LAPO NER INDO ORA ACA ONES N PEM SIA MBAY YARAN

advertisement
Edisi Publikasi
P
Februari 2009
LAPO
ORAN
NERACA PEM
MBAY
YARA
AN
INDO
ONES
SIA
ƒ Realissasi Triwu
ulan IV 20
008
ƒ Realissasi 2008
1
Alamat Redaksi :
Biro Neraca Pembayaran
Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter
Bank Indonesia
Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Telepon
: (021) 3817088
Faksimili
: (021) 3800134
E-mail
: [email protected]
Website
: www.bi.go.id
2
Edisi Publikasi
Februari 2009
LAPORAN
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Realisasi Triwulan IV 2008
Realisasi 2008
3
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
4
DAFTAR ISI
RINGKASAN
……………………………………………………………
1
RINGKASAN
……………………………………………………………
1
PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN IV 2008 DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
……………………………………………………………
3
Neraca Perdagangan Nonmigas
……………………………………………………………
7
1.1.
1.2.
……………………………………………………………
……………………………………………………………
7
13
Neraca Perdagangan Migas
……………………………………………………………
16
2.1.
2.2.
……………………………………………………………
……………………………………………………………
16
18
TRANSAKSI BERJALAN
1.
2.
Ekspor Nonmigas
Impor Nonmigas
Minyak
Gas
3.
Neraca Jasa
……………………………………………………………
19
4.
Neraca Pendapatan
……………………………………………………………
21
5.
Transfer Berjalan
……………………………………………………………
22
TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL
1.
Transaksi Modal
……………………………………………………………
25
2.
Transaksi Finansial
……………………………………………………………
25
2.1.
Sektor Publik
……………………………………………………………
26
2.2.
Sektor Swasta
……………………………………………………………
30
CADANGAN DEVISA
……………………………………………………………
35
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
……………………………………………………………
37
PERKEMBANGAN NPI 2008 DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
……………………………………………………………
39
BOKS :
KRISIS KEUANGAN AS dan DAMPAKNYA
PADA PEREKONOMIAN INDONESIA
……………………………………………………………
45
LAMPIRAN
……………………………………………………………
47
5
DAFTAR TABEL
Hal
Hal
Tabel.1
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan
5
Tabel.14
Nilai Impor Bahan Baku Berdasarkan Negara
14
Asal
Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan IV
2008
Tabel.2
Jenis Komoditi Nonmigas Yang Paling Banyak
Tabel.3
Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan
Berdasarkan
15
Tabel.16
Pertumbuhan Nilai dan Volume Impor Lima
15
9
Tabel.17
Nilai Impor Pupuk Berdasarkan Negara Asal
10
Tabel.18
Nilai
10
Tabel.19
Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
16
11
Tabel.20
Demand dan Supply Minyak Dunia
17
12
Tabel.21
Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas
18
12
Tabel.22
Cadangan Gas Indonesia
19
12
Tabel.23
Implied Yield/Interest Rate
22
13
Tabel.24
Perkembangan Hibah Non Investasi
23
13
Tabel.25
Perkembangan Hibah Investasi
25
14
Tabel.26
Indikator Sustainabilitas Eksternal
37
8
Tabel.15
9
Utama
Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara
Impor
Barang
Modal
Negara Asal
Diekspor Ke Negara-Negara Tujuan Utama
Tabel.4
Nilai
Belas Komoditi Utama
16
Tujuan Utama
Tabel.5
Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara
Tujuan Utama
Tabel.6
Nilai Ekspor Tembaga ke Beberapa Negara
Impor
Kendaraan
Bermotor
&
16
Komponennya Berdasarkan Negara Asal
Tujuan Utama
Tabel.7
Nilai Ekspor Nikel ke Beberapa Negara Tujuan
Tabel.8
Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan
Utama
Utama
Tabel.9
Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara
Tujuan Utama
Tabel.10
Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan
Utama
Tabel.11
Nilai Ekspor Mesin & Mekanik Berdasarkan Negara
asal
Tabel.12
Jenis Komoditi Nonmigas Yang Paling Banyak
Diimpor dari Beberapa Negara Asal
Tabel.13
Nilai Impor Barang Konsumsi Berdasarkan Negara
Asal
DAFTAR GRAFIK
Hal
Hal
Grafik.1
Transaksi Berjalan
7
Grafik.10
Perkembangan Harga Batubara Dunia
12
Grafik.2
Neraca Perdagangan Nonmigas
7
Grafik.11
Perkembangan Pangsa Impor Nonmigas
13
Berdasarkan Negara asal
Grafik.3
Pangsa Ekspor Nonmigas Berdasarkan
8
Grafik.12
8
Grafik.13
Perkembangan Harga Minyak Dunia
17
Perkembangan Produksi Minyak dan Konsumsi
18
Negara Tujuan Utama
Grafik.4
Nilai Ekspor Nonmigas
BBM
Grafik.5
Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan
9
Grafik.14
Perkembangan Neraca Jasa
19
Utama
Grafik.6
Perkembangan Harga Karet Dunia
10
Grafik.15
Perkembangan Jasa Travel
20
Grafik.7
Perkembangan Harga Tembaga Dunia
10
Grafik.16
Perkembangan Neraca Pendapatan
21
Grafik.8
Perkembangan Harga Nikel Dunia
11
Grafik.17
Perkembangan Workers’ Remittances
23
Grafik. 9
Perkembangan Harga CPO Dunia
11
Grafik. 18
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
25
Per Jenis Investasi
6
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik.19
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
26
Hal
Grafik.29
Per Sektor
Grafik.20
Perkembangan
Posisi
Utang
Luar
Negeri
30
Finansial
Sektor
30
Pemerintah
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
26
Grafik.30
Perkembangan
Transaksi
Swasta
Grafik.21
Perkembangan BI Rate dan Fed Rate
27
Grafik.31
Perkembangan Direct Investment di Indonesia
31
Grafik.22
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan
27
Grafik.32
Perkembangan Arus Masuk FDI Migas
31
US T-Note
Grafik.23
Perkembangan Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing
28
Grafik.33
Perkembangan FDI per Negara Asal
32
Grafik.24
Perkembangan
28
Grafik.34
Perkembangan FDI per Sektor
32
Grafik.35
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
33
Penarikan
dan
Pembayaran
Pinjaman Pemerintah
Grafik.25
Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
28
Grafik.26
Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
Grafik.27
Perkembangan
29
Grafik.36
Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta
33
Negara
30
Grafik.37
Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta
34
Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis
30
Grafik.38
Perkembangan Cadangan Devisa
35
Posisi
Pinjaman
per
Kreditor Utama
Grafik.28
Valuta Utama
7
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
8
RINGKASAN
Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008 mengalami perbaikan dengan mencatat defisit yang lebih
kecil (defisit USD0,2 miliar) daripada yang terjadi pada triwulan III 2008 (defisit USD0,9 miliar). Namun, secara umum
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih mengalami tekanan, terutama pada sisi neraca perdagangan dan transaksi
modal dan finansial, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan keuangan dunia yang semakin meluas. Sejalan dengan
itu, jumlah cadangan devisa berkurang dari USD57,1 miliar pada akhir triwulan III 2008 menjadi USD51,6 miliar
pada akhir triwulan IV 2008. Walaupun menurun, jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai
kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4 bulan.
Kontributor utama dari perbaikan transaksi berjalan adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan
akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil kepada kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain adalah impor
minyak yang mengecil karena berkurangnya volume konsumsi bahan bakar minyak serta masih stabilnya
penerimaan devisa dari turis asing dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Berbagai faktor positif tersebut mampu
mengimbangi kinerja neraca perdagangan nonmigas yang menurun karena nilai ekspor nonmigas turun lebih tajam
daripada nilai impor nonmigas. Resesi ekonomi yang melanda banyak negara berdampak pada melemahnya
permintaan ekspor selama triwulan IV 2008 sehingga nilai ekspor nonmigas turun 14,8% dibandingkan triwulan III
2008 dan hanya naik 0,2% dibandingkan triwulan IV 2007. Dalam periode yang sama, sejalan dengan melambatnya
pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas turun 12,4% dibandingkan triwulan III 2008 tetapi masih
naik 27,9% dibandingkan triwulan IV 2007.
Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 mengakibatkan transaksi modal dan
finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit sekitar USD3,8 miliar. Proses deleveraging dan repricing di pasar
keuangan internasional menyebabkan terjadinya arus keluar modal asing dalam bentuk penjualan surat utang
negara, sertifikat Bank Indonesia, dan saham, terutama selama Oktober hingga awal November 2008. Arus keluar
modal asing mulai berhenti sejak pertengahan November 2008 setelah pemerintah di negara-negara maju
meningkatkan komitmennya untuk membantu lembaga-lembaga keuangan yang bermasalah dan mengatasi resesi
ekonomi melalui stimulus fiskal. Kinerja transaksi modal dan finansial juga terbantu oleh meningkatnya arus masuk
modal dalam bentuk investasi langsung dan pinjaman luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini sejalan
dengan permintaan domestik, khususnya investasi, yang masih tumbuh positif.
Sejalan dengan perkembangan NPI triwulan IV di atas, secara keseluruhan 2008 NPI mengalami defisit.
Namun demikian, transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus meskipun kecil (USD0,6 miliar), turun
dibandingkan surplus pada 2007 (USD10,5 miliar). Sementara itu, transaksi modal dan finansial mengalami defisit
USD1,7 miliar, setelah pada tahun 2007 mencatat surplus sebesar USD3,6 miliar. Secara keseluruhan, overall
balance NPI 2008 mengalami defisit USD1,9 miliar, berbeda dari tahun 2007 yang mencatat surplus USD12,7 miliar.
1
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
2
PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN IV 2008 DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2008 mencatat defisit sekitar USD4,2 miliar. Defisit
tersebut terutama disumbangkan oleh transaksi modal dan finansial yang mengalami defisit sekitar USD3,8 miliar.
Sementara transaksi berjalan hanya mengalami defisit sekitar USD0,2 miliar, mengecil dari defisit pada triwulan
sebelumnya. Defisit pada transaksi modal dan finansial tersebut terutama disebabkan oleh derasnya arus keluar
pada investasi portofolio dan investasi lainnya yang tidak dapat diimbangi oleh meningkatnya arus masuk pada
investasi langsung. Sementara itu, perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama berasal penurunan defisit neraca
perdagangan minyak dan defisit neraca pendapatan. Dampak positif dari penurunan defisit neraca perdagangan
minyak dan pendapatan tersebut relatif dapat mengimbangi dampak negatif dari turunnya surplus neraca
perdagangan nonmigas dan neraca perdagangan gas. Sejalan dengan perkembangan di atas, jumlah cadangan
devisa pada akhir periode turun menjadi USD51,6 miliar atau setara kebutuhan pembiayaan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,0 bulan.
Perkembangan neraca pembayaran Indonesia selama triwulan IV 2008 tersebut tidak lepas dari beberapa
faktor fundamental baik dalam dan luar negeri. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
tersebut antara lain:
ƒ Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama, seperti Amerika, Jepang, Uni Eropa, Singapura,
bahkan Cina menunjukkan penurunan sebagai akibat dari krisis keuangan global yang terjadi. Pelemahan
permintaan domestik di beberapa negara tersebut ikut mempengaruhi tekanan inflasi yang cenderung turun.
Sebagai upaya memulihkan kondisi perekonomiannya, mayoritas otoritas moneter melanjutkan kebijakan
penurunan suku bunganya ke level yang cukup rendah.
ƒ Pelemahan permintaan dunia ikut mendorong penurunan harga beberapa komoditas ekspor nonmigas
unggulan, seperti CPO, batubara, tembaga, dan karet. Kondisi yang sama juga terjadi pada komoditas minyak
yang turun drastis setelah mengalami puncaknya pada pertengahan tahun 2008.
ƒ Rata-rata harga minyak (unit price) pada Tw. IV-2008 terus menurun hingga menjadi USD48,0/bl dari
USD113,4/bl pada triwulan sebelumnya. Turunnya harga minyak disebabkan oleh kekhawatiran terhadap
penurunan permintaan minyak akibat krisis global yang terjadi saat ini yang berdampak pada melemahnya
pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selain itu, pengaruh
nilai tukar USD terhadap mata uang utama dunia turut mempengaruhi pergerakan harga minyak karena terkait
pada preferensi investor dalam menginvestasikan dananya. Sejalan dengan perkembangan harga minyak dunia,
harga gas (LNG) juga menurun yaitu dari USD14,3/MBTU di triwulan III menjadi USD8,8/MBTU pada periode
laporan.
ƒ Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan selama Tw. IV-2008 atau tumbuh 5,2%, lebih rendah
dari 6,4% pada triwulan III. Perlambatan yang terjadi sejalan dengan perkembangan perekonomian di berbagai
negara, bahkan negara utama dunia mengalami perlambatan yang cukup tajam. Pertumbuhan ekonomi yang
3
terjadi pada periode laporan dikontribusikan oleh konsumsi sebesar 4,4% (terutama oleh rumah tangga),
investasi sebesar 2,8%, dan ekspor neto sebesar 2,3%.
ƒ Laju inflasi Indonesia pada periode laporan tercatat sebesar 11,1%, lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya (12,1%). Kondisi ini sejalan dengan pelemahan permintaan domestik, penurunan harga komoditas
dunia, dan pengaruh dari kebijakan peningkatan suku bunga yang terjadi pada triwulan sebelumnya. Di sisi nilai
tukar, Rupiah selama triwulan laporan mengalami tekanan hingga ditutup melemah menjadi rata-rata
Rp11.023/USD dari rata-rata sebelumnya Rp9.219/USD. Mencermati dan mempertimbangkan perkembangan
keuangan dan ekonomi global dan kemungkinan dampaknya terhadap perekonomian nasional, Bank Indonesia
mulai menurunkan suku bunga BI Rate sejalan perkiraan dampak memburuknya ekonomi global terhadap
ekonomi dalam negeri dan tekanan inflasi yang sudah menunjukkan penurunan.
ƒ Produksi minyak Indonesia selama Tw. IV-2008 mencapai 0,967 juta barel per hari (bph), lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya (0,982 juta bph). Penurunan produksi tersebut sebagai konsekuensi dari
banyaknya sumur minyak yang sudah tua dan sebagian besar mengalami penurunan produksi (natural
declining) yang tidak dapat ditutupi oleh tambahan produksi dari sumur-sumur baru. Sementara itu, konsumsi
BBM di Tw.IV-2008 mencapai 87,6 juta barel, juga lebih rendah dari triwulan sebelumnya (100,8 juta barel).
Kebutuhan BBM yang menurun ditengarai terkait dengan kegiatan ekonomi domestik yang melemah pada
triwulan IV. Berkebalikan dengan perkembangan minyak, volume ekspor gas (LNG) mengalami kenaikan dari
259,3 MBTU di triwulan III menjadi 272,2 MBTU pada triwulan IV. Namun demikian, volume ekspor natural gas
menurun dari 83,6 MBTU menjadi 73,8 MBTU pada triwulan laporan.
4
Tabel 1
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan
Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan IV 2008
KOMPONEN
SATUAN
2007
2008
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
INDIKATOR EKONOMI DUNIA
Pertumbuhan Ekonomi
‐ Amerika Serikat
‐ Jepang
‐ Uni Eropa
‐ Singapura
‐ Cina
Harga Komoditas Dunia
‐ Minyak Mentah (OPEC)
‐ Batu Bara
‐ Tembaga
‐ CPO
‐ Karet
%
%
%
%
%
2.0
2.0
2.7
7.0
13.0
2.5
1.5
2.1
6.9
10.6
2.1
0.7
1.5
2.3
10.1
0.7
‐0.2
0.7
‐0.6
9.0
‐0.2
‐4.6
‐1.2
‐3.7
6.8
USD/barel
USD/metric ton
USD/metric ton
USD/ton
cent USD/kg
69.1
66
7,118
780
248
92.5
114
7,796
1,156
293
117.5
139
8,443
1,198
312
113.8
163
7,680
928
329
53.1
93
3,905
512
203
Suku Bunga Internasional 1)
‐ Amerika Serikat
‐ Jepang
‐ Uni Eropa
‐ Singapura
‐ Cina
%
%
%
%
%
5.0
0.5
3.9
2.7
6.8
2.8
0.5
4.0
1.5
7.5
2.0
0.5
4.0
1.3
7.5
2.0
0.5
4.3
1.4
7.4
0.8
0.1
2.5
1.0
5.9
Inflasi
‐ Amerika Serikat
‐ Jepang
‐ Uni Eropa
‐ Singapura
‐ Cina
%
%
%
%
%
4.1
0.7
2.1
4.4
4.8
4.0
1.2
3.4
6.7
8.3
5.0
2.0
3.6
7.5
7.1
4.9
2.1
3.8
6.7
4.6
0.1
0.4
2.3
4.3
1.2
(y.o.y, %)
(y.o.y, %)
(Rp/USD)
USD/barel
juta barel per hari
juta barel per tahun
mbtu
USD/mbtu
%
6.3
6.6
9,136
70.1
0.952
382.8
1,080
9.0
8.6
6.2
7.1
9,260
93.4
0.977
95.4
284
11.5
8.0
6.4
11.0
9,264
119.3
0.981
99.0
253
13.7
8.3
6.4
12.1
9,219
113.4
0.982
100.8
259
14.3
9.0
5.2
11.1
11,023
48.0
0.967
87.6
272
8.8
9.4
juta USD
juta USD
juta USD
juta USD
juta USD
juta USD
10,493
3,591
14,085
‐1,370
12,715
56,920
2,794
‐1,395
1,400
‐367
1,032
58,987
‐1,022
2,524
1,504
‐180
1,324
59,453
‐943
918
‐25
‐64
‐89
57,108
‐223
‐3,753
‐3,976
‐236
‐4,212
51,639
INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK
PDB
Inflasi IHK
Nilai Tukar 1)
Harga Rata‐Rata Ekspor Minyak Mentah
Produksi Minyak
Konsumsi BBM
Ekspor Gas (LNG)
Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG)
BI Rate 1)
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
‐
‐
‐
‐
‐
‐
Current Accout
Capital & Financial Account
Total
Net Errors and Omissions
Overall Balance
International Reserves
Sumber: CEIC, IMF, World Bank, Bank Indonesia, dan berbagai sumber
1) rata‐rata
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
6
TRANSAKSI BERJALAN
Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008
naik 0,2% dibandingkan triwulan IV 2007. Dalam
mengalami perbaikan dengan mencatat defisit yang
periode yang sama, sejalan dengan melambatnya
lebih kecil (defisit USD0,2 miliar) daripada yang terjadi
pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas
pada
turun 12,4% dibandingkan triwulan III 2008 tetapi
triwulan
III
2008
(defisit
USD0,9
miliar).
Kontributor utama dari perbaikan transaksi berjalan
masih naik 27,9% dibandingkan triwulan IV 2007.
adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan
juta USD
juta USD
akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil kepada
38,000
8,000
kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain
33,000
7,000
adalah
28,000
6,000
23,000
5,000
18,000
4,000
13,000
3,000
8,000
2,000
impor
minyak
yang
mengecil
karena
berkurangnya volume konsumsi bahan bakar minyak
serta masih stabilnya penerimaan devisa dari turis asing
dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Berbagai
faktor positif tersebut mampu mengimbangi kinerja
neraca perdagangan nonmigas yang menurun karena
1,000
3,000
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006
nilai ekspor nonmigas turun lebih tajam daripada nilai
Ekspor
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2007*
Impor
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Nrc. Perdagangan Nonmigas (RA)
Grafik 2
Neraca Perdagangan Nonmigas
impor nonmigas.
juta USD
1.1. Ekspor Nonmigas
9,000
7,000
Di tengah lemahnya permintaan eksternal, ekspor
5,000
nonmigas pada Tw.IV-2008 hanya mampu mencapai
3,000
1,000
USD24,5 miliar (tumbuh 0,2%, y.o.y) lebih rendah dari
-1,000
triwulan sebelumnya sebesar USD28,8 miliar (22,4%).
-3,000
Sementara itu, dari sisi volume, ekspor nonmigas
-5,000
Q.1
Q.2
Q.3
2006
Services
Current Trans.
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2007*
Income
Current Account
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Trade Balance
Grafik 1
Transaksi Berjalan
mengalami pertumbuhan negatif sebesar 12% (y.o.y).
Penurunan tersebut terjadi baik pada kelompok barang
pertanian (-6,1%), pertambangan (-10,6%) maupun
manufaktur (-19,3%). Tekanan terhadap turunnya
ekspor nonmigas selain dari volume juga disebabkan
1. Neraca Perdagangan Nonmigas
Resesi ekonomi yang melanda banyak negara
berdampak pada melemahnya permintaan ekspor
selama triwulan IV 2008 sehingga nilai ekspor nonmigas
turun 14,8% dibandingkan triwulan III 2008 dan hanya
oleh turunnya harga komoditas dunia. Secara umum
rata-rata harga produk ekspor mencapai tingkat
terendahnya pada Tw.IV-2008.
Sejalan
terutama
dengan
perlambatan
di Amerika Serikat
ekonomi
dunia,
yang pertumbuhan
7
ekonominya menjadi -3,8% dari -0,5% pada triwulan
Ekspor
Indonesia
masih
didominasi
oleh
10
sebelumnya, nilai ekspor ke negara tersebut juga ikut
komoditas utama, diantaranya karet (pangsa 4,2%),
menurun sebesar 0,7%. Penurunan ekspor ke negara
batubara (pangsa 12,5%) dan CPO (pangsa 11,6%).
tersebut cukup berpengaruh terhadap kinerja ekspor
Penurunan permintaan dunia dan melambatnya laju
total mengingat pangsa ke negara dimaksud mencapai
kenaikan
11,4%. Penurunan ekspor ke Amerika Serikat dipicu
mempengaruhi
oleh melemahnya permintaan komoditi karet mentah,
tersebut. Komoditas yang nilai ekspornya urun akibat
udang dan pakaian terkait dengan menurunnya daya
penurunan volume antara lain: TPT dan produk kimia
beli masyarakat akibat krisis yang melanda negara
(sektor manufaktur); sedangkan komoditas yang nilai
tersebut. Namun ditengah krisis yg melanda dunia, nilai
ekspornya turun akibat volume dan harga yang
ekspor ke Jepang masih menunjukkan kenaikkan
melemah antara lain: karet (sektor pertanian),
sebesar
tersebut
tembaga dan nikel (sektor pertambangan); dan
didorong oleh ekspor komoditas batubara terkait
komoditas yang nilai ekspornya turun akibat turunnya
dengan tingginya permintaan dari sektor kelistrikan di
harga adalah CPO (sektor manufaktur).
5%
(pangsa
13.2%). Kenaikan
harga
ekspor
di
kinerja
dari
pasar
internasional
komoditas-komoditas
negara tersebut. Negara tujuan ekspor lainnya adalah
Singapura, India dan Cina dengan pangsa masing-
Juta USD
19,000
masing sebesar 9,1%, 7,3% dan 6,2%.
17,000
15,000
(%)
13,000
18.00
11,000
15.00
9,000
12.00
7,000
5,000
9.00
3,000
6.00
1,000
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
3.00
2006
0.00
2007*
2006
Singapura
2007
Jepang
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
Pertanian
USA
2008**
Industri
Grafik 4
Nilai Ekspor Nonmigas
2008
Cina
Pertambangan
India
Grafik 3
Pangsa Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara
Tujuan Utama
Tabel 2
Jenis Komoditas Nonmigas Yang Paling Banyak di Ekspor Ke Negara-Negara Tujuan Utama
(Berdasarkan SITC-2 Digit, % Pangsa Terhadap Total Ekspor Nonmigas)
Jepang
Komoditi
8
Amerika Serikat
Share
Komoditi
Singapura
Share
Komoditi
India
Share
Komoditi
Cina
Share
Komoditi
Share
Batubara, krokas & briket
2.4 Pakaian
3.3 Mesin elektronik
1.6 Minyak sayur & lemak
4.2 Minyak sayur & lemak
1.7
Biji logam & sisa logam
2.2 Karet mentah
1.2 Peralatan transp. lainnya
1.0 Batubara, krokas & briket
1.6 Pulp & sisa kertas
0.7
Mesin elektronik
0.9 Alat-alat telekomunikasi
0.9 Msn ktr & pemrosesan data 0.9 Biji logam & sisa logam
0.2 Batubara, krokas & briket
0.6
Karet mentah
0.9 Kopi, teh, rempah-rempah
0.7 Logam bukan besi
0.1 Karet mentah
0.4
0.7 Buah & sayur
TPT
Nilai ekspor TPT pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,3
miliar atau tumbuh negatif 3,8% (y.o.y). Pertumbuhan
negatif ini disebabkan oleh turunnya volume ekspor
yang mencapai 10,5%. Daya beli yang menurun akibat
krisis
memberikan
tekanan
lebih besar terhadap
permintaan produk tekstil, meskipun harga bahan baku
tekstil, seperti serat kapas dan bahan baku wol turun di
pasar internasional. Penurunan permintaan tersebut
terutama berasal dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.
ribu Ton
120
100
80
60
40
20
0
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
2006
Q4
Q1
Q2
2007
Amerika
Q3
Q4
2008
Uni Eropa
Jepang
Grafik 5
Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia, selain
karena permintaan TPT dunia yang menurun, minimnya
infrastruktur pelabuhan, tingginya suku bunga bank,
membanjirnya produk impor dan kurangnya pasokan
energi ditengarai menjadi penghambat pertumbuhan
industri tekstil, terutama pada sisi ekspor.
Tabel 3
Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Periode
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Amerika Serikat
903
37.6
865
37.5
Uni Eropa
421
17.5
403
17.5
Jepang
124
5.2
136
5.9
Lainnya
952
39.7
904
39.2
2,400
100
2,308
100
Total
9
mempengaruhi penjualan otomotif sehingga konsumsi
Produk Kimia
Ekspor produk kimia pada Tw.IV-2008 sebesar
karet menurun.
Penurunan ekspor karet tersebut
USD1,5 miliar atau tumbuh negatif 13,8% (y.o.y).
terutama terjadi ke Cina dan Amerika Serikat sebagai
Penurunan ekspor ini disebabkan oleh
produsen otomotif dan ban dunia.
penurunan
Tabel 5
Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara
Tujuan Utama
volume yang cukup tajam mencapai 52,8%. Turunnya
permintaan produk kimia terutama berasal dari Cina,
seiring
melemahnya
permintaan
domestik
negara
tersebut dari 9,0% di Tw. III menjadi 6,8% di Tw.IV2008.
Di tengah krisis global yang terjadi saat ini,
Departemen Perindustrian mengambil langkah antisipasi
untuk melindungi industri kimia dari membanjirnya
produk impor dari negara lain yang mengalihkan tujuan
ekspornya dari Amerika Serikat ke Indonesia dengan
melakukan
upaya
pencegahan
impor
ilegal
dan
menerapkan wajib SNI untuk produk kimia.
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
Tw. IV-2007
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Amerika Serikat
326
26.0
292
28.2
Jepang
207
16.5
212
20.5
Cina
195
15.6
97
9.4
Lainnya
525
41.9
434
41.9
1,253
100
1,035
100
Total
Di
sisi
lain,
penurunan
harga
karet
turut
mempengaruhi kinerja ekspor pada Tw.IV-2008. Harga
karet mengalami penurunan menjadi USD202,8 cent/kg
lebih
rendah
dari
USD329,1 cent/kg.
Tabel 4
Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara
Tujuan Utama
Periode
Periode
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
triwulan
sebelumnya
sebesar
Menghadapi kondisi penurunan
harga tersebut maka para produsen karet seperti
Indonesia, Malaysia dan Thailand yang tergabung dalam
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
International Tripartite Rubber Council (ITRC) sepakat
menjalankan empat langkah untuk mengatasi tren
Uni Eropa
106
6.1
166
11.2
Jepang
118
6.8
142
9.5
Cina
205
11.9
134
9.0
penurunan harga karet, yaitu dengan mempercepat
102
5.9
119
8.0
peremajaan karet, memperlambat penanaman baru
Lainnya
1,196
69.3
926
62.3
Total
1,727
100
1,487
100
pohon karet, mengurangi intensitas penyadapan karet
Amerika Serikat
dan melakukan koordinasi ekspor antara eksportir
Karet
dengan para produsen karet.
Ekspor karet selama Tw.IV-2008 sebesar USD1,0
c/kg
miliar atau tumbuh negatif 17,4% (y.o.y). Pertumbuhan
350
negatif ini disebabkan oleh penurunan volume ekspor
300
yang mencapai 24,2%.
Turunnya permintaan karet
250
sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global
200
yang
semakin
memburuk
akibat
krisis.
Menurut
Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo),
konsumsi karet alam sebesar 70% diserap oleh industri
ban untuk kebutuhan otomotif. Terjadinya krisis global
150
100
50
0
Q1
Q2
Q3
2006
Q4
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2
2008
Grafik 6
Perkembangan Harga Karet Dunia
10
Q3
Q4
terkait juga dengan anjloknya harga nikel di pasar
Tembaga
Ekspor tembaga pada Tw.IV-2008 sebesar USD836
internasional sehingga eksportir mengurangi ekspornya
juta atau tumbuh negatif 42,6%. Turunnya nilai ekspor
dan menunggu hingga harga membaik kembali. Pada
tembaga berasal dari volume ekspor yg turun sebesar
Tw.IV-2008 harga nikel hanyasebesar USD10.843/Mton
23,1%. Penurunan ekspor tembaga terjadi ke begara
turun
tujuan Malaysia dan Jepang, sedangkan ekspor ke
USD18.961/Mton. Ekspor nikel terbesar ditujukan ke
Korea Selatan relatif stabil.
Jepang dengan pangsa mencapai 91,0%.
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
triwulan
sebelumnya
sebesar
Tabel 7
Nilai Ekspor Nikel ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel 6
Nilai Ekspor Tembaga ke Beberapa Negara
Tujuan Utama
Periode
dari
Periode
Tw. IV-2008
Tw. IV-2007
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
563
84.9
254
91.0
Negara Tujuan
Jepang
376
25.8
337
40.3
Cina
70
10.6
14
5.0
Korea Selatan
130
8.9
130
15.6
Lainnya
30
4.5
11
3.9
Malaysia
145
10.0
104
12.4
Total
663
100
279
100
Lainnya
806
55.3
265
31.7
1,457
100
836
100
Total
USD/MTon
60,000
Sementara itu, anjloknya harga tembaga pada
Tw.IV-2008 yang hanya sebesar USD3.905/Mton jauh
lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai
USD7.680/Mton, menjadi pendorong utama turunnya
ekspor tembaga. Turunnya harga tembaga ini dipicu
oleh meningkatnya cadangan tembaga terkait dengan
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
perlambatan ekonomi global.
Q1
Q2
Q3
Q4 Q1
2006
USD/MTon
Q2
Q3
Q4 Q1
2007
Q2
Q3
Q4
2008
Grafik 8
Perkembangan Harga Nikel Dunia
9,000
8,000
7,000
Crude Palm Oil (CPO)
6,000
Ekspor CPO pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,9 miliar
5,000
atau tumbuh negatif 4,6%. Meskipun volume ekspor
4,000
naik sebesar 22,5%, namun terus melemahnya harga
3,000
Q1
Q2
Q3
2006
Q4
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2008
Grafik 7
Perkembangan Harga Tembaga Dunia
Nikel
CPO telah mendorong nilai ekspor turun.
Harga CPO terus mengalami penurunan, dan pada
triwulan ini hanya sebesar USD512/Mton lebih rendah
dari triwulan sebelumnya USD928/Mton. Penurunan
harga CPO ini sejalan dengan merosotnya harga minyak
Ekspor nikel pada Tw.IV-2008 sebesar USD279 juta
mentah dunia pada triwulan laporan. Melambatnya
atau tumbuh negatif 57,9% akibat turunnya volume
pertumbuhan ekonomi yang memangkas permintaan
ekspor yang mencapai 48,9%. Turunnya volume ekspor
akan CPO mempengaruhi harga komoditas
menjadi
anjlok.
kontrak
Selain
itu,
adanya
pembatalan
perdagangan minyak sawit mentah yang dilakukan
11
importir asal India turut mempengaruhi anjloknya harga
elektronik,
komoditas CPO di pasar internasional.
manufaktur).
serta
mesin
&
mekanik
(sektor
USD/MTon
1,400
Batubara
1,200
Ekspor batubara pada Tw.IV-2008 sebesar USD3,1
1,000
miliar atau tumbuh 69,4% didukung oleh tingginya
800
harga,
600
sedangkan
dari
sisi
volume
mengalami
penurunan sebesar 8,6%. Harga batubara pada Tw.IV-
400
2008 sebesar USD92,97/MTon naik 11,4% dari tahun
200
sebelumnya.
0
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
US D/MTon
2006
2007
2008
180
Grafik 9
Perkembangan Harga CPO Dunia
160
140
Untuk mengatasi harga CPO yang terus menurun,
120
100
pemerintah Indonesia dan Malaysia - yang memasok
80
85% CPO ke pasar dunia - sepakat untuk melakukan
60
40
peremajaan kebun kelapa sawit seluas 250.000 hektar.
20
Indonesia akan meremajakan 50.000 hektar, sementara
0
Q1
Malaysia akan meremajakan 200.000 hektar lahan
berkurang, masing-masing
sepakat
untuk
meningkatkan
konsumsi
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2007
Q2
Q3
Q4
2008
Turunnya volume ekspor batubara yang terjadi
biodiesel
mulai bulan November ditengarai terkait dengan
domestik mulai tahun 2009 sehingga mengurangi
ketentuan Domestic Market Obligation (DMO) yang
pasokan ke pasar internasional.
mulai
Ekspor CPO pada Tw. IV-2008 terutama ditujukan
diterapkan
pada
bulan
Desember
2008.
Ketentuan ini mengatur persentase minimal penjualan
ke India, Uni Eropa dan Cina, masing-masing dengan
batubara
pangsa 34,5%, 17,3% dan 11,7%.
produsen batubara. Penetapan DMO berkisar 20-30
Tabel 8
Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Periode
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
India
822
Tw. IV-2008
bagi
seluruh
persen dari total produksi nasional, disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan riil batubara. Sementara itu,
permintaan batubara terbesar berasal dari Jepang,
27.5
982
34.4
Taiwan dan India masing-masing dengan pangsa
19,5%, 17,3% dan 12,7%.
441
14.8
492
17.3
348
11.7
332
11.6
Lainnya
1,376
46.1
1,045
36.7
Total
2,987
100
2,851
100
pertumbuhan ekspor positif di tengah krisis global
batubara
(PMPBDN)
Share (%)
Cina
lain:
negeri
Nilai (juta USD)
Uni Eropa
antara
dalam
Share (%)
Sementara itu, komoditas yang masih mengalami
12
Q4
Grafik 10
Perkembangan Harga Batubara Dunia
sebesar
75.000 ton dan 500.000 ton. Selain itu, kedua negara
Q3
2006
sawit. Dengan langkah ini pasokan CPO Indonesia dan
Malaysia akan
Q2
(sektor
pertambangan),
penurunan sebesar 36,5%. Ekspor mesin & mekanik
Tabel 9
Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara
Tujuan Utama
Tw. IV-2007
Periode
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
terutama terutama ditujukan ke Singapura dan Jepang.
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Tabel 11
Nilai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara
Tujuan Utama
Japang
291
16.1
596
19.4
Taiwan
218
12.1
530
17.3
Periode
India
256
14.2
388
12.7
Negara Tujuan
Lainnya
1,044
57.7
1,551
50.6
Total
1,809
100
3,065
100
Elektronik
Ekspor elektronik pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,6
Tw. IV-2007
Nilai (juta USD)
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Singapura
309
17.3
483
22.5
Jepang
204
11.4
290
13.5
Uni Eropa
166
9.3
181
8.4
Lainnya
1,108
62.0
1,189
55.5
Total
1,787
100
2,143
100
miliar atau tumbuh 14,0%. Pertumbuhan ekspor ini
selain karena tingginya harga elektonik, juga didorong
1.1 Impor Nonmigas
oleh peningkatan volume ekspor yang pada triwulan ini
Impor nonmigas pada Tw.IV-2008 sebesar USD21,9
naik sebesar 1,5%. Meskipun krisis finansial global
miliar (tumbuh 27,9%) lebih rendah dari triwulan
memperlambat
sebelumnya
permintaan,
namun
kebutuhan
sebesar
USD25,0
miliar
(44,7%).
elektronik di pasar dunia masih cukup tinggi mengingat
Perlambatan laju impor ini lebih disebabkan oleh
produk-produk elektronika, seperti printer, dibutuhkan
penurunan volume yang lebih besar dibandingkan
untuk perkantoran. Permintaan produk elektronik
harga. Volume impor mulai mencatat pertumbuhan
terutama berasal dari Singapura, Jepang dan Amerika
negatif sejak November khususnya pada kelompok
Serikat dengan pangsa masing-masing sebesar 28,6%,
bahan baku dan barang konsumsi, sedangkan pada
12,3% dan 11,9%.
barang modal pada triwulan laporan masih mencatat
Tabel 10
Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan
Utama
Tw. IV-2007
Periode
Negara Tujuan
Nilai (juta USD)
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Singapura
721
32.1
732
28.6
Jepang
331
14.8
315
12.3
Amerika Serikat
179
8.0
305
11.9
Lainnya
1,013
45.1
1,205
47.1
Total
2,244
100
2,557
100
pertumbuhan positif. Sementara itu, dalam periode
tersebut harga impor nonmigas belum mengalami
penurunan yang signifikan.
Mesin & mekanik
Ekspor mesin & mekanik pada Tw.IV-2008 sebesar
USD2,1 miliar atau tumbuh 19,9% yang didukung oleh
masih tingginya harga mesin & mekanik di pasar
internasional. Sementara itu, dari sisi volume terjadi
13
Turunnya pertumbuhan volume impor barang
(%)
25
konsumsi (-39,2%) dan bahan baku (-1,8%) terkait
dengan
berkurangnya
permintaan
domestik
kebutuhan bahan baku untuk ekspor.
dan
20
Sedangkan
15
pertumbuhan impor barang modal sebesar 18,3%,
10
meskipun melambat dibanding periode sebelumnya,
5
mengindikasikan masih kuatnya investasi domestik.
Barang-barang yang diimpor terutama berasal dari
Jepang berupa kendaraan bermotor, dari Cina berupa
2006
Sg
peralatan telekomunikasi, dari Uni Eropa berupa
2007
J pn
RRC
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
0
2008
USA
Tha
Kor
Grafik 11
Perkembangan Pangsa Impor Nonmigas
Berdasarkan Negara Asal
peralatan transportasi lainnya, dari Amerika Serikat
berupa minyak biji-bijian & kacang-kacangan serta dari
Korea Selatan berupa kain tekstil.
Tabel 12
Jenis Komoditas Nonmigas yang Paling Banyak Diimpor dari Beberapa Negara Asal
(Berdasarkan SITC-2digit, % Pangsa Terhadap Total Impor Nonmigas)
Jepang
Cina
Komoditi
Share
Uni Eropa
Komoditi
Share
Amerika Serikat
Komoditi
Share
Korea Selatan
Komoditi
Share
Komoditi
Share
Kendaraan bermotor
3.0 Alat telekomunikasi
1.7 Peralatan transportasi lainnya
3.1 Minyak biji, kacang-kacangan
0.7 Benang, bahan & produk
0.7
Besi dan baja
2.4 Mesin utk industri umumnya
1.4 Mesin utk industri tertentu
0.8 Mesin pembangkit
0.6 Besi dan baja
0.6
Mesin utk industri tertentu
1.7 Mesin pembangkit
1.2 Mesin utk industri umumnya
0.7 Serat tekstil
0.5 Alat telekomunikasi
0.4
Mesin utk industri umumnya
1.6 Alat elektronik
1.1 Alat elektronik
0.6 Mesin utk industri tertentu
0.5 Pupuk
0.4
Tabel 13
Nilai Impor Barang Konsumsi (C&F)
Berdasarkan Negara Asal
Periode
Impor barang konsumsi pada Tw.IV-2008 sebesar
USD1,9 miliar (pangsa 7,9%) atau tumbuh 5,9%.
Melambatnya
pertumbuhan
impor
dari
triwulan
sebelumnya (34,8%) sejalan dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.44/MDAG/PER/10/2008 tentang ketentuan barang impor
tertentu. Peraturan ini diterbitkan untuk melindungi
pasar dalam negeri dari membanjirnya produk impor
yang dikhawatirkan dapat mengancam keberadaan
industri
domestik.
Barang-barang
konsumsi
yang
diimpor terutama berasal dari Cina, Uni Eropa dan
Jepang.
14
Tw. IV-2007
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Cina
426
23.9
591
31.3
Uni Eropa
124
7.0
164
8.7
Jepang
124
7.0
112
5.9
Lainnya
1,110
62.2
1,022
54.1
Total
1,784
100
1,889
100
Negara Tujuan
Adapun barang konsumsi yang diatur impornya
adalah elektronik, sepatu, mainan anak, makan dan
minuman serta garmen. Impor komoditas tersebut
hanya dapat masuk melalui lima pelabuhan utama yaitu
Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung
Mas (Semarang),
Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno-Hatta (Makassar)
dan Belawan (Medan) serta seluruh bandar udara
internasional. Selain itu, importir untuk komoditas
berat bukan baru (bekas). Barang modal bukan baru
tersebut harus memiliki status Importir Terdaftar (IT) dan
adalah barang yang masih layak dipakai, atau untuk
wajib
direkondisi, remanufakturing, digunafungsikan kembali
melakukan
verifikasi
sebelum
pengapalan
dilakukan dari pelabuhan muat dengan biaya yang
dan bukan skrap.
ditanggung oleh importir bersangkutan. Aturan yang
Dalam pelaksanaanya, Departemen Perdagangan
ditandatangani Mendag pada 31 Oktober 2008 itu
hanya memperbolehkan impor barang modal bekas
mulai diberlakukan sejak 15 Desember 2008 hingga 31
dilakukan oleh perusahaan pemakai langsung, yaitu
Desember 2010.
perusahaan yang telah memiliki izin usaha yang
Impor bahan baku pada Tw.IV-2008 sebesar
mengimpor untuk keperluan proses produksi atau
USD15,9 miliar (pangsa 66,6%) atau tumbuh 26,7%.
untuk keperluan lainnya yang tidak dalam proses
Melambatnya
baku
produksi. Selain perusahaan pemakai langsung, impor
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (40,4%)
barang modal bukan baru dapat juga dilakukan oleh
sejalan dengan menurunnya kebutuhan bahan baku
perusahaan
untuk ekspor ataupun produksi dalam negeri. Selain itu
memproses barang modal bukan baru menjadi produk
Pemerintah juga telah memutuskan untuk membatasi
akhir untuk tujuan ekspor atau memenuhi pesanan
impor bahan baku produk konsumsi untuk melindungi
pemakai dalam negeri. Perpanjangan izin ini dilakukan
industri bahan baku dan barang modal di dalam negeri.
untuk penyediaan barang modal yang terjangkau oleh
Aturan pembatasan tersebut memiliki ketentuan bahwa
sektor industri mengingat belum kondusifnya kondisi
pengimpor bahan baku adalah merupakan produsen
perekonomian secara keseluruhan saat ini. Barang-
produk tersebut di Indonesia, sehingga pelaku impor
barang modal ini terutama diimpor dari Jepang, Uni
harus memiliki pabrik di Indonesia. Bahan baku yang
Eropa dan Cina
pertumbuhan
impor
bahan
diimpor terutama berasal dari Jepang, Cina dan
Periode
Tw. IV-2007
Periode
Negara Tujuan
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
262
2.1
2,734
17.2
Cina
11
0.1
1,885
11.8
perusahaan
yang
Tw. IV-2007
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Jepang
575
13.9
1,422
24.1
Uni Eropa
834
20.2
1,160
19.7
Negara Tujuan
Tw. IV-2008
yaitu
Tabel 15
Nilai Impor Barang Modal (C&F)
Berdasarkan Negara Asal
Singapura.
Tabel 14
Nilai Impor Bahan Baku (C&F)
Berdasarkan Negara Asal
rekondisi,
Cina
Share (%)
513
12.4
951
16.1
Lainnya
2,209
53.5
2,369
40.1
Total
4,131
100
5,902
100
Di sisi lain, dari 15 produk impor nonmigas
Singapura
8,522
67.9
1,750
11.0
Lainnya
3,764
30.0
9,540
60.0
terbesar,
12,559
100
15,909
100
pertumbuhan, yaitu peralatan telekomunikasi, baja (flat
Total
4
produk
mengalami
perlambatan
laju
Sementara itu, impor barang modal pada Tw.IV-
rolled), peralatan & suku cadang konstruksi & teknik
2008 sebesar USD5,9 miliar (pangsa 24,7%) atau
sipil, dan makanan ternak. Melambatnya pertumbuhan
tumbuh 42,9%. Terkait dengan
masih positifnya
tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
pertumbuhan impor barang modal, pemerintah kembali
disebabkan oleh penurunan volume sementara dari sisi
memperpanjang izin impor barang modal bukan baru
harga masih cenderung meningkat. Sementara itu, 1
yang seharusnya berakhir pada 31 Desember 2008
produk mengalami pertumbuhan negatif, yaitu produk
sesuai
hidrokarbon; sedangkan 3 produk tumbuh cukup
dengan
Permendag
Nomor
49/M-
DAG/PER/12/2007 tentang izin importasi mesin dan alat
15
tinggi, yaitu pupuk, kendaraan bermotor beserta
komponen & aksesorisnya.
Tabel 16
Pertumbuhan Nilai dan Volume Impor Lima Belas Komoditas Utama
Pertumbuhan (%)
Komoditi
Nilai
Volume
Tw.III-2008 Tw.IV-2008
764 - TELECOMUNICATION EQUIPMENT N.E.S AND PARTS
97.0
12.4
2.9
-38.0
511 - HYDROCARBON,N.E.S AND THEIR HALOGENATED,NITRATED DERIVATIVES
75.8
-12.5
29.8
2.9
562 - FERTILIZERS,MANUFACTURED
264.2
234.9
40.6
20.9
673 - FLAT ROLLED PRODUCTS NOT CLAD
122.8
26.3
53.0
-17.2
723 - CIVIL ENGINEERING AND CONTRACTOR PLANT AND EQUIPMENT AND PARTS
70.5
49.9
46.2
57.8
784 - PARTS AND ACCESSORIES, N.E.S OFTHE MOTOR VEHICLES
44.2
82.8
37.1
-24.7
672 - INGOTS AND OTHER PRIMARY FORMS,OF IRON OR STEEL
64.3
56.3
-8.1
-11.0
041 - WHEAT AND MESLIN,UNMILLED
43.8
35.2
-21.7
-6.9
776 - THERMIONIC, COLD CATHODE AND PHOTO CATHODE VALVES AND TUBES
-1.0
3.5
-19.1
-25.9
778 - ELECTRICAL MACHINERY AND APPARATUS, N.E.S
30.9
12.0
-17.0
-46.1
081 - FEEDING STUFF FOR ANIMALS
45.6
9.0
27.6
-12.4
312.5
250.4
274.1
174.1
792 - AIRCRAFT AND ASSOCIATED EQUIPMENT AND PARTS THERE OF, N.E.S
35.8
29.4
25.9
2.7
713 - INTERNAL COMBUSTION PISTON ENGINES AND PARTS
64.3
30.6
23.9
-21.5
772 - ELECTRICAL APPARATUS FOR MAKING AND BREAKING ELECTRICAL CIRCUIT
26.2
30.4
12.7
-18.4
782 - MOTOR VEHICLE FOR THE TRANSPORT OF GOODS
16
Tw.III-2008 Tw.IV-2008
Di tengah melemahnya permintaan barang impor,
2. Neraca Perdagangan Migas
impor pupuk (SITC 562) pada Tw.IV-2008 masih tetap
Selama periode laporan, neraca minyak dan gas
tinggi mencapai USD751 juta atau tumbuh mencapai
mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, relatif tetap
235,3%. Tingginya nilai impor ini didukung oleh
dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada periode
besarnya kebutuhan pupuk yang tidak dapat dipenuhi
Tw.III-2008. Relatif tetapnya nilai surplus yang terjadi
oleh produksi dalam negeri. Pupuk tersebut diimpor
bersumber dari penurunan surplus yang terjadi pada
antara lain dari Kanada, Rusia dan Korea Selatan.
neraca perdagangan gas yang dapat diimbangi oleh
Tabel 17
Nilai Impor Pupuk (C&F) Berdasarkan Negara Asal
Tw. IV-2007
Periode
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Kanada
66
29.5
242
32.2
Rusia
7
3.1
98
13.0
Negara Tujuan
penurunan defisit neraca perdagangan minyak. Di sisi
neraca perdagangan minyak, anjloknya harga minyak
mengakibatkan defisit neraca perdagangan minyak
turun
secara
signifikan
dibandingkan
triwulan
2
0.9
85
11.3
sebelumnya. Hal ini sebagai implikasi dari posisi
Lainnya
149
66.5
326
43.4
Total
224
100
751
100
Indonesia
Korea Selatan
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, selain dengan
mendatangkan pupuk impor, pemerintah menambah
pasokan pupuk bersubsidi sebesar 300 ribu ton pada
periode ini. Tambahan pasokan pupuk itu sebagian
akan dipenuhi oleh sejumlah produsen, antara lain
sebagai
negara
pengimpor
minyak.
Sementara itu, harga jual gas yang juga menurun
mengikuti pergerakan harga minyak berimbas pada
penurunan surplus neraca perdagangan gas yang cukup
besar.
Pupuk Kaltim (sebesar 80 ribu ton), Pupuk Iskandar
2.1 Minyak
Neraca perdagangan minyak pada Tw.IV-2008
Muda (40 ribu ton) dan Petrokimia Gresik (5 ribu ton).
mencatat penurunan defisit yang signifikan menjadi
Sementara itu, impor kendaraan untuk pengangkut
sebesar USD0,9 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar
barang (SITC 782) beserta komponen & aksesorisnyanya
USD2,8 miliar. Sebagai negara yang sudah termasuk
(SITC 784) pada Tw.IV-2008 sebesar USD1,2 miliar atau
dalam negara pengimpor minyak, penurunan harga
tumbuh
Industri
minyak justru memberikan dampak positif bagi neraca
impor
perdagangan minyak. Harga minyak yang sejak akhir
disebabkan banyak komponen yang belum diproduksi
triwulan III hingga akhir triwulan laporan yang terus
di dalam negeri, sehingga harus mengimpor dari negara
turun hingga sebesar $48,0 per barel menjadi faktor
lain. Impor kendaraan bermotor terutama berasal dari
penyebab terjadinya defisit neraca perdagangan minyak
Jepang, Thailand dan Amerika Serikat.
tersebut.
138,9%.
Kendaraan
Menurut
Bermotor
Gabungan
Indonesia,
lonjakan
Tabel 18
Nilai Impor Kendaraan Bermotor & Komponennya (C&F)
Berdasarkan Negara Asal
Periode
Tw. IV-2007
2008
Rincian
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
233
45.5
591
48.3
Thailand
122
23.8
302
24.7
Amerika Serikat
16
3.1
72
5.9
Lainnya
141
27.5
258
21.1
Total
512
100
1,223
100
Negara Tujuan
Tabel 19
Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
Tw. III
Volume (mbbl)
Tw. IV
Nilai (juta Harga USD)
(USD/barel)
Volume (mbbl)
Nilai (juta Harga USD)
(USD/barel)
Ekspor
Minyak Mentah
Produk Kilang
37.8
28.0
9.8
4,422
3,160
1,262
112.9
128.4
40.1
31.1
8.9
1,996
1,459
537
46.8
60.3
Impor
Minyak Mentah
Produk Kilang
60.8
22.9
37.9
7,183
2,542
4,640
111.1
122.5
48.6
22.3
26.2
2,879
1,210
1,669
54.2
63.6
Neraca Perdagangan Minyak
‐2,761
‐884
Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah)
17
Dari sisi ekspor, selama triwulan laporan tercatat
dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude). Jenis
ekspor minyak sebesar USD2,0 miliar atau menurun
minyak tersebut digunakan untuk kebutuhan kilang
sebesar 54,9% dibandingkan triwulan sebelumnya
Cilacap yang memproduksi sekitar 30% dari total
(USD4,4 miliar). Penurunan tersebut bersumber dari
produksi BBM dalam negeri.
menurunnya nilai ekspor produk kilang dan nilai ekspor
Turunnya harga ekspor minyak mentah Indonesia
minyak mentah yang mayoritas dipengaruhi oleh
sejalan dengan perkembangan rata-rata harga minyak
turunnya harga minyak. Untuk ekspor produk kilang,
mentah basket OPEC dan WTI yang masing-masing
volume ekspor selama triwulan IV tercatat penurunan
sebesar USD52,5 dan USD58,4 per barel. Pelemahan
sekitar
permintaan minyak yang ditandai oleh menurunnya
9,2%
dibandingkan
triwulan
sebelumnya,
sementara volume ekspor minyak mentah meningkat
kondisi
sebesar 11,1%.
mempengaruhi pergerakan harga minyak yang terus
Ekspor minyak mentah Indonesia (pangsa 73,0%
perekonomian
dunia
diperkirakan
anjlok. Kondisi ini diperkuat dengan data permintaan –
dari total ekspor minyak) terutama ditujukan ke negara-
penyediaan
negara seperti Jepang, Australia, Singapura, dan Korea.
terjadinya surplus cadangan minyak pada triwulan IV
Dari sekitar 48 jenis minyak mentah domestik, volume
setelah selama dua triwulan terus mengalami defisit.
eskpor terbesar adalah antara lain jenis minyak SLC,
OPEC
yang
menggambarkan
Tabel 20
Demand dan Supply Minyak Dunia
Duri, Senipah dan Belanak.
Dari sisi impor, nilai impor minyak pada Tw.IV-2008
minyak
Rincian (dalam mbpd )
2007
2008
Tw. II
Tw. I
Tw. III
Tw. IV
Permintaan Minyak
Amerika Utara
Cina
Eropa Barat
Lainnya
25.5
7.6
15.3
37.5
24.8
8
15.2
38.7
24.5
8.2
14.9
37.8
23.8
8.1
15.3
37.8
24.3
7.7
15.5
38.8
USD7,2 miliar. Faktor penurunan harga minyak juga
Total Permintaan Minyak (1)
85.9
86.7
85.4
85.0
86.3
menjadi penyebab utama nilai impor minyak menjadi
Penawaran Minyak
OPEC
Non OPEC
30.1
54.5
31.2
55.0
31.2
55.3
31.5
54.3
30.2
55.3
Total Penawaran Minyak (2)
84.6
86.3
86.6
85.8
85.5
Netto (1 ‐ 2)
‐1.2
‐0.4
1.2
0.9
‐0.8
tercatat sebesar USD2,9 miliar, juga lebih rendah
dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai
lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Secara
rata-rata, harga minyak impor1 selama periode laporan
turun secara signifikan dari USD118,2/barrel menjadi
Sumber: OPEC
USD59,3/barrel.
Selain
faktor
harga
yang
menjadi
penyebab
dominan, nilai impor yang menurun juga dipengaruhi
USD/bbl
140
130
120
oleh lebih rendahnya volume impor selama triwulan IV.
Selama periode laporan, impor minyak
tercatat
mengalami penurunan menjadi 48,6 juta barel dari
110
100
90
80
70
sebelumnya 60,8 juta barel. Hal ini disumbang oleh
mengecilnya impor produk kilang yang ditengarai
sejalan dengan konsumsi BBM yang munurun cukup
60
50
40
30
J
F
M
A M
besar.
Lebih lanjut, impor minyak mentah Indonesia untuk
intake kilang terutama berasal dari Saudi Arabia
1
Merupakan rata-rata harga impor minyak mentah dan produk
kilang.
18
J
J
A
S
O
N
D
J
F
M
A
2007
SLC
M
J
J
A
S
2008
Harga Ekspor
WTI
OPEC
Grafik 12
Perkembangan Harga Minyak Dunia
O
N
D
Juta bph
juta barel/bln
1.300
40.0
1.200
35.0
bahan
bakar
minyak
ke
penggunaan
gas
dan
melemahnya kegiatan ekonomi.
2.2. Gas
Neraca perdagangan gas selama Tw. IV-2008
1.100
30.0
1.000
mencatat penurunan surplus menjadi USD2,9 miliar dari
sebelumnya USD4,8 miliar. Mengecilnya surplus selama
25.0
kurun Oktober – Desember 2008, lebih didorong oleh
0.900
0.800
20.0
Jan
Jun
Dec
Jun
2005
Dec
Jun
2006
Oil Production
Jan
2007
anjloknya harga gas yang mengikuti penurunan harga
Jun
minyak meskipun secara volume, ekspor gas masih
2008
Konsumsi (RHS)
Grafik 13
Perkembangan Produksi Minyak dan Konsumsi BBM
menunjukkan peningkatan.
Tabel 21
Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas
Rincian
Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia
selama
Tw
IV-2008
mengalami
penurunan
dibandingkan dengan rata-rata produksi pada Tw.III2008. Pada periode laporan, rata-rata produksi minyak
mencapai 0,967 juta barel per hari (bph), sementara
rata-rata produksi periode sebelumnya sebesar 0,982
juta bph. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kondisi
sumur-sumur
tua
yang
terus
mengalami
natural
declining sementara sumur-sumur penemuan baru
belum berproduksi secara optimal bahkan sebagian
2007
Tw. I
Tw. II
2008
Tw. III
Tw. IV
LNG
Volume (mmbtu)
Nilai (juta USD)
Harga (USD/mmbtu)
1,080 284 253
9,723 3,275 3,462
9.0 11.5 13.7
259
3,699
14.3
272
2,350
8.8
LPG
Volume (000 metric ton)
Nilai (juta USD)
Harga (USD/MTon)
337 66 35
210 51 28
604.7 777.2 802.2
‐
‐
‐
‐
‐
‐
Natural Gas
Volume (mmbtu)
Nilai (juta USD)
Harga (USD/mmbtu)
293 69 78
2,443 747 978
8.3 10.9 12.6
84
1,164
13.9
74
580
8.0
Neraca Perdagangan Gas
Ekspor (juta USD)
Impor (juta USD)
12,407 4,073 4,501 4,945 3,000
12,376 4,073 4,468 4,863 2,929
‐31
0
‐34
‐82
‐70
Sumber: BPMigas (diolah)
belum berproduksi. Sementara itu, produksi minyak
yang
terjadi selama periode laporan didukung oleh
Volume ekspor gas, pada Tw.IV-2008 masih
adanya produksi dari beberapa lapangan yang dikelola
mengalami peningkatan yang disumbang oleh ekspor
oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina (Jatim), PT.
LNG yang meningkat sebesar 259 MBTU menjadi 272
Chevron (Riau), Conoco Philips (Grisik, Sumsel), PT.
MBTU. Cukup besarnya volume ekspor tersebut, antara
Medco (Sumsel), PT. Vico (Kaltim), PT. Petrochina
lain dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama
(Jambi),
kurun waktu laporan guna menutupi kekurangan
PT. Conoco (South Natuna), BP West Java
(Block A) dan PT. Chevron (Kaltim).
Konsumsi
BBM
selama
laporan
pengiriman periode sebelumnya. Berdasarkan nilai
mengalami
kontrak yang telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam
penurunan bila dibandingkan dengan konsumsi periode
terutama ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan
sebelumnya. Volume konsumsi BBM di triwulan IV
dan Taiwan.
sebesar 87,6 juta barel, lebih rendah dibandingkan
Harga gas yang turun secara signifikan tersebut
triwulan sebelumnya sebesar 100,8 juta barel. Dilihat
mempengaruhi surplus neraca perdagangan menjadi
dari sektor penggunanya, penurunan konsumsi BBM
lebih kecil. Pada akhir triwulan IV 2008, harga gas
terjadi pada sektor rumah tangga dan listrik. Hal ini
sudah mengalami penurunan sebesar 40,5%2. Hal ini
ditengarai terkait dengan program konversi energi dari
2
Penurunan rata-rata ekspor LNG dan Natural gas.
19
mempengaruhi nilai ekspor gas menjadi USD3,0 miliar
berasal dari jasa angkutan barang (freight), khususnya
dari triwulan sebelumnya yang mencapai USD4,9 miliar.
nonmigas, yang turun dari USD2,2 miliar menjadi
Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di
USD1,9 miliar seiring dengan menurunnya volume
Indonesia sekitar 170,1 TSCF (triliun standar cubic feet)
impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan
dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan
barang migas menurun dari USD0,6 miliar menjadi
terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila
USD0,3 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007,
minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut
cadangan gas bumi di tahun
masih terkait dengan dominasi armada asing dalam
2008
mengalami
pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri
peningkatan.
pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan
Tabel 22
Cadangan Gas Indonesia
(billion cubic feet)
Tahun
2003
2004
2005
2006
internasional melalui kewajiban semua pengiriman
2007
2008
Cadangan
domestik masih sulit untuk diterapkan.
Terbukti
Potensial
Total
91
91
97
94
106
113
87
98
89
93
59
58
178
188
186
187
165
170
Sumber: Ditjen Migas
Sektor pariwisata, selama Tw. IV-2008 mencatat
surplus sebesar USD0,3 miliar, lebih rendah daripada
periode sebelumnya (USD0,6 miliar). Penurunan surplus
3. Neraca Jasa
tersebut disumbang oleh pengeluaran haji 2008 sekitar
Defisit neraca jasa pada Tw. IV-2008 mencapai
USD0,4 miliar sehingga pengeluaran jasa travel menjadi
USD3,3 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan angka
sekitar USD1,7 miliar, sedangkan penerimaan devisa
pada
dari wisman relatif tidak berubah sekitar USD2,0 miliar.
periode
triwulan
sebelumnya.
Penyumbang
terbesar defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi.
Jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia
Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat
(inbound) mencapai sekitar 1664 ribu orang dengan
penerimaan devisa yang juga tidak jauh berbeda
pengeluaran rata-rata sebesar USD1,178 per kunjungan
daripada triwulan sebelumnya.
per orang. Pada periode tersebut terjadi penurunan
wisman transit (exercusionist) menjadi 49 ribu orang
Juta USD
3000
dari periode sebelumnya 60 ribu orang dengan
2000
pengeluaran rata-rata sebesar USD153 per kunjungan
1000
per orang. Dengan memperhitungkan wisman transit
0
-1000
tersebut jumlah total wisman yang berkunjung ke
-2000
Indonesia pada triwulan IV mencapai 1,7 juta orang,
-3000
relatif tidak berbeda daripada triwulan sebelumnya.
-4000
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006
Transportasi
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2007*
Travel
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Jasa Lainnya
Jasa, net
Grafik 14
Perkembangan Neraca Jasa
20
komoditas nasional dengan menggunakan armada
Pelemahan
ekonomi
dunia
diperkirakan
belum
mempengaruhi arus masuk wisatawan asing untuk
berkunjung ke Indonesia.
Sejalan dengan hal itu,
Badan Pariwisata Dunia (UN-WTO) memperkirakan
Jasa transportasi pada triwulan IV mencatat defisit
persentase laju pertumbuhan kunjungan wisatawan
yang lebih rendah daripada triwulan sebelumnya, yaitu
dunia akhir tahun ini masih positif meskipun hanya
sekitar USD2,6 miliar dibandingkan defisit USD3,0 miliar
sebesar 2%-3% yang disebabkan krisis keuangan
pada triwulan III 2008. Angka defisit tersebut terutama
global.
Negara asal wisman yang datang ke Indonesia
sekitar 40% (y.o.y). Dampak positif lain seperti windfall
masih didominasi oleh Singapura (pangsa 19%),
profit kenaikan harga minyak pada negara-negara
Malaysia (14%), Jepang (8%), Australia (8%), dan Cina
Timur Tengah juga terlihat dari kenaikan kunjungan
(5%). Cina dan Australia termasuk negara utama asal
wisman asal Bahrain dan Uni Emirat Arab ke Bali yang
wisman yang tumbuh cukup tinggi, masing-masing
meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan
sekitar 51% dan 39% (y.o.y). Sementara itu, wisman
periode triwulan III 2008.
dari Arab Saudi, meskipun pangsanya masih relatif
rendah, tumbuh cukup signifikan sekitar 33% (y.o.y).
Secara kumulatif tahun 2008, jumlah wisman
(termasuk wisman transit) telah mencapai 6,4 juta
Tujuan utama wisman berkunjung ke Indonesia
orang atau meningkat 17% (y.o.y) dibanding jumlah
adalah Bali dengan pangsa 39%, diikuti Jakarta (28%)
wisman pada periode yang sama tahun 2007 sebanyak
dan Batam (21%). Dengan adanya beberapa kegiatan
5,5
berskala internasional terkait Visit Indonesian Year 2008
Pemerintah telah berhasil mendekati target realistis
seperti Asian Beach Games, pariwisata Bali sepanjang
kunjungan wisman sebesar 6,5 juta dari target semula
triwulan keempat tumbuh sekitar 18% (y.o.y). Negara
sebesar 7 juta orang sepanjang tahun 2008.
asal wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali adalah
Australia (pangsa 16%), Jepang (15%), Malaysia (8%),
juta
orang.
Dengan
pencapaian
tersebut,
Ribu Orang
Juta USD
800
800
700
Korea Selatan (7%) dan Cina (7%). Cina dan Australia
600
kembali menjadi negara utama asal wisman ke Bali
400
600
500
400
300
yang pertumbuhannya meningkat cukup signifikan,
200
200
100
-200
dengan
-300
dibukanya penerbangan langsung Brisbane-Denpasar
-500
wisman
asal
Australia
ditengarai
terkait
mulai bulan Desember 2008 meskipun pemerintahnya
masih menetapkan travel warning pasca eksekusi mati
tiga terpidana kasus bom Bali. Sementara itu, Jepang
meskipun jumlah wismannya termasuk paling banyak
berkunjung ke Bali namun pertumbuhannya negatif.
Dampak krisis keuangan global nampaknya mulai
berpengaruh pada kunjungan wisman dari negara
tersebut.
Namun demikian, dampak krisis tersebut belum
terlihat pada kunjungan wisman asal Eropa karena
meskipun Komisi Uni Eropa belum mencabut larangan
penerbangan bagi maskapai penerbangan Indonesia ke
wilayahnya, jumlah wisman Eropa yang berkunjung ke
Bali masih cukup tinggi. Selama triwulan IV 2008
wisman Eropa yang berasal dari Jerman dan Belanda
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
2007
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
Mar
Jan
-100
May
Masih cukup tingginya pertumbuhan kunjungan
0
0
Feb
yaitu masing-masing sebesar 62% dan 46% (y.o.y).
-200
2008
-400
-400
-600
Jumlah Inbound (ribu orang)
Travel Balance (ribu orang)
Devisa Inflows (juta USD) RHS
Jumlah Outbound (ribu orang) excl. Hajj
Travel Balance (Juta USD) RHS
Devisa Outflows (juta USD) RHS
Grafik 15
Perkembangan jasa travel
Berbeda dengan kunjungan wisman yang relatif
tetap, selama triwulan IV jumlah WNI pergi ke luar
negeri relatif menurun menjadi 1.229 ribu orang, atau
tumbuh negatif sekitar 11% dari triwulan sebelumnya
(1.380 ribu orang). Namun dengan memasukan
perjalanan haji pada akhir tahun 2008, jumlah WNI
pergi ke luar negeri meningkat menjadi 1.447 ribu
orang. Meskipun jumlah WNI yang pergi ke luar negeri
menurun namun pengeluaran devisa terkait dengan
perjalanan WNI ke luar negeri tersebut mencapai
USD1,6 miliar, lebih tinggi dari USD1,4 miliar pada
triwulan sebelumnya. Hal ini terkait meningkatnya
pengeluaran per kunjungan.
Negara tetangga di
tumbuh cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuhan
21
ASEAN
masih menjadi tujuan utama kunjungan
4. Neraca Pendapatan
wisatawan nusantara (wisnus), yaitu Singapura (pangsa
Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. IV-
44%), Malaysia (25%) dan Thailand (4%). Sedangkan
2008 mencatat USD2,9 miliar, lebih rendah dari defisit
Australia (6%) dan Amerika (4%) adalah negara tujuan
USD4,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca
utama kunjungan wisnus di luar ASEAN.
pendapatan
Jasa bisnis lainnya neto pada Tw. IV-2008 mencatat
mencerminkan
penduduk
kepada
bukan
bahwa
penduduk
kewajiban
lebih
besar
defisit USD0,4 miliar, sedikit lebih tinggi dari defisit
daripada
USD0,3 miliar pada triwulan sebelumnya. Jasa bisnis
penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari
lainnya terdiri dari jasa perdagangan (merchanting), jasa
berkurangnya pendapatan investasi langsung (Direct
sewa (operational leasing) dan berbagai jasa keahlian
Investment) terutama profit transfer perusahaan migas
(profesional)
jasa
yang menurun dari USD2,4 miliar menjadi USD1,2
akuntansi, jasa arsitektur, rekayasa dan teknik, jasa riset
miliar. Turunnya harga minyak menjadi salah satu faktor
dan pengembangan, dan lainnya. Negara berkembang,
yang memperkecil pendapatan perusahaan migas
termasuk Indonesia,
sehingga
seperti
jasa
konsultan
hukum,
pada umumnya lebih banyak
menggunakan jasa tersebut dari bukan penduduk (non
resident) sehingga nilainya selalu defisit. Demikian juga
dengan jasa-jasa lain (konstruksi, asuransi, keuangan,
komputer & informasi, royalti & lisensi, serta personal,
budaya
&
rekreasi)
semuanya
mencatat
defisit.
dari
keuntungan
0
‐1,000
‐2,000
‐4,000
domestik
‐5,000
sehingga
bagian
bukan
Juta USD
relatif menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
perlambatan
mengurangi
kepada
1,000
‐3,000
mengalami
penduduk
penjualan migas yang menjadi hak kontraktor asing.
Sebagian besar jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang
yang
tagihan/aset
Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4
mengurangi impor jasa selama triwulan IV.
2006
Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan
2007
Neraca Pendapatan
PI Income
jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini
2008*
DI Income
OI Income
Grafik 16
Perkembangan Neraca Pendapatan
transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa
telekomunikasi dan pos & kurir masih lebih besar
daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan,
Selain itu, penurunan defisit neraca pendapatan
jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD2
pada Tw. IV 2008 disumbang oleh menurunnya tingkat
juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya (USD76
profitabilitas
juta).
dari
sahamnya dimiliki oleh asing. Profit transfer hasil
asing
keuntungan perusahaan PMA ke luar negeri mencatat
berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan
penurunan dari USD0,8 miliar pada triwulan III menjadi
belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan
USD0,4 miliar pada periode laporan. Krisis keuangan
pembiayaan kedutaan/perwakilan Indonesia di luar
global
negeri.
pemerintah
penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya
mencapai neto surplus USD58 juta, relatif sama dengan
mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian
angka pada triwulan sebelumnya (USD61 juta).
pemegang saham asing.
Demikian
pembelanjaan
22
Selama
juga,
penerimaan
kedutaan/perwakilan
periode
laporan
devisa
negara
jasa
perusahaan
ditengarai
turut
PMA
memberi
nonmigas
dampak
yang
pada
Secara
keseluruhan,
penurunan
pendapatan
5. Transfer Berjalan
investasi langsung (Direct Investment) juga tercermin
Transfer berjalan pada Tw. IV-2008 mencatat
dari profitabilitas perusahaan PMA di Indonesia (Foreign
surplus sebesar USD1,5 miliar, relatif tidak berbeda
Direct Investment) yang menurun menjadi 14,6% dari
daripada triwulan sebelumnya.
18,1% pada triwulan sebelumnya.
masih tetap disumbangkan oleh workers’ remittances
Tabel 23
Implied Yield/Interest Rate
Implied
Interest Rate (%)*
Penerimaan terbesar
(WR)-TKI sebesar USD1,6 miliar, sedikit lebih rendah
daripada
2008*
periode
sebelumnya
(USD1,7
miliar).
Q.1.
Q.2.
Q.3.
Q.4.
Meskipun tidak signifikan, melemahnya perekonomian
Inflows:
Direct Investment
Portfolio Investment
Other Investment
15,1
3,5
3,3
9,0
3,5
2,8
6,0
3,9
2,3
6,7
4,0
1,6
di negara-negara tujuan TKI, khususnya Malaysia,
Outflows:
Direct Investment
Portfolio Investment
Other Investment
18,6
5,6
3,0
18,6
5,1
3,1
18,1
5,6
3,0
14,6
5,3
2,9
mengakibatkan transfer pendapatan TKI ditengarai
menurun. Penurunan lebih besar dapat ditahan oleh
* rasio interest/dividend (annualized) thd posisi investasi
penempatan TKI baru ke Korea.
Sementara itu,
outflows WR-TKA (Tenaga Kerja Asing) pada periode
laporan mencapai USD0,2 miliar, juga relatif sama
Di sisi lain, defisit pendapatan neto dari investasi
portofolio menurun menjadi USD0,2 miliar dari triwulan
sebelumnya (defisit USD1,0 miliar). Penurunan defisit
tersebut terkait dengan menurunnya pembayaran
deviden atas surat berharga saham yang dimiliki asing
menjadi USD0,3 miliar dari sebelumnya USD0,9 miliar.
Sementara itu,
pendapatan investasi dari surat
berharga utang sebesar USD0,4 miliar relatif seimbang
dibanding pembayaran pendapatn investasi kepada
investor asing. Penurunan defisit pendapatan investasi
portofolio tersebut seiring dengan kenaikan persentase
imbal hasil investasi surat berharga penduduk milik
asing di dalam negeri dari 5,6% menjadi 5,3%, lebih
tinggi daripada kenaikan imbal hasil investasi surat
berharga asing milik penduduk di luar negeri dari 3,9%
menjadi 4,0%.
Sementara
mencatat
defisit
Hal
Penempatan
TKI
selama
triwulan
keempat
mencapai sekitar 258 ribu orang, meningkat 54%
dibandingkan 168 ribu orang pada triwulan ketiga.
Dengan penempatan sebesar itu, posisi (stok) TKI yang
bekerja di luar negeri sampai dengan akhir triwulan IV
mencapai sekitar 4,4 juta orang. Dari jumlah tersebut
sebagian besar, sekitar 2,1 juta orang bekerja di
Malaysia,
1,4 juta orang bekerja di Arab Saudi dan
sekitar 0,9 juta orang bekerja di beberapa negara
seperti Hongkong, Taiwan, Singapura serta Uni Emirat
Arab. TKI yang ditempatkan di Malaysia sebagian besar
TKI formal (72%) yang bekerja di sektor perkebunan
dan properti. Sebaliknya, penempatan
TKI di Arab
Saudi hampir seluruhnya TKI informal (99%) yang
bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
itu,
pendapatan
USD0,9
investasi
miliar,
lebih
lainnya
tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD0,4
miliar).
dibandingkan triwulan sebelumnya.
itu
terutama
akibat
meningkatnya
pembayaran bunga utang luar negeri khususnya sektor
swasta akibat kenaikan posisi utang luar negeri
meskipun rata-rata bunga utang sedikit menurun
menjadi 2,9% dari 3,0% pada triwulan sebelumnya.
Adapun negara penyumbang terbesar WR-TKI
selama triwulan laporan adalah Malaysia USD578juta
(pangsa 36%), Arab Saudi USD547 juta (34%),
Hongkong USD115 juta (7%), dan Taiwan USD95 juta
(6%). Meskipun Malaysia masih menjadi negara utama
penyumbang Workers’ Remittances (pengiriman uang
TKI), namun pada periode laporan WR dari Malaysia
mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya
23
jumlah TKI yang bekerja di Malaysia (stok TKI) sampai
resmi di bawah Kementerian Tenaga Kerja Korsel untuk
dengan bulan November 2008. Penurunan tersebut
merekrut sekaligus menempatkan tenaga kerja asing
ditengarai terkait dengan kepulangan TKI akibat
sektor formal di berbagai perusahaan di Korsel. TKI di
berkurangnya aktivitas perkebunan kelapa sawit di
Korsel yang terkena PHK diberi waktu dua bulan untuk
Malaysia sebagai dampak pelemahan ekonomi dunia.
beralih pekerjaan ke tempat lain.
Ancaman pemulangan TKI juga terjadi pada TKI yang
Komponen lain yang menyumbang surplus transfer
bekerja di Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan
berjalan adalah penerimaan hibah non investasi,
terutama di sektor manufaktur akibat berkurangnnya
bantuan berupa barang habis pakai seperti makanan,
permintaan dunia. Penurunan WR juga terjadi pada TKI
pakaian,
yang bekerja di Arab Saudi. Penurunan kiriman uang
penerimaan hibah mencapai USD145 juta, lebih tinggi
tersebut sejalan dengan berkurangnya jumlah TKI yang
dari triwulan sebelumnya (USD62 juta).
bekerja di sana akibat kepulangan TKI ke tanah air.
hibah mulai didominasi oleh Pemerintah (sekitar 88%),
dan
obat-obatan.
Pada
Tw.
IV-2008
Penyaluran
juta USD
lebih tinggi dibandingkan yang diterima dan disalurkan
2000
melalui NGO. Hibah yang disalurkan melalui Pemerintah
1500
mencapai
1000
USD38 juta pada periode sebelumnya.
USD128
juta,
meningkat
dibandingkan
Sedangkan
hibah yang disalurkan melalui NGO hanya USD17 juta,
500
lebih
rendah
dari
USD24
juta
pada
triwulan
0
sebelumnya.
-500
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
2007*
TKI Inflow
TKA Outflow
Q.3
didanai oleh hibah luar negeri antara lain bantuan dari
2008**
worker remittance, net
American Red Cross pada bulan Oktober untuk
Grafik 17
Perkembangan Workers’ Remittances
pembangunan ekonomi di Aceh berupa program
Selain keempat negara utama penyumbang WRTKI, Korea Selatan merupakan negara penempatan TKI
baru. Meskipun pengiriman uang TKI yang bekerja di
sana baru pada triwulan IV mencapai USD20 juta
(pangsa 1,2%) namun memiliki potensi yang cukup
besar.
Pemerintah
Indonesia
dan
Korsel
Indonesia
(TKI)
yang
terkena
pemutusan
hubungan kerja (PHK) akibat dampak krisis keuangan
global
yang
difasilitasi
oleh
Human
Resources
Development of Korea (HRDK). HDRK adalah badan
24
rehabilitasi dan pengembangan perikanan dan akua
kultur pasca tsunami. Selain itu, bantuan dari Canadian
Red Cross pada bulan yang sama untuk pembangunan
ekonomi
di
Nias
berupa
program
pemulihan
peternakan.
Tabel 24
Perkembangan Hibah Non Investasi
telah
menyepakati program penyelamatan sekitar 300 tenaga
kerja
Pada triwulan IV 2008, beberapa program yang
Q.4
(juta USD)
HIBAH NON INVEST.
(Current Transfer)
2007
2008*
Tw. I
Tw. II
Tw. I
Tw. II
Total
159
69
111
187
86
41
62
145
Public (Govt.)
Private (NGO)
58
101
34
35
30
81
58
129
17
69
27
14
38
24
128
17
sumber: BRR & UN
Tw. III Tw. IV
Tw. III Tw. IV
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
25
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak
September 2008 mengakibatkan transaksi modal dan
Transaksi Modal
1.
finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit
Transaksi modal pada triwulan IV 2008 mencatat
sekitar USD3,8 miliar. Proses deleveraging dan repricing
surplus sebesar USD29 juta, menurun dibanding
di
menyebabkan
triwulan sebelumnya (USD200 juta). Surplus tersebut
terjadinya arus keluar modal asing dalam bentuk
terutama berasal dari bantuan hibah untuk investasi,
penjualan surat utang negara, sertifikat Bank Indonesia,
seperti pembangunan rumah tinggal, jembatan, jalan,
dan saham, terutama selama Oktober hingga awal
sekolah, dan lain-lain. Keseluruhan hibah tersebut
November 2008. Arus keluar modal asing mulai
diberikan masih dalam rangka bantuan korban bencana
berhenti sejak pertengahan November 2008 setelah
alam di beberapa tempat di tanah air. Dari total hibah
pemerintah di negara-negara maju meningkatkan
tersebut, sebagian besar (90%) merupakan hibah
komitmennya
lembaga-lembaga
investasi melalui sektor swasta (NGO) yakni sekitar
keuangan yang bermasalah dan mengatasi resesi
USD26 juta dan sisanya USD3 juta melalui sektor publik
ekonomi melalui stimulus fiskal.
(pemerintah).
pasar
keuangan
untuk
internasional
membantu
Bentuk
Kinerja transaksi modal dan finansial juga terbantu
hibah
investasi
antara
lain
bantuan
oleh meningkatnya arus masuk modal dalam bentuk
pendidikan dari RANTF (Recovery of Aceh-Nias Trust
investasi langsung dan pinjaman luar negeri, baik
Fund)
pemerintah maupun swasta. Hal ini sejalan dengan
kabupaten Aceh Jaya pada bulan Oktober 2008. Selain
permintaan domestik, khususnya investasi, yang masih
itu, bantuan dari Caritas Austria pada bulan yang sama
tumbuh positif.
untuk pembangunan infrastruktur, rumah dan tanah
berupa
pembangunan
sekolah
di
Lamno
berupa proyek pembangunan akses jalan desa Tugala
Juta USD
5000
Oyo di Aceh.
4000
Tabel 25
Perkembangan Hibah Investasi
3000
2000
(juta USD)
1000
HIBAH INVESTASI
(Capital Transfer)
0
-1000
-2000
-3000
-4000
Tw. I
2007
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
2008*
Tw. II Tw. III Tw. IV
Total
43
127
255
122
52
73
199
29
Public (Govt.)
Private (NGO)
4
39
3
124
29
226
45
77
4
48
6
67
7
192
3
26
sumber: BRR & UN
-5000
Q.1
Q.2
Q.3
2006
Direct Investment
Other Investment
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2007*
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Portfolio Investment
Financial Account
Grafik 18
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
Per Jenis Investasi
2. Transaksi Finansial
Ketatnya likuiditas di pasar keuangan internasional
menyebabkan kinerja transaksi finansial pada triwulan
IV 2008 mengalami defisit USD3,8 miliar, jauh lebih
26
rendah dari surplus USD0,7 miliar pada triwulan
terutama disebabkan oleh meningkatnya arus keluar
sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada transaksi
modal asing dalam bentuk investasi portofolio.
investasi portofolio. Arus keluar modal portofolio asing
Transaksi investasi portofolio pada periode laporan
banyak terjadi dalam bentuk pelepasan SBI dan SUN
mencatat defisit USD2,9 miliar, lebih tinggi daripada
oleh investor asing selama Oktober – November 2008.
defisit yang terjadi pada periode sebelumnya (USD251
Sejalan
juta). Peningkatan defisit terjadi akibat pelepasan
dengan
itu,
investasi
portofolio
(neto)
kepemilikan asing baik atas SBI maupun SUN.
mengalami defisit USD4,3 miliar.
Sementara itu, transaksi investasi lainnya (other
Selama periode Tw.IV-2008, terjadi neto defisit
investment) berupa simpanan bank-bank domestik di
pada transaksi SUN sebesar USD1,6 miliar akibat
perbankan luar negeri mengalami peningkatan yang
pelepasan SUN oleh asing. Kondisi ini berbeda dengan
diperkirakan sebagai implikasi dari tutunnya GWM valas
periode sebelumnya yang mencatat adanya pembelian
dan masuknya dana asing dari hasil akuisisi dua bank
SUN oleh asing hingga USD1,1 miliar (neto). Hal yang
domestik yang kemudian di merger. Sebaliknya, neto
sama juga terjadi pada transaksi SBI oleh asing yang
penarikan utang luar negeri sektor korporasi mengalami
mencatat neto defisit sebesar USD1,3 miliar, sedikit
penurunan terkait kenaikan pembayaran ULN swasta
lebih rendah daripada neto defisit pada periode
yang lebih besar daripada kenaikan penarikan utangnya
sebelumnya (USD1,4 miliar).
sehingga transaksi investasi lainnya mencatat neto
defisit sekitar USD1,2 miliar. Adapun arus masuk
Investasi langsung neto (Direct Investment) pada
triwulan IV mencatat kenaikan surplus dibandingkan
Juta USD
5000
4000
3000
2000
1000
triwulan III 2008, antara lain didukung oleh transaksi
merger Bank Lippo-Bank Niaga oleh CIMB Malaysia.
0
-1000
-2000
Juta USD
-3000
4,000
-4000
3,000
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2,000
2006
1,000
2007*
Portfolio Investment
0
2008**
Other Investment
Financial Account
Grafik 20
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
-1,000
-2,000
-3,000
Gejolak pasar keuangan global yang dipicu oleh
-4,000
krisis
-5,000
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006
Sektor Publik
Q.2
Q.3
2007*
Sektor Swasta
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Transaksi Modal & Finansial
di
AS
terus
menekan
dan
menimbulkan pesimisme pelaku pasar secara global.
Selain
itu,
krisis
tersebut
juga
mengakibatkan
kebutuhan likuiditas di masing-masing negara investor
semakin meningkat dan memicu proses deleveraging.
Fenomena flight to quality akibat faktor risiko yang
2.1 Sektor Publik
Di sektor publik, selama periode triwulan IV 2008,
transaksi finansial mencatat defisit USD2,3 miliar, lebih
tinggi daripada defisit yang terjadi pada periode
(USD369
kredit
2008**
Grafik 19
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
Per Sektor
sebelumnya
pasar
juta).
Peningkatan
defisit
meningkat juga masih terjadi terutama terhadap
negara-negara emerging markets. Kondisi tersebut
mendorong investor asing menarik dananya dari SBI
dan SUN.
27
Gejolak faktor eksternal tersebut pada gilirannya
tersebut terlihat tidak berpengaruh signifikan, sehingga
memberikan tekanan terhadap harga SUN. Harga SUN
minat investor asing untuk menanamkan modalnya di
juga
SBI dan SUN masih rendah.
menghadapi
tekanan
lain
seiring
dengan
melemahnya nilai tukar rupiah secara tajam sejak awal
Dalam perkembangannya di akhir periode laporan,
triwulan IV 2008. Penurunan harga ini menyebabkan
yield SUN kembali mengalami penurunan. Hal ini dipicu
investor menuntut yield yang lebih tinggi.
oleh kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI rate
Yield spread pada periode laporan mengalami
dari 9,5% menjadi 9,25% pada Desember 2008. Selain
peningkatan dari 411 bps pada akhir triwulan III 2008
itu,
hingga mencapai 716 bps pada akhir triwulan IV 2008.
menguatnya nilai tukar rupiah turut menjadi faktor
Bahkan yield SUN dengan tenor benchmark 10 tahun
pendorong.
sempat mencapai posisi tertingginya di 20,96%.
Peningkatan
yield
SUN
yang
cukup
tinggi
menghentikan penerbitan SUN sampai dengan akhir
IV
2008.
Selain
itu,
pemerintah
perkiraan
inflasi
serta
mulai
%
menyebabkan pemerintah mengambil keputusan untuk
triwulan
menurunnya
juga
membatalkan penerbitan sukuk global kepada Islamic
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
Development Bank (IDB) yang sebelumnya direncanakan
2.00
0.00
akan terbit pada akhir tahun 2008.
Jan
Fe
Ma
Ap
Me
%
Jun
Jul
Ag
Se
Ok
No
De
2008
Yield Global Bond Indonesia
10.00
9.00
Yield US T Note
Grafik 22
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan
US T-Note
8.00
7.00
6.00
5.00
Faktor pendorong lainnya dari sisi eksternal adalah
4.00
mulai
3.00
2.00
1.00
membaiknya
faktor
risiko
investasi
dan
menurunnya imbal hasil US T-Bills. Kondisi ini ditambah
BI Rate
Fed rate
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
0.00
2007
2008
Grafik 21
Perkembangan BI Rate dan Fed Rate
dengan semakin turunnya harga minyak dunia yang
diikuti
dengan
keputusan
pemerintah
untuk
menurunkan harga premium. Perkembangan tersebut
semakin menambah keyakinan investor asing untuk
menanamkan dananya melalui SBI dan SUN, sehingga
28
Secara keseluruhan Tw.IV-2008, kebijakan moneter
tekanan arus keluar modal asing pada SBI dan SUN
Bank Indonesia yang cenderung ketat di tengah
mulai mereda sejak pertengahan November. Hal ini
penurunan suku bunga global, telah mengakibatkan
terlihat dari meningkatnya kepemilikan asing atas SBI
spread imbal hasil rupiah semakin lebar. Hal ini
dan SUN pada akhir periode setelah mengalami
diindikasikan dengan semakin besarnya selisih suku
penurunan yang tajam pada awal periode laporan,
bunga dalam negeri dengan luar negeri dan selisih yield
terutama selama Oktober hingga awal November 2008.
obligasi pemerintah dengan yield US T-Note. Akan
Dengan perkembangan tersebut, posisi kepemilikan
tetapi peningkatan risiko investasi di negara-negara
asing atas SUN dan SBI pada Tw.IV-2008 masih
emerging markets menyebabkan pelebaran spread
mengalami penurunan menjadi USD8,0 miliar dan
USD772
juta
dibandingkan
periode
sebelumnya
(USD11,1 miliar dan USD2,2 miliar).
Peningkatan penarikan pinjaman terjadi baik pada
pinjaman program maupun pinjaman proyek. Penarikan
Transaksi finansial sektor publik dalam bentuk
pinjaman program pada triwulan IV 2008 meningkat
investasi lainnya pada Tw.IV-2008 mengalami surplus
menjadi USD2,0 miliar dibanding periode sebelumnya
sebesar USD549 juta, lebih tinggi dibanding periode
(USD295 juta). Sementara itu, penarikan pinjaman
sebelumnya yang mencatat defisit sebesar USD118 juta.
proyek meningkat menjadi USD771 juta dibanding
periode sebelumnya (USD618 juta). Perkembangan
penarikan utang pemerintah ini sesuai dengan pola
billion USD
14
musiman selama ini.
12
Penarikan pinjaman program pada Tw.IV-2008
10
berasal dari ADB sebesar USD830 juta, IBRD sebesar
8
USD995 juta, dan Perancis (AFD) senilai USD200 juta.
6
Pinjaman program tersebut digunakan diantaranya
4
untuk
2
program
pengurangan
dampak
negatif
perubahan iklim yang meliputi sejumlah kebijakan.
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
2007
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
Feb
0
2008
Kepemilikan SUN Oleh Asing
Kepemilikan SBI Oleh Asing
Grafik 23
Perkembangan Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing
Pertama, pengurangan emisi gas rumah kaca pada
sektor kehutanan, energi dan industri. Kedua, adaptasi
terhadap perubahan iklim (air dan pertanian). Ketiga,
aktivitas cross-cutting seperti perencanaan tata ruang,
Pencapaian surplus tersebut disebabkan oleh
pembangunan Clean Development Mechanism (CDM).
peningkatan penarikan pinjaman yang lebih besar
Sampai dengan akhir periode laporan, pinjaman
daripada peningkatan pembayaran. Penarikan pinjaman
program
pada periode laporan meningkat menjadi USD2,8 miliar
pemerintah akan mencapai total USD500 juta, lebih
dibanding periode sebelumnya (USD913 juta). Di sisi
tinggi USD100 juta dari target yang ditetapkan dalam
lain, pembayaran pinjaman juga meningkat menjadi
APBN-P 2008 sebesar USD400 juta. Di samping itu,
USD2,2 miliar daripada periode sebelumnya (USD1,0
pinjaman program juga digunakan untuk program
miliar).
Bantuan Operasional Sekolah, Development Policy Loan
untuk
perubahan
iklim
yang
ditarik
V serta Infrastructure Development Policy Loan I dan II.
Juta USD
3000
Juta USD
2500
1200
2000
1000
1500
800
1000
600
500
400
0
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
200
2006
Drawing
2007*
2008**
0
Q1 Q2
2006
Repayment
Grafik 24
Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman
Pemerintah
ADB
IBRD
Q3
Q4
Q1 Q2
2007*
Q3
Q4
Q1 Q2
2008**
Q3
Q4
Jepang (JBIC)
Grafik 25
Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
29
Di sisi pinjaman proyek, penarikan pinjaman
proyek yang menyangkut masalah pengadaan barang
terutama dilakukan untuk pinjaman yang berasal dari
dan jasa, proses tender yang memakan waktu lama,
negara-negara yang pernah bergabung dalam CGI
serta adanya tender ulang untuk seluruh atau sebagian
sebesar USD671 juta. Pinjaman tersebut dilakukan
paket proyek. Proses penerbitan dokumen anggaran
dengan menggunakan skema ODA yang sebagian besar
yang cukup lama juga menjadi salah satu faktor
dilakukan secara bilateral (USD467 juta). Di samping itu,
penyebabnya.
pemerintah juga mendapatkan pinjaman di luar negara-
Di samping itu, masalah pembebasan lahan yang
negara yang pernah bergabung dengan CGI sebesar
membutuhkan waktu yang tidak sedikit juga menjadi
USD100 juta, lebih rendah daripada pinjaman yang
penyebab mundurnya pelaksanaan kegiatan dari jadwal
ditarik
semula. Secara umum, masalah pengadaan atau
pada periode sebelumnya
(USD164
juta).
Penarikan pinjaman proyek paling banyak digunakan
pembebasan
untuk
pembangunan
proyek-proyek
pembangunan
infrastruktur.
terjadi
jalan
pada
perkotaan
banjir
dan
diantaranya adalah proyek pembangunan pembangkit
Departemen Pekerjaan Umum seperti proyek Urban
listrik 10.000 megawatt, revitalisasi sejumlah pabrik
Sector
gula, dan revitalisasi perkebunan kelapa sawit.
pembebasan
Development
lahan
terjadi
perkeretaapian
500
proyek-proyek di lingkungan PT. PLN.
Kendala
350
lain
Departemen
terkait
lingkungan
Program.
Juta USD
400
di
juga
di
proyek
penanggulangan
Reform
perkotaan
proyek-proyek
Beberapa proyek yang sudah memperoleh pembiayaan
450
Masalah
pada
proyek
Perhubungan
dengan
masih
dan
tidak
maksimalnya penyerapan pinjaman luar negeri dari
300
pagu
250
200
pinjaman proyek adalah kekurangan dana
pendamping dari porsi Anggaran Pendapatan dan
150
100
Belanja Daerah (APBD), seperti pada proyek Water
50
Resource and Irrigation Sector Management serta
0
Q1 Q2
2006
Bilateral-CGI
Q3
Q4
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2007*
2008**
Multilateral-CGI
Non CGI
Q3
Q4
Grafik 26
Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
Sementara itu, dari sisi penyerapan pinjaman,
realisasi penyerapan pinjaman program dari seluruh
kreditor sampai dengan akhir periode laporan telah
mencapai 100% dari pagu APBN-P 2008 dengan total
USD2,8 miliar atau setara dengan Rp26 triliun. Akan
tetapi realisasi penyerapan pinjaman proyek untuk
periode yang sama hanya mencapai Rp18,3 triliun atau
87% dari pagu APBN-P 2008 sebesar Rp21 triliun.
Realisasi penyerapan pinjaman proyek yang tidak
maksimal terjadi akibat keterlambatan pelaksanaan
30
lahan
proyek Second Eastern Indonesia Region Transport.
Dari sisi posisi pinjaman, berdasarkan negara
pendonornya, Jepang masih tercatat sebagai negara
pemberi pinjaman terbesar untuk Indonesia (pangsa
38,1% dari total pinjaman pemerintah). Posisi pinjaman
yang diberikan oleh Jepang mengalami peningkatan
menjadi USD29,6 miliar dibanding periode sebelumnya
(USD25,8 miliar). Sementara itu, posisi pinjaman yang
diberikan oleh Amerika Serikat (pangsa 16,6%) dan
Jerman (pangsa 4,3%) mengalami penurunan menjadi
USD12,9 miliar dan USD3,3 miliar dibanding periode
sebelumnya (USD13,0 miliar dan USD3,6 miliar).
dimiliki
Juta USD
35000
asing)
USD77,8
30000
mengalami
miliar
peningkatan
dibanding
periode
menjadi
sebelumnya
(USD73,2 miliar).
25000
20000
Juta USD
15000
80000
10000
75000
5000
70000
0
2006
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
Jepang
Amerika
Q3
Q4*
65000
60000
2008
Jerman
55000
Grafik 27
Perkembangan Posisi Pinjaman
per Negara Kreditor Utama
50000
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2006
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
Q3
Q4*
2008
Posisi ULN Pemerintah
Berdasarkan jenis mata uangnya, pinjaman dalam
bentuk USD masih mendominasi keseluruhan pinjaman
luar negeri pemerintah (pangsa 44,5%). Sedangkan
posisi pinjaman bermata uang Yen dan Euro hanya
mencapai pangsa 37,6% dan 12,2%.
berdenominasi
dolar
AS
dan
Posisi pinjaman
Yen
mengalami
peningkatan menjadi USD34,7 miliar dan USD29,3
miliar dibanding periode sebelumnya (USD33,0 miliar
dan USD25,4 miliar). Sebaliknya, posisi pinjaman
berdenominasi
menjadi
Euro
USD9,5
justru
miliar
mengalami
dari
penurunan
periode
Grafik 29
Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah
2.2 Sektor Swasta
Meluasnya pengaruh krisis yang berujung pada
ketatnya likuiditas global berdampak pada transaksi
finansial
sektor
mengalami
swasta
defisit
selama
USD1,4
Tw.IV-2008
miliar,
jauh
yang
menurun
dibandingkan triwulan sebelumnya (surplus USD1,1
miliar). Defisit tersebut terutama akibat meningkatnya
pembayaran utang luar negeri sektor korporasi.
sebelumnya
Juta USD
(USD10,1 miliar).
3000
2000
Juta USD
1000
38000
33000
0
28000
-1000
23000
-2000
18000
-3000
13000
-4000
Q.1
8000
Q.3
Q.4
Q.1
2006
3000
Q1
Q2
Q3
2006
USD
Q.2
JPY
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
Q3
Q4*
2008
EUR
Grafik 28
Perkembangan Posisi Pinjaman
Menurut Jenis Valuta Utama
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2007*
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Direct Investment
Portfolio Investment
Other Investment
Financial Account
Grafik 30
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Swasta
Di tengah ketatnya likuiditas global, aliran masuk
investasi langsung (PMA/direct investment in Indonesia)
Dengan perkembangan tersebut, posisi utang
pada Tw.IV-2008 mengalami kenaikan sebesar 24,3%
luar negeri pemerintah (di luar SUN dan SBI yang
dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut
31
terutama terjadi pada arus modal masuk sektor non
migas
yang
mengalami
pertumbuhan
57,0%,
Juta USD
3,000
sementara sektor migas mengalami penurunan 16,2%.
2,500
Dengan memperhitungkan arus keluar PMA, terutama
2,000
berupa
dan
1,500
pembayaran ULN perusahaan PMA sektor nonmigas
1,000
kepada perusahaan induknya di luar negeri, aliran
500
modal PMA neto selama triwulan laporan menjadi
0
cost
recovery
perusahaan
migas
Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4
surplus USD2,9 miliar, meningkat dibanding triwulan
2006
sebelumnya (USD1,9 miliar) Sementara itu, dengan
memperhitungkan faktor investasi langsung penduduk
di luar negeri (direct investment abroad) yang tercatat
sebesar USD1,2 miliar, secara keseluruhan transaksi
neto DI (direct investment) mencapai surplus USD1,7
miliar,
meningkat
dibanding triwulan
sebelumnya
(surplus USD0,4 miliar).
2007*
2008**
Grafik 32
Perkembangan Arus Masuk FDI Migas
Menurunnya pembayaran tersebut dipengaruhi
oleh kinerja sektor migas di triwulan sebelumnya
dimana harga minyak mulai mengalami penurunan
secara
signifikan.
Secara
neto,
dengan
memperhitungkan arus keluar tersebut, PMA sektor
Juta USD
migas mencatat surplus menjadi sebesar USD0,7 miliar,
5000
relatif sama dengan periode sebelumnya.
4500
4000
Sementara itu, di sektor nonmigas, arus masuk
3500
3000
PMA mengalami peningkatan menjadi sebesar USD4,6
2500
miliar dari USD2,9 miliar pada triwulan sebelumnya.
2000
1500
Peningkatan
1000
500
mengindikasikan
masih
kuatnya
kegiatan investasi di dalam negeri yang tumbuh 12,5%
0
Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4
2006
Inflows Oil & Gas
2007*
2008**
Inflows Non Oil & Gas
FDI, net
Grafik 31
Perkembangan Direct Investment di Indonesia
Arus masuk modal PMA di sektor migas turun
menjadi USD2,0 miliar dibanding triwulan sebelumnya
(USD2,4 miliar). Penurunan tersebut disebabkan oleh
menurunnya kegiatan operasional perusahaan migas di
Indonesia terkait mulai menurunnya harga minyak
dunia. Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA
di sektor migas berupa pembayaran cost recovery pada
perusahaan
induknya
mencapai
USD1,3
menurun dari Tw.III-2008 sebesar USD1,7 miliar.
32
ini
miliar,
(y.o.y)
dan
berkontribusi
sekitar
2,8%
pada
pertumbuhan ekonomi (tumbuh 5,2%) pada triwulan
IV-2008. Arus masuk modal PMA nonmigas tersebut
berupa tambahan modal ekuitas sebesar USD2,3 miliar
terkait dengan transaksi merger Bank Lippo-Bank Niaga
oleh CIMB Malaysia, dan penarikan utang sebesar
USD2,3 miliar dari perusahaan induk di luar negeri.
Sementara itu, pada periode laporan, tidak tercatat
aliran modal masuk PMA melalui privatisasi yang
dilakukan dengan cara strategic sale dan restrukturisasi
perbankan.
Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA di
sektor nonmigas sebesar USD2,4 miliar naik dibanding
triwulan sebelumnya sebesar USD1,7 miliar. Secara
USD1,0 miliar, lebih rendah dibanding surplus USD241
neto, PMA sektor nonmigas mengalami kenaikan
juta pada triwulan sebelumnya. Masih tingginya risiko
surplus menjadi sebesar USD2,2 miliar dari USD1,2
dan ketidakpastian di pasar keuangan global serta
miliar pada periode sebelumnya.
masih lemahnya bursa AS dan regional berdampak
Pada Tw.IV-2008, sebagian besar net PMA berasal
pada menurunnya kinerja pasar modal Indonesia. Proses
dari negara-negara ASEAN (USD1,4 miliar) dan Jepang
deleveraging dan repricing yang terjadi di pasar
(USD0,5 miliar) sehingga total PMA dari negara-negara
keuangan
tersebut menjadi USD1,9 miliar atau 64,5% dari total
tingginya arus keluar portfolio asing. Di sisi domestik,
net PMA.
aktivitas pelaku pasar di bursa pada akhir Tw.IV-2008
global
diperkirakan
menjadi
penyebab
terlihat berkurang karena menjelang libur panjang akhir
Juta USD
tahun. Sementara itu, investasi portofolio penduduk di
1.500
1.300
luar negeri dalam bentuk surat berharga (sisi assets),
1.100
mencatat peningkatan sebesar USD434 juta, lebih
900
700
tinggi
500
USD65juta.
300
dibanding
Transaksi
100
-100
Japan
USA
Europe
Q1-08
Q2-08
Emerging
Markets of East
Asia (incl.
China)
ASEAN
Q3-08
triwulan
saham
sebelumnya
sepanjang
sebesar
Tw.IV-2008
mengalami net outflows sebesar USD110 juta, sedikit
Other
Countries
lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya
Q4-08
(net outflows USD98 juta). Selain faktor-faktor yang
Grafik 33
Perkembangan FDI per Negara Asal
telah disebutkan di atas, beberapa faktor yang
mempengaruhi kondisi pasar keuangan Indonesia
PMA berdasar sektor ekonomi pada Tw.IV-2008
masih
didominasi
oleh
sektor
keuangan
dan
antara lain; masih memburuknya persepsi pelaku pasar
domestik
karena
kasus
gagal
bayar
Danatama
pertambangan. Kedua sektor tersebut memberikan
(perusahaan afiliasi grup Bakrie), rumor negatif yang
peranan sebesar 69,7% terhadap total net PMA.
tidak
berdasar
sehingga
menekan
pasar
dan
Juta USD
1.400
membentuk mekanisme harga menjadi tidak wajar,
1.200
serta indikasi adanya transaksi short selling menjadi
1.000
bahan
pertimbangan
investor
untuk
mengurangi
investasi dalam bentuk penyertaan saham.
800
600
Kondisi likuiditas keuangan global yang ketat dan
400
pada waktu bersamaan persepsi risiko terhadap negara
200
emerging markets meningkat menyebabkan IHSG
0
-200
Agriculture, Mining & Quarriying Manufacturing
Fishery&Forestry
Q1-08
Q2-08
Construction
Q3-08
Financial
Int.&Services (incl.
Insurance)
Others
Q4-08
Grafik 34
Perkembangan FDI per Sektor
Investasi portofolio sektor swasta, sisi liabilities,
selama periode laporan mengalami defisit sebesar
terkoreksi di akhir triwulan empat yang menurun tajam
sebesar 26,04% menjadi 1.355,4 dibanding posisi IHSG
akhir Tw.III-2008. Walaupun demikian, beberapa saham
unggulan masih menarik minat investor asing yaitu
diantaranya saham sektor
perbankan (BCA, BRI,
Mandiri), sektor pertambangan (PGN, Adaro Energy,
Bumi
Resources),
sektor
telekomunikasi
(Indosat,
33
Telkom) dan sektor perkebunan (Astra Agro Lestari). Hal
dari USD2,0 miliar menjadi USD2,4 miliar. Hal ini sesuai
ini
profitabilitas
pola musiman yang biasanya meningkat pada triwulan
perusahaan, khususnya Return On Equity (ROE), pada
terakhir. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa sektor
periode laporan. Secara sektoral, perusahaan yang
korporasi
bergerak
kewajibannya.
didukung
oleh
dibidang
peningkatan
pertanian
serta
pertambangan
mencatat kenaikan tingkat pengembalian yang lebih
tinggi dibandingkan sektor ekonomi lainnya
masih
mampu
untuk
memenuhi
Juta USD
600
400
Juta USD
IHSG
700
3.200
200
2.800
-200
0
600
500
-400
400
2.400
300
-600
-800
200
2.000
-1,000
100
Q.1
0
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
1.600
-100
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
2007
2008
-200
2006
1.200
-300
Foreign Net
IHSG (RHS)
-400
800
Grafik 35
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
2007*
Diterbitkan di DN
2008**
Diterbitkan di LN
Grafik 36
Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta
Secara keseluruhan penarikan pinjaman luar negeri
sektor swasta (perbankan dan korporasi) meningkat dari
Dari sisi suplai, pada periode triwulan IV-2008
USD3,9 miliar menjadi USD4,1 miliar. Perkembangan ini
terdapat penawaran saham baru (IPO) oleh 1 emiten,
sejalan dengan pertumbuhan investasi riil selama
yaitu Sekawan Intipratama Tbk. Sedangkan 3 emiten
triwulan keempat. Dengan perkembangan tersebut,
tercatat melakukan delisting dari bursa, yaitu Bank
posisi utang luar negeri sektor swasta pada akhir
Lippo Tbk, Texmaco Jaya dan Bank UOB Buana Tbk.
triwulan keempat menjadi USD62,6 miliar. Masing-
Sementara itu, transaksi investasi portofolio dalam
bentuk
surat
utang
yang
diterbitkan
korporasi
domestik, baik di pasar dalam negeri maupun luar
34
masing berupa utang lembaga keuangan (bank dan
non bank) sebesar USD9,6 miliar dan bukan lembaga
keuangan sebesar USD53,0 miliar.
negeri, mencatat net outflows sebesar USD0,9 miliar,
Di sisi aset, terjadi peningkatan yang signifikan
lebih rendah dibandingkan net inflows USD0,3 miliar
pada penempatan investasi lainnya oleh penduduk ke
pada triwulan sebelumnya.
luar negeri menjadi sebesar USD3,8 miliar, lebih tinggi
Transaksi investasi lainnya sektor swasta, sisi
dari kondisi triwulan sebelumnya yang bertambah
liabilities mencatat surplus sebesar USD2,1 miliar, relatif
USD1,6 miliar. Meningkatnya aset penduduk tersebut
sama dengan triwulan sebelumnya. Surplus tersebut
terutama akibat bertambahnya simpanan milik bank-
terutama disebabkan oleh kenaikan penarikan utang
bank domestik di perbankan luar negeri berupa
luar negeri terutama sektor korporasi dari USD3,3 miliar
Overseas Current Account (Nostro) dalam jumlah yang
menjadi USD3,6 miliar yang mengindikasikan masih
cukup
meningkatnya aktivitas ekonomi domestik selama
diperkirakan
Tw.IV-2008.. Kenaikan penarikan tersebut lebih besar
pasokan valas terkait dengan kebijakan BI untuk
daripada kenaikan pembayaran ULN sektor korporasi
menurunkan rasio GWM Valas dan masuknya dana
besar.
Peningkatan
sebagai
implikasi
simpanan
dari
tersebut
bertambahnya
asing dari hasil merger Bank Lippo dan Bank Niaga
pada bulan Oktober 2008.
Dengan memperhitungkan perkembangan sisi
assets dan liabilities tersebut, secara neto investasi
Juta USD
lainnya sektor swasta mengalami penurunan dari
5,000
surplus USD0,5 miliar menjadi defisit USD1,7 miliar.
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Q.1
Q.2
Q.3
2006
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
2007*
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Grafik 37
Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta
35
CADANGAN DEVISA
\
Sejalan dengan perkembangan neraca pembayaran
(surat-surat berharga ) sebesar USD45,5 miliar (88%
Indonesia yang secara keseluruhan mencatat defisit,
dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar
cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2008 menurun
USD3,7 miliar (7%) dan monetary gold sebesar USD2,0
sekitar USD5,5 miliar (10%) menjadi USD51,6 miliar,
miliar (4%). Posisi surat-surat berharga meningkat dari
dari posisi pada akhir triwulan sebelumnya sebesar
akhir triwulan III tahun 2008 sebesar USD41,0 miliar.
USD57,1 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup
Sementara itu, posisi currency & deposits dan monetary
untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar
gold mengalami penurunan, yaitu masing-masing dari
negeri pemerintah selama 4,0 bulan.
USD13,5 miliar dan USD2,1 miliar pada akhir triwulan
Komposisi cadangan devisa terdiri dari securities
sebelumnya.
Bulan Impor
Juta USD
7.00
70,000
6.00
60,000
5.00
50,000
4.00
40,000
3.00
30,000
2.00
20,000
1.00
10,000
0.00
0
I
II
III
IV
I
2006
II
III
IV
I
II
2007*
Cadangan Devisa (RHS)
Bulan Impor
Grafik 38
Perkembangan Cadangan Devisa
36
III
2008**
IV
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
37
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
masih
triwulan sebelumnya. Lebih tingginya DSR tersebut
memberikan kontribusi negatif terhadap pembentukan
terkait dengan kenaikan beban pembayaran pokok dan
PDB. Namun demikian, kontribusi negatif tersebut
bunga ULN pemerintah dan swasta (debt service
mengecil
sebelumnya
payment) serta menurunnya kinerja ekspor barang dan
sebagaimana tercermin pada penurunan rasio transaksi
jasa pada periode laporan. Peningkatan outstanding
berjalan terhadap PDB yang mencapai -0,2% dari
utang luar negeri yang disertai dengan pertumbuhan
sebelumnya -0,6%. Perbaikan tersebut terutama akibat
ekonomi yang melemah telah meningkatkan beban
menurunnya defisit neraca perdagangan minyak dan
pembayaran ULN ke depan sebagaimana tercermin
neraca pendapatan. Adapun rasio ekspor plus impor
pada rasio eksternal debt terhadap PDB yang sedikit
terhadap PDB yang mencerminkan derajat keterbukaan
meningkat.
Pada
Tw.
IV-2008
dibandingkan
sektor
eksternal
triwulan
ekonomi Indonesia mengalami peningkatan sebagai
Secara
umum
indikator
masih
akibat dari lebih rendahnya penurunan kinerja ekspor
menunjukkan
dan permintaan impor relatif terhadap pelemahan
Indonesia terhadap resiko gejolak eksternal, yang
pertumbuhan PDB. Peningkatan derajat keterbukaan
ditunjukkan oleh menurunnya rasio ULN jangka pendek
ekonomi
terhadap PDB. Namun di saat yang sama resiko
tersebut
membawa
konsekuensi
pada
relatif
kuatnya
ketahanan
ekonomi
ekonomi domestik yang relatif semakin lebih sensitif
likuiditas
terhadap gejolak eksternal.
sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan rasio ULN
Sementara itu, beban pembayaran utang luar
eksternal
mengalami
periode triwulan sebelumnya.
(DSR) cenderung meningkat dibandingkan periode
Tabel 26
Indikator Sustainabilitas Eksternal
INDIKATOR
PDB (harga berlaku) (juta USD)
Transaksi Berjalan/PDB (%)
Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%)
Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)
Ekspor Barang dan Jasa (juta USD)
Debt Service Payments (DSP), juta USD
- Pemerintah
- Swasta (termasuk BUMN)
Debt Service Ratio (DSR) (%)
Posisi ULN Total (juta USD)
Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD)
Posisi Cadangan Devisa (juta USD)
PDB (annualized) (juta USD)
Posisi ULN Total/PDB (%)
Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%)
Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%)
Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%)
peningkatan
jangka pendek terhadap cadangan devisa dibandingkan
negeri (ULN) yang tercermin pada Debt Service Ratio
2007
2008
Tw. IV
Tw.I
Tw. II
Tw. III
113.940
121.573
133.556
145.749
112.845
3,0
5,7
56,6
2,3
3,7
59,3
-0,8
1,5
60,0
-0,6
1,7
55,8
-0,2
1,1
57,6
38.334
-8.124
-3.433
-4.691
21,2
41.259
-6.691
-1.827
-4.859
16,2
43.746
-7.789
-3.377
-4.880
17,8
44.732
-6.819
-2.101
-4.770
15,2
35.725
-8.737
-3.308
-5.749
24,5
136.640
14.125
56.920
438.329
145.519
16.176
58.987
457.190
146.226
16.757
59.453
482.125
147.339
15.876
57.108
514.818
149.141
14.576
51.639
513.723
31,2
3,2
240,1
24,8
31,8
3,5
246,7
27,4
30,3
3,5
246,0
28,2
28,6
3,1
258,0
27,8
29,0
2,8
288,8
28,2
Ket. PDB annualized adalah penjumlahan PDB selama empat kuartal ke belakang
38
eksternal
Tw. IV*
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
39
PERKEMBANGAN NPI 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA
NPI 2008 diwarnai oleh kondisi ekonomi dan
sebaik tahun
maju khususnya AS. Dampak perlambatan ekonomi
sebelumnya dan permintaan domestik yang sedikit
global diperkirakan sebagian dapat dikompensasi oleh
melambat meski masih pada level tinggi. Pada semester
tingginya pertumbuhan ekonomi negara berkembang.
pertama permintaan dunia masih relatif tinggi meskipun
Permintaan dunia yang masih kuat didorong oleh harga
melemah dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan
komodiotas yang juga masih tinggi, ikut mempengaruhi
dunia yang masih tinggi tersebut ditopang oleh harga
kinerja ekspor sampai dengan tiga triwulan pertama
komoditas yang masih juga tinggi dipengaruhi oleh
2008 yang masih tumbuh cukup tinggi. Dengan
harga minyak yang terus memuncak. Namun pada
perkembangan tersebut, meskipun terjadi penurunan
semester
pada triwulan IV, realisasi ekspor untuk keseluruhan
keuangan
internasional
kedua,
yang tidak
khususnya
triwulan
empat,
permintaan dunia terus melemah yang diikuti oleh
turunnya harga komoditas internasional, khususnya
2008 masih tumbuh cukup tinggi.
Meskipun kondisi perekonomian dunia yang kurang
migas, sehingga mendorong kinerja transaksi berjalan
menggembirakan
menurun.
perekonomian domestik, namun ekonomi Indonesia
tersebut
berdampak
terhadap
Perekonomian dunia pada 2008 tumbuh 3,4%,
pada 2008 masih tumbuh sekitar 6,1%, sedikit
melambat dibandingkan 2007 (5,2%) meski masih
menurun dari tahun sebelumnya (6,3%). Permintaan
dalam level yang cukup tinggi.
Pelemahan tersebut
domestik masih berperan cukup tinggi meskipun
merupakan dampak negatif kondisi di pasar keuangan
melemah sejalan dengan realisasi PDB sampai dengan
internasional, terkait dengan krisis subprime mortgage
triwulan III sebesar 6,3%. Permintaan domestik yang
di AS yang telah berdampak luas ke sektor industri,
masih tumbuh tinggi telah mendorong impor yang
tenaga kerja, dan konsumsi.
Pertumbuhan ekonomi
tumbuh cukup signifikan pada tiga triwulan pertama
negara maju diperkirakan mengalami perlambatan dari
2008. Namun kondisi mulai menurun pada triwulan IV,
2,7% di 2007 menjadi 1,0% pada 2008.
permintaan domestik melemah, disertai dengan nilai
Perekonomian negara berkembang diperkirakan
tukar yang melemah dan sumber pembiayaan eksternal
tumbuh masih cukup tinggi di 2008 (6,3%), meskipun
yang
turun dari tahun sebelumnya (8,3%), khususnya
pertumbuhan impor pada Tw.IV dan keseluruhan 2008.
didorong oleh pertumbuhan ekonomi Cina dan India.
Hal ini tidak terlepas dari masih kuatnya permintaan
domestik di kedua negara tersebut meskipun ekonomi
dunia cenderung berada dalam tekanan resesi. Selain
itu, perkembangan intratrade regional yang semakin
meningkat
akibat
mengakibatkan
40
perdagangan negara regional Asia terhadap negara
diversifikasi
berkurangnya
tujuan
ekspor,
ketergantungan
berkurang,
Krisis
finansial
sedikit
yang
memperlambat
berdampak
besar
laju
pada
kontraksi ekonomi khususnya negara maju, merambat
pada penurunan permintaan atas ekspor negara
berkembang. Akibatnya, kinerja neraca berjalan negara
kawasan Asia menurun dan memicu melambatnya laju
pertumbuhan ekonomi di kawasan. Pengaruh ekonomi
global pada kinerja sektor eksternal diperkirakan cukup
signifikan,
tercermin
dari
perkiraan
volume
Pertumbuhan
konsumsi
BBM
mengalami
perdagangan dunia 2008 yang mencapai 4,1%,
penurunan dari sekitar 2,8% ditahun 2007 menjadi
melambat dari 2007 sebesar 7,2%.
sekitar -0,02% di 2008.
Menurunnya
Penurunan pertumbuhan
volume perdagangan dunia tersebut didorong oleh
konsumsi BBM tersebut sejalan dengan kecenderungan
rata-rata
pasar
perlambatan pertumbuhan ekonomi khususnya pada
menurun
triwulan IV 2008. Konsumsi BBM masih tetap tumbuh
harga
internasional
komoditas
yang
nonmigas
diperkirakan
mulai
di
7,4%.
positif pada tiga triwulan pertama 2008, namun
Melemahnya harga komoditas nonmigas internasional
pelemahan ekonomi dunia berdampak pada pelemahan
tersebut terkait dengan turunnya harga minyak dunia
permintaan konsumsi energi khususnya sektor industri
dan berkurangnya permintaan dunia.
di triwulan terakhir 2008.
meskipun
masih
tumbuh
positif
sebesar
Perkembangan
harga komoditas tersebut memberi dampak negatif
Di sektor jasa khususnya transportasi, penurunan
harga minyak meskipun mulai terjadi sejak bulan
terhadap kinerja ekspor Indonesia.
Harga minyak dunia diperkirakan akan menurun
Agustus
namun
baru
direspon
oleh
perusahaan
meskipun masih akan berada pada level cukup tinggi.
maskapai dengan menurunkan biaya bahan bakar (fuel
Menurunnya harga minyak dunia tersebut didorong
surcharge) pada akhir tahun 2008. Demikian juga
oleh
akibat
perusahaan pelayaran nasional baru menurunkan tarif
kekhawatiran krisis ekonomi global. Rata-rata harga
angkut (freight) pada akhir tahun sehubungan dengan
ekspor minyak mentah domestik berada pada level
penurunan harga bahan bakar (bunker) kapal.
permintaan
dunia
yang
menurun
USD93,5 per barel, masih lebih tinggi dibandingkan
angka APBN-P2008 USD80 per barel.
Kegiatan sektor pariwisata nasional 2008 terus
berjalan positif terkait dengan Visit Indonesian Year
Produksi minyak rata-rata 2008 sekitar 0,977
(VIY) 2008. Meskipun target 7 juta wisman tidak
mbpd, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya
tercapai sampai dengan akhir 2008, namun dengan
sebesar 0,952 mbpd.
strategi menjadikan event sebagai tujuan wisata
Angka tersebut sama dengan
angka lifting asumsi produksi yang ditetapkan di APBN-
pemerintah telah banyak melakukan event
P
(Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) khususnya
2008.
Peningkatan
produksi
minyak
tersebut
didukung oleh mulai berproduksinya lapangan Kerisi
MICE
di Bali di triwulan akhir 2008.
(Conoco Philips, Natuna) pada awal Januari 2008 dan
Sementara itu penempatan TKI di LN pada 2008
lapangan Banyu Urip dan North Duri juga dapat mulai
mencatat peningkatan, khususnya dalam memenuhi
berproduksi pada triwulan empat .
peluang pasar formal yang masih belum dapat
Sementara itu, perkembangan sektor gas di 2008
mengalami peningkatan,
dipenuhi, seperti Jepang yang memerlukan tenaga
terutama disebabkan oleh
perawat dan pengasuh kaum jompo di negaranya.
harga gas yang masih tetap tinggi meskipun ada
Selain itu, kebutuhan TKI juga meningkat di beberapa
kecenderungan menurun pada Tw.IV mengikuti harga
negara yang masih memerlukan tenaga kerja asing
minyak. Sedangkan ekspor LPG sejak Tw.II-2008.
seperti Australia, Eropa dan beberapa negara Timur
Dihentikan sebagai dampak dari kebijakan pemerintah
Tengah. Namun demikian dampak krisis global telah
untuk lebih memprioritaskan
menahan laju penambahan permintaan penempatan
kebutuhan
domestik,
pemanfaatan gas bagi
terutama
dalam
rangka
mendukung program konversi minyak tanah dengan
LPG.
TKI tersebut.
Di sektor finansial, dampak lanjutan pelemahan
ekonomi dunia terhadap likuiditas global berpengaruh
41
pada arus masuk modal, terutama jangka pendek. Iklim
penurunan cukup tajam, memicu gejolak di pasar
investasi Indonesia didukung stabilitas ekonomi makro
keuangan khususnya di negara berkembang. Hal ini
dipandang
tercermin dari terdepresiasinya nilai tukar, menurunnya
masih kondusif sehingga dapat menarik
lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya
bursa
dalam bentuk investasi jangka panjang di Indonesia.
antarbank.
Survei Bank Dunia menunjukkan bahwa peringkat
Gejolak
serta
pasar
ketatnya
finansial
likuiditas
global
di
pasar
masih
akan
kemudahan berusaha di Indonesia berpeluang naik dari
mempengaruhi dinamika lalu lintas modal portofolio
urutan ke-123 menjadi urutan ke-82 di 2008, dengan
asing akibat masih tingginya ketidakpastian pada
syarat pemerintah memperbaiki mekanisme memulai
kondisi ekonomi dan sektor keuangan di AS. Proses
usaha, pendaftaran kepemilikan, dan mendapatkan
deleveraging dan repricing yang terjadi di pasar
kredit.
keuangan
Meskipun dalam lingkup terbatas, perbaikan
global
diperkirakan
menjadi
penyebab
oleh
meningkatnya arus keluar modal asing dalam bentuk
implementasi beberapa proyek infrastruktur yang telah
SUN, SBI, dan saham, terutama selama Oktober hingga
dimulai di tahun-tahun sebelumnya. Beberapa proyek
awal November 2008. Namun, defisit yang lebih besar
telah dimulai pada tahun 2008 antara lain pembangkit
diperkirakan dapat dihindari karena tekanan arus keluar
listrik Paiton 3-4 dan beberapa PLTU seperti PLTU
modal portofolio mulai mereda sejak pertengahan
Serang dan Tanjung Jati A; transmisi gas melalui pipa
November 2008. Berbagai tekanan yang terjadi di pasar
jalur Kaltim-Jawa dan Duri-Dumai-Medan fase I dan II;
keuangan regional, memicu persepsi tingginya default
pembangunan bandara baru Kualanamu di Medan dan
obligasi negara berkembang meski cenderung mereda
Selaparang di Lombok, pengembangan kawasan berikat
pada akhir Oktober. Dalam jangka pendek, aliran modal
industri dan pemrosesan kargo di Bandara Sukarno
ke emerging market termasuk Indonesia relatif masih
Hatta; serta beberapa ruas jalan tol seperti jalan tol
minimal. Masih belum stabilnya pasar finansial dunia,
Cikampek-Palimanan dan Cikarang-Tanjung Priok.
membuat investor asing secara umum cenderung
iklim
investasi
diperkirakan
akan
didukung
Sejalan dengan semakin kompetitifnya perusahaan
bersikap hati-hati terhadap aset negara berkembang.
domestik di kancah internasional, penanaman modal
Perilaku risk aversion terhadap aset berisiko tinggi serta
langsung oleh penduduk di luar negeri juga semakin
kawasan emerging market masih mewarnai dalam
meningkat. Investasi penduduk tersebut antara lain
beberapa waktu sampai akhir 2008.
didukung oleh penemuan cadangan minyak di Libya
Di sisi domestik, relatif tingginya imbal hasil
oleh anak perusahaan PT Medco Energi dan investasi PT
penempatan aset rupiah saat ini masih belum mampu
Bumi Resources pada tambang batubara di Australia.
menahan arus keluar modal asing. Arus dana asing ke
Pada arus lalu lintas modal jangka pendek,
SBI dan SUN pada 2008 menurun karena perubahan
intensitas gejolak pasar keuangan dunia meningkat dan
persepsi investor kepada kualitas surat berharga
menyebar ke berbagai kawasan termasuk Indonesia.
meskipun spread suku bunga dalam dan luar negeri
Memburuknya persepsi risiko investor terhadap aset-
yang semakin melebar. Sementara itu, arus dana asing
aset beresiko tinggi mendorong terjadinya perilaku
ke pasar saham masih tetap terbatas sejalan dengan
flight to quality yang menimbulkan gejolak di pasar
ketatnya likuiditas finansial global.
keuangan. US T-bill yang terus diburu menyebabkan
Sejalan dengan perkembangan asumsi makro di
imbal hasil (yield) surat berharga domestik menjadi terus
atas, kinerja NPI untuk keseluruhan 2008 menurun
meningkat. Bursa saham negara maju yang mengalami
42
saham
dibandingkan 2007. Gambaran NPI untuk keseluruhan
ekspor nonmigas yang juga cukup tinggi pada
2008 secara ringkas menjadi sebagai berikut:
2008
1. Transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus,
perdagangan nonmigas mengalami penurunan.
meskipun
sangat
kecil,
yaitu
USD0,6
sekitar
15,5%
sehingga
neraca
miliar.
Pengaruh resesi ekonomi global baru terasa pada
Perkiraan surplus ini turun tajam dibandingkan
Tw. IV seperti tercermin pada laju penurunan
tahun 2007 (surplus USD10,5 miliar).
ekspor yang lebih besar daripada laju penurunan
2. Transaksi modal dan finansial mencatat defisit
impor. Sejalan dengan turunnya pertumbuhan
USD1,7 miliar. Defisit ini menurun dibanding tahun
ekonomi dan permintaan dunia serta harga
2007 (surplus USD3,6 miliar).
komoditas di pasar internasional, kinerja ekspor
3. Overall balance NPI diperkirakan defisit USD1,9
dan impor nonmigas pada triwulan IV relatif
miliar, lebih buruk daripada tahun 2007 (surplus
menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
USD12,7 miliar).
4. Cadangan devisa pada akhir 2008 mencapai posisi
b. Defisit neraca perdagangan minyak meningkat
menjadi
USD51,6 miliar (4,0 bulan impor dan pembayaran
USD8,4
miliar
dibandingkan
tahun
sebelumnya (defisit USD6,7 miliar). Peningkatan
ULN pemerintah), menurun dibandingkan posisi
defisit
pada akhir 2007 (USD56,9 miliar).
tersebut
akibat
harga
minyak
yang
meskipun menurun tajam (dari USD113,4/bl pada
Transaksi berjalan pada 2008 masih mengalami
triwulan III menjadi USD48,0/bl pada triwulan IV)
sedikit surplus, namun hal tersebut didorong oleh
akibat krisis ekonomi global, namun secara rata-
surplus yang cukup besar pada triwulan pertama
rata setahun mencapai USD93,5/bl, masih lebih
sehingga dapat menutupi akumulasi defisit pada tiga
tinggi
triwulan berikutnya. Transaksi berjalan mencatat defisit
Sementara itu, volume konsumsi BBM yang
pada Tw. II dan berlanjut hingga Tw. IV dengan
sedikit
kecenderungan
yang
pertumbuhan ekonomi domestik pada Tw.IV,
diperkirakan memberikan pengaruh pada transaksi
namun secara keseluruhan 2008 mencapai 382,7
berjalan pada 2008 antara lain:
juta barel, relatif sama dengan tahun sebelumnya.
a.
mengecil.
Faktor-faktor
Pertumbuhan impor nonmigas sepanjang tahun
c.
dari
USD70,2/bl
menurun
pada
akibat
tahun
2007.
melambatnya
Peningkatan impor menyebabkan pembayaran
2008 meningkat secara signifikan menjadi 39,4%
jasa transportasi barang impor ikut meningkat
dibandingkan
(14,5%).
secara signifikan. Akibatnya, defisit neraca jasa
Tingginya angka pertumbuhan impor tersebut
ikut mengalami kenaikan menjadi USD13,0 miliar
disumbangkan oleh pertumbuhan pada tiga
dibandingkan tahun sebelumnya (defisit USD11,8
triwulan
miliar).
tahun
pertama
sebelumnya
2008
akibat
permintaan
domestik yang cukup tinggi dan permintaan
bahan baku untuk ekspor, menguatnya nilai tukar
rupiah, serta tingginya harga komoditas impor di
pasar internasional. Kondisi ini berpengaruh pada
transaksi berjalan sehingga mengalami defisit
khususnya pada Tw. II dan Tw. III. Tingginya laju
pertumbuhan impor ini melebihi pertumbuhan
d. Turunnya harga minyak terutama pada triwulan
IV telah mengurangi bagian dari keuntungan
ekspor migas yang menjadi hak kontraktor asing.
Selain itu, penurunan keuntungan perusahaan
PMA akibat turunnya ekonomi dunia telah
mengurangi
profit
transfer
pendapatan
perusahaan ke luar negeri khususnya pada
43
triwulan terakhir 2008 menyebabkan defisit
surplusnya transaksi investasi portofolio didorong
transaksi pendapatan (income) pada 2008 sedikit
oleh tingginya arus masuk modal asing jangka
menurun menjadi defisit USD15,3 miliar daripada
pendek pada paruh pertama tahun 2008.
b. Investasi lainnya akan mengalami defisit yang lebih
tahun sebelumnya (defisit USD15,5 miliar).
e.
Sementara itu, meningkatnya penempatan TKI ke
besar menjadi USD6,3 miliar dibandingkan tahun
luar
telah
sebelumnya (defisit USD4,8 miliar), terutama
TKI-LN
disebabkan oleh meningkatnya penempatan aset
sehingga tarnsfer berjalan pada 2008 mencapai
berupa simpanan penduduk di bank luar negeri
USD5,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan tahun
sejalan dengan kinerja ekspor pada tiga triwulan
sebelumnya (USD5,1 miliar).
pertama 2008.
negeri
meningkatkan
Akibat
krisis
dan
kenaikan
penerimaan
keuangan
gaji
TKI
remitansi
global
dan
ketatnya
Meskipun investasi potofolio dan investasi lainnya
likuiditas di pasar internasional, transaksi modal dan
mengalami penurunan seiring dengan gejolak di
finansial pada 2008 mengalami defisit dari surplus pada
pasar global,
tahun 2007. Transaksi modal dan finansial sudah
(Direct Investment) meningkat menjadi USD2,5
terkena dampak negatif dari krisis keuangan global
miliar dibandingkan tahun sebelumnya (USD2,3
sejak Tw. I. Dampak krisis tersebut sempat mereda pada
miliar)
Tw. II, namun kembali memburuk pada Tw. III dan
Berdasarkan perkiraan pada komponen utama di
mencapai puncaknya pada Tw. IV yang mencapai
atas, secara keseluruhan NPI pada 2008 mencatat
USD3,8 miliar. Faktor-faktor penyebabnya antara lain:
defisit sebesar USD1,9 miliar. Sejalan dengan defisit
a.
Investasi portofolio mengalami penurunan surplus
NPI tersebut jumlah cadangan devisa menurun dari
menjadi USD1,8 miliar daripada tahun 2007
USD56,9 miliar pada akhir 2007 menjadi USD51,6
(USD5,6 miliar) akibat tingginya arus keluar modal
miliar pada akhir 2008 (4,0 bulan impor dan
asing dalam bentuk SUN, SBI, dan saham, terutama
pembayaran utang luar negeri pemerintah).
selama Oktober dan awal November 2008. Masih
44
c.
namun investasi asing langsung
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
45
BOKS
KRISIS KEUANGAN AS dan DAMPAKNYA
pada PEREKONOMIAN INDONESIA
1. Kronologi
Dunia finansial global kembali mendapatkan guncangan saat Lehman Brothers, bank investasi keempat
terbesar di AS, menyatakan bangkrut pada pertengahan Oktober 2008. Hal ini menambah panjang
rentetan lembaga keuangan terbesar lainnya yang ambruk setelah Bear and Sterns, Freddie Mac, Fannie
Mae, Indy Mac, Northern Rock, Merrill Lynch hingga AIG. Dengan hutang sekitar USD613 billion, saham
Lehman jatuh dari USD94 menjadi hanya USD29 cent.
Sebagai upaya untuk menyelamatkan Negara, Federal Reserve dan Kementerian Keuangan Amerika sepakat
menyuntik dana sebesar USD85 miliar kepada AIG. Sebelumnya, dua perusahaan pembiayaan rumah
terbesar di AS, Fannie Mae dan Freddie Mac, juga diambil alih pemerintah (menyuntikkan dana USD200
miliar). Merrill Lynch diakuisisi melalui Bank of America. Jumlah dana (bail out) yang disediakan ke pasar
untuk mengatasi masalah tersebut mencapai sekitar USD700 miliar.
Pemerintah AS turun tangan karena jika dibiarkan, kerusakan di pasar keuangan akan kian parah dan
bergulir ke sektor riil. Berbagai perusahaan (bank) dianggap terlalu besar untuk gagal (too big to fail).
Dampak rentetannya adalah meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, berbagai problema sosial,
mengganggu pembangunan nasional dan pada ujungnya mengancam kedaulatan negara.
Rambatan krisis keuangan AS pada dasarnya adalah dampak dari gelembung pasar keuangan yang pecah.
Implikasi yang paling menonjol adalah keketatan likuiditas (liquidity squeeze) yang disebabkan oleh
kepercayaan yang anjlok dan sistem kredit yang macet. Dana di tarik dari emerging markets ke pusat-pusat
keuangan di AS dan negara-negara industri lain (flight to quality). Keketatan likuiditas ini merembet dari
episentrum-nya, Amerika Serikat, ke Eropa dan Asia. Contagion effects ini sedang berjalan dan pada
akhirnya dapat membawa pada resesi dunia, dengan implikasi terhadap pertumbuhan dan ekspor negaranegara berkembang.
2. Implikasi pada Perekonomian Indonesia dan Langkah Antisipasi
Sampai saat ini, pengaruh gejolak di lembaga keuangan internasional bagi perbankan nasional minimal.
Pemilikan surat berharga lembaga keuangan internasional yang bermasalah oleh perbankan nasional sangat
kecil. Keadaan industri perbankan kita sampai saat ini solid. Sebagai akibat keketatan likuiditas (liquidity
squeeze) di pasar keuangan internasional, diperkirakan akan terjadi keketatan likuiditas devisa dan credit line
devisa di pasar internasional dalam 6 bulan sampai 1 tahun yang akan datang, dan akan memengaruhi pasar
domestik.
Grafik 1
Nilai Tukar Rupiah
Grafik 2
Indeks Harga Saham Gabungan
Rp/USD
IHSG
12.500
1.700
12.000
1.600
1.500
11.500
1.400
11.000
1.300
10.500
1.200
10.000
1.100
9.500
1.000
Oktober 2008
46
November 2008
Desember 2008
Oktober 2008
November 2008
Desember 2008
Keketatan likuiditas dolar ini dirasakan oleh semua negara, termasuk Amerika Serikat sendiri, juga
perbankan dan, dunia usaha. Kebijakan moneter perlu menyesuaikan terhadap realitas baru ini. Di samping
itu, liquidity squeeze juga memengaruhi akses dan biaya bagi pembiayaan APBN. Krisis keuangan AS juga
berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia yang akan mengalami perlambatan. Ekspor Indonesia akan
terkendala dan juga investasi dari luar negeri.
Krisis keuangan global dalam jangka panjang akan berimplikasi luas bagi peta keuangan dunia dan juga
Indonesia. Kebersamaan dan koordinasi yang erat diperlukan untuk melewati badai dengan selamat dan
menjadi lebih kuat dan diperlukan sikap penerimaan yang jernih atas realitas baru dan upaya-upaya
penyesuaiannya, baik oleh pemerintah, dunia usaha dan para pelaku ekonomi lain secara sinkron dan
terukur. Untuk mengantisipasi dampak krisis tersebut, BI terus berkoordinasi dengan Pemerintah dalam
memilih kebijakan moneter dan akan menempuh beberapa langkah, yaitu:
a. Memperkuat likuiditas sektor perbankan. Bisnis yang memanfaatkan dana dari pembiayaan asing harus
menyesuaikan tingkat ekspansi usahanya.
b. Menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan
ekonomi. Untuk itu, otoritas moneter akan memperkuat sektor perbankan nasional supaya
pertumbuhan kredit berjalan pada level yang yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan
ekonomi. Tahun 2009 dan 2010, akan menjadi tahun yang kritis untuk ekonomi nasional, tetapi
pemerintah dan BI akan tetap menjaga suku bunga agar pertumbuhan kredit tetap sustainable.
c. Terkait neraca pembayaran, cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini aman. Namun demikian, BI
akan terus menjaga volatilitas Rupiah agar gejolaknya tidak tajam serta akan tetap berada di pasar
dengan tujuan menjaga stabilitas nilai tukar.
3. Implikasi pada Neraca Pembayaran Indonesia
Krisis ekonomi yang terjadi di USA akan berdampak pada dua hal, yakni pengeringan likuiditas dan
pelambatan ekonomi global. Seretnya likuiditas global dan relatif lamanya pemulihan ekonomi global akan
berpengaruh pada kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Sesuai dengan perkembangan, IMF/WEO
telah merevisi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 menjadi hanya 0,5%. Perubahan tersebut
berdampak pada menurunnya asumsi pertumbuhan ekonomi domestik menjadi 4-5%. Hal ini akan
memberi dampak pada perkiraan NPI 2009 sebagai berikut :
a.
Ekspor non migas akan memburuk hingga tumbuh negatif akibat permintaan eksternal terhadap produk
ekspor Indonesia menurun tajam.
b. Impor non migas akan tumbuh menjadi negatif akibat perlambatan ekonomi domestik.
c.
Transaksi berjalan akan mencatat defisit karena permintaan eksternal turun lebih tajam daripada
permintaan domestik.
d. Transaksi modal dan finansial juga akan mengalami defisit, akibat berkurangnya arus masuk modal
asing. Namun adanya rencana emisi global bond dan sukuk valas serta penarikan contigency loan
(standby loan) akan menopang transaksi modal dan finansial sehingga hanya mengalami defisit yang
kecil dan cadangan devisa tetap berada pada level aman.
Sumber: DKM, DPSHM dan DSM, Bank Indonesia
47
LAMPIRAN
Indonesia’s Balance of Payments
Table
1.1
Indonesia’s Balance Of Payments Summary (millions of USD)
Table
1.2
Indonesia’s Balance Of Payments Current Account (millions of USD)
Table
1.3
Indonesia’s Balance Of Payments Capital and Financial Account (millions of USD)
Table
1.4
Indonesia’s Balance Of Payments Government and Monetary Authorities Sector Financial Account
Table
1.5
Indonesia’s Balance Of Payments Private Sector Financial Account (millions of USD)
(millions of USD)
......................
......................
......................
49
......................
......................
52
......................
......................
......................
......................
......................
......................
54
50
51
53
Non Oil and Gas Exports and Imports
Table
2.1
Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)
Table
2.2
Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons)
Table
2.3
Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)
Table
2.4
Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons)
Table
2.5
Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD)
Table
2.6
Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (millions of USD)
Table
3.1
Travel Inflows
3.2
Travel Outflows
......................
......................
60
Table
4
Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD)
......................
62
55
56
57
58
59
Travel
61
Securities
Table
48
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
49
Table 1.1
Indonesia’s Balance Of Payments
Summary
(millions of USD)
Feb-09
2007*
2008**
ITEMS
Q.1
I.
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Current Account
2,640
2,271
2,151
3,430
10,492
2,794
-1,022
-943
-223
606
A. Goods, net (Trade Balance)
7,712
8,107
7,487
9,448
32,754
7,536
5,443
5,772
4,558
23,309
26,626
-18,914
29,202
-21,095
30,009
-22,521
32,177
-22,729
118,014
-85,260
34,412
-26,876
37,345
-31,902
38,081
-32,309
29,452
-24,894
139,291
-115,981
B. Services, net
-3,163
-2,991
-2,764
-2,922
-11,841
-2,991
-3,374
-3,316
-3,331
-13,011
C. Income, net
-3,163
-4,024
-3,811
-4,527
-15,525
-3,123
-4,460
-4,823
-2,929
-15,334
D. Current Transfers, net
1,254
1,178
1,240
1,432
5,104
1,373
1,369
1,423
1,478
5,643
II. Capital & Financial Account
1,836
2,029
-935
660
3,591
-1,395
2,524
918
-3,752
-1,706
127
255
1,793
1,902
-1,190
539
3,045
-1,447
2,451
718
-3,781
-2,059
-246
-1,282
1,037
2,491
-497
2,988
-452
-105
-348
1,426
392
1,034
3,810
-1,897
5,707
-3,334
-2,283
-1,051
764
-1,427
2,191
465
-1,257
1,722
-2,419
-2,360
-59
309
-2,358
2,667
-1,200
-764
-437
1,430
262
1,168
2,253
-4,675
6,928
5,566
-4,415
9,981
-4,775
-4,486
-289
-270
-1,730
1,460
1,984
-823
2,807
-3,160
-2,672
-489
605
-1,436
2,041
4,188
60
4,128
-2,342
-1,974
-367
405
-1,517
1,922
-74
-65
-9
387
-1,610
1,998
1,739
-1,179
2,918
-4,345
-434
-3,910
-1,176
-3,844
2,669
2,479
-5,861
8,340
1,753
-1,262
3,015
-6,291
-10,101
3,810
4,476
4,300
1,217
4,091
14,083
1,400
1,502
-25
-3,976
-1,100
-97
-663
-37
-570
-1,368
-367
-177
-63
-236
-845
4,379
3,637
1,179
3,520
12,715
1,032
1,324
-89
-4,212
-1,945
-4,379
-3,637
-1,179
-3,520
-12,715
-1,032
-1,324
89
4,212
1,945
-4,379
0
-3,637
0
-1,179
0
-3,520
0
-12,715
0
-1,032
0
-1,324
0
89
0
4,212
0
1,945
0
47,221
4.8
50,924
5.2
52,875
5.4
56,920
5.8
58,987
4.6
59,453
4.6
57,108
4.4
51,639
4.0
19.8
5.6
21.4
9.4
15.2
5.1
21.2
9.0
56,920
5.8
2.4
19.4
7.3
16.2
4.4
17.8
7.7
15.2
4.7
25.7
9.3
51,639
4.0
0.1
18.4
6.4
1)
1. Exports, fob
2)
2. Import, fob
A. Capital Account
43
B. Financial Account
1. Direct investment
a. Abroad, net
b. In Indonesia (FDI), net
2. Portfolio investment, net
a. Assets, net
b. Liabilities, net
3. Other investment
a. Assets, net
3)
b. Liabilities, net
III. Total (I + II)
IV. Errors & Omissions
V. Overall Balance (III + IV)
VI. Reserves and Related Items
4)
a. Reserve Asset Changes
b. Use of Fund Credit and Loans
Memorandum:
5)
Reserve Assets Position
(In Months of Imports & Official Debt Repayment)
Current Account (% GDP)
6)
Debt Service Ratio (%)
o/w. Government & Monetary Authority
1)
Since May 2004 part of the reporting method of non oil & gas export han been changed into on-line-system
2)
Since April 2004 part of the reporting method of non oil & gas import han been changed into on-line-system
3)
Excluding the use of Fund credit and loans
122
546
52
73
200
4)
Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction.
5)
Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000
6)
Ratio of external debt service payments to export of goods and services.
*
Provisional figures
** Very Provisional figures
50
Q.2
29
353
Table 1.2
Indonesia’s Balance Of Payments
Current Account
(millions of USD)
Feb-09
2007*
2008**
ITEMS
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Current Account
2,640
2,271
2,151
3,430
10,492
2,794
-1,022
-943
-223
606
A. Goods, net (Trade Balance)
- Non Oil and Gas
- Oil and Gas
7,712
6,560
1,152
8,107
6,994
1,114
7,487
6,217
1,270
9,448
7,313
2,135
32,754
27,084
5,670
7,536
5,060
2,476
5,443
4,153
1,289
5,772
3,752
2,020
4,558
2,583
1,975
23,309
15,549
7,761
Exports, fob
1)
- Non Oil and Gas
- Oil and Gas
26,626
21,682
4,944
29,202
23,456
5,746
30,009
23,529
6,480
32,177
24,475
7,702
118,014
93,142
24,872
34,412
26,405
8,007
37,345
27,879
9,466
38,081
28,796
9,285
29,452
24,527
4,925
139,291
107,607
31,683
-18,914
-15,122
-3,792
-21,095
-16,463
-4,632
-22,521
-17,311
-5,210
-22,729
-17,161
-5,567
-85,260
-66,058
-19,202
-26,876
-21,345
-5,531
-31,902
-23,725
-8,177
-32,309
-25,044
-7,265
-24,894
-21,944
-2,950
-115,981
-92,059
-23,922
B. Services, net
1. Transportation, net
a. Freight, net
b. Passenger and Other, net
2. Travel, net
a. Inflow
b. Outflow
3. Other services, net
-3,163
-1,640
-1,359
-281
-9
1,180
-1,188
-1,515
-2,991
-1,791
-1,520
-271
238
1,344
-1,106
-1,438
-2,764
-1,885
-1,618
-266
302
1,432
-1,130
-1,181
-2,922
-1,978
-1,620
-358
-89
1,390
-1,479
-855
-11,841
-7,294
-6,118
-1,177
442
5,346
-4,904
-4,989
-2,991
-2,560
-1,993
-567
394
1,663
-1,269
-825
-3,374
-2,957
-2,364
-593
438
1,770
-1,332
-854
-3,316
-2,973
-2,428
-544
616
1,974
-1,358
-959
-3,331
-2,561
-1,845
-716
321
1,968
-1,647
-1,091
-13,011
-11,051
-8,630
-2,421
1,768
7,374
-5,606
-3,728
C. Income, net
1. Compensation of employees
2. Investment income
a. Direct investment
b. Portfolio investment
c. Other investment
o/w Government & Monetary Authority interest payments
-3,163
-75
-3,088
-2,003
-142
-943
-429
-4,024
-72
-3,951
-2,718
-527
-706
-769
-3,811
-84
-3,727
-2,769
-658
-300
-363
-4,527
-82
-4,445
-3,024
-623
-798
-832
-15,525
-313
-15,212
-10,514
-1,952
-2,746
-2,393
-3,123
-83
-3,040
-2,457
-186
-397
-350
-4,460
-86
-4,374
-3,085
-322
-967
-822
-4,823
-110
-4,713
-3,276
-1,044
-393
-336
-2,929
-156
-2,773
-1,596
-245
-931
-730
-15,334
-435
-14,900
-10,414
-1,797
-2,688
-2,238
1,254
58
1,196
1,191
5
1,178
34
1,145
1,166
-21
1,240
30
1,210
1,181
29
1,432
58
1,373
1,295
78
5,104
180
4,924
4,833
91
1,373
17
1,356
1,354
2
1,369
27
1,342
1,353
-11
1,423
38
1,385
1,381
4
1,478
128
1,350
1,376
-26
5,643
210
5,433
5,464
-31
85.6
0.951
1,432
15.6
14.5
70.1
0.952
5,506
48.0
0.967
1,713
15.5
39.4
93.5
0.977
6,429
Imports, fob
- Non Oil and Gas
- Oil and Gas
2)
D. Current Transfers, net
1. Government, net
2. Other sectors, net
a. Workers' Remittances, net
b. Other transfers, net
Memorandum:
Non Oil and Gas Export Growth, fob (%)
Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%)
Oil Unit Prices (USD/barrel)
Oil Production (millions barrel per day)
Tourist Inflows (thousand people)
1)
55.7
0.966
1,215
67.3
0.942
1,384
71.9
0.948
1,475
93.4
0.977
1,451
119.3
0.981
1,537
113.4
0.982
1,728
Since May 2004 part of the method of reporting non oil & gas export han been changed into on-line-system
2)
Since April 2004 part of the method of reporting non oil & gas import han been changed into on-line-system
*
Provisional figures
** Very Provisional figures
51
Table 1.3
Indonesia’s Balance Of Payments
Capital and Financial Account
(millions of USD)
Feb-09
2008**
2007*
ITEMS
Q.1
A. Capital Account
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
43
127
255
122
546
52
73
200
29
353
B. Financial Account
1. Direct investment
a. Abroad
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital
1,793
-246
-1,282
-343
-940
1,902
1,426
392
111
281
-1,190
764
-1,427
-277
-1,150
539
309
-2,358
-489
-1,869
3,045
2,253
-4,675
-997
-3,678
-1,447
-270
-1,730
-605
-1,125
2,451
605
-1,436
-282
-1,154
718
405
-1,517
-282
-1,235
-3,781
1,739
-1,179
-234
-945
-2,059
2,479
-5,861
-1,402
-4,459
b. In Indonesia (FDI)
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital
o/w. Loans: - Drawings
- Repayments
1,037
1,350
-313
1,276
-1,589
1,034
1,545
-511
1,069
-1,581
2,191
1,933
258
1,553
-1,296
2,667
2,721
-54
1,562
-1,616
6,928
7,549
-621
5,460
-6,081
1,460
1,627
-167
1,740
-1,907
2,041
1,649
392
1,976
-1,585
1,922
1,885
37
1,750
-1,713
2,918
2,965
-48
2,312
-2,360
8,340
8,127
213
7,779
-7,565
2. Portfolio investment
a. Assets
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other
2,491
-497
66
-563
-563
0
3,810
-1,897
17
-1,914
-1,914
0
465
-1,257
34
-1,291
-1,291
0
-1,200
-764
-333
-431
-431
0
5,566
-4,415
-217
-4,199
-4,199
0
1,984
-823
-239
-584
-584
0
4,188
60
-72
132
132
0
-74
-65
54
-119
-119
0
-4,345
-434
39
-473
-473
0
1,753
-1,262
-217
-1,045
-1,045
0
b. Liabilities
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other
2,988
362
2,626
2,456
171
5,707
1,282
4,425
2,312
2,113
1,722
1,262
460
172
288
-437
652
-1,089
250
-1,339
9,981
3,559
6,422
5,190
1,233
2,807
11
2,795
2,467
328
4,128
519
3,608
3,283
326
-9
-98
89
1,457
-1,368
-3,910
-110
-3,800
-2,534
-1,266
3,015
322
2,692
4,673
-1,980
-452
-105
43
-147
-3,334
-2,283
217
-2,500
-2,419
-2,360
62
-2,422
1,430
262
27
235
-4,775
-4,486
349
-4,834
-3,160
-2,672
-105
-2,567
-2,342
-1,974
-89
-1,885
387
-1,610
-57
-1,554
-1,176
-3,844
-154
-3,691
-6,291
-10,101
-404
-9,697
-348
-271
2,778
-3,050
-76
-1,051
-1,481
2,598
-4,079
430
-59
-172
2,523
-2,694
113
1,168
763
5,313
-4,550
405
-289
-1,161
13,212
-14,373
872
-489
-154
3,028
-3,182
-335
-367
-501
3,573
-4,073
133
1,998
1,509
4,789
-3,279
488
2,669
1,967
6,936
-4,969
701
3,810
2,822
18,325
-15,503
988
1,836
2,029
-935
660
3,591
-1,395
2,524
918
-3,752
-1,706
3. Other Investment
a. Assets
- Loans
1)
- Other
b. Liabilities
2)
- Loans
Drawings
Repayments
1)
- Other
C. Total (A + B)
1) Including currency and deposits
2) Excluding the use of Fund Credit and Loans
* Provisional figures
** Very Provisional figures
52
Q.2
Table 1.4
Indonesia’s Balance Of Payments
Government and Monetary Authorities Sector Financial Account
(millions of USD)
Feb-09
2007*
2008**
ITEMS
Q.1
I.
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Government
1,888
507
-648
-28
1,719
1,853
2,117
1,034
-1,272
3,733
A. Portfolio investment
1. Assets
b. Equity securities
a. Debt securities
2. Liabilities
b. Equity securities
a. Debt securities
2,382
0
0
0
2,382
0
2,382
2,040
0
0
0
2,040
0
2,040
-230
0
0
0
-230
0
-230
-154
0
0
0
-154
0
-154
4,037
0
0
0
4,037
0
4,037
2,238
0
0
0
2,238
0
2,238
3,569
0
0
0
3,569
0
3,569
1,117
0
0
0
1,117
0
1,117
-1,626
0
0
0
-1,626
0
-1,626
5,298
0
0
0
5,298
0
5,298
-493
0
-1,532
0
-418
0
126
0
-2,318
0
-385
0
-1,451
0
-83
0
354
0
-1,565
0
-493
-493
573
200
0
0
200
0
373
307
307
91
216
0
66
0
0
0
-1,067
-1,532
-1,532
524
200
0
0
0
200
324
240
240
86
154
0
84
0
0
0
-2,057
-418
-418
567
0
0
0
0
0
567
334
334
234
100
0
233
0
0
0
-985
126
126
2,340
1,706
900
600
206
0
634
446
446
253
193
0
188
0
0
0
-2,213
-2,318
-2,318
4,004
2,106
900
600
406
200
1,898
1,327
1,327
664
663
0
571
0
0
0
-6,322
-385
-385
599
222
0
0
222
0
377
290
290
137
153
0
88
0
0
0
-984
-1,451
-1,451
635
200
0
200
0
0
435
331
331
134
197
0
105
0
0
0
-2,086
-83
-83
913
295
0
0
295
0
618
454
454
177
277
0
164
0
0
0
-996
354
354
2,596
1,826
830
995
0
0
771
671
671
467
204
0
100
0
0
0
-2,242
-1,565
-1,565
4,743
2,542
830
1,195
517
0
2,201
1,745
1,745
915
831
0
456
0
0
0
-6,308
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
156
2,111
261
-1,341
1,187
300
323
-1,404
-1,271
-2,051
171
0
2,113
0
288
0
-1,339
0
1,233
0
328
0
326
0
-1,368
0
-1,266
0
-1,980
0
171
2,113
288
-1,339
1,233
328
326
-1,368
-1,266
-1,980
-14
0
-2
0
-27
0
-2
0
-45
0
-28
0
-2
0
-36
0
-5
0
-71
0
-14
-14
0
-14
-2
-2
0
-2
-27
-27
0
-27
-2
-2
0
-2
-45
-45
0
-45
-28
-28
0
-28
-2
-2
0
-2
-36
-36
0
-36
-5
-5
0
-5
-71
-71
0
-71
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2,045
2,618
-387
-1,369
2,907
2,153
2,441
-369
-2,543
1,681
B. Other investment
1. Assets
2. Liabilites
a. Loans
i. Drawings
- Program Aid
ADB
IBRD
JBIC
Others
- Project Aid
CGI
ODA
Bilateral
Multilateral
Non ODA
Non CGI
- Reschedulling
Principal
Interest
ii. Repayments
2. Other
II. Monetary Authorities
A. Portfolio investment
1. Assets
2. Liabilities
B. Other investment
1. Assets
2. Liabilites
1)
a. Loans
i Drawings
ii. Repayments
b. Other
III. Total (I + II)
1)
Excluding the use of Fund Credit and Loans
*
Provisional figures
** Very Provisional figures
… Data are not available yet
53
Table 1.5
Indonesia’s Balance Of Payments
Private Sector Financial Account
(millions of USD)
Feb-09
2007*
2008**
ITEMS
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
A. Direct investment
1. Abroad
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital
Q.1
-246
-1,282
-343
-940
1,426
392
111
281
764
-1,427
-277
-1,150
309
-2,358
-489
-1,869
2,253
-4,675
-997
-3,678
-270
-1,730
-605
-1,125
605
-1,436
-282
-1,154
405
-1,517
-282
-1,235
1,739
-1,179
-234
-945
2,479
-5,861
-1,402
-4,459
2. In Indonesia (FDI)
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital
o/w. Loans : - Drawings
- Repayments
1,037
1,350
-313
1,276
-1,589
1,034
1,545
-511
1,069
-1,581
2,191
1,933
258
1,553
-1,296
2,667
2,721
-54
1,562
-1,616
6,928
7,549
-621
5,460
-6,081
1,460
1,627
-167
1,740
-1,907
2,041
1,649
392
1,976
-1,585
1,922
1,885
37
1,750
-1,713
2,918
2,965
-48
2,312
-2,360
8,340
8,127
213
7,779
-7,565
B. Portfolio investment
1. Assets
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other
-61
-497
66
-563
-563
0
-343
-1,897
17
-1,914
-1,914
0
407
-1,257
34
-1,291
-1,291
0
293
-764
-333
-431
-431
0
296
-4,415
-217
-4,199
-4,199
0
-582
-823
-239
-584
-584
0
294
60
-72
132
132
0
176
-65
54
-119
-119
0
-1,453
-434
39
-473
-473
0
-1,565
-1,262
-217
-1,045
-1,045
0
2. Liabilities
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other
436
362
74
74
0
1,554
1,282
272
272
0
1,664
1,262
402
402
0
1,057
652
405
405
0
4,711
3,559
1,152
1,152
0
241
11
230
230
0
234
519
-286
-286
0
241
-98
340
340
0
-1,019
-110
-908
-908
0
-303
322
-625
-625
0
55
-105
43
-147
-1,799
-2,283
217
-2,500
-1,973
-2,360
62
-2,422
1,306
262
27
235
-2,411
-4,486
349
-4,834
-2,747
-2,672
-105
-2,567
-888
-1,974
-89
-1,885
506
-1,610
-57
-1,554
-1,725
-3,844
-154
-3,691
-4,855
-10,101
-404
-9,697
160
236
2,205
-1,969
-76
484
54
2,074
-2,020
430
387
274
1,956
-1,682
113
1,043
639
2,973
-2,334
405
2,074
1,202
9,208
-8,005
872
-76
259
2,429
-2,169
-335
1,086
953
2,938
-1,985
133
2,116
1,628
3,876
-2,248
488
2,120
1,418
4,139
-2,721
701
5,246
4,259
13,382
-9,123
988
-251
-717
-803
1,908
138
-3,599
10
1,087
-1,439
-3,940
C. Others investment
1. Assets
- Loans
1)
- Other
2. Liabilities
- Loans
- Drawings
- Repayments
1)
- Other
D. Total (A+B+C)
1)
Including currency and deposits
*
Provisional figures
** Very Provisional figures
54
Q.2
Total
Total
Table 2.1
Non Oil and Gas Exports Value by Commodities
(millions of USD)
Commodities
Value
Total
2007
Q4
Share
(%)
2008
Growth
(%)
Value
Q1
Share
(%)
Growth
(%)
Value
Q2
Share
(%)
Growth
(%)
Value
Q3
Share
(%)
Growth
(%)
Value
Q4*
Share
(%)
Growth
(%)
24,475
100
13.1
26,405
100
21.8
27,878
100
18.9
28,796
100
22.4
24,527
100
0.2
I. Agriculture
1. Timber
2. Rubber
3. Coffee
4. Tea
5. Pepper
6. Tobacco
7. Manioc
8. Animal & Husb Products
- Shrimps and prawns
9. Hides
10. Others
3,176
130
1,253
225
33
47
103
24
580
186
49
733
13.0
0.5
5.1
0.9
0.1
0.2
0.4
0.1
2.4
0.8
0.2
3.0
34.8
0.0
43.2
61.0
12.9
97.3
39.5
187.5
18.5
-11.0
19.9
34.2
3,336
142
1,456
201
38
71
112
28
593
192
50
646
12.6
0.5
5.5
0.8
0.1
0.3
0.4
0.1
2.2
0.7
0.2
2.4
34.7
0.3
41.1
86.2
21.7
310.5
-3.3
549.8
14.9
8.0
20.9
37.6
4,023
144
1,650
263
43
46
139
1
757
239
53
927
14.4
0.5
5.9
0.9
0.2
0.2
0.5
0.0
2.7
0.9
0.2
3.3
41.4
-5.1
29.2
126.4
31.8
56.2
46.7
448.2
31.4
11.3
5.1
79.2
4,331
138
1,877
369
44
41
126
4
762
224
45
925
15.0
0.5
6.5
1.3
0.2
0.1
0.4
0.0
2.6
0.8
0.2
3.2
35.1
-0.9
42.0
58.7
37.6
14.4
28.4
82.3
26.1
6.0
-3.2
33.4
3,170
113
1,035
246
39
24
125
9
654
151
32
894
12.9
0.5
4.2
1.0
0.2
0.1
0.5
0.0
2.7
0.6
0.1
3.6
-0.2
-13.0
-17.4
9.5
19.5
-49.4
21.2
-63.1
12.8
-19.1
-34.7
21.9
II. Mineral
1. Tin
2. Copper
3. Nickel
4. Aluminium
5. Coal
6. Others
4,790
60
1,457
663
191
1,809
611
19.6
0.2
6.0
2.7
0.8
7.4
2.5
-15.4
-63.1
-31.0
-21.2
-10.0
8.1
-7.4
5,471
698
1,378
779
199
1,812
605
20.7
2.6
5.2
2.9
0.8
6.9
2.3
1.5
288.5
-27.2
10.3
-7.8
-1.3
8.1
5,545
355
1,407
473
210
2,492
609
19.9
1.3
5.0
1.7
0.8
8.9
2.2
-8.8
158.8
-38.4
-60.6
-13.7
55.6
-1.0
6,452
791
1,022
620
321
2,922
775
22.4
2.7
3.6
2.2
1.1
10.1
2.7
20.6
67.2
-39.3
-8.6
56.9
66.8
39.7
4,995
168
836
279
189
3,065
458
20.4
0.7
3.4
1.1
0.8
12.5
1.9
4.3
178.5
-42.6
-57.9
-1.1
69.4
-24.9
16,298
2,400
1,378
24
602
170
47
2,987
7
1,727
304
2,244
65
1,214
283
120
411
123
1,787
1,953
66.6
9.8
5.6
0.1
2.5
0.7
0.2
12.2
0.0
7.1
1.2
9.2
0.3
5.0
1.2
0.5
1.7
0.5
7.3
8.0
21.2
3.6
1.9
30.2
-20.4
-16.1
13.9
92.5
105.0
16.9
43.9
-8.2
-18.4
25.7
17.0
39.9
10.7
20.4
25.2
44.2
17,171
2,588
1,506
22
620
181
59
3,447
8
1,705
253
2,112
54
1,277
310
120
450
123
1,882
2,141
65.0
9.8
5.7
0.1
2.3
0.7
0.2
13.1
0.0
6.5
1.0
8.0
0.2
4.8
1.2
0.5
1.7
0.5
7.1
8.1
26.6
5.2
4.2
9.6
-16.8
-17.3
-15.1
188.7
65.0
17.6
3.7
-7.9
-21.5
27.5
11.8
22.1
10.4
21.6
8.8
53.6
18,075
2,671
1,584
27
644
189
45
3,306
13
1,846
282
2,315
57
1,398
328
109
516
127
2,107
2,284
64.8
9.6
5.7
0.1
2.3
0.7
0.2
11.9
0.0
6.6
1.0
8.3
0.2
5.0
1.2
0.4
1.9
0.5
7.6
8.2
26.4
6.8
8.7
23.8
-6.0
-8.0
-23.0
87.0
163.0
12.6
1.4
13.6
-32.3
27.6
12.6
4.6
16.8
24.1
26.8
49.4
17,675
2,858
1,754
26
671
186
32
2,248
6
1,958
344
2,475
66
1,502
344
108
468
143
2,514
1,911
61.4
9.9
6.1
0.1
2.3
0.6
0.1
7.8
0.0
6.8
1.2
8.6
0.2
5.2
1.2
0.4
1.6
0.5
8.7
6.6
20.4
7.1
12.1
12.4
6.1
-8.1
-25.7
36.8
-61.6
15.1
30.3
14.9
4.9
40.3
12.5
5.7
15.9
20.4
49.7
6.9
16,023
2,308
1,440
21
498
147
29
2,851
6
1,487
289
2,557
44
1,068
309
90
503
126
2,143
1,695
65.3
9.4
5.9
0.1
2.0
0.6
0.1
11.6
0.0
6.1
1.2
10.4
0.2
4.4
1.3
0.4
2.1
0.5
8.7
6.9
-1.7
-3.8
4.5
-14.7
-17.3
-13.6
-39.0
-4.6
-19.6
-13.8
-5.0
14.0
-32.6
-12.0
9.1
-24.9
22.4
2.6
19.9
-13.2
143
0.6
29.0
281
1.1
46.4
119
0.4
-23.6
230
0.8
9.6
222
0.9
54.8
68
0.3
-2.9
145
0.5
123.1
116
0.4
63.4
109
0.4
25.0
118
0.5
73.6
III. Manufactured
1. Textile & Textile Products
- Garments
2. Handicraft
3. Wood Products
- Plywood
4. Rattan Products
5. Palm Oils
6. Copra Cake
7. Chemical Products
8. Metal Products
9. Electrical Appliances
10. Cement
11. Papers
12. Rubber Products
13. Glass & Glassware
14. Footwear
15. Plastic Products
16. Machinery & Mechanic
17. Others
IV. Others (Non-Mon. Gold)
V. Repair on Goods & Goods
Procure in port by carriers
* Provisional figures
55
Table 2.2
Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities
(thousands of Tons)
Commodities
Vol
Total
78,604
100
2,277
273
586
109
23
14
22
159
205
26
3
883
2.9
0.3
0.7
0.1
0.0
0.0
0.0
0.2
0.3
0.0
0.0
1.1
II. Mineral
1. Tin
2. Copper
3. Nickel
4. Aluminium
5. Coal
6. Others
60,813
14
407
2,442
2,051
51,177
4,722
III. Manufactured
1. Textile & Textile Products
- Garments
2. Handicraft
3. Wood Products
- Plywood
4. Rattan Products
5. Palm Oils
6. Copra Cake
7. Chemical Products
8. Metal Products
9. Electrical Appliances
10. Cement
11. Papers
12. Rubber Products
13. Glass & Glassware
14. Footwear
15. Plastic Products
16. Machinery & Mechanic
17. Others
I. Agriculture
1. Timber
2. Rubber
3. Coffee
4. Tea
5. Pepper
6. Tobacco
7. Manioc
8. Animal & Husb Products
- Shrimps and prawns
9. Hides
10. Others
IV. Others (Non-monetary Gold)
V. Repair on Goods & Goods
Procure in port by carriers
- Not available
* Provisional figures
56
2007
Q4
Share
(%)
2008
Growth
(%)
Vol
Q1
Share
(%)
0.7 73,244
9.7
-19.7
20.8
32.5
23.3
63.5
24.2
106.5
16.6
-6.3
1.4
1.8
100
Growth
(%)
Vol
Q2
Share
(%)
-7.3 83,408
3.7
-38.5
2.9
78.7
27.1
270.2
-7.4
12.8
-12.1
8.0
12.3
21.5
100
2,294
215
616
114
26
13
30
3
284
85
3
990
Growth
(%)
Vol
Q3
Share
(%)
11.8 75,394
2.7
12.7
0.3
-38.4
0.7
-1.1
0.1
113.3
0.0
25.6
0.0
40.6
0.0
31.0
0.0 1797.4
0.3
15.2
0.1
182.4
0.0
-3.3
1.2
39.9
100
Growth
(%)
Vol
-0.3 69,152
2,017
196
598
90
25
20
25
41
211
27
3
809
2.8
0.3
0.8
0.1
0.0
0.0
0.0
0.1
0.3
0.0
0.0
1.1
6.8
-18.7
1.4
42.8
15.5
16.5
37.3
38.3
-17.0
3.8
-12.8
18.8
77.4
0.0
0.5
3.1
2.6
65.1
6.0
-1.3 57,228
-58.9
52
-51.8
428
33.3 4,090
3.0 3,008
-0.7 45,099
-12.0 4,551
78.1
0.1
0.6
5.6
4.1
61.6
6.2
-11.3 67,539
135.5
32
-35.4
358
74.3
3,464
84.5
3,779
-19.5 54,131
17.1
5,775
15,513
445
107
9
618
93
16
3,785
64
3,322
182
162
1,667
1,711
100
338
28
60
853
2,153
19.7
0.6
0.1
0.0
0.8
0.1
0.0
4.8
0.1
4.2
0.2
0.2
2.1
2.2
0.1
0.4
0.0
0.1
1.1
2.7
8.0 13,999
-3.4
474
2.3
123
19.2
8
-16.0
615
-37.3
89
8.5
18
5.6 3,634
38.5
68
22.6 3,285
52.4
138
-11.7
161
-30.5 1,175
9.9 1,689
16.0
98
84.8
202
6.8
32
11.8
52
188.7
349
13.4 2,000
19.1
0.6
0.2
0.0
0.8
0.1
0.0
5.0
0.1
4.5
0.2
0.2
1.6
2.3
0.1
0.3
0.0
0.1
0.5
2.7
12.0 13,575
-0.5
473
13.8
119
-8.7
10
-14.3
620
-38.6
98
-21.8
15
54.2
3,154
60.2
96
17.1
3,483
-35.0
121
-1.5
164
-40.7
1,101
3.7
1,604
-0.1
101
8.4
192
9.9
34
5.0
50
20.9
372
40.1
1,985
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.01
0.00
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Q4*
Share
(%)
Growth
(%)
100
-12.0
2,139
157
444
115
21
7
25
65
230
22
2
1,073
3.1
0.2
0.6
0.2
0.0
0.0
0.0
0.1
0.3
0.0
0.0
1.6
-6.1
-42.6
-24.2
5.3
-8.2
-52.0
13.1
-59.1
12.1
-17.4
-29.9
21.6
2,333
191
623
171
25
11
29
20
231
30
2
1,030
3.1
0.3
0.8
0.2
0.0
0.0
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
1.4
81.0
0.0
0.4
4.2
4.5
64.9
6.9
13.9 61,568
62.6
118
-40.0
226
40.1 1,425
-17.1 5,920
11.2 49,589
94.2 4,289
81.7
0.2
0.3
1.9
7.9
65.8
5.7
2.6 54,380
108.9
19
-50.9
313
-29.5 1,247
65.1 3,057
-1.2 46,782
15.3 2,963
78.6
0.0
0.5
1.8
4.4
67.7
4.3
-10.6
36.3
-23.1
-48.9
49.1
-8.6
-37.2
16.3
0.6
0.1
0.0
0.7
0.1
0.0
3.8
0.1
4.2
0.1
0.2
1.3
1.9
0.1
0.2
0.0
0.1
0.4
2.4
2.0 11,494
-2.0
487
5.3
133
7.1
9
-5.6
604
-14.8
89
-29.4
10
7.3 2,261
121.3
37
8.6 2,052
-20.0
265
-2.9
174
-33.5 1,302
-2.7 1,836
-4.8
97
-3.5
201
10.0
31
1.6
50
5.5
465
25.6 1,611
15.2
0.6
0.2
0.0
0.8
0.1
0.0
3.0
0.0
2.7
0.4
0.2
1.7
2.4
0.1
0.3
0.0
0.1
0.6
2.1
-14.4 12,523
-1.4
398
7.8
107
-1.0
7
-2.3
445
-20.5
69
-35.8
9
-10.6 4,638
-72.8
44
-45.1 1,569
77.1
137
-3.1
165
-15.0
813
23.2 1,519
-6.0
86
3.1
174
13.1
33
-11.5
43
50.1
542
-12.4 1,902
18.1
0.6
0.2
0.0
0.6
0.1
0.0
6.7
0.1
2.3
0.2
0.2
1.2
2.2
0.1
0.3
0.0
0.1
0.8
2.8
-19.3
-10.5
0.3
-26.3
-28.1
-25.9
-46.5
22.5
-32.0
-52.8
-24.6
1.5
-51.2
-11.3
-13.9
-48.4
19.5
-27.5
-36.5
-11.7
0.01
0.00
0.00
-
-
-
Table 2.3
Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination
(millions of USD)
COUNTRY
Value
2007
Q4
Share Growth
Value
(%)
(%)
Q1
Share Growth
Value
(%)
(%)
2008
Q2
Share Growth
Value
(%)
(%)
Q3
Share Growth
Value
(%)
(%)
Q4*
Share Growth
(%)
(%)
24,475
100
13.1 26,405
100
21.8 27,878
100
18.9 28,796
100
22.4 24,527
100
0.2
745
3.0
18.5
771
2.9
42.7
871
3.1
59.8
859
3.0
35.3
758
3.1
1.7
AMERICA
USA
Western Hemesphere
Canada
Others
3,421
2,800
379
132
110
14.0
11.4
1.5
0.5
0.4
10.1
11.2
3.4
10.3
9.1
3,630
2,960
382
145
143
13.7
11.2
1.4
0.5
0.5
13.4
11.4
20.6
13.7
44.2
4,118
3,281
540
165
133
14.8
11.8
1.9
0.6
0.5
21.2
19.3
40.5
8.6
19.7
4,336
3,431
531
184
191
15.1
11.9
1.8
0.6
0.7
18.3
15.6
22.5
30.3
54.8
3,541
2,787
474
155
125
14.4
11.4
1.9
0.6
0.5
3.5
-0.5
25.1
17.3
13.1
ASIA
ASEAN
- Brunei Darussalam
- Malaysia
- Philipina
- Singapore
- Thailand
- Vietnam
- Myanmar
- Cambodia
- Lao PDR
ASIA EXCL.ASEAN
- Hongkong
- India
- Iraq
- Japan
- South Korea
- Pakistan
- China
- Saudi Arabia
- Taiwan
- Others
15,756
5,325
8
1,379
491
2,169
727
425
94
29
1
10,431
465
1,571
10
3,087
857
345
1,840
266
564
1,427
0
585
64.4
21.8
0.0
5.6
2.0
8.9
3.0
1.7
0.4
0.1
0.0
42.6
1.9
6.4
0.0
12.6
3.5
1.4
7.5
1.1
2.3
5.8
0.0
2.4
15.0 17,397
29.4 6,036
0.7
14
64.7 1,622
23.6
422
8.3 2,636
43.5
790
50.0
445
87.5
66
9.7
40
42.1
1
8.8 11,361
14.3
485
27.5 1,569
268.8
28
-12.8 3,238
-14.4 1,200
82.1
311
24.6 2,283
63.8
291
-6.1
571
46.1 1,386
2.0
0
-9.9
550
65.9
26.8 17,738
22.9
35.0 6,123
0.1
28.6
14
6.1
78.5 1,568
1.6
-4.0
557
10.0
22.8 2,577
3.0
31.4
847
1.7
67.3
445
0.2
-2.1
66
0.2
31.1
47
0.0
-56.7
2
43.0
22.8 11,615
1.8
16.0
463
5.9
51.9 1,715
0.1 16,743
84
12.3
-1.6 3,227
4.5
30.0 1,193
1.2
77.2
270
8.6
52.8 2,071
1.1
66.2
309
2.2
-7.2
733
5.2
23.3 1,549
0.0
2.0
0
2.1
-20.7
587
63.6
15.9 18,560
22.0
27.1 6,769
0.1
22.2
15
5.6
39.0 1,639
2.0
26.0
511
9.2
23.0 3,068
3.0
18.0
968
1.6
38.3
457
0.2
0.1
61
0.2
41.2
48
0.0 179.0
1
41.7
10.8 11,791
1.7
7.0
455
6.2
29.3 1,726
0.3 27,122
69
11.6
-13.2 3,708
4.3
23.3 1,186
1.0
20.1
211
7.4
13.3 1,889
1.1
41.5
321
2.6
19.8
801
5.6
33.7 1,424
0.0
3.0
0
2.1
-6.7
922
64.5
23.5
0.1
5.7
1.8
10.7
3.4
1.6
0.2
0.2
0.0
40.9
1.6
6.0
0.2
12.9
4.1
0.7
6.6
1.1
2.8
4.9
0.0
3.2
23.2 15,557
24.9 5,146
37.4
15
27.4 1,366
4.6
424
22.6 2,236
35.2
663
33.7
354
41.1
44
68.0
44
50.7
1
22.2 10,411
5.0
420
78.4 1,782
4,146
81
13.4 3,245
11.1
638
47.7
600
14.7 1,101
11.6
501
33.9
752
15.4 1,289
4.0
0
58.7
643
63.4
21.0
0.1
5.6
1.7
9.1
2.7
1.4
0.2
0.2
0.0
42.4
1.7
7.3
0.3
13.2
2.6
2.4
4.5
2.0
3.1
5.3
0.0
2.6
-1.3
-3.4
74.2
-1.0
-13.7
3.0
-8.8
-16.9
-53.1
52.1
22.8
-0.2
-9.7
13.4
721
5.1
-25.5
73.9
-40.1
88.5
33.4
-9.6
5.0
9.9
3,968
3,593
338
205
576
385
881
357
851
78
297
16.2
14.7
1.4
0.8
2.4
1.6
3.6
1.5
3.5
0.3
1.2
11.5
9.5
18.4
9.0
0.7
33.4
9.3
-2.0
9.6
-21.0
66.5
15.4
13.4
1.3
0.9
2.3
1.7
3.2
1.4
2.7
0.4
1.6
16.4
14.9
1.3
0.9
2.4
1.9
3.7
1.4
3.3
0.3
1.2
14.3
13.1
1.2
0.8
2.3
1.7
3.0
1.5
2.5
0.3
0.9
16.4
15.5
1.3
0.9
2.3
1.8
4.5
1.6
3.1
0.3
0.7
1.5
5.6
-6.4
11.4
-3.1
15.5
25.3
6.7
-10.5
-12.2
-43.8
TOTAL
AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA
EUROPE
EUROPEAN COMMUNITY
- Belgium
- France
- Germany
- Italy
- Netherlands
- United Kingdom
- Others
Russia
Others
4,057
3,547
335
232
606
443
842
362
726
93
416
15.1
6.7
3.0
19.8
6.8
21.1
58.1
2.1
-26.2
55.4
192.6
4,564
4,147
370
254
662
521
1,037
396
908
95
323
27.3
24.5
13.3
22.2
13.4
58.8
52.1
5.9
9.5
4.6
97.7
4,119
3,764
352
236
659
490
868
430
729
90
265
15.1
14.0
8.2
19.7
10.4
52.4
17.9
13.4
-2.3
0.2
40.9
4,029
3,794
316
229
558
445
1,103
381
762
68
167
* Provisional figures
57
Table 2.4
Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC)
(millions of USD)
Commodities
Import Total
I. Consumption Goods
112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household
122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household
510 - Passenger Motor Cars
522 - Transport Equipment, non-industrial
610 - Durable Consumption Goods
620 - Semi-durable Consumption Goods
630 - Non-durable Consumption Goods
700 - Goods Not Elsewhere Specified
II. Raw Materials & Auxiliary Goods
111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry
121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry
210 - Raw Materials (Primary), for Industry
220 - Raw Materials (Processed), for Industry
310 - Fuels & Lubricants (Primary)
322 - Fuels & Lubricants (Processed)
420 - Parts & Accessories for Capital Goods
530 - Parts & Accessories for Transport Equipment
III. Capital Goods
410 - Capital Goods (except Transport Equipment)
510 - Passenger Motor Cars
521 - Transport Equipment for Industry
IV. Others
* Provisional figures
58
2007
Q4
Share Growth
Value
Value
(%)
(%)
18,705
100
7.6 23,225
1,784
188
479
112
59
230
431
258
27
9.5
1.0
2.6
0.6
0.3
1.2
2.3
1.4
0.1
12,559
467
224
788
7,164
2
30
2,835
1,048
67.1
2.5
1.2
4.2
38.3
0.0
0.2
15.2
5.6
4,131
3,081
112
937
22.1
16.5
0.6
5.0
15.4
7.9
37.4
45.9
231
1.2
60.4
42.1
49.0
41.6
37.4
0.0
20.6
108.2
9.8
51.3
Q1
Share Growth
Value
(%)
(%)
100
2,065
226
474
119
142
264
450
356
34
8.9
1.0
2.0
0.5
0.6
1.1
1.9
1.5
0.1
1.2 16,652
47.7
798
0.7
258
11.0 1,054
3.3 9,681
-91.1
5
5.9
47
-9.0 3,271
-1.5 1,538
41.2 25,819
23.9
34.2
0.4
59.0
121.9
-14.3
55.2
34.8
34.0
2008
Q2
Share Growth
Value
(%)
(%)
100
2,359
229
533
145
105
363
608
363
11
9.1
0.9
2.1
0.6
0.4
1.4
2.4
1.4
0.0
71.7
3.4
1.1
4.5
41.7
0.0
0.2
14.1
6.6
41.5 18,557
73.0
955
10.7
277
32.6 1,344
47.8 10,773
145.2
6
1.2
56
22.7 3,538
52.0 1,609
4,357
3,375
119
863
18.8
14.5
0.5
3.7
52.1
39.7
59.0
131.1
151
0.7
-1.9
44.1 27,249
33.1
3.7
-6.4
105.5
154.6
66.4
84.5
26.7
-68.0
Q3
Share Growth
Value
(%)
(%)
100
44.7 23,877
Q4*
Share Growth
(%)
(%)
100
27.7
2,720
247
558
131
89
295
1,024
366
10
10.0
0.9
2.0
0.5
0.3
1.1
3.8
1.3
0.0
34.8
12.4
1.4
64.3
16.1
1.3
130.1
24.1
-82.8
1,889
147
372
82
74
197
662
311
44
7.9
0.6
1.6
0.3
0.3
0.8
2.8
1.3
0.2
5.9
-21.7
-22.3
-26.6
26.5
-14.5
53.6
20.5
60.6
71.9
3.7
1.1
5.2
41.7
0.0
0.2
13.7
6.2
44.4 18,697
78.6
763
14.0
286
70.8 1,358
46.2 11,037
317.0
9
22.8
71
28.3 3,617
44.0 1,555
68.6
2.8
1.0
5.0
40.5
0.0
0.3
13.3
5.7
40.4 15,909
39.5
743
-1.4
223
72.8 1,093
47.0 8,904
114.0
14
42.8
43
17.7 3,152
46.8 1,737
66.6
3.1
0.9
4.6
37.3
0.1
0.2
13.2
7.3
26.7
59.0
-0.3
38.7
24.3
706.1
42.9
11.2
65.7
4,742
3,827
145
770
18.4
14.8
0.6
3.0
51.3
53.5
105.5
35.0
5,622
4,167
131
1,324
20.6
15.3
0.5
4.9
66.8
55.3
64.3
118.0
5,902
4,202
82
1,618
24.7
17.6
0.3
6.8
42.9
36.4
-26.6
72.6
161
0.6
6.6
210
0.8
61.7
176
0.7
-23.8
Table 2.5
Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC)
(thousands of Tons)
Commodities
Import Total
I. Consumption Goods
112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household
122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household
510 - Passenger Motor Cars
522 - Transport Equipment, non-industrial
610 - Durable Consumption Goods
620 - Semi-durable Consumption Goods
630 - Non-durable Consumption Goods
700 - Goods Not Elsewhere Specified
II. Raw Materials & Auxiliary Goods
111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry
121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry
210 - Raw Materials (Primary), for Industry
220 - Raw Materials (Processed), for Industry
310 - Fuels & Lubricants (Primary)
322 - Fuels & Lubricants (Processed)
420 - Parts & Accessories for Capital Goods
530 - Parts & Accessories for Transport Equipment
III. Capital Goods
410 - Capital Goods (except Transport Equipment)
510 - Passenger Motor Cars
521 - Transport Equipment for Industry
IV. Others
2007
2008
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4*
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Vol
Vol
Vol
Vol
Vol
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
14,072 100
2.9 19,148
100
30.1 17,563
100
13.6 16,692
100
10.2 13,493
100 3,751
1,141
252
676
12
13
47
79
61
0
8.1
1.8
4.8
0.1
0.1
0.3
0.6
0.4
0.0
29.3
33.5
43.7
29.9
5.5
16.2
4.5
-28.2
1.1
1,115
375
495
12
21
50
89
71
1
5.8
2.0
2.6
0.1
0.1
0.3
0.5
0.4
0.0
1.8 17,368
-3.9 3,220
-40.6
343
-2.0 3,788
7.1 9,387
-75.1
38
-2.8
39
32.2
331
10.9
223
90.7
16.8
1.8
19.8
49.0
0.2
0.2
1.7
1.2
-11.6
44.2
-37.1
16.8
101.7
-2.8
8.7
20.1
36.1
1,064
328
454
14
21
74
101
72
1
6.1
1.9
2.6
0.1
0.1
0.4
0.6
0.4
0.0
34.1 15,844
108.6 1,738
-31.0
314
17.6 3,682
30.3 9,424
95.3
24
15.3
44
24.6
393
34.9
225
90.2
9.9
1.8
21.0
53.7
0.1
0.3
2.2
1.3
-30.1
-5.6
-51.0
37.8
93.7
31.6
-0.4
4.0
-63.9
1,082
375
423
14
19
64
119
68
0
6.5
2.2
2.5
0.1
0.1
0.4
0.7
0.4
0.0
17.2 14,912
2.4 1,351
-23.2
377
7.1 3,595
26.3 8,930
113.0
39
-5.9
46
34.6
318
37.8
257
89.3
8.1
2.3
21.5
53.5
0.2
0.3
1.9
1.5
-18.6
19.2
-43.3
43.1
-0.5
-18.0
28.0
0.7
-60.3
694
203
276
9
12
41
92
57
5
5.1
1.5
2.0
0.1
0.1
0.3
0.7
0.4
0.0
212
85
76
1
2
12
19
16
0
12,405
1,314
276
3,087
7,172
14
25
288
228
88.2
9.3
2.0
21.9
51.0
0.1
0.2
2.0
1.6
11.9 12,176
-20.8 1,373
-9.8
285
15.0 3,064
19.4 6,822
38.7
36
-24.3
29
-7.3
368
54.2
199
90.2
10.2
2.1
22.7
50.6
0.3
0.2
2.7
1.5
3,330
413
110
850
1,830
2
11
72
41
526
437
12
77
3.7
3.1
0.1
0.5
-13.3
31.2
29.9
-71.0
665
469
12
184
3.5
2.4
0.1
1.0
32.0
32.5
16.8
31.9
654
467
14
173
3.7
2.7
0.1
1.0
56.3
27.7
37.8
306.9
698
487
14
198
4.2
2.9
0.1
1.2
42.4
20.1
43.1
160.8
623
487
9
128
4.6
3.6
0.1
0.9
209
157
1
50
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
* Provisional figures
59
Table 2.6
Non Oil and Gas Imports Value by Country of Origin
(millions of USD)
COUNTRY
Value
TOTAL
Value
23,225
Q1
Share Growth
(%)
(%)
100
29.7
Value
25,819
2008
Q2
Share Growth
Value
(%)
(%)
100
37.1 27,249
Q3
Share Growth
(%)
(%)
100
45.7
Value
23,877
Q4*
Share Growth
(%)
(%)
100
2.8
146
0.8
-3.5
166
0.7
1.2
281
1.1
40.7
360
1.3
146.2
736
3.1
343.6
AMERICA
USA
Western Hemesphere
Canada
Others
2,347
1,579
444
306
17
12.5
8.4
2.4
1.6
0.1
36.0
33.0
53.9
33.2
-12.2
2,757
1,721
584
424
28
11.9
7.4
2.5
1.8
0.1
43.0
27.1
88.2
72.0
59.3
3,284
2,127
545
571
42
12.7
8.2
2.1
2.2
0.2
53.2
57.7
12.1
97.5
110.0
3,372
2,243
577
507
45
12.4
8.2
2.1
1.9
0.2
43.7
42.0
29.9
65.6
161.7
3,444
2,708
464
151
121
14.4
11.3
1.9
0.6
0.5
24.9
57.3
-20.5
-64.5
324.3
ASIA
ASEAN
- Brunei Darussalam
- Malaysia
- Philipina
- Singapore
- Thailand
- Vietnam
- Myanmar
- Cambodia
ASIA EXCL.ASEAN
- Hongkong
- India
- Iraq
- Japan
- South Korea
- Pakistan
- China
- Saudi Arabia
- Taiwan
- Others
12,455
4,991
1
745
139
2,757
1,175
156
5
0
7,464
524
462
0
2,420
823
12
2,412
99
547
165
66.6
26.7
0.0
4.0
0.7
14.7
6.3
0.8
0.0
0.0
39.9
2.8
2.5
0.0
12.9
4.4
0.1
12.9
0.5
2.9
0.9
11.4
9.9
853.7
6.2
13.0
10.4
12.8
-4.9
-56.6
-62.8
12.4
17.2
8.0
1,734
6.7
-0.1
-27.0
21.8
29.5
20.0
14.5
16,092
5,699
3
952
182
2,893
1,525
118
7
0
10,393
643
655
0
3,538
1,121
13
3,263
139
670
351
69.3
24.5
0.0
4.1
0.8
12.5
6.6
0.5
0.0
0.0
44.7
2.8
2.8
0.0
15.2
4.8
0.1
14.1
0.6
2.9
1.5
31.6
20.2
4.3
37.2
43.1
10.9
37.5
-37.1
-33.9
34.4
38.8
30.4
33.4
-38
55.5
8.0
-46.1
38.3
117.5
16.8
106.4
17,435
6,007
6
1,024
214
3,011
1,591
134
12
1
11,428
637
712
0
3,578
1,354
24
3,800
160
754
409
67.5
23.3
0.0
4.0
0.8
11.7
6.2
0.5
0.0
0.0
44.3
2.5
2.8
0.0
13.9
5.2
0.1
14.7
0.6
2.9
1.6
38.0
23.5
15,902
34.2
49.6
13.8
37.4
-10.5
186.8
28.5
47.1
40.5
95.6
-38
48.3
25.6
81.3
46.5
41.2
26.8
174.0
18,463
6,451
0
1,125
169
3,215
1,750
174
9
1
12,012
609
712
0
3,532
1,320
13
4,504
172
706
445
67.8
23.7
0.0
4.1
0.6
11.8
6.4
0.6
0.0
0.0
44.1
2.2
2.6
0.0
13.0
4.8
0.0
16.5
0.6
2.6
1.6
48.2
29.3
-83.7
51.0
21.2
16.6
48.9
12.1
63.1
68.8
60.9
16.1
54.2
-99
45.9
60.3
2.3
86.7
74.0
29.1
170.0
15,142
4,997
14
1,330
413
2,163
646
344
44
43
10,146
408
1,751
78
3,156
634
558
1,093
476
734
1,259
876
4.7
5.3
1,117
4.8
18.3
1,277
4.9
36.0
1,419
5.2
62.0
624
2.6
-44.1
2,880
2,453
95
519
641
224
189
220
566
77
349
15.4
13.1
0.5
2.8
3.4
1.2
1.0
1.2
3.0
0.4
1.9
12.5
11.9
28.3
134.7
-7.6
51.1
53.3
6.8
-22.1
-27.0
33.5
3,093
2,376
115
364
753
238
156
217
534
243
473
13.3
10.2
0.5
1.6
3.2
1.0
0.7
0.9
2.3
1.0
2.0
16.9
7.7
12.7
-16.7
23.8
31.6
-6.2
19.7
0.5
62.1
63.5
3,542
2,651
156
246
814
296
160
232
747
383
507
13.7
10.3
0.6
1.0
3.2
1.1
0.6
0.9
2.9
1.5
2.0
21.2
6.3
39.7
-46.0
18.5
45.8
13.2
29.7
4.2
248.8
60.3
3,635
2,818
200
303
925
265
174
280
669
283
535
13.3
10.3
0.7
1.1
3.4
1.0
0.6
1.0
2.5
1.0
2.0
26.2
14.8
110.0
-41.6
44.4
18.6
-7.5
27.2
18.3
265.8
52.9
3,930
3,700
307
223
544
435
1,081
370
741
67
163
16.5
15.5
1.3
0.9
2.3
1.8
4.5
1.5
3.1
0.3
0.7
27.1
55.7
167.0
-38.7
-27.8
82.6
593.1
70.6
38.8
-72.6
-65.5
AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA
EUROPE
EUROPEAN COMMUNITY
- Belgium
- France
- Germany
- Italy
- Netherlands
- United Kingdom
- Others
Russia
Others
* Provisional figures
60
18,705
2007
Q4
Share Growth
(%)
(%)
100
13.7
63.4
-5.9
20.9
-12.3
0.1
455.0
5.6
39.6
1.7
126.6
9.1
-25.2
2.7
-57.7
1.4
190.7
0.2
509.8
0.2 8,826.5
42.5
-2.4
1.7
-36.6
7.3
167.2
0.3 246,615
13.2
-10.8
2.7
-43.4
2.3 4,347.0
4.6
-66.5
2.0
241.7
3.1
9.6
5.3
259.0
Table 3.1
Travel Inflows
BOP
BOP
Growth
Growth
Main Gates
Other Gates
(2+3)
Value
(y.o.y)
(y.t.d)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(In millions of USD)
(1)
2004
Q1
Q2
Q3
Q4
(2)
4,541,165
1,034,236
1,099,096
1,278,022
1,129,811
(3)
779,941
177,990
188,656
219,368
193,928
(4)
5,321,106
1,212,226
1,287,752
1,497,390
1,323,739
(4)
4,798
1,093
1,161
1,350
1,194
(%)
(5)
18.8
15.2
44.3
16.3
6.3
(%)
(6)
18.8
15.2
28.6
23.7
18.9
2005
Q1
Q2
Q3
Q4
4,074,354
1,003,616
1,045,871
1,183,757
841,110
927,747
215,625
228,421
239,116
244,585
5,002,101
1,219,241
1,274,292
1,422,873
1,085,695
4,522
1,102
1,152
1,286
981
-5.8
0.8
-0.8
-4.7
-17.8
-5.8
0.8
0.0
-1.8
-5.8
2006
Q1
Q2
Q3
Q4
3,977,482
871,817
1,023,099
1,038,857
1,043,709
893,869
204,589
227,472
233,972
227,836
4,871,351
1,076,406
1,250,571
1,272,829
1,271,545
4,448
983
1,142
1,162
1,161
-1.6
-10.8
-0.9
-9.6
18.3
-1.6
-10.8
-5.7
-7.2
-1.6
2007
Q1
Q2
Q3
Q4
4,541,458
1,001,697
1,142,077
1,215,723
1,181,961
964,301
213,289
242,394
258,803
249,815
5,505,759
1,214,986
1,384,471
1,474,526
1,431,776
5,346
1,180
1,344
1,432
1,390
20.2
20.0
17.7
23.2
19.7
20.2
20.0
18.8
20.3
20.2
2008*
Q1
Q2
Q3
Q4
5,237,470
1,190,102
1,264,023
1,397,827
1,385,519
1,191,556
260,861
273,231
329,773
327,691
6,429,026
1,450,963
1,537,254
1,727,600
1,713,210
7,374
1,663
1,770
1,974
1,968
37.9
40.9
31.6
37.9
41.5
37.9
40.9
36.0
36.7
37.9
Period
* Provisional figures
61
Table 3.2
Travel Outflows
Hajj
BOP
Hajj
BOP
Growth
Growth
Main Gates
Other Gates
Pilgrimage
(2+3-4)
Pilgrimage
Value
(y.o.y)
(y.t.d)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(In millions of USD)
(In millions of USD)
(%)
(%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2004
Q1
Q2
Q3
Q4
3,941,381
942,948
847,679
1,022,310
1,128,444
101,061
24,178
21,735
26,213
28,934
204,945
204,945
0
0
0
3,837,497
762,181
869,414
1,048,523
1,157,378
452
452
0
0
0
3,507
1,059
692
835
922
13.8
-6.0
52.8
40.1
1.6
13.8
-175.1
10.8
18.8
13.8
2005
Q1
Q2
Q3
Q4
4,106,225
948,509
991,334
1,024,447
1,141,935
105,288
24,321
25,419
26,268
29,280
267,501
205,382
0
0
62,119
3,944,012
767,448
1,016,753
1,050,715
1,109,096
511
394
0
0
117
3,584
992
792
819
981
2.2
-6.3
14.5
-1.9
6.5
2.2
-6.3
1.9
0.7
2.2
2006
Q1
Q2
Q3
Q4
4,322,464
941,626
1,081,620
1,082,682
1,216,536
705,405
198,417
192,710
162,702
151,576
144,945
144,945
0
0
0
4,882,924
995,098
1,274,330
1,245,384
1,368,112
466
272
0
0
194
4,030
1,026
954
932
1,118
12.4
3.4
20.4
13.8
14.0
12.4
3.4
11.0
11.9
12.4
2007
Q1
Q2
Q3
Q4
4,593,183
1,055,961
1,103,889
1,146,177
1,287,156
563,859
169,520
142,136
127,774
124,429
104,660
104,660
0
0
0
16,628,620
1,225,481
1,246,025
1,273,951
12,883,163
515
195
0
0
320
4,903
1,188
1,106
1,130
1,479
21.7
15.8
15.9
21.2
32.3
21.7
15.8
15.9
17.6
21.7
2008*
Q1
Q2
Q3
Q4
4,694,388
1,077,171
1,167,747
1,193,452
1,256,018
735,169
172,347
185,299
186,385
191,138
259,564
41,864
0
0
217,700
5,169,993
1,207,655
1,353,046
1,379,837
1,229,456
516
80
0
0
436
5,606
1,269
1,332
1,358
1,647
14.3
6.8
20.4
20.2
11.3
14.3
6.8
13.4
15.6
14.3
Period
* Provisional figures
62
Table 4
Stock of Debt Securities Owned by Non Residents
(millions of USD)
No
2007*
Securities
Tw I
A. Private Sector
Tw II
2008**
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw IV
Tw III
1
1 Bonds
192
270
225
351
361
200
185
250
2 Medium Term Notes
285
289
293
267
300
367
361
231
3 Floating Rate Notes
4 Commercial Papers
-
-
-
-
-
-
-
-
16
16
16
14
15
19
15
19
1,474
1,445
1,538
1,490
1,524
1,488
1,618
1,410
1,966
2,020
2,071
2,123
2,200
2,075
2,180
1,910
1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN
6,978
9,033
8,711
8,298
8,760
10,200
11,037
10,450
2 Govt. Bond (USD Denomination)
6,370
6,370
6,370
6,370
8,322
10,450
10,450
7,983
3 SBI
2,127
4,201
4,436
4,436
3,330
3,643
2,157
772
15,475
19,604
19,517
19,517
20,412
24,293
23,644
19,204
5 Promissory Notes
Total
B. Public Sector
Total
1
*
Source : Custodian Bank
Provisional figures
* * Very Provisional figures
63
Download