BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai
dengan peradangan pada sinovium, terutama sendi – sendi kecil dan seringkali menimbulkan
kerusakan kartilago sendi maupun tulang juxtaartikular. Penyakit ini umumnya disertai
dengan gejala sistemik seperti anemia, osteoporosis dan kelelahan (Hamijoyo, 2011).
Prevalensi AR adalah 0.5 – 1 % dari populasi, meningkat bersamaan dengan umur dan jenis
kelamin (Lipsky, 2008).
Patogenesa AR meliputi reaksi humoral dan seluler termasuk pembentukan kompleks
imun, reaksi vaskular dan inflitrasi limfosit serta monosit ke dalam sinovium. Sel yang
berinfiltrasi akan melepaskan mediator pro inflamasi termasuk Interleukin 6 yang
bertanggungjawab terhadap peradangan dan destruksi dalam sinovium dan jaringan
periartikular (Hamijoyo, 2011).
Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR)
(American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika
terdapat lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan
merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1)
emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu. Disertai gejala
(3) berat badan menurun atau bertambah, (4) insomnia atau hipersomnia, (5) agitasi atau
retardasi psikomotor, (6) kelelahan, (7) perasaan bersalah atau tidak berharga, (8) sulit
konsentrasi, (9) pikiran berulang tentang kematian atau gagasan bunuh diri.
1 2 Nyeri dan kekakuan yang berlangsung lama disertai kerusakan sendi yang progresif
meningkatkan resiko gangguan emosional. Ketidakmampuan fungsional, kelelahan,
ketidakmampuan dalam bekerja, keterbatasan ekonomi dan efek samping terapi obat akan
mengurangi kualitas hidup penderita. Terkait dengan masalah biopsikososial tersebut gejala
depresi dan ansietas sering ditemukan pada pasien AR (Kojima et al., 2009; Mella, 2010).
Prevalensi gejala depresi dilaporkan bervariasi antara 6% hingga 65%, sesuai dengan metode
pemeriksaan yang digunakan. Depresi terbukti menjadi faktor risiko independen mortalitas
pada pasien AR (Mella, 2010).
Beberapa hipotesa yang menjelaskan hubungan artritis reumatoid dengan manifestasi
simtom depresi adalah 1) kecacatan fungsional dan kualitas hidup yang buruk sehingga dapat
memicu munculnya gejala depresi, 2) mekanisme neuroimmunobiologi. Dari penelitian yang
dilakukan Mella dkk, didapatkan hasil prevalensi simptom depresi pada pasien artritis
reumatoid adalah 53.2% dan pasien osteoartritis adalah 28.3%, meskipun dua penyakit
rematik ini memiliki rasa nyeri dan gangguan fungsi sendi yang hampir mirip tetapi simtom
depresi lebih banyak ditemukan pada pasien AR. Perbedaan ini dijelaskan melalui hipotesa
mekanisme neuroimunibiological yang berhubungan dengan sitokin pada penyakit inflamasi
(Mella, 2010).
Interleukin 6 (IL-6) merupakan mediator yang lebih menonjol dari sitokin lain untuk
respon sistemik dari suatu inflamasi lokal. Interleukin 6 adalah sitokin proinflamasi yang
berperan sangat penting pada mekanisme pertahanan diri, dilepaskan sebagai respon terhadap
infeksi, luka bakar, trauma, neoplasia dan berfungsi sebagai protein fase akut yang
menginduksi diferensiasi sel B dan sel T (Alvarez, 2009; Ghaffar, 2008). Interleukin 6
memainkan peran penting dalam manifestasi lokal dan sistemik pada artritis reumatoid, tidak
3 hanya merupakan sitokin pro-inflamasi, tetapi juga berinteraksi dengan sel yang terlibat dalam
proses remodeling tulang (Meguid, 2012).
Aktivasi sistem imun akan menyebabkan pelepasan sitokin proinflamasi yang telah
dikaitkan dengan neurokimia, neuroendokrin dan kelainan perilaku yang berkaitan dengan
gangguan depresi. Hubungan antara inflamasi sistemik dan depresi baru-baru ini menarik
perhatian. Berbagai sitokin proinflamasi telah dilaporkan memiliki hubungan positif dengan
depresi. Kadar C-reactive protein (CRP), IL-6, IL-1 dilaporkan meningkat (Wang et al., 2010;
Kojima et al., 2009).
Penelitian cohort oleh Madhok et al., terhadap 93 pasien AR dilakukan pengukuran
kadar IL-6, ternyata tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Kadarnya tidak berhubungan
dengan lamanya sakit dan secara signifikan berhubungan dengan index Ritchie serta kekakuan
sendi pagi hari. Penelitian potong lintang oleh Ariestien menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara kadar IL-6 dengan DAS28 pada pasien artritis reumatoid (Madhok et
al., 1993; Ariestien, 2012).
B. Pertanyaan penelitian
Apakah terdapat perbedaan kadar Interleukin 6 pada penderita artritis reumatoid yang
mengalami simtom depresi dan artritis reumatoid tanpa simtom depresi?
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kadar serum interleukin 6
pada penderita artritis reumatoid dengan dan tanpa simtom depresi di poliklinik reumatologi
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.
4 D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pasien, peneliti maupun
institusi, berupa :
1. Manfaat bagi pasien, dapat memberikan informasi bahwa peningkatan kadar IL-6 dapat
menjadi petunjuk adanya simtom depresi pada pasien AR.
2. Manfaat bagi peneliti, mengetahui perbedaan kadar IL-6 pada pasien AR yang mengalami
simtom depresi dan tanpa simtom depresi.
3. Manfaat bagi institusi, dapat menjadi sumber data mengenai tingginya kadar sitokin
inflamasi pada pasien AR yang mengalami simtom depresi. Penelitian ini dapat diajukan
acuan penyusunan prosedur tetap pemeriksaan kadar IL-6 pada pasien AR dengan simtom
depresi.
4. Manfaat bagi ilmu pengetahuan, memberikan informasi bahwa kadar IL-6 merupakan
penanda inflamasi yang berhubungan dengan kondisi depresi sehingga kadarnya dapat
dipakai untuk mengukur berat ringannya simtom depresi serta memberikan wawasan
untuk penelitian selanjutnya, terutama penelitian tentang manfaat terapi anti IL-6 pada
pasien AR
E. Keaslian Penelitian
Daftar penelitian yang digunakan penulis sebagai acuan dalam penelitian ini
dicantumkan dalam tabel 1.
5 Tabel 1. Daftar penelitian tentang kadar IL-6 pada pada Artritis reumatoid dan depresi
Peneliti /
Metode Penelitian
Madhok et al.,
Judul
Hasil
Serum interleukin-6 levels
93 pasien AR diukur kadar
1993
in rheumatoid arthritis:
IL-6, tidak ada perbedaan antara
(cohort)
correlations with clinical
pria dan wanita. Kadarnya tidak
and laboratory indices of
berhubungan dengan lamanya
disease activity
sakit. Signifikan berhubungan
dengan index Ritchie dan
kekakuan pagi hari.
Kojima et al., 2009 Depression, Inflammation,
Pada 218 pasien AR didapatkan
(potong lintang)
and Pain in Patients
hubungan positif sedang antara
With Rheumatoid Arthritis
skor depresi , sensasi nyeri
dengan kadar CRP.
Ariestien, 2012
Hubungan antara kadar IL6 Pada 43 subyek pasien artritis
(potong lintang)
dengan DAS28
reumatoid didapatkan hasil tidak
pada artritis rheumatoid
ada hubungan yang signifikan
antara kadar IL-6 dengan DAS28
Berdasarkan telaah literatur yang dilakukan oleh penulis, didapatkan hasil penelitian
yang berbeda antara penelitian Kojima et al (2009) dengan Ariestien (2012) hal ini yang
menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan kadar Interleukin
6 pada penderita Artritis Reumatoid dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi di
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Download