BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap pengaruh kegiatan keagaman pada pola ruang kawasan pathok negoro mlangi, yogyakarta, peneliti menemukan beberapa kecocokan dan fakta dari pemilihan judul serta hasil yang di dapat oleh peneliti. Hasil yang paling mencolok adalah bagaimana masyarakat mlangi memaknai agama sebagai bagian dari hidup mereka, yang mempengaruhi gerek – gerik mereka hingga apapun yang dilakukan masyarakat dalam hal kegiatan sampai saat ini. Dan bagaimana semua hal terpengaruh oleh hal tersebut sampai elemen keruanganpun ikut berpegaruh dan mempengaruhi kegiatan masyarakat. Peneliti juga melihat bagaimana masyarakat sangat menghargai kearofan lokal yang di bawa oleh para nenek moyang secara turun – temurun kepada mereka melalui 6 generasi sebelumnya. Dan berikut adalah beberapa kesimpulan yang peneliti ambil dari hasil penelitian ini; 1. Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah melihat bagaimana kegiatan keagamaan terjadi di mlangi. Dri kegiatan keagamaan di mlangi saat ini yang paling mencolok adalah kegiatan syariah islam yang masih dijunjung tinggi masyarakat mlangi sebagai pedoman hidup mereka. Tata cara masyarakat melakukannya pun bermacam – macam. Paling utama adalah mereka masih menganggap tempat ibadah dan sarana keagamaan lain sebagai sesuatu yang masih dianggap sakral, dan mereka muliakan. Dengan kearifan lokal yang terus melekat dan kesadaran mereka akan budaya nenek moyang, pada akhirnya muncul kegiatan sosial dan kejawen yang mereka kemas dengan gaya islami. Selain itu pembentukan saran kegiatan keagamaan juga akibat dari kekuatan kegiatan agama di dalam kegiatan sehari – hari masyarakat, masyarakat membutuhkan ruang begitu pula sebaliknya. 147 2. Tujuan kedua melihat apakah ada hubungan baik langsung maupun tidak langsung terhadap pola ruang. Dari peneliyian yang dilakukan baik oleh wawancara mapun analisis di lapangan menunjukan bahwa ada keterkaitan antara kegiatan keagamaan dengan pola ruang. Kegiatan keagamaan membentuk sarana keagamaan yang selanjutnya sarana – sarana keagamaan tersebut mempengaruhi ruang yang lebih luas di sekitarnya. Pada akhirnya mementuk sebuah ilustrasi pola ruang yang mudah untuk dikenali dan di pelajari sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 3. Penelitian ini melihat bagaimana pola ruang terbentuk dari data kualitatif, dengan wawancara dan pengamatan lapangan. Karena data yang bisa di himpun tidak semuanya bisa dihitung dengan kuantitatif, secara menyeluruh penelitian ini lebih banyak di lakukan dengan mengamati lapangan dan dikuatkan dengan penuturan narasumber wawancara. 6.2 Kemanfaatan 1. Penelitian ini bisa dipergunakan sebagai aset kewilayahan. Masyarakat sudah mengetahui bagaimana keuikan dan spesialnya wilayah ini. Selanjutnya, peneliti berharap masyarakat dapat mempergunakannya sebagai aset, sebagai pegangan untuk mempertahankan wilayah Mlangi untuk tetap istimewa, setidaknya tidak bergesakan dengan perkembangan zaman. 2. Masyarakat diharapkan tidak hanya sekedar tahu bahwa Mlangi itu unik, tetapi lebih dari itu, masyarakat juga diharapkan mengetahui bahwa keunikan tersebut bukan hanya pemberian turun – temurun, melainkan masyarakat juga ikut serta dalam perkembangan wilayah Mlangi menjadi seperti sekarang. Diharapkan masyarakat lebih bijak mengambil sikap terhadap segala sesuatu perihal kawasan ini. 6.3 Saran Mlangi adalah salah satu ruang yang istimewa yang ada di jogja, bahkan di jawa. Hanya ada 5 kota santri yang ada di jawa dan salah satunya adalah mlangi. 148 Terlebih lagi mlangi terbentuk tidak sepenuhnya dari kegiatan keagamaan islam saja tetapi juga budaya jawa yang melekat dari para nenek moyangnya sampai kegiatan saat ini. Ada beberapa saran yang peneliti ajukan dari penelitian ini; 1. Mlangi merupakan sebuah kawasan, bukan bangunan, skala penelitian ini mulai dari meso hingga makro. Mlangi merupakan kawasan dengan banyak citra, mulai dari peninggalan sejarah jawa, kegiatan keagamaan islam, sebagai kota santri, sebagai kunjungan wisatawan rohani serta sebagai wilayah pemukiman khusus yang padat. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dari berbagai pihak. Hal yang paling mendasar adalah pembentukan citra yang kuat, mlangi bukan hanya sebagai lokasi ziarah, lebih dari itu mlangi bisa menjadi desa wisata, yang mengangkat sisi religius, dan kegiatan keagamaan. Pengunjung nantinya akan merasakan bagaimana kegiatan di mlangi berbeda dengan kegiatan di sekitar mlangi. 2. Mlangi merupakan kawasan paat penduduk, hal ini terlihat dari beberapa analisis peneliti sebelumnya. Oleh karena itu butuh bimbingan dari masyarakat untuk membangun dengan baik di mlangi, bagaimana pembuatan urban fabric yang baik di mlangi, street furniture, dan bagaimana sempadan mempengaruhi wilayah ini, karena wilayah ini berdekatan dengan aliran sungai sehingga, perlu diberi arahan penanggulana kepadatan agar citra mlangi tidak hilang dan meninggalkan pemukiman kumuh padat penduduk. 3. Kegiatan di mlangi sangat unik, sehingga perlu adaya pengawasan dari para alim ulama dan tetua adat untuk tetap melestarikannya. Dan masyarakat harus bisa untuk tetap menjaga kebudayaan ini, agar tidak hilang di telan zaman. Walaupun kemajuan teknologi saat ini sudah berkembang pesat, diharapkan masyarakat bisa menjaga kearifan lokal dengan cara mereka sendiri sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. 149