BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemasaran. 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Menurut Alexander Hiam dan Charles D. Schewe, pemasaran merupakan hasil dari seluruh kegiatan yang menjaga agar perusahaan selalu memperhatikan pelanggannya dan dengan manajemen yang baik, memastikan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan dihargai oleh para pelanggannya. Wiliam J. Stanton, menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan 15 16 barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.1 Menurut Moko P. Astamoen, Pemasaran adalah suatu upaya dari produsen produk atau jasa untuk dapat mengidentifikasi calon-calon pembeli yang akan dijadikan suatu parameter dalam membuat rancangan bisnisnya. Dalam membuat rancangan bisnisnya. Agar dapat mengidentifikasi caloncalon pembeli tersebut, maka produsen terlebih dahulu membuat rencana pemasaran dalam bentuk studi, survey, riset, dan jajak pendapat.2 Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal produk dan nilai dengan orang lain.3 The American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.4 Menurut M. Mursid pemasaran adalah tidak lain daripada proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Atau dapat dikatakan pula bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang 1 Usi Usmara, Pemikiran Kreatif Pemasaran, (Yogyakarta: Amara Books, 2008).hal 7 Moko. P. Asmaoen, Entrepreneurship Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 2005)hal. 270 3 Philip Kotler, Gary Armstrong, prinsip-prinsip pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2008).hal 6 4 M. Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia,(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007).hal 7 2 17 bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen.5 Dari semua definisi tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistnibusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli yang berlaku universal dan juga pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai kesuksesan perusahaan, khususnya dalam hal memasarkan produknya. 2. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran muncul pada pertengahan 1950-an. Sebagai ganti filosofi buat dan jual, yang berpusat pada produk, kita bergeser ke filosofi pahami dan tanggapi sebagai ganti berburu, pemasaran adalah berkebun. Jabatan itu bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi produk, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas. Konsep 5 M. Mursid, manajemen pemasaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2003).hal 26 18 pemasaran memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan, memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba melalui pemuasan pelanggan. Konsep inti pemasaran bersandar pada kebutuhan (needs), keinginan (want), permintaan, produk (barang, jasa, dan pelanggan), nilai, biaya dan pemasaran. Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran yaitu penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sementara pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, sementara pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya.6 Konsep pemasaran (marketing concept) menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing. Berdasarkan konsep ini, fokus dan nilai pelanggan adalah jalan menuju penjualan dan keuntungan. Alih-alih filosofi membuat dan menjual yang berpusat pada produk, konsep pemasaran adalah filosofi merasakan dan merespon yang berpusat pada pelanggan. 6 Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2008). Hal 19 19 Aspek penting dalam konsep pemasaran ialah karena merupakan cara berfikir baru. Konsep ini adalah merupakan suatu filsafat dan bukan perombakan dari suatu organisasi di mana dibuat suatu bagian baru yang bertanggung jawab dalam perluasan jangkauan kegiatan. Yang menjadi dasar dari filsafat ini adalah bahwasannya pemuasan keinginan pelanggan adalah merupakan suatu pertimbangan ekonomi dan sosial, guna keberlangsungan hidup perusahaan. Pelanggan memegang peranan penting dalam perekonomi.7 B. PENERAPAN PEMASARAN. 1. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi segmen-segmen tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix tertentu. Kegiatan ini memerlukan kemampuan untuk mengukur secara efektif kesempatan penjualan diberbagai segmen pasar dan kemampuan memilih marketing mix yang tepat untuk segmen pasar yang dipilih. Menurut Wendell R. Smith segmentasi didasarkan pada perkembangan sisi permintaan pasar, menampilkan penyesuaian produk dan usaha pemasaran yang rasional dan lebih tepat pada tuntutan konsumen atau pemakai.8 Segmentasi pasar (market segmentation) dapat dirumuskan sebagai suatu proses dimana pemasar menempatkan kelompok pasar yang berbedabeda (heterogen) kedalam satu kelompok yang memiliki kesamaan 7 8 WJ. Stanton, RH. Buskirk, taktik dan strategi pemasaran, (Jakarta: ANS, 1980).hal 13 Usi Usmara, Pemikiran Kreatif Pemasaran……,hal 47 20 (homogen). Tujuan dari segmentasi pasar adalah mengembangkan keunikan terhadap program pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik pasar. tindakan ini diambil dalam rangka memenuhi harapan konsumen yang menginginkan sesuatu yang unik disbanding yang sudah ada. segmentasi pasar sangat membantu para produsen untuk menciptakan suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar yang menjadi sasarannya. Pembagian pasar dalam segmen-segmen sangat dipengaruhi oleh tipe produk, sifat permintaan, cara penyaluran, media yang tersedia untuk komunikasi pemasaran, dan motivasi pembelian konsumen. variabel-variabel yang dapat dijadikan dasar untuk segmentasi pasar, yaitu: a. Demografi seperti: umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, tingkat pendidikan, siklus kehidupan keluarga, golongan sosial atau kelas sosial, kesukuan, dan agama. b. Geografi, seperti: daerah pemasaran, jauh dekatnya dengan penjual, dan kota-desa. c. Psikografi, seperti: kepribadian, sikap, motif, dan watak konsumen. d. Tingkat penggunaan, membeli banyak, sedang, sedikit, dan tidak membeli. Dengan menyatukan program pemasaran yang ditujukan ke segmensegmen pasar yang dituju, Menejemen dapat melaksanakan kegiatan pemasaran dengan lebih baik dan dapat menggunakan sumber-sumber 21 pemasaran secara lebih efisien. Bagi sebuah perusahaan kecil dengan sumbersumber yang sangat terbatas dapat ikut bersaing dalam segmen pasar tertentu. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa segmentasi pasar dapat membantu menejemen dalam: a. Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan. b. Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar. c. Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan. d. Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana mengalokasikan anggaran secara lebih baik ke berbagai macam media. e. mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi. Sedangka alasan-alasan bagi perusahaan dalam mengadakan segmentasi pasar adalah: a. Pasar bersifat dinamis, tidak statis. Ini berarti bahwa dalam pasar terdapat perubahan secara terus-menerus tentang sikap, siklus kehidupan, kondisi keluarga, pendapatan, pola geografis, dan sebagainya. b. Pasar untuk suatu produk berubah sesuai dengan siklus kehidupan produk tersebut, dari tahap perkenalan sampai dengan tahap penurunan.9 9 Basu Swastha DH, Asas-asas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2002).hal. 66 22 2. Menentukan Harga dan Profit Penentuan profit sangat penting sekali untuk produk baru yang sedang dipasarkan. Jika profit ini tidak dihitung dengan cermat dapat mengakibatkan kerugian bahkan kesia-siaan. Pada umumnya profit ini dijadikan dasar sebagai penghitung ROI (return on investement) atau balik modalnya. Profit yang harusnya diambil dari produk sagat beragam minimal yang diambil bersih 20% untuk pengusaha yang memproduksi produk sendiri, sedangkan yang mengambil barang dari pihak lain minimal 10%. Profit ini besar kecilnya sangat bergantung dengan pihak eksternal yaitu pesaing, supplier, efektivitas proses produksi, dan besarnya skala bisnis yang dimiliki seoarang pengusaha. kalau pada kegiatan yang sifatnya trading, profit bersih 2% ada yang menjalankan, dan omzetnya cukup besar. Jadi berapa profit yang akan diterima oleh seorang usahawan atas produk yang dipasarkan bergantung sekali dengan kondisi-kondisi diatas. Namun, yang perlu diketahui, bahwa profit yang sudah didapat itu tentunya nanti digunakan untuk alokasi berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan pemasaran produk. Seperti untuk pengembangan kapasitas produksi, program promosi, serta yang lainnya. Harga yang ditetapkan akan sangat mempengaruhi profit seorang pemilik usaha. Harga eceran tertinggi bisa berpatokan pada price list yang dikeluarkan, dan penentuan lain adalah kecendrungan pasar dalam mematok harga suatu barang. Paling praktis adalah hak produsen tetap menetapkan 23 harga berdasarkan list yang sudah dibuat. Artinya harga yang dipatok itu menjadi petunjuk bagi penyalur ketika menjual ke konsumen langsung. Atau kalau model pemasarannya langsung ke konsumen, price list itu yang akan digunakan sebagai patokan dalam menjual kepada konsumen.10 Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, permintaan pasar, biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing sebagai dasar penetapan harga. Perusahaan juga perlu membandingkan biayanya dengan biaya pesaing, apakah biaya produksinya lebih rendah atau lebih tinggi dan juga harga serta kualitas pesaing, perusahaan dapat menggunakan sebagai titik orientasi untuk menetapkan harga. Perusahaan harus menetapkan harga dekat dengan harga pesaing, jika pesaing itu merupakan pesaing utama. Jika kualitas penawaran lebih tinggi dari pesaing, maka perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi dari harga pesaing, tetapi jika kualitas penawaran lebih rendah dari pesaing, maka perusahaan hendaknya menetapkan harga lebih rendah dari pesaing. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan pesaing mengubah harganya sebagai tanggapan terhadap harga yang ditetapkan perusahaan.11 Penetapan harga berdasarkan target (target-return pricing) merupakan metode penetapan harga yang menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI) yang dinginkan. Penetapan harga berdasarkan persaingan 10 Frans M. Royan, Strategi Sukses Memasarkan Produk Baru, (Jakarta: Elek Media Komputindo, 2011) hal 25-26 11 M. Suyanto, Marketing Strategi Top Brand Indonesia, (Yogyakarta: Andi, 2007)hal 127 24 (competitive pricing) merupakan metode penetapan harga dengan menggunakan harga pesaing. Kalau harga berada di bawah price list tentunya membawa dampak tidak baik pada persaingan bisnis. Bisnis menjadi tidak sehat. Serta pasti banyak yang complain pada kantor pemasaran masalah harga. Untuk mengatasi hal ini biasanya pengusaha akan melimt penyalur atau pedagang yang ditengarai suka menjual produk di bawah harga sesuai price list. Inilah cara terbaik ketika terjadi harga yang kacau, khususnya yang masuk dibawah harga. Itu kalau harga berada dibawah price list.12 Bagi sebagian konsumen, isyarat harga barangkali dirasakan dalam peran positif karena kesimpulan bahwa tingkat isyarat harga berkaitan secara positif dengan tingkat kualitas produk. Pada tingkat di mana konsumen merasakan harga dalam cara ini, mereka memandang harga yang lebih tinggi dengan lebih baik karena persepsi peningkatan dalam kualitas produk untuk pengeluaran uang tambahan. Pada kenyataannya, karena para konsumen yang merasakan harga dalam cara ini sebenarnya lebih senang membayar dengan harga lebih tinggi, perilaku mereka telah dirujuk sebagai mencari harga. Telah diketahui bahwa ada kecendrungan pada pelanggan prospektif untuk menggunakan harga produk sebagai indikator kualitas. Perlu diperhatikan bahwa menetapkan harga secara tepat amat penting, dalam kondisi di mana ada cukup alasan untuk mengharapkan kualitas jasa yang 12 Frans M. Royan, Strategi Sukses Memasarkan Produk Baru……,hal 27 25 berbeda dari satu pemasok ke pemasok lainnya, dan dimana ada resiko personal yang cukup tingggi jika membeli jasa dengan kualitas yang lebih rendah. Sebuah harga dapat membangun kepercayaan; harga merupakan sebuah petunjuk. Untuk meningkatkan penjualan kebijakan penurunan harga dapat dilakukan tentunya dapat diimbangi dengan memperluas ekspansi operasi penjualan dan memperbaiki produknya. Perusahaan dapat melakukannya dengan mengurangi harga hingga ke titik tertentu di mana sampai muncul suatu keyakinan bahwa hasil akhirnya akan berupa makin besar angka penjualannya. Harga yang rendah mendorong setiap orang untuk membeli sehingga dapat menggali keuntungan sekuat-kuatnya.13 Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga. Faktor-faktor internal 1. Sasaran pemasaran 2. Strategi marketing mix 3. Organisasi penetapan harga Keputusan Harga Faktor-faktor eksternal 1. Sifat pasar dan permintaan 2. Persaingan 3. Lain-lain faktor lingkungan (ekonomi, reseler, pemerintahan) Sumber: Philip kotler dan Kevin keller, Marketing Management, 2012. 13 Usi Usmara, Pemikiran Kreatif Pemasaran……,hal 91-92 26 3. Mempersiapkan Jaringan Pelanggan Kalaupun ada produk, tapi jika tidak ada jaringan pelanggan percuma saja, produk tidak bisa dipasarkan dengan baik. Kunci seorang pengusaha berhasil sebenarnya seberapa banyak jaringan pelanggan yang dimiliki. Tanpa jaringan pelanggan tentunya sulit bagi seorang pengusaha dalam memasarkan produk baru. Jaringan pelanggan sebenarnya faktor utama kenapa kita akhirnya bisa sukses memasarkan produk baru. Sedangkan jaringan pelanggan bisa terdiri dari konsumen langsung, para pengecer, para distributor, maupun agen. Jaringan pelanggan disini yang dimaksud adalah para penyalur maupun konsumen langsung. Para pengusaha tidak akan lepas dari mereka, khususnya para penyalur, dalam memasarkan produk baru sebab mereka adalah kaki tangan sebagai penyampai produk dari produsen ke konsumen pemakai.14 Tidak banyak produsen yang menjual langsung kepada konsumen. Yang lebih lazim adalah produk itu melalui satu, beberapa atau banyak perantara, yaitu lembaga-lembaga yang terdapat untuk distribusi, bukan untuk pembuatan barang.15 Jaringan pelanggan di sini yang dimaksud adalah para penyalur maupun konsumen langsung. Para pengusaha pengusaha tidak akan lepas dari mereka, khususnya para penyalur, dalam memasarkan produk baru sebab Frans M. Royan, Strategi Sukses Memasarkan Produk Baru……,hal 38 Stewart H. Rewoldt, James D. Scott, Martin R. Warshaw, Strategi Distribusi Pemasaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1987) hal2 14 15 27 mereka adalah kaki tangan sebagai penyampai produk dari produsen ke konsumen pemakai. Macam-macam penyalur yaitu distributor adalah penyalur besar yang memiliki tugas menjual barang milik pengusaha kepada baik sub distributor, agen, grosir, maupun pengecer. Distributor ini termasuk bisnis skala menengah dan atas. Modalnya bisa diatas satu miliar untuk skala besar, sedangkan yang menengah hanya ratusan juta.16 Subdistributor memiliki peran yang sama dengan distributor, hanya ia disebut subdistributor karena menerima barang dari distributor untuk dipasarkan. Ia termasuk kepanjangan tangan distributor, khususnya jika distributor tidak bisa melaksanakan tugasnya dalam memasarkan maupun mendistribusikan produk di wilayah penjualan yang sudah ditetapkan oleh pemilik produk. Agen adalah penyalur yang tingkatannya berada di bawah distributor, namun ia hanya menjual produk yang ditunjuk oleh pemilik produk. Agen wilayah penjualannya lebih sempit dibanding distributor. Ia diberi hak tunggal tapi untuk wilayah kecil, misalnya satu kota. Agen ini hanya bertindak sebagai penyalur pasif, jarang yang memiliki tim salesmen. Pengecer merupakan penyalur tingkat paling bawah, artinya ia memiliki tugas menjuali konsumen secara langsung. Lokasi usahanya tersebar dimana-mana dihampir penjuru lokasi, baik dipasar tradisional, maupun ditepi 16 Frans M. Royan, Strategi Sukses Memasarkan Produk Baru……,hal 38-40 28 jalan raya. Pengecer memiliki beberapa tipe, yaitu pengecer tradisional dan pengecer modern. Menggunakan distributor ini tentunya tidak membutuhkan investasi yang cukup besar, sehingga sangat cocok bagi produk baru yang diproduksi oleh seorang pengusaha. Serta aliran barang bisa lebih luas disbanding harus dikerjakan sendiri. Sebab kalau dikerjakan sendiri selain jumlah sales cukup banyak membutuhkan investasi cukup besar.17 Sebelum meluncurkan produk baru jaringan pelanggan harus terbentuk terlebih dahulu. Kalau bermitra dengan distributor, maka segera mencari distributor sebagai mitra kerja sama. Kalau sudah mendapatkan distributor sesuai dengan kriteria, maka produsen segera mengedarkan produk baru yang dibuatnya. 4. Program komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah salah satu dari empat elemen utama bauran pemasaran perusahaan. Pemasar harus tahu bagaimana menggunakan iklan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan personal untuk mengkomunikasikan suatu produk beserta nilainya kepada konsumen yang dituju. Proses komunikasi itu sendiri dari Sembilan elemen: penyampai pesan, penerima pesan, penyandian, pembaca sandi, pesan, media, tanggapan, umpan balik dan gangguan. Pemasar harus tahu bagaimana cara mencapai khalayak sasaran, berhadapan dengan kecendrungan khalayak pada perhatian selektif, 17 Ibid…,hal 48 29 distorsi (pemutarbalikan pesan) dan mengingat pesan. Gambar 2.2 menunjukan proses komunikasi tersebut. Gambar 2.2 Sembilan elemen dalam proses komunikasi Media Pengirim Penulis Pembacaan Penerimaan Pesan Gangguan Umpan Balik Tanggapan Sumber: Philip kotler dan Kevin keller, marketing management, 2012. Untuk menetapkan program promosi, diperlukan delapan tahap. Pertama, komunikator harus mengidentifikasi khalayak sasaran dan cirricirinya, termasuk citra mereka terhadap produk. kemudian, komunikator harus menentukan tujuan komunikasi, apakah untuk menciptakan perkenalan, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan atau pembelian. Lalu, pesan harus 30 dirancang meliputi isi yang efektif, struktur, format dan sumber, saluransaluran komunikasi personal maupun non personal harus diseleksi.18 C. KONSEP PEMASARAN DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM 1. Dasar-dasar pemasaran dalam ekonomi Islam Islam memberikan suatu sintesis dan rencana yang dapat direalisasikan melalui rangsangan dan bimbingan. perencanaan tidak lain daripada memanfaatkan “karunia Allah” secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu, dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat dan nilai kehidupan yang berubah-ubah dalam arti yang lebih luas, perencanaan menyangkut persiapan menyusun rancangan untuk setiap kegiatan ekonomi. Konsep modern tentang perencanaan, yang harus dipahami dalam arti terbatas, diakui dalam Islam. Karena perencanaan seperti itu mencakup pemanfaatan sumber yang disediakan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya untuk kehidupan dan kesenangan manusia. Meskipun belum diperoleh bukti tentang adanya sesuatu pembahasan sistematik tentang masalah tersebut, namun berbagai perintah dalam AlQur’aan dan Sunnah menegaskan hal ini. Dalam Al-Quran tercantum: 18 M. Suyanto, Marketing Strategi Top Brand Indonesia,(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007) hal141-142 31 Artinya “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.( Al-Jumu’ah: 10). Dalam ayat diatas dapat dijelaskan makna dalam kata “carilah karunia Allah” yang digunakan didalamnya dimaksudkan untuk segala usaha halal yang melibatkan orang untuk memenuhi kebutuhannya termasuk pemasaran. Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. Pemasaran sebagai “sebuah proses sosial dan manajerial di mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk atau value, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar, serta prospek.19 Al-Qur’an dalam mengajak manusia untuk mempercayai dan mengamalkan tuntutan-tuntutannya dalam segala aspek kehidupan seringkali menggunakan istilah-istilah yang dikenal dalam dunia bisnis, seperti jual-beli, untung-rugi dan sebagainya. Dalam konteks ini Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 111 menjanjikan: Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006)hal. 26 19 32 Artinya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. (at-Taubah ayat 111). Pada ayat tersebut, mereka yang tidak ingin melakukan aktivitas kehidupannya kecuali bila memperoleh keuntungan semata, dilayani (ditantang) oleh al-Qur’an dengan menawarkan satu bursa yang tidak mengenal kerugian dan penipuan. Dijelaskan pula bahwa al-Qur’an tidak memberi peluang bagi seorang muslim untuk menganggur sepanjang saat yang dialami dalam kehidupan 33 dunia ini. faidza faraghta fanshab dalam surat al-Insyirah ayat 7 menjelakan hal ini. Sebelum ayat ini dijelaskan; sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, yang disebut dua kali, merupakan prinsip tidak adanya keputusasaan (dalam bekerja). Aktivitas sebuah bisnis tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pemasaran. Sebab pemasaran merupakan aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas program-program yang dirancang untuk menghasilkan transaksi melalui target-target yang sudah menjadi program sebuah perusahaan, dengan tujuan menguasai semua segmen yang ada dalam sebuah pasar, guna memenuhi kebutuhan perorangan atau kelompok berdasarkan asas saling menguntungkan, melalui pemanfaatan produk, harga, promosi dan distribusi. Uraian tersebut diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa pemasaran orientasinya adalah kepada pasar itu sendiri. Sebab pasar merupakan mitra dan sasaran serta sumber penghasilan yang dapat menghidupi dan mendukung pertumbuhan dan kelangsungan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan oleh aktivitas pemasaran adalah berorientasi kepada kepuasan pasar. Kepuasan pasar dalam pengertian disini adalah kondisi saling ridha serta rahmat antara pembeli dan penjual atas transaksi yang dilakukan dalam aktivitas jual-beli dalam sebuah pasar. Dengan adanya keridhaan ini, maka akan menjadikan aktivitas dalam sebuah pasar tetap berjalan dan berlangsung normal, serta memberikan pengaruh yang 34 besar terhadap kelangsungan hidup poduk-produk perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, kerangka pemasaran dalam bisnis Islami adalah aktivitas yang dilandasi oleh saling ridha dan rahmat antara penjual dan pembeli dalam sebuah aktivitas pasar, dengan tujuan semata-mata untuk memberikan kepuasan terhadap pasar. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.3 yang menggambarkan tentang kerangka pemasaran dalam bisnis Islami.20 Gambar 2.3 Kerangka Pemasaran dalam Bisnis Islam ALLAH SWT Stakeholder Company Customer Creating Value & Market Perniagaan = Pemasaran 20 Muhammad, Alimin, Etika Dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2004)hal 74 35 Sumber : Daromi 2012 Gambar di atas menunjukkan bahwa kerangka pemasaran dalam bisnis Islami sangat mengedpankan adanya konsep ridha dan rahmat, baik dari penjual pembeli, yang pada akhirnya sampai kepada tujuan, yaitu aktivitas ibadah yang turun dan kembali kepada Allah SWT. Dengan demikian, aktivitas pemasaran harus didasari pada etika dalam pembauran pemasarannya. Sehubungan dengan hal ini, dalam bisnis yang Islami dibutuhkan beberapa klasifikasi, khususnya yang berhubungan dengan etika dalam berbisnis, yang diklasifikasikan sebagai berikut: a. Etika pemasaran dalam konteks produk. 1) Produk yang halal. 2) Produk yang berguna dan dibutuhkan. 3) Produk yang berpotensi ekonomi atau benefit. 4) Produk yang bernilai tambah yang tinggi. 5) Dalam jumlah yang berskala ekonomi dan sosial 6) Produk yang dapat memuaskan masyarakat. b. Etika pemasaran dalam konteks harga. 1) Beban biaya produksi yang wajar. 2) Sebagai alat kompetisi yang sehat. 3) Diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat. 4) Margin perusahaan yang layak. 5) Sebagai alat daya tarik bagi konsumen. 36 c. Etika pemasaran dalam konteks distribusi. 1) Kecepatan dan ketepatan waktu. 2) Keamanan dan keutuhan barang. 3) Sarana kompetisi memberikan pelayanan kepada masyarakat. 4) Konsumen mendapatkan pelayanan tepat dan cepat. d. Etika pemasaran dalam konteks promosi 1) Sarana memperkenalkan barang. 2) Informasi kegunaan dan kualifikasi barang. 3) Sarana daya tarik barang terhadap konsumen. 4) Informasi fakta yang ditopang kejujuran. Dalam kerangka Islam, etika dalam pemasaran tentunya perlu didasari pada nilai-nilai yang dikandung al Qur’an dan Hadits Nabi yang dapat dijadikan pijakan dalam pemasaran diantaranya: a. Al-Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 29. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu 37 membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Al Qur’an surat an Nisaa’: 29) b. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad: “ Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada Sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”(HR. Ahmad) 2. Karakteristik Pemasaran dalam Islam Ada empat karakteristik marketing dalam Islam yang dapat menjadi panduan bagi pemasar sebagai berikut: a. Teistis (rabbaniyyah) Salah satu cirri khas marketing Islami yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religious (diniyyah). Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Allah berfirman QS AlZalzalah: 7-8 Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan 38 kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.(QS Al Zalzalah: 7-8). Seorang pemasar Islami akan segera mematuhi hukuk-hukum syariah, dalam segala aktivitasnya sebagai seorang pemasar. mulai dari melakukan strategi pemasaran, memilah-milah pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar mana yang menjadi fokusnya (targeting), hingga menetapkan identitas perusahaan yang harus senantiasa tertanam dalam benak pelanggannya (postioning). b. Etis (Akhlaqi’iyyah) Keistimewaan lain dari seorang pemasar Islami selain karena teistis (rabbaniyyah), juga karena ia sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya (akhlaqi’iyyah). Dengan demikian, marketing Islam adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral. Menurut Imam Al Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang bersemayam pada jiwa dan melahirkan perbuatan secara langsung (mudah) tanpa lagi memerlukan pemikiran.21 c. Realistis (al-waqi’iyyah) Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eklusif, fanatik, anti-modernitas dan kaku. marketing syariah adalah konsep pemasaran yang flesibel, 21 Mohamad Hidayat, Pengantar Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010),hal 49 39 sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.22 d. Humanistis (insaniyyah) Keistimewaan pemasaran syariah yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. pengertian humanistis (al insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajadnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara serta sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. 3. Teladan Rasulullah SAW Sebagai Acuan Penerapan Pemasaran. Muhammad adalah Rasulullah, Nabi terakhir yang di turunkan untuk menyempurnakan ajaran-ajaran Tuhan yang diturunkan sebelumnya. Rasulullah adalah suri teladan umat-Nya, yaitu: Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21) 22 Ibid……,hal 35 40 Akan tetapi, pada sisi lain, Nabi Muhammad SAW. Juga adalah manusia biasa; beliau makan, minum, berkeluarga dan bertetangga, bebisnis dan berpolitik, serta sekaligus memimpin umat. Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pedagang memberikan contoh yang sangat baik dalam setiap transaksi bisnisnya. Beliau melakukan transaksi-transaksi secara jujur, adil, dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh, apalagi kecewa. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya dengan stadar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar dan jujur, telah tertanam dengan baik sejak muda. Beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawab terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Lebih dari itu, Muhammad SAW juga meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi dagang secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Muhammad SAW dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan abadi bagi pengusaha generasi selanjutnya.23 Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT bukan sebagai seorang pedagang. Beliau adalah seorang nabi dengan segala kebesaran dan kemuliaannya. beliau mengatakan dalam hadits-Nya, “Aku diberi wahyu bukan untuk menumpuk kekayaan atau menjadi seorang pedagang”. Rahasia keberhasilan dalam perdagangan adalah sikap jujur dan adil dalam mengadakan hubungan dagang dengan para pelanggan. Dengan 23 Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing…..,hal 44 41 berpegang teguh pada prinsip ini, Muhammad telah memberi teladan cara terbaik untuk menjadi pedagang yang berhasil. Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk berbisnis (berdagang), karena berbisnis dapat menimbulkan kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga, tanpa bergantung atau menjadi beban orang lain.24 Beliau pernah berkata, “berdaganglah kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, Sembilan diantaranya dihasilkan dari berdagang.”Al Qur’an mengatakan, “Dan kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan” (QS. Al Naba’: 11). Bekerja adalah salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah SWT melapangkan bumi serta menyediakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rezeki.25 24 Ibid……,hal 47 Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2002).hal 17 25 42