BAB I Pengantar Psikologi Ilmu Psikologi merupakan ilmu yang

advertisement
BAB I Pengantar Psikologi
Ilmu Psikologi merupakan ilmu yang sangat muda. Jika dibandingkan dengan
astronomi dan matematika telah ada sejak 5 abad yang lalu oleh ilmuwan Copernicus,
psikologi baru muncul/dikenal luas sekitar abad 20 oleh Sigmund Freud .
Secara etimologis istilah psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche yang artinya “jiwa” dan
logos yang artinya “ilmu”, Secara harafiah psikologi berarti “ilmu jiwa” atau ilmu yang
“mempelajari gejala-gejala kejiwaan”
Psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang bersifat akademis dan terapan yang melingkupi
studi mengenai proses mental dan perilaku. Bidang yang dipelajari oleh para psikolog
akademis adalah teori perihal persepsi, kognisi (proses penyerapan pengetahuan), emosi,
kepribadian dan hubungan interpersonal. Psikologi juga dikenal akan terapan pada aktivitas
kehidupan manusia sehari-hari seperti: keluarga, pendidikan dan pekerjaan, juga perlakuan
terhadap permasalahan kejiwaan manusia. Beberapa sub bidang psikologi diantaranya
psikologi pengembangan sumber daya manusia, psikologi olahraga, psikologi kesehatan,
psikologi industri, psikologi media, psikologi hukum, dan psikologi seni.
Lalu kalau arti Psikologi Persepsi ???
Definisi PERSEPSI:
Secara etimologis berasal dari bahasa inggris ”perception” atau bahasa latin
”perceptio/percipere” yang artinya ”MENERIMA atau MENGAMBIL” jadi PERSEPSI dapat
didefinisikan sebagai
”proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan,
mengguji, dan memberikan reaksi terhadap rangsangan panca indra atau data”
Definisi psikologi persepsi “Ilmu yang mempelajari kondisi tingkah laku manusia saat
menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, mengguji, dan memberikan reaksi
terhadap rangsangan panca indra atau data”
Est et i k a t er a pa n
ilustrasi
gambarbentuk
komik
Nirmana
Sc r i pt Wr i t i n g
(c o py w r i t e r )
Headline
subline
BodyCopy
dll
Bahasa
D esa i n G r a f i s
website
vektor art
digitalimaging
photograpy
animation
3DModeling
dll
Komputer
& Teknologi
seni rupa
Ekonomi/
Manajemen
DKV
Komunikasi
Pe r i k l a n a n
ILM
iklanKomersial
Pemasaran
Strategikreatif
Benefitprogress
m ed ia
medialiniatas
medialinibawah
Psikologi
psi k o l o g i per sepsi
segmentasi/demografi
persuasif
sugesti
ilusi
gestalt
Sosial Budaya
filsafatEstetika
gayadesain/lokalitas
antropologi
Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan adalah seni menyampaikan pesan (arts of
commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan
melalui media berupa desain. Dengan tujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga
merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Aplikasi Psikologi
Persepsi dalam DKV Bahwa ada faktor untuk harus menyampaikan suatu pesan yang
sifatnya persuasif, maka peranan psikologi persepsi sangat dibutuhkan di sini. Sebagai
penyampai pesan kita harus memahami keadaan dan sifat-sifat dari sasaran kita (target
audience). Dengan kita memahami apa, siapa dan bagaimana dari sasaran kita. Sehingga
semua apa yang kita sampaikan akan mengena dan efisien
DEFINISI PSIKOLOGI MENURUT PARA AHLI PSIKOLOGI
Ernest Hilgert (1957) Introduction to psychology : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia dan hewan
George A. Miller (1974) Psychology and Communication : Psikologi adalah Ilmu yg berusaha
menguraikan, meramalkan & mengendalikan peristiwa mental & tingkah laku
Robert S. Woodworth & Marquis DG (1957) Psychology : Psikologi adalah ilmu
pengetahuanyang mempelajari aktifitas atau tingkah laku individu dalam hubungannya
dengan alam sekitar
Chaplin (1972) Dictionary of Pshycology : Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan dan organisme dalam segala ragam dan
kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa
kemasyarakatan yang mengubah lingkungan
Henry Gleitman (1995) : Psikologi adalah Ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu, dan memahami bagaimana
mahkluk tersebut berpikir dan berperasaan
Definisi di atas menggambarkan ruang lingkup psikologi.
1.
2.
Psychologi is a science.
-
It is defined not by what it is studied, but by how it is studied.
-
Ilmiah, terukur, objektif, dapat digeneralisasi.
-
Seringkali mengesankan bahwa studi psikologi harus bersifat kuantitatif.
Not all behavior is directly observable.
What kind of behavior ? ( berbagai ekspresi tingkah laku: verbal, grafis,
motorik/kinestetik).· What level of consciousness? (conscious, subconscious,
unconcious)· Whose behavior ? (anima vegetativa, anima sensitiva, anima
intelektiva).Selain menggambarkan ruang lingkup, definisi di atas juga menyinggung
isu penting mengenai kedudukan psikologi dalam khasanah dunia ilmu: science vs
humanities. Maka studi perilaku manusia sedikit banyak merupakan pendekatan ilmu
alam. Masalah kredibilitas sebagai sebuah ilmu pada konteks sosial dan intelektual
abad 19. Kontrol sosial karena memungkinkan reformasi secara sosial ataupun
personal. Namun demikian, ada beberapa tantangan bagi pandangan psikologi sebagai
science:
-
The challenge of naturalism.
Seberapa mampu psikologi menjelaskan human mind and behavior secara logis dan
empiris, semata-mata secara ilmu alam tanpa memperhitungkan variabel-variabel
sosial.
-
The challenge of realism.
Beberapa aliran besar dalam psikologi menggunakan aspek-aspek mental implisit
untuk menjelaskan perilaku, misalnya psikoanalisa, human information processing.
Hal ini sulit untuk dibuktikan realitasnya
-
The challenge of autonomy.
Ada kecenderungan untuk memandang bahwa seluruh perilaku manusia dapat
dijelaskan melalui proses fisiologis dan neurologis. Dengan demikian, apakah
psikologi dapat direduksi menjadi ilmu-ilmu tertentu saja?
-
The challenge of explanations.
Seberapa mampu psikologi menciptakan hukum-hukum universal yang selalu dapat
dijadikan dasar umum untuk penjelasan perilaku?
Bab II Memori
Dalam lingkup ilmu Psikologi, ada beberapa teori mengenai Memori yang dikemukakan oleh
para ahli. Di bawah ini akan dibahas beberapa dari teori-teori tersebut.
1.
ASSOCIATION MODEL (MODEL ASOSIASI)
Teori awal mengenai Memori dikenal sebagai Association Model (Model Asosiasi).
Menurut model ini, memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan
konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini antara lain adalah Ebbinghaus yang
melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai fungsi lupa serta savings. Grafik
di bawah menunjukkan salah satu hasil penelitian yang menunjukkan tingkat retensi
yang makin rendah dengan berjalannya waktu.
2.
COGNITIVE MODEL (MODEL KOGNITIF)
Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan bahwa Memori merupakan bagian dari
information processing. Teori ini mencoba menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga
macam Memori sebagai berikut:
- Memori Sensoris: Memori Sensoris didefinisikan sebagai ”momentary
lingering of sensory information after a stimulus is removed.”
Diterjemahkan secara bebas, kalimat di atas bermakna bahwa Memori Sensoris
adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak
semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut
ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan
proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih
lanjut.
- Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding
Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada
saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang
ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal
(mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita
mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi
sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah
ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di
mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa
potongan yang lebih mudah diingat.
- Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi yang
disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita
membutuhkan informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita
akan melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi
yang dibutuhkan tersebut. Proses retrieval ini bisa berupa:
a.
Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami
sebelumnya. Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut
untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan.
Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
b.
Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu.
Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di
lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses recal.
Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan dengan
apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita merasa sudah hampir
bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak bisa; fenomena ini
disebut tip of the tounge. Misalnya ketika kita bertemu dengan kenalan lama dan
kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya namun tetap tidak dapat
menyebutkannya.
Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem
Memori:
a. Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu,
misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya.
Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk
yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana
caranya melakukan akrobat di sirkus.
b. Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai
ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
c. Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara
pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman
masa kecil seseorang.
CARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI
Para ahli masih memperdebatkan apakah Memori merupakan suatu trait (sifat) atau skill
(kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan
skill merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan ditingkatkan. Orang yang memiliki
kemampuan Memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
Proses encoding yang majemuk dan bermakna.
-
Memiliki banyak cue dengan asosiasi tinggi
-
Banyak latihan
Contoh orang-orang dengan kemampuan Memori yang tinggi:
-
Steve Faloon: dapat mengingat deretan angka yang panjang
-
John Conrad: dapat mengingat pesanan makanan di restoran dengan sangat baik
-
Rajan: dapat mengingat angka phi
Bagi orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Memori, antara
lain:
-
Mnemonic: Menciptakan asosiasi antar hal yang harus diingat.
-
Method of loci: Berusaha menciptakan gambaran seperti peta di benak kita dan
mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal yang ingin diingat.
-
Peg word/ irama: Mengasosiasikan kata yang ingin diingat dengan kata lain yang
berirama.
-
Menggunakan bayangan visual, misalnya John Conrad menggunakan bayangan visual
untuk mengingat pesanan makanan dari para tamu.
-
Memahami hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di luar kepala. Hal
yang dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar kepala.
-
Konteks ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika hal tersebut
harus diingat kembali (encoding specificity)
-
Memori akan baik ketika individu merasa terlibat secara emosional, namun
keterlibatan emosional tidak terlalu tinggi.
-
Menggunakan sebanyak mungkin cue ketika berusaha mengingat sesuatu.
-
Memori akan lebih baik jika sesuatu dipelajari berulang kali walaupun masing-masing
sesi cukup pendek, daripada mempelajari sesuatu dalam satu sesi yang panjang. Jadi,
lebih baik mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah yang masing-masing lamanya
20 menit daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam.
-
Memori akan lebih baik jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara,
misalnya mengingat suatu pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan lebih
baik daripada hanya salah satu saja.
Daftar pustaka
Sobur, Alex, Drs. M.Si, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2003
Kusrianto, Adi, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Penerbit Andi, Jogjakarta, 2007
Damajanti, Irma, Psikologi Seni, Kiblat dan ITB, Bandung, 2006
Sadjiman, Drs, Modul Pembelajaran MK DKV III, ISI Jogjakarta, 2004
Rakhmat, Jalaluddin, Drs, M.Sc. Psikologi Komunikasi, Rosda,Bandung, 2003
Download