Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 15 Pages ISSN 2302-0199 pp. 64- 78 PENGARUH KOMITMEN INDIVIDU, ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN ACEH Nuzul Fakhrizal1, Mukhlis Yunus2, amri2 1) Magister Manajemen Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: The purpose of this study was to determine the effect to determine the circumstances of individual commitment, organizational commitment and leadership style and individual performance and organizational performance in the Department of Finance and Wealth Management of Aceh and to determine the effect of individual commitment, organizational commitment and leadership styles on employee performance and the Office of Financial Management Aceh's wealth, to determine the effect of individual commitment, organizational commitment and leadership style on organizational performance through the Financial Management Service employee performance and richness of Aceh as well as to determine the magnitude of the influence of employee performance to the performance of Department of Finance and wealth Management Aceh. Location of research conducted at the Department of Finance and Wealth Management of Aceh with the object of research on the effects of individual commitment, organization and leadership style on the performance of Department of Finance and Wealth Management Aceh. The results showed that the individual commitment, organizational commitment, leadership style, individual performance and organizational performance in the Department of Finance and Wealth Management Aceh is good, then the variables of individual commitment, organizational commitment, and leadership styles either partially or simultaneously affect the performance of office employees Finance and Wealth management of Aceh, as well as individual commitment, organizational commitment, and leadership styles either partially or simultaneously affect the performance of official Department of Finance and Wealth management of Aceh as well as employee performance variables significantly influence the performance of the organization Office of Finance and Wealth management Aceh. Keywords : Commitment, Leadership Style, Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh untuk mengetahui keadaan komitmen individu, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan dan kinerja individu dan kinerja organisasi pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dan untuk mengetahui pengaruh komitmen individu, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, untuk mengetahui pengaruh komitmen individu, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh serta untuk mengetahui besarnya pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Lokasi penelitian dilakukan pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dengan objek penelitian mengenai pengaruh komitmen individu, Organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa komitmen individu, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, kinerja individu dan kinerja organisasi pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh sudah baik, kemudian variabel komitmen individu, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, serta komitmen individu, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh maupun variabel kinerja pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh.. Kata kunci : Komitmen, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Volume 1, No. 2, November 2012 - 64 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Fenomena yang melatar belakangi penelitian dalam meningkatkan kinerja pegawai karena pada Dan kepemimpinan yang ada di Dinas Pengelolaan Kekayaan Aceh adalah disebabkan masih Keuangan Dan Kekayaan Aceh saat ini belum tercapainya tujuan organisasi dalam mungkin mencapai target realisasi anggaran yang telah pemanfaatan sumber daya manusia menjadi ditetapkan serta masih rendahnya kemampuan lebih efektif dan efisien, disamping faktor pegawai dalam memberikan pelayanan kepada motivasi kerja pegawai yang masih relatif masyarakat, hal ini disebabkan oleh rendahnya rendah, sehingga pencapaian kinerja baik secara komitmen individu pegawai dalam mencapai individu maupun secara organisasi belum kinerja secara individu yang telah ditargetkan tercapai dengan baik. Dinas Pengelolaan Keuangan oleh pimpinan organisasi, kemudian rendahnya belum Dalam dapat rangka mengalokasikan meningkatkan kinerja komitmen organisasi pegawai dalam mencapai pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan tujuan organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Kekayaan Aceh faktor pengembangan karir Dan gaya merupakan salah satu faktor yang dapat kepemipinan yang belum sepenuhnya dapat mendorong terciptanya kinerja pegawai, hal ini menyerap karena pengembangan karir merupakan dua Kekayaan Aceh, aspirasi menjalankan serta dari tugas, faktor bawahan disamping dalam itu gaya proses menuju pencapaian kinerja, kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin bagaimana saat ini belum dapat berdampak besar dalam merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan meningkatkan kinerja individu pegawai Dinas karirnya (perencanaan karir) dan bagaimana Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, organisasi merancang dan menerapkan program yang - program pengembangan karir/manajemen nantinya peningkatan akan berdampak kinerja Keuangan Dan Dinas Kekayaan terhadap Pengelolaan Aceh individu karir. secara keseluruhan. masing-masing yaitu Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Selain dari masih rendahnya kinerja Setiap organisasi maupun perusahaan akan pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja Kekayaan dari karyawan, dengan harapan apa yang menjadi pencapaian realisasi kerja pegawai yang setiap tujuan perusahaan akan tercapai. Salah satu cara tahunnya tidak mencapai target yang telah yang ditetapkan oleh pimpinan. Hal ini terkait meningkatkan kinerja karyawannya, misalnya dengan dengan Aceh faktor juga dapat komitmen dilihat individu dan ditempuh melalui oleh perusahaan pendidikan, dalam pelatihan, komitmen organisasi yang masih relatif rendah pemberian kompensasi yang layak, pemberian dari para pegawai. Disamping itu faktor motivasi, dan menciptakan lingkungan kerja kepemimpinan yang kondusif (dalam Bambang Guritno dan juga mempunyai pengaruh Volume 1, No. 2, November 2012 - 65 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Waridin, 2005:63). kepada kesuksesan dan kebaikan organisasinya. Sukses tidaknya seorang karyawan dalam bekerja akan dapat diketahui apabila Komitmen individu pegawai mencakup juga keterlibatan kerja. Hal ini disebabkan perusahaan atau organisasi yang bersangkutan karena menerapkan sistem penilaian kinerja. Kinerja komitmen organisasi sangat erat hubungannya. adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh Keterlibatan kerja sebagai derajat kemauan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu untuk menyatukan dirinya dengan pekerjaan, organisasi, sesuai menginvestasikan dengan wewenang dan antara keterlibatan waktu, kerja dengan kemampuan dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka energinya untuk pekerjaan, dan menganggap upaya pekerjaannya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar sebagai bagian utama dari kehidupannya (dalam Tri Mardiana, 2004:177). hukum dan sesuai dengan moral maupun etika Komitmen individu merupakan sesuatu (Prawirosentono, 2004). Jadi kinerja merupakan yang penting. Karena dampaknya antara lain hal terhadap yang penting bagi perusahaan atau keterlambatan, ketidakhadiran, organisasi serta dari pihak karyawan itu sendiri. keinginan untuk pindah kerja, dan perputaran Kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi faktor baik yang berhubungan dengan tenaga komitmen terhadap organisasi antara lain kerja itu sendiri maupun yang berhubungan karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dengan lingkungan perusahaan atau organisasi. dan pengalaman kerja (dalam Tri Mardiana, Keterkaitan karyawan terhadap organisasi 2004:175). Komitmen organisasi itu sendiri tempatnya bekerja dikenal dengan istilah mempunyai tiga komponen yaitu keyakinan komitmen organisasi. Komitmen organisasi yang kuat dari seseorang dan penerimaan tujuan diperlukan sebagai salah satu indikator kinerja organisasi, kemauan seseorang untuk berusaha karyawan. Karyawan dengan komitmen yang keras tinggi dapat diharapkan akan memperlihatkan keinginan kinerja yang optimal. mempertahankan keanggotaan. Semakin kuat Seseorang yang bergabung dalam bergantung komitmen, pada seseorang semakin organisasi, yang kuat terbatas dan untuk kecenderungan organisasi pada sebuah perusahaan dituntut seseorang untuk diarahkan pada tindakan sesuai adanya komitmen dalam dirinya. Sebagai dengan standar (dalam Imronudin, 2004:4). definisi yang umum, Luthans, 1995 (dalam Setiadi, 2004:50) mengartikan komitmen Untuk menjaga kelangsungan operasional perusahaan, seorang pemimpin harus serta berusaha untuk organisasional sebagai sikap yang menunjukkan memperhatikan “loyalitas” karyawan dan merupakan proses mempengaruhi dan mendorong karyawannya. berkelanjutan anggota Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting organisasi mengekspresikan perhatian mereka dalam meningkatkan semangat kerja karyawan bagaimana seorang Volume 1, No. 2, November 2012 - 66 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam melaksanakan tugastugasnya. Untuk mewujudkan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin karyawan yang menjadi renggang (lemah). menimbulkan diperlukan pula peran yang besar dari pimpinan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, organisasi, karena dalam perubahan organisasi sementara itu keseluruhan organisasi menjadi baik yang terencana maupun tidak terencana, tidak aspek sasarannya (Reksohadiprojo, 1987:282). yang terpenting adalah perubahan dimana ini memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi efisien situasi Keadaan dalam perseorangan pencapaian sasaran- individu. Perubahan pada individu tidak mudah, Gaya kepemimpinan merupakan faktor tetapi harus melalui proses. Pemimpin sebagai penting dalam memberikan pengarahan kepada panutan dalam organisasi, sehingga perubahan karyawan apalagi pada saat-saat sekarang ini di harus dimulai dari tingkat yang paling atas mana (pemimpin). Untuk itu organisasi memerlukan kepemimpinan pemimpin yang reformis yang mampu menjadi kepemimpinan yang motor penggerak perubahan organisasi (dalam karyawannya. Kepemimpinan Sunarsih, 2001:106). menumbuhkan motivasi kerja karyawan adalah semua serba yang terbuka, maka dibutuhkan adalah bisa memberdayakan yang bisa Gaya kepemimpinan merupakan tulang kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa punggung pengembangan organisasi karena percaya diri para karyawan dalam menjalankan tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk tugasnya masing-masing. mencapai tujuan organisasi. Jika seorang Dalam rangka mencapai kinerja yang mempengaruhi diharapkan oleh pihak Dinas Pengelolaan perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu Keuangan Dan Kekayaan Aceh, telah didukung memikirkan gaya kepemimpinannya (dalam Sri oleh sumber daya manusia yang memadai dari Suranta, segi kuantitas, sebagaimana dijelaskan pada pemimpin berusaha 2002:116). untuk Gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Perilaku seorang pemimpin memiliki dampak yang besar, terkait dengan sikap bawahan, perilaku bawahan yang akhirnya pada kinerja (House, 1998 dalam Bambang Guritno dan Waridin, 2005:67). Kepemimpinan yang tabel berikut; efektif harus Tabel 1. Golongan/Ruang Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh No. Golongan/Ruang 1. IV/a – IV/d 2. III/a – III/d 3. II/a – II/d 4. I/a – I/d Jumlah Jumlah 27 225 138 6 396 Persentase 6.8 56.8 34.8 1.5 396 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, (2011). memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. bimbingan, 67 - Tanpa kepemimpinan hubungan antara Berdasarkan Tabel di atas dapat dijelaskan atau bahwa jumlah pegawai pada Dinas Pengelolaan tujuan Keuangan Dan Kekayaan Aceh berdasarkan Volume 1, No. 2, November 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala golongan/ruang namun yang terpenting dari Menurut Dale Timpe (1992:33), terdapat golongan/ruang ternyata pegawai dengan golongan dua faktor yang III/a-III/d merupakan golongan yang golongan. karyawan, yaitu: Berdasarkan golongan pegawai mengindikasikan a. Faktor mempengaruhi internal, yaitu kinerja faktor yang bahwa pegawai rata-rata berpendidikan sarjana, berhubungan dengan sifat-sifat seseorang, sehingga diharapkan dengan tingkat pendidikan meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat sarjana mempunyai fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kompetensi yang memadai dalam mencapai target kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan, latar kemudian pegawai golongan II/a-II/d juga relatif variabel personal lainnya. pegawai diharapkan banyak atau 34.8% yang mengindikasikan bahwa b. belakang budaya dan variabel- Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang rata-rata pegawai berpendidikan terakhir diploma, mempengaruhi kinerja karyawan yang sehingga pegawai yang bersangkutan masih kurang berasal dari lingkungan, meliputi kebijakan mempunyai kompetensi tinggi terutama menangani organisasi, berbagai persoalan yang muncul dalam pekerjaan. tindakan rekan kerja jenis latihan dan kepemimpinan, tindakan- pengawasan, sistem upah dan lingkungan TINJAUAN PUSTAKA sosial. Kinerja Menurut Dale Timpe (2002:31), kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau karyawan Menurut Prawirosentono, (2009:106) dalam suatu organisasi atau perusahaan yang memberikan definisi kinerja sebagai hasil kerja dapat yang dapat meningkatkan produktifitas. Kinerja dicapai oleh seseorang atau menurut Meiner (2005; 43) adalah sebagai sekelompok orang dalam suatu organisasi kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam sesuai dengan wewenang dan tanggung-jawab melakukan ukuran masing-masing, dalam rangka upaya mencapai kesuksesan yang dicapai individu tidak dapat tujuan organisasi bersangkutan secara legal, disamakan lain. tidak melanggar hukum dan sesuai dengan Kesuksesan yang dicapat individu adalah moral dan etika. Kinerja karyawan lebih berdasarkan ukuran yang berlaku dan mengarah disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. karyawan. pekerjaannya, dengan dimana individu yang Sedangkan Beyley (1982:56) dalam Subowo (2005:130), berpendapat bahwa kinerja pada Kinerja lembaga atau tingkatan perorangan kinerja prestasi kerja dengan kinerja organisasi terdapat berkaitan erat dengan tujuan atau sebagai suatu hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila hasil dari perilaku kerja individu, hasil yang kinerja karyawan baik, maka kemungkinan diharapkan dapat merupakan tuntutan dari besar kinerja organisasi juga baik. Kinerja individu itu sendiri. seorang karyawan akan baik bila ia mempunyai Volume 1, No. 2, November 2012 - 68 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena Berdasarkan uraian disimpulkan dan mempunyai harapan masa depan lebih baik. merupakan bagian integral dari proses penilaian menurut kinerja dan yang meliputi penerapan sasaran kinerja yang Mahyuddin (2005). Kinerja merupakan hasil spesifik, terukur, memiliki tingkat perubahan, atau tingkatan keberhasilan seseorang secara terbatas keseluruhan selama periode tertentu dalam dukungan atasan. Karyawan bersama atasan melaksanakan masing-masing dapat menetapkan sasaran dan tugas Parlinda penilaian dapat gaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian Sementara bahwa diatas dibandingkan dengan standar hasil kerja. adanya pengarahan dan standar kinerja yang harus dicapai dalam kurun Berdasarkan pendapat para ahli dapat dijelaskan waktu, bahwa kinerja kesediaan perasaan adalah setiap yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih banyak dan lebih baik tanpa menambah waktu tertentu. Peningkatan kinerja karyawan perseorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan. Sedangkan yang menjadi indikator dari kelebihan. Indikator dari kinerja karyawan kinerja adalah : Mahyuddin (2005), (1) kemampuan dalam Faktor kualitas kerja, meliputi ketelitian menyusun rencana kerja; (2) kemampuan dan kecepatan merealisasikan rencana kerja; (3) kemampuan penyelesaian pekerjaan, pemeliharaan alat melaksanakan perintah/instruksi atasan; (4) kerja kemampuan memberikan pelayanan kepada kerapian dan bekerja, kantor, ketepatan kerja, karyawan adalah Parlinda dan ketrampilan kerja dan kecakapan kerja. masyarakat; (5) kemampuan dalam kualitas Kuantitas kemampuan kerja, meliputi ketelitian, kerapian, kecepatan, secara kuantitatif di dalam mencapai target ketepatan, dan keterampilan dalam melakukan atas pekerjaan-pekerjaan baru. tugas; dan (6) kemampuan pegawai dalam kerja, Pengetahuan, meliputi berkaitan dengan pengetahuan karyawan tentang tugas-tugas mencapai target kerja atau hasil kerja yang diinginkan. yang diberikan kepadanya. Keandalan, berkaitan dengan kemampuan dan keandalan melaksanakan menjalankan karyawan tugasnya peraturan baik dalam Kinerja organisasi merupakan jawaban dari dalam berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang maupun telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat berdasarkan inisiatif sendiri. Kinerja Organisasi kemampuan buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. menyelesaikan tugas secara bersama-sama Terlalu sering manajer tidak mengetahuan maupun secara individu. betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga Kerjasama, 69 - meliputi Volume 1, No. 2, November 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perusahaan/instansi menghadapi krisis yang mereka untuk membantu keberhasilan dan serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang kemakmuran organisasi. mendalam berakibat dan mengabaikan tanda- Sedangkan menurut (Setiadi, 2004: 75), tanda peringatan adanya kinerja yang merosot, komitmen individu menunjukkan adanya sikap Ambar (2003:223). yang “loyal” seorang karyawan dan bagaimana Menurut Ambar, (2003:223), menyebutkan seorang anggota organisasi mengekspresikan bahwa kinerja organisasi merupakan kombinasi perhatian mereka kepada kesuksesan dan dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang kebaikan organisasinya. dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan Adapun yang menjadi indikator dari Hasibuan (2004:34), mengemukakan bahwa komitmen individu menurut (Setiadi, 2004) kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja adalah : adanya keyakinan kuat, adanya yang dicapai seseorang dalam melaksanakan Penerimaan terhadap nilai-nilai organisasi, tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang adanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan organisasi, hubungan kerja antar individu dalam kesungguhan serta waktu. organisasi maupun adanya dukungan dari Sedangkan menurut Robert dan Jackson (2001:78), menyatakan bahwa keinginan untuk bertahan dalam pimpinan terhadap individu. kinerja organisasi pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan dalam lingkungan organisasi. Komitmen Organisasi Menurut Mowday dan Steers (2002), komitmen organisasi menggambarkan seberapa Adapun yang menjadi indikator dalam jauh seseorang itu mengidentifikasikan dan penelitian menurut Ambar (2003) adalah Inputs melibatkan dirinya pada organisasinya dan (masukan), Process (proses), Ouputs (keluaran), keinginan untuk tetap tinggal di organisasi itu. Outcomes (hasil), Benefits (manfaat), dan Sikap ini dapat ditandai dengan tiga hal, yaitu: Impacts (dampak). 1. Kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. 2. Kesediaan Komitmen Individu Steers (2008 : 2) mengatakan komitmen individu dalam suatu organisasi keterlibatan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi. 3. Keinginan yang kuat untuk seorang individu dalam sebuah organisasi. mempertahankan keanggotaan di dalam Komitmen organisasi. individu menghadirkan sesuatu diluar loyalitas belaka terhadap suatu organisasi. disamping itu, hal ini meliputi suatu hubungan Konsep tentang komitmen karyawan yang aktif dengan organisasi dimana individu terhadap organisasi ini (disebut pula dengan bersedia untuk memberikan sesuatu dari diri komitmen kerja), yang mendapat perhatian dari Volume 1, No. 2, November 2012 - 70 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala manajer maupun ahli perilaku organisasi, faktor-faktor komitmen kerja menjadi empat berkembang dari studi awal mengenai loyalitas karakteristik yang meliputi : karyawan yang diharapkan ada pada setiap a) Faktor Personal, berkaitan dengan sumber karyawan. Komitmen kerja atau komitmen daya yang dimiliki oleh suatu organisasi organisasi merupakan suatu kondisi yang dalam mewujudkan tujuan organisasi. dirasakan oleh menimbulkan karyawan perilaku yang positif dapat yang kuat terhadap organisasi kerja yang dimilikinya. b) Karakteristik Kerja, berkaitan dengan karakteristik pekerjaan yang dimiliki oleh setiap sumber daya yang ada. Menurut Steers dan Porter (2002 : 520), c) Karakteristik struktur, sangat terkait suatu bentuk komitmen kerja yang muncul dengan pembentukan struktur organisasi bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi yang ada pada suatu organisasi tersebut. juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan d) Pengalaman kerja, pengalaman setiap individu terhadap pekerjaan akan sangat memberikan segala usaha demi keberhasilan mendorong seseorang organisasi kerja yang bersangkutan. mencitai pekerjaannya. untuk selalu Sedangkan komitmen individu berdasarkan pendapat Setiadi, (2004), merupakan Sikap Menurut Mowday dan Steers (2002), yang yang menunjukkan “loyalitas” karyawan dan menjadi indikator dari komitmen organisasi bagaimana organisasi meliputi: (1), Kesetiaan pegawai terhadap mengekspresikan perhatian mereka kepada organisasi, (2), Kemauan yang kuat dari kesuksesan dan kebaikan organisasinya. pegawai terhadap organisasi (3), Kebanggaan Dalam seorang kerangka anggota organisasi pegawai terhadap organisas, (4), Keterlibatan terdapat sejumlah sikap yang berkaitan dengan pegawai dalam setiap kegiatan (5), Tanggung pekerjaan. jawab pegawai terhadap setiap tugas. Kebanyakan perilaku riset dalam ilmu perilaku organisasi memperhatikan ketiga sikap yang meliputi : kepuasan kerja, keterlibatan Kepemimpinan kerja, dan komitmen organisasi. Lebih lanjut Dalam kehidupan manusia di dunia Steers dan Porter (2002 : 527) menyatakan ditemui usaha kerja sama untuk mencapai bahwa komitmen organisasi secara umum tujuan tertentu yang disepakati bersama. Kerja dipahami sebagai ikatan kejiwaan individu sama dilakukan oleh beberapa orang (dua orang terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja, atau lebih) dalam berbagai kegiatan yang kesetiaan dan perasaan percaya pada nilai-nilai terarah pada tujuan yang lebih mudah dicapai organisasi. dari pada dikerjakan secara individu. Dan Faktor-faktor komitmen kerja dapat dilihat dari kajian Davis (2001 : 474) dengan membagi 71 - Volume 1, No. 2, November 2012 keseluruhan proses kerja sama ini disebut dengan organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dalam kenyataannya apapun bentuk 1) Adanya seseorang yang berfungsi sebagai organisasi pasti memerlukan seseorang untuk pemimpin, yang disebut pimpinan. menempati posisi sebagai pimpinan. Seorang 2) Adanya orang lain yang dipimpin. pimpinan selalu mempunyai misi/tujuan yang 3) Adanya kegiatan menggerakkan orang lain harus dicapai dan tujuan ini baru direalisasikan, yang dilakukan dengan mempengaruhi dan bila terdapat kerjasama diantara pimpinan dan menggairahkan para bawahannya. Seseorang yang menduduki tingkah laku. posisi sebagai pimpinan di dalam suatu organisasi mengemban tugas untuk melaksanakan kepemimpinannya. Sehubungan perasaan, pikiran dan 4) Adanya tujuan yang hendak dicapai baik yang dirumuskan secara sistematis maupun bersifat seketika. dengan hal tersebut di atas dari segi organisasi kepemimpinan dapat diartikan kemampuan Dalam kepemimpinan, agar orang yang mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dipimpin melakukan suatu perbuatan kegiatan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tertentu, faktor kebutuhan perlu diperhitungkan terarah Menurut untuk dipenuhi. Kepemimpinan harus dilakukan Wahjisumidjo (2002 : 27) mendefinisikan dengan mengamati dan memahami tingkah laku kepemimpinan sebagai berikut: orang yang dipimpin guna menemukan sebab pada tujuan bersama. “Kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pimpinan mempengaruhi yang menjadi pendorong (motivasi) tingkah laku tersebut. pihak lain untuk bekerja sama dalam usaha Sedangkan seorang pimpinan adalah orang mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan, yang mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mencapai hal-hal yang diinginkan oleh untuk pimpinan tersebut”. pimpinan dalam melaksanakan tugasnya tidak Sedangkan Siagian. (2003 : 8) menyatakan bahwa: "Kepemimpinan orang lain. Seorang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dari suatu bawahannya. Untuk itu pimpinan harus mampu kemampuan seseorang meyakinkan orang lain menjalin kerja sama dengan para bawahannya sehingga dapat diarahkan maksimal untuk atau dengan kata lain pimpinan perlu adanya melaksanakan adalah memerintah tertentu“. tugas-tugas pengertian yang besar akan kebutuhan Kepemimpinan itu perlu dimiliki oleh setiap karyawan serta mengawasi tugas dan tanggung calon pimpinan. jawabnya Bertolak kepemimpinan didefinisikan dari kedua tersebut, unsur dalam maka konteks dapat kepemimpinan adalah (Hadari dan Nawawi, 2005 : 15): masing-masing. Jadi seorang pimpinan harus mempunyai kemampuan dan keahlian dalam kepemimpinan sehingga mampu menggerakkan bawahannya kearah kesamaan tujuan dan pola kerja sama yang efektif dan efisien serta terciptanya kerja sama Volume 1, No. 2, November 2012 - 72 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang harmonis. Keberhasilan seorang pimpinan Gaya Kepemimpinan sangat tergantung pada kemampunnya dalam Gaya kepemimpinan merupakan corak dan mengorganisir bawahannya sehingga tujuan ciri dari seorang menejer dalam melakukan yang telah di tetapkan oleh perusahaan akan tugas–tugas manajerial dalam suatu organisasi. dapat tercapai secara maksimal. Gaya ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan Sedangkan sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah mempunyai visi dan misi kedepan, berwawasan luas dalam melihat segala kemampuan dan individual, latar belakang pendidikan, aspek psikologis dan tujuan yang ingin dicapai, Stoner & Gilbert (2003 : 165). Gaya kepemimpinan erat kaitannya dengan potensi yang dimiliki oleh bawahan serta sikap amanah dalam menjalankan tugas yang telah menjalankan dibebankan kepadanya. kepustakaan manajemen banyak ditemukan Siagian (2003 : 36) menyatakan “Pimpinan atau perilaku pemimpin kepemimpinannya. dalam Dalam konsep–konsep gaya kepemimpinan. Menurut adalah seorang yang tidak melaksanakan sendiri Stoner tindakan-tindakan operasionalnya, akan tetapi kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah mengambil laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses keputusan, menentukan kebijaksanaan dan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah digariskan tersebut”. & Gilbert (2003 : 165), gaya mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Menurut Robbins & Coulter (2005 : 130), bahwa ada 3 (tiga) gaya kepemimpinan, yaitu : Gaya Dengan demikian pimpinan adalah orang- Otokratis, pemimpin yang menggambarkan biasanya gaya cenderung orang yang dapat mengajak orang lain untuk memusatkan wewenang, mendiktekan metode melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional kerja, membuat keputusan unilateral, dan perusahaan melalui suatu proyek yang khas. membatasi Mereka Demokratis, menggambarkan pemimpin yang akan kebijaksanaan mengambil dan memiliki keputusan, konsep dan cenderung partisipasi melibatkan karyawan Gaya dalam wawasan masa depan. Agar tujuan-tujuan yang mengambil telah ditetapkan dapat tercapai maka pimpinan wewenang, juga kebutuhan memutuskan metode dan sasaran kerja, dan karyawan secara material maupun inmaterial. menggunakan umpan balik sebagai peluang Kebutuhan inmaterial lebih bersifat pada untuk melatih karyawan. Gaya Laissez Faire, hubungan umumnya memberi kelompok kebebasan penuh harus dapat individu memenuhi dengan memberikan dukungan, perhatian dan membesarkan hati. keputusan, karyawan. mendorong mendelegasikan partisipasi dalam untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai. 73 - Volume 1, No. 2, November 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Salah satu pendekatan yang paling umum gaya kepemimpinan terhadap kinerja digunakan dalam memahami kepemimpinan pegawai dewasa ini, adalah teori alur – sasaran. Teori Keuangan Dan Kekayaan Aceh. yang dikembangkan oleh Robert House ini Ha5 : Dinas Pengelolaan Terdapat pengaruh yang signifikan merupakan model kepemimpinan kontingensi antara komitmen individu terhadap yang mengambil unsur–unsur kunci teori kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan pengharapan tentang motivasi. Menurut teori Dan Kekayaan Aceh. ini, perilaku pimpinan dapat diterima oleh Ha6 : Terdapat pengaruh yang signifikan bawahan sejauh mereka melihatnya sebagai komitmen sumber langsung kepuasan atau sebagai sarana kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan kepuasan masa depan. Perilaku pemimpin Dan Kekayaan Aceh. dinilai dapat memotivasi sejauh bahwa perilaku Ha7 : organisasi terhadap Terdapat pengaruh yang signifikan itu : 1) membuat pencapaian kebutuhan gaya kepemimpinan terhadap Dinas bawahan tergantung pada kinerja yang efektif, Pengelolaan dan Kekayaan Aceh. 2) memberi pelatihan, bimbingan, dukungan, dan imbalan yang perlu bagi Ha8 : Keuangan Terdapat pengaruh yang signifikan kefektifan kinerja (Robbins & Coulter, 2005 : antara 138). komitmen komitmen organisasi kepemimpinan Hipotesis Penelitian Dan individu, dan terhadap gaya kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Ha1 : Komitmen individu, organisasi, gaya kinerja individu komitmen Dinas Pengelolaan Keuangan Dan kepemimpinan, dan kinerja Kekayaan Aceh. Ha9 : organisasi pada Dinas Pengelolaan antara Keuangan Dan Kekayaan Aceh komitmen sudah baik. Ha2 : Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasi pegawai komitmen individu terhadap kinerja Ha3 : komitmen kepemimpinan Terdapat pengaruh yang signifikan pegawai Terdapat pengaruh yang signifikan organisasi terhadap individu, dan terhadap Dinas gaya kinerja Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Ha10 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Volume 1, No. 2, November 2012 - 74 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Penelitian dilakukan pada Dinas tugas–tugas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh sedangkan yang menjadi objek penelitian manajerial dalam suatu organisasi. Kinerja Pegawai (Z), Hasil atau tingkatan adalah pengaruh komitmen individu, Organisasi keberhasilan seseorang secara keseluruhan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja Dinas selama Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. melaksanakan tugas dibandingkan dengan periode tertentu dalam standar hasil kerja Populasi dan Sampel Kinerja DPKKA (Y), Kombinasi dari Adapun yang menjadi populasi dalam kemampuan, usaha dan kesempatan yang penelitian ini adalah sebanyak pegawai 396 orang pegawai pada Dinas dapat dinilai dari hasil kerjanya. Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Penarikan HASIL DAN PEMBAHASAN sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Karakteristik Responden Sampling Karakteristik responden dalam penelitian berdasarkan golongan, karena dalam penelitian ini merupakan ciri-ciri dari responden terutama ini penulis tidak ingin membuat perbedaan pada mengenai jenis kelamin dari para responden, masing-masing golongan, jadi setiap populasi tingkat usia responden, pendidikan terakhir mendapat responden, dan status perkawinan dari para teknik Proportional kesempatan Random yang sama untuk menjadi responden, sehingga diperoleh jumlah responden. Berdasarkan hasil penelitian, responden sebanyak 195 orang. penulis kemudian mengidentifikasi karakteristik responden seperti terlihat pada tabel berikut Operasional Variabel Komitmen Organisasi (x1), Seberapa jauh seseorang itu mengidentifikasikan dan melibatkan dirinya pada organisasinya dan ini : Tabel 4.1 Karakteristik Responden No. Uraian 1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Usia responden: 20 - 29 tahun 30 - 39 tahun 40 - 49 tahun > 50 tahun Status Perkawinan Belum Menikah Menikah Pendidikan terakhir SLTA Diploma III Sarjana Pascasarjana Penghasilan Rp. 2.500.000 - 2.999.999 keinginan untuk tetap tinggal di organisasi 2. itu Komitmen Individu (x2), Sikap yang menunjukkan “loyalitas” karyawan dan bagaimana seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada 3. 4. kesuksesan dan kebaikan organisasinya. Gaya Kepemimpinan (x3), Corak dan ciri dari seorang menejer dalam melakukan 75 - Volume 1, No. 2, November 2012 5. Frekuensi Persen 91 104 46.7 53.3 7 96 60 32 3.6 49.2 30.8 16.4 39 156 20.0 80.0 33 41 117 4 16.9 21.0 60.0 2.1 28 14.4 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Rp. 3.000.000 - 3.499.999 Rp. 3.500.000 - 3.999.999 Rp. 4.000.000 - 4.499.999 > Rp. 4.500.000,- 42 41 54 30 21.5 21.0 27.7 15.4 10 0.0 195 Jumlah Sumber : Data Primer, 2012 (diolah) Pembuktian Hipotesis 1 Berdasarkan pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (61,617 > 3,079) pada tingkat signifikansi 0,0001. Pengujian hasil penelitian terhadap variabel komitmen organisasi diperoleh nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3.71, variabel Hipotesis Kelima, Keenam, Ketujuh, Kedelapan dan Kesembilan ( 5, 6, 7, 8, & 9) Hipotesis kedua penelitian ini adalah komitmen organisasi diperoleh nilai rata-rata komitmen sebesar 3.91, variabel gaya kepemimpinan organisasi (X2) serta gaya kepemimpinan diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.09, variabel pegawai (Y) berpengaruh terhadap kinerja kinerja pegawai diperoleh nilai rata-rata 3.97 Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan dan DPKKA Aceh (Z). diperoleh nilai rerata sebesar 3.85, hal ini Hasil variabel membuktikan kinerja organisasi bahwa komitmen individu penelitian (X1) dan komitmen menunjukkan bahwa individu, secara simultan variabel komitmen individu dan komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi serta gaya kepemimpinan kinerja individu dan kinerja organisasi pada serta kinerja pegawai berpengaruh signifikan Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Aceh sudah baik. Dan Kekayaan Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (209.105 > 2,688) pada tingkat Pembuktian Hipotesis Kedua, Ketiga dan signifikansi 0,0001. Hal ini berarti variabel komitmen individu, Keempat (2, 3,& 4) komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan Pengujian penelitian individu, ini hipotesis adalah komitmen pertama “Bahwa organisasi, dalam komitmen dan gaya kepemimpinan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh”. Hasil pegawai berpengaruh secara terhadap bersama-sama kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi pengaruh ketiga variabel ini terhadap kinerja penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel komitmen individu, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan berpengaruh kinerja signifikan terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh adalah sebesar 0,854, artinya sebesar 85,4% perubahan didasarkan kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh Volume 1, No. 2, November 2012 - 76 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel komitmen komitmen individu dan komitmen organisasi kepemimpinan baik secara parsial maupun serta gaya kepemimpinan sedangkan selebihnya simultan berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0,146 artinya sebesar 14,6% dijelaskan pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan oleh faktor lain diluar variabel komitmen Kekayaan Aceh. individu, komitmen organisasi, gaya 4. kepemimpinan dan kinerja pegawai. organisasi, Sedangkan untuk kesepuluh dapat dan pengujian gaya hipotesis dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel Pengujian Hipotesis Kesepuluh (10) Hasil pengujian menunjukkan hipotesis bahwa ketiga kinerja kinerja pegawai pegawai signifikan berpengaruh terhadap berpengaruh signifikan terhadap kinerja Dinas Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh Kekayaan Aceh. kinerja Pengelolaan secara organisasi Keuangan Dan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Saran – Saran SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil hipotesis pertama individu, komitmen Kepala penelitian bahwa untuk kinerja kepemimpinan gaya individu Kekayaan Aceh, untuk dapat menerapkan gaya komitmen organisasi, dan Dinas partisipatif dalam meningkatkan kinerja pegawai maupun dan kinerja organisasi, terutama dengan kinerja organisasi pada Dinas Pengelolaan memberikan wewenang kepada pegawai Keuangan Dan Kekayaan Aceh sudah baik. dalam melakukan pekerjaan, kemudian Hasil penelitian untuk hipotesis 2, 3 dan 4 memberikan kesempatan kepada pegawai diperoleh untuk penjelasan bahwa variabel mendapatkan kesempatan komitmen individu, komitmen organisasi, pendidikan dan gaya kepemimpinan baik secara pegawai mempunyai kemampuan dalam parsial meningkatkan kinerja. terhadap 3. kepada Pengelolaan Keuangan kepemimpinan, 2. Diharapkan maupun simultan kinerja berpengaruh pegawai Dinas 2. dan pelatihan sehingga Kinerja pegawai menjadi salah satu hal Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan penting Aceh. organisasi, karena tanpa kinerja pegawai Hasil penelitian terhadap hipotesis 5, 6, 7, tidak akan tercapai kinerja organisasi 8, dan 9 dapat dijelaskan bahwa menerima sebagaimana diharapkan. hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa komitmen individu, 77 - Volume 1, No. 2, November 2012 3. dalam meningkatkan kinerja Untuk menunjang peningkatan kinerja pegawai yang lebih baik, maka prioritas Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala utama adalah meningkatkan kinerja pegawai, karena dengan kinerja pegawai yang tinggi akan diikuti oleh peningkatan kualitas kerja menjadi lebih baik. 4. Penelitian memberi implikasi bahwa komitmen individu, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan dapat dijadikan sebagai indikator pengukuran kinerja pegawai, sedangkan kinerja pegawai yang tinggi dapat memberikan efek langsung terhadap peningkatan kinerja organisasi pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. DAFTAR PUSTAKA Ambar, Teguh (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta. Dale Timpe (2002), Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia). PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Davis, Keith & Frederick, William, (2001). Business and Society, Fifth Edition, Mc.Graw-Hill, Japan Dessler, G. (2000). Human Resource Management 8th edition,: Prentice Hall, Inc, New Jersey Fraser, T.M., (2002). Stress dan Kepuasan Kerja, Seri Manajemen No. 14, Pustaka Binaan Pressindo, Jakarta. Garvin, (2000), Management , Edisi Ketujuh, Jilid 1. Erlangga, Surabaya. Hadari dan Nawawi, (2005), Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hasibuan, S.P. Malayu, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan, CV. Haji Masagung, Jakarta. Manullang (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Rosdakarya, Jakarta, Meiner (2005), The Horizontal Organization, Oxford University Press, USA. Miftah Thoha, (2008), Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta. Mowday R. & Steers., (2002). Employ Organization Linkages : The Psychology of Commitment Abstein and Turn Over, Academic, inc, London. Pantja dan Khusaini, (2003), Pengaruh Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah, Universitas Kristen Petra Surabaya. Pantja Djati dan M. Khusaini, (2003), Pengaruh Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah, Universitas Kristen Petra Surabaya. Parlinda Vera dan M. Mahyuddin (2005), Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta, Jurnal Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surabaya Prawirosentono, (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan. Ranupandojo dan Husnan (2007), Manajemen Personalia, Fakultas Ekonomi UGM (BPFE), Yogyakarta. Robbins, Stephen P, dan Mary Coulter, (2007), Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta. Robert dan Jackson John M, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta. Saydan (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Jambatan, Jakarta. Setiadi, (2004), Manajemen Kinerja, Rosdakarya, Semarang. Siagian Sondang (2003), Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta. Steers, RM and Porter, L. W., (2003). Motivation and Work Behavior, Accademic Press, New York. Stoner & Gilbert (2003), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta. Subowo, (2005), Budaya Produktif. Rajawali Grafindo, Jakarta Thomson (2001), Motivation and Work Behavior, Accademic Press, New York. Wahjisumidjo (2002), Kepemimpian dan Motivasi, Cetakan III, Ghalia Indonesia, Jakarta. Volume 1, No. 2, November 2012 - 78