BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia triwulan II-2016 sebesar 5,18 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan II-2015 sebesar 4,66 persen dan triwulan I-2016 sebesar 4,91 persen sedangkan triwulan I-2015 sebesar 4,73 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin membaik sehingga membawa pengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia sebagai negara berkembang. Meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi saat ini sedang meningkat, tetapi pada dasarnya pertumbuhan ekonomi bersifat fluktuatif yaitu terkadang mengalami peningkatan terkadang juga mengalami penurunan. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi salah satunya tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu apabila pertumbuhan ekonomi tinggi maka profitabilitas perusahaan akan semakin meningkat begitu pula sebaliknya. Meskipun pertumbuhan ekonomi pada saat ini menunjukkan hasil yang positif namun dengan adanya persaingan global yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh berbagai perusahaan yang ada di Indonesia. Semakin hari persaingan global memberikan dampak yang semakin sulit dan semakin berat ditambah banyaknya perusahaan asing yang berasal dari negara berkembang maupun negara maju berbondong-bondong masuk di Indonesia sehingga membuat persaingan antara 1 2 perusahaan domestik maupun non domestik seperti halnya perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi semakin sulit, sehingga mengharuskan masing-masing perusahaan tersebut berjuang lebih keras lagi supaya mampu bertahan. Tujuan utama didirikannya perusahaan sebenarnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Semakin banyak laba yang diperoleh maka tingkat kesejahteraan perusahaan akan semakin tinggi. Apabila tingkat kesejahteraan perusahaan semakin tinggi maka para pegawai juga akan terkena dampaknya. Hal tersebut dapat membuat para pegawai termotivasi untuk meningkatkan loyalitasnya kepada perusahaan dan kinerja para pegawai akan semakin meningkat sehingga akan sejalan dengan laba perusahaan yang semakin mengingkat pula. Menurut Harahap (2011), laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada suatu periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Sedangkan rasio profitabilitas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui seluruh kemampuannya dengan menggunakan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio Profitabilitas juga memberikan ukuran tingkat efektivitas dalam manajemen suatu perusahaan. Hal ini di tunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi yang diperoleh suatu perusahaan (Kasmir, 2012). Sebagian besar catatan keuangan perusahaan terdapat pada laporan keuangan masing – masing perusahaan karena laporan keuangan tersebut digunakan sebagai cermin pertanggungjawaban suatu perusahaan atas aktivitas yang dilakukan dan apa 3 sajakah hasil yang telah dicapai oleh perusahan selama suatu periode tertentu. Menurut Munawir (2010), laporan keuangan pada umumnya terdiri dari laporan posisi keuangan dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas. Laporan posisi keuangan menunjukkan jumlah aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Kemudian, jika laporan ekuitas yaitu memperlihatkan sumber dan penggunaan yang menyebabkan adanya ekuitas. Penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila laporan tersebut mengikuti aturan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah ditetapkan dan berlaku pada saat ini. Hal tersebut sebenarnya merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan karena dengan memiliki laporan keuangan yang baik dan sesuai aturan yang ada maka akan memudahkan para pemberi modal untuk mengetahui bagaimana tingkat laba perusahaan selama beberapa tahun terakhir apakah mengalami penurunan atau peningkatan, berapa jumlah liabilitas yang diperoleh perusahaan, bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan tingkat likuiditasnya dan lain sebagainya. Semua hal tersebut tercantum dalam laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan digunakan para pemberi modal sebagai media informasi untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian modal kepada perusahaan. Sebenarnya tingkat laba merupakan salah satu hal penting bagi para investor, kreditur maupun pihak-pihak terkait. Tidak hanya bagi para pemberi modal saja tetapi juga bagi perusahaan itu sendiri karena tingkat 4 keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat ataupun diukur melalui laporan keuangannya. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak diluar perusahaan menurut Kasmir (2012) untuk mengukur seluruh produktivitas semua dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Sedangkan rasio profitabilitas memiliki beberapa manfaat seperti mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, mengetahui perbandingan laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, Mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, dan mengetahui seluruh produktivitas semua dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri (Kasmir, 2012) sehingga rasio profitabilitas memiliki hubungan erat dengan perhitungan laba dalam perusahaan. Tingginya laba akan menarik para kreditur maupun investor untuk mempercayakan uang mereka kepada perusahaan dengan harapan mendapatkan bunga bagi kreditur dan mendapatkan deviden bagi investor yang tinggi pula. Hutang atau kewajiban suatu perusahaan juga berpengaruh terhadap besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan, karena semakin tinggi hutang yang dimiliki suatu perusahaan maka para kreditur maupun investor perusahaan tersebut akan melihat bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan likuiditasnya. Rasio likuiditas memiki arti sebagai rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendek yang digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan 5 dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan memanfaatkan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya yang segera jatuh tempo (Weston, 2011). Penurunan dari hasil penjualan dan keuntungan secara sistematis maupun fluktuatif mempengaruhi terjadinya risiko likuiditas (Harahap, 2011). Tingkat likuiditas bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh para pemberi modal maupun pemegang saham dalam pengambilan keputusan untuk mempercayakan uangnya kepada perusahaan. Biasanya mereka melihat lalu memprediksi suatu hal yang mungkin akan terjadi terhadap perusahaan pada saat ini ke waktu yang akan datang apakah mengalami peningkatan atau penurunan. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka menggambarkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan tersebut begitu pula sebaliknya jika tingkat likuiditas perusahaan rendah maka perusahaan tersebut dianggap kurang mampu dalam mengelola perusahaannya sendiri. Mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan rasio lancar sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau Current Ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar, dengan mengurangi jumlah hutang lancar sama dengan mengurangi aktiva lancar (Riyanto, 2010). Rasio lancar memiliki arti sebagai perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, hal ini menunjukan jika nilai aktiva lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang jangka pendek (Munawir, 2010). 6 Modal yang dimiliki perusahaan tidak hanya berasal dari kreditur maupun investor saja. Perusahaan juga memiliki modal kerja sendiri untuk memenuhi biaya pegeluaran dan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Menurut Kasmir (2012) modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk memenuhi aktivitas operasional suatu perusahaan. Modal kerja memiliki arti sebagai investasi yang terdapat pada aktiva lancar seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan lain sebagainya. Modal kerja dapat dihitung dengan menggunakan DER atau Debt to Equity Ratio yaitu keseimbangan antara hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan itu sendiri seperti halnya perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki karakteristik serupa yaitu mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi kemudian menjadi barang jadi yang menghasilkan suatu produk yang siap untuk dipasarkan. Proses tersebut tentunya membutuhkan modal yang lebih besar dibanding perusahaan lain sehingga menguji kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal sendiri dan meminimalkan penggunaan modal yang ada. Alasan digunakannya perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian ini karena dinilai memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya hanya menggunakan satu sektor saja sedangkan jika perusahaan manufaktur terdiri dari beberapa sektor dan memiliki jumlah perusahaan terbanyak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang terdapat didalam laporan keuangannya juga sesuai dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian dari Asista dan Kalam (2013) mengemukakan bahwa variabel Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap ROE begitu pula dengan DER yang 7 juga berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE), hal ini didukung oleh beberapa penelitian seperti milik Kurnia (2015) dan Hartono (2015) yang sama-sama menyatakan bahwa Current Ratio dan Debt to Equity Ratio juga berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity. Penelitian Kurnia (2015) memberi kesimpulan bahwa Current Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo yang akan berdampak pada tingkat laba perusahaan sehingga berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity yang merupakan rasio yang membandingkan antara laba sesudah pajak dengan ekuitas. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Salim (2015) yaitu variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity karena pada umumnya mayoritas perusahaan besar membutuhkan hutang dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan modal usahanya. Besarnya hutang yang ditambahkan ke neraca akan meningkatkan beban bunga. Beban bunga tersebut akan dikurangkan sebelum pajak sehingga pajak yang harus dikeluarkan perusahaan akan lebih sedikit. Hal ini akan menyisakan lebih banyak laba yang tersedia bagi pemegang saham. Hal yang sama juga diungkapkan oleh hasil penelitian dari Afriati (2016) bahwa Debt to Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity karena modal yang rendah akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, sebaliknya jika modal tinggi maka akan menurunkan tingkat profitabilitasnya. Sedangkan hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh Santoso (2012) bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return on Equity serta hasil penelitian dari Yulsiati (2016) mengungkapkan jika Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE). 8 Berdasarkan uraian permasalahan yang ada di latar belakang dan berdasarkan penelitian terdahulu, maka Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh rasio keuangan likuiditas dan modal kerja terhadap profitabilitas yang memberikan perbedaan hasil penelitian dari peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini, peneliti bermaksud melakukan penelitian ulang dengan menggunakan penelitian replika dengan perbedaan dan persamaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang yaitu terletak pada periode dan objek maupun variabel yang diteliti yaitu penelitian Astita dan Kalam (2013) peneliti menggunakan periode penelitian pada tahun 20072012 dengan objek penelitian studi kasus pada perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta menggunakan variabel Current Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) serta Return on Equity (ROE) pada variabel penelitiannya. Berdasarkan latar belakang dan perbedaan hasil dari penelitian terdahulu maka, peneliti memiliki maksud untuk melakukan penelitian ulang lebih lanjut sehingga disimpulkan bahwa penelitian ini berjudul “PENGARUH LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur? 9 2. Apakah Debt to Equity berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur. 2. Mengetahui pengaruh Debt to Equity terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi pihak-pihak terkait seperti : 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai media acuan dalam mengaplikasikan kembali ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti masa perkuliahan baik teori maupun praktek sehingga dapat meningkatkan pemahaman mengenai materi profitabilitas yang diambil dalam penelitian ini. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dalam pembelajaran mengenai ilmu Akuntansi serta sebagai bukti empiris peneliti dalam melakukan penelitian mengenai profitabilitas. 10 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan media sebagai masukan untuk pertimbangan bagi perusahaan dalam pengolahan laporan keuangan perusahaan agar memperoleh profitabilitas yang maksimal. 4. Bagi Investor Sebagai media pertimbangan yang digunakan dalam menentukan pengambilan keputusan pada saat akan berinvestasi di beberapa perusahaan yang terdapat didalam penelitian ini. 5. Bagi Akademis Penelitian ini dapat dijadikan sebuah referensi sebagai tambahan informasi dan sebagai perbandingan dalam objek penelitian sejenis untuk penelitian selanjutnya. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tema dari penelitian ini khususnya pengaruh likuiditas dan modal kerja terhadap profitabilitas dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan penjabaran secara deskriptif tentang hal- hal yang akan ditulis dalam pembuatan laporan yang dikemas dalam beberapa bab sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahaminya. Sistematika penulisan terdiri dari : 11 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang teori-teori apa saja yang melandasi penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang variabel penelitian, definisi operasional, penentuan sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan sesuai pada alat yang digunakan untuk menganalisis. BAB V PENUTUP Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saransaran mengenai hasil penelitian yang digunakan sebagai perbaikan untuk penelitian berikutnya.