SKRINING FITOKIMIA, UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN

advertisement
Lampiran 2.
Gambar 1. Daun tuba saba (Polygonum caespitosum Blume)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
700 g serbuk daun
Polygonum caespitosum
Ditambah Metanol
didiamkan 5 hari, diaduk
disaring
Ekstrak Metanol I
Ampas
Ditambah Metanol
didiamkan 5 hari,diaduk
disaring
Ekstrak Metanol II
Ampas
Ditambah Metanol
didiamkan 5 hari,
Diaduk, disaring
Ekstrak Metanol III
Ampas
Ekstrak Metanol I+II+III
Dirotavaporasi
Ekstrak Metanol kental
Bagan 1. Bagan ekstraksi pembuatan ekstrak metanol dari serbuk daun
tuba saba (Polygonum caespitosum Blume)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Ekstrak metanol kental
50,00 g
Dilarutkan dengan 100 ml air
+ 25ml n-heksana, dikocok,dipisahkan
Dilakukan sebanyak 3 kali
Residu
Fraksi I+II+III
+ 25ml CHCl3, dikocok
dipisahkan
Diuapkan
Dilakukan 3 kali
Fraksi n-heksan
Fraksi I+II+III
Residu
Diuapkan
Fraksi CHCl3
+ 25ml etil asetat, dikocok
Dipisahkan
Dilakukuan 3 kali
Fraksi I+II+III
Residu
Diuapkan
Fraksi etil asetat
Buang
Universitas Sumatera Utara
Bagan 2. Bagan fraksinasi bertingkat ekstrak metanol dari serbuk
daun tuba saba
Lampiran 5
Stok Kultur
diambil 1 ose, disuspensikan kedalam 10 ml
NaCl 0,9%
diinkubasi pada 37 oC selama tiga jam, diukur
%T sampai didapat %T 25%
Mikroba Uji
Dimasukkan 15 ml media NA steril kedalam
cawan petri, dibiarkan memadat
Dipipet sebanyak 0,1 ml kedalam cawan petri
dihomogenkan
Media padat
ditanamkan 3 cincin pencadang logam
ditetesi 0,1 ml ekstrak dengan konsentrasi
berbeda
diinkubasi pada suhu 37 oC selama 18-24 jam
Diukur diameter zona
hambat
Universitas Sumatera Utara
Bagan 3. Bagan Pengujian Aktivitas antibakteri dari daun Tuba Saba
Lampiran 6
Stok Kultur
diambil 1 ose disuspensikan kedalam 10 ml
NaCl 0,9 %
diukur %T sampai didapat %T 25%
Mikroba Uji
Dimasukkan 15 ml media PDA steril kedalam
cawan petri, dibiarkan memadat
Dipipet sebanyak 0,1 ml kedalam cawan petri
dihomogenkan
Media padat
ditanamkan 3 cincin pencadang logam
ditetesi 0,1 ml ekstrak dengan konsentrasi
berbeda
diinkubasi pada suhu 20-25 oC selama 48 jam
Diukur diameter zona
hambat
Universitas Sumatera Utara
Bagan 4. Bagan Pengujian Aktivitas antifungi dari daun Tuba Saba
Lampiran 7.
Data hasil pengukuran daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus oleh ekstrak metanol dan fraksi etil asetat dari
daun Tuba Saba
Diameter hambatan pertumbuhan bakteri
Konsentrasi
Ekstrak metanol
Fraksi etil asetat
(mg/ml)
D1
D2
D3
D*
D1
500
19,4
18,05
19,35
18,93
16,25
17,15 16,45 16,61
400
16,25
17,05
18,1
17,13
15,15
15,25 15,05 15,51
300
16,3
16,2
16,0
16,16
14
14,25 14,15 14,13
250
15,1
15,35
15,2
15,21
13,05
13,0
13,15 13,06
200
14,45
14,4
14,1
14,31
12,25
13,1
12,05 12,46
150
14,2
14,05
13,45
13,9
11,45
12,15
11,0
125
11,3
11,0
11,25
11,18
11,45
11,25 11,05 11,25
100
9,05
9,2
9,15
9,13
10,30
10,15 10,25 10,23
75
-
-
-
9,30
9,15
9,20
9,21
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
D2
D3
D*
11,53
Keterangan:
D
= Diameter hambatan pertumbuhan bakteri
D* = Rata-rata diameter hambatan pertumbuhan bakteri dengan tiga kali
pengukuran
Universitas Sumatera Utara
Blanko
= tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= etanol
Lampiran 8. Data hasil pengukuran daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes oleh ekstrak metanol dan fraksi etil asetat dari
daun Tuba Saba
Konsentrasi
Diameter hambatan pertumbuhan bakteri
(mg/ml)
Ekstrak metanol
D3
Fraksi etil asetat
D1
D2
D*
D1
500
18,2
17,2
18,15 17,85 14,35 15,25 14,40 14,66
400
16,05
15,3
16,1
15,81
300
15,45
14,35
15,4
15,06 12,25 12,05 12,15 12,15
250
15,3
14,15 15,45 14,96
12,0
200
13,15
13,3
14,05
13,5
11,35 11,25 11,15 11,25
150
12,25
12,4
13,05
12,7
10
10,15 10,05 10,06
125
10,25
10,4
10,35 10,33
10
10,1
10,05 10,05
100
9,45
9,2
9,05
9,23
9,45
9,25
9,05
9,25
75
-
-
-
-
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
13,4
D2
D3
D*
13,30 13,05 13,25
11,45 12,05 11,83
Keterangan:
Universitas Sumatera Utara
D
D*
= Diameter hambatan pertumbuhan bakteri
= Rata-rata diameter hambatan pertumbuhan bakteri dengan tiga kali
pengukuran
= tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Blanko = etanol
Lampiran 9. Data hasil pengukuran daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Pseudomonas aeruginosa oleh ekstrak metanol dan fraksi etil asetat dari
daun Tuba Saba
Konsentrasi
Diameter hambatan pertumbuhan bakteri
(mg/ml)
Ekstrak metanol
Fraksi etil asetat
D1
D2
D3
D*
500
16,45
16,25
17,2
16,63
400
15,05
15,4
15,1
15,18
300
11,3
14,2
14,3
250
11,1
14,2
200
12,25
150
D1
D2
D3
D*
14,15
14,05
14,16
13,3
14,05
13,25
13,53
13,26
12,35
13,15
13,05
12,85
14,4
13,23
12,0
12,35
12,15
12,16
13,1
13,15
12,83
11,45
11,25
11,0
11,23
10
12,25
12,45
11,56
10,2
10,05
10,1
10,11
125
9,4
9,05
9,25
9,23
9,35
9,45
9,25
9,35
100
8,2
8,45
8,05
8,23
8,45
8,35
8,35
8,38
75
-
-
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
14,3
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
D
= Diameter hambatan pertumbuhan bakteri
D* = Rata-rata diameter hambatan pertumbuhan bakteri dengan tiga kali
pengukuran
= tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Blanko = etanol
Lampiran 10.
Data hasil pengukuran daerah hambatan pertumbuhan Jamur
Micosporum oleh ekstrak metanol dan fraksi etil asetat dari daun Tuba
Saba
Diameter hambatan pertumbuhan jamur
Konsentrasi
Ekstrak metanol
Fraksi etil asetat
(mg/ml)
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
D*
500
14,4
14,25
14,35
14,33
13,45
13,3
13,4
13,38
400
13,1
13,05
13,25
13,13
13
13,05
13
13,01
300
13
12,45
13,05
12,83
12,35
250
12,35
12
12,05
12,3
11
11,1
11
11,03
200
11,3
11,05
11
11,11
10,25
10,15
10,3
10,23
150
10,3
10,45
10,15
10,3
9,45
10
9,4
9,61
125
10,2
10,05
9,45
9,9
-
-
-
-
100
-
-
-
-
-
-
-
-
75
-
-
-
-
-
-
-
-
12,45 12,35 12,38
Universitas Sumatera Utara
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan:
D
= Diameter hambatan pertumbuhan jamur
D* = Rata-rata diameter hambatan pertumbuhan jamur dengan tiga kali
pengukuran
= tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan jamur
Blanko = etanol
Lampiran 11.
Data hasil pengukuran daerah hambatan pertumbuhan jamur
Trichophyton oleh ekstrak metanol dan fraksi etil asetat dari daun
Tuba Saba
Diameter hambatan pertumbuhan jamur
Konsentrasi
Ekstrak metanol
Fraksi etil asetat
(mg/ml)
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
500
19,1
18,45
18,2
18,58
16,2
16,35 16,05
16,2
400
17,45
17,05
17,15
17,21
15
15,25 15,05
15,1
300
16,15
16
16,25
16,13
14,2
14,25
14,18
250
15,05
15,35
15
15,13
14
200
14,45
14,2
14,15
14,23
13,1
13,2
13,05 13,11
150
13,2
13,1
13,15
13,15
12,3
12
12,25 12,18
125
13
13,05
13
13,01
11,1
100
12,1
12,3
12,25
12,21
10
14,1
D*
14,05 14,05 14,03
11,35 11,05 11,16
9,45
9,3
9,58
Universitas Sumatera Utara
75
11,35
11,0
10,45
10,93
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan:
D
= Diameter hambatan pertumbuhan jamur
D* = Rata-rata diameter hambatan pertumbuhan jamur dengan tiga kali
pengukuran
= tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan jamur
Blanko = etanol
Lampiran 12. Gambar 2. Hasil Uji aktivitas antibakteri daun Tuba saba terhadap
bakteri Streptococcus pyogenes
(a)
Universitas Sumatera Utara
(b)
Keterangan :
a: ekstrak metanol daun Tuba Saba
b: fraksi etil asetat daun Tuba Saba
Lampiran 13. Gambar 3. Hasil Uji aktivitas antibakteri daun Tuba saba terhadap
bakteri Staphylococcus aureus
Universitas Sumatera Utara
(a)
(b)
Keterangan:
(a) : ekstrak metanol daun Tuba Saba
(b) : fraksi etil asetat
Lampiran 14. Gambar 4. Hasil Uji aktivitas antibakteri daun Tuba saba terhadap
bakteri Pseudomonas aeruginosa
Universitas Sumatera Utara
(a)
(b)
Keterangan:
(a) : ekstrak metanol daun Tuba Saba
(b) : fraksi etil asetat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Gambar 5. Hasil Uji aktivitas antifungi daun Tuba saba terhadap
jamur Trichophyton
(a)
(b)
Keterangan:
(a) : ekstrak metanol daun Tuba Saba
(b) : fraksi etil asetat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Gambar 6. Hasil Uji aktivitas antifungi daun Tuba saba terhadap
jamur Micosporum
(a)
(b)
Keterangan :
(a) : ekstrak metanol daun Tuba Saba
(b) : fraksi etil asetat
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Download