Edisi Publikasi P Februari 2009 LAPO ORAN NERACA PEM MBAY YARA AN INDO ONES SIA Realissasi Triwu ulan IV 20 008 Realissasi 2008 1 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail : [email protected] Website : www.bi.go.id 2 Edisi Publikasi Februari 2009 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV 2008 Realisasi 2008 3 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 4 DAFTAR ISI RINGKASAN …………………………………………………………… 1 RINGKASAN …………………………………………………………… 1 PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN IV 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA …………………………………………………………… 3 Neraca Perdagangan Nonmigas …………………………………………………………… 7 1.1. 1.2. …………………………………………………………… …………………………………………………………… 7 13 Neraca Perdagangan Migas …………………………………………………………… 16 2.1. 2.2. …………………………………………………………… …………………………………………………………… 16 18 TRANSAKSI BERJALAN 1. 2. Ekspor Nonmigas Impor Nonmigas Minyak Gas 3. Neraca Jasa …………………………………………………………… 19 4. Neraca Pendapatan …………………………………………………………… 21 5. Transfer Berjalan …………………………………………………………… 22 TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL 1. Transaksi Modal …………………………………………………………… 25 2. Transaksi Finansial …………………………………………………………… 25 2.1. Sektor Publik …………………………………………………………… 26 2.2. Sektor Swasta …………………………………………………………… 30 CADANGAN DEVISA …………………………………………………………… 35 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL …………………………………………………………… 37 PERKEMBANGAN NPI 2008 DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA …………………………………………………………… 39 BOKS : KRISIS KEUANGAN AS dan DAMPAKNYA PADA PEREKONOMIAN INDONESIA …………………………………………………………… 45 LAMPIRAN …………………………………………………………… 47 5 DAFTAR TABEL Hal Hal Tabel.1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan 5 Tabel.14 Nilai Impor Bahan Baku Berdasarkan Negara 14 Asal Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan IV 2008 Tabel.2 Jenis Komoditi Nonmigas Yang Paling Banyak Tabel.3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Berdasarkan 15 Tabel.16 Pertumbuhan Nilai dan Volume Impor Lima 15 9 Tabel.17 Nilai Impor Pupuk Berdasarkan Negara Asal 10 Tabel.18 Nilai 10 Tabel.19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak 16 11 Tabel.20 Demand dan Supply Minyak Dunia 17 12 Tabel.21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas 18 12 Tabel.22 Cadangan Gas Indonesia 19 12 Tabel.23 Implied Yield/Interest Rate 22 13 Tabel.24 Perkembangan Hibah Non Investasi 23 13 Tabel.25 Perkembangan Hibah Investasi 25 14 Tabel.26 Indikator Sustainabilitas Eksternal 37 8 Tabel.15 9 Utama Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara Impor Barang Modal Negara Asal Diekspor Ke Negara-Negara Tujuan Utama Tabel.4 Nilai Belas Komoditi Utama 16 Tujuan Utama Tabel.5 Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.6 Nilai Ekspor Tembaga ke Beberapa Negara Impor Kendaraan Bermotor & 16 Komponennya Berdasarkan Negara Asal Tujuan Utama Tabel.7 Nilai Ekspor Nikel ke Beberapa Negara Tujuan Tabel.8 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama Utama Tabel.9 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.10 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.11 Nilai Ekspor Mesin & Mekanik Berdasarkan Negara asal Tabel.12 Jenis Komoditi Nonmigas Yang Paling Banyak Diimpor dari Beberapa Negara Asal Tabel.13 Nilai Impor Barang Konsumsi Berdasarkan Negara Asal DAFTAR GRAFIK Hal Hal Grafik.1 Transaksi Berjalan 7 Grafik.10 Perkembangan Harga Batubara Dunia 12 Grafik.2 Neraca Perdagangan Nonmigas 7 Grafik.11 Perkembangan Pangsa Impor Nonmigas 13 Berdasarkan Negara asal Grafik.3 Pangsa Ekspor Nonmigas Berdasarkan 8 Grafik.12 8 Grafik.13 Perkembangan Harga Minyak Dunia 17 Perkembangan Produksi Minyak dan Konsumsi 18 Negara Tujuan Utama Grafik.4 Nilai Ekspor Nonmigas BBM Grafik.5 Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan 9 Grafik.14 Perkembangan Neraca Jasa 19 Utama Grafik.6 Perkembangan Harga Karet Dunia 10 Grafik.15 Perkembangan Jasa Travel 20 Grafik.7 Perkembangan Harga Tembaga Dunia 10 Grafik.16 Perkembangan Neraca Pendapatan 21 Grafik.8 Perkembangan Harga Nikel Dunia 11 Grafik.17 Perkembangan Workers’ Remittances 23 Grafik. 9 Perkembangan Harga CPO Dunia 11 Grafik. 18 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial 25 Per Jenis Investasi 6 DAFTAR GRAFIK Hal Grafik.19 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial 26 Hal Grafik.29 Per Sektor Grafik.20 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri 30 Finansial Sektor 30 Pemerintah Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik 26 Grafik.30 Perkembangan Transaksi Swasta Grafik.21 Perkembangan BI Rate dan Fed Rate 27 Grafik.31 Perkembangan Direct Investment di Indonesia 31 Grafik.22 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan 27 Grafik.32 Perkembangan Arus Masuk FDI Migas 31 US T-Note Grafik.23 Perkembangan Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing 28 Grafik.33 Perkembangan FDI per Negara Asal 32 Grafik.24 Perkembangan 28 Grafik.34 Perkembangan FDI per Sektor 32 Grafik.35 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 33 Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Pemerintah Grafik.25 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program 28 Grafik.26 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek Grafik.27 Perkembangan 29 Grafik.36 Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta 33 Negara 30 Grafik.37 Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta 34 Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis 30 Grafik.38 Perkembangan Cadangan Devisa 35 Posisi Pinjaman per Kreditor Utama Grafik.28 Valuta Utama 7 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 8 RINGKASAN Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008 mengalami perbaikan dengan mencatat defisit yang lebih kecil (defisit USD0,2 miliar) daripada yang terjadi pada triwulan III 2008 (defisit USD0,9 miliar). Namun, secara umum Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih mengalami tekanan, terutama pada sisi neraca perdagangan dan transaksi modal dan finansial, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan keuangan dunia yang semakin meluas. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa berkurang dari USD57,1 miliar pada akhir triwulan III 2008 menjadi USD51,6 miliar pada akhir triwulan IV 2008. Walaupun menurun, jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4 bulan. Kontributor utama dari perbaikan transaksi berjalan adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil kepada kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain adalah impor minyak yang mengecil karena berkurangnya volume konsumsi bahan bakar minyak serta masih stabilnya penerimaan devisa dari turis asing dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Berbagai faktor positif tersebut mampu mengimbangi kinerja neraca perdagangan nonmigas yang menurun karena nilai ekspor nonmigas turun lebih tajam daripada nilai impor nonmigas. Resesi ekonomi yang melanda banyak negara berdampak pada melemahnya permintaan ekspor selama triwulan IV 2008 sehingga nilai ekspor nonmigas turun 14,8% dibandingkan triwulan III 2008 dan hanya naik 0,2% dibandingkan triwulan IV 2007. Dalam periode yang sama, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas turun 12,4% dibandingkan triwulan III 2008 tetapi masih naik 27,9% dibandingkan triwulan IV 2007. Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 mengakibatkan transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit sekitar USD3,8 miliar. Proses deleveraging dan repricing di pasar keuangan internasional menyebabkan terjadinya arus keluar modal asing dalam bentuk penjualan surat utang negara, sertifikat Bank Indonesia, dan saham, terutama selama Oktober hingga awal November 2008. Arus keluar modal asing mulai berhenti sejak pertengahan November 2008 setelah pemerintah di negara-negara maju meningkatkan komitmennya untuk membantu lembaga-lembaga keuangan yang bermasalah dan mengatasi resesi ekonomi melalui stimulus fiskal. Kinerja transaksi modal dan finansial juga terbantu oleh meningkatnya arus masuk modal dalam bentuk investasi langsung dan pinjaman luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini sejalan dengan permintaan domestik, khususnya investasi, yang masih tumbuh positif. Sejalan dengan perkembangan NPI triwulan IV di atas, secara keseluruhan 2008 NPI mengalami defisit. Namun demikian, transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus meskipun kecil (USD0,6 miliar), turun dibandingkan surplus pada 2007 (USD10,5 miliar). Sementara itu, transaksi modal dan finansial mengalami defisit USD1,7 miliar, setelah pada tahun 2007 mencatat surplus sebesar USD3,6 miliar. Secara keseluruhan, overall balance NPI 2008 mengalami defisit USD1,9 miliar, berbeda dari tahun 2007 yang mencatat surplus USD12,7 miliar. 1 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 2 PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN IV 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2008 mencatat defisit sekitar USD4,2 miliar. Defisit tersebut terutama disumbangkan oleh transaksi modal dan finansial yang mengalami defisit sekitar USD3,8 miliar. Sementara transaksi berjalan hanya mengalami defisit sekitar USD0,2 miliar, mengecil dari defisit pada triwulan sebelumnya. Defisit pada transaksi modal dan finansial tersebut terutama disebabkan oleh derasnya arus keluar pada investasi portofolio dan investasi lainnya yang tidak dapat diimbangi oleh meningkatnya arus masuk pada investasi langsung. Sementara itu, perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama berasal penurunan defisit neraca perdagangan minyak dan defisit neraca pendapatan. Dampak positif dari penurunan defisit neraca perdagangan minyak dan pendapatan tersebut relatif dapat mengimbangi dampak negatif dari turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan neraca perdagangan gas. Sejalan dengan perkembangan di atas, jumlah cadangan devisa pada akhir periode turun menjadi USD51,6 miliar atau setara kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,0 bulan. Perkembangan neraca pembayaran Indonesia selama triwulan IV 2008 tersebut tidak lepas dari beberapa faktor fundamental baik dalam dan luar negeri. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain: Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama, seperti Amerika, Jepang, Uni Eropa, Singapura, bahkan Cina menunjukkan penurunan sebagai akibat dari krisis keuangan global yang terjadi. Pelemahan permintaan domestik di beberapa negara tersebut ikut mempengaruhi tekanan inflasi yang cenderung turun. Sebagai upaya memulihkan kondisi perekonomiannya, mayoritas otoritas moneter melanjutkan kebijakan penurunan suku bunganya ke level yang cukup rendah. Pelemahan permintaan dunia ikut mendorong penurunan harga beberapa komoditas ekspor nonmigas unggulan, seperti CPO, batubara, tembaga, dan karet. Kondisi yang sama juga terjadi pada komoditas minyak yang turun drastis setelah mengalami puncaknya pada pertengahan tahun 2008. Rata-rata harga minyak (unit price) pada Tw. IV-2008 terus menurun hingga menjadi USD48,0/bl dari USD113,4/bl pada triwulan sebelumnya. Turunnya harga minyak disebabkan oleh kekhawatiran terhadap penurunan permintaan minyak akibat krisis global yang terjadi saat ini yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selain itu, pengaruh nilai tukar USD terhadap mata uang utama dunia turut mempengaruhi pergerakan harga minyak karena terkait pada preferensi investor dalam menginvestasikan dananya. Sejalan dengan perkembangan harga minyak dunia, harga gas (LNG) juga menurun yaitu dari USD14,3/MBTU di triwulan III menjadi USD8,8/MBTU pada periode laporan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan selama Tw. IV-2008 atau tumbuh 5,2%, lebih rendah dari 6,4% pada triwulan III. Perlambatan yang terjadi sejalan dengan perkembangan perekonomian di berbagai negara, bahkan negara utama dunia mengalami perlambatan yang cukup tajam. Pertumbuhan ekonomi yang 3 terjadi pada periode laporan dikontribusikan oleh konsumsi sebesar 4,4% (terutama oleh rumah tangga), investasi sebesar 2,8%, dan ekspor neto sebesar 2,3%. Laju inflasi Indonesia pada periode laporan tercatat sebesar 11,1%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (12,1%). Kondisi ini sejalan dengan pelemahan permintaan domestik, penurunan harga komoditas dunia, dan pengaruh dari kebijakan peningkatan suku bunga yang terjadi pada triwulan sebelumnya. Di sisi nilai tukar, Rupiah selama triwulan laporan mengalami tekanan hingga ditutup melemah menjadi rata-rata Rp11.023/USD dari rata-rata sebelumnya Rp9.219/USD. Mencermati dan mempertimbangkan perkembangan keuangan dan ekonomi global dan kemungkinan dampaknya terhadap perekonomian nasional, Bank Indonesia mulai menurunkan suku bunga BI Rate sejalan perkiraan dampak memburuknya ekonomi global terhadap ekonomi dalam negeri dan tekanan inflasi yang sudah menunjukkan penurunan. Produksi minyak Indonesia selama Tw. IV-2008 mencapai 0,967 juta barel per hari (bph), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (0,982 juta bph). Penurunan produksi tersebut sebagai konsekuensi dari banyaknya sumur minyak yang sudah tua dan sebagian besar mengalami penurunan produksi (natural declining) yang tidak dapat ditutupi oleh tambahan produksi dari sumur-sumur baru. Sementara itu, konsumsi BBM di Tw.IV-2008 mencapai 87,6 juta barel, juga lebih rendah dari triwulan sebelumnya (100,8 juta barel). Kebutuhan BBM yang menurun ditengarai terkait dengan kegiatan ekonomi domestik yang melemah pada triwulan IV. Berkebalikan dengan perkembangan minyak, volume ekspor gas (LNG) mengalami kenaikan dari 259,3 MBTU di triwulan III menjadi 272,2 MBTU pada triwulan IV. Namun demikian, volume ekspor natural gas menurun dari 83,6 MBTU menjadi 73,8 MBTU pada triwulan laporan. 4 Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan IV 2008 KOMPONEN SATUAN 2007 2008 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina Harga Komoditas Dunia ‐ Minyak Mentah (OPEC) ‐ Batu Bara ‐ Tembaga ‐ CPO ‐ Karet % % % % % 2.0 2.0 2.7 7.0 13.0 2.5 1.5 2.1 6.9 10.6 2.1 0.7 1.5 2.3 10.1 0.7 ‐0.2 0.7 ‐0.6 9.0 ‐0.2 ‐4.6 ‐1.2 ‐3.7 6.8 USD/barel USD/metric ton USD/metric ton USD/ton cent USD/kg 69.1 66 7,118 780 248 92.5 114 7,796 1,156 293 117.5 139 8,443 1,198 312 113.8 163 7,680 928 329 53.1 93 3,905 512 203 Suku Bunga Internasional 1) ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina % % % % % 5.0 0.5 3.9 2.7 6.8 2.8 0.5 4.0 1.5 7.5 2.0 0.5 4.0 1.3 7.5 2.0 0.5 4.3 1.4 7.4 0.8 0.1 2.5 1.0 5.9 Inflasi ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina % % % % % 4.1 0.7 2.1 4.4 4.8 4.0 1.2 3.4 6.7 8.3 5.0 2.0 3.6 7.5 7.1 4.9 2.1 3.8 6.7 4.6 0.1 0.4 2.3 4.3 1.2 (y.o.y, %) (y.o.y, %) (Rp/USD) USD/barel juta barel per hari juta barel per tahun mbtu USD/mbtu % 6.3 6.6 9,136 70.1 0.952 382.8 1,080 9.0 8.6 6.2 7.1 9,260 93.4 0.977 95.4 284 11.5 8.0 6.4 11.0 9,264 119.3 0.981 99.0 253 13.7 8.3 6.4 12.1 9,219 113.4 0.982 100.8 259 14.3 9.0 5.2 11.1 11,023 48.0 0.967 87.6 272 8.8 9.4 juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD 10,493 3,591 14,085 ‐1,370 12,715 56,920 2,794 ‐1,395 1,400 ‐367 1,032 58,987 ‐1,022 2,524 1,504 ‐180 1,324 59,453 ‐943 918 ‐25 ‐64 ‐89 57,108 ‐223 ‐3,753 ‐3,976 ‐236 ‐4,212 51,639 INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB Inflasi IHK Nilai Tukar 1) Harga Rata‐Rata Ekspor Minyak Mentah Produksi Minyak Konsumsi BBM Ekspor Gas (LNG) Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG) BI Rate 1) NERACA PEMBAYARAN INDONESIA ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Current Accout Capital & Financial Account Total Net Errors and Omissions Overall Balance International Reserves Sumber: CEIC, IMF, World Bank, Bank Indonesia, dan berbagai sumber 1) rata‐rata 5 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 6 TRANSAKSI BERJALAN Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008 naik 0,2% dibandingkan triwulan IV 2007. Dalam mengalami perbaikan dengan mencatat defisit yang periode yang sama, sejalan dengan melambatnya lebih kecil (defisit USD0,2 miliar) daripada yang terjadi pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas pada turun 12,4% dibandingkan triwulan III 2008 tetapi triwulan III 2008 (defisit USD0,9 miliar). Kontributor utama dari perbaikan transaksi berjalan masih naik 27,9% dibandingkan triwulan IV 2007. adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan juta USD juta USD akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil kepada 38,000 8,000 kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain 33,000 7,000 adalah 28,000 6,000 23,000 5,000 18,000 4,000 13,000 3,000 8,000 2,000 impor minyak yang mengecil karena berkurangnya volume konsumsi bahan bakar minyak serta masih stabilnya penerimaan devisa dari turis asing dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Berbagai faktor positif tersebut mampu mengimbangi kinerja neraca perdagangan nonmigas yang menurun karena 1,000 3,000 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 2006 nilai ekspor nonmigas turun lebih tajam daripada nilai Ekspor Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 2007* Impor Q.2 Q.3 Q.4 2008** Nrc. Perdagangan Nonmigas (RA) Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas impor nonmigas. juta USD 1.1. Ekspor Nonmigas 9,000 7,000 Di tengah lemahnya permintaan eksternal, ekspor 5,000 nonmigas pada Tw.IV-2008 hanya mampu mencapai 3,000 1,000 USD24,5 miliar (tumbuh 0,2%, y.o.y) lebih rendah dari -1,000 triwulan sebelumnya sebesar USD28,8 miliar (22,4%). -3,000 Sementara itu, dari sisi volume, ekspor nonmigas -5,000 Q.1 Q.2 Q.3 2006 Services Current Trans. Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2007* Income Current Account Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2008** Trade Balance Grafik 1 Transaksi Berjalan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 12% (y.o.y). Penurunan tersebut terjadi baik pada kelompok barang pertanian (-6,1%), pertambangan (-10,6%) maupun manufaktur (-19,3%). Tekanan terhadap turunnya ekspor nonmigas selain dari volume juga disebabkan 1. Neraca Perdagangan Nonmigas Resesi ekonomi yang melanda banyak negara berdampak pada melemahnya permintaan ekspor selama triwulan IV 2008 sehingga nilai ekspor nonmigas turun 14,8% dibandingkan triwulan III 2008 dan hanya oleh turunnya harga komoditas dunia. Secara umum rata-rata harga produk ekspor mencapai tingkat terendahnya pada Tw.IV-2008. Sejalan terutama dengan perlambatan di Amerika Serikat ekonomi dunia, yang pertumbuhan 7 ekonominya menjadi -3,8% dari -0,5% pada triwulan Ekspor Indonesia masih didominasi oleh 10 sebelumnya, nilai ekspor ke negara tersebut juga ikut komoditas utama, diantaranya karet (pangsa 4,2%), menurun sebesar 0,7%. Penurunan ekspor ke negara batubara (pangsa 12,5%) dan CPO (pangsa 11,6%). tersebut cukup berpengaruh terhadap kinerja ekspor Penurunan permintaan dunia dan melambatnya laju total mengingat pangsa ke negara dimaksud mencapai kenaikan 11,4%. Penurunan ekspor ke Amerika Serikat dipicu mempengaruhi oleh melemahnya permintaan komoditi karet mentah, tersebut. Komoditas yang nilai ekspornya urun akibat udang dan pakaian terkait dengan menurunnya daya penurunan volume antara lain: TPT dan produk kimia beli masyarakat akibat krisis yang melanda negara (sektor manufaktur); sedangkan komoditas yang nilai tersebut. Namun ditengah krisis yg melanda dunia, nilai ekspornya turun akibat volume dan harga yang ekspor ke Jepang masih menunjukkan kenaikkan melemah antara lain: karet (sektor pertanian), sebesar tersebut tembaga dan nikel (sektor pertambangan); dan didorong oleh ekspor komoditas batubara terkait komoditas yang nilai ekspornya turun akibat turunnya dengan tingginya permintaan dari sektor kelistrikan di harga adalah CPO (sektor manufaktur). 5% (pangsa 13.2%). Kenaikan harga ekspor di kinerja dari pasar internasional komoditas-komoditas negara tersebut. Negara tujuan ekspor lainnya adalah Singapura, India dan Cina dengan pangsa masing- Juta USD 19,000 masing sebesar 9,1%, 7,3% dan 6,2%. 17,000 15,000 (%) 13,000 18.00 11,000 15.00 9,000 12.00 7,000 5,000 9.00 3,000 6.00 1,000 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 3.00 2006 0.00 2007* 2006 Singapura 2007 Jepang Q4 Q3 Q2 Q1 Q4 Q3 Q2 Q1 Q4 Q3 Q2 Q1 Pertanian USA 2008** Industri Grafik 4 Nilai Ekspor Nonmigas 2008 Cina Pertambangan India Grafik 3 Pangsa Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Utama Tabel 2 Jenis Komoditas Nonmigas Yang Paling Banyak di Ekspor Ke Negara-Negara Tujuan Utama (Berdasarkan SITC-2 Digit, % Pangsa Terhadap Total Ekspor Nonmigas) Jepang Komoditi 8 Amerika Serikat Share Komoditi Singapura Share Komoditi India Share Komoditi Cina Share Komoditi Share Batubara, krokas & briket 2.4 Pakaian 3.3 Mesin elektronik 1.6 Minyak sayur & lemak 4.2 Minyak sayur & lemak 1.7 Biji logam & sisa logam 2.2 Karet mentah 1.2 Peralatan transp. lainnya 1.0 Batubara, krokas & briket 1.6 Pulp & sisa kertas 0.7 Mesin elektronik 0.9 Alat-alat telekomunikasi 0.9 Msn ktr & pemrosesan data 0.9 Biji logam & sisa logam 0.2 Batubara, krokas & briket 0.6 Karet mentah 0.9 Kopi, teh, rempah-rempah 0.7 Logam bukan besi 0.1 Karet mentah 0.4 0.7 Buah & sayur TPT Nilai ekspor TPT pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,3 miliar atau tumbuh negatif 3,8% (y.o.y). Pertumbuhan negatif ini disebabkan oleh turunnya volume ekspor yang mencapai 10,5%. Daya beli yang menurun akibat krisis memberikan tekanan lebih besar terhadap permintaan produk tekstil, meskipun harga bahan baku tekstil, seperti serat kapas dan bahan baku wol turun di pasar internasional. Penurunan permintaan tersebut terutama berasal dari Uni Eropa dan Amerika Serikat. ribu Ton 120 100 80 60 40 20 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 Q4 Q1 Q2 2007 Amerika Q3 Q4 2008 Uni Eropa Jepang Grafik 5 Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia, selain karena permintaan TPT dunia yang menurun, minimnya infrastruktur pelabuhan, tingginya suku bunga bank, membanjirnya produk impor dan kurangnya pasokan energi ditengarai menjadi penghambat pertumbuhan industri tekstil, terutama pada sisi ekspor. Tabel 3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. IV-2007 Negara Tujuan Nilai (juta USD) Tw. IV-2008 Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Amerika Serikat 903 37.6 865 37.5 Uni Eropa 421 17.5 403 17.5 Jepang 124 5.2 136 5.9 Lainnya 952 39.7 904 39.2 2,400 100 2,308 100 Total 9 mempengaruhi penjualan otomotif sehingga konsumsi Produk Kimia Ekspor produk kimia pada Tw.IV-2008 sebesar karet menurun. Penurunan ekspor karet tersebut USD1,5 miliar atau tumbuh negatif 13,8% (y.o.y). terutama terjadi ke Cina dan Amerika Serikat sebagai Penurunan ekspor ini disebabkan oleh produsen otomotif dan ban dunia. penurunan Tabel 5 Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama volume yang cukup tajam mencapai 52,8%. Turunnya permintaan produk kimia terutama berasal dari Cina, seiring melemahnya permintaan domestik negara tersebut dari 9,0% di Tw. III menjadi 6,8% di Tw.IV2008. Di tengah krisis global yang terjadi saat ini, Departemen Perindustrian mengambil langkah antisipasi untuk melindungi industri kimia dari membanjirnya produk impor dari negara lain yang mengalihkan tujuan ekspornya dari Amerika Serikat ke Indonesia dengan melakukan upaya pencegahan impor ilegal dan menerapkan wajib SNI untuk produk kimia. Tw. IV-2007 Negara Tujuan Nilai (juta USD) Tw. IV-2007 Tw. IV-2008 Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Amerika Serikat 326 26.0 292 28.2 Jepang 207 16.5 212 20.5 Cina 195 15.6 97 9.4 Lainnya 525 41.9 434 41.9 1,253 100 1,035 100 Total Di sisi lain, penurunan harga karet turut mempengaruhi kinerja ekspor pada Tw.IV-2008. Harga karet mengalami penurunan menjadi USD202,8 cent/kg lebih rendah dari USD329,1 cent/kg. Tabel 4 Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Periode Negara Tujuan Nilai (juta USD) triwulan sebelumnya sebesar Menghadapi kondisi penurunan harga tersebut maka para produsen karet seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand yang tergabung dalam Tw. IV-2008 Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) International Tripartite Rubber Council (ITRC) sepakat menjalankan empat langkah untuk mengatasi tren Uni Eropa 106 6.1 166 11.2 Jepang 118 6.8 142 9.5 Cina 205 11.9 134 9.0 penurunan harga karet, yaitu dengan mempercepat 102 5.9 119 8.0 peremajaan karet, memperlambat penanaman baru Lainnya 1,196 69.3 926 62.3 Total 1,727 100 1,487 100 pohon karet, mengurangi intensitas penyadapan karet Amerika Serikat dan melakukan koordinasi ekspor antara eksportir Karet dengan para produsen karet. Ekspor karet selama Tw.IV-2008 sebesar USD1,0 c/kg miliar atau tumbuh negatif 17,4% (y.o.y). Pertumbuhan 350 negatif ini disebabkan oleh penurunan volume ekspor 300 yang mencapai 24,2%. Turunnya permintaan karet 250 sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global 200 yang semakin memburuk akibat krisis. Menurut Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), konsumsi karet alam sebesar 70% diserap oleh industri ban untuk kebutuhan otomotif. Terjadinya krisis global 150 100 50 0 Q1 Q2 Q3 2006 Q4 Q1 Q2 Q3 2007 Q4 Q1 Q2 2008 Grafik 6 Perkembangan Harga Karet Dunia 10 Q3 Q4 terkait juga dengan anjloknya harga nikel di pasar Tembaga Ekspor tembaga pada Tw.IV-2008 sebesar USD836 internasional sehingga eksportir mengurangi ekspornya juta atau tumbuh negatif 42,6%. Turunnya nilai ekspor dan menunggu hingga harga membaik kembali. Pada tembaga berasal dari volume ekspor yg turun sebesar Tw.IV-2008 harga nikel hanyasebesar USD10.843/Mton 23,1%. Penurunan ekspor tembaga terjadi ke begara turun tujuan Malaysia dan Jepang, sedangkan ekspor ke USD18.961/Mton. Ekspor nikel terbesar ditujukan ke Korea Selatan relatif stabil. Jepang dengan pangsa mencapai 91,0%. Tw. IV-2007 Negara Tujuan Nilai (juta USD) triwulan sebelumnya sebesar Tabel 7 Nilai Ekspor Nikel ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel 6 Nilai Ekspor Tembaga ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode dari Periode Tw. IV-2008 Tw. IV-2007 Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Tw. IV-2008 Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Jepang 563 84.9 254 91.0 Negara Tujuan Jepang 376 25.8 337 40.3 Cina 70 10.6 14 5.0 Korea Selatan 130 8.9 130 15.6 Lainnya 30 4.5 11 3.9 Malaysia 145 10.0 104 12.4 Total 663 100 279 100 Lainnya 806 55.3 265 31.7 1,457 100 836 100 Total USD/MTon 60,000 Sementara itu, anjloknya harga tembaga pada Tw.IV-2008 yang hanya sebesar USD3.905/Mton jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai USD7.680/Mton, menjadi pendorong utama turunnya ekspor tembaga. Turunnya harga tembaga ini dipicu oleh meningkatnya cadangan tembaga terkait dengan 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 perlambatan ekonomi global. Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2006 USD/MTon Q2 Q3 Q4 Q1 2007 Q2 Q3 Q4 2008 Grafik 8 Perkembangan Harga Nikel Dunia 9,000 8,000 7,000 Crude Palm Oil (CPO) 6,000 Ekspor CPO pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,9 miliar 5,000 atau tumbuh negatif 4,6%. Meskipun volume ekspor 4,000 naik sebesar 22,5%, namun terus melemahnya harga 3,000 Q1 Q2 Q3 2006 Q4 Q1 Q2 Q3 2007 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 Grafik 7 Perkembangan Harga Tembaga Dunia Nikel CPO telah mendorong nilai ekspor turun. Harga CPO terus mengalami penurunan, dan pada triwulan ini hanya sebesar USD512/Mton lebih rendah dari triwulan sebelumnya USD928/Mton. Penurunan harga CPO ini sejalan dengan merosotnya harga minyak Ekspor nikel pada Tw.IV-2008 sebesar USD279 juta mentah dunia pada triwulan laporan. Melambatnya atau tumbuh negatif 57,9% akibat turunnya volume pertumbuhan ekonomi yang memangkas permintaan ekspor yang mencapai 48,9%. Turunnya volume ekspor akan CPO mempengaruhi harga komoditas menjadi anjlok. kontrak Selain itu, adanya pembatalan perdagangan minyak sawit mentah yang dilakukan 11 importir asal India turut mempengaruhi anjloknya harga elektronik, komoditas CPO di pasar internasional. manufaktur). serta mesin & mekanik (sektor USD/MTon 1,400 Batubara 1,200 Ekspor batubara pada Tw.IV-2008 sebesar USD3,1 1,000 miliar atau tumbuh 69,4% didukung oleh tingginya 800 harga, 600 sedangkan dari sisi volume mengalami penurunan sebesar 8,6%. Harga batubara pada Tw.IV- 400 2008 sebesar USD92,97/MTon naik 11,4% dari tahun 200 sebelumnya. 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 US D/MTon 2006 2007 2008 180 Grafik 9 Perkembangan Harga CPO Dunia 160 140 Untuk mengatasi harga CPO yang terus menurun, 120 100 pemerintah Indonesia dan Malaysia - yang memasok 80 85% CPO ke pasar dunia - sepakat untuk melakukan 60 40 peremajaan kebun kelapa sawit seluas 250.000 hektar. 20 Indonesia akan meremajakan 50.000 hektar, sementara 0 Q1 Malaysia akan meremajakan 200.000 hektar lahan berkurang, masing-masing sepakat untuk meningkatkan konsumsi Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2007 Q2 Q3 Q4 2008 Turunnya volume ekspor batubara yang terjadi biodiesel mulai bulan November ditengarai terkait dengan domestik mulai tahun 2009 sehingga mengurangi ketentuan Domestic Market Obligation (DMO) yang pasokan ke pasar internasional. mulai Ekspor CPO pada Tw. IV-2008 terutama ditujukan diterapkan pada bulan Desember 2008. Ketentuan ini mengatur persentase minimal penjualan ke India, Uni Eropa dan Cina, masing-masing dengan batubara pangsa 34,5%, 17,3% dan 11,7%. produsen batubara. Penetapan DMO berkisar 20-30 Tabel 8 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. IV-2007 Negara Tujuan Nilai (juta USD) India 822 Tw. IV-2008 bagi seluruh persen dari total produksi nasional, disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan riil batubara. Sementara itu, permintaan batubara terbesar berasal dari Jepang, 27.5 982 34.4 Taiwan dan India masing-masing dengan pangsa 19,5%, 17,3% dan 12,7%. 441 14.8 492 17.3 348 11.7 332 11.6 Lainnya 1,376 46.1 1,045 36.7 Total 2,987 100 2,851 100 pertumbuhan ekspor positif di tengah krisis global batubara (PMPBDN) Share (%) Cina lain: negeri Nilai (juta USD) Uni Eropa antara dalam Share (%) Sementara itu, komoditas yang masih mengalami 12 Q4 Grafik 10 Perkembangan Harga Batubara Dunia sebesar 75.000 ton dan 500.000 ton. Selain itu, kedua negara Q3 2006 sawit. Dengan langkah ini pasokan CPO Indonesia dan Malaysia akan Q2 (sektor pertambangan), penurunan sebesar 36,5%. Ekspor mesin & mekanik Tabel 9 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tw. IV-2007 Periode Negara Tujuan Nilai (juta USD) terutama terutama ditujukan ke Singapura dan Jepang. Tw. IV-2008 Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Tabel 11 Nilai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Japang 291 16.1 596 19.4 Taiwan 218 12.1 530 17.3 Periode India 256 14.2 388 12.7 Negara Tujuan Lainnya 1,044 57.7 1,551 50.6 Total 1,809 100 3,065 100 Elektronik Ekspor elektronik pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,6 Tw. IV-2007 Nilai (juta USD) Tw. IV-2008 Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Singapura 309 17.3 483 22.5 Jepang 204 11.4 290 13.5 Uni Eropa 166 9.3 181 8.4 Lainnya 1,108 62.0 1,189 55.5 Total 1,787 100 2,143 100 miliar atau tumbuh 14,0%. Pertumbuhan ekspor ini selain karena tingginya harga elektonik, juga didorong 1.1 Impor Nonmigas oleh peningkatan volume ekspor yang pada triwulan ini Impor nonmigas pada Tw.IV-2008 sebesar USD21,9 naik sebesar 1,5%. Meskipun krisis finansial global miliar (tumbuh 27,9%) lebih rendah dari triwulan memperlambat sebelumnya permintaan, namun kebutuhan sebesar USD25,0 miliar (44,7%). elektronik di pasar dunia masih cukup tinggi mengingat Perlambatan laju impor ini lebih disebabkan oleh produk-produk elektronika, seperti printer, dibutuhkan penurunan volume yang lebih besar dibandingkan untuk perkantoran. Permintaan produk elektronik harga. Volume impor mulai mencatat pertumbuhan terutama berasal dari Singapura, Jepang dan Amerika negatif sejak November khususnya pada kelompok Serikat dengan pangsa masing-masing sebesar 28,6%, bahan baku dan barang konsumsi, sedangkan pada 12,3% dan 11,9%. barang modal pada triwulan laporan masih mencatat Tabel 10 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tw. IV-2007 Periode Negara Tujuan Nilai (juta USD) Tw. IV-2008 Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Singapura 721 32.1 732 28.6 Jepang 331 14.8 315 12.3 Amerika Serikat 179 8.0 305 11.9 Lainnya 1,013 45.1 1,205 47.1 Total 2,244 100 2,557 100 pertumbuhan positif. Sementara itu, dalam periode tersebut harga impor nonmigas belum mengalami penurunan yang signifikan. Mesin & mekanik Ekspor mesin & mekanik pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,1 miliar atau tumbuh 19,9% yang didukung oleh masih tingginya harga mesin & mekanik di pasar internasional. Sementara itu, dari sisi volume terjadi 13 Turunnya pertumbuhan volume impor barang (%) 25 konsumsi (-39,2%) dan bahan baku (-1,8%) terkait dengan berkurangnya permintaan domestik kebutuhan bahan baku untuk ekspor. dan 20 Sedangkan 15 pertumbuhan impor barang modal sebesar 18,3%, 10 meskipun melambat dibanding periode sebelumnya, 5 mengindikasikan masih kuatnya investasi domestik. Barang-barang yang diimpor terutama berasal dari Jepang berupa kendaraan bermotor, dari Cina berupa 2006 Sg peralatan telekomunikasi, dari Uni Eropa berupa 2007 J pn RRC Q4 Q3 Q2 Q1 Q4 Q3 Q2 Q1 Q4 Q3 Q2 Q1 0 2008 USA Tha Kor Grafik 11 Perkembangan Pangsa Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal peralatan transportasi lainnya, dari Amerika Serikat berupa minyak biji-bijian & kacang-kacangan serta dari Korea Selatan berupa kain tekstil. Tabel 12 Jenis Komoditas Nonmigas yang Paling Banyak Diimpor dari Beberapa Negara Asal (Berdasarkan SITC-2digit, % Pangsa Terhadap Total Impor Nonmigas) Jepang Cina Komoditi Share Uni Eropa Komoditi Share Amerika Serikat Komoditi Share Korea Selatan Komoditi Share Komoditi Share Kendaraan bermotor 3.0 Alat telekomunikasi 1.7 Peralatan transportasi lainnya 3.1 Minyak biji, kacang-kacangan 0.7 Benang, bahan & produk 0.7 Besi dan baja 2.4 Mesin utk industri umumnya 1.4 Mesin utk industri tertentu 0.8 Mesin pembangkit 0.6 Besi dan baja 0.6 Mesin utk industri tertentu 1.7 Mesin pembangkit 1.2 Mesin utk industri umumnya 0.7 Serat tekstil 0.5 Alat telekomunikasi 0.4 Mesin utk industri umumnya 1.6 Alat elektronik 1.1 Alat elektronik 0.6 Mesin utk industri tertentu 0.5 Pupuk 0.4 Tabel 13 Nilai Impor Barang Konsumsi (C&F) Berdasarkan Negara Asal Periode Impor barang konsumsi pada Tw.IV-2008 sebesar USD1,9 miliar (pangsa 7,9%) atau tumbuh 5,9%. Melambatnya pertumbuhan impor dari triwulan sebelumnya (34,8%) sejalan dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.44/MDAG/PER/10/2008 tentang ketentuan barang impor tertentu. Peraturan ini diterbitkan untuk melindungi pasar dalam negeri dari membanjirnya produk impor yang dikhawatirkan dapat mengancam keberadaan industri domestik. Barang-barang konsumsi yang diimpor terutama berasal dari Cina, Uni Eropa dan Jepang. 14 Tw. IV-2007 Tw. IV-2008 Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Cina 426 23.9 591 31.3 Uni Eropa 124 7.0 164 8.7 Jepang 124 7.0 112 5.9 Lainnya 1,110 62.2 1,022 54.1 Total 1,784 100 1,889 100 Negara Tujuan Adapun barang konsumsi yang diatur impornya adalah elektronik, sepatu, mainan anak, makan dan minuman serta garmen. Impor komoditas tersebut hanya dapat masuk melalui lima pelabuhan utama yaitu Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Mas (Semarang), Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno-Hatta (Makassar) dan Belawan (Medan) serta seluruh bandar udara internasional. Selain itu, importir untuk komoditas berat bukan baru (bekas). Barang modal bukan baru tersebut harus memiliki status Importir Terdaftar (IT) dan adalah barang yang masih layak dipakai, atau untuk wajib direkondisi, remanufakturing, digunafungsikan kembali melakukan verifikasi sebelum pengapalan dilakukan dari pelabuhan muat dengan biaya yang dan bukan skrap. ditanggung oleh importir bersangkutan. Aturan yang Dalam pelaksanaanya, Departemen Perdagangan ditandatangani Mendag pada 31 Oktober 2008 itu hanya memperbolehkan impor barang modal bekas mulai diberlakukan sejak 15 Desember 2008 hingga 31 dilakukan oleh perusahaan pemakai langsung, yaitu Desember 2010. perusahaan yang telah memiliki izin usaha yang Impor bahan baku pada Tw.IV-2008 sebesar mengimpor untuk keperluan proses produksi atau USD15,9 miliar (pangsa 66,6%) atau tumbuh 26,7%. untuk keperluan lainnya yang tidak dalam proses Melambatnya baku produksi. Selain perusahaan pemakai langsung, impor dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (40,4%) barang modal bukan baru dapat juga dilakukan oleh sejalan dengan menurunnya kebutuhan bahan baku perusahaan untuk ekspor ataupun produksi dalam negeri. Selain itu memproses barang modal bukan baru menjadi produk Pemerintah juga telah memutuskan untuk membatasi akhir untuk tujuan ekspor atau memenuhi pesanan impor bahan baku produk konsumsi untuk melindungi pemakai dalam negeri. Perpanjangan izin ini dilakukan industri bahan baku dan barang modal di dalam negeri. untuk penyediaan barang modal yang terjangkau oleh Aturan pembatasan tersebut memiliki ketentuan bahwa sektor industri mengingat belum kondusifnya kondisi pengimpor bahan baku adalah merupakan produsen perekonomian secara keseluruhan saat ini. Barang- produk tersebut di Indonesia, sehingga pelaku impor barang modal ini terutama diimpor dari Jepang, Uni harus memiliki pabrik di Indonesia. Bahan baku yang Eropa dan Cina pertumbuhan impor bahan diimpor terutama berasal dari Jepang, Cina dan Periode Tw. IV-2007 Periode Negara Tujuan Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Jepang 262 2.1 2,734 17.2 Cina 11 0.1 1,885 11.8 perusahaan yang Tw. IV-2007 Tw. IV-2008 Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Jepang 575 13.9 1,422 24.1 Uni Eropa 834 20.2 1,160 19.7 Negara Tujuan Tw. IV-2008 yaitu Tabel 15 Nilai Impor Barang Modal (C&F) Berdasarkan Negara Asal Singapura. Tabel 14 Nilai Impor Bahan Baku (C&F) Berdasarkan Negara Asal rekondisi, Cina Share (%) 513 12.4 951 16.1 Lainnya 2,209 53.5 2,369 40.1 Total 4,131 100 5,902 100 Di sisi lain, dari 15 produk impor nonmigas Singapura 8,522 67.9 1,750 11.0 Lainnya 3,764 30.0 9,540 60.0 terbesar, 12,559 100 15,909 100 pertumbuhan, yaitu peralatan telekomunikasi, baja (flat Total 4 produk mengalami perlambatan laju Sementara itu, impor barang modal pada Tw.IV- rolled), peralatan & suku cadang konstruksi & teknik 2008 sebesar USD5,9 miliar (pangsa 24,7%) atau sipil, dan makanan ternak. Melambatnya pertumbuhan tumbuh 42,9%. Terkait dengan masih positifnya tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan impor barang modal, pemerintah kembali disebabkan oleh penurunan volume sementara dari sisi memperpanjang izin impor barang modal bukan baru harga masih cenderung meningkat. Sementara itu, 1 yang seharusnya berakhir pada 31 Desember 2008 produk mengalami pertumbuhan negatif, yaitu produk sesuai hidrokarbon; sedangkan 3 produk tumbuh cukup dengan Permendag Nomor 49/M- DAG/PER/12/2007 tentang izin importasi mesin dan alat 15 tinggi, yaitu pupuk, kendaraan bermotor beserta komponen & aksesorisnya. Tabel 16 Pertumbuhan Nilai dan Volume Impor Lima Belas Komoditas Utama Pertumbuhan (%) Komoditi Nilai Volume Tw.III-2008 Tw.IV-2008 764 - TELECOMUNICATION EQUIPMENT N.E.S AND PARTS 97.0 12.4 2.9 -38.0 511 - HYDROCARBON,N.E.S AND THEIR HALOGENATED,NITRATED DERIVATIVES 75.8 -12.5 29.8 2.9 562 - FERTILIZERS,MANUFACTURED 264.2 234.9 40.6 20.9 673 - FLAT ROLLED PRODUCTS NOT CLAD 122.8 26.3 53.0 -17.2 723 - CIVIL ENGINEERING AND CONTRACTOR PLANT AND EQUIPMENT AND PARTS 70.5 49.9 46.2 57.8 784 - PARTS AND ACCESSORIES, N.E.S OFTHE MOTOR VEHICLES 44.2 82.8 37.1 -24.7 672 - INGOTS AND OTHER PRIMARY FORMS,OF IRON OR STEEL 64.3 56.3 -8.1 -11.0 041 - WHEAT AND MESLIN,UNMILLED 43.8 35.2 -21.7 -6.9 776 - THERMIONIC, COLD CATHODE AND PHOTO CATHODE VALVES AND TUBES -1.0 3.5 -19.1 -25.9 778 - ELECTRICAL MACHINERY AND APPARATUS, N.E.S 30.9 12.0 -17.0 -46.1 081 - FEEDING STUFF FOR ANIMALS 45.6 9.0 27.6 -12.4 312.5 250.4 274.1 174.1 792 - AIRCRAFT AND ASSOCIATED EQUIPMENT AND PARTS THERE OF, N.E.S 35.8 29.4 25.9 2.7 713 - INTERNAL COMBUSTION PISTON ENGINES AND PARTS 64.3 30.6 23.9 -21.5 772 - ELECTRICAL APPARATUS FOR MAKING AND BREAKING ELECTRICAL CIRCUIT 26.2 30.4 12.7 -18.4 782 - MOTOR VEHICLE FOR THE TRANSPORT OF GOODS 16 Tw.III-2008 Tw.IV-2008 Di tengah melemahnya permintaan barang impor, 2. Neraca Perdagangan Migas impor pupuk (SITC 562) pada Tw.IV-2008 masih tetap Selama periode laporan, neraca minyak dan gas tinggi mencapai USD751 juta atau tumbuh mencapai mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, relatif tetap 235,3%. Tingginya nilai impor ini didukung oleh dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada periode besarnya kebutuhan pupuk yang tidak dapat dipenuhi Tw.III-2008. Relatif tetapnya nilai surplus yang terjadi oleh produksi dalam negeri. Pupuk tersebut diimpor bersumber dari penurunan surplus yang terjadi pada antara lain dari Kanada, Rusia dan Korea Selatan. neraca perdagangan gas yang dapat diimbangi oleh Tabel 17 Nilai Impor Pupuk (C&F) Berdasarkan Negara Asal Tw. IV-2007 Periode Tw. IV-2008 Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Kanada 66 29.5 242 32.2 Rusia 7 3.1 98 13.0 Negara Tujuan penurunan defisit neraca perdagangan minyak. Di sisi neraca perdagangan minyak, anjloknya harga minyak mengakibatkan defisit neraca perdagangan minyak turun secara signifikan dibandingkan triwulan 2 0.9 85 11.3 sebelumnya. Hal ini sebagai implikasi dari posisi Lainnya 149 66.5 326 43.4 Total 224 100 751 100 Indonesia Korea Selatan Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, selain dengan mendatangkan pupuk impor, pemerintah menambah pasokan pupuk bersubsidi sebesar 300 ribu ton pada periode ini. Tambahan pasokan pupuk itu sebagian akan dipenuhi oleh sejumlah produsen, antara lain sebagai negara pengimpor minyak. Sementara itu, harga jual gas yang juga menurun mengikuti pergerakan harga minyak berimbas pada penurunan surplus neraca perdagangan gas yang cukup besar. Pupuk Kaltim (sebesar 80 ribu ton), Pupuk Iskandar 2.1 Minyak Neraca perdagangan minyak pada Tw.IV-2008 Muda (40 ribu ton) dan Petrokimia Gresik (5 ribu ton). mencatat penurunan defisit yang signifikan menjadi Sementara itu, impor kendaraan untuk pengangkut sebesar USD0,9 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar barang (SITC 782) beserta komponen & aksesorisnyanya USD2,8 miliar. Sebagai negara yang sudah termasuk (SITC 784) pada Tw.IV-2008 sebesar USD1,2 miliar atau dalam negara pengimpor minyak, penurunan harga tumbuh Industri minyak justru memberikan dampak positif bagi neraca impor perdagangan minyak. Harga minyak yang sejak akhir disebabkan banyak komponen yang belum diproduksi triwulan III hingga akhir triwulan laporan yang terus di dalam negeri, sehingga harus mengimpor dari negara turun hingga sebesar $48,0 per barel menjadi faktor lain. Impor kendaraan bermotor terutama berasal dari penyebab terjadinya defisit neraca perdagangan minyak Jepang, Thailand dan Amerika Serikat. tersebut. 138,9%. Kendaraan Menurut Bermotor Gabungan Indonesia, lonjakan Tabel 18 Nilai Impor Kendaraan Bermotor & Komponennya (C&F) Berdasarkan Negara Asal Periode Tw. IV-2007 2008 Rincian Tw. IV-2008 Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Jepang 233 45.5 591 48.3 Thailand 122 23.8 302 24.7 Amerika Serikat 16 3.1 72 5.9 Lainnya 141 27.5 258 21.1 Total 512 100 1,223 100 Negara Tujuan Tabel 19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak Tw. III Volume (mbbl) Tw. IV Nilai (juta Harga USD) (USD/barel) Volume (mbbl) Nilai (juta Harga USD) (USD/barel) Ekspor Minyak Mentah Produk Kilang 37.8 28.0 9.8 4,422 3,160 1,262 112.9 128.4 40.1 31.1 8.9 1,996 1,459 537 46.8 60.3 Impor Minyak Mentah Produk Kilang 60.8 22.9 37.9 7,183 2,542 4,640 111.1 122.5 48.6 22.3 26.2 2,879 1,210 1,669 54.2 63.6 Neraca Perdagangan Minyak ‐2,761 ‐884 Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) 17 Dari sisi ekspor, selama triwulan laporan tercatat dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude). Jenis ekspor minyak sebesar USD2,0 miliar atau menurun minyak tersebut digunakan untuk kebutuhan kilang sebesar 54,9% dibandingkan triwulan sebelumnya Cilacap yang memproduksi sekitar 30% dari total (USD4,4 miliar). Penurunan tersebut bersumber dari produksi BBM dalam negeri. menurunnya nilai ekspor produk kilang dan nilai ekspor Turunnya harga ekspor minyak mentah Indonesia minyak mentah yang mayoritas dipengaruhi oleh sejalan dengan perkembangan rata-rata harga minyak turunnya harga minyak. Untuk ekspor produk kilang, mentah basket OPEC dan WTI yang masing-masing volume ekspor selama triwulan IV tercatat penurunan sebesar USD52,5 dan USD58,4 per barel. Pelemahan sekitar permintaan minyak yang ditandai oleh menurunnya 9,2% dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara volume ekspor minyak mentah meningkat kondisi sebesar 11,1%. mempengaruhi pergerakan harga minyak yang terus Ekspor minyak mentah Indonesia (pangsa 73,0% perekonomian dunia diperkirakan anjlok. Kondisi ini diperkuat dengan data permintaan – dari total ekspor minyak) terutama ditujukan ke negara- penyediaan negara seperti Jepang, Australia, Singapura, dan Korea. terjadinya surplus cadangan minyak pada triwulan IV Dari sekitar 48 jenis minyak mentah domestik, volume setelah selama dua triwulan terus mengalami defisit. eskpor terbesar adalah antara lain jenis minyak SLC, OPEC yang menggambarkan Tabel 20 Demand dan Supply Minyak Dunia Duri, Senipah dan Belanak. Dari sisi impor, nilai impor minyak pada Tw.IV-2008 minyak Rincian (dalam mbpd ) 2007 2008 Tw. II Tw. I Tw. III Tw. IV Permintaan Minyak Amerika Utara Cina Eropa Barat Lainnya 25.5 7.6 15.3 37.5 24.8 8 15.2 38.7 24.5 8.2 14.9 37.8 23.8 8.1 15.3 37.8 24.3 7.7 15.5 38.8 USD7,2 miliar. Faktor penurunan harga minyak juga Total Permintaan Minyak (1) 85.9 86.7 85.4 85.0 86.3 menjadi penyebab utama nilai impor minyak menjadi Penawaran Minyak OPEC Non OPEC 30.1 54.5 31.2 55.0 31.2 55.3 31.5 54.3 30.2 55.3 Total Penawaran Minyak (2) 84.6 86.3 86.6 85.8 85.5 Netto (1 ‐ 2) ‐1.2 ‐0.4 1.2 0.9 ‐0.8 tercatat sebesar USD2,9 miliar, juga lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Secara rata-rata, harga minyak impor1 selama periode laporan turun secara signifikan dari USD118,2/barrel menjadi Sumber: OPEC USD59,3/barrel. Selain faktor harga yang menjadi penyebab dominan, nilai impor yang menurun juga dipengaruhi USD/bbl 140 130 120 oleh lebih rendahnya volume impor selama triwulan IV. Selama periode laporan, impor minyak tercatat mengalami penurunan menjadi 48,6 juta barel dari 110 100 90 80 70 sebelumnya 60,8 juta barel. Hal ini disumbang oleh mengecilnya impor produk kilang yang ditengarai sejalan dengan konsumsi BBM yang munurun cukup 60 50 40 30 J F M A M besar. Lebih lanjut, impor minyak mentah Indonesia untuk intake kilang terutama berasal dari Saudi Arabia 1 Merupakan rata-rata harga impor minyak mentah dan produk kilang. 18 J J A S O N D J F M A 2007 SLC M J J A S 2008 Harga Ekspor WTI OPEC Grafik 12 Perkembangan Harga Minyak Dunia O N D Juta bph juta barel/bln 1.300 40.0 1.200 35.0 bahan bakar minyak ke penggunaan gas dan melemahnya kegiatan ekonomi. 2.2. Gas Neraca perdagangan gas selama Tw. IV-2008 1.100 30.0 1.000 mencatat penurunan surplus menjadi USD2,9 miliar dari sebelumnya USD4,8 miliar. Mengecilnya surplus selama 25.0 kurun Oktober – Desember 2008, lebih didorong oleh 0.900 0.800 20.0 Jan Jun Dec Jun 2005 Dec Jun 2006 Oil Production Jan 2007 anjloknya harga gas yang mengikuti penurunan harga Jun minyak meskipun secara volume, ekspor gas masih 2008 Konsumsi (RHS) Grafik 13 Perkembangan Produksi Minyak dan Konsumsi BBM menunjukkan peningkatan. Tabel 21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas Rincian Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia selama Tw IV-2008 mengalami penurunan dibandingkan dengan rata-rata produksi pada Tw.III2008. Pada periode laporan, rata-rata produksi minyak mencapai 0,967 juta barel per hari (bph), sementara rata-rata produksi periode sebelumnya sebesar 0,982 juta bph. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kondisi sumur-sumur tua yang terus mengalami natural declining sementara sumur-sumur penemuan baru belum berproduksi secara optimal bahkan sebagian 2007 Tw. I Tw. II 2008 Tw. III Tw. IV LNG Volume (mmbtu) Nilai (juta USD) Harga (USD/mmbtu) 1,080 284 253 9,723 3,275 3,462 9.0 11.5 13.7 259 3,699 14.3 272 2,350 8.8 LPG Volume (000 metric ton) Nilai (juta USD) Harga (USD/MTon) 337 66 35 210 51 28 604.7 777.2 802.2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Natural Gas Volume (mmbtu) Nilai (juta USD) Harga (USD/mmbtu) 293 69 78 2,443 747 978 8.3 10.9 12.6 84 1,164 13.9 74 580 8.0 Neraca Perdagangan Gas Ekspor (juta USD) Impor (juta USD) 12,407 4,073 4,501 4,945 3,000 12,376 4,073 4,468 4,863 2,929 ‐31 0 ‐34 ‐82 ‐70 Sumber: BPMigas (diolah) belum berproduksi. Sementara itu, produksi minyak yang terjadi selama periode laporan didukung oleh Volume ekspor gas, pada Tw.IV-2008 masih adanya produksi dari beberapa lapangan yang dikelola mengalami peningkatan yang disumbang oleh ekspor oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina (Jatim), PT. LNG yang meningkat sebesar 259 MBTU menjadi 272 Chevron (Riau), Conoco Philips (Grisik, Sumsel), PT. MBTU. Cukup besarnya volume ekspor tersebut, antara Medco (Sumsel), PT. Vico (Kaltim), PT. Petrochina lain dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama (Jambi), kurun waktu laporan guna menutupi kekurangan PT. Conoco (South Natuna), BP West Java (Block A) dan PT. Chevron (Kaltim). Konsumsi BBM selama laporan pengiriman periode sebelumnya. Berdasarkan nilai mengalami kontrak yang telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam penurunan bila dibandingkan dengan konsumsi periode terutama ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan sebelumnya. Volume konsumsi BBM di triwulan IV dan Taiwan. sebesar 87,6 juta barel, lebih rendah dibandingkan Harga gas yang turun secara signifikan tersebut triwulan sebelumnya sebesar 100,8 juta barel. Dilihat mempengaruhi surplus neraca perdagangan menjadi dari sektor penggunanya, penurunan konsumsi BBM lebih kecil. Pada akhir triwulan IV 2008, harga gas terjadi pada sektor rumah tangga dan listrik. Hal ini sudah mengalami penurunan sebesar 40,5%2. Hal ini ditengarai terkait dengan program konversi energi dari 2 Penurunan rata-rata ekspor LNG dan Natural gas. 19 mempengaruhi nilai ekspor gas menjadi USD3,0 miliar berasal dari jasa angkutan barang (freight), khususnya dari triwulan sebelumnya yang mencapai USD4,9 miliar. nonmigas, yang turun dari USD2,2 miliar menjadi Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di USD1,9 miliar seiring dengan menurunnya volume Indonesia sekitar 170,1 TSCF (triliun standar cubic feet) impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan barang migas menurun dari USD0,6 miliar menjadi terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila USD0,3 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut cadangan gas bumi di tahun masih terkait dengan dominasi armada asing dalam 2008 mengalami pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri peningkatan. pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan Tabel 22 Cadangan Gas Indonesia (billion cubic feet) Tahun 2003 2004 2005 2006 internasional melalui kewajiban semua pengiriman 2007 2008 Cadangan domestik masih sulit untuk diterapkan. Terbukti Potensial Total 91 91 97 94 106 113 87 98 89 93 59 58 178 188 186 187 165 170 Sumber: Ditjen Migas Sektor pariwisata, selama Tw. IV-2008 mencatat surplus sebesar USD0,3 miliar, lebih rendah daripada periode sebelumnya (USD0,6 miliar). Penurunan surplus 3. Neraca Jasa tersebut disumbang oleh pengeluaran haji 2008 sekitar Defisit neraca jasa pada Tw. IV-2008 mencapai USD0,4 miliar sehingga pengeluaran jasa travel menjadi USD3,3 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan angka sekitar USD1,7 miliar, sedangkan penerimaan devisa pada dari wisman relatif tidak berubah sekitar USD2,0 miliar. periode triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi. Jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat (inbound) mencapai sekitar 1664 ribu orang dengan penerimaan devisa yang juga tidak jauh berbeda pengeluaran rata-rata sebesar USD1,178 per kunjungan daripada triwulan sebelumnya. per orang. Pada periode tersebut terjadi penurunan wisman transit (exercusionist) menjadi 49 ribu orang Juta USD 3000 dari periode sebelumnya 60 ribu orang dengan 2000 pengeluaran rata-rata sebesar USD153 per kunjungan 1000 per orang. Dengan memperhitungkan wisman transit 0 -1000 tersebut jumlah total wisman yang berkunjung ke -2000 Indonesia pada triwulan IV mencapai 1,7 juta orang, -3000 relatif tidak berbeda daripada triwulan sebelumnya. -4000 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 2006 Transportasi Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 2007* Travel Q.2 Q.3 Q.4 2008** Jasa Lainnya Jasa, net Grafik 14 Perkembangan Neraca Jasa 20 komoditas nasional dengan menggunakan armada Pelemahan ekonomi dunia diperkirakan belum mempengaruhi arus masuk wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Sejalan dengan hal itu, Badan Pariwisata Dunia (UN-WTO) memperkirakan Jasa transportasi pada triwulan IV mencatat defisit persentase laju pertumbuhan kunjungan wisatawan yang lebih rendah daripada triwulan sebelumnya, yaitu dunia akhir tahun ini masih positif meskipun hanya sekitar USD2,6 miliar dibandingkan defisit USD3,0 miliar sebesar 2%-3% yang disebabkan krisis keuangan pada triwulan III 2008. Angka defisit tersebut terutama global. Negara asal wisman yang datang ke Indonesia sekitar 40% (y.o.y). Dampak positif lain seperti windfall masih didominasi oleh Singapura (pangsa 19%), profit kenaikan harga minyak pada negara-negara Malaysia (14%), Jepang (8%), Australia (8%), dan Cina Timur Tengah juga terlihat dari kenaikan kunjungan (5%). Cina dan Australia termasuk negara utama asal wisman asal Bahrain dan Uni Emirat Arab ke Bali yang wisman yang tumbuh cukup tinggi, masing-masing meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan sekitar 51% dan 39% (y.o.y). Sementara itu, wisman periode triwulan III 2008. dari Arab Saudi, meskipun pangsanya masih relatif rendah, tumbuh cukup signifikan sekitar 33% (y.o.y). Secara kumulatif tahun 2008, jumlah wisman (termasuk wisman transit) telah mencapai 6,4 juta Tujuan utama wisman berkunjung ke Indonesia orang atau meningkat 17% (y.o.y) dibanding jumlah adalah Bali dengan pangsa 39%, diikuti Jakarta (28%) wisman pada periode yang sama tahun 2007 sebanyak dan Batam (21%). Dengan adanya beberapa kegiatan 5,5 berskala internasional terkait Visit Indonesian Year 2008 Pemerintah telah berhasil mendekati target realistis seperti Asian Beach Games, pariwisata Bali sepanjang kunjungan wisman sebesar 6,5 juta dari target semula triwulan keempat tumbuh sekitar 18% (y.o.y). Negara sebesar 7 juta orang sepanjang tahun 2008. asal wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali adalah Australia (pangsa 16%), Jepang (15%), Malaysia (8%), juta orang. Dengan pencapaian tersebut, Ribu Orang Juta USD 800 800 700 Korea Selatan (7%) dan Cina (7%). Cina dan Australia 600 kembali menjadi negara utama asal wisman ke Bali 400 600 500 400 300 yang pertumbuhannya meningkat cukup signifikan, 200 200 100 -200 dengan -300 dibukanya penerbangan langsung Brisbane-Denpasar -500 wisman asal Australia ditengarai terkait mulai bulan Desember 2008 meskipun pemerintahnya masih menetapkan travel warning pasca eksekusi mati tiga terpidana kasus bom Bali. Sementara itu, Jepang meskipun jumlah wismannya termasuk paling banyak berkunjung ke Bali namun pertumbuhannya negatif. Dampak krisis keuangan global nampaknya mulai berpengaruh pada kunjungan wisman dari negara tersebut. Namun demikian, dampak krisis tersebut belum terlihat pada kunjungan wisman asal Eropa karena meskipun Komisi Uni Eropa belum mencabut larangan penerbangan bagi maskapai penerbangan Indonesia ke wilayahnya, jumlah wisman Eropa yang berkunjung ke Bali masih cukup tinggi. Selama triwulan IV 2008 wisman Eropa yang berasal dari Jerman dan Belanda Dec Oct Nov Sep Jul Aug Jun Apr May Mar Jan 2007 Feb Dec Oct Nov Sep Jul Aug Jun Apr Mar Jan -100 May Masih cukup tingginya pertumbuhan kunjungan 0 0 Feb yaitu masing-masing sebesar 62% dan 46% (y.o.y). -200 2008 -400 -400 -600 Jumlah Inbound (ribu orang) Travel Balance (ribu orang) Devisa Inflows (juta USD) RHS Jumlah Outbound (ribu orang) excl. Hajj Travel Balance (Juta USD) RHS Devisa Outflows (juta USD) RHS Grafik 15 Perkembangan jasa travel Berbeda dengan kunjungan wisman yang relatif tetap, selama triwulan IV jumlah WNI pergi ke luar negeri relatif menurun menjadi 1.229 ribu orang, atau tumbuh negatif sekitar 11% dari triwulan sebelumnya (1.380 ribu orang). Namun dengan memasukan perjalanan haji pada akhir tahun 2008, jumlah WNI pergi ke luar negeri meningkat menjadi 1.447 ribu orang. Meskipun jumlah WNI yang pergi ke luar negeri menurun namun pengeluaran devisa terkait dengan perjalanan WNI ke luar negeri tersebut mencapai USD1,6 miliar, lebih tinggi dari USD1,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Hal ini terkait meningkatnya pengeluaran per kunjungan. Negara tetangga di tumbuh cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuhan 21 ASEAN masih menjadi tujuan utama kunjungan 4. Neraca Pendapatan wisatawan nusantara (wisnus), yaitu Singapura (pangsa Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. IV- 44%), Malaysia (25%) dan Thailand (4%). Sedangkan 2008 mencatat USD2,9 miliar, lebih rendah dari defisit Australia (6%) dan Amerika (4%) adalah negara tujuan USD4,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca utama kunjungan wisnus di luar ASEAN. pendapatan Jasa bisnis lainnya neto pada Tw. IV-2008 mencatat mencerminkan penduduk kepada bukan bahwa penduduk kewajiban lebih besar defisit USD0,4 miliar, sedikit lebih tinggi dari defisit daripada USD0,3 miliar pada triwulan sebelumnya. Jasa bisnis penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari lainnya terdiri dari jasa perdagangan (merchanting), jasa berkurangnya pendapatan investasi langsung (Direct sewa (operational leasing) dan berbagai jasa keahlian Investment) terutama profit transfer perusahaan migas (profesional) jasa yang menurun dari USD2,4 miliar menjadi USD1,2 akuntansi, jasa arsitektur, rekayasa dan teknik, jasa riset miliar. Turunnya harga minyak menjadi salah satu faktor dan pengembangan, dan lainnya. Negara berkembang, yang memperkecil pendapatan perusahaan migas termasuk Indonesia, sehingga seperti jasa konsultan hukum, pada umumnya lebih banyak menggunakan jasa tersebut dari bukan penduduk (non resident) sehingga nilainya selalu defisit. Demikian juga dengan jasa-jasa lain (konstruksi, asuransi, keuangan, komputer & informasi, royalti & lisensi, serta personal, budaya & rekreasi) semuanya mencatat defisit. dari keuntungan 0 ‐1,000 ‐2,000 ‐4,000 domestik ‐5,000 sehingga bagian bukan Juta USD relatif menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi perlambatan mengurangi kepada 1,000 ‐3,000 mengalami penduduk penjualan migas yang menjadi hak kontraktor asing. Sebagian besar jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang yang tagihan/aset Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 mengurangi impor jasa selama triwulan IV. 2006 Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan 2007 Neraca Pendapatan PI Income jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini 2008* DI Income OI Income Grafik 16 Perkembangan Neraca Pendapatan transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa telekomunikasi dan pos & kurir masih lebih besar daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan, Selain itu, penurunan defisit neraca pendapatan jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD2 pada Tw. IV 2008 disumbang oleh menurunnya tingkat juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya (USD76 profitabilitas juta). dari sahamnya dimiliki oleh asing. Profit transfer hasil asing keuntungan perusahaan PMA ke luar negeri mencatat berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan penurunan dari USD0,8 miliar pada triwulan III menjadi belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan USD0,4 miliar pada periode laporan. Krisis keuangan pembiayaan kedutaan/perwakilan Indonesia di luar global negeri. pemerintah penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya mencapai neto surplus USD58 juta, relatif sama dengan mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian angka pada triwulan sebelumnya (USD61 juta). pemegang saham asing. Demikian pembelanjaan 22 Selama juga, penerimaan kedutaan/perwakilan periode laporan devisa negara jasa perusahaan ditengarai turut PMA memberi nonmigas dampak yang pada Secara keseluruhan, penurunan pendapatan 5. Transfer Berjalan investasi langsung (Direct Investment) juga tercermin Transfer berjalan pada Tw. IV-2008 mencatat dari profitabilitas perusahaan PMA di Indonesia (Foreign surplus sebesar USD1,5 miliar, relatif tidak berbeda Direct Investment) yang menurun menjadi 14,6% dari daripada triwulan sebelumnya. 18,1% pada triwulan sebelumnya. masih tetap disumbangkan oleh workers’ remittances Tabel 23 Implied Yield/Interest Rate Implied Interest Rate (%)* Penerimaan terbesar (WR)-TKI sebesar USD1,6 miliar, sedikit lebih rendah daripada 2008* periode sebelumnya (USD1,7 miliar). Q.1. Q.2. Q.3. Q.4. Meskipun tidak signifikan, melemahnya perekonomian Inflows: Direct Investment Portfolio Investment Other Investment 15,1 3,5 3,3 9,0 3,5 2,8 6,0 3,9 2,3 6,7 4,0 1,6 di negara-negara tujuan TKI, khususnya Malaysia, Outflows: Direct Investment Portfolio Investment Other Investment 18,6 5,6 3,0 18,6 5,1 3,1 18,1 5,6 3,0 14,6 5,3 2,9 mengakibatkan transfer pendapatan TKI ditengarai menurun. Penurunan lebih besar dapat ditahan oleh * rasio interest/dividend (annualized) thd posisi investasi penempatan TKI baru ke Korea. Sementara itu, outflows WR-TKA (Tenaga Kerja Asing) pada periode laporan mencapai USD0,2 miliar, juga relatif sama Di sisi lain, defisit pendapatan neto dari investasi portofolio menurun menjadi USD0,2 miliar dari triwulan sebelumnya (defisit USD1,0 miliar). Penurunan defisit tersebut terkait dengan menurunnya pembayaran deviden atas surat berharga saham yang dimiliki asing menjadi USD0,3 miliar dari sebelumnya USD0,9 miliar. Sementara itu, pendapatan investasi dari surat berharga utang sebesar USD0,4 miliar relatif seimbang dibanding pembayaran pendapatn investasi kepada investor asing. Penurunan defisit pendapatan investasi portofolio tersebut seiring dengan kenaikan persentase imbal hasil investasi surat berharga penduduk milik asing di dalam negeri dari 5,6% menjadi 5,3%, lebih tinggi daripada kenaikan imbal hasil investasi surat berharga asing milik penduduk di luar negeri dari 3,9% menjadi 4,0%. Sementara mencatat defisit Hal Penempatan TKI selama triwulan keempat mencapai sekitar 258 ribu orang, meningkat 54% dibandingkan 168 ribu orang pada triwulan ketiga. Dengan penempatan sebesar itu, posisi (stok) TKI yang bekerja di luar negeri sampai dengan akhir triwulan IV mencapai sekitar 4,4 juta orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar, sekitar 2,1 juta orang bekerja di Malaysia, 1,4 juta orang bekerja di Arab Saudi dan sekitar 0,9 juta orang bekerja di beberapa negara seperti Hongkong, Taiwan, Singapura serta Uni Emirat Arab. TKI yang ditempatkan di Malaysia sebagian besar TKI formal (72%) yang bekerja di sektor perkebunan dan properti. Sebaliknya, penempatan TKI di Arab Saudi hampir seluruhnya TKI informal (99%) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. itu, pendapatan USD0,9 investasi miliar, lebih lainnya tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD0,4 miliar). dibandingkan triwulan sebelumnya. itu terutama akibat meningkatnya pembayaran bunga utang luar negeri khususnya sektor swasta akibat kenaikan posisi utang luar negeri meskipun rata-rata bunga utang sedikit menurun menjadi 2,9% dari 3,0% pada triwulan sebelumnya. Adapun negara penyumbang terbesar WR-TKI selama triwulan laporan adalah Malaysia USD578juta (pangsa 36%), Arab Saudi USD547 juta (34%), Hongkong USD115 juta (7%), dan Taiwan USD95 juta (6%). Meskipun Malaysia masih menjadi negara utama penyumbang Workers’ Remittances (pengiriman uang TKI), namun pada periode laporan WR dari Malaysia mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya 23 jumlah TKI yang bekerja di Malaysia (stok TKI) sampai resmi di bawah Kementerian Tenaga Kerja Korsel untuk dengan bulan November 2008. Penurunan tersebut merekrut sekaligus menempatkan tenaga kerja asing ditengarai terkait dengan kepulangan TKI akibat sektor formal di berbagai perusahaan di Korsel. TKI di berkurangnya aktivitas perkebunan kelapa sawit di Korsel yang terkena PHK diberi waktu dua bulan untuk Malaysia sebagai dampak pelemahan ekonomi dunia. beralih pekerjaan ke tempat lain. Ancaman pemulangan TKI juga terjadi pada TKI yang Komponen lain yang menyumbang surplus transfer bekerja di Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan berjalan adalah penerimaan hibah non investasi, terutama di sektor manufaktur akibat berkurangnnya bantuan berupa barang habis pakai seperti makanan, permintaan dunia. Penurunan WR juga terjadi pada TKI pakaian, yang bekerja di Arab Saudi. Penurunan kiriman uang penerimaan hibah mencapai USD145 juta, lebih tinggi tersebut sejalan dengan berkurangnya jumlah TKI yang dari triwulan sebelumnya (USD62 juta). bekerja di sana akibat kepulangan TKI ke tanah air. hibah mulai didominasi oleh Pemerintah (sekitar 88%), dan obat-obatan. Pada Tw. IV-2008 Penyaluran juta USD lebih tinggi dibandingkan yang diterima dan disalurkan 2000 melalui NGO. Hibah yang disalurkan melalui Pemerintah 1500 mencapai 1000 USD38 juta pada periode sebelumnya. USD128 juta, meningkat dibandingkan Sedangkan hibah yang disalurkan melalui NGO hanya USD17 juta, 500 lebih rendah dari USD24 juta pada triwulan 0 sebelumnya. -500 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 2006 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 2007* TKI Inflow TKA Outflow Q.3 didanai oleh hibah luar negeri antara lain bantuan dari 2008** worker remittance, net American Red Cross pada bulan Oktober untuk Grafik 17 Perkembangan Workers’ Remittances pembangunan ekonomi di Aceh berupa program Selain keempat negara utama penyumbang WRTKI, Korea Selatan merupakan negara penempatan TKI baru. Meskipun pengiriman uang TKI yang bekerja di sana baru pada triwulan IV mencapai USD20 juta (pangsa 1,2%) namun memiliki potensi yang cukup besar. Pemerintah Indonesia dan Korsel Indonesia (TKI) yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak krisis keuangan global yang difasilitasi oleh Human Resources Development of Korea (HRDK). HDRK adalah badan 24 rehabilitasi dan pengembangan perikanan dan akua kultur pasca tsunami. Selain itu, bantuan dari Canadian Red Cross pada bulan yang sama untuk pembangunan ekonomi di Nias berupa program pemulihan peternakan. Tabel 24 Perkembangan Hibah Non Investasi telah menyepakati program penyelamatan sekitar 300 tenaga kerja Pada triwulan IV 2008, beberapa program yang Q.4 (juta USD) HIBAH NON INVEST. (Current Transfer) 2007 2008* Tw. I Tw. II Tw. I Tw. II Total 159 69 111 187 86 41 62 145 Public (Govt.) Private (NGO) 58 101 34 35 30 81 58 129 17 69 27 14 38 24 128 17 sumber: BRR & UN Tw. III Tw. IV Tw. III Tw. IV HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 25 TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 mengakibatkan transaksi modal dan Transaksi Modal 1. finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit Transaksi modal pada triwulan IV 2008 mencatat sekitar USD3,8 miliar. Proses deleveraging dan repricing surplus sebesar USD29 juta, menurun dibanding di menyebabkan triwulan sebelumnya (USD200 juta). Surplus tersebut terjadinya arus keluar modal asing dalam bentuk terutama berasal dari bantuan hibah untuk investasi, penjualan surat utang negara, sertifikat Bank Indonesia, seperti pembangunan rumah tinggal, jembatan, jalan, dan saham, terutama selama Oktober hingga awal sekolah, dan lain-lain. Keseluruhan hibah tersebut November 2008. Arus keluar modal asing mulai diberikan masih dalam rangka bantuan korban bencana berhenti sejak pertengahan November 2008 setelah alam di beberapa tempat di tanah air. Dari total hibah pemerintah di negara-negara maju meningkatkan tersebut, sebagian besar (90%) merupakan hibah komitmennya lembaga-lembaga investasi melalui sektor swasta (NGO) yakni sekitar keuangan yang bermasalah dan mengatasi resesi USD26 juta dan sisanya USD3 juta melalui sektor publik ekonomi melalui stimulus fiskal. (pemerintah). pasar keuangan untuk internasional membantu Bentuk Kinerja transaksi modal dan finansial juga terbantu hibah investasi antara lain bantuan oleh meningkatnya arus masuk modal dalam bentuk pendidikan dari RANTF (Recovery of Aceh-Nias Trust investasi langsung dan pinjaman luar negeri, baik Fund) pemerintah maupun swasta. Hal ini sejalan dengan kabupaten Aceh Jaya pada bulan Oktober 2008. Selain permintaan domestik, khususnya investasi, yang masih itu, bantuan dari Caritas Austria pada bulan yang sama tumbuh positif. untuk pembangunan infrastruktur, rumah dan tanah berupa pembangunan sekolah di Lamno berupa proyek pembangunan akses jalan desa Tugala Juta USD 5000 Oyo di Aceh. 4000 Tabel 25 Perkembangan Hibah Investasi 3000 2000 (juta USD) 1000 HIBAH INVESTASI (Capital Transfer) 0 -1000 -2000 -3000 -4000 Tw. I 2007 Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I 2008* Tw. II Tw. III Tw. IV Total 43 127 255 122 52 73 199 29 Public (Govt.) Private (NGO) 4 39 3 124 29 226 45 77 4 48 6 67 7 192 3 26 sumber: BRR & UN -5000 Q.1 Q.2 Q.3 2006 Direct Investment Other Investment Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2007* Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2008** Portfolio Investment Financial Account Grafik 18 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Jenis Investasi 2. Transaksi Finansial Ketatnya likuiditas di pasar keuangan internasional menyebabkan kinerja transaksi finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit USD3,8 miliar, jauh lebih 26 rendah dari surplus USD0,7 miliar pada triwulan terutama disebabkan oleh meningkatnya arus keluar sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada transaksi modal asing dalam bentuk investasi portofolio. investasi portofolio. Arus keluar modal portofolio asing Transaksi investasi portofolio pada periode laporan banyak terjadi dalam bentuk pelepasan SBI dan SUN mencatat defisit USD2,9 miliar, lebih tinggi daripada oleh investor asing selama Oktober – November 2008. defisit yang terjadi pada periode sebelumnya (USD251 Sejalan juta). Peningkatan defisit terjadi akibat pelepasan dengan itu, investasi portofolio (neto) kepemilikan asing baik atas SBI maupun SUN. mengalami defisit USD4,3 miliar. Sementara itu, transaksi investasi lainnya (other Selama periode Tw.IV-2008, terjadi neto defisit investment) berupa simpanan bank-bank domestik di pada transaksi SUN sebesar USD1,6 miliar akibat perbankan luar negeri mengalami peningkatan yang pelepasan SUN oleh asing. Kondisi ini berbeda dengan diperkirakan sebagai implikasi dari tutunnya GWM valas periode sebelumnya yang mencatat adanya pembelian dan masuknya dana asing dari hasil akuisisi dua bank SUN oleh asing hingga USD1,1 miliar (neto). Hal yang domestik yang kemudian di merger. Sebaliknya, neto sama juga terjadi pada transaksi SBI oleh asing yang penarikan utang luar negeri sektor korporasi mengalami mencatat neto defisit sebesar USD1,3 miliar, sedikit penurunan terkait kenaikan pembayaran ULN swasta lebih rendah daripada neto defisit pada periode yang lebih besar daripada kenaikan penarikan utangnya sebelumnya (USD1,4 miliar). sehingga transaksi investasi lainnya mencatat neto defisit sekitar USD1,2 miliar. Adapun arus masuk Investasi langsung neto (Direct Investment) pada triwulan IV mencatat kenaikan surplus dibandingkan Juta USD 5000 4000 3000 2000 1000 triwulan III 2008, antara lain didukung oleh transaksi merger Bank Lippo-Bank Niaga oleh CIMB Malaysia. 0 -1000 -2000 Juta USD -3000 4,000 -4000 3,000 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2,000 2006 1,000 2007* Portfolio Investment 0 2008** Other Investment Financial Account Grafik 20 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik -1,000 -2,000 -3,000 Gejolak pasar keuangan global yang dipicu oleh -4,000 krisis -5,000 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 2006 Sektor Publik Q.2 Q.3 2007* Sektor Swasta Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Transaksi Modal & Finansial di AS terus menekan dan menimbulkan pesimisme pelaku pasar secara global. Selain itu, krisis tersebut juga mengakibatkan kebutuhan likuiditas di masing-masing negara investor semakin meningkat dan memicu proses deleveraging. Fenomena flight to quality akibat faktor risiko yang 2.1 Sektor Publik Di sektor publik, selama periode triwulan IV 2008, transaksi finansial mencatat defisit USD2,3 miliar, lebih tinggi daripada defisit yang terjadi pada periode (USD369 kredit 2008** Grafik 19 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor sebelumnya pasar juta). Peningkatan defisit meningkat juga masih terjadi terutama terhadap negara-negara emerging markets. Kondisi tersebut mendorong investor asing menarik dananya dari SBI dan SUN. 27 Gejolak faktor eksternal tersebut pada gilirannya tersebut terlihat tidak berpengaruh signifikan, sehingga memberikan tekanan terhadap harga SUN. Harga SUN minat investor asing untuk menanamkan modalnya di juga SBI dan SUN masih rendah. menghadapi tekanan lain seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah secara tajam sejak awal Dalam perkembangannya di akhir periode laporan, triwulan IV 2008. Penurunan harga ini menyebabkan yield SUN kembali mengalami penurunan. Hal ini dipicu investor menuntut yield yang lebih tinggi. oleh kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI rate Yield spread pada periode laporan mengalami dari 9,5% menjadi 9,25% pada Desember 2008. Selain peningkatan dari 411 bps pada akhir triwulan III 2008 itu, hingga mencapai 716 bps pada akhir triwulan IV 2008. menguatnya nilai tukar rupiah turut menjadi faktor Bahkan yield SUN dengan tenor benchmark 10 tahun pendorong. sempat mencapai posisi tertingginya di 20,96%. Peningkatan yield SUN yang cukup tinggi menghentikan penerbitan SUN sampai dengan akhir IV 2008. Selain itu, pemerintah perkiraan inflasi serta mulai % menyebabkan pemerintah mengambil keputusan untuk triwulan menurunnya juga membatalkan penerbitan sukuk global kepada Islamic 18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 Development Bank (IDB) yang sebelumnya direncanakan 2.00 0.00 akan terbit pada akhir tahun 2008. Jan Fe Ma Ap Me % Jun Jul Ag Se Ok No De 2008 Yield Global Bond Indonesia 10.00 9.00 Yield US T Note Grafik 22 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Note 8.00 7.00 6.00 5.00 Faktor pendorong lainnya dari sisi eksternal adalah 4.00 mulai 3.00 2.00 1.00 membaiknya faktor risiko investasi dan menurunnya imbal hasil US T-Bills. Kondisi ini ditambah BI Rate Fed rate Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 0.00 2007 2008 Grafik 21 Perkembangan BI Rate dan Fed Rate dengan semakin turunnya harga minyak dunia yang diikuti dengan keputusan pemerintah untuk menurunkan harga premium. Perkembangan tersebut semakin menambah keyakinan investor asing untuk menanamkan dananya melalui SBI dan SUN, sehingga 28 Secara keseluruhan Tw.IV-2008, kebijakan moneter tekanan arus keluar modal asing pada SBI dan SUN Bank Indonesia yang cenderung ketat di tengah mulai mereda sejak pertengahan November. Hal ini penurunan suku bunga global, telah mengakibatkan terlihat dari meningkatnya kepemilikan asing atas SBI spread imbal hasil rupiah semakin lebar. Hal ini dan SUN pada akhir periode setelah mengalami diindikasikan dengan semakin besarnya selisih suku penurunan yang tajam pada awal periode laporan, bunga dalam negeri dengan luar negeri dan selisih yield terutama selama Oktober hingga awal November 2008. obligasi pemerintah dengan yield US T-Note. Akan Dengan perkembangan tersebut, posisi kepemilikan tetapi peningkatan risiko investasi di negara-negara asing atas SUN dan SBI pada Tw.IV-2008 masih emerging markets menyebabkan pelebaran spread mengalami penurunan menjadi USD8,0 miliar dan USD772 juta dibandingkan periode sebelumnya (USD11,1 miliar dan USD2,2 miliar). Peningkatan penarikan pinjaman terjadi baik pada pinjaman program maupun pinjaman proyek. Penarikan Transaksi finansial sektor publik dalam bentuk pinjaman program pada triwulan IV 2008 meningkat investasi lainnya pada Tw.IV-2008 mengalami surplus menjadi USD2,0 miliar dibanding periode sebelumnya sebesar USD549 juta, lebih tinggi dibanding periode (USD295 juta). Sementara itu, penarikan pinjaman sebelumnya yang mencatat defisit sebesar USD118 juta. proyek meningkat menjadi USD771 juta dibanding periode sebelumnya (USD618 juta). Perkembangan penarikan utang pemerintah ini sesuai dengan pola billion USD 14 musiman selama ini. 12 Penarikan pinjaman program pada Tw.IV-2008 10 berasal dari ADB sebesar USD830 juta, IBRD sebesar 8 USD995 juta, dan Perancis (AFD) senilai USD200 juta. 6 Pinjaman program tersebut digunakan diantaranya 4 untuk 2 program pengurangan dampak negatif perubahan iklim yang meliputi sejumlah kebijakan. Dec Oct Nov Sep Jul Aug Jun Apr 2007 May Mar Jan Feb Dec Oct Nov Sep Jul Aug Jun Apr May Mar Jan Feb 0 2008 Kepemilikan SUN Oleh Asing Kepemilikan SBI Oleh Asing Grafik 23 Perkembangan Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing Pertama, pengurangan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, energi dan industri. Kedua, adaptasi terhadap perubahan iklim (air dan pertanian). Ketiga, aktivitas cross-cutting seperti perencanaan tata ruang, Pencapaian surplus tersebut disebabkan oleh pembangunan Clean Development Mechanism (CDM). peningkatan penarikan pinjaman yang lebih besar Sampai dengan akhir periode laporan, pinjaman daripada peningkatan pembayaran. Penarikan pinjaman program pada periode laporan meningkat menjadi USD2,8 miliar pemerintah akan mencapai total USD500 juta, lebih dibanding periode sebelumnya (USD913 juta). Di sisi tinggi USD100 juta dari target yang ditetapkan dalam lain, pembayaran pinjaman juga meningkat menjadi APBN-P 2008 sebesar USD400 juta. Di samping itu, USD2,2 miliar daripada periode sebelumnya (USD1,0 pinjaman program juga digunakan untuk program miliar). Bantuan Operasional Sekolah, Development Policy Loan untuk perubahan iklim yang ditarik V serta Infrastructure Development Policy Loan I dan II. Juta USD 3000 Juta USD 2500 1200 2000 1000 1500 800 1000 600 500 400 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 200 2006 Drawing 2007* 2008** 0 Q1 Q2 2006 Repayment Grafik 24 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Pemerintah ADB IBRD Q3 Q4 Q1 Q2 2007* Q3 Q4 Q1 Q2 2008** Q3 Q4 Jepang (JBIC) Grafik 25 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program 29 Di sisi pinjaman proyek, penarikan pinjaman proyek yang menyangkut masalah pengadaan barang terutama dilakukan untuk pinjaman yang berasal dari dan jasa, proses tender yang memakan waktu lama, negara-negara yang pernah bergabung dalam CGI serta adanya tender ulang untuk seluruh atau sebagian sebesar USD671 juta. Pinjaman tersebut dilakukan paket proyek. Proses penerbitan dokumen anggaran dengan menggunakan skema ODA yang sebagian besar yang cukup lama juga menjadi salah satu faktor dilakukan secara bilateral (USD467 juta). Di samping itu, penyebabnya. pemerintah juga mendapatkan pinjaman di luar negara- Di samping itu, masalah pembebasan lahan yang negara yang pernah bergabung dengan CGI sebesar membutuhkan waktu yang tidak sedikit juga menjadi USD100 juta, lebih rendah daripada pinjaman yang penyebab mundurnya pelaksanaan kegiatan dari jadwal ditarik semula. Secara umum, masalah pengadaan atau pada periode sebelumnya (USD164 juta). Penarikan pinjaman proyek paling banyak digunakan pembebasan untuk pembangunan proyek-proyek pembangunan infrastruktur. terjadi jalan pada perkotaan banjir dan diantaranya adalah proyek pembangunan pembangkit Departemen Pekerjaan Umum seperti proyek Urban listrik 10.000 megawatt, revitalisasi sejumlah pabrik Sector gula, dan revitalisasi perkebunan kelapa sawit. pembebasan Development lahan terjadi perkeretaapian 500 proyek-proyek di lingkungan PT. PLN. Kendala 350 lain Departemen terkait lingkungan Program. Juta USD 400 di juga di proyek penanggulangan Reform perkotaan proyek-proyek Beberapa proyek yang sudah memperoleh pembiayaan 450 Masalah pada proyek Perhubungan dengan masih dan tidak maksimalnya penyerapan pinjaman luar negeri dari 300 pagu 250 200 pinjaman proyek adalah kekurangan dana pendamping dari porsi Anggaran Pendapatan dan 150 100 Belanja Daerah (APBD), seperti pada proyek Water 50 Resource and Irrigation Sector Management serta 0 Q1 Q2 2006 Bilateral-CGI Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007* 2008** Multilateral-CGI Non CGI Q3 Q4 Grafik 26 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek Sementara itu, dari sisi penyerapan pinjaman, realisasi penyerapan pinjaman program dari seluruh kreditor sampai dengan akhir periode laporan telah mencapai 100% dari pagu APBN-P 2008 dengan total USD2,8 miliar atau setara dengan Rp26 triliun. Akan tetapi realisasi penyerapan pinjaman proyek untuk periode yang sama hanya mencapai Rp18,3 triliun atau 87% dari pagu APBN-P 2008 sebesar Rp21 triliun. Realisasi penyerapan pinjaman proyek yang tidak maksimal terjadi akibat keterlambatan pelaksanaan 30 lahan proyek Second Eastern Indonesia Region Transport. Dari sisi posisi pinjaman, berdasarkan negara pendonornya, Jepang masih tercatat sebagai negara pemberi pinjaman terbesar untuk Indonesia (pangsa 38,1% dari total pinjaman pemerintah). Posisi pinjaman yang diberikan oleh Jepang mengalami peningkatan menjadi USD29,6 miliar dibanding periode sebelumnya (USD25,8 miliar). Sementara itu, posisi pinjaman yang diberikan oleh Amerika Serikat (pangsa 16,6%) dan Jerman (pangsa 4,3%) mengalami penurunan menjadi USD12,9 miliar dan USD3,3 miliar dibanding periode sebelumnya (USD13,0 miliar dan USD3,6 miliar). dimiliki Juta USD 35000 asing) USD77,8 30000 mengalami miliar peningkatan dibanding periode menjadi sebelumnya (USD73,2 miliar). 25000 20000 Juta USD 15000 80000 10000 75000 5000 70000 0 2006 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 Jepang Amerika Q3 Q4* 65000 60000 2008 Jerman 55000 Grafik 27 Perkembangan Posisi Pinjaman per Negara Kreditor Utama 50000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2006 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 Q3 Q4* 2008 Posisi ULN Pemerintah Berdasarkan jenis mata uangnya, pinjaman dalam bentuk USD masih mendominasi keseluruhan pinjaman luar negeri pemerintah (pangsa 44,5%). Sedangkan posisi pinjaman bermata uang Yen dan Euro hanya mencapai pangsa 37,6% dan 12,2%. berdenominasi dolar AS dan Posisi pinjaman Yen mengalami peningkatan menjadi USD34,7 miliar dan USD29,3 miliar dibanding periode sebelumnya (USD33,0 miliar dan USD25,4 miliar). Sebaliknya, posisi pinjaman berdenominasi menjadi Euro USD9,5 justru miliar mengalami dari penurunan periode Grafik 29 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah 2.2 Sektor Swasta Meluasnya pengaruh krisis yang berujung pada ketatnya likuiditas global berdampak pada transaksi finansial sektor mengalami swasta defisit selama USD1,4 Tw.IV-2008 miliar, jauh yang menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (surplus USD1,1 miliar). Defisit tersebut terutama akibat meningkatnya pembayaran utang luar negeri sektor korporasi. sebelumnya Juta USD (USD10,1 miliar). 3000 2000 Juta USD 1000 38000 33000 0 28000 -1000 23000 -2000 18000 -3000 13000 -4000 Q.1 8000 Q.3 Q.4 Q.1 2006 3000 Q1 Q2 Q3 2006 USD Q.2 JPY Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 Q3 Q4* 2008 EUR Grafik 28 Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis Valuta Utama Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 2007* Q.2 Q.3 Q.4 2008** Direct Investment Portfolio Investment Other Investment Financial Account Grafik 30 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Swasta Di tengah ketatnya likuiditas global, aliran masuk investasi langsung (PMA/direct investment in Indonesia) Dengan perkembangan tersebut, posisi utang pada Tw.IV-2008 mengalami kenaikan sebesar 24,3% luar negeri pemerintah (di luar SUN dan SBI yang dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut 31 terutama terjadi pada arus modal masuk sektor non migas yang mengalami pertumbuhan 57,0%, Juta USD 3,000 sementara sektor migas mengalami penurunan 16,2%. 2,500 Dengan memperhitungkan arus keluar PMA, terutama 2,000 berupa dan 1,500 pembayaran ULN perusahaan PMA sektor nonmigas 1,000 kepada perusahaan induknya di luar negeri, aliran 500 modal PMA neto selama triwulan laporan menjadi 0 cost recovery perusahaan migas Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 surplus USD2,9 miliar, meningkat dibanding triwulan 2006 sebelumnya (USD1,9 miliar) Sementara itu, dengan memperhitungkan faktor investasi langsung penduduk di luar negeri (direct investment abroad) yang tercatat sebesar USD1,2 miliar, secara keseluruhan transaksi neto DI (direct investment) mencapai surplus USD1,7 miliar, meningkat dibanding triwulan sebelumnya (surplus USD0,4 miliar). 2007* 2008** Grafik 32 Perkembangan Arus Masuk FDI Migas Menurunnya pembayaran tersebut dipengaruhi oleh kinerja sektor migas di triwulan sebelumnya dimana harga minyak mulai mengalami penurunan secara signifikan. Secara neto, dengan memperhitungkan arus keluar tersebut, PMA sektor Juta USD migas mencatat surplus menjadi sebesar USD0,7 miliar, 5000 relatif sama dengan periode sebelumnya. 4500 4000 Sementara itu, di sektor nonmigas, arus masuk 3500 3000 PMA mengalami peningkatan menjadi sebesar USD4,6 2500 miliar dari USD2,9 miliar pada triwulan sebelumnya. 2000 1500 Peningkatan 1000 500 mengindikasikan masih kuatnya kegiatan investasi di dalam negeri yang tumbuh 12,5% 0 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2006 Inflows Oil & Gas 2007* 2008** Inflows Non Oil & Gas FDI, net Grafik 31 Perkembangan Direct Investment di Indonesia Arus masuk modal PMA di sektor migas turun menjadi USD2,0 miliar dibanding triwulan sebelumnya (USD2,4 miliar). Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya kegiatan operasional perusahaan migas di Indonesia terkait mulai menurunnya harga minyak dunia. Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA di sektor migas berupa pembayaran cost recovery pada perusahaan induknya mencapai USD1,3 menurun dari Tw.III-2008 sebesar USD1,7 miliar. 32 ini miliar, (y.o.y) dan berkontribusi sekitar 2,8% pada pertumbuhan ekonomi (tumbuh 5,2%) pada triwulan IV-2008. Arus masuk modal PMA nonmigas tersebut berupa tambahan modal ekuitas sebesar USD2,3 miliar terkait dengan transaksi merger Bank Lippo-Bank Niaga oleh CIMB Malaysia, dan penarikan utang sebesar USD2,3 miliar dari perusahaan induk di luar negeri. Sementara itu, pada periode laporan, tidak tercatat aliran modal masuk PMA melalui privatisasi yang dilakukan dengan cara strategic sale dan restrukturisasi perbankan. Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA di sektor nonmigas sebesar USD2,4 miliar naik dibanding triwulan sebelumnya sebesar USD1,7 miliar. Secara USD1,0 miliar, lebih rendah dibanding surplus USD241 neto, PMA sektor nonmigas mengalami kenaikan juta pada triwulan sebelumnya. Masih tingginya risiko surplus menjadi sebesar USD2,2 miliar dari USD1,2 dan ketidakpastian di pasar keuangan global serta miliar pada periode sebelumnya. masih lemahnya bursa AS dan regional berdampak Pada Tw.IV-2008, sebagian besar net PMA berasal pada menurunnya kinerja pasar modal Indonesia. Proses dari negara-negara ASEAN (USD1,4 miliar) dan Jepang deleveraging dan repricing yang terjadi di pasar (USD0,5 miliar) sehingga total PMA dari negara-negara keuangan tersebut menjadi USD1,9 miliar atau 64,5% dari total tingginya arus keluar portfolio asing. Di sisi domestik, net PMA. aktivitas pelaku pasar di bursa pada akhir Tw.IV-2008 global diperkirakan menjadi penyebab terlihat berkurang karena menjelang libur panjang akhir Juta USD tahun. Sementara itu, investasi portofolio penduduk di 1.500 1.300 luar negeri dalam bentuk surat berharga (sisi assets), 1.100 mencatat peningkatan sebesar USD434 juta, lebih 900 700 tinggi 500 USD65juta. 300 dibanding Transaksi 100 -100 Japan USA Europe Q1-08 Q2-08 Emerging Markets of East Asia (incl. China) ASEAN Q3-08 triwulan saham sebelumnya sepanjang sebesar Tw.IV-2008 mengalami net outflows sebesar USD110 juta, sedikit Other Countries lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya Q4-08 (net outflows USD98 juta). Selain faktor-faktor yang Grafik 33 Perkembangan FDI per Negara Asal telah disebutkan di atas, beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi pasar keuangan Indonesia PMA berdasar sektor ekonomi pada Tw.IV-2008 masih didominasi oleh sektor keuangan dan antara lain; masih memburuknya persepsi pelaku pasar domestik karena kasus gagal bayar Danatama pertambangan. Kedua sektor tersebut memberikan (perusahaan afiliasi grup Bakrie), rumor negatif yang peranan sebesar 69,7% terhadap total net PMA. tidak berdasar sehingga menekan pasar dan Juta USD 1.400 membentuk mekanisme harga menjadi tidak wajar, 1.200 serta indikasi adanya transaksi short selling menjadi 1.000 bahan pertimbangan investor untuk mengurangi investasi dalam bentuk penyertaan saham. 800 600 Kondisi likuiditas keuangan global yang ketat dan 400 pada waktu bersamaan persepsi risiko terhadap negara 200 emerging markets meningkat menyebabkan IHSG 0 -200 Agriculture, Mining & Quarriying Manufacturing Fishery&Forestry Q1-08 Q2-08 Construction Q3-08 Financial Int.&Services (incl. Insurance) Others Q4-08 Grafik 34 Perkembangan FDI per Sektor Investasi portofolio sektor swasta, sisi liabilities, selama periode laporan mengalami defisit sebesar terkoreksi di akhir triwulan empat yang menurun tajam sebesar 26,04% menjadi 1.355,4 dibanding posisi IHSG akhir Tw.III-2008. Walaupun demikian, beberapa saham unggulan masih menarik minat investor asing yaitu diantaranya saham sektor perbankan (BCA, BRI, Mandiri), sektor pertambangan (PGN, Adaro Energy, Bumi Resources), sektor telekomunikasi (Indosat, 33 Telkom) dan sektor perkebunan (Astra Agro Lestari). Hal dari USD2,0 miliar menjadi USD2,4 miliar. Hal ini sesuai ini profitabilitas pola musiman yang biasanya meningkat pada triwulan perusahaan, khususnya Return On Equity (ROE), pada terakhir. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa sektor periode laporan. Secara sektoral, perusahaan yang korporasi bergerak kewajibannya. didukung oleh dibidang peningkatan pertanian serta pertambangan mencatat kenaikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan sektor ekonomi lainnya masih mampu untuk memenuhi Juta USD 600 400 Juta USD IHSG 700 3.200 200 2.800 -200 0 600 500 -400 400 2.400 300 -600 -800 200 2.000 -1,000 100 Q.1 0 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 1.600 -100 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec 2007 2008 -200 2006 1.200 -300 Foreign Net IHSG (RHS) -400 800 Grafik 35 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 2007* Diterbitkan di DN 2008** Diterbitkan di LN Grafik 36 Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta Secara keseluruhan penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta (perbankan dan korporasi) meningkat dari Dari sisi suplai, pada periode triwulan IV-2008 USD3,9 miliar menjadi USD4,1 miliar. Perkembangan ini terdapat penawaran saham baru (IPO) oleh 1 emiten, sejalan dengan pertumbuhan investasi riil selama yaitu Sekawan Intipratama Tbk. Sedangkan 3 emiten triwulan keempat. Dengan perkembangan tersebut, tercatat melakukan delisting dari bursa, yaitu Bank posisi utang luar negeri sektor swasta pada akhir Lippo Tbk, Texmaco Jaya dan Bank UOB Buana Tbk. triwulan keempat menjadi USD62,6 miliar. Masing- Sementara itu, transaksi investasi portofolio dalam bentuk surat utang yang diterbitkan korporasi domestik, baik di pasar dalam negeri maupun luar 34 masing berupa utang lembaga keuangan (bank dan non bank) sebesar USD9,6 miliar dan bukan lembaga keuangan sebesar USD53,0 miliar. negeri, mencatat net outflows sebesar USD0,9 miliar, Di sisi aset, terjadi peningkatan yang signifikan lebih rendah dibandingkan net inflows USD0,3 miliar pada penempatan investasi lainnya oleh penduduk ke pada triwulan sebelumnya. luar negeri menjadi sebesar USD3,8 miliar, lebih tinggi Transaksi investasi lainnya sektor swasta, sisi dari kondisi triwulan sebelumnya yang bertambah liabilities mencatat surplus sebesar USD2,1 miliar, relatif USD1,6 miliar. Meningkatnya aset penduduk tersebut sama dengan triwulan sebelumnya. Surplus tersebut terutama akibat bertambahnya simpanan milik bank- terutama disebabkan oleh kenaikan penarikan utang bank domestik di perbankan luar negeri berupa luar negeri terutama sektor korporasi dari USD3,3 miliar Overseas Current Account (Nostro) dalam jumlah yang menjadi USD3,6 miliar yang mengindikasikan masih cukup meningkatnya aktivitas ekonomi domestik selama diperkirakan Tw.IV-2008.. Kenaikan penarikan tersebut lebih besar pasokan valas terkait dengan kebijakan BI untuk daripada kenaikan pembayaran ULN sektor korporasi menurunkan rasio GWM Valas dan masuknya dana besar. Peningkatan sebagai implikasi simpanan dari tersebut bertambahnya asing dari hasil merger Bank Lippo dan Bank Niaga pada bulan Oktober 2008. Dengan memperhitungkan perkembangan sisi assets dan liabilities tersebut, secara neto investasi Juta USD lainnya sektor swasta mengalami penurunan dari 5,000 surplus USD0,5 miliar menjadi defisit USD1,7 miliar. 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Q.1 Q.2 Q.3 2006 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 2007* Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2008** Grafik 37 Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta 35 CADANGAN DEVISA \ Sejalan dengan perkembangan neraca pembayaran (surat-surat berharga ) sebesar USD45,5 miliar (88% Indonesia yang secara keseluruhan mencatat defisit, dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2008 menurun USD3,7 miliar (7%) dan monetary gold sebesar USD2,0 sekitar USD5,5 miliar (10%) menjadi USD51,6 miliar, miliar (4%). Posisi surat-surat berharga meningkat dari dari posisi pada akhir triwulan sebelumnya sebesar akhir triwulan III tahun 2008 sebesar USD41,0 miliar. USD57,1 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup Sementara itu, posisi currency & deposits dan monetary untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar gold mengalami penurunan, yaitu masing-masing dari negeri pemerintah selama 4,0 bulan. USD13,5 miliar dan USD2,1 miliar pada akhir triwulan Komposisi cadangan devisa terdiri dari securities sebelumnya. Bulan Impor Juta USD 7.00 70,000 6.00 60,000 5.00 50,000 4.00 40,000 3.00 30,000 2.00 20,000 1.00 10,000 0.00 0 I II III IV I 2006 II III IV I II 2007* Cadangan Devisa (RHS) Bulan Impor Grafik 38 Perkembangan Cadangan Devisa 36 III 2008** IV HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 37 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL masih triwulan sebelumnya. Lebih tingginya DSR tersebut memberikan kontribusi negatif terhadap pembentukan terkait dengan kenaikan beban pembayaran pokok dan PDB. Namun demikian, kontribusi negatif tersebut bunga ULN pemerintah dan swasta (debt service mengecil sebelumnya payment) serta menurunnya kinerja ekspor barang dan sebagaimana tercermin pada penurunan rasio transaksi jasa pada periode laporan. Peningkatan outstanding berjalan terhadap PDB yang mencapai -0,2% dari utang luar negeri yang disertai dengan pertumbuhan sebelumnya -0,6%. Perbaikan tersebut terutama akibat ekonomi yang melemah telah meningkatkan beban menurunnya defisit neraca perdagangan minyak dan pembayaran ULN ke depan sebagaimana tercermin neraca pendapatan. Adapun rasio ekspor plus impor pada rasio eksternal debt terhadap PDB yang sedikit terhadap PDB yang mencerminkan derajat keterbukaan meningkat. Pada Tw. IV-2008 dibandingkan sektor eksternal triwulan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan sebagai Secara umum indikator masih akibat dari lebih rendahnya penurunan kinerja ekspor menunjukkan dan permintaan impor relatif terhadap pelemahan Indonesia terhadap resiko gejolak eksternal, yang pertumbuhan PDB. Peningkatan derajat keterbukaan ditunjukkan oleh menurunnya rasio ULN jangka pendek ekonomi terhadap PDB. Namun di saat yang sama resiko tersebut membawa konsekuensi pada relatif kuatnya ketahanan ekonomi ekonomi domestik yang relatif semakin lebih sensitif likuiditas terhadap gejolak eksternal. sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan rasio ULN Sementara itu, beban pembayaran utang luar eksternal mengalami periode triwulan sebelumnya. (DSR) cenderung meningkat dibandingkan periode Tabel 26 Indikator Sustainabilitas Eksternal INDIKATOR PDB (harga berlaku) (juta USD) Transaksi Berjalan/PDB (%) Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%) Ekspor Barang dan Jasa (juta USD) Debt Service Payments (DSP), juta USD - Pemerintah - Swasta (termasuk BUMN) Debt Service Ratio (DSR) (%) Posisi ULN Total (juta USD) Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) Posisi Cadangan Devisa (juta USD) PDB (annualized) (juta USD) Posisi ULN Total/PDB (%) Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%) Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) peningkatan jangka pendek terhadap cadangan devisa dibandingkan negeri (ULN) yang tercermin pada Debt Service Ratio 2007 2008 Tw. IV Tw.I Tw. II Tw. III 113.940 121.573 133.556 145.749 112.845 3,0 5,7 56,6 2,3 3,7 59,3 -0,8 1,5 60,0 -0,6 1,7 55,8 -0,2 1,1 57,6 38.334 -8.124 -3.433 -4.691 21,2 41.259 -6.691 -1.827 -4.859 16,2 43.746 -7.789 -3.377 -4.880 17,8 44.732 -6.819 -2.101 -4.770 15,2 35.725 -8.737 -3.308 -5.749 24,5 136.640 14.125 56.920 438.329 145.519 16.176 58.987 457.190 146.226 16.757 59.453 482.125 147.339 15.876 57.108 514.818 149.141 14.576 51.639 513.723 31,2 3,2 240,1 24,8 31,8 3,5 246,7 27,4 30,3 3,5 246,0 28,2 28,6 3,1 258,0 27,8 29,0 2,8 288,8 28,2 Ket. PDB annualized adalah penjumlahan PDB selama empat kuartal ke belakang 38 eksternal Tw. IV* HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 39 PERKEMBANGAN NPI 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA NPI 2008 diwarnai oleh kondisi ekonomi dan sebaik tahun maju khususnya AS. Dampak perlambatan ekonomi sebelumnya dan permintaan domestik yang sedikit global diperkirakan sebagian dapat dikompensasi oleh melambat meski masih pada level tinggi. Pada semester tingginya pertumbuhan ekonomi negara berkembang. pertama permintaan dunia masih relatif tinggi meskipun Permintaan dunia yang masih kuat didorong oleh harga melemah dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan komodiotas yang juga masih tinggi, ikut mempengaruhi dunia yang masih tinggi tersebut ditopang oleh harga kinerja ekspor sampai dengan tiga triwulan pertama komoditas yang masih juga tinggi dipengaruhi oleh 2008 yang masih tumbuh cukup tinggi. Dengan harga minyak yang terus memuncak. Namun pada perkembangan tersebut, meskipun terjadi penurunan semester pada triwulan IV, realisasi ekspor untuk keseluruhan keuangan internasional kedua, yang tidak khususnya triwulan empat, permintaan dunia terus melemah yang diikuti oleh turunnya harga komoditas internasional, khususnya 2008 masih tumbuh cukup tinggi. Meskipun kondisi perekonomian dunia yang kurang migas, sehingga mendorong kinerja transaksi berjalan menggembirakan menurun. perekonomian domestik, namun ekonomi Indonesia tersebut berdampak terhadap Perekonomian dunia pada 2008 tumbuh 3,4%, pada 2008 masih tumbuh sekitar 6,1%, sedikit melambat dibandingkan 2007 (5,2%) meski masih menurun dari tahun sebelumnya (6,3%). Permintaan dalam level yang cukup tinggi. Pelemahan tersebut domestik masih berperan cukup tinggi meskipun merupakan dampak negatif kondisi di pasar keuangan melemah sejalan dengan realisasi PDB sampai dengan internasional, terkait dengan krisis subprime mortgage triwulan III sebesar 6,3%. Permintaan domestik yang di AS yang telah berdampak luas ke sektor industri, masih tumbuh tinggi telah mendorong impor yang tenaga kerja, dan konsumsi. Pertumbuhan ekonomi tumbuh cukup signifikan pada tiga triwulan pertama negara maju diperkirakan mengalami perlambatan dari 2008. Namun kondisi mulai menurun pada triwulan IV, 2,7% di 2007 menjadi 1,0% pada 2008. permintaan domestik melemah, disertai dengan nilai Perekonomian negara berkembang diperkirakan tukar yang melemah dan sumber pembiayaan eksternal tumbuh masih cukup tinggi di 2008 (6,3%), meskipun yang turun dari tahun sebelumnya (8,3%), khususnya pertumbuhan impor pada Tw.IV dan keseluruhan 2008. didorong oleh pertumbuhan ekonomi Cina dan India. Hal ini tidak terlepas dari masih kuatnya permintaan domestik di kedua negara tersebut meskipun ekonomi dunia cenderung berada dalam tekanan resesi. Selain itu, perkembangan intratrade regional yang semakin meningkat akibat mengakibatkan 40 perdagangan negara regional Asia terhadap negara diversifikasi berkurangnya tujuan ekspor, ketergantungan berkurang, Krisis finansial sedikit yang memperlambat berdampak besar laju pada kontraksi ekonomi khususnya negara maju, merambat pada penurunan permintaan atas ekspor negara berkembang. Akibatnya, kinerja neraca berjalan negara kawasan Asia menurun dan memicu melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di kawasan. Pengaruh ekonomi global pada kinerja sektor eksternal diperkirakan cukup signifikan, tercermin dari perkiraan volume Pertumbuhan konsumsi BBM mengalami perdagangan dunia 2008 yang mencapai 4,1%, penurunan dari sekitar 2,8% ditahun 2007 menjadi melambat dari 2007 sebesar 7,2%. sekitar -0,02% di 2008. Menurunnya Penurunan pertumbuhan volume perdagangan dunia tersebut didorong oleh konsumsi BBM tersebut sejalan dengan kecenderungan rata-rata pasar perlambatan pertumbuhan ekonomi khususnya pada menurun triwulan IV 2008. Konsumsi BBM masih tetap tumbuh harga internasional komoditas yang nonmigas diperkirakan mulai di 7,4%. positif pada tiga triwulan pertama 2008, namun Melemahnya harga komoditas nonmigas internasional pelemahan ekonomi dunia berdampak pada pelemahan tersebut terkait dengan turunnya harga minyak dunia permintaan konsumsi energi khususnya sektor industri dan berkurangnya permintaan dunia. di triwulan terakhir 2008. meskipun masih tumbuh positif sebesar Perkembangan harga komoditas tersebut memberi dampak negatif Di sektor jasa khususnya transportasi, penurunan harga minyak meskipun mulai terjadi sejak bulan terhadap kinerja ekspor Indonesia. Harga minyak dunia diperkirakan akan menurun Agustus namun baru direspon oleh perusahaan meskipun masih akan berada pada level cukup tinggi. maskapai dengan menurunkan biaya bahan bakar (fuel Menurunnya harga minyak dunia tersebut didorong surcharge) pada akhir tahun 2008. Demikian juga oleh akibat perusahaan pelayaran nasional baru menurunkan tarif kekhawatiran krisis ekonomi global. Rata-rata harga angkut (freight) pada akhir tahun sehubungan dengan ekspor minyak mentah domestik berada pada level penurunan harga bahan bakar (bunker) kapal. permintaan dunia yang menurun USD93,5 per barel, masih lebih tinggi dibandingkan angka APBN-P2008 USD80 per barel. Kegiatan sektor pariwisata nasional 2008 terus berjalan positif terkait dengan Visit Indonesian Year Produksi minyak rata-rata 2008 sekitar 0,977 (VIY) 2008. Meskipun target 7 juta wisman tidak mbpd, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya tercapai sampai dengan akhir 2008, namun dengan sebesar 0,952 mbpd. strategi menjadikan event sebagai tujuan wisata Angka tersebut sama dengan angka lifting asumsi produksi yang ditetapkan di APBN- pemerintah telah banyak melakukan event P (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) khususnya 2008. Peningkatan produksi minyak tersebut didukung oleh mulai berproduksinya lapangan Kerisi MICE di Bali di triwulan akhir 2008. (Conoco Philips, Natuna) pada awal Januari 2008 dan Sementara itu penempatan TKI di LN pada 2008 lapangan Banyu Urip dan North Duri juga dapat mulai mencatat peningkatan, khususnya dalam memenuhi berproduksi pada triwulan empat . peluang pasar formal yang masih belum dapat Sementara itu, perkembangan sektor gas di 2008 mengalami peningkatan, dipenuhi, seperti Jepang yang memerlukan tenaga terutama disebabkan oleh perawat dan pengasuh kaum jompo di negaranya. harga gas yang masih tetap tinggi meskipun ada Selain itu, kebutuhan TKI juga meningkat di beberapa kecenderungan menurun pada Tw.IV mengikuti harga negara yang masih memerlukan tenaga kerja asing minyak. Sedangkan ekspor LPG sejak Tw.II-2008. seperti Australia, Eropa dan beberapa negara Timur Dihentikan sebagai dampak dari kebijakan pemerintah Tengah. Namun demikian dampak krisis global telah untuk lebih memprioritaskan menahan laju penambahan permintaan penempatan kebutuhan domestik, pemanfaatan gas bagi terutama dalam rangka mendukung program konversi minyak tanah dengan LPG. TKI tersebut. Di sektor finansial, dampak lanjutan pelemahan ekonomi dunia terhadap likuiditas global berpengaruh 41 pada arus masuk modal, terutama jangka pendek. Iklim penurunan cukup tajam, memicu gejolak di pasar investasi Indonesia didukung stabilitas ekonomi makro keuangan khususnya di negara berkembang. Hal ini dipandang tercermin dari terdepresiasinya nilai tukar, menurunnya masih kondusif sehingga dapat menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya bursa dalam bentuk investasi jangka panjang di Indonesia. antarbank. Survei Bank Dunia menunjukkan bahwa peringkat Gejolak serta pasar ketatnya finansial likuiditas global di pasar masih akan kemudahan berusaha di Indonesia berpeluang naik dari mempengaruhi dinamika lalu lintas modal portofolio urutan ke-123 menjadi urutan ke-82 di 2008, dengan asing akibat masih tingginya ketidakpastian pada syarat pemerintah memperbaiki mekanisme memulai kondisi ekonomi dan sektor keuangan di AS. Proses usaha, pendaftaran kepemilikan, dan mendapatkan deleveraging dan repricing yang terjadi di pasar kredit. keuangan Meskipun dalam lingkup terbatas, perbaikan global diperkirakan menjadi penyebab oleh meningkatnya arus keluar modal asing dalam bentuk implementasi beberapa proyek infrastruktur yang telah SUN, SBI, dan saham, terutama selama Oktober hingga dimulai di tahun-tahun sebelumnya. Beberapa proyek awal November 2008. Namun, defisit yang lebih besar telah dimulai pada tahun 2008 antara lain pembangkit diperkirakan dapat dihindari karena tekanan arus keluar listrik Paiton 3-4 dan beberapa PLTU seperti PLTU modal portofolio mulai mereda sejak pertengahan Serang dan Tanjung Jati A; transmisi gas melalui pipa November 2008. Berbagai tekanan yang terjadi di pasar jalur Kaltim-Jawa dan Duri-Dumai-Medan fase I dan II; keuangan regional, memicu persepsi tingginya default pembangunan bandara baru Kualanamu di Medan dan obligasi negara berkembang meski cenderung mereda Selaparang di Lombok, pengembangan kawasan berikat pada akhir Oktober. Dalam jangka pendek, aliran modal industri dan pemrosesan kargo di Bandara Sukarno ke emerging market termasuk Indonesia relatif masih Hatta; serta beberapa ruas jalan tol seperti jalan tol minimal. Masih belum stabilnya pasar finansial dunia, Cikampek-Palimanan dan Cikarang-Tanjung Priok. membuat investor asing secara umum cenderung iklim investasi diperkirakan akan didukung Sejalan dengan semakin kompetitifnya perusahaan bersikap hati-hati terhadap aset negara berkembang. domestik di kancah internasional, penanaman modal Perilaku risk aversion terhadap aset berisiko tinggi serta langsung oleh penduduk di luar negeri juga semakin kawasan emerging market masih mewarnai dalam meningkat. Investasi penduduk tersebut antara lain beberapa waktu sampai akhir 2008. didukung oleh penemuan cadangan minyak di Libya Di sisi domestik, relatif tingginya imbal hasil oleh anak perusahaan PT Medco Energi dan investasi PT penempatan aset rupiah saat ini masih belum mampu Bumi Resources pada tambang batubara di Australia. menahan arus keluar modal asing. Arus dana asing ke Pada arus lalu lintas modal jangka pendek, SBI dan SUN pada 2008 menurun karena perubahan intensitas gejolak pasar keuangan dunia meningkat dan persepsi investor kepada kualitas surat berharga menyebar ke berbagai kawasan termasuk Indonesia. meskipun spread suku bunga dalam dan luar negeri Memburuknya persepsi risiko investor terhadap aset- yang semakin melebar. Sementara itu, arus dana asing aset beresiko tinggi mendorong terjadinya perilaku ke pasar saham masih tetap terbatas sejalan dengan flight to quality yang menimbulkan gejolak di pasar ketatnya likuiditas finansial global. keuangan. US T-bill yang terus diburu menyebabkan Sejalan dengan perkembangan asumsi makro di imbal hasil (yield) surat berharga domestik menjadi terus atas, kinerja NPI untuk keseluruhan 2008 menurun meningkat. Bursa saham negara maju yang mengalami 42 saham dibandingkan 2007. Gambaran NPI untuk keseluruhan ekspor nonmigas yang juga cukup tinggi pada 2008 secara ringkas menjadi sebagai berikut: 2008 1. Transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus, perdagangan nonmigas mengalami penurunan. meskipun sangat kecil, yaitu USD0,6 sekitar 15,5% sehingga neraca miliar. Pengaruh resesi ekonomi global baru terasa pada Perkiraan surplus ini turun tajam dibandingkan Tw. IV seperti tercermin pada laju penurunan tahun 2007 (surplus USD10,5 miliar). ekspor yang lebih besar daripada laju penurunan 2. Transaksi modal dan finansial mencatat defisit impor. Sejalan dengan turunnya pertumbuhan USD1,7 miliar. Defisit ini menurun dibanding tahun ekonomi dan permintaan dunia serta harga 2007 (surplus USD3,6 miliar). komoditas di pasar internasional, kinerja ekspor 3. Overall balance NPI diperkirakan defisit USD1,9 dan impor nonmigas pada triwulan IV relatif miliar, lebih buruk daripada tahun 2007 (surplus menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. USD12,7 miliar). 4. Cadangan devisa pada akhir 2008 mencapai posisi b. Defisit neraca perdagangan minyak meningkat menjadi USD51,6 miliar (4,0 bulan impor dan pembayaran USD8,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya (defisit USD6,7 miliar). Peningkatan ULN pemerintah), menurun dibandingkan posisi defisit pada akhir 2007 (USD56,9 miliar). tersebut akibat harga minyak yang meskipun menurun tajam (dari USD113,4/bl pada Transaksi berjalan pada 2008 masih mengalami triwulan III menjadi USD48,0/bl pada triwulan IV) sedikit surplus, namun hal tersebut didorong oleh akibat krisis ekonomi global, namun secara rata- surplus yang cukup besar pada triwulan pertama rata setahun mencapai USD93,5/bl, masih lebih sehingga dapat menutupi akumulasi defisit pada tiga tinggi triwulan berikutnya. Transaksi berjalan mencatat defisit Sementara itu, volume konsumsi BBM yang pada Tw. II dan berlanjut hingga Tw. IV dengan sedikit kecenderungan yang pertumbuhan ekonomi domestik pada Tw.IV, diperkirakan memberikan pengaruh pada transaksi namun secara keseluruhan 2008 mencapai 382,7 berjalan pada 2008 antara lain: juta barel, relatif sama dengan tahun sebelumnya. a. mengecil. Faktor-faktor Pertumbuhan impor nonmigas sepanjang tahun c. dari USD70,2/bl menurun pada akibat tahun 2007. melambatnya Peningkatan impor menyebabkan pembayaran 2008 meningkat secara signifikan menjadi 39,4% jasa transportasi barang impor ikut meningkat dibandingkan (14,5%). secara signifikan. Akibatnya, defisit neraca jasa Tingginya angka pertumbuhan impor tersebut ikut mengalami kenaikan menjadi USD13,0 miliar disumbangkan oleh pertumbuhan pada tiga dibandingkan tahun sebelumnya (defisit USD11,8 triwulan miliar). tahun pertama sebelumnya 2008 akibat permintaan domestik yang cukup tinggi dan permintaan bahan baku untuk ekspor, menguatnya nilai tukar rupiah, serta tingginya harga komoditas impor di pasar internasional. Kondisi ini berpengaruh pada transaksi berjalan sehingga mengalami defisit khususnya pada Tw. II dan Tw. III. Tingginya laju pertumbuhan impor ini melebihi pertumbuhan d. Turunnya harga minyak terutama pada triwulan IV telah mengurangi bagian dari keuntungan ekspor migas yang menjadi hak kontraktor asing. Selain itu, penurunan keuntungan perusahaan PMA akibat turunnya ekonomi dunia telah mengurangi profit transfer pendapatan perusahaan ke luar negeri khususnya pada 43 triwulan terakhir 2008 menyebabkan defisit surplusnya transaksi investasi portofolio didorong transaksi pendapatan (income) pada 2008 sedikit oleh tingginya arus masuk modal asing jangka menurun menjadi defisit USD15,3 miliar daripada pendek pada paruh pertama tahun 2008. b. Investasi lainnya akan mengalami defisit yang lebih tahun sebelumnya (defisit USD15,5 miliar). e. Sementara itu, meningkatnya penempatan TKI ke besar menjadi USD6,3 miliar dibandingkan tahun luar telah sebelumnya (defisit USD4,8 miliar), terutama TKI-LN disebabkan oleh meningkatnya penempatan aset sehingga tarnsfer berjalan pada 2008 mencapai berupa simpanan penduduk di bank luar negeri USD5,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan tahun sejalan dengan kinerja ekspor pada tiga triwulan sebelumnya (USD5,1 miliar). pertama 2008. negeri meningkatkan Akibat krisis dan kenaikan penerimaan keuangan gaji TKI remitansi global dan ketatnya Meskipun investasi potofolio dan investasi lainnya likuiditas di pasar internasional, transaksi modal dan mengalami penurunan seiring dengan gejolak di finansial pada 2008 mengalami defisit dari surplus pada pasar global, tahun 2007. Transaksi modal dan finansial sudah (Direct Investment) meningkat menjadi USD2,5 terkena dampak negatif dari krisis keuangan global miliar dibandingkan tahun sebelumnya (USD2,3 sejak Tw. I. Dampak krisis tersebut sempat mereda pada miliar) Tw. II, namun kembali memburuk pada Tw. III dan Berdasarkan perkiraan pada komponen utama di mencapai puncaknya pada Tw. IV yang mencapai atas, secara keseluruhan NPI pada 2008 mencatat USD3,8 miliar. Faktor-faktor penyebabnya antara lain: defisit sebesar USD1,9 miliar. Sejalan dengan defisit a. Investasi portofolio mengalami penurunan surplus NPI tersebut jumlah cadangan devisa menurun dari menjadi USD1,8 miliar daripada tahun 2007 USD56,9 miliar pada akhir 2007 menjadi USD51,6 (USD5,6 miliar) akibat tingginya arus keluar modal miliar pada akhir 2008 (4,0 bulan impor dan asing dalam bentuk SUN, SBI, dan saham, terutama pembayaran utang luar negeri pemerintah). selama Oktober dan awal November 2008. Masih 44 c. namun investasi asing langsung HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 45 BOKS KRISIS KEUANGAN AS dan DAMPAKNYA pada PEREKONOMIAN INDONESIA 1. Kronologi Dunia finansial global kembali mendapatkan guncangan saat Lehman Brothers, bank investasi keempat terbesar di AS, menyatakan bangkrut pada pertengahan Oktober 2008. Hal ini menambah panjang rentetan lembaga keuangan terbesar lainnya yang ambruk setelah Bear and Sterns, Freddie Mac, Fannie Mae, Indy Mac, Northern Rock, Merrill Lynch hingga AIG. Dengan hutang sekitar USD613 billion, saham Lehman jatuh dari USD94 menjadi hanya USD29 cent. Sebagai upaya untuk menyelamatkan Negara, Federal Reserve dan Kementerian Keuangan Amerika sepakat menyuntik dana sebesar USD85 miliar kepada AIG. Sebelumnya, dua perusahaan pembiayaan rumah terbesar di AS, Fannie Mae dan Freddie Mac, juga diambil alih pemerintah (menyuntikkan dana USD200 miliar). Merrill Lynch diakuisisi melalui Bank of America. Jumlah dana (bail out) yang disediakan ke pasar untuk mengatasi masalah tersebut mencapai sekitar USD700 miliar. Pemerintah AS turun tangan karena jika dibiarkan, kerusakan di pasar keuangan akan kian parah dan bergulir ke sektor riil. Berbagai perusahaan (bank) dianggap terlalu besar untuk gagal (too big to fail). Dampak rentetannya adalah meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, berbagai problema sosial, mengganggu pembangunan nasional dan pada ujungnya mengancam kedaulatan negara. Rambatan krisis keuangan AS pada dasarnya adalah dampak dari gelembung pasar keuangan yang pecah. Implikasi yang paling menonjol adalah keketatan likuiditas (liquidity squeeze) yang disebabkan oleh kepercayaan yang anjlok dan sistem kredit yang macet. Dana di tarik dari emerging markets ke pusat-pusat keuangan di AS dan negara-negara industri lain (flight to quality). Keketatan likuiditas ini merembet dari episentrum-nya, Amerika Serikat, ke Eropa dan Asia. Contagion effects ini sedang berjalan dan pada akhirnya dapat membawa pada resesi dunia, dengan implikasi terhadap pertumbuhan dan ekspor negaranegara berkembang. 2. Implikasi pada Perekonomian Indonesia dan Langkah Antisipasi Sampai saat ini, pengaruh gejolak di lembaga keuangan internasional bagi perbankan nasional minimal. Pemilikan surat berharga lembaga keuangan internasional yang bermasalah oleh perbankan nasional sangat kecil. Keadaan industri perbankan kita sampai saat ini solid. Sebagai akibat keketatan likuiditas (liquidity squeeze) di pasar keuangan internasional, diperkirakan akan terjadi keketatan likuiditas devisa dan credit line devisa di pasar internasional dalam 6 bulan sampai 1 tahun yang akan datang, dan akan memengaruhi pasar domestik. Grafik 1 Nilai Tukar Rupiah Grafik 2 Indeks Harga Saham Gabungan Rp/USD IHSG 12.500 1.700 12.000 1.600 1.500 11.500 1.400 11.000 1.300 10.500 1.200 10.000 1.100 9.500 1.000 Oktober 2008 46 November 2008 Desember 2008 Oktober 2008 November 2008 Desember 2008 Keketatan likuiditas dolar ini dirasakan oleh semua negara, termasuk Amerika Serikat sendiri, juga perbankan dan, dunia usaha. Kebijakan moneter perlu menyesuaikan terhadap realitas baru ini. Di samping itu, liquidity squeeze juga memengaruhi akses dan biaya bagi pembiayaan APBN. Krisis keuangan AS juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia yang akan mengalami perlambatan. Ekspor Indonesia akan terkendala dan juga investasi dari luar negeri. Krisis keuangan global dalam jangka panjang akan berimplikasi luas bagi peta keuangan dunia dan juga Indonesia. Kebersamaan dan koordinasi yang erat diperlukan untuk melewati badai dengan selamat dan menjadi lebih kuat dan diperlukan sikap penerimaan yang jernih atas realitas baru dan upaya-upaya penyesuaiannya, baik oleh pemerintah, dunia usaha dan para pelaku ekonomi lain secara sinkron dan terukur. Untuk mengantisipasi dampak krisis tersebut, BI terus berkoordinasi dengan Pemerintah dalam memilih kebijakan moneter dan akan menempuh beberapa langkah, yaitu: a. Memperkuat likuiditas sektor perbankan. Bisnis yang memanfaatkan dana dari pembiayaan asing harus menyesuaikan tingkat ekspansi usahanya. b. Menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, otoritas moneter akan memperkuat sektor perbankan nasional supaya pertumbuhan kredit berjalan pada level yang yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi. Tahun 2009 dan 2010, akan menjadi tahun yang kritis untuk ekonomi nasional, tetapi pemerintah dan BI akan tetap menjaga suku bunga agar pertumbuhan kredit tetap sustainable. c. Terkait neraca pembayaran, cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini aman. Namun demikian, BI akan terus menjaga volatilitas Rupiah agar gejolaknya tidak tajam serta akan tetap berada di pasar dengan tujuan menjaga stabilitas nilai tukar. 3. Implikasi pada Neraca Pembayaran Indonesia Krisis ekonomi yang terjadi di USA akan berdampak pada dua hal, yakni pengeringan likuiditas dan pelambatan ekonomi global. Seretnya likuiditas global dan relatif lamanya pemulihan ekonomi global akan berpengaruh pada kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Sesuai dengan perkembangan, IMF/WEO telah merevisi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 menjadi hanya 0,5%. Perubahan tersebut berdampak pada menurunnya asumsi pertumbuhan ekonomi domestik menjadi 4-5%. Hal ini akan memberi dampak pada perkiraan NPI 2009 sebagai berikut : a. Ekspor non migas akan memburuk hingga tumbuh negatif akibat permintaan eksternal terhadap produk ekspor Indonesia menurun tajam. b. Impor non migas akan tumbuh menjadi negatif akibat perlambatan ekonomi domestik. c. Transaksi berjalan akan mencatat defisit karena permintaan eksternal turun lebih tajam daripada permintaan domestik. d. Transaksi modal dan finansial juga akan mengalami defisit, akibat berkurangnya arus masuk modal asing. Namun adanya rencana emisi global bond dan sukuk valas serta penarikan contigency loan (standby loan) akan menopang transaksi modal dan finansial sehingga hanya mengalami defisit yang kecil dan cadangan devisa tetap berada pada level aman. Sumber: DKM, DPSHM dan DSM, Bank Indonesia 47 LAMPIRAN Indonesia’s Balance of Payments Table 1.1 Indonesia’s Balance Of Payments Summary (millions of USD) Table 1.2 Indonesia’s Balance Of Payments Current Account (millions of USD) Table 1.3 Indonesia’s Balance Of Payments Capital and Financial Account (millions of USD) Table 1.4 Indonesia’s Balance Of Payments Government and Monetary Authorities Sector Financial Account Table 1.5 Indonesia’s Balance Of Payments Private Sector Financial Account (millions of USD) (millions of USD) ...................... ...................... ...................... 49 ...................... ...................... 52 ...................... ...................... ...................... ...................... ...................... ...................... 54 50 51 53 Non Oil and Gas Exports and Imports Table 2.1 Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD) Table 2.2 Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons) Table 2.3 Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD) Table 2.4 Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons) Table 2.5 Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD) Table 2.6 Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (millions of USD) Table 3.1 Travel Inflows 3.2 Travel Outflows ...................... ...................... 60 Table 4 Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD) ...................... 62 55 56 57 58 59 Travel 61 Securities Table 48 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 49 Table 1.1 Indonesia’s Balance Of Payments Summary (millions of USD) Feb-09 2007* 2008** ITEMS Q.1 I. Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Current Account 2,640 2,271 2,151 3,430 10,492 2,794 -1,022 -943 -223 606 A. Goods, net (Trade Balance) 7,712 8,107 7,487 9,448 32,754 7,536 5,443 5,772 4,558 23,309 26,626 -18,914 29,202 -21,095 30,009 -22,521 32,177 -22,729 118,014 -85,260 34,412 -26,876 37,345 -31,902 38,081 -32,309 29,452 -24,894 139,291 -115,981 B. Services, net -3,163 -2,991 -2,764 -2,922 -11,841 -2,991 -3,374 -3,316 -3,331 -13,011 C. Income, net -3,163 -4,024 -3,811 -4,527 -15,525 -3,123 -4,460 -4,823 -2,929 -15,334 D. Current Transfers, net 1,254 1,178 1,240 1,432 5,104 1,373 1,369 1,423 1,478 5,643 II. Capital & Financial Account 1,836 2,029 -935 660 3,591 -1,395 2,524 918 -3,752 -1,706 127 255 1,793 1,902 -1,190 539 3,045 -1,447 2,451 718 -3,781 -2,059 -246 -1,282 1,037 2,491 -497 2,988 -452 -105 -348 1,426 392 1,034 3,810 -1,897 5,707 -3,334 -2,283 -1,051 764 -1,427 2,191 465 -1,257 1,722 -2,419 -2,360 -59 309 -2,358 2,667 -1,200 -764 -437 1,430 262 1,168 2,253 -4,675 6,928 5,566 -4,415 9,981 -4,775 -4,486 -289 -270 -1,730 1,460 1,984 -823 2,807 -3,160 -2,672 -489 605 -1,436 2,041 4,188 60 4,128 -2,342 -1,974 -367 405 -1,517 1,922 -74 -65 -9 387 -1,610 1,998 1,739 -1,179 2,918 -4,345 -434 -3,910 -1,176 -3,844 2,669 2,479 -5,861 8,340 1,753 -1,262 3,015 -6,291 -10,101 3,810 4,476 4,300 1,217 4,091 14,083 1,400 1,502 -25 -3,976 -1,100 -97 -663 -37 -570 -1,368 -367 -177 -63 -236 -845 4,379 3,637 1,179 3,520 12,715 1,032 1,324 -89 -4,212 -1,945 -4,379 -3,637 -1,179 -3,520 -12,715 -1,032 -1,324 89 4,212 1,945 -4,379 0 -3,637 0 -1,179 0 -3,520 0 -12,715 0 -1,032 0 -1,324 0 89 0 4,212 0 1,945 0 47,221 4.8 50,924 5.2 52,875 5.4 56,920 5.8 58,987 4.6 59,453 4.6 57,108 4.4 51,639 4.0 19.8 5.6 21.4 9.4 15.2 5.1 21.2 9.0 56,920 5.8 2.4 19.4 7.3 16.2 4.4 17.8 7.7 15.2 4.7 25.7 9.3 51,639 4.0 0.1 18.4 6.4 1) 1. Exports, fob 2) 2. Import, fob A. Capital Account 43 B. Financial Account 1. Direct investment a. Abroad, net b. In Indonesia (FDI), net 2. Portfolio investment, net a. Assets, net b. Liabilities, net 3. Other investment a. Assets, net 3) b. Liabilities, net III. Total (I + II) IV. Errors & Omissions V. Overall Balance (III + IV) VI. Reserves and Related Items 4) a. Reserve Asset Changes b. Use of Fund Credit and Loans Memorandum: 5) Reserve Assets Position (In Months of Imports & Official Debt Repayment) Current Account (% GDP) 6) Debt Service Ratio (%) o/w. Government & Monetary Authority 1) Since May 2004 part of the reporting method of non oil & gas export han been changed into on-line-system 2) Since April 2004 part of the reporting method of non oil & gas import han been changed into on-line-system 3) Excluding the use of Fund credit and loans 122 546 52 73 200 4) Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction. 5) Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000 6) Ratio of external debt service payments to export of goods and services. * Provisional figures ** Very Provisional figures 50 Q.2 29 353 Table 1.2 Indonesia’s Balance Of Payments Current Account (millions of USD) Feb-09 2007* 2008** ITEMS Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Current Account 2,640 2,271 2,151 3,430 10,492 2,794 -1,022 -943 -223 606 A. Goods, net (Trade Balance) - Non Oil and Gas - Oil and Gas 7,712 6,560 1,152 8,107 6,994 1,114 7,487 6,217 1,270 9,448 7,313 2,135 32,754 27,084 5,670 7,536 5,060 2,476 5,443 4,153 1,289 5,772 3,752 2,020 4,558 2,583 1,975 23,309 15,549 7,761 Exports, fob 1) - Non Oil and Gas - Oil and Gas 26,626 21,682 4,944 29,202 23,456 5,746 30,009 23,529 6,480 32,177 24,475 7,702 118,014 93,142 24,872 34,412 26,405 8,007 37,345 27,879 9,466 38,081 28,796 9,285 29,452 24,527 4,925 139,291 107,607 31,683 -18,914 -15,122 -3,792 -21,095 -16,463 -4,632 -22,521 -17,311 -5,210 -22,729 -17,161 -5,567 -85,260 -66,058 -19,202 -26,876 -21,345 -5,531 -31,902 -23,725 -8,177 -32,309 -25,044 -7,265 -24,894 -21,944 -2,950 -115,981 -92,059 -23,922 B. Services, net 1. Transportation, net a. Freight, net b. Passenger and Other, net 2. Travel, net a. Inflow b. Outflow 3. Other services, net -3,163 -1,640 -1,359 -281 -9 1,180 -1,188 -1,515 -2,991 -1,791 -1,520 -271 238 1,344 -1,106 -1,438 -2,764 -1,885 -1,618 -266 302 1,432 -1,130 -1,181 -2,922 -1,978 -1,620 -358 -89 1,390 -1,479 -855 -11,841 -7,294 -6,118 -1,177 442 5,346 -4,904 -4,989 -2,991 -2,560 -1,993 -567 394 1,663 -1,269 -825 -3,374 -2,957 -2,364 -593 438 1,770 -1,332 -854 -3,316 -2,973 -2,428 -544 616 1,974 -1,358 -959 -3,331 -2,561 -1,845 -716 321 1,968 -1,647 -1,091 -13,011 -11,051 -8,630 -2,421 1,768 7,374 -5,606 -3,728 C. Income, net 1. Compensation of employees 2. Investment income a. Direct investment b. Portfolio investment c. Other investment o/w Government & Monetary Authority interest payments -3,163 -75 -3,088 -2,003 -142 -943 -429 -4,024 -72 -3,951 -2,718 -527 -706 -769 -3,811 -84 -3,727 -2,769 -658 -300 -363 -4,527 -82 -4,445 -3,024 -623 -798 -832 -15,525 -313 -15,212 -10,514 -1,952 -2,746 -2,393 -3,123 -83 -3,040 -2,457 -186 -397 -350 -4,460 -86 -4,374 -3,085 -322 -967 -822 -4,823 -110 -4,713 -3,276 -1,044 -393 -336 -2,929 -156 -2,773 -1,596 -245 -931 -730 -15,334 -435 -14,900 -10,414 -1,797 -2,688 -2,238 1,254 58 1,196 1,191 5 1,178 34 1,145 1,166 -21 1,240 30 1,210 1,181 29 1,432 58 1,373 1,295 78 5,104 180 4,924 4,833 91 1,373 17 1,356 1,354 2 1,369 27 1,342 1,353 -11 1,423 38 1,385 1,381 4 1,478 128 1,350 1,376 -26 5,643 210 5,433 5,464 -31 85.6 0.951 1,432 15.6 14.5 70.1 0.952 5,506 48.0 0.967 1,713 15.5 39.4 93.5 0.977 6,429 Imports, fob - Non Oil and Gas - Oil and Gas 2) D. Current Transfers, net 1. Government, net 2. Other sectors, net a. Workers' Remittances, net b. Other transfers, net Memorandum: Non Oil and Gas Export Growth, fob (%) Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%) Oil Unit Prices (USD/barrel) Oil Production (millions barrel per day) Tourist Inflows (thousand people) 1) 55.7 0.966 1,215 67.3 0.942 1,384 71.9 0.948 1,475 93.4 0.977 1,451 119.3 0.981 1,537 113.4 0.982 1,728 Since May 2004 part of the method of reporting non oil & gas export han been changed into on-line-system 2) Since April 2004 part of the method of reporting non oil & gas import han been changed into on-line-system * Provisional figures ** Very Provisional figures 51 Table 1.3 Indonesia’s Balance Of Payments Capital and Financial Account (millions of USD) Feb-09 2008** 2007* ITEMS Q.1 A. Capital Account Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total 43 127 255 122 546 52 73 200 29 353 B. Financial Account 1. Direct investment a. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital 1,793 -246 -1,282 -343 -940 1,902 1,426 392 111 281 -1,190 764 -1,427 -277 -1,150 539 309 -2,358 -489 -1,869 3,045 2,253 -4,675 -997 -3,678 -1,447 -270 -1,730 -605 -1,125 2,451 605 -1,436 -282 -1,154 718 405 -1,517 -282 -1,235 -3,781 1,739 -1,179 -234 -945 -2,059 2,479 -5,861 -1,402 -4,459 b. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans: - Drawings - Repayments 1,037 1,350 -313 1,276 -1,589 1,034 1,545 -511 1,069 -1,581 2,191 1,933 258 1,553 -1,296 2,667 2,721 -54 1,562 -1,616 6,928 7,549 -621 5,460 -6,081 1,460 1,627 -167 1,740 -1,907 2,041 1,649 392 1,976 -1,585 1,922 1,885 37 1,750 -1,713 2,918 2,965 -48 2,312 -2,360 8,340 8,127 213 7,779 -7,565 2. Portfolio investment a. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other 2,491 -497 66 -563 -563 0 3,810 -1,897 17 -1,914 -1,914 0 465 -1,257 34 -1,291 -1,291 0 -1,200 -764 -333 -431 -431 0 5,566 -4,415 -217 -4,199 -4,199 0 1,984 -823 -239 -584 -584 0 4,188 60 -72 132 132 0 -74 -65 54 -119 -119 0 -4,345 -434 39 -473 -473 0 1,753 -1,262 -217 -1,045 -1,045 0 b. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other 2,988 362 2,626 2,456 171 5,707 1,282 4,425 2,312 2,113 1,722 1,262 460 172 288 -437 652 -1,089 250 -1,339 9,981 3,559 6,422 5,190 1,233 2,807 11 2,795 2,467 328 4,128 519 3,608 3,283 326 -9 -98 89 1,457 -1,368 -3,910 -110 -3,800 -2,534 -1,266 3,015 322 2,692 4,673 -1,980 -452 -105 43 -147 -3,334 -2,283 217 -2,500 -2,419 -2,360 62 -2,422 1,430 262 27 235 -4,775 -4,486 349 -4,834 -3,160 -2,672 -105 -2,567 -2,342 -1,974 -89 -1,885 387 -1,610 -57 -1,554 -1,176 -3,844 -154 -3,691 -6,291 -10,101 -404 -9,697 -348 -271 2,778 -3,050 -76 -1,051 -1,481 2,598 -4,079 430 -59 -172 2,523 -2,694 113 1,168 763 5,313 -4,550 405 -289 -1,161 13,212 -14,373 872 -489 -154 3,028 -3,182 -335 -367 -501 3,573 -4,073 133 1,998 1,509 4,789 -3,279 488 2,669 1,967 6,936 -4,969 701 3,810 2,822 18,325 -15,503 988 1,836 2,029 -935 660 3,591 -1,395 2,524 918 -3,752 -1,706 3. Other Investment a. Assets - Loans 1) - Other b. Liabilities 2) - Loans Drawings Repayments 1) - Other C. Total (A + B) 1) Including currency and deposits 2) Excluding the use of Fund Credit and Loans * Provisional figures ** Very Provisional figures 52 Q.2 Table 1.4 Indonesia’s Balance Of Payments Government and Monetary Authorities Sector Financial Account (millions of USD) Feb-09 2007* 2008** ITEMS Q.1 I. Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Government 1,888 507 -648 -28 1,719 1,853 2,117 1,034 -1,272 3,733 A. Portfolio investment 1. Assets b. Equity securities a. Debt securities 2. Liabilities b. Equity securities a. Debt securities 2,382 0 0 0 2,382 0 2,382 2,040 0 0 0 2,040 0 2,040 -230 0 0 0 -230 0 -230 -154 0 0 0 -154 0 -154 4,037 0 0 0 4,037 0 4,037 2,238 0 0 0 2,238 0 2,238 3,569 0 0 0 3,569 0 3,569 1,117 0 0 0 1,117 0 1,117 -1,626 0 0 0 -1,626 0 -1,626 5,298 0 0 0 5,298 0 5,298 -493 0 -1,532 0 -418 0 126 0 -2,318 0 -385 0 -1,451 0 -83 0 354 0 -1,565 0 -493 -493 573 200 0 0 200 0 373 307 307 91 216 0 66 0 0 0 -1,067 -1,532 -1,532 524 200 0 0 0 200 324 240 240 86 154 0 84 0 0 0 -2,057 -418 -418 567 0 0 0 0 0 567 334 334 234 100 0 233 0 0 0 -985 126 126 2,340 1,706 900 600 206 0 634 446 446 253 193 0 188 0 0 0 -2,213 -2,318 -2,318 4,004 2,106 900 600 406 200 1,898 1,327 1,327 664 663 0 571 0 0 0 -6,322 -385 -385 599 222 0 0 222 0 377 290 290 137 153 0 88 0 0 0 -984 -1,451 -1,451 635 200 0 200 0 0 435 331 331 134 197 0 105 0 0 0 -2,086 -83 -83 913 295 0 0 295 0 618 454 454 177 277 0 164 0 0 0 -996 354 354 2,596 1,826 830 995 0 0 771 671 671 467 204 0 100 0 0 0 -2,242 -1,565 -1,565 4,743 2,542 830 1,195 517 0 2,201 1,745 1,745 915 831 0 456 0 0 0 -6,308 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 156 2,111 261 -1,341 1,187 300 323 -1,404 -1,271 -2,051 171 0 2,113 0 288 0 -1,339 0 1,233 0 328 0 326 0 -1,368 0 -1,266 0 -1,980 0 171 2,113 288 -1,339 1,233 328 326 -1,368 -1,266 -1,980 -14 0 -2 0 -27 0 -2 0 -45 0 -28 0 -2 0 -36 0 -5 0 -71 0 -14 -14 0 -14 -2 -2 0 -2 -27 -27 0 -27 -2 -2 0 -2 -45 -45 0 -45 -28 -28 0 -28 -2 -2 0 -2 -36 -36 0 -36 -5 -5 0 -5 -71 -71 0 -71 … … … … … … … … … … 2,045 2,618 -387 -1,369 2,907 2,153 2,441 -369 -2,543 1,681 B. Other investment 1. Assets 2. Liabilites a. Loans i. Drawings - Program Aid ADB IBRD JBIC Others - Project Aid CGI ODA Bilateral Multilateral Non ODA Non CGI - Reschedulling Principal Interest ii. Repayments 2. Other II. Monetary Authorities A. Portfolio investment 1. Assets 2. Liabilities B. Other investment 1. Assets 2. Liabilites 1) a. Loans i Drawings ii. Repayments b. Other III. Total (I + II) 1) Excluding the use of Fund Credit and Loans * Provisional figures ** Very Provisional figures … Data are not available yet 53 Table 1.5 Indonesia’s Balance Of Payments Private Sector Financial Account (millions of USD) Feb-09 2007* 2008** ITEMS Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 A. Direct investment 1. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital Q.1 -246 -1,282 -343 -940 1,426 392 111 281 764 -1,427 -277 -1,150 309 -2,358 -489 -1,869 2,253 -4,675 -997 -3,678 -270 -1,730 -605 -1,125 605 -1,436 -282 -1,154 405 -1,517 -282 -1,235 1,739 -1,179 -234 -945 2,479 -5,861 -1,402 -4,459 2. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans : - Drawings - Repayments 1,037 1,350 -313 1,276 -1,589 1,034 1,545 -511 1,069 -1,581 2,191 1,933 258 1,553 -1,296 2,667 2,721 -54 1,562 -1,616 6,928 7,549 -621 5,460 -6,081 1,460 1,627 -167 1,740 -1,907 2,041 1,649 392 1,976 -1,585 1,922 1,885 37 1,750 -1,713 2,918 2,965 -48 2,312 -2,360 8,340 8,127 213 7,779 -7,565 B. Portfolio investment 1. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other -61 -497 66 -563 -563 0 -343 -1,897 17 -1,914 -1,914 0 407 -1,257 34 -1,291 -1,291 0 293 -764 -333 -431 -431 0 296 -4,415 -217 -4,199 -4,199 0 -582 -823 -239 -584 -584 0 294 60 -72 132 132 0 176 -65 54 -119 -119 0 -1,453 -434 39 -473 -473 0 -1,565 -1,262 -217 -1,045 -1,045 0 2. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other 436 362 74 74 0 1,554 1,282 272 272 0 1,664 1,262 402 402 0 1,057 652 405 405 0 4,711 3,559 1,152 1,152 0 241 11 230 230 0 234 519 -286 -286 0 241 -98 340 340 0 -1,019 -110 -908 -908 0 -303 322 -625 -625 0 55 -105 43 -147 -1,799 -2,283 217 -2,500 -1,973 -2,360 62 -2,422 1,306 262 27 235 -2,411 -4,486 349 -4,834 -2,747 -2,672 -105 -2,567 -888 -1,974 -89 -1,885 506 -1,610 -57 -1,554 -1,725 -3,844 -154 -3,691 -4,855 -10,101 -404 -9,697 160 236 2,205 -1,969 -76 484 54 2,074 -2,020 430 387 274 1,956 -1,682 113 1,043 639 2,973 -2,334 405 2,074 1,202 9,208 -8,005 872 -76 259 2,429 -2,169 -335 1,086 953 2,938 -1,985 133 2,116 1,628 3,876 -2,248 488 2,120 1,418 4,139 -2,721 701 5,246 4,259 13,382 -9,123 988 -251 -717 -803 1,908 138 -3,599 10 1,087 -1,439 -3,940 C. Others investment 1. Assets - Loans 1) - Other 2. Liabilities - Loans - Drawings - Repayments 1) - Other D. Total (A+B+C) 1) Including currency and deposits * Provisional figures ** Very Provisional figures 54 Q.2 Total Total Table 2.1 Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD) Commodities Value Total 2007 Q4 Share (%) 2008 Growth (%) Value Q1 Share (%) Growth (%) Value Q2 Share (%) Growth (%) Value Q3 Share (%) Growth (%) Value Q4* Share (%) Growth (%) 24,475 100 13.1 26,405 100 21.8 27,878 100 18.9 28,796 100 22.4 24,527 100 0.2 I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others 3,176 130 1,253 225 33 47 103 24 580 186 49 733 13.0 0.5 5.1 0.9 0.1 0.2 0.4 0.1 2.4 0.8 0.2 3.0 34.8 0.0 43.2 61.0 12.9 97.3 39.5 187.5 18.5 -11.0 19.9 34.2 3,336 142 1,456 201 38 71 112 28 593 192 50 646 12.6 0.5 5.5 0.8 0.1 0.3 0.4 0.1 2.2 0.7 0.2 2.4 34.7 0.3 41.1 86.2 21.7 310.5 -3.3 549.8 14.9 8.0 20.9 37.6 4,023 144 1,650 263 43 46 139 1 757 239 53 927 14.4 0.5 5.9 0.9 0.2 0.2 0.5 0.0 2.7 0.9 0.2 3.3 41.4 -5.1 29.2 126.4 31.8 56.2 46.7 448.2 31.4 11.3 5.1 79.2 4,331 138 1,877 369 44 41 126 4 762 224 45 925 15.0 0.5 6.5 1.3 0.2 0.1 0.4 0.0 2.6 0.8 0.2 3.2 35.1 -0.9 42.0 58.7 37.6 14.4 28.4 82.3 26.1 6.0 -3.2 33.4 3,170 113 1,035 246 39 24 125 9 654 151 32 894 12.9 0.5 4.2 1.0 0.2 0.1 0.5 0.0 2.7 0.6 0.1 3.6 -0.2 -13.0 -17.4 9.5 19.5 -49.4 21.2 -63.1 12.8 -19.1 -34.7 21.9 II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others 4,790 60 1,457 663 191 1,809 611 19.6 0.2 6.0 2.7 0.8 7.4 2.5 -15.4 -63.1 -31.0 -21.2 -10.0 8.1 -7.4 5,471 698 1,378 779 199 1,812 605 20.7 2.6 5.2 2.9 0.8 6.9 2.3 1.5 288.5 -27.2 10.3 -7.8 -1.3 8.1 5,545 355 1,407 473 210 2,492 609 19.9 1.3 5.0 1.7 0.8 8.9 2.2 -8.8 158.8 -38.4 -60.6 -13.7 55.6 -1.0 6,452 791 1,022 620 321 2,922 775 22.4 2.7 3.6 2.2 1.1 10.1 2.7 20.6 67.2 -39.3 -8.6 56.9 66.8 39.7 4,995 168 836 279 189 3,065 458 20.4 0.7 3.4 1.1 0.8 12.5 1.9 4.3 178.5 -42.6 -57.9 -1.1 69.4 -24.9 16,298 2,400 1,378 24 602 170 47 2,987 7 1,727 304 2,244 65 1,214 283 120 411 123 1,787 1,953 66.6 9.8 5.6 0.1 2.5 0.7 0.2 12.2 0.0 7.1 1.2 9.2 0.3 5.0 1.2 0.5 1.7 0.5 7.3 8.0 21.2 3.6 1.9 30.2 -20.4 -16.1 13.9 92.5 105.0 16.9 43.9 -8.2 -18.4 25.7 17.0 39.9 10.7 20.4 25.2 44.2 17,171 2,588 1,506 22 620 181 59 3,447 8 1,705 253 2,112 54 1,277 310 120 450 123 1,882 2,141 65.0 9.8 5.7 0.1 2.3 0.7 0.2 13.1 0.0 6.5 1.0 8.0 0.2 4.8 1.2 0.5 1.7 0.5 7.1 8.1 26.6 5.2 4.2 9.6 -16.8 -17.3 -15.1 188.7 65.0 17.6 3.7 -7.9 -21.5 27.5 11.8 22.1 10.4 21.6 8.8 53.6 18,075 2,671 1,584 27 644 189 45 3,306 13 1,846 282 2,315 57 1,398 328 109 516 127 2,107 2,284 64.8 9.6 5.7 0.1 2.3 0.7 0.2 11.9 0.0 6.6 1.0 8.3 0.2 5.0 1.2 0.4 1.9 0.5 7.6 8.2 26.4 6.8 8.7 23.8 -6.0 -8.0 -23.0 87.0 163.0 12.6 1.4 13.6 -32.3 27.6 12.6 4.6 16.8 24.1 26.8 49.4 17,675 2,858 1,754 26 671 186 32 2,248 6 1,958 344 2,475 66 1,502 344 108 468 143 2,514 1,911 61.4 9.9 6.1 0.1 2.3 0.6 0.1 7.8 0.0 6.8 1.2 8.6 0.2 5.2 1.2 0.4 1.6 0.5 8.7 6.6 20.4 7.1 12.1 12.4 6.1 -8.1 -25.7 36.8 -61.6 15.1 30.3 14.9 4.9 40.3 12.5 5.7 15.9 20.4 49.7 6.9 16,023 2,308 1,440 21 498 147 29 2,851 6 1,487 289 2,557 44 1,068 309 90 503 126 2,143 1,695 65.3 9.4 5.9 0.1 2.0 0.6 0.1 11.6 0.0 6.1 1.2 10.4 0.2 4.4 1.3 0.4 2.1 0.5 8.7 6.9 -1.7 -3.8 4.5 -14.7 -17.3 -13.6 -39.0 -4.6 -19.6 -13.8 -5.0 14.0 -32.6 -12.0 9.1 -24.9 22.4 2.6 19.9 -13.2 143 0.6 29.0 281 1.1 46.4 119 0.4 -23.6 230 0.8 9.6 222 0.9 54.8 68 0.3 -2.9 145 0.5 123.1 116 0.4 63.4 109 0.4 25.0 118 0.5 73.6 III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others IV. Others (Non-Mon. Gold) V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers * Provisional figures 55 Table 2.2 Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands of Tons) Commodities Vol Total 78,604 100 2,277 273 586 109 23 14 22 159 205 26 3 883 2.9 0.3 0.7 0.1 0.0 0.0 0.0 0.2 0.3 0.0 0.0 1.1 II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others 60,813 14 407 2,442 2,051 51,177 4,722 III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others IV. Others (Non-monetary Gold) V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers - Not available * Provisional figures 56 2007 Q4 Share (%) 2008 Growth (%) Vol Q1 Share (%) 0.7 73,244 9.7 -19.7 20.8 32.5 23.3 63.5 24.2 106.5 16.6 -6.3 1.4 1.8 100 Growth (%) Vol Q2 Share (%) -7.3 83,408 3.7 -38.5 2.9 78.7 27.1 270.2 -7.4 12.8 -12.1 8.0 12.3 21.5 100 2,294 215 616 114 26 13 30 3 284 85 3 990 Growth (%) Vol Q3 Share (%) 11.8 75,394 2.7 12.7 0.3 -38.4 0.7 -1.1 0.1 113.3 0.0 25.6 0.0 40.6 0.0 31.0 0.0 1797.4 0.3 15.2 0.1 182.4 0.0 -3.3 1.2 39.9 100 Growth (%) Vol -0.3 69,152 2,017 196 598 90 25 20 25 41 211 27 3 809 2.8 0.3 0.8 0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.3 0.0 0.0 1.1 6.8 -18.7 1.4 42.8 15.5 16.5 37.3 38.3 -17.0 3.8 -12.8 18.8 77.4 0.0 0.5 3.1 2.6 65.1 6.0 -1.3 57,228 -58.9 52 -51.8 428 33.3 4,090 3.0 3,008 -0.7 45,099 -12.0 4,551 78.1 0.1 0.6 5.6 4.1 61.6 6.2 -11.3 67,539 135.5 32 -35.4 358 74.3 3,464 84.5 3,779 -19.5 54,131 17.1 5,775 15,513 445 107 9 618 93 16 3,785 64 3,322 182 162 1,667 1,711 100 338 28 60 853 2,153 19.7 0.6 0.1 0.0 0.8 0.1 0.0 4.8 0.1 4.2 0.2 0.2 2.1 2.2 0.1 0.4 0.0 0.1 1.1 2.7 8.0 13,999 -3.4 474 2.3 123 19.2 8 -16.0 615 -37.3 89 8.5 18 5.6 3,634 38.5 68 22.6 3,285 52.4 138 -11.7 161 -30.5 1,175 9.9 1,689 16.0 98 84.8 202 6.8 32 11.8 52 188.7 349 13.4 2,000 19.1 0.6 0.2 0.0 0.8 0.1 0.0 5.0 0.1 4.5 0.2 0.2 1.6 2.3 0.1 0.3 0.0 0.1 0.5 2.7 12.0 13,575 -0.5 473 13.8 119 -8.7 10 -14.3 620 -38.6 98 -21.8 15 54.2 3,154 60.2 96 17.1 3,483 -35.0 121 -1.5 164 -40.7 1,101 3.7 1,604 -0.1 101 8.4 192 9.9 34 5.0 50 20.9 372 40.1 1,985 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - Q4* Share (%) Growth (%) 100 -12.0 2,139 157 444 115 21 7 25 65 230 22 2 1,073 3.1 0.2 0.6 0.2 0.0 0.0 0.0 0.1 0.3 0.0 0.0 1.6 -6.1 -42.6 -24.2 5.3 -8.2 -52.0 13.1 -59.1 12.1 -17.4 -29.9 21.6 2,333 191 623 171 25 11 29 20 231 30 2 1,030 3.1 0.3 0.8 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 1.4 81.0 0.0 0.4 4.2 4.5 64.9 6.9 13.9 61,568 62.6 118 -40.0 226 40.1 1,425 -17.1 5,920 11.2 49,589 94.2 4,289 81.7 0.2 0.3 1.9 7.9 65.8 5.7 2.6 54,380 108.9 19 -50.9 313 -29.5 1,247 65.1 3,057 -1.2 46,782 15.3 2,963 78.6 0.0 0.5 1.8 4.4 67.7 4.3 -10.6 36.3 -23.1 -48.9 49.1 -8.6 -37.2 16.3 0.6 0.1 0.0 0.7 0.1 0.0 3.8 0.1 4.2 0.1 0.2 1.3 1.9 0.1 0.2 0.0 0.1 0.4 2.4 2.0 11,494 -2.0 487 5.3 133 7.1 9 -5.6 604 -14.8 89 -29.4 10 7.3 2,261 121.3 37 8.6 2,052 -20.0 265 -2.9 174 -33.5 1,302 -2.7 1,836 -4.8 97 -3.5 201 10.0 31 1.6 50 5.5 465 25.6 1,611 15.2 0.6 0.2 0.0 0.8 0.1 0.0 3.0 0.0 2.7 0.4 0.2 1.7 2.4 0.1 0.3 0.0 0.1 0.6 2.1 -14.4 12,523 -1.4 398 7.8 107 -1.0 7 -2.3 445 -20.5 69 -35.8 9 -10.6 4,638 -72.8 44 -45.1 1,569 77.1 137 -3.1 165 -15.0 813 23.2 1,519 -6.0 86 3.1 174 13.1 33 -11.5 43 50.1 542 -12.4 1,902 18.1 0.6 0.2 0.0 0.6 0.1 0.0 6.7 0.1 2.3 0.2 0.2 1.2 2.2 0.1 0.3 0.0 0.1 0.8 2.8 -19.3 -10.5 0.3 -26.3 -28.1 -25.9 -46.5 22.5 -32.0 -52.8 -24.6 1.5 -51.2 -11.3 -13.9 -48.4 19.5 -27.5 -36.5 -11.7 0.01 0.00 0.00 - - - Table 2.3 Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD) COUNTRY Value 2007 Q4 Share Growth Value (%) (%) Q1 Share Growth Value (%) (%) 2008 Q2 Share Growth Value (%) (%) Q3 Share Growth Value (%) (%) Q4* Share Growth (%) (%) 24,475 100 13.1 26,405 100 21.8 27,878 100 18.9 28,796 100 22.4 24,527 100 0.2 745 3.0 18.5 771 2.9 42.7 871 3.1 59.8 859 3.0 35.3 758 3.1 1.7 AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others 3,421 2,800 379 132 110 14.0 11.4 1.5 0.5 0.4 10.1 11.2 3.4 10.3 9.1 3,630 2,960 382 145 143 13.7 11.2 1.4 0.5 0.5 13.4 11.4 20.6 13.7 44.2 4,118 3,281 540 165 133 14.8 11.8 1.9 0.6 0.5 21.2 19.3 40.5 8.6 19.7 4,336 3,431 531 184 191 15.1 11.9 1.8 0.6 0.7 18.3 15.6 22.5 30.3 54.8 3,541 2,787 474 155 125 14.4 11.4 1.9 0.6 0.5 3.5 -0.5 25.1 17.3 13.1 ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia - Lao PDR ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others 15,756 5,325 8 1,379 491 2,169 727 425 94 29 1 10,431 465 1,571 10 3,087 857 345 1,840 266 564 1,427 0 585 64.4 21.8 0.0 5.6 2.0 8.9 3.0 1.7 0.4 0.1 0.0 42.6 1.9 6.4 0.0 12.6 3.5 1.4 7.5 1.1 2.3 5.8 0.0 2.4 15.0 17,397 29.4 6,036 0.7 14 64.7 1,622 23.6 422 8.3 2,636 43.5 790 50.0 445 87.5 66 9.7 40 42.1 1 8.8 11,361 14.3 485 27.5 1,569 268.8 28 -12.8 3,238 -14.4 1,200 82.1 311 24.6 2,283 63.8 291 -6.1 571 46.1 1,386 2.0 0 -9.9 550 65.9 26.8 17,738 22.9 35.0 6,123 0.1 28.6 14 6.1 78.5 1,568 1.6 -4.0 557 10.0 22.8 2,577 3.0 31.4 847 1.7 67.3 445 0.2 -2.1 66 0.2 31.1 47 0.0 -56.7 2 43.0 22.8 11,615 1.8 16.0 463 5.9 51.9 1,715 0.1 16,743 84 12.3 -1.6 3,227 4.5 30.0 1,193 1.2 77.2 270 8.6 52.8 2,071 1.1 66.2 309 2.2 -7.2 733 5.2 23.3 1,549 0.0 2.0 0 2.1 -20.7 587 63.6 15.9 18,560 22.0 27.1 6,769 0.1 22.2 15 5.6 39.0 1,639 2.0 26.0 511 9.2 23.0 3,068 3.0 18.0 968 1.6 38.3 457 0.2 0.1 61 0.2 41.2 48 0.0 179.0 1 41.7 10.8 11,791 1.7 7.0 455 6.2 29.3 1,726 0.3 27,122 69 11.6 -13.2 3,708 4.3 23.3 1,186 1.0 20.1 211 7.4 13.3 1,889 1.1 41.5 321 2.6 19.8 801 5.6 33.7 1,424 0.0 3.0 0 2.1 -6.7 922 64.5 23.5 0.1 5.7 1.8 10.7 3.4 1.6 0.2 0.2 0.0 40.9 1.6 6.0 0.2 12.9 4.1 0.7 6.6 1.1 2.8 4.9 0.0 3.2 23.2 15,557 24.9 5,146 37.4 15 27.4 1,366 4.6 424 22.6 2,236 35.2 663 33.7 354 41.1 44 68.0 44 50.7 1 22.2 10,411 5.0 420 78.4 1,782 4,146 81 13.4 3,245 11.1 638 47.7 600 14.7 1,101 11.6 501 33.9 752 15.4 1,289 4.0 0 58.7 643 63.4 21.0 0.1 5.6 1.7 9.1 2.7 1.4 0.2 0.2 0.0 42.4 1.7 7.3 0.3 13.2 2.6 2.4 4.5 2.0 3.1 5.3 0.0 2.6 -1.3 -3.4 74.2 -1.0 -13.7 3.0 -8.8 -16.9 -53.1 52.1 22.8 -0.2 -9.7 13.4 721 5.1 -25.5 73.9 -40.1 88.5 33.4 -9.6 5.0 9.9 3,968 3,593 338 205 576 385 881 357 851 78 297 16.2 14.7 1.4 0.8 2.4 1.6 3.6 1.5 3.5 0.3 1.2 11.5 9.5 18.4 9.0 0.7 33.4 9.3 -2.0 9.6 -21.0 66.5 15.4 13.4 1.3 0.9 2.3 1.7 3.2 1.4 2.7 0.4 1.6 16.4 14.9 1.3 0.9 2.4 1.9 3.7 1.4 3.3 0.3 1.2 14.3 13.1 1.2 0.8 2.3 1.7 3.0 1.5 2.5 0.3 0.9 16.4 15.5 1.3 0.9 2.3 1.8 4.5 1.6 3.1 0.3 0.7 1.5 5.6 -6.4 11.4 -3.1 15.5 25.3 6.7 -10.5 -12.2 -43.8 TOTAL AFRICA AUSTRALIA & OCEANIA EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others Russia Others 4,057 3,547 335 232 606 443 842 362 726 93 416 15.1 6.7 3.0 19.8 6.8 21.1 58.1 2.1 -26.2 55.4 192.6 4,564 4,147 370 254 662 521 1,037 396 908 95 323 27.3 24.5 13.3 22.2 13.4 58.8 52.1 5.9 9.5 4.6 97.7 4,119 3,764 352 236 659 490 868 430 729 90 265 15.1 14.0 8.2 19.7 10.4 52.4 17.9 13.4 -2.3 0.2 40.9 4,029 3,794 316 229 558 445 1,103 381 762 68 167 * Provisional figures 57 Table 2.4 Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD) Commodities Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others * Provisional figures 58 2007 Q4 Share Growth Value Value (%) (%) 18,705 100 7.6 23,225 1,784 188 479 112 59 230 431 258 27 9.5 1.0 2.6 0.6 0.3 1.2 2.3 1.4 0.1 12,559 467 224 788 7,164 2 30 2,835 1,048 67.1 2.5 1.2 4.2 38.3 0.0 0.2 15.2 5.6 4,131 3,081 112 937 22.1 16.5 0.6 5.0 15.4 7.9 37.4 45.9 231 1.2 60.4 42.1 49.0 41.6 37.4 0.0 20.6 108.2 9.8 51.3 Q1 Share Growth Value (%) (%) 100 2,065 226 474 119 142 264 450 356 34 8.9 1.0 2.0 0.5 0.6 1.1 1.9 1.5 0.1 1.2 16,652 47.7 798 0.7 258 11.0 1,054 3.3 9,681 -91.1 5 5.9 47 -9.0 3,271 -1.5 1,538 41.2 25,819 23.9 34.2 0.4 59.0 121.9 -14.3 55.2 34.8 34.0 2008 Q2 Share Growth Value (%) (%) 100 2,359 229 533 145 105 363 608 363 11 9.1 0.9 2.1 0.6 0.4 1.4 2.4 1.4 0.0 71.7 3.4 1.1 4.5 41.7 0.0 0.2 14.1 6.6 41.5 18,557 73.0 955 10.7 277 32.6 1,344 47.8 10,773 145.2 6 1.2 56 22.7 3,538 52.0 1,609 4,357 3,375 119 863 18.8 14.5 0.5 3.7 52.1 39.7 59.0 131.1 151 0.7 -1.9 44.1 27,249 33.1 3.7 -6.4 105.5 154.6 66.4 84.5 26.7 -68.0 Q3 Share Growth Value (%) (%) 100 44.7 23,877 Q4* Share Growth (%) (%) 100 27.7 2,720 247 558 131 89 295 1,024 366 10 10.0 0.9 2.0 0.5 0.3 1.1 3.8 1.3 0.0 34.8 12.4 1.4 64.3 16.1 1.3 130.1 24.1 -82.8 1,889 147 372 82 74 197 662 311 44 7.9 0.6 1.6 0.3 0.3 0.8 2.8 1.3 0.2 5.9 -21.7 -22.3 -26.6 26.5 -14.5 53.6 20.5 60.6 71.9 3.7 1.1 5.2 41.7 0.0 0.2 13.7 6.2 44.4 18,697 78.6 763 14.0 286 70.8 1,358 46.2 11,037 317.0 9 22.8 71 28.3 3,617 44.0 1,555 68.6 2.8 1.0 5.0 40.5 0.0 0.3 13.3 5.7 40.4 15,909 39.5 743 -1.4 223 72.8 1,093 47.0 8,904 114.0 14 42.8 43 17.7 3,152 46.8 1,737 66.6 3.1 0.9 4.6 37.3 0.1 0.2 13.2 7.3 26.7 59.0 -0.3 38.7 24.3 706.1 42.9 11.2 65.7 4,742 3,827 145 770 18.4 14.8 0.6 3.0 51.3 53.5 105.5 35.0 5,622 4,167 131 1,324 20.6 15.3 0.5 4.9 66.8 55.3 64.3 118.0 5,902 4,202 82 1,618 24.7 17.6 0.3 6.8 42.9 36.4 -26.6 72.6 161 0.6 6.6 210 0.8 61.7 176 0.7 -23.8 Table 2.5 Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (thousands of Tons) Commodities Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others 2007 2008 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4* Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Vol Vol Vol Vol Vol (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 14,072 100 2.9 19,148 100 30.1 17,563 100 13.6 16,692 100 10.2 13,493 100 3,751 1,141 252 676 12 13 47 79 61 0 8.1 1.8 4.8 0.1 0.1 0.3 0.6 0.4 0.0 29.3 33.5 43.7 29.9 5.5 16.2 4.5 -28.2 1.1 1,115 375 495 12 21 50 89 71 1 5.8 2.0 2.6 0.1 0.1 0.3 0.5 0.4 0.0 1.8 17,368 -3.9 3,220 -40.6 343 -2.0 3,788 7.1 9,387 -75.1 38 -2.8 39 32.2 331 10.9 223 90.7 16.8 1.8 19.8 49.0 0.2 0.2 1.7 1.2 -11.6 44.2 -37.1 16.8 101.7 -2.8 8.7 20.1 36.1 1,064 328 454 14 21 74 101 72 1 6.1 1.9 2.6 0.1 0.1 0.4 0.6 0.4 0.0 34.1 15,844 108.6 1,738 -31.0 314 17.6 3,682 30.3 9,424 95.3 24 15.3 44 24.6 393 34.9 225 90.2 9.9 1.8 21.0 53.7 0.1 0.3 2.2 1.3 -30.1 -5.6 -51.0 37.8 93.7 31.6 -0.4 4.0 -63.9 1,082 375 423 14 19 64 119 68 0 6.5 2.2 2.5 0.1 0.1 0.4 0.7 0.4 0.0 17.2 14,912 2.4 1,351 -23.2 377 7.1 3,595 26.3 8,930 113.0 39 -5.9 46 34.6 318 37.8 257 89.3 8.1 2.3 21.5 53.5 0.2 0.3 1.9 1.5 -18.6 19.2 -43.3 43.1 -0.5 -18.0 28.0 0.7 -60.3 694 203 276 9 12 41 92 57 5 5.1 1.5 2.0 0.1 0.1 0.3 0.7 0.4 0.0 212 85 76 1 2 12 19 16 0 12,405 1,314 276 3,087 7,172 14 25 288 228 88.2 9.3 2.0 21.9 51.0 0.1 0.2 2.0 1.6 11.9 12,176 -20.8 1,373 -9.8 285 15.0 3,064 19.4 6,822 38.7 36 -24.3 29 -7.3 368 54.2 199 90.2 10.2 2.1 22.7 50.6 0.3 0.2 2.7 1.5 3,330 413 110 850 1,830 2 11 72 41 526 437 12 77 3.7 3.1 0.1 0.5 -13.3 31.2 29.9 -71.0 665 469 12 184 3.5 2.4 0.1 1.0 32.0 32.5 16.8 31.9 654 467 14 173 3.7 2.7 0.1 1.0 56.3 27.7 37.8 306.9 698 487 14 198 4.2 2.9 0.1 1.2 42.4 20.1 43.1 160.8 623 487 9 128 4.6 3.6 0.1 0.9 209 157 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 * Provisional figures 59 Table 2.6 Non Oil and Gas Imports Value by Country of Origin (millions of USD) COUNTRY Value TOTAL Value 23,225 Q1 Share Growth (%) (%) 100 29.7 Value 25,819 2008 Q2 Share Growth Value (%) (%) 100 37.1 27,249 Q3 Share Growth (%) (%) 100 45.7 Value 23,877 Q4* Share Growth (%) (%) 100 2.8 146 0.8 -3.5 166 0.7 1.2 281 1.1 40.7 360 1.3 146.2 736 3.1 343.6 AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others 2,347 1,579 444 306 17 12.5 8.4 2.4 1.6 0.1 36.0 33.0 53.9 33.2 -12.2 2,757 1,721 584 424 28 11.9 7.4 2.5 1.8 0.1 43.0 27.1 88.2 72.0 59.3 3,284 2,127 545 571 42 12.7 8.2 2.1 2.2 0.2 53.2 57.7 12.1 97.5 110.0 3,372 2,243 577 507 45 12.4 8.2 2.1 1.9 0.2 43.7 42.0 29.9 65.6 161.7 3,444 2,708 464 151 121 14.4 11.3 1.9 0.6 0.5 24.9 57.3 -20.5 -64.5 324.3 ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others 12,455 4,991 1 745 139 2,757 1,175 156 5 0 7,464 524 462 0 2,420 823 12 2,412 99 547 165 66.6 26.7 0.0 4.0 0.7 14.7 6.3 0.8 0.0 0.0 39.9 2.8 2.5 0.0 12.9 4.4 0.1 12.9 0.5 2.9 0.9 11.4 9.9 853.7 6.2 13.0 10.4 12.8 -4.9 -56.6 -62.8 12.4 17.2 8.0 1,734 6.7 -0.1 -27.0 21.8 29.5 20.0 14.5 16,092 5,699 3 952 182 2,893 1,525 118 7 0 10,393 643 655 0 3,538 1,121 13 3,263 139 670 351 69.3 24.5 0.0 4.1 0.8 12.5 6.6 0.5 0.0 0.0 44.7 2.8 2.8 0.0 15.2 4.8 0.1 14.1 0.6 2.9 1.5 31.6 20.2 4.3 37.2 43.1 10.9 37.5 -37.1 -33.9 34.4 38.8 30.4 33.4 -38 55.5 8.0 -46.1 38.3 117.5 16.8 106.4 17,435 6,007 6 1,024 214 3,011 1,591 134 12 1 11,428 637 712 0 3,578 1,354 24 3,800 160 754 409 67.5 23.3 0.0 4.0 0.8 11.7 6.2 0.5 0.0 0.0 44.3 2.5 2.8 0.0 13.9 5.2 0.1 14.7 0.6 2.9 1.6 38.0 23.5 15,902 34.2 49.6 13.8 37.4 -10.5 186.8 28.5 47.1 40.5 95.6 -38 48.3 25.6 81.3 46.5 41.2 26.8 174.0 18,463 6,451 0 1,125 169 3,215 1,750 174 9 1 12,012 609 712 0 3,532 1,320 13 4,504 172 706 445 67.8 23.7 0.0 4.1 0.6 11.8 6.4 0.6 0.0 0.0 44.1 2.2 2.6 0.0 13.0 4.8 0.0 16.5 0.6 2.6 1.6 48.2 29.3 -83.7 51.0 21.2 16.6 48.9 12.1 63.1 68.8 60.9 16.1 54.2 -99 45.9 60.3 2.3 86.7 74.0 29.1 170.0 15,142 4,997 14 1,330 413 2,163 646 344 44 43 10,146 408 1,751 78 3,156 634 558 1,093 476 734 1,259 876 4.7 5.3 1,117 4.8 18.3 1,277 4.9 36.0 1,419 5.2 62.0 624 2.6 -44.1 2,880 2,453 95 519 641 224 189 220 566 77 349 15.4 13.1 0.5 2.8 3.4 1.2 1.0 1.2 3.0 0.4 1.9 12.5 11.9 28.3 134.7 -7.6 51.1 53.3 6.8 -22.1 -27.0 33.5 3,093 2,376 115 364 753 238 156 217 534 243 473 13.3 10.2 0.5 1.6 3.2 1.0 0.7 0.9 2.3 1.0 2.0 16.9 7.7 12.7 -16.7 23.8 31.6 -6.2 19.7 0.5 62.1 63.5 3,542 2,651 156 246 814 296 160 232 747 383 507 13.7 10.3 0.6 1.0 3.2 1.1 0.6 0.9 2.9 1.5 2.0 21.2 6.3 39.7 -46.0 18.5 45.8 13.2 29.7 4.2 248.8 60.3 3,635 2,818 200 303 925 265 174 280 669 283 535 13.3 10.3 0.7 1.1 3.4 1.0 0.6 1.0 2.5 1.0 2.0 26.2 14.8 110.0 -41.6 44.4 18.6 -7.5 27.2 18.3 265.8 52.9 3,930 3,700 307 223 544 435 1,081 370 741 67 163 16.5 15.5 1.3 0.9 2.3 1.8 4.5 1.5 3.1 0.3 0.7 27.1 55.7 167.0 -38.7 -27.8 82.6 593.1 70.6 38.8 -72.6 -65.5 AFRICA AUSTRALIA & OCEANIA EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others Russia Others * Provisional figures 60 18,705 2007 Q4 Share Growth (%) (%) 100 13.7 63.4 -5.9 20.9 -12.3 0.1 455.0 5.6 39.6 1.7 126.6 9.1 -25.2 2.7 -57.7 1.4 190.7 0.2 509.8 0.2 8,826.5 42.5 -2.4 1.7 -36.6 7.3 167.2 0.3 246,615 13.2 -10.8 2.7 -43.4 2.3 4,347.0 4.6 -66.5 2.0 241.7 3.1 9.6 5.3 259.0 Table 3.1 Travel Inflows BOP BOP Growth Growth Main Gates Other Gates (2+3) Value (y.o.y) (y.t.d) (number of people) (number of people) (number of people) (In millions of USD) (1) 2004 Q1 Q2 Q3 Q4 (2) 4,541,165 1,034,236 1,099,096 1,278,022 1,129,811 (3) 779,941 177,990 188,656 219,368 193,928 (4) 5,321,106 1,212,226 1,287,752 1,497,390 1,323,739 (4) 4,798 1,093 1,161 1,350 1,194 (%) (5) 18.8 15.2 44.3 16.3 6.3 (%) (6) 18.8 15.2 28.6 23.7 18.9 2005 Q1 Q2 Q3 Q4 4,074,354 1,003,616 1,045,871 1,183,757 841,110 927,747 215,625 228,421 239,116 244,585 5,002,101 1,219,241 1,274,292 1,422,873 1,085,695 4,522 1,102 1,152 1,286 981 -5.8 0.8 -0.8 -4.7 -17.8 -5.8 0.8 0.0 -1.8 -5.8 2006 Q1 Q2 Q3 Q4 3,977,482 871,817 1,023,099 1,038,857 1,043,709 893,869 204,589 227,472 233,972 227,836 4,871,351 1,076,406 1,250,571 1,272,829 1,271,545 4,448 983 1,142 1,162 1,161 -1.6 -10.8 -0.9 -9.6 18.3 -1.6 -10.8 -5.7 -7.2 -1.6 2007 Q1 Q2 Q3 Q4 4,541,458 1,001,697 1,142,077 1,215,723 1,181,961 964,301 213,289 242,394 258,803 249,815 5,505,759 1,214,986 1,384,471 1,474,526 1,431,776 5,346 1,180 1,344 1,432 1,390 20.2 20.0 17.7 23.2 19.7 20.2 20.0 18.8 20.3 20.2 2008* Q1 Q2 Q3 Q4 5,237,470 1,190,102 1,264,023 1,397,827 1,385,519 1,191,556 260,861 273,231 329,773 327,691 6,429,026 1,450,963 1,537,254 1,727,600 1,713,210 7,374 1,663 1,770 1,974 1,968 37.9 40.9 31.6 37.9 41.5 37.9 40.9 36.0 36.7 37.9 Period * Provisional figures 61 Table 3.2 Travel Outflows Hajj BOP Hajj BOP Growth Growth Main Gates Other Gates Pilgrimage (2+3-4) Pilgrimage Value (y.o.y) (y.t.d) (number of people) (number of people) (number of people) (number of people) (In millions of USD) (In millions of USD) (%) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2004 Q1 Q2 Q3 Q4 3,941,381 942,948 847,679 1,022,310 1,128,444 101,061 24,178 21,735 26,213 28,934 204,945 204,945 0 0 0 3,837,497 762,181 869,414 1,048,523 1,157,378 452 452 0 0 0 3,507 1,059 692 835 922 13.8 -6.0 52.8 40.1 1.6 13.8 -175.1 10.8 18.8 13.8 2005 Q1 Q2 Q3 Q4 4,106,225 948,509 991,334 1,024,447 1,141,935 105,288 24,321 25,419 26,268 29,280 267,501 205,382 0 0 62,119 3,944,012 767,448 1,016,753 1,050,715 1,109,096 511 394 0 0 117 3,584 992 792 819 981 2.2 -6.3 14.5 -1.9 6.5 2.2 -6.3 1.9 0.7 2.2 2006 Q1 Q2 Q3 Q4 4,322,464 941,626 1,081,620 1,082,682 1,216,536 705,405 198,417 192,710 162,702 151,576 144,945 144,945 0 0 0 4,882,924 995,098 1,274,330 1,245,384 1,368,112 466 272 0 0 194 4,030 1,026 954 932 1,118 12.4 3.4 20.4 13.8 14.0 12.4 3.4 11.0 11.9 12.4 2007 Q1 Q2 Q3 Q4 4,593,183 1,055,961 1,103,889 1,146,177 1,287,156 563,859 169,520 142,136 127,774 124,429 104,660 104,660 0 0 0 16,628,620 1,225,481 1,246,025 1,273,951 12,883,163 515 195 0 0 320 4,903 1,188 1,106 1,130 1,479 21.7 15.8 15.9 21.2 32.3 21.7 15.8 15.9 17.6 21.7 2008* Q1 Q2 Q3 Q4 4,694,388 1,077,171 1,167,747 1,193,452 1,256,018 735,169 172,347 185,299 186,385 191,138 259,564 41,864 0 0 217,700 5,169,993 1,207,655 1,353,046 1,379,837 1,229,456 516 80 0 0 436 5,606 1,269 1,332 1,358 1,647 14.3 6.8 20.4 20.2 11.3 14.3 6.8 13.4 15.6 14.3 Period * Provisional figures 62 Table 4 Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD) No 2007* Securities Tw I A. Private Sector Tw II 2008** Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw IV Tw III 1 1 Bonds 192 270 225 351 361 200 185 250 2 Medium Term Notes 285 289 293 267 300 367 361 231 3 Floating Rate Notes 4 Commercial Papers - - - - - - - - 16 16 16 14 15 19 15 19 1,474 1,445 1,538 1,490 1,524 1,488 1,618 1,410 1,966 2,020 2,071 2,123 2,200 2,075 2,180 1,910 1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN 6,978 9,033 8,711 8,298 8,760 10,200 11,037 10,450 2 Govt. Bond (USD Denomination) 6,370 6,370 6,370 6,370 8,322 10,450 10,450 7,983 3 SBI 2,127 4,201 4,436 4,436 3,330 3,643 2,157 772 15,475 19,604 19,517 19,517 20,412 24,293 23,644 19,204 5 Promissory Notes Total B. Public Sector Total 1 * Source : Custodian Bank Provisional figures * * Very Provisional figures 63