuk usahatani rumput laut berada pada kategori sesuai yaitu 93,75 persen atau 45 orang. Hal disebabkan karena lokasi tersebut merupakan selat antara pulau Kapota dengan pulau Wangi-Wangi sehingga arus dan angin tidak terlalu deras dan kencang setiap hari sehingga tidak membahayakan bagi rumput laut. Terkait dengan jalur pelayaran, sudah diatur sedemikian rupa sehingga wilayah hamparan laut yang telah digunakan untuk budidaya rumput laut atas kesepakata masyarakat tidak boleh dilintasi diatasnya oleh perahu bermesin seperti ketinting dan sejenisnya akan tetapi sudah dibuatkan jalur pelayaran sehingga hamparan laut terhindar dari limbah oli dan minyak lainnya yang berasal dari perahu yang menggunakan mesin. Dilihat dari kecerahan air laut masih cukup cerah dan bersih sedangkan dilihat dari ketersedian hamparan laut juga masih tersedia akan tetapi sudah membutuhkan modal awal yang lebih besar karena lokasi tersebut berada pada tempat kedalaman yaitu, berkisar 20 -30 meter dari permukaan laut (dpl) sebab lokasi tersebut juga tidak terletak pada posisi pasang surut. Adanya tingkat kesesuaian potensi hamparan laut ini diharapkan dapat mendorong wanita tani responden untuk melakukan usahatani rumput laut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan Faktor-faktor Motivasi Wanita Tani dalam Meningkatkan Pendapatan Usahatani Rumput Laut Analisis yang digunakan untuk menguji faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usatani rumput laut di Desa Numana Kecamatan Wangi-Wangi Selatan yaitu analisis korelasi Rank Spearman (rs). Setelah dianalisis, terdapat variabel yang memiliki hubungan yang diinterpretasikan dalam hubungan sedang, hubungan rendah dan hubungan sangat rendah dengan motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut. Hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6. AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 276 Tabel 6. Hubungan Faktor-faktor Motivasi Wanita Tani dalam Meningkatkan Pendapatan Usahatani Rumput Laut Nilai No Variabel yang Diamati Prob Tingkat Hubungan rs 1 Tingkat Pendidikan (X1) 0,221 0,131 Tidak signifikan Ketersediaan Sarana Produksi (X3) 2 0,027 0,858 Tidak signifikan Jaminan Pasar (X4) 3 0,204 0,163 Tidak signifikan Kesesuaian Potensi Hampran Laut (X5) 4 0,450(**) 0,001 Signifikan Banyaknya tali ris yang digunakan (X2) 5 0,092 0,532 Tidak signifikan Sumber : Data primer setelah diolah, 2011 Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel bebas (X1) tingkat pendidikan adalah 0,131; variabel bebas (X2) jumlah tali ris adalah 0,532; variabel bebas (X3) ketersediaan sarana produksi adalah 0,858 dan variabel bebas (X4) jaminan pasar adalah 0,163. Nilai signifikansi keempat variabel tersebut, lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, jumlah tali ris, ketersediaan sarana produksi dan jaminan pasar tidak memiliki hubungan signifikan terhadap motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut. Sedangkan signifikansi variabel bebas (X5) kesesuaian potensi hamparan laut adalah 0,001. Hal menunjukkan bahwa kesesuaian potensi hamparan laut dengan motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani memiliki hubungan yang nyata atau signifikan. Hasil analisis korelasi rank spearman diperoleh bahwa kesesuaian potensi hamparan laut berhubungan secara signifikan dengan tingkat motivasi wanita tan dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut, sedangkan tingkat pendidikan, jaminan pasar, jumlah tali ris yang digunakan dan ketersediaan sarana produksi tidak berhubungan signifikan atau nyata dengan motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut. Hal ini terjadi karena baik wanita tani yang berpendidikan dasar maupun berpendidikan menengah dalam berusahatani menginginkan adanya peningkatan pendapatan guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sarana produksi tersebut tidak harus digunakan secara bersamaan ataupun secara keseluruhan pada waktu yang bersamaan tetapi dapat digunakan secara terpisah tergantung kebutuhan dan kondisi rumput laut contohnya seperti penggunaan pupuk dan pelampung besar dimana pemupukan biasa dilakukan oleh responden sebelum tanam dan ada juga yang melakukanya setelah tanam tergantung dari kebiasaan responden, sedangkan penggunaan pelampung besar dilakukan pada saat tanaman berusia 30 hari keatas. Begitu pula dengan adanya jaminan pasar tidak membantu wanita tani memperoleh harga yang tetap. Pemasaran rumput laut memang ada perjanjian antara pedagang/pengumpul dengan wanita tani, tetapi harga selalu berfluktuasi tidak ada ketetapan harga meskipun pada musim yang sama. Hal ini menyebabkan wanita tani tidak dapat menargetkan pada saat kapan bisa mendapatkan tingkat harga yang lebih tinggi sehingga ada tidaknya jaminan pasar yang mendukung atau tidak mendukung, wanita tani akan tetap berusahatani rumput laut dengan harapan harga rumput laut dapat tetap sehingga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi lebih baik dari sebelumnya Mengatasi kondisi tersebut di atas, responden dalam melakukan budidaya rumput laut lebih kepada budidaya dengan sistem bertahan yaitu mempertahankan bibit untuk kelangsungan usahatani. Hal ini dilakukan dengan cara rumput laut yang sudah dipanen tidak lagi ditanam sejumlah tali ris yang dipanen, sudah mengurangi jumlah tali ris karena hasil menurun. Keadaan ini menyebabkan banyak sedikitnya tali ris tidak mempengaruhi motivasi untuk melakukan budidaya rumput laut. AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128 277 Republik Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Pertanian UNS. Jakarta. KESIMPULAN Faktor kesesuaian potensi hamparan laut memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat motivasi wanita tani dalam berusahatani rumput laut, sedangkan tingkat pendidikan, jaminan pasar, banyaknya tali ris yang digunakan dan ketersediaan sarana produksi memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi wanita tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut. -----------. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Penerbit : Sebelas Maret University Press. Surakarta. Rianse., U., dan Abdi. 2008. Metode Penelitian Sosial Dan Ekonomi Teori Dan Aplikasi. Penerbit Alfabeta Bandung. Bandung DAFTAR PUSTAKA Sajogyo. dan Pudjiwati, S. 1999. Sosiologi Pedesaan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. BPS Sultra. 2010. Wakatobi Dalam Angka. Kendari. Analisis Usahatani. Soekartawi. 1995. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Irianto, A. 2006. Statistik : Konsep Dasar & Aplikasinya. Kencana. Jakarta Soewardi, H. 1980. Psikologi Sosial. Bina Aksara, Jakarta. Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Pusat Penyuluhan Kehutanan. Kehutanan Departemen Kehutanan Stanton, 2009. Fungsi dan Peranan Pasar. Terdapat pada http://www.google.co.id. (09-02-2011). AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 03 September 2011, ISSN 0854-0128