11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan bagian terpenting dalam kelangsungan sebuah perusahaan, dimana perannya sangat dibutuhkan dalam perkembangan sebuah perusahaan dimana merupakan proses kegiatan yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen atas sebuah produk atau jasa. Marketing atau pemasaran menurut Kotler “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain” (1997:8). Sebenarnya yang dimaksud dengan marketing adalah keseluruhan sistem dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk dan mendistribusikan barang yang bertujua untuk memuaskan konsumen (bisnisukm.com). Definisi marketing ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan 12 caramengadakan suatu hubungan.Dengan demikian pemasaran bisa juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996). 2.2 Perilaku Konsumen Penyusunan strategi pemasaran yang tepat tidak bisa lepas dari kegiatan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.Dengan demikian, penting bagi pemasar untuk mengenal betul siapa dan bagaimana perilaku konsumen.Kotler dan Keller (2008) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : “Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman, untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.” Menurut Blackwell, et al. (2001),perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa. Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan 13 konsumsi dari individu.Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001). Dari berbagai definisi tersebut, maka perilaku konsumen dapat dipahami sebagaisemua kegiatan, tindakan, serta proses prikologis yang mendorong tindakan tersebut. Mempelajari atau menganalisis perilaku konsumen merupakan sesuatu yang sangat kompleks, terutama disebabkan olehbanyaknya variabelyang mempengaruhidan adanya kencenderungan konsumen untuk saling berinteraksi. Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut : a. Pengalokasian Dana Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian. b. Membeli Produk atau Tidak Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri. 14 c. Pemilihan Tempat untuk Mendapatkan Produk Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian. d. Keputusan atas Merek dan Gaya Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli. Selain itu,faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapatdibagi menjadi empat, yaitu : 1. Faktor Sosial a. Grup/Kelompok Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil.Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204). b. Pengaruh Keluarga Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda.Anak- 15 anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204). c. Peran dan Status Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi.Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orangorang di sekitarnya.Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135). 2. Faktor Personal a. Situasi Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137). b. Gaya Hidup Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138). 16 c. Kepribadian dan Konsep Diri Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212). d. Umur dan Siklus Hidup Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya.Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle.Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar.Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206) e. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa 17 makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207) 3. Faktor Psikologi a. Motivasi Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan.Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214). b. Persepsi Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215). c. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari 18 pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207). d. Beliefs and Attitude Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu.Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144).Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145). 4. Faktor Kebudayaan Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129).Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202). a. Subkultur Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130).Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan 19 perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202). b. Kelas Sosial Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku.Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132). Menurut Sheth & Mittal (2004), manfaat mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan, menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat.Pemahaman terhadap perilaku konsumen sangat bermanfaat untuk kepentingan pengusulan rekomendasistrategi pemahaman terhadap dalam psikografis consulting konsumen dan project.Melalui juga perilaku penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan sikap konsumen, pemasar dapat menyusun strategi pemasaran (meliputi strategi produk, harga, promosi dan distribusi) yang sesuai dengan karakteristik dan perilaku dari target market perusahaan. · 20 2.3 Analisa SWOT &Five Forces Porter Dalam proses penentuan masuk ke dalam suatu industri ataupun produk baru, perusahaan perlu melakukan pemindaian lingkungan (environmental scanning). Dua metode yang lazim digunakan dalam memindai lingkungan adalah analisa SWOT dan analisa industri Five Forces Model dari Porter.Analisa SWOT dapat diartikan sebagai perbandingan faktor peluang (opportunity) dan ancaman (threath) dengan faktor internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dalam perusahaan (Weihrich dalamAhmed, Zairi & Almarri, 2006).Dalam konteks proyek konsultasi bisnis ini, analisa SWOT disajikan dari sudut pandang perusahaan yang bersangkutan, yaitu PO. Gajah Mungkur, dengan uraian sebagai berikut: Strength • PO. Gajah Mungkur merupakan salah satu pioneer dalam bisnis bus AKAP di Indonesia • PO. Gajah Mungkur merupakan Bus AKAP pertama yang memiliki kelas Big Top • PO. Gajah Mungkur memiliki komunitas pecinta Bus malam, bernama Gajah Mungkur Mania • PO. Gajah Mungkur mendapatkan predikat Bus Non-ekonomi terbaik tahun 2013 dari Wahana Tata • Fasilitas pendukung (toilet, kursi, TV, AC, 21 dan reclining seat) menjadi factor kenyamanan pelanggan • Pelayanan crew mulai sopir, kernet, agen sangat baik dan ramah • Harga sesuai dengan kualitas bus, fasilitas, dan pelayanan yang diberikan. Weakness • Belum memiliki online ticketing • Belum memiliki fasilitas Wifi di dalam bus • Belum memiliki strategi marketing yang terintegrasi • Belum memiliki social media sebagai salah satu strategi promosi Opportunity • Rute yang ditawarkan cukup banyak sehingga mempermudah konsumen • Belum ada PO Bus AKAP yang bekerja sama dengan convenience store sebagai salah satu distribusi penjualan • Setiap armada yang bergabung selalu melalui proses seleksi yang cukup ketat sampai akhirnya dapat dilepas (mengemudi) sendiri 22 • Memiliki komunitas Gajah Mungkur Mania yang loyal dengan Bus Gajah Mungkur dan dapat dimanfaatkan dalam strategi promosi Threats • Ancaman datang dari transportasi substitusi seperti Kereta Api dan Pesawat Terbang yang dapat dengan mudah di beli tiketnya dan lebih efisien dari segi waktu. • Banyak PO baru dengan kualitas dan pelayanan yang tidak jauh beda • Harga kereta api tidak jauh dengan bus & waktu tempuh lebih cepat. • Gangguan perjalanan, tak terduga misalnya pecah pada ban, mogok, dll. • Calo tiket yang masih banyak di terminal-terminal Tabel 2.1 Analisa SWOT Penulis menggunakan Porter untuk menganalisa kondisi bisnis PO. Gajah Mungkur Sejahtera. Dengan Five Forces Model dari Porter, suatu industri harus dianalisa dari limaaspek, yaitu: ancaman pendatang baru (new entrants), ancamanproduk pengganti (substitute), posisitawar 23 pemasok (suppliers), posisi tawarpembeli (buyers), dan persaingan antar industri sejenis (competitive rivarly within the industry). Gambar 2.1 Five Forces by Porter Sumber : Michael E. Porter. Published by Harvard Business Review, 1979 2.3.1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants) Ancaman pendatang baru dinilai rendah, karena justru ancaman datang dari market leader dalam industri Bus AKAP sejenis, seperti PO. Rosalia Indah, PO. Pahala Kencana, PO. Safari Dharma Raya.Disini, ancaman pendatang baru dinilai tinggi, karena investor harus mengeluarkan biaya investasi yang tinggi, mengurus izin pemerintah, dan pengelolaan yang sulit. 24 2.3.2. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitutes) Dalam industri transportasi umum darat, saat ini sangat banyak ancaman transportasi pengganti dari Bus AKAP, misalnya kereta api yang memberikan efisiensi dari segi waktu, dan pesawat terbang dengan harga yang tidak jauh berbeda namun memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mencari tiket. Tiket kereta api bisa didapatkan oleh customer dari Indomaret, Alfamart dan convenience store lainnya, salah satu fasilitas yang tidak didapatkan oleh customer Bus, salah satu service improvement yang dapat dilakukan oleh PO. Gajah Mungkur Sejahtera. 2.3.3. Daya Tawar Konsumen (Bargaining Power of Buyers) Kekuatan penawaran dan pembelian berada dalam tangan calon penumpang Bus AKAP. Dalam hal ini, pilihan ditentukan berdasarkan pelayanan, kenyamanan, fasilitas dan citra perusahaan tersebut, karena harga sudah ditentukan oleh Organda, sehingga harga tiket Bus AKAP antara satu dan lainnya tidak berbeda. 2.3.4. Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers) Kekuatan dari tawar menawar pemasok dengan PO. Gajah Mungkur Sejahtera adalah menjatuhkan, sama, karena saling keberadaan menguntungkan suppliers dan sangat tidak saling penting untuk mendukung operasional perusahaan, suppliers tunggal untuk armada PO. 25 Gajah Mungkur Sejahtera adalah Mercedes-Benz, dengan nama karoseri armada Legacy Sky. 2.3.5. Persaingan dalam Suatu Industri (Competitive Rivarly Within Industry) Ancaman dalam industri sejenis disebabkan karena persaingan bebas sekarang ini, dilengkapi dengan kebijakan pemerintah dan Organda mengenai keseragaman tarif Bus AKAP, sehingga setiap perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan konsumen, baik itu merupakan konsumen baru maupun konsumen pesaing, antara lain: PO. Rosalia Indah, PO. Pahala Kencana, PO. Safari Dharma Raya. 2.4 Tren dalam Pemasaran(Trends in Marketing) Dewasa ini, social media menjadi alat pemasaran yang selalu mengalami perkembangan yang pesat setiap tahunnya.Media digital begitu meluas, bahwa konsumen dengan mudahnya dapat memiliki akses informasi yang dibutuhkan setiap saat yang mereka inginkan.Media digital merupakan sumber yang terus berkembang seperti hiburan, berita, belanja dan interaksi sosial, dan konsumen kini tidak hanya mendapatkan informasi dari satu arah, tetapi dua arah. 26 Tabel 2.2 Pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2010-2012 (Sumber: www.the-marketeers.com, 2012) 2.4.1 Cause Related Marketing Cause Related Marketing (CRM) memiliki dua tujuan lainnya yaitu mendukung suatu permasalahan sosial serta meningkatkan kinerja pemasaran (Brink, Gaby, dan Pauwels, 2006). Dengan tujuan tersebut, program Cause Related Marketing (CRM) memiliki tanggung jawab terhadap tiga stakeholders yaitu, konsumen, para shareholders, dan satu stakeholder yang tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas komersial perusahaan (Brink et al, 2006, p16) Menurut Kotler dan Lee (2005, p102), agar suatu program Cause Related Marketing (CRM) berhasil, maka perusahaan harus memikirkan hal-hal berikut 27 ini : 1. Memilih isu sosial yang memang menjadi perhatian perusahaan maupun konsumen yang menjadi target produknya 2. Memilih mitra yang memang telah memiliki jaringan luas dan terkenal memiliki kinerja yang baik 3. Memilih produk yang asosiasinya dengan isu yang akan ditangani sudah atau berpotensi menjadi kuat; melakukan riset dengan hati-hati terhadap konsumen yang menjadi target, untuk kemudian menyusun strategi pemasaran yang sesuai 4. Memastikan bahwa aktivitas ini “terlihat” melalui pencantuman yang jelas di produk, iklan yang memadai, dan sebagainya 5. Memastikan bahwa tawaran Cause Related Marketing (CRM) sederhana dan mudah dimengerti, untuk mencegah kecurigaan calon konsumen 6. Bersedia untuk mengakui kesalahan bila memang terjadi, dan melakukan perbaikan atas kesalahan itu 2.4.2 Social Media Menurut Ryan, D. & Jones, C. (2009), Social Media adalah istilah umum untuk perangkat lunak dan layanan berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk secara bersamaan online dan bertukar informasi, berdiskusi, berkomunikasi dan berpartisipasi dalam segala bentuk interaksi sosial. Interaksi itu dapat mencakup teks, audio, gambar, video dan media lainnya, baik yang bentuknya individu atau kombinasi. 28 • Berbagai tipe Social Media Menurut Zarella, D. (2010), social media dapat dikategorikan menjadi 7 tipe, yaitu: 1. Blog 2. Microblogging 3. Social Network 4. Media Sharing 5. Social Bookmarking 6. Rating and Reviews 7. Forums and Discussions Board Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini, social media mempermudah penyampaian sebuah informasi. Namun, bagi Gen Y ada beberapa tipe social media yang sering dipakai dan banyak digunakan beberapa perusahaan sebagai salah satu media promosi yang dianggap paling murah dan mudah, yaitu : 1. Instagram 2. YouTube 3. E-mail Marketing 4. Online Order System 29 2.5 Growth Strategy Sebuah perusahaan dapat menentukan apakah ingin melakukan investasi dalam core business atau memutuskan untuk ekspansi produk.Growth Strategies dapat dikategorisasikan ke dalam tiga tipe yaitu Organic growth, Inorganic growth dan Growth through alliance based initiative. (Strategy: A View From The Top, Cornelis A. De Kluyver and John A. Pearce, 2011) 2.5.1 Organic Growth VS Inorganic Growth “Growth Strategy adalah langkah dalam life cycle product yang dimulai ketika perusahaan mulai menyadari adanya keuntungan dari investasi yang ditanamkan dalam sebuah produk”Kurtz (2008, p.364-365) Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p.41) “Growth Strategy adalah Tahapan dari life cycle product dimana penjualan mulai meningkat secara cepat”. Menurut Alberto D. Hanani (2009) “Secara umum strategi pertumbuhan (growth strategy) perusahaan terbagi menjadi 3 (tiga) kategori. Pertama adalah strategi M&A (Mergers & Acquisitions). Kedua adalah strategi pertumbuhan organik melalui pengembangan pangsa pasar (market share). Ketiga adalah strategi pertumbuhan organik 30 melalui pengembangan portfolio (baik portfolio pasar mau pun portfolio produk)”. 2.5.2 The Ansoff Matrix The Ansoff Matrix, dirancang oleh Igor Ansoff. Teori ini pertama kali diterbitkan di Harvard Business Review (1957) Diterbitkan dalam buku Ansoff tentang ‘Corporate Strategy’ pada tahun 1965.Teori ini mengklasifikasikan dan menjelaskan strategi pertumbuhan yang berbeda untuk sebuah perusahaan.Matriks ini digunakan oleh perusahaanperusahaan yang memiliki target pertumbuhan atau strategi spesialisasi.Teori ini melintasi produk dan pasar perusahaan, dan juga memfasilitasi pengambilan keputusan. Gambar 2.2 Teori Ansoff Matrix (Sumber: Buku “Corporate Strategy”, 1965) 31 The Ansoff Matrix menawarkan empat strategi untuk mencapai tujuan. Empat strategi tersebut adalah: 1. Market Penetration (Existing markets, Existing products) Perusahaan berusaha untuk memperluas penjualan di pasar yang ada.Produk yang ada dijual kepada pelanggan yang sudah ada.Produk ini tidak diubah, tetapi perusahaan berusaha untuk meningkatkan pendapatan dengan cara mempromosikan atau mereposisi produknya.Market Penetration berusaha untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu: ● Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar dan produk; ini dapat dicapai dengan kombinasi strategi kompetitif harga, periklanan, promosi penjualan, dan mengoptimalisasikan sumber daya. ● Mengamankan pertumbuhan pasar dominan ● Merestrukturisasi pasar yang lebih matang agar dapat menyaingi kompetitor yang ada; ini akan membutuhkan kampanye promosi jauh lebih agresif dan mendalam, didukung oleh strategi harga yang dirancang untuk membuat pasar menjadi tidak menarik bagi kompetitor. ● Meningkatkan jumlah pelanggan yang sudah ada. Misalnya dengan memperkenalkan skema loyalitas. 32 2. Market Development (New markets, Existing products) Perusahaan berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produknya ke pasar yang baru. Sekali lagi, produk tidak diubah, itu hanya akan dijual kepada target baru (misalnya melalui ekspor atau segmen yang berbeda). Dengan menyesuaikan perbedaan culture yang ada, produk dapat mengalami perubahan kecil. Ada banyak cara yang dapat mencapai strategi ini, yaitu: ● Segmen pasar yang baru berdasarkan tipe konsumen, misalnya Gen Y ● Saluran distribusi baru ● Kebijakan harga untuk menarik pelanggan yang berbeda atau membuat segmen pasar baru. 3. Product Development (Existing markets, New products) Perusahaan berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan cara memperkenalkan atau mengeluarkan produk baru yang akan diubah di pasar. Akan ada beberapa versi produk (model yang berbeda atau baru, ukuran, dll).Produk baru yang dijual ke pelanggan melalui saluran distribusi yang ada. 4. Diversification (New markets, New products) Dalam hal ini perusahaan akan meluncurkan produk baru untuk pelanggan baru. Ini adalah strategi yang paling berisiko. Semakin 33 perusahaan bergerak menjauh dari apa yang telah dilakukan di masa lalu, semakin adanya ketidakpastian yang diciptakan.