CROI: HIV yang tidak terkontrol terkait dengan penurunan fungsi paru yang lebih cepat Oleh: Liz Highleyman, 15 Maret 2012 Orang dengan viral load HIV terdeteksi dan kekurangan kekebalan tubuh lanjut lebih mungkin untuk mengalami penurunan fungsi paru dari waktu ke waktu, dengan viral load lebih tinggi terkait dengan penurunan yang lebih dibandingkan dengan merokok. Hasil studi ini dipresentasikan di 19th Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections (CROI 2012) di Seattle. Berbicara dalam sesi tentang komplikasi metabolik dan kardiovaskular terkait dengan HIV dan pengobatannya, Michael Drummond dari Johns Hopkins University menggambarkan sebuah analisis perubahan fungsi paru-paru di antara peserta dalam studi AIDS Linked to the IntraVenous Experience (ALIVE) Tim Drummond sebelumnya melaporkan bahwa analisis lintas seksi – yang melihat semua pasien pada satu titik dalam waktu – menunjukkan bahwa viral load HIV yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit paru obstruktif. Kategori ini meliputi masalah paru-paru yang ditandai oleh peradangan saluran pernapasan dan sesak napas, misalnya untuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), tidak termasuk penyakit menular tradisional yang dikaitkan dengan HIV/AIDS seperti Pneumocystispneumonia atau TB. Dalam studi ini para peneliti melihat data longitudinal, menganalisis perubahan fungsi paru dari waktu ke waktu. Analisis ini melibatkan 1.064 pengguna napza suntikan di Baltimore, sepertiga di antaranya adalah HIV positif. Sebagian besar peserta (65%) adalah laki-laki, usia rata-rata adalah 49 tahun, dan sekitar 90% berkulit hitam. Kelompok HIV-positif secara keseluruhan memiliki penyakit yang tidak terkendali, dengan hanya 55% yang menggunakan terapi antiretroviral (ART) dan 10% memiliki viral load yang tinggi (>75,000). Hampir semua (95%) memiliki sejarah merokok dengan 88% adalah perokok aktif pada saat ini. Selama rata-rata 2,75 tahun masa tindak lanjut, para peneliti melakukan 455 pengukuran spirometri, sebuah fungsi paru yang mengukur volume atau aliran udara yang dihirup dan dihembuskan. Mereka kemudian memperkirakan dampak dari infeksi HIV, viral load dan jumlah CD4 pada perubahan tahunan dari volume ekspirasi dalam 1 detik, yang dikenal sebagai FEV1. Tingkat FEV1 di bawah 25% dari tingkat normal pada umumnya melumpuhkan. Pada awal, 16% peserta memiliki penyakit paru obstruktif dan prevalensi secara keseluruhan tidak berbeda secara signifikan antara peserta HIV-positif dan HIV negatif. Namun, peserta dengan HIV memiliki FEV1 lebih rendah pada awal setelah disesuaikan untuk faktor demografis, indeks massa tubuh, dan merokok. Hasil • Secara keseluruhan, peserta dengan HIV tidak mengalami penurunan FEV1 yang secara signifikan lebih cepat dibandingkan dengan orang HIV-negatif (-23,7 vs -35,7 mL/tahun, masing-masing). • Namun, peserta HIV positif dengan viral load di atas 75.000, menunjukkan penurunan tahunan signifikan yang lebih besar pada FEV1 (-99,1 ml/tahun), dibandingkan dengan -29,9 mL/tahun bagi mereka dengan viral load HIV yang rendah. • Demikian pula, orang HIV-positif dengan jumlah CD4 di atas 200 memiliki tingkat penurunan FEV1 yang serupa dengan orang HIV negatif (-26,3 ml/tahun). • Peserta HIV positif dengan jumlah CD4 100-200 atau <100 mengalami penurunan FEV1 yang secara signifikan lebih cepat (-57,9 -80,0 dan mL/tahun, masing-masing). Berdasarkan temuan para peneliti menyimpulkan, “Penanda penyakit HIV lanjut dan tidak terkendali berhubungan dengan kemerosotan yang lebih cepat pada fungsi paru-paru.” Penurunan ini “signifikan secara statistik dan mungkin secara klinis,” Drummond menambahkan. Drummond menjelaskan bahwa fungsi paru-paru biasanya menurun perlahan dengan usia. Di antara para perokok, penurunan ini lebih besar dan lebih cepat, di kisaran -50 sampai -70 ml/tahun. Dalam studi ini, Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ CROI: HIV yang tidak terkontrol terkait dengan penurunan fungsi paru yang lebih cepat orang dengan HIV yang tidak terkendali dan defisiensi imun lanjut memiliki penurunan lebih besar dari perokok. Sulit untuk membuat perbandingan antara perokok dan bukan perokok dalam penelitian ini karena sebagian besar peserta merokok sekarang atau di masa lalu. Drummond mengatakan timnya tidak melihat efek dari merokok ganja atau menggunakan obat-obatan ilegal lainnya. Tim Drummond menyatakan bahwa, “Penggunaan ART optimal dengan penekanan virologi HIV dapat mengurangi kelanjutan penurunan fungsi paru.” Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya konseling dan dukungan berhenti merokok. Drummond mengatakan bahwa tampaknya viral load adalah pendorong utama dari penurunan fungsi paru, dan diusulkan ini mungkin terkait dengan percepatan apoptosis (kematian sel) atau peradangan sistemik. Studi ini menambahkan bukti yang berkembang menghubungkan peradangan dan berkaitan dengan usia pada orang dengan HIV. Ringkasan: CROI: Uncontrolled HIV Linked to Faster Lung Function Decline Sumber: M Drummond, C Merlo, J Astemborski, et al. The Impact of HIV Infection on Longitudinal Lung Function Decline. 19th Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections (CROI 2012). Seattle, March 5-8, 2012. Abstract 126LB. –2–