ABSTRAK Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah berusaha menggalakkan pembangunan di segala bidang baik bidang fisik maupun non fisik Salah satu faktor yang mendukung pembangunan adalah dukungan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang dimaksud seperti peningkatan transportasi, telekomunikasi, irigasi, sanitasi, perbaikan jalan dan pelabuhan. Pembangunan ini tidak terlepas dari perjanjian kerja antara pemerintah dengan swasta yang akan dituangkan dalam kontrak tertulis yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak Permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini yaitu bagaimana proses pelakasanaan perjanjian pemborongan apakah telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, tanggung jawab para pihak, dan bagaimana cara penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan. Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif yang mengelola data-data sekunder dan juga melakukan survey ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu dalam penulisan skripsi ini. Sumber data yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah bahan hukum primer yaitu Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 jo Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2005, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahan hukum sekunder yaitu penjelasan dari bahan hukum primer, serta bahan hukum tersier. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan yakni mencari dan mengumpulkan sumber-sumber dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam skripsi ini. Dalam perjanjian pemborongan antara Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Bagas Belantara, dapat diketahui proses pembuatan perjanjian pemborongan, pelaksanaan perjanjian yang pada akhirnya pada tahap pra kontrak serta dapat diketahui juga cara menyelesaikan perselisihan apabila terjadi perselisihan. Kesimpulan dari skripsi ini yaitu bahwa perjanjian pemborongan pekerjaan telah memenuhi ketentuan hukum ketentuan hukum yang berlaku, dimana CV. Bagas Belantara telah memenuhi kriteria yang ditentukan sebagai pihak pemborong/ rekanan. Dimana para pihak memiliki tanggung jawabnya masing-masing atas pelaksanaan perjanjian pemborongan. Pihak yang memborongkan bertanggung jawab atas penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan perpanjangan waktu apabila terjadi force majeur, dan pihak pemborong bertanggung jawab atas pelaksanaan pemborongan dari mulai penyediaan, penggunaan, dan perawatan barang-barang yang digunakan, membayar denda apabila terjadi kelalaian, menyediakan tenaga kerja dan memberikan pengupahan yang layak. Saran dari skripsi ini adalah pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan harus memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku, melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, dan apabila ada perselisihan yang terjadi dalam pelaksanaan pemborongan agar diselesaikan dengan secara musyawarah tanpa harus di bawa ke pengadilan. Universitas Sumatera Utara