PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 PERANCANGAN KERETA PENGGERAK SUMBER ION SIKLOTRON PROTON 13 MeV Setyo Atmojo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:[email protected] ABSTRAK PERANCANGAN KERETA PENGGERAK SUMBER ION SIKLOTRON PROTON 13 MeV. Salah satu program utama pusat penelitian teknilogi akselerator dan proses bahan PTAPB-BATAN adalah rancang bangun Siklotron Proton 13 Mev. Salah satu komponen utama siklotron adalah sumber ion. Sumber ion terdiri dari beberapa komponen, salah satunya adalah kereta penggerak. Kereta Penggerak ini adalah suatu piranti yang mampu menempatkan sumber ion pada tempat yang semestinya. Makalah ini membahas rangcangan dari alat tersebut . Piranti ini berbentuk kotak yang dilengkapi dengan 4 roda,, alat tersebut dapat menghasilkan gerak lurus. Di dalam kotak ada sebuah engsel yang dapat menghasilkan gerak kearah horizontal dan vertical secara bersamaan. Gaya dorong dihasilkan oleh motor listrik melalui transmisi ulir dan roda gigi. Kereta ini mampu bergerak ke sumber ion sejauh 15 cm. ABSTRACT THE DESIGN OF ION SOURCE DRIVING CART OF 13 MeV PROTON CYCLOTRON. The one of main program of Center of Accelerator Technology and Material Process PTAPB-BATAN is design and contrucsion of 13 M eV proton cyclotron. One main component of clotron system is ion source. The ion source is consist of several component, one of the component is driving cart. This driving cart is a machine which capable to place the head of ion source in proper place. This paper discuss the design of this device. The device is box shaped which equipped by four wheels, such that it can perform a straight motion. Inside the box, there is a hinge which can perform (create) horizontal and vertical motion simultaneously. The driving force is given by electrical motors through transmission screw and gears. This cart is able to drive the head of ion source in straight path up to 15 cm. PENDAHULUAN A kselerator partikel adalah mesin untuk mempercepat partikel bermuatan baik ion atau elektron. Pada saat ini perkembangan teknologi akseleraton sudah sangat luas yang meliputi antara lain: Fande Graff, Tandem, Velisi, Cockroft Walton, Dynaimitron, Akselerator Linier, akselerator Siklotron, Akselerator Synchroton, dan Betatron. Pada saat ini aplikasi akselerator sudah sangat luas antara lain dalam bidang: industri, kedokteran, bioteknologi, lingkungan, analisis unsur, dan energi masa datang.(3) Buku I hal 310 Dalam bidang kedokteran akselerator digunakan sebagai diasnostik dan terapi. Sebagai diasnostik akselerator digunakan untuk memproduksi radioisotop, akselerator yang digunakan adalah: siklotron, betatron, dan synckroton. Untuk diasnostik fungsi badan dan metabolisme digunakan obat radioaktif yang disuntikkan kepada pasien sebagai perunut. Distribusi sinar gama yang dihasilkan dideteksi dengan teknik gama kamera atau Positron Emersion Tomografi (PET). Sinyal yang dihasilkan ditektor gama berasal dari bagian badan dibuat bayangan tomografi dengan bantuan komputer. Bayangan tomografi memberikan ISSN 1410 – 8178 Setyo Atmojo PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 informasi fungsi badan dan metabolisme yang tepat sehingga dapat ditentukan tindakan yang sesuai. Contoh obat radioaktif dan radio farmaka yang digunakan untuk diasnostik menggunakan gama kamera antara lain: Tl–201, In-111, G –67 dan I–123, sedangkan yang menggunakan sistem PET radioisotop yang digunakan antara lain isotop: C-11, N-3, O-15 dan F-18. Dibandingkan dengan teknik gama kamera teknik PET lebih unggul dari segi sensitifitas dan resolusi spasial. (3) Dalam kegiatan penelitian Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan PTAPBBatan merencanakan membangun fasilitas akselerator jenis Siklotron proton 13 MeV. Prototipe diharapkan selesai pada tahun 2019 dengan tujuan dapat digunakan untuk fasilitas penelitian dan kesehatan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun bagian-bagian utama sistem siklotron antara lain : sistem tegangan tinggi, sistem vakum, sistem kontrol, sistem pemercepat dan sumber ion. Fungsi sumber ion adalah untuk menghasilkan ion-ion yang akan dipercepat oleh akselerator sedemikian rupa sehingga pada saat keluar dari siklotron ion-ion tersebut mempunyai energi gerak tertentu sesuai dengan medan listrik pemercepat yang dipasang pada akselerator. Karakteristik berkas ion yang keluar dari sumber ion ditentukan oleh karakteristik sumber ion. Untuk memperoleh karakteristik sumber ion yang optimal salah satunya dengan pengaturan letak sumber ion di dalam ruang Siklotron dengan tepat. Pengaturan letak sumber ion dapat dilakukan dengan cara: a. Mengatur jarak dengan Siklotron x-x. b. Memutar sumbu ion pada sumbunya ω. c. Menggerakkan pada arah vertical y-y. d. Menggerakkan pada arah horisontal z-z. Dasar pengaturan letak sumber ion seperti disajikan pada gambar 1. Untuk keperluan tersebut maka dilakukan perancangan kereta penggerak lintasan lurus yang meliputi : pemilihan jenis bahan yang digunakan, bentuk kontruksi dan ukuran sehingga diperoleh gambar kerja yang dapat digunakan sebagai dokumen acuan dalam kontruksi/pembuatan. LANDASAN TEORI 1. Poros Gandar Poros merupakan salah satu bagian yang penting dari setiap mesin yang bergerak, poros daya diklasifikasikan menurut bebannya sebagai berikut : poros tranmisi, spindle, dan gandar. Gandar adalah poros pada transport jenis kereta dimana tidak mendapat beban punter dan kadang tidak boleh berputar dan hanya mendapat beban lentur. Ujung gandar tempat roda berputar disebut leher poros seperti tersaji pada gambar 5. Gambar 2. Leher Poros Gandar Leher poros harus cukup menerima beban bengkok (Mb), dan besarnya momen bengkok disajikan pada persamaan berikut ini[1] : Mb = ½ P . L (1) Dengan P adalah resultan gaya yang bekerja pada ujung tab, L panjang tab. Kekuatan poros dapat ditentukan dengan bersamaan.[4] σa ≥ Gambar 1. Sistem Pengaturan Letak Posisi Sumber Ion Setyo Atmojo (2) Dengan σa = Tegangan lentur yang diijinkan Mb = Momen bengkok d = Diameter leher poros ISSN 1410 – 8178 Buku I hal 311 PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 2. Bantalan Gelinding Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga putaran atau gerak bolak-baliknya berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu bantalan gelinding dan bantalan luncur. Keuntungan bantalan gelinding dibanding bantalan luncur adalah gesekan sangat kecil dan sistem pelumasannya sederhana. Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bantalan yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau jarum. Atas dasar arah beban terhadap poros dibedakan antara lain : Bantalan radial, Bantalan aksial, Bantalan kerucut. Adapun jenis bantalan bola radial seperti tersaji pada gambar 3. Keterangan : 1. Jenis terbuka 2. Dengan dua sekat 3. Dengan dua sekat tanpa kontak Gambar 3. Jenis Bantalan Gelinding Salah satu karakteristik bantalan bola adalah kelakuan terhadap putaran, jika diameter poros d (mm) dikalikan dengan putaran per menit n (Rpm) disebut harga d.n. Besarnya harga d.n tergantung dari sistem pelumasan. Tabel 1 merupakan suatu pedoman untuk perencanaan bantalan. Tabel 1. Harga batas d.n. Macam bantalan Pelumasan gemuk Pelumasan minyak 200.000 350.000 200.000 350.000 Bantalan bola alur dalam Bantalan bola sudut : α ≤ 22 ◦ α >22◦ 150.000 300.000 Bantalan bola silinder 200.000 350.000 Bantalan rol kerucut 120.000 200.000 Bantalan rol mapan sendiri 100.000 150.000 Bantalan bola aksial 60.000 90.000 Tabel 2. Kapasitas bantalan gelinding. Nomor bantalan Ukuran luar (mm) d D B r Kapasitas Kapasitas nominal nominal dinamis statistic Jenis Dua terbuka sekat 6000 600ZZ 10 26 8 05 360 196 6001 601ZZ 12 28 8 05 400 229 6002 02ZZ 15 32 9 05 450 263 6003 6003ZZ 17 35 10 05 470 296 6004 04ZZ 735 465 spesifik C(kg) spesifik C0 (kg) 20 42 12 1 Kapasitas nominal bantalan gelinding ada dua macam yaitu kapasitas nominal dinamis spensifik dan kapasitas nominal statis spensifik. Kapasitas nominal dinamis spensifik adalah besarnya beban yang bekerja pada suatu bantalan dengan arah yang tetap dengan putaran 33,3 Rpm selama 500 jam atau1.000.000 putaran, jika 90% dari bantalan tersebut tidak menunjukkan kerusakan karena kelelahan ; sedangkan kapasitas Buku I hal 312 nominal statis spensifik yaitu jika bantalan menerima beban tersebut dalam keadaan diam dan pada titik kontak yang menerima tegangan maksimum beban deformasi permanen pada elemen gelinding ditambah deformasi cincin menjadi 0,0001 kali diameter elemen gelinding. 3. Ulir Untuk menghubungkan beberapa elemen mesin agar tidak dapat bergerak satu dengan lainnya dilakukan dengan berbagai cara penyambungan antara lain: baut, paku keling, las, pasak, terut, dan tekan. Dari berbagai jenis sambungan tersebut yang paling banyak digunakan adalah sambungan ulir, salah satu keuntungannya bahwa jika diperlukan sambungan tersebut mudah dibongkar atau dilepas. Baut menurut ukurannya dan jenisnya di bagi menjadi ulir Metris dan ulir Withwort. Dalam pengembangannya pemakaian jenis ulir metris menjadi lebih luas, dan gambar ulir Metris tersaji pada gambar 4. ISSN 1410 – 8178 Setyo Atmojo PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1 (rpm) pada poros penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter lingkaran jarak bagi d1(mm) dan d2 (mm) dan jumlah gigi Z1 dan Z2, maka perbandingan putaran U adalah[4] : Gambar 4. Ulir Jenis Metrik Kekuatan ulir terhadap beban tarik diperhitungkan terhadap penampang terkecil dari diameter ulir, dan untuk perhitungan digunakan persamaan berikut [2] : (3) Dengan : = tegangan tarik P = beban tarik dk = diameter teras = tegangan yang diijinkan Dan besarnya gaya pemutar ulir dapat ditentukan dengan persamaan berikut[1] : (4) Dengan K = Gaya pemutar ulir (tarikan ulir) P = Beban tarik ulir dk = Diameter teras ulir S = Jarak puncak ulir Besarnya tahanan gesek pada ulir jenis segitiga dapat di tentukan dengan persamaan berikut[1] : W = 0,18P (5) Dengan : W = Tahanan Gesek P = Gaya yang bekerja pada ulir Pada ulir segitiga gaya normal N = 1,2 P dan koefisiensi gesek µ = 0,15 atau W = 0,18P. Besarnya tegangan puntir pada ulir dapat ditentukan dengan persamaan berikut[1]: (6) Dengan : = Tegangan puntir P = Gaya tarik pada baut S = Jarak ulir df = Diameter rata-rata kisar ulir dk = Diameter teras ulir 4. Roda Gigi Roda gigi merupakan alat transmisi yang cocok untuk beban ringan sampai beban besar, konstruksi roda gigi relatip lebih ramping dibandingkan dengan sabuk dan rantai, dan pada konsumsi roda gigi tidak dapat terjadi slip diantara roda gigi yang saling bekerja untuk poros yang bekerja saling sejajar dapat digunakan jenis roda gigi lurus. Setyo Atmojo (7) U (8) Harga i, yaitu perbandingan antara roda gigi pada pinyon dan i disebut perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi atau nilai reduksi. Untuk reduksi ( U <1 atau i > 1 ), untuk menaikkan putaran ( U > 1 atau i < 1 ) Salah satu ukuran roda gigi ditentukan oleh jarak antar gigi yang dapat ditentukan dengan persamaan berikut[ 1 ] : t=πM (9) Dengan t = jarak antar gigi, M adalah modul gigi dan diameter roda gigi dapat ditentukan dengan persamaan[ 1 ] : d = z. M + 2M (10) Dengan d adalah diameter lingkaran luar, z adalah jumlah gigi dan M adalah modul gigi. Kekutan roda g igi dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut [1] (11) Dengan : Q = H = b = h = = M = gaya yang bekerja pada puncak gigi Tinggi gigi (2,25M) Lebar gigi (6M) Tebal gigi (1,57M) Tegangan bengkok Modul gigi HASIL PERANCANGAN PEMBAHASAN DAN Dalam kegiatan perancangan dilakukan tahapan perancangan sebagai berikut : 1. Menentukan kecepatan kereta penggerak sumber ion. Agar dapat diperoleh sistem penggerak sumber ion dengan tepat maka dipilih kecepatan gerak yang relatip rendah, agar jarak pemindahan letak sumber ion dapat diamati dengan teliti.untuk ini dipilih kecepatan gerak sebesar 9mm tiap menit. 2. Memilih sistem transmisi. Kotak penggerak digerakkan oleh motor listrik yang pada umumnya mempunyai putaran yang belum bisa digunakan secara langsung karena relatip terlalu tinggi putarannya. Untuk memenuhi kebutuhan penggerak kereta tersebut yang membutuhkan kecepatan rendah dapat ISSN 1410 – 8178 Buku I hal 313 PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 3. 4. dipilih transmisi jenis roda gigi yang dikombinasikan dengan transmisi ulir. Keuntungan jenis transmisi diatas adalah ringkas dan stabil tidak terjadi selip dan mudah untuk mendapat kecepatan gerak lurus yang rendah. Motor penggerak Motor penggerak dipilih jenis motor listrik sincrone karena putaran relatip rendah yaitu 72 rpm, dengan putaran yang rendah tersebut akan lebih mudah untuk mendesain sistem transmisinya jika dibandingkan putaran motor yang tinggi. Mekanik kereta penggerak Fungsi kereta penggerak adalah untuk mengatur letak sumber ion didalam ruang siklotron. Pengaturan dilakukan dengan cara meletakkan komponen sumber ion dalam kereta kemudian digerakkan menuju atau menjauhi sumbu utama siklotron. Untuk keperluan tersebut kereta sumber ion dirancang berbentuk kotak dengan sisi bawah dan sisi atas diberi roda jalan dan dengan fasilitas jalur kereta yang berbentuk lorong memungkinkan kereta dapat bergerak secara tepat menuju posisi yang dikehendaki. Adapun sistem kereta penggerak sumber ion di desain seperti Gambar 5. Jalur kereta berbentuk lorong yang terdiri dari plat bawah sebagai alas tumpuan roda jalan dan plat atas sebagai penyangga jika terjadi gerak ungkit yang diakibat tidak seimbangnya momen pada beban kereta. Kedua pelat tersebut diatur jaraknya dengan tepat oleh batang penyangga. Kotak penggerak dibuat dengan menggunakan plat baja SS301 tebal 15mm dan digunakan baut pengikat kunci L dengan ukuran M8 baut. Kotak didesain dengan ukuran panjang 270 mm, lebar 240 mm dan tinggi 240 mm, sehingga berat kotak ± 40kg. Roda jalan untuk sistem transport dipilih dari bantalan gelinding dengan tujuan gesekan yang terjadi relatip kecil sehingga tenaga penggerak menjadi ringan. Bantalan gelinding untuk roda jalan dipilih jenis 02zz (Tabel 2) dengan diameter lubang dalam 15mm, diameter luar 32mm, dan tebal 10mm dengan nilai Co 263 kg. Untuk menumpu kotak penggerak dan roda jalan digunakan poros gandar dengan diameter ujung leher 15mm dan panjang 10 mm dari bahan baja SS 301; poros gandar dan kotak disatukan dengan tumpuan dari pelat SS 301 tebal 15mm dan diikatkanan pada kotak menggunakan baut penahan ukuran M6 dari bahan SS 301. Koreksi kekuatan gandar dapat dilakukan dengan persamaan (1) dengan P 17,5 kg, dan l = 10 mm maka besarnya momen bengkok Mb = ½ p.l = ½ .17,5 . 10 kgmm = 87 kgmm Tegangan bengkok yang terjadi diperoleh dari persamaan (2) ≤ Untuk baja SS 301 = 8 kg/mm2, karena maka gandar aman digunaka. 5. Keterangan : 1. Pelat penahan atas 2. Penyangga 3. Sumber ion 4. Tangkai sumber ion 5. Roda jalan 6. Pelat bawah 7. Kotak 8. Ulir penggerak 9. Transmisi roda gigi 10. Motor listrik 11. Kerangka penumpu Gambar 5. Sistem penggerak sumber ion Buku I hal 314 Gaya penggerak Beban pada kerata penggerak terdiri ari berat kereta ± 40 kg dan berat peralatan yang dibawakereta ditafsirkan ± 30 kg; maka berat keseluruhan G = 70 kg. Kereta menggunakan roda jalan dari jenis bantalan gelinding dengan faktor gesekan µ = 0,1 maka gaya yang dipelukan untuk menarik atau mendorong kereta P= G.µ = 7 kg. Ulir penggerak dipilih dari jenis ulir metrik dengan ukuran M25, dengan jarak kisar ulir S = 3 mm. Dengan persamaan 4 maka besarnya gaya tarikan ulir : K = 0,4 kg ISSN 1410 – 8178 Setyo Atmojo PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 Dan besarnya gaya gesek pada ulir dengan persamaan 5 : W= 0,18 P = 1,26 kg Gaya untuk memutar ulir (F) adalah F = K + W = 0,4 kg + 1,26 kg = 2 kg; Dan besarnya tegangan puntir σw pada ulir dapat ditentukan dengan persamaan (6), maka diperoleh σw = 0,03 Kg/mm2. Ulir dibuat dari SS 301 dengan σw ijin = 6 kg/mm2 maka ulir aman dan dapat digunakan (σw kurang dari σw ijin) 6. Reduksi roda gigi Reduksi roda gigi berfungsi untuk menurunkan putaran motor agar sesuai dengan putaran yang diperlukan untuk menentukan besarnya reduksi roda gigi terlebih dahulu dihitung kecepatan putaran ulir penggerak yang diperlukan untuk kereta penggerak. Bahwa telah ditentukan ulir penggerak M 25 dengan besar kisar S = 3 mm dan kecepatan kereta penggerak ditentukan 9mm/menit maka putaran ulir penggerak n2 Motor yang dipilih adalah motor sinkron dengan putaran (n1=72rpm) , maka besarnya reduksi dapat dihiting dengan persamaan 7: maka didapat Untuk membuat reduksi roda gigi satu tingkat dengan i = 24 adalah terlalu besar, untuk jenis roda gigi lurus (batas untuk roda gigi lurus i = 7 ). Maka transmisi roda gigi dibuat dua tingkat dengan i = i1. i2 . Dengan pertimbangan bahan roda gigi yang tersedia didesain i1 = 4, i2 = 6,25. Atau menurut persamaan (7) i1 dan Maka dengan persamaa tersebut dapat buat roda gigi z1 = 16, roda gigi z2 =64, roda gigi z3 = 12 dan roda gigi z4 = 75. Ukuran modul gigi dipilih M = 1,5 mm maka dengan persamaan (10) diperoleh diameter roda gigi; dz1 = 27 mm, dz2 = 99 mm, dz3 = 21 mm, dan dz4 = 115,5 mm. Ukuran lebar gigi (b) dipilih 6 kali modul, maka lebar gigi b = 5 x 1,5 = 9 mm. Ulir penggerak M24, jarak kisar S=3 mm, diameter teras dk=21 mm maka gaya pada kepala . Kekuatan gigi Q= gigi ditentukan dengan persamaan(11) dengan tinggi gigi H=3,4 mm, lebar gigi b=9 mm, tebal gigi h=2,4 mm maka : 0,4.3,4 kgm ≤ (2,4 mm)2 Didapat = 0,2 kg/mm2. Bahan gigi dari kuningan ijin=7 kg/mm2. < Karena ijin maka konstruksi roda gigi telah aman. Setyo Atmojo PEMBAHASAN Kotak sumber ion dibuat dengan pelat SS 301 tebal 15 mm dan disatukan dengan baut SS ukuran M8 jenis baut kunci L, maka diperoleh konstruksi yang relatip kuat dan stabil, dengan menggunakan sistem sambungan ulir maka akan memudahkan dalam proses pembuatan dan perawatan. Untuk baut pengikat dipilih M8 dengan kepala baut kunci L baut tersebut relatip kuat menahan momen putaran tangan sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya patah jika dikeraskan dengan tangan , dengan kepala kunci L memungkinkan kepala baut tertanam didalam pelat sehingga konstruksi akan terlihat rapi dan juga mempermudah menempelkan piranti lainnya untuk dipasang pada sisi kotak. Transmisi penggerak ulir dipilih M25 degan jarak ulir S =3 mm dapat menghasilkan putaran penggerak yang relatip ringan, dan tegangan tekan dan tegangan puntir yang terjadi relatip sangat kecil = 0,03 kg/mm2 sedangkan σ ijin = 6 kg/mm2(untuk baja SS 301) sehingga ulir akan tahan lama untuk digunakan. Konstruksi transmisi roda gigi dibuat dua tingkat memberi keuntungan bahwa bahan roda gigi yang digunakan dapat relatip lebih kecil jika dibandingkan satu tingkat, sehingga mempermudah proses untuk mendapatkan bahan. Bahan roda gigi dibuat dengan bahan brons, mempunyai sifat permukaan yang licin maka gesekan antar gigi menjadi kecil mengakibatkan efisiensi tramsmisi relatif lebih baik. Dengan bahan brons proses pembuatan roda gigi akan relatife lebih mudah dibandingkan dengan baja SS301. Bahan kontruksi kereta penggerak dibuat dari baja stainless steel dan brons yang mempunyai sifat relatife tahan oksidasi sehingga memungkinkan alat tidak mudah rusak oleh pengaruh udara. Roda jalan untuk system transport dipilih dari jenis bantalan gelinding seri 02 ZZ (tabel 2) dengan diameter lubang poros d = 15 mm, diameter luar D = 32 mm, kapasitas nominal dinamis spensifik C = 450 kg, kapasitas nominal statis spensifik Co = 263 kg. Kecepatan gerak kereta adalah 9 mm/menit, maka putaran roda jalan bantalan gelinding n = 0,1 Rpm, karena putaran relatife kecil maka evaluasi kekuatan bantalan mengacu pada nilai Co. berat kereta dan muatan ± 70 kg ditumpu 4 roda jalan bantalan gelinding maka beban tiap bantalan 18,75 kg, beban ini relatif kecil terhadap nilai Co, maka bantalan tersebut aman digunakan. Nilai d.n bantalan gelinding tersebut adalah 1,5 sesuai dengan tabel 2 ISSN 1410 – 8178 Buku I hal 315 PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 batas nilai d.n adalah 200.000 berarti bantalan tersebut telah memenuhi syarat. Keunggulan bantalan gelinding disbanding bantalan luncur adalah : a. Gesekan sangat rendah. b. Pelumasan sangat sederhana. c. Pada poros tidak terjadi keausan. Dengan gesekan yang sangat rendah maka gaya atau tenaga penggerak yang digunakan relatif lebih kecil. Bantalan gelinding pelumasannya sangat sederhana dan untuk konstruksi yang ber sil tidak perlu ada sistem pelumasan,maka konstruksi menjadi lebih sederhana dan relatif mudah perawatannya. Pada sistem bantalan gelinding tidak terjadi proses keausan pada poros, maka poros yang digunakan umur pemakainnya relatif lebih tahan lama dibandingkan jika memakai roda jalan sistem bantalan luncur pada kondisi ukuran yang sama. KESIMPULAN 1. Asril, Ilmu Bangunan Pesawat, H Stam, Jakarta, 1952. 2. Daryanto, Mekanika Bangunan, Bumi Aksara, Jakarta, 2001. 3. Darsono, Pengenalan Aplikasi Mesin Berkas Elektron,Pusdiklat-PTAPB 1998 4. Sularso , Elemen Mesin. Pradnya Paramita, Jakarta, 1978. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : Drs Silahudin, Msi., Drs. Joko Sp, Bambang Lusmiyanto SST., Kurnia Wibowo, Amd., yang telah memberikan bantuan sehingga tulisan ini dapat selesai. TANYA JAWAB Hasil perancangan kereta penggerak sumber ion dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perancangan didasarkan pada kemudahan proses pembuatan diharapkan didapat konstruksi peralatan yang dapat menghasilkan kerja yang optimal , dan kemudahan dalam pengadaan bahan yang diperlukan. 2. Ukuran kotak penggerak panjang 270 mm, lebar 240 mm tinggi 240 mm dibuat dengan tebal pelat 15mm dari bahan SS301. 3. Sambungan antar pelat dilakukan dengan sambungan ulir menggunakan baut M8. 4. Roda jalan dipilih bantalan gelinding dengan diameter poros 15mm, diameter luar 32 mm, dan tebal 10 mm, dengan seri 02ZZ. 5. Poros dukung dipilih jenis gandar dengan diameter ujung leher poros 15mm, dan panjang leher 10mm. 6. Ukuran roda gigi dengan modul 1,5mm dari bahan brons.Dengan diameter roda gigi : dz1 = 21 mm, dz2 = 99 mm, dz3 = 27 mm, dan dz4 = 115,5 mm. 7. Transmisi ulir dipilih jenis metrik ukuran M25 dengan kisar ulir 3mm. 8. Kapasitas kereta dapat menerima beban 30 kg dan dapat bergerak sepanjang 150mm. 9. Hasil perancangan berupa gambar kerja seperti terlampir. Buku I hal 316 DAFTAR PUSTAKA Sudaryadi Dilihat dari data rancangan yang sangat teliti dan rumit dan targetnya adalah tahun 2019, apa kontribusinya terhadap kegiatan di PTAPB? Mengapa tebal kolom yang dibutuhkan sangat tebal (14mm)? Setyo Atmojo Kontribusi perancangan ini pada PTAPB adalah membantu proses pembuatan siklotron dengan menyiapkan gambar kerja/detil desain komponen siklotron terutama pada sistem penyangga magnet sebagai acuan dalalm proses pabrikan dan proses penginstalan Tebal kolom 14mm untuk menyangga beban 8000kg untuk tiap kolom adalah hal yang wajar, karena hasil perhitungan. Sukadi Digunakan untuk apakah siklotron yang dibuat di PTAPB ? Setyo Atmojo Siklotron yang dibangun di PTAPB-BATAN direncanakan untuk memproduksi radioisotop yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit kanker. ISSN 1410 – 8178 Setyo Atmojo