BAB II KELENGKAPAN BILANGAN REAL Sebagaimana telah digambarkan pada bab sebelumnya bahwa sistem bilangan rasional, memenuhi aksioma lapangan dan aksioma urutan, sehingga system bilangan rasional merupakan lapangan terurut. Tetapi telah ditunjukkan bahwa 3 bukan bilangan rasional, disini akan ditunjukkan bahwa ℝ ℚ dengan menunjukan bahwa 3 adalah bilangan real. Sehingga perlu suatu aksioma tambahan untuk menggambarkan karakteristik sistem bilangan real. Aksioma itu adalah “Aksioma Kelengkapan” (biasa disebut sifat kelengkapan). Dengan demikian bilangan real dikatakan sebagai lapangan terurut yang lengkap. 2.1 Aksioma Kelengkapan ℝ Untuk memahami aksioma kelengkapan, terlebih dahulu harus memahami pengertian batas atas dan batas bawah suatu sub himpunan dari ℝ. Definisi 2.1 Batas Atas dan Batas Bawah Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari ℝ. (i). Sebuah bilangan a ∈ ℝ dikatakan batas atas S apabila x a untuk semua x S. (ii). Sebuah bilangan b ∈ ℝ dikatakan batas bawah S apabila x b untuk semua x S. Berdasarkan definisi diatas, jika S memiliki batas atas, maka S akan memiliki tak terhingga batas atas sebab jika a merupakan batas atas S maka setiap bilangan c yang lebih besar dari a akan merupakan batas atas S juga. Demikian juga, jika S memiliki batas bawah, maka S akan memiliki tak terhingga batas bawah. Kelengkapan Bilangan Real 1 Definisi 2.2 Himpunan Terbatas Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari ℝ. (i). Himpunan S dikatakan terbatas di atas apabila S memiliki batas atas. (ii). Himpunan S dikatakan terbatas di bawah apabila S memiliki batas bawah. (iii). Himpunan S dikatakan terbatas apabila S memiliki batas atas dan batas bawah. Contoh 2.1 a. Himpunan A = { 1, 3, 7, 11, 19}. Bilangan 1 dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari 1 merupakan batas bawah A, kemudian bilangan 19 dan sembarang bilangan yang lebih besar dari 19 merupakan batas atas A. Artiya, A merupakan himpunan terbatas. b. Himpunan B = {x ∈ ℝ : x < 5 } adalah himpunan terbatas di atas, bilangan 5 dan sembarang bilangan yang lebih besar dari 5 merupakan batas atas B. c. Himpunan C = {x ∈ ℝ : x > 3 } adalah himpunan terbatas di bawah, bilangan 3 dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari 3 merupakan batas bawah C. d. Himpunan D = {x ∈ ℝ : -1 < x 7 } adalah himpunan terbatas artinya terbatas di bawah dan terbatas di atas, bilangan -1 dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari -1 merupakan batas bawah D. Sedangkan bilangan 7 dan sembarang bilangan yang lebih besar dari 7 merupakan batas atas D. e. Himpunan E = {x ∈ ℝ : x < 4 atau x > 9 } bukan merupakan himpunan terbatas karena tidak memiliki batas atas maupun batas bawah. Sembarang bilangan b ∈ ℝ bukan batas atas, karena selalu terdapat x ∈ E sehingga b < x. Demikian juga, untuk sembarang bilangan a ∈ ℝ bukan batas bawah, karena selalu terbapat y ∈ E sehingga a > y. Kelengkapan Bilangan Real 2 f. Himpunan F = {1/n : n ∈ℕ } merupakan himpunan terbatas. Himpunan F dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu 1 1 1 F = 1, , , , 2 3 4 Karena elemen F menurun, dapat disimpulkan bahwa bilangan 1 dan sembarang bilangan yang lebih besar dari 1 merupakan batas atas F, kemudian karena 1/n 0, n ∈ℕ, bilangan 0 dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari 0 merupakan batas bawah F. Perlu dicatat, bahwa himpunan B pada contoh 2.1 bukan merupakan himpunan terbatas karena tidak memiliki batas bawah, demikian juga himpunan C bukan himpunan terbatas (kenapa?). Sekarang masuk pada definisi utama, yaitu definisi supremum dan infimum dari sebuah himpunan bagian dari bilangan real. Definisi 2.3 Supremum dan Infimum Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari ℝ. (i). Sebuah bilangan u ∈ ℝ dikatakan supremum (batas atas terkecil) S apabila a) u batas atas S, b) jika w batas atas S, maka w u. (ii). Sebuah bilangan v ∈ ℝ dikatakan infimum (batas bawah terbesar) S apabila a) v batas atas S, b) jika w batas bawah S, maka w v. Untuk selanjutnya, sup S dan inf S, berturut turut menyatakan supremun S dan infimum S. Kelengkapan Bilangan Real 3 Lema 2.4 Ketunggalan Supremum dan Infimum Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari ℝ. (i). Jika S mempunyai supremum, maka sup S tunggal. (ii). Jika S mempunyai infimum, maka inf S tunggal. Bukti. (i) Misalkan u dan v adalah supremum dari S. Karena u dan v adalah batas atas dari S dan u = sup S, diperoleh u v. Sebaliknya, karena v = sup S diperoleh v u. Akibatnya, v = u. Bukti (ii) ditinggalkan untuk pembaca. Kembali pada definisi batas atas dan batas bawah, a ∈ ℝ batas atas S apabila x a , x S dan b ∈ ℝ batas bawah S apabila b x , x S. Sehingga definisi 2.3 dapat dinyatakan sebagai berikut (i) Bilangan u = sup S apabila a) x u, x S, b) jika w batas atas S, maka w u. (ii). Bilangan v = inf S apabila a) v x, x S, b) jika w batas bawah S, maka w v. Apakah setiap himpunan bagian dari R mempunyai supremum dan infimum? Jawabnya belum tentu (kenapa?). Sebuah himpunan bagian R mempunyai supremum apabila mempunyai batas atas dan akan mempunyai infimum apabila mempunyai batas bawah. Sedangkan terdapat empat kemungkinan sebuah himpunan bagian dari R dihubungkan dengan batas atas dan batas bawah, yaitu: (i) mempunyai batas atas dan batas bawah; (ii) mempunyai batas bawah tetapi tidak mempunyai batas atas; (iii) mempunyai batas atas tetapi tidak mempunyai batas bawah; Kelengkapan Bilangan Real 4 (iv) tidak mempunyai batas bawah dan tidak mempunyai batas atas Oleh kerena itu terdapat empat kemungkinan pula, apabila dihubungkan dengan supremum dan infimum (uraikan apa saja kemungkinan itu?). Lema berikut akan bermanfaat untuk menguji, apakah sebuah batas atas himpunan merupakan supremum. Lema 2.5 Supremum Misalkan S sebuah himpunan terbatas di atas di ℝ. Bilangan u = sup S jika dan hanya jika untuk sembarang > 0 terdapat s ∈ S sehingga u - < s. Bukti. Untuk membuktikan Lema Supremum diatas harus ditunjukkan dua arah, untuk Misalkan u = sup S dan > 0. Karena u u berarti u bukan batas atas S. Akibatnya terdapat suatu s ∈ S sehingga u - < s. Untuk sebaliknya Misalkan u batas atas S demikian sehingga untuk sembarang > 0 terdapat s ∈ S sehingga u - < s.. Jika v u , maka u v > 0, karena itu ada s ∈ S sehingga u - < s.. Padahal u - = v, berarti v bukan batas atas S. Karena v merupakan sebarang bilangan yang kurang dari u, sehingga dapat disimpulkan bahwa u adalah batas atas terkecil, dengan kata lain u = sup S. Contoh 2.2 Perhatikan kembali himpunan himpunan pada contoh 2.1. a. Perhatikan himpunan A = {1, 3, 7, 11, 19}. Bilangan 1 merupakan inf A, karena 1 ∈ A dan merupakan batas bawah A. Bilangan 19 merupakan sup A, karena 19 ∈ A dan merupakan batas atas A. b. Himpunan B = {x ∈ ℝ : x < 5 } tidak mempunyai batas bawah, sehingga tidak memiliki infimum (kenapa?). Pada himpunan B, bilangan 5 merupakan batas atas. Untuk menunjukkan bahwa 5 = sup B tinggal ditunjukkan syarat kedua, yaitu jika Kelengkapan Bilangan Real 5 w sembarang batas bawah B maka w 5. Sekarang andaikan terdapat w batas atas B sedemikian sehingga w < 5. Karena w < 5, terdapat z = (w + 5)/2 ∈ B sedemikian sehingga w < z < 5. Akibatnya w bukan batas atas. Karena w diambil sembarang, jadi jika w batas atas maka w 5. c. Himpunan C = {x ∈ ℝ : x > 3 } tidak memiliki supremum (kenapa?) dan 3 adalah infimumnya (kenapa?). d. Himpunan D = {x ∈ ℝ : -1 < x 7 } memiliki supremum 7 dan infimum -1 (tunjukkan!). e. Himpunan E = {x ∈ ℝ : x < 4 atau x > 9 } tidak memiliki supremum maupun infimum (tunjukkan!). f. Sebagaimana telah dikemukakan pada contoh 2.1 bahwa himpunan F = {1/n : n ∈ℕ } merupakan himpunan terbatas. Jadi ada batas atas dan batas bawahnya. Himpunan F dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu 1 1 1 F = 1, , , , 2 3 4 Karena elemen F menurun dan 1 elemen terbesar, maka 1 merupakan supremum F (kenapa?). Sekarang akan ditunjukkan bahwa 0 adalah infimum F. Karena untuk setiap n ∈ℕ berlaku 1/n 0, maka 0 merupakan batas bawah. Sehingga untuk menunjukkan 0 = inf F tinggal ditunjukkan bahwa 0 adalah batas bawah terbesar. Andaikan terdapat w batas bawah F sedemikian sehingga w > 0. Pilih bilangan asli k (apakah pasti ada?) sedemikian sehingga kw > 1, sehingga 1/k < w. Karena w > 0 dan k ∈ ℕ, maka 0 < 1/k < w. Padahal 1/k adalah elemen F, sehingga w bukanlah batas bawah. Karena w diambil sembarang, jadi jika w batas bawah maka w 5. Kelengkapan Bilangan Real 6 Berikut ini menyatakan aksioma penting pada ℝ yaitu aksioma kelengkapan atau disebut juga sifat kelengkapan ℝ . Dengan aksioma kelengkapan, ℝ menjadi suatu lapangan terurut lengkap. Aksioma 2.6 Kelengkapan ℝ Setiap himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas atas memiliki supremum di ℝ. Aksioma kelengkapan ini disebut juga Sifat Kelengkapan atau Sifat Supremum. Aksioma kelengkapan diatas dapat pula dinyatakan dalam kalimat yang sedikit berbeda, yaitu, setiap himpunan tak kosong yang terbatas diatas mempunyai supremum. 2.2 Sifat Aksioma Kelengkapan Disini terdapat sifat kelengkapan serupa untuk infimum, namun sifat infimum dapat diturunkan dari sifat supremum, sebagaimana ditunjukkan pada teorema berikut: Teorema 2.7 Sifat Infimum Setiap himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas bawah memiliki infimum di ℝ. Bukti. Misalkan S himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas bawah. Definisikan S- = {-s : s ∈ S }. Karena himpunan S terbatas dibawah, diperoleh himpunan S- terbatas diatas dan berdasarkan aksioma kelengkapan terdapat u ∈ ℝ sedemikian sehingga u = sup S-. Artinya u batas atas S- dan jika w batas atas S- maka w u, akibatnya v = -u merupakan Kelengkapan Bilangan Real 7 batas bawah. Sekarang misalkan r batas bawah S maka –r merupakan batas atas S-, kemudian karena -r u diperoleh r -u = v. Jadi v merupakan infimum S. Dari aksioma kelengkapan ini dapat diturunkan beberapa lema yang berkaitan dengan supremum dan infimum dari himpunan bilangan real . Lema 2.8 Misalkan S himpunan bilangan real tak kosong yang terbatas diatas. (i) Jika a sebuah bilangan real, maka supremum himpunan a + S = { a + s : s ∈ S } adalah a + sup S. (ii) Jika a > 0, maka supremum himpunan a S = { a s : s ∈ S } adalah a (sup S). Bukti. (i). Misalkan u = sup S. Karena u batas atas S, sehingga diperoleh s u untuk setiap s ∈ S dan a + s a + u untuk setiap s ∈ S. Artinya a + u merupakan batas atas a + S. Kemudian, untuk menunjukkan bahwa a + u supremum a + S, misalkan w merupakan batas atas a + S, artinya a + s w untuk setiap s ∈ S. Lebih lanjut, diperoleh s w – a untuk setiap s ∈ S yang berarti w – a merupakan batas atas S. Karena u = sup S diperoleh u w – a, sehingga a + u w. Karena w sembarang batas atas a + S dapat disimpulkan bahwa sup (a + S) = a + u = a + sup S. (ii). Misalkan u = sup S. Karena u batas atas S dan a > 0, sehingga diperoleh s u untuk setiap s ∈ S dan as au untuk setiap s ∈ S. Artinya au merupakan batas atas aS. Sekarang tinggal menunjukkan bahwa a u adalah supremum a S. Untuk itu, misalkan w merupakan batas atas a S, artinya a s w untuk setiap s ∈ S. Karena a > 0, diperoleh s w/a untuk setiap s ∈ S yang berarti w/a merupakan batas atas S. Karena u = sup S diperoleh u w/a, sehingga a u w. Kelengkapan Bilangan Real 8 Karena w sembarang batas atas a S dapat disimpulkan bahwa sup (a S) = a u = a ( sup S). Teorema dibawah dikenal dengan sifat Archimedean yang menyatakan bahwa untuk sembarang bilangan real x terdapat bilangan asli n sehingga x < n. Disini disajikan pembuktian dengan memanfaatkan aksioma kelengkapan. Teorema 2.9 Sifat Archimedean Jika x ∈ ℝ, maka tedapat nx ∈ ℕ sedemikian sehingga x < nx. Bukti. Misalkan x ∈ ℝ. Andaikan tidak ada n ∈ ℕ sedemikian sehingga x < n, dengan kata lain n x untuk setiap n ∈ ℕ. Akibatnya, x merupakan batas atas ℕ. Karena terbatas diatas, berdasarkan aksioma kelengkapan ℕ memiliki supremum. Tuliskan u = sup ℕ, berarti u - 1 bukan supremum dan akibatnya terdapat k ∈ ℕ sehingga u - 1 < k. Karena u < k + 1 dan k + 1 ∈ ℕ, sehingga u bukan batas atas ℕ. Hal ini bertentangan dengan ℕ terbatas diatas. Jadi haruslah ada nx ∈ ℕ sedemikian sehingga x < nx. Sifat Archimeden secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa himpunan semua bilangan asli tidak terbatas diatas. Lebih lanjut, sifat Archimedean mengakibatkan untuk sembarang bilangan real positif selalu terdapat bilangan 1 yang lebih kecil untuk suatu n bilangan asli n. Lema 2.10 Akibat Sifat Archimedean Jika x bilangan real positif, maka terdapat n ∈ ℕ sehingga 0 1 x. n 1 > 0. Berdasarkan sifat Archimedean x 1 1 terdapat n ∈ ℕ sedemikian sehingga 0 n . Akibatnya 0 x. n x Bukti. Misalkan x > 0, sehingga diperoleh Kelengkapan Bilangan Real 9 Dengan lema akibat sifat Archimedean diatas pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi pada contoh 2.2 (f) telah terjawab. Pada kasus lain akan diperlukan akibat sifat Archimedean yang lainnya, sebagaimana dinyatakan pada lema dibawah. Lema 2.11 Akibat Sifat Archimedean Jika y dan z dua bilangan real positif, maka (i) terdapat n ∈ ℕ sehingga z < ny ; (ii) terdapat n ∈ ℕ sehingga n 1 z n . Bukti. Ditinggalkan untuk pembaca. Contoh 2.3 Diberikan himpunan A= { n 1 : n ∈ ℕ }. n Tunjukkan bahwa sup A = 2 dan inf A = 1. Sebelum menunjukkan supremum dan infimum, himpunan A dapat dinyatakan dalam bentuk lain yaitu {1 + 1/n : n ∈ ℕ } atau dengan mendaftar elemennya yaitu 1 1 1 {2, 1 , 1 , 1 , . . . }. 2 3 4 Sekarang akan ditunjukkan bahwa sup A = 2. Untuk sembarang n ∈ ℕ berlaku n + 1 n + n ⇔ n + 1 2n ⇔ Kelengkapan Bilangan Real n 1 2. n 10 Akibatnya 2 merupakan batas atas A. Kemudian karena 2 ∈ A dan n 1 2, sehingga n tidak mungkin terdapat batas atas yang kurang dari 2. Jadi haruslah 2 merupakan supremum A. Kemudian untuk menunjukkan inf A = 1, perhatikan bahwa untuk sembarang n ∈ ℕ berlaku n+1 n ⇔ n 1 1. n Akibatnya 1 merupakan batas bawah A. Selanjutnya, andaikan terdapat w batas bawah A yang lebih besar dari 1. Karena w > 1, maka w – 1 > 0 dan 1 > 0. Labih lanjut, w 1 berdasarkan sifat Archimedean terdapat k ∈ ℕ sedemikian sehingga 1 < k ⇔ 1 < k (w – 1) w 1 ⇔ 1 < kw – k ⇔ k + 1 < kw ⇔ k 1 < w. k Karena k ∈ ℕ, diperoleh k 1 ∈ ℕ. Akibatnya, w bukan bukan batas bawah A. Jadi k haruslah 1 = inf A. Untuk menunjukkan supremum dan infimum A dapat juga ditunjukkan menggunakan lema 2.8 (ii) Perhatikan himpunan F pada contoh 2.2 (f), pandang A sebagai 1 + F. Berdasarkan lema 2.8 (ii) sup A = 1 + sup F dan inf A = 1 + inf A. Karena sup F = 1 dan inf F = 0 (dari contoh 2.2 (f)), maka sup A = 2 dan inf A = 1. Kelengkapan Bilangan Real 11 Latihan 2.1 1. Misalkan S = {x ∈ ℝ : x > 9 }. Tunjukkan a. Himpunan S mempunyai batas bawah; b. Himpunan S tidak mempunyai batas atas; c. Inf S = 9. 2. Misalkan S = { (1) n : n ∈ ℕ }. Tentukan inf S dan sup S. n 3. Tentukan supremum dan infimum dari himpunan { 1 1 : n, m ∈ ℕ }. n m 4. Buktikan bahwa infimum sebuah himpunan jika mesti tunggal (lema 2.4 (ii)). 5. Buktikan lema 2.11 (akibat sifat Archimedean). 6. Misalkan S himpunan terbatas di ℝ. Buktikan bahwa inf S sup S. 7. Misalkan A dan B himpunan terbatas di ℝ. a. Buktikan bahwa A B terbatas; b. Inf (A B) = inf {inf A, inf B}. 8. Misalkan S himpunan terbatas di ℝ. Jika T S, tunjukkan bahwa a. inf S inf T; b. sup T sup S. 9. Misalkan S himpunan terbatas di ℝ, a < 0 dan aS = {as : s ∈ S }. a. inf (aS) = a sup S; b. sup (aS) = a inf S. Kelengkapan Bilangan Real 12 2.3 Kerapatan Bilangan Rasional Dalam ℝ Pada ℝ terdapat bilangan rasional dan bilangan irrasional,sebagaimana telah ditunjukkan bahwa 3 merupakan bilangan irrasional. Lema 1.7 telah ditunjukkan bahwa diantara dua bilangan rasional terdapat bilangan rasional lainnya. Pada bagian ini akan ditunjukkan bahwa 3 merupakan bilangan real, selain itu juga akan di uraikan tentang sifat bilangan rasional yaitu diantara dua bilangan real yang berdeda selalu terdapat bilangan rasional diantara keduanya. Selanjutnya sifat ini dikatakan sebagai sifat “kepadatan” himpunan bilangan rasional. Aksioma kelengkapan menjamin eksistensi bilangan real. Dengan aksioma kelengkapan dapat ditunjukkan bahwa 3 merupakan bilangan real. Bukti ini dapat digunakan untuk menunjukkan eksistensi bilangan irrasional yang lainnya sebagai bilangan real. Teorema 2.12 Eksistensi Bilangan Irrasional Terdapat bilangan real positif x sedemikian sehingga x2 = 3. Bukti. Untuk menunjukkan aksistensi x ∈ ℝ sedemikian sehingga x2 = 3, perhatikan himpunan S = { s ∈ ℝ : s 0, s2 < 3 }. S tidak kosong, karena 1 ∈ S dan S terbatas diatas karena 22 = 4 sehingga s < 2, s ∈ S. Berdasarkan Aksioma Kelengkapan S memiliki supremum. Sekarang misalkan sup S = x ∈ ℝ dan x > 0, karena 1 ∈ S. Akan ditunjukkan bahwa x2 = 3 melalui pengandaian x2 < 3 atau x2 > 3 (Sifat Trichotomy). Pertama, andaikan x2 < 3. Sekarang akan ditunjukkan bahwa pengandaian x2 < 3 salah, karena akan terjadi kontradiksi dengan fakta bahwa sup S = x. Dengan menggunakan fakta bahwa 1 1 , n ∈ ℕ diperoleh 2 n n 2 1 2x 1 2 + 2 x = x + n n n x2 + Kelengkapan Bilangan Real 2x 1 + n n 13 = x2 + 1 (2x + 1) ……………………..(*) n Dari fakta (2x + 1) > 0 (karena x > 0) dan 3 – x2 > 0 (dari pengandaian) diperoleh 3 x2 > 0. 2x 1 Berdasarkan Lema Akibat Sifat Archimedean, terdapat k ∈ ℕ sedemikian sehingga 1 3 x2 < . k 2x 1 Akibatnya, 1 (2x + 1) < 3 – x2 dan dari persamaan (*) diperoleh k x 2 1 1 2 (2x + 1) x + k n < x 2 + (3 – x2) = 3. 1 Artinya terdapat k ∈ ℕ sedemikian sehingga x ∈ S. Hal ini kontradiksi dengan x k sebagai supremum S. Jadi pengandaian x2 < 3 tidak benar. Selanjutnya, andaikan x2 > 3. Seperti pada pengandaian pertama akan ditunjukkan bahwa pengandaian x2 > 3 tidak benar. Untuk sembarang n ∈ ℕ, berlaku 2 1 2x 1 2 + 2 x = x n n n > x2 - 2x ……………………………...(**) n Karena 2x > 0 dan x2 – 3 > 0 (dari pengandaian), diperoleh x2 3 > 0. 2x Berdasarkan Lema Akibat Sifat Archimedean, terdapat m ∈ ℕ sedemikian sehingga x2 3 1 < . m 2x Akibatnya, 2x < x2 -3 dan dari persamaan (**) diperoleh m Kelengkapan Bilangan Real 14 2 1 2x 2 x > x m m > x 2 - ( x2 – 3) = 3. 1 Artinya terdapat m ∈ ℕ sedemikian sehingga x merupakan batas atas, hal ini m kontradiksi dengan dengan x sebagai batas atas terkecil S. Jadi pengandaian x2 > 3 tidak benar. Karena x2 < 3 dan x2 > 3 tidak memungkinkan, haruslah x2 = 3. Bukti teorema 1.2 dapat diadopsi untuk membuktikan bilangan irrasional yang lain sebagai bilangan real. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan bilangan rasional dan irrasional padat di ℝ. Teorema 2.13 Kepadatan Himpunan Bilangan Rasional Misalkan x dan y bilangan real. Jika x < y, maka terdapat bilangan rasional r sedemikian sehingga x < r < y. Bukti. Untuk memudahkan pembuktian, masalah dibagi dalam beberapa kasus. Kasus (i): x > 0. Karena x < y, sehingga y – x > 0. Kemudian berdasarkan lema 2.10 akibat sifat Archimedean terdapat n ∈ ℕ sehingga 1 y x ⇔ 1 < n( y – x ) n ⇔ 1 < ny – nx ⇔ 1 + nx < ny ………………………….(*) Selanjutnya karena x > 0, diperoleh nx > 0 dan berdasarkan lema 2.11 (ii) akibat sifat Archimedean terdapat m ∈ ℕ sehingga m -1 < nx < m ⇒ m < nx + 1 dan nx < m ⇒ nx < m < nx + 1 Kelengkapan Bilangan Real 15 ⇒ nx < m < nx + 1 < ny …………..dari (*) ⇒ nx < m < ny ⇒ x< Jadi ada bilangan rasional r = m < y. n m sedemikian sehingga x < r < y. n Kasus (ii): x = 0, sehingga 0 < y. Berdasarkan lema 2.10 akibat sifat Archimedean terdapat n ∈ ℕ sehingga 0 Akibatnya ada bilangan rasional r = 1 y. n 1 1 , sehingga x y. n n Kasus (iii): x < 0 dan y > 0. Pilih x1 = 0, kemudian tunjukkan seperti kasus (i). Kasus (iv): y < 0. Pembuktian serupa dengan kasus (i). Karena nx < 0 sehingga –nx > 0 akibatnya diperoleh bilangan rasional r = m . n Dari teorema tentang kepadatan bilangan rasional dapat ditunjukkan bahwa himpunan bilangan irrasional juga padat. Teorema 2.14 Kepadatan Himpunan Bilangan Irrasional Misalkan x dan y bilangan real. Jika x < y, maka terdapat bilangan irrasional r sedemikian sehingga x < r < y. Bukti. Diberikan x, y ∈ ℝ dengan x < y. Kalikan dengan x 3 x 3 < y 3 <r< 1 3 , sehingga diperoleh . Gunakan teorema 2.13, untuk mendapatkan bilangan rasional r sehingga y 3 , akibatnya terdapat bilangan irrasional r 3 sehingga x < r 3 < y. Kelengkapan Bilangan Real 16 Latihan 2.2 1. Tunjukkan bahwa 2 bukan bilangan rasional, kemudian tunjukkan bahwa 2 adalah bilangan real. 2. Untuk a > 0, tunjukkan bahwa bahwa a bukan bilangan rasional, kemudian tunjukkan a adalah bilangan real. 3. Tunjukkan bahwa terdapat bilangan real positif x sehingga x3 = 3. 4. Carilah bilangan rasional yang terletak antara 1 1 dan . 3 2 5. Carilah bilangan rasional r sedemikian sehingga 2 <r< 3. 6. Misalkan a, b ∈ ℝ dengan 0 < a < b. Carilah bilangan rasional r sedemikian sehingga a <r< b. 7. Carilah bilangan irrasional yang terletak antara 1 1 dan . 4 3 8. Carilah bilangan irrasional t sedemikian sehingga 2 <t< 3. 9. Misalkan a, b bilangan rasional dengan a < b. Carilah bilangan irrasional t sedemikian sehingga a < t < b. Kelengkapan Bilangan Real 17