BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN Bab terakhir ini berisi tentang; simpulan yang ditarik dari beberapa temuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya; implikasi penelitian; dan saransaran yang berguna bagi instansi terkait. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kalimat efektif dan keterampilan menulis teks eksposisi 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara keaktifan menulis dan keterampilan menulis teks eksposisi. 3. Ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kalimat efektif dan keaktifan menulis secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks eksposisi B. Implikasi Hasil analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga hipotesis kerja yang diajukan semuanya diterima. Temuan dalam penelitian ini mengandung makna bahwa secara umum bagi para siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, penguasaan kalimat efektif dan keaktifan siswa memiliki hubungan positif dengan keterampilan menulis teks eksposisi baik secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama. Ditemukannya hubungan positif antara tiga variabel tersebut, mengakibatkan lahirnya beberapa implikasi penelitian.Implikasi sendiri merupakan konsekuensi logis dari temuan penelitian. Beberapa implikasi penelitian tersebut meliputi implikasi teoretis dan implikasi praktis.Berikut ini pemaparan dari kedua implikasi yang dimaksudkan. 1. Implikasi Teoretis Model konseptual teoretis yang dicerminkan melalui hubungan teoretis antarvariabel penelitian, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara 72 73 penguasaan kalimat efektif dan keaktifan siswa terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama telah teruji kebenarannya secara empirik. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa implikasi teoretis dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks eksposisi tidak akan muncul begitu saja atau tidak akan muncul tanpa adanya sebab yang jelas, tetapi ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan dua diantaranya adalah penguasaan kalimat efektif dan keaktifan siswa. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan implikasi teoretis yang disebutkan di atas, selanjutnya memunculkan implikasi kebijakan pokok bahwa keterampilan menulis teks eksposisi siswa dapat diupayakan peningkatannya melalui peningkatan penguasaan kalimat efektif dankeaktifan siswa. Secara rinci, beberapa kebijakan implikasi praktis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a. Upaya Meningkatkan Penguasaan Kalimat Efektif Siswa untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengiasaan kalimat efektif siswa merupakan salah satu faktor penentu bagi tinggi ataupun rendahnya kemampuan menulis teks negosiasi siswa. Hal ini berarti bahwa semakin baik penguasaan kalimat efektif yang dimiliki siswa, maka akan semakin baik pula keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Temuan ini memberikan arah pada kita bahwa upaya untuk meningkatkan keterampilan teks eksposisi siswa dapat dilakukan dengan cara atau usaha meningkatkan penguasaan kalimat efektif. Kalimat efektif atau merupakan unsure yang tidak terlepas dalam banyak teks terkhusus teks yang perlu dikuasai oleh siswa SMA kelas X pada kurikulum 2013. Kalimat efektif yang dimiliki siswa diperoleh dari pembelajaran dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia.Teori dasar kalimat efektif harus selalu dipegang oleh siswa saat mengaplikasikanya dalam membuat sebuah teks ataupun menulis sebuah kalimat.Peningkatan penguasaan kalimat efektif dapat dilakukan siswa dengan berlatih menulis dengan selalu mengikuti rambu-rambu kalimat efektif utamanya saat pembelajaran di sekolah.Uraian tersebut dapat digunakan sebagai 74 acuan untuk melakukan berbagai hal yang mendukung dalam upaya meningkatkan penguasaan kalimat efektif siswa. Penguasaan kalimat efektif siswa akan bertambah, jika siswa tersebut selalu mengaplikasikan teori kalimat efektif yang telah didapat. Siswa juga dituntut mengasah kepekaanya agar sdapat membedakan sebuah kalimat atau teks sudah efektif atau belum, karena dengan mengasah intuisi siswa dengan terus berlatih maka siswa akan secara mudah mengaplikasikan teori kalimat efektif maupun menyunting kalimat kurang efektif yang ditemuinya. Peran guru sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan penguasaan kalimat efektif, karena seperti yang kebanyakan terjadi di lapangan, hanya sedikit siswa yang mampu membuat sebuah karangan berkalimat efektif. Penerapannya dapat dilakukan dengan memberikan tugas menyunting untuk siswa, baik dalam pembelajaran di kelas maupun sebagai tugas rumah. Salah satu contoh penugasan yang dimaksud dapat berupa meringkas materi pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk Power Point (PPT), yang kemudian hasilnya dapat dipresentasikan di depan kelas. Penguasaan kalimat efektif dapat bertambah dapat berkurang tergantung kemauan siswa untuk dapat terus berlatih, kalimat efektif dapat diaplikasikan dalam karangan apapun termasuk dalam hal menulis teks eksposisi. Sesuai dengan keterangan tersebut dapat diartikan bahwa penguasaan kalimat efektif seseorang adalah penguasaan terhadap rambu-rambu penulisan suatu kalimat atau karangan agar dapat efektif sehingga pesan karangan dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan pada paparan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penguasaan kalimat efektif merupakan suatu bentuk kemampuan dalam hal menyampaikan gagasan dalam bentuk yang efektif. Jadi, penguasaan kalimat efektif bersifat aktif-produktif dengan cara menggunakan kata, dan susunan kalimat yangyang efektif sehingga tidak mengalami multi tafsir ketika disampaikan dalam komunikasi sehari-hari serta penyampaian secara cermat dan tepat sesuai dengan konteksnya. 75 b. Upaya Meningkatkan KeaktifanMenulis untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Keaktifan siswa juga merupakan salah satu faktor penentu bagi tinggi ataupun rendahnya Keterampilan menulis teks eksposisi. Jika demikian halnya, maka peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keaktifan mereka. Keaktifan, sebagaimana telah dipaparkan oleh beberapa ahli pada bab kajian teori, merupakan sesuatu sikap siswa yang menunjukan siswa aktif mengolah informasi yang diterima dan berusaha dengan seluruh anggota badannya untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan mengenai materi dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakanya Sementara itu, menulis teks eksposisi merupakan aktivitas kebahasaan yang dilakukan dengan cara menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk bahasa tulis atau bentuk-bentuk grafis dengan menggunakan bahasa yang komunikatif, didukung dengan organisasi isi yang runtut, gaya tulisan berdasarkan pilihan struktur teks eksposisi dan susunan kalimat yang tepat, serta berisi memaparkan informasi berdasarkan fakta yang valid untuk menambah wawasan para pembaca. Aktivitas ini akan berjalan dengan baik apabila siswa sebagai penulis memiliki dorongan bersikap positif yang telah ditetapkan. Maka dari itu, untuk meningkatkan keaktifan siswa, supaya siswa lebih bersemangat atau antusias dalam menulis, guru perlu berupaya memilih dan menentukan materi menulis teks eksposisi sesuai dengan kebutuhan, minat, dan tujuan pembelajaran/pendidikan yang ingin dicapai siswa. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa untuk selalu ikut aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pada diri siswa akan timbul keinginan menulis yang tinggi guna mengembangkan kemampuannya secara berkesinambungan. Upaya lain yang dapat dilaksanakan sehubungan dengan bagaimana meningkatkan atau membangkitkan keaktifan siswa adalah dengan cara menanamkan menanamkan kerecayaan diri. Kepercayaan diri merupakan faktor penting dalam membangkitkan keaktifan. Jika siswa merasa percaya diri dalam melakukan tugas belajarnya, ia dapat atau berhasil dalam melakukan tugasnya, 76 lebih-lebih jika ia sering mendapat pujian atau dorongan dari gurunya, maka perasaan positif terhadap kegiatan menulis akan timbul, yang kemudian akan menjadikan keaktifan siswa bertambah tinggi, sehingga keterampilan menulis teks eksposisinya akan meningkat. Selain kedua upaya yang sudah dipaparkan diatas, upaya lain yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan keaktifan siswa adalah mendorong siswa untuk senang menulis. Hal ini bisa dilakukan apabila guru bisa menyakinkan bahwa dengan menulis siswa akan mendapatkan banyak manfaat, baik manfaat jangka pendek maupun manfaat jangka panjang. Sebagai contoh manfaat menulis jangka pendek.Misalnya saja, guru bisa mendorong siswa untuk mengikuti beragam kontes menulis di media cetak. Kemudian bila dimuat di media, siswa akan mendapatkan. penghargaan berupa nilai plus (+) pada pelajaran Bahasa Indonesia, tulisan siswa akan dipajang di majalah dinding kelas dan sekolah, atau bahkan dimuat di majalah sekolah. Hal tersebut akan menambah rasa percaya diri siswa, sehingga mereka tidak akan ragu untuk terus berkarya (menulis). Sementara itu, manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh siswa dari menulis adalah, dengan menulis siswa dapat mendapatkan penghasilan berupa materi, dikenal khalayak umum, ide-idenya dibicarakan banyak orang, tulisannya bermanfaat bagi orang lain. Hal tersebut tentunya akan mendatangkan kepuasaan psikologis dan rohani bagi penulis (siswa), sehingga siswa akan semakin bersemangat dalam mewujudkan ide/gagasan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan implikasi yang telah diuraikan di atas, maka dapat diusulkan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Pengelola Sekolah Pengelola sekolah sebaiknya meningkatkan peran serta perhatiannya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.Hal tersebut sedianya dapat dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan perpustakaan dan pengelolaan majalah dinding. Upaya meningkatkan pengelolaan perpustakaan dapat dilakukan dengan 77 caramemperbaiki layanan dan menambah koleksi perpustakaan, sehingga menjadikan perpustakaan tempat belajar dan membaca yang nyaman bagi siswa, karena dengan membaca dapat menunjang kualiatas kosakata yang dimiliki siswa. Selanjutnya, pengelolaan majalah dinding.Majalah dinding sering kali diabaikan keberadaannya, penempatan di tempat yang strategis dan perawatan yang memadai sangat diperlukan dalam pengelolaannya. Sehingga majalah dinding dapat dijadikan sarana/media yang efektif guna menunjang kemampuan menulis siswa, dengan adanya majalah dinding siswa bisa bebas berkreasi ataupun menuangkan ide/gagasannya dengan senang, karena siswa akan merasa bahwa karya mereka dihargai. 2. Bagi Guru Sehubungan dengan adanya hubungan positif dalam penelitian ini, guru harus bisa memperkuat intuisi siswa dalam mengaplikasikan kalimat efektif baik melalui pembelajaran di sekolah ataupun tugas rumah yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap penguasaan kalimat efektif siswa. Guru juga harus bisa meningkatkan keaktifan siswa dengan memberikan dorongan, mensugesti kepercayaan diri siswa atau bisa juga dengan memberikan reward kepada siswa yang menghasilkan tulisan terbaik. 3. Bagi Siswa Disarankan bagi siswa agar lebih banyak berlatih menulis dan membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan majalah dinding yang disediakan oleh pihak sekolah.Baik dalam kepentingan akademik ataupun non akademik. Hal tersebut harus dilakukan oleh siswa karena semakin banyak porsi membaca dan menulis mereka, maka kemampuan menulisnya juga akan semakin terasah dengan baik. Bertolak dengan hal tersebut, siswa juga disarankan untuk memperhatikan serta melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru, khususnya tentang tugas menulis, diharapkan siswa dapat berpikir bahwa menulis bukan hanya suatu perintah yang diberikan guru saja melainkan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. 78 4. Kepada Peneliti lain Para peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi dan bagi yang tertarik dengan bidang kajian ini, disarankan untuk mengadakan penelitian yang serupa dengan populasi yang lebih besar (memperluas wilayah penelitian). Sehingga aspek-aspek lain yang diduga memiliki kontribusi atau sumbangan yang berarti terhadap kemampuan menulis teks negosiasi dapat dideteksi secara menyeluruh.