Untuk menganalisis : perkembangan kepribadian sosialisasi agresi kebudayaan perilaku Kepribadian manusia merupakan interaksi antara id, ego dan superego id adalah nafsu yang memuat dorongan - dorongan biologis. Mendorong kita untuk makan minum,berhubungan seksual, kasih sayang dan lain-lain yang bermuara pada pencapaian kesenangan. Dalam id terdapat dua insting yaitu libido atau eros thanatos libido atau eros yaitu instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatankegiatan manusia yang konstruktif (bhs. lain eros yaitu tidak sekadar dorongan seksual tapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan seperti kasih ibu, pemujaan pada Tuhan dan cinta diri) Thanatos yaitu instink destruktif dan agresif Ego kesadaran akan realitas, struktur kepribadian yang membawa kita untuk menjejak pada kenyataan sosial. Id yang menyebabkan keinginan-keinginan kita terpenuhi. Superego Polisi kepribadian atau hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginan ideal kita yaitu norma sosial dan kultur masyarakat. Dalam pandangan Psikoanalisis manusia adalah Homo Volens yaitu manusia yang berkeinginan. Digunakan untuk menjelaskan : persepsi interpersonal konsep diri sosialisasi kontrol sosial ganjaran dan hukuman Menurut behaviorisme analisis perilaku manusia berdasarkan perilaku yang nampak serta dapat diukur. Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil proses belajar. Behaviorisme berpendirian bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat sosial atau psikologis, manusia sangat dipengaruhi lingkungannya. Salah satu,pembahasan behaviorisme adalah pendapat Bandura, bahwa perilaku manusia memerlukan peneguhan (reinforcement), sedangkan kemampuan untuk melakukannya ditentukan oleh peniruan (imitation) dalam suatu proses belajar sosial (social learning). Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Ia tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, tapi hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Behaviorisme memandang manusia sebagai Homo Mechanicus yaitu manusia mesin. Psikologi kognitif menemukan penjelasan atas : konsep sikap bahasa berpikir dinamika kelompok propaganda Psikologi kognitif mamandang manusia sebagai mahluk yang selalu berusaha mamahami lingkungannya, manusia yang selalu berpikir (homo sapiens). Perilaku manusia harus dilihat konteksnya. Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah hasil interaksi antara keseluruhan diri seseorang (person) dengan lingkungan psikologinya (environment), b=f(p,e). Teori konsistensi kognitif (Leon Festinger dan Fritsz Heider), menyatakan bahwa manusia cenderung mengalami ketegangan pada saat kebutuhan psikologisnya belum terpenuhi. Individu akan termotivasi untuk mengurangi ketegangan tersebut. Agar tidak terjadi ketegangan ia berusaha mengoptimalkan dalam persepsi,perasaan, kognisi dan pengalamannya. Dalam psikologi humanistik manusia dipandang sebagai homo ludens (manusia bermain). Setiap manusia hidup dalam pengalaman pribadinya yang unik. Tidak ada satu manusiapun yang memiliki pengalaman yang sama. Antarpribadi yang memiliki pengalaman unik inilah kita berinteraksi dalam kehidupan sosial (intersubjectivity). Dari teori sebelumnya baik behaviorisme yang menyatakan manusia hanyalah mensin yang dibentuk oleh lingkungan dan psikoanalisis yang menyatakan manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya, keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi Psikologi humanistik bertumpu pada tiga pijakan : keunikan manusia pentingnya nilai dan makna kemampuan manusia untuk mengembangkan diri. Carl Rogers , mengatakan kecenderungan bataniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam keadaan normal ia berprilaku rasional dan konstruktif serta memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.