Bab V Penutup A. Simpulan Berdasarkan hasil

advertisement
Bab V
Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan pola protein yang terkandung dalam sekret kelenjar
paratoid kodok Phrynoidis aspera, Duttaphrynus melanostictus dan
Ingerophrynus biporcatus. Kodok Duttaphrynus melanostictus (Genus
Duttaphrynus) memiliki jumlah pita protein sekret kelenjar paratoid
terbanyak, diikuti oleh protein sekret kelenjar paratoid kodok Phrynoidis
aspera (Genus Phrynoidis), sekret kelenjar paratoid kodok Ingerophrynus
biporcatus (Genus Ingerophrynus) dan sekret kelenjar kulit katak Odorrana
hosii. Disamping itu, jumlah pita protein sekret kelenjar paratoid kodok lebih
banyak dibandingkan jumlah pita protein sekret kelenjar kulit katak
Odorrana hosii.
B. Saran
Penelitian ini merupakan penelitian awal yang masih membutuhkan
penelitian lebih lanjut dari berbagai aspek. Untuk penelitian selanjutnya perlu
dilakukan purifikasi sekret kelenjar paratoid kodok dan sekret kelenjar kulit
katak, sehingga protein akan lebih mudah diamati dan tidak ada lagi senyawa
lain yang mengganggu visualisasi protein. Jika hendak melakuakn penelitian
serupa sebaiknya menggungan metode Urea SDS-PAGE dengan pewarnaan
perak nitrat (silver staining).
Disamping itu, untuk memastikan konsistensi pola pita protein, perlu
dilakukan penelitian serupa namun menggunakan spesimen yang diperoleh
dari lokasi habitat dan musim yang berbeda dari spesimen yang digunakan
dalam penelitian ini. Penelitian lanjutan berikutnya terkait konsistensi pola
pita protein dapat dilakukan dengan membandingkan pola pita protein tiap
individu dengan spesies yang sama. Penelitian berikutnya juga dapat dikaji
terkait ada atau tidaknya hubungan perilaku kodok dan katak dengan
konsentrasi dan pola protein sekret, sebab keempat spesies tersebut memiliki
perilaku yang berbeda.
Selain penelitian konsistensi pola protein, perlu dilakukan penelitian
yang dapat memastikan jenis dan jumlah senyawa penyusun sekret untuk
mengoptimalkan potensi sekret. Sedangkan untuk pengembangan pemanfaatan
potensi protein sekret sebagai antimikrobia perlu dilakukan penelitian lanjutan
terkait sifat bioaktifitas protein dan membandingkan kekuatan daya hambat
protein tersebut terhadap pertumbuhan mikrobia patogen. Pemanfaatan kodok
(selain sebagai sumber antimikrobia) perlu dikaji lagi terutama terkait adanya
kemungkinan pemanfaatan otot (daging) kodok sebagai sumber protein pakan
ternak.
Download