PENGAARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI MELALUI KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU YAYASAN YOHANES GABRIEL PERWAKILAN I DI SURABAYASIDOARJO Oleh : Florentinus Suharyanta *) Abd. Rochim **) Jeni Susyanti ***) Magister Manajemen Program Pasca Sarjana, Universitas Islam Malang ABSTRACT The principal problem in this research is how the influence of organization culture and organization commitment through work satisfaction towards teachers work motivation. The purpose of this research is to prove and analyze the influence of organization culture and organization commitment through work satisfaction towards teachers work motivation This kind of research is in the form of non experimental research that has correlations characteristic, assosiative research or to find the correlation pattern. The research method used is survey method which is using the questionnair list or questionnaire as an instrument to a collecting data in the form of closed questionnaire with filling up instructions use 5 Likert’s scale categories. The analysis use Path Analysis. This research population is the teacher itself in Education Institution of John Gabriel Foundation Unit I Surabaya-Sidoarjo with the number of 380 teachers, with sampling as many as 191 teachers on error standard or margin error in the amount of 5%. Direct influence result of organization culture towards work satisfaction is in the amount of 0,399. Direct influence of organization commitment towards work satisfaction is in the amount of 0,385. Direct influence of organization culture towards teachers work motivation is in the amount of 0,147. The influence of organization commitment towards teachers work motivation is in the amount of 0,162. While the result of indirect organization culture influence towards teachers work satisfaction is in the amount of 0,156. The result of indirect organization commitment influence towards teachers work motivation through work satisfaction is in the amount of 0,151. Keywords: Culture, Commitment, Motivation. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam organisasi pendidikan budaya organisasi sering dikenal dengan istilah culture pembelajaran sekolah (school learning culture) atau kultur akademis (academic culture). (Arjantie,2012:3) Dalam dunia pendidikan budaya organisasi diistilahkan kultur akademis, ataupun school learning culture yang intinya mengatur seluruh komponen sumberdaya manusia dilingkup pendidikan agar mampu memahami bagaimana harus bersikap terhadap profesinya, beradaptasi (pada rekan kerja,atasan langsung mupun tak langsung orang tua siswa dan tentunya terhadap siswa sendiri sebagai subyek didik), dan berlaku aktif terhadap masukan dan kebijakan, sehingga terbentuk sistem nilai, kebiasaan (habits), citra akademis, etos kerja yang terinternalisasikan dalam proses kehidupan organisasi pendidikan untuk menjadikan semuanya itu menjadi miliknya melalui proses belajar yang berkelanjutan. JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 343 Ketika organisasi masuk dalam kultur yang kuat (strong culture) menurut Robbins - Judge (2011:259) nilai-nilai inti organisasi dipegang teguh dan dijunjung bersama, semakin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan semakin besar komitmen mereka terhadap berbagai nilai itu, semakin kuat kultur tersebut. Selaras dengan definisi tersebut, kultur yang kuat akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku anggota-anggotanya karena kadar kebersamaan dan intensitas yang tinggi menciptakan suasana internal berupa kendali perilaku yang tinggi pula. Keharmonisan yang dibentuk oleh kultur yang kuat ini menciptakan keharmonisan dalam membangun kekompakan, loyalitas dan komitmen keorganisasian. Sifat-sifat ini memperbesar kemungkinan untuk memperkecil kecenderungan karyawan meninggalkan organisasinya. Kultur yang kuat secara spesifik mengakibatkan turunnya tingkat perputaran karyawan. Desriana dan Soejipto (2006) Komitmen organisasi dipandang sebagai orientasi nilai terhadap organisasi yang menunjukkan individu sangat memikirkan dan mengutamakan pekerjaan dan organisasi Komitmen organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi dicirikan oleh tiga faktor psikologis: 1. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. 2. Keinginan untuk berusaha sekuat tenaga demi organisasi 3. Kepercayaan yang pasti dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. . Menurut Dole and Schroeder (dalam Koesmono, 2005 :169) Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya.Dalam pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosi yang positif atau dapat menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaian terhadap pekerjaan atau pegalaman-pengalaman kerja seseorang. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2007:107) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Motivasi menurut Gibson (dalam San, 2009:2) dalam teorinya, motivasi terdiri dari dua teori. Yaitu teori isi (content theory) dan teori proses (proces theory) theori isi sering disebut dengan teori kepuasan, di mana theori ini memusatkan perhatian pada faktor dalam diri orang. Meliputi hal yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku. Sedang dalam teori proses difokuskan pada bagaimana motivasi itu terjadi. Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan I telah berdiri 90 tahun yang lalu, yang seharusnya telah banyak berbenah dalam kebijakan penataan menejemen sumberdaya manusianya. Dengan demikian seharusnya Yayasan Yohanes Gabriel bisa menjadi harapan dan kebanggaan bagi semua komponen yang terlibat di dalamnya. Namun demikian berdasar data riil, data tahun 2013, 2014, 2015 jumlah guru dan karyawa di lingkup yayasan Yohanes Gabriel perwakilan I, cenderung meningkat jumlahnya anggota organisasi yang meninggalkan Yayasan Yohanes Gabriel PW.1 untuk bergabung ke yayasan lain.. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor budaya organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo? 344 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 2. Apakah faktor kepuasan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo? 3. Apakah faktor budaya organisasi dan komitmen organisasi melalui kepuasan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo? 4. Manakah faktor yang lebih dominan pengaruhnya antara budaya organisasi dan komitmen organisasi melalui kepuasan kerja terhadap motivasi kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apakah faktor budaya organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. 2. Mengetahui apakah faktor kepuasan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. 3. Mengetahui apakah faktor budaya organisasi dan komitmen organisasi melalui kepuasan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. 4. Mengetahui faktor manakah yang lebih dominan pengaruhnya antara budaya organisasi dan komitmen organisasi melalui kepuasan kerja terhadap motivasi kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. 1.4. Kontribusi Penelitian Kontribusi yang dapat dihasilkan dari studi ini adalah sebagai berikut : 1. Studi ini dapat digunakan sebagai referensi empiris bagi manajemen Yayasan Yohanes Gabriel, dalam mengambil kebijakan khususnya yang berkaitan dalam menentukan budaya organisasi sekolah, komitmen organisasi sekolah, serta dapat mengetahui motivasi yang dimiliki oleh guru-guru di Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan I. 2. Studi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi studi lanjut atau penelitian selanjutnya khususnya di bidang pendidikan terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel budaya organisasi, komitmen organisasi, kepuasan kerja dan motivasi. 2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Suparman (2007) berjudul “Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan, Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi Pegawai Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara di Propinsi Kalimantan Tengah)”. dari penelitian ini dihasilkan: 1. Adanya pengaruh yang positif atara motivasi dan kepuasan kerja. Berdasar hasil penelitian tersebut dapat ditunjukkan bahwa motivasi terhadap pertalian (afiliasi) merupakan indikator motivasi paling tinggi. 2. Adanya pengaruh yang positif antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja. JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 345 Penelitian yang dilakukan Arjantie (2012) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan I Di Sidoarjo” penelitian yang dilakukan menghasilkan : 1. Secara simulatan Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru. 2. Secara parsial Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru. 3. Dari ketiga variabel Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi, yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru adalah variabel Komitmen Organisasi. 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Budaya Organisasi Pengertian organisasi menurut (Robbins :1990)” Organisasi dapat diartikan sebagai kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan merupakan hakikat kultur sebuah organisasi, yaitu : Inovasi 2..Perhatian pada hal-hal rind. 3.Orientasi hasil. 4.Orientasi orang. 5.Orientasi tim. 6.Keagresifan 7.Stabilitas. Dari beberapa pengertian budaya organisasi di atas, dapat diperoleh gambaran tentang budaya organisasi. Umumnya, budaya organisasi menekankan pada nilai-nilai yang mendasari bagaimana individu berperilaku dan bersikap dengan cara pandang di dalam organisasi/perusahaan. Budaya organisasi merupakan norma, keyakinan dan nilai-nilai bersama yang dikembangkan dalam organisasi sebagai suatu bentuk kesepakatan untuk menghadapi masalah-masalah baik internal maupun eksternal. 2.2.2 Komitmen Organisasi Mowday et al. (1982 : 27) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai kekuatan yang bersifat relatif dan individu dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya dalam bagian organisasi. Hal ini ditandai oleh tiga hal, yaitu ; (1) penerimaan pegawai terhadap nilai-nilai organisasi. (2) kesiapan dan kesediaan pegawai untuk berusaha dan sungguh-sungguh atas nama organisasi, dan (3) keinginan pegawai untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi (menjadi bagian dari organisasi). Steers (1999 : 50), menyatakan pandangannya mengenai komitmen organisasional yaitu rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. 2.2.3 Kepuasan Kerja Menurut George dan Jones (2002), kepuasan kerja adalah perasaan yang dimiliki oleh pegawai tentang kondisi tempat kerja merka saat ini. Kemudian menurut Church (1995), kepuasan kerja merupakan hasil dari berbagai macam sikap (attitude) yang dipunyai seorang pegawai. Dalam hai ini yang dimaksud dengan sikap tersebut adalah hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan beserta faktor-faktor yang spesifik seperti pengawasan/supervisi, gaji dan tanjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan pangkat, kondisi kerja, pengalaman kerja, hubungan sosial dl dalam pekerjaan 346 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 yang balk, penyelesaian yang cepat terhadap keluhan-keluhan dan perlakuan yang baik dari pimpinan terhadap pegawai. 2.2.4 Motivasi Menurat Gibson (1997), motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang karyawan untuk menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Jadi lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu rangkaian kegitan pemberian dorongan, bukan hanya kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri.Clayton Aldefer berargumen bahwa ada tiga kelompok kebutuhan teras (Existeice), keterhubungan (relatednees) dan pertumbuhan (growth) jadi disebut ERG (Robbins, 2008 2.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan pustaka, kerangka proses berpikir dan kerangka konseptual dalam penelitian ini, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Budaya organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. 2. Budaya organisasi dan komitmen organisasi melalui kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini agar sampel benar-benar representativ peneliti menggunakan cara menentukan jumlah sampel berdasar Nomogram Herry King, (Sugiono, 2011 :72) dan tabel jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan Isaac dan Michael, dengan tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10 %. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang tidak diketahui jumlahnya (Sugiono,2011:69-70). Berdasar table pengambilan sampel dengan tingkat kesalahan 5 % maka ukuran sampel ditemukan 191 guru,. Dalam hal ini 191 guru yang dipakai sebagai sampel secara representative akan mewakili dari seluruh jumlah populasi380 guru. Jumlah ukuran sampel diperoleh dengan rumus (Sugiyono,2011:69) ɚ².N.P.Q S = d²(N-1)+ɚ².P.Q Dimana : S= jumlah sampel,ɚ² dengan dk=1, taraf kesalahan 1%, 5%, atau 10% , (nilai ɚ²) Dengan taraf kesalahan 5% adalah 3,841), N= jumlah populasi Maka jumlah sampel ditemukan 191 , dengan perhitungan: 3,841.380.0,5.0,5 S = 0,05²(380-1)+3,841.0,5.0,5 364,895 S = 1,90775 S = 191,2698 S = 191 3.2 JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 347 348 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 Definisi Operasional Variabel 1. Budaya Orgaanisasi (X1) Variabel budaya organisasi diukur dengan beberapa indicator-indikator menurut Robins,256 (2008)dalam Sriwahyuni, 103 (2012) sebagai berikut : a. Inovasi (X1.1), sejauh mana guru didorong untuk bersikap inovasi dalam melaksanakan tugasnya. b. Perhatian terhadap hal-hal kecil (X1.1),sejauh mana guru diharapkan menjalankan presisi, analisis , dan perhatian pada hal-hal kecil. c. Orientasi hasil (X1.3), sejauh mana yaysan berfokus pada hasil, tehnik dan proses dalam pencapaian hasil tersebut. d. Orientasi orang (X1.4) sejauh mana keputusan-keputusan yayasan mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas guru yang ada dalam organisasi. e. Orientasi team (X1.5) sejauhmana kegiatan-kegiatan kerja di Yayasan dilakukan lebih banyak secara team daripada secara individual. f. Keagresifan (X1.6) sejauhmana yayasan menciptakan stuasi keagresifan kompetitif dalam upaya peningkatan kualitas . g. Stabilitas (X1.7), Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status Quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan. 2. Komitmen Organisasi (X2) Komitmen organisasi adalah kepercayaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi, kesediaan untuk melakukan upaya ekstra demi untuk tetap menjadi anggota atau bagian dari organisasi. Variabel ini diukur dengan indikator-indikator menurut Mowdey (dalam Darwito 2008) sebagai berikut : a. Bangga menjadi bagian organisasi (X2.1) b. Membanggakan organisasi kepada orang lain (X2.2) a. Peduli terhadap nasib organisasi (X2.3) b. Gembira memilih bekerja pada organisasi ini (X2.4) c. Kesamaan nilai (X2.5) d. Bekerja melampaui target (X2,6) 3. Kepuasan Kerja (Y1) Variabel ini diukur dengan indikator-indikator menurut,Celluci dan David (dalam Suparman,2007) sebagai berikut: a. Kepuasan dengan gaji. (Y1.1) b. Kepuasan dengan promosi.(Y1.2) c. Kepuasan dengan rekan kerja.(Y1.3) d. Kepuasan dengan penyelia.(Y1.4) e. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri.(Y1.5) 4. Motivasi Kerja (Y2) Variabel motivasi ini dapat diukur dengan beberapa indikator sesuai teori kebutuhan menurut Existence Relatedness Growth (ERG) Alderfer (dalam Ardana,2012), sebagai berikut: a. Y2.1 = Existence Kebutuhan Eksistensi, mengenahi kesesuaian pendapatan yang diperoleh dengan kebutuhan minimalnya. b. Y2.2 = Relatedness Kebutuhan hubungan (kebutuhan sosial)), mengenahi hubungan social dalam team, dalam hubungannya dengan pimpinannya dan rekan kerja. JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 349 c. Y2.3 = Growth Kebutuhan pertumbuhan (kebutuhan aktualisasi diri) sejauh mana karyawan dapat kesempatan untuk mengaktualisasikan diri atau mengembangkan diri. 3.3 Model Penelitian Agar proses penelitian lebih terarah sesuai tujuan penelitian dan rumusan masalah maka peneliti perlu merumuskan dan menyusun model penelitian, sebagai kerangka pikir yang dipergunakan untuk menuntun dan mengarahkan peneliti dalam pengujian hipotesis, dengan uji statistic analisis. Gambar Model Penelitian X1 Y2 Y1 X2 X1. : Budaya Organisasi Y1 : Kepuasan Kerja Sumber Sugiyono (2011:300) X2 Y2 : Komitmen Organisasi : Motivasi Kerja 3.4. Analisis Jalur Winarsunu (2006:279) juga menyatakan bahwa analisis jalur (Path Analysis) dapat ditempuh dengan menggunakan program SPSS dengan menghitung koefisien regresi baku (beta, β). Berdasarkan pendapat tersebut karena penelitian ini menguji pengaruh langsung dan tidak langsung maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan tingkat signifikansi 5% dengan analisis program statistic SPSS (Statiscal Product and Service Solutions). Bentuk persamaan dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk angka baku z, sebagai berikut . Maka z untuk variable eksogen ini adalah z1 dan z2 yang hanya dinyatakan oleh suku residual e1 dan e2. Untuk variable Y1 , sebagai variable endogen, Z3 =P31Z1+P32Z2 + e3, untuk variable y sebagi variable endogen tersusun persamamaannya sebagi Z4=P41Z1+P42Z2+P43Z3+e4. Sebagai keterangan : P31; P32; P41;P42 adalah koefisien jalur dari x1 menuju Y1, x2 menuju Y1, dan seterusnya. Selanjutnya koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij dapat dihitung. Karena harga-harga variable dinyatakan dalam angka baku z maka rumus untuk menghitung koefisien jalur adalah rij= 1/n∑zizj. Keterangan : X1 : Budaya Organisasi X2 : Komitmen Organisasi Y1 : Kepuasan Kerja Y2 : Motivasi e : Eror 350 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Instrumen. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Instrumen pengumpulan data yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu uji validitas dan uji reabilitas terhadap kuesioner yang telah diperoleh. a. Uji Validitas Adapun hasil uji validitas terlihat pada tabel sebagai berikut : Tabel Hasil Uji Validitas Item x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 Koefisien Korelasi 0.639 0.669 0.622 0.597 0.423 0.621 0.602 Nilai Kritis pada taraf ( = 0,05) 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 Keterangan x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 0.664 0.465 0.499 0.644 0.544 0.474 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 Valid Valid Valid Valid Valid Valid y1.1 y1.2 y1.3 y1.4 y1.5 y1.6 0.460 0.534 0.445 0.594 0.208 0.669 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 0.1424 Valid Valid Valid Valid Valid Valid y2.1 y2.2 y2.3 0.269 0.294 0.332 0.1424 0.1424 0.1424 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada tingkat kesalahan 5% dan N = 191 maka nilai r tabel sebesar 0.1424, oleh karena itu sejumlah item tersebut nilai koefisien korelasinya (r hitung) lebih besar dari angka kritis r-tabel pada 0.05, dengan demikian maka instrumen pertanyaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah valid. JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 351 b. Uji Reliabilitas Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien Alpha Keterangan Budaya Organisasi (X1) 0.841 Reliabel Komitmen Organisasi (X2) 0.790 Reliabel Kepuasan Kerja (Y1) 0.746 Reliabel Motivasi Kerja (Y2) 0.647 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien alfa cronbach yang diperoleh dari variabel Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2), Kepuasan Kerja (Y1), dan Motivasi Kerja (Y2), di atas angka 0.60 yang telah ditetapkan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen-instrumen pertanyaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabel. 4.2. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur merupakan sebuah metode yang digunakan untuk melihat akibat (effects) langsung dan tidak langsung dari suatu variabel yang dihipotesiskan sebagai penyebab (causes) terhadap variabel yang diperlakukan sebagai akibat (effects). Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa dalam penelitian ini ada dua variabel eksogen yaitu Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) serta dua variabel endogen yaitu Kepuasan Kerja (Y1) dan Motivasi Kerja (Y2). 1. Koefisien Jalur Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y1) Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y1) guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. Adapun hasil pengujian dari hipotesis pertama ini bisa dilihat pada tabel 7 berikut ini: Tabel 7 Hasil Pengujian Pengaruh varibel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y1) Model Standardized Coefficients Beta T Hitung Signifikansi Konstanta 4.251 0.000 Budaya Organisasi (X1) 0.399 5.933 0.000 Komitmen Organisasi (X2) 0.385 5.730 0.000 R 0.684 R Square 0.468 F Hitung 71.347 Signifikansi 0.000 Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 7 tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai Standardized Coefficients Beta dari variabel Budaya Organisasi (X1) sebesar 0.399 dan nilai signifikansinya sebesar 0.000 lebih kecil dari α 0.05 yang berarti bahwa variabel Budaya organisasi (X1) berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja (Y1). Begitu pula dengan variabel Komitmen Organisasi (X2), nilai Standardized Coefficients Betanya sebesar 0.385 dan nilai signifikansinya sebesar 0.000 lebih kecil dari α 352 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 0.05, hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Komitmen Organisasi (X2) berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja (Y1) yang merupakan variable antara. 2. Koefisien Jalur Budaya organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) melalui Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Motivasi Kerja (Y2 Budaya organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) melalui Kepuasan Kerja (Y1) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja (Y2) guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. Untuk menganalisis hipotesis kedua ini, dilakukan pengujian secara langsung dan tidak langsung. Pengujian secara langsung dilakukan dengan menguji pengaruh varibel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y2), dan pengujian tidak langsung dilakukan dengan menguji pengaruh varibel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) melalui variable Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Motivasi Kerja (Y2). Adapun hasil pengujian dari hipotesis kedua ini bisa dilihat pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8 Hasil Pengujian Pengaruh varibel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) melalui Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Motivasi Kerja (Y2) Standardized Model Coefficients T Hitung Signifikansi Beta Konstanta 3.511 0.001 Budaya Organisasi (X1) 0.147 2.037 0.043 Komitmen Organisasi (X2) 0.162 2.175 0.031 Kepuasan Kerja (Y1) 0.392 4.938 0.000 R 0.604 R Square 0.364 F Hitung 35.731 Signifikansi 0.000 Sumber: Data primer yang diolah dari Lampiran 3 Dari tabel 8 tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai Standardized Coefficients Beta dari variabel Budaya Organisasi (X1) sebesar 0.147 dan nilai signifikansinya sebesar 0.043 lebih kecil dari α 0.05 yang berarti bahwa variabel Budaya organisasi (X1) berpengaruh nyata melalui Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Motivasi Kerja (Y2) . Begitu pula dengan variabel Komitmen Organisasi (X2), nilai Standardized Coefficients Betanya sebesar 0.162 dan nilai signifikansinya sebesar 0.031 lebih kecil dari α 0.05, hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Komitmen Organisasi (X2) berpengaruh nyata melalui Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Motivasi Kerja (Y1). Selanjutnya variable Kepuasan Kerja (Y1) yang merupakan variable antara juga secara nyata berpengaruh terhadap Motivasi Kerja (Y2). Hal ini bisa dilihat dari Standardized Coefficients Betanya sebesar 0.392 dan nilai signifikansinya 0.000 lebih kecil dari α 0.05. Dari tabel tersebut juga bisa dilihat bahwa secara simultan atau bersamasama variabel Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja (Y1) berpengaruh nyata terhadap Motivasi Kerja (Y2). Hal ini dapat diketahui dari nilai F hitungnya sebesar 35.731 dan nilai signifikansinya sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α 0.05. JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 353 Kontribusi ketiga variable Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja (Y1) dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja (Y2) bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi atau nilai R Square, yaitu sebesar 0.364 atau 36.4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 36.4% Motivasi Kerja (Y2) dipengaruhi oleh variable Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja (Y1). Selanjutnya, jumlah variance Motivasi Kerja (Y2) yang tidak dijelaskan oleh variable Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja (Y1) dapat dihitung dari besarnya nilai e2 = yaitu e2 = = 0.7974 atau 79.74%. 3. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Tabel 9 Hasil Ringkasan Koefisien Jalur langsung dan Tidak Langsung Variabel Variabel Pengaruh Pengaruh tidak bebas terikat langsung langsung Budaya Kepuasan Organisasi kerja 0.399 Budaya Motivasi kerja 0.399 x 0.392 = Organisasi 0.147 0.156 Komitmen Kepuasan Organisasi kerja 0.385 Komitmen Motivasi 0.385 x 0.329 = Organisasi Kerja 0.162 0.151 Kepuasan Motivasi Kerja Kerja 0.392 Sumber: Data primer, diolah dari lampiran 1 p-value 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Ringkasan tabel 9 menjelaskan bahwa, budaya organisasi di Lembaga Pendidikan Yayasa Yohanes Gabriel Perwakilan I Surabaya-Sidoarjo lebih kuat untuk mendorong timbulnya kepuasan kerja (0,399) dibandingkan dengan motivasi kerja (0,147). Sama halnya dengan komitmen organisasi di Lembaga Pendidikan Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan I Surabaya-Sidoarjo lebih kuat untuk mendorong kepuasan kerja (0,385) dibandingkan dengan motivasi kerja guru (0,162). Total pengaruh langsung budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap motivasi kerja guru adalah 0.147+0.162=0.309 Sementara itu budaya organisasi di Lembaga Pendidikan Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan I Surabaya-Sidoarjo memiliki pengaruh tidak langsung yang signifikan terhadap motivasi kerja guru (0.399 x 0.392 = 0.156), sedangkan Komitmen organisasi juga memiliki pengaruh tidak langsung yang signifikan terhadap motivasi kerja guru (0.385 x 0.392 = 0.151). Total pengaruh tidak langsung budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap motivasi kerja guru adalah 0.156+0.151=0.307 354 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 4.3. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis HI Hipotesis H1 menyatakan bahwa “Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y1) guru-guru Yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil uji t terhadap koefisien jalur pada hubungan ini sebesar 0,399 adalah signifikan (p-value = 0,000), komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil uji t terhadap koefisien jalur pada hubungan ini sebesar 0,385 adalah signifikan (p-value = 0,000)sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian ini mendukung hipotesis H1 dimana Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y1) guru-guru Yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo.” 2. Pengujian Hipotesis H2 Hipotesis H2 menyatakan bahwa Budaya organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) melalui Kepuasan Kerja (Y1) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja (Y2) guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo.” . Budaya organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) melalui Kepuasan Kerja (Y1) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja (Y2) guruguru. Hasil uji t terhadap koefisien jalur pada hubungan ini, besarnya pengaruh langsung variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.147 dan besarnya pengaruh langsung variable Komitmen Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.162. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.1564 = (0.399 x 0.392). Besarnya pengaruh tidak langsung variable Komitmen Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.1509 = (0.385 x 0.392). Adapun total pengaruh variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.3034 = (0.147 + 0.1564) dan total pengaruh variable Komitmen Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.3129 = (0.162 + 0.1509),signifikan (p-value = 0,000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian ini mendukung hipotesis H2 dimana budaya organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) melalui Kepuasan Kerja (Y1) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja (Y2) guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo 4.5 Implikasi Hasil penelitian Dari penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa temuan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Budaya organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru-guru di yayasan Yohanes Gabriel perwakilan satu di Surabaya dan Sidoarjo. Dalam Penelitian ini menemukan bahwa pada analisis jalur yaitu variabel Budaya Organisasi memiliki pengaruh paling kuat (0.399) terhadap variabel Kepuasan Kerja. Pengaruh variabel Budaya Organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja guru mempunyai pengaruh lebih kuat (0.399) dibanding dengan pengaruhnya pada jalur motivasi kerja guru (0.147). Begitu pula dengan komitmen organisasi. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Kerja guru-guru Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan I Surabaya - Sidoarjo. JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 355 Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa pada jalur ini variabel komitmen organisasi memiliki pengaruh paling kuat kedua (0.385) untuk meningkatkan kepuasan kerja guru dibanding dengan pengaruh pada jalur-jalur lainnya. 2, Penelitian ini mampu mengkonfirmasi bahwa untuk mempercepat peningkatan motivasi kerja guru maka meningkatkan variabel kepuasan kerja (0,392) adalah cara yang paling efektif dibandingkan dengan jalur pada variabel lainnya. Bandingkan dengan jalur langsung ataupun tidak langsung variabel budaya organisasi, variabel ini memberikan pengaruh 0.303 (0,147 + 0,156) terhadap variabel motivasi kerja guru. Sementara itu pada jalur langsung ataupun tidak langsung pada variabel komitmen organisasi memberikan pengaruh 0,313 (0,162 +0,151) terhadap variabel motivasi kerja guru. 5.SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pembahasan penelitian yang telah diuraikan di bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan atau bersama-sama variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja (Y1) yang merupakan variabel antara. Kontribusi kedua variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja (Y1) bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi atau nilai R Square, yaitu sebesar 0.468 atau 46.8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 46.8% Komitmen Organisasi (Y1) dipengaruhi oleh variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2). Dengan melihat nilai Standardized Coefficients Beta dari variabel Budaya Organisasi (X1) yang nilai signifikansinya kecil dari α 0.05 berarti bahwa variabel Budaya organisasi (X1) berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja (Y1). Begitu pula dengan variabel Komitmen Organisasi (X2), nilai Standardized Coefficients Betanya memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari α 0.05, hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Komitmen Organisasi (X2) berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja (Y1). 2. Secara simultan atau bersama-sama variabel Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja (Y1) yang merupakan variabel antara berpengaruh nyata terhadap Motivasi Kerja (Y2). Kontribusi ketiga variabel Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja (Y1) dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja (Y2) melalui koefisien determinasi atau nilai R Square, yaitu sebesar 0.364 atau 36.4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 36.4% Motivasi Kerja (Y2) dipengaruhi oleh variabel Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja (Y1). 3. Dari data analisis membuktikan bahwa total pengaruh variable komitmen organisasi terhadap motivasi kerja gurua adalah komitmen Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.3129 = (0.162 + 0.1509),signifikan (p-value = 0,000). Adapun total pengaruh variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y2) adalah sebesar 0.3034 = (0.147 + 0.1564). 4. Total pengaruh komitmen organisasi terhadap motivasi kerja pengaruhnya lebih dominan dari pada pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru. Dengan demikian apa yang menjadi latar belakang permasalahan dan tujuan diadakan penelitian, telah terjawab berdasarkan bukti-bukti analisis pada bab-bab sebelumnya bahwa budaya organisasi, komitmen organisasi melalui kepuasan kerja 356 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 berpengaruh dalam upaya meningkatkan motivasi kerja guru di Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan Satu Surabaya-Sidoarjo. 5.2 Saran Adapun saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisa jalur (path analysis) diketahui bahwa variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2) bisa berpengaruh langsung terhadap Motivasi Kerja (Y2) dan bisa berpengaruh tidak langsung melalui Kepuasan Kerja (Y1) yang merupakan variabel antara, sehingga pimpinan Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan Satu di Surabaya dan Sidoarjo hendaknya memberikan kesempatan dan dorongan kepada pegawai untuk lebih memperhatikan terhadap ketiga variabel tersebut agar memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan. 2. Untuk lebih menguatkan hipotesis dan model atau konsep yang sudah terbukti secara empiris, maka perlu dilakukan penelitian-penelitian ulang dalam organisasiorganisasi yang berbeda, baik menggunakan model atau konsep yang sama maupun dengan menambah beberapa variabel seperti kinerja, produktivitas, inovasi dan pengambilan resiko, perhatian kerincian, orientasi hasil, orientasi tim dan lain-lain dengan analisa structural equation modelling (SEM). DAFTAR PUSTAKA Alwi, Syafarrudin, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Badan Penghembangan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Ardana I Komang, Ni Wayan Mujiati, I Wayan Mudiartha Utama, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu. Arifin Rois, Amirullah, Siti Fauziah, 2010, Perilaku Organisasi, Malang: Bayu Media. Arjantie Wahjoeni Wira, 2012. Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Yayasan Yohanes Gabriel, Perwakilan I di Sidoarjo, Tesis, Tidak dipublikasikan, Surabaya, Pascasarjana Universitas Bhayangkara. Asep Ishak & Tanjung Hendri, 2003. Manajemen Motivasi, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Azwar, Saifudin, 2007. Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dongoran J, 2000. Teori Komitmen, Keterbatasan Organisasi dan Pelaksanaan Strategi, Jakarta: Erlangga. Gibson, James l, Donelly H, Ivancebich, John M, 1996. Organisasi (Perilaku, Struktur, Proses,) Jakarta: Binarupa Aksara. Gibson, James I, James H, 2004. Organisasi Dan Manajemen, Jakarta: Erlangga. Gomes, Faustino C, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset. Hwa San, 2009. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Kinerja Dosen Pada Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya, Tesis, Tidak dipublikasikan, Surabaya, Universitas Bhayangkara. Koesmono H.Teman, 2011. Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Melalui Variabel Komitmen Organisasi Karyawan Perusahaan Swata Di Surabaya Timur, Jurnal Mitra Ekonomi Dan Manajemen Bisnis,Vol.2, No.2, pp.155 – 171. Luthan, 2006. Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi offset. Ratnasari Sri Langgeng, 2011. Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Serta Prestasi Kerja Dosen Tetap Yayasan Perguruan Tinggi JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015 | 357 Swasta Di Propinsi Kepulauan Riau, Desertasi, Tidak dipublikasikan, Surabaya,Unair Surabaya. Robbins Stephen P, Timothy A. Judge, 2008. Perilaku Organisasi, Jilid 2, Alih Bahasa Diana Angelica, Buku 1, Edisi 12, Jakarta: Salemba Empat. Robbins Stephen P, Timothy A. Judge, 2008. Perilaku Organisasi, Jilid 2, Alih Bahasa Diana Angelica, Buku 2,Edisi 12, Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Bandung. Sugiyono, 2011. Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Universitas Islam Malang, 2013. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitan Dan Tesis, PPS Magister Manajemen Unisma, Universitas Islam Malang. *) Florentinus Suharyanta adalah alumnus Magister Manajemen PPS Unisma **) Abd. Rochim adalah dosen Magister Manajemen PPS Unisma ***) Jeni Susyanti adalah dosen Magister Manajemen PPS Unisma 358 | JEMA Vol. 13 No. 3 Agustus 2015