ANALISIS KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ASTRA CREDIT COMPANY DALAM UPAYA MEMBENTUK CITRA POSITIF PERUSAHAAN DI MATA MASYARAKAT YOHANES LADITA PATRIYOSO Jurusan Marketing Communication Bina Nusantara University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta 11480, Indonesia (021) 534-5830, 535-0660 [email protected] Dosen Pembimbing : Mia Angeline S.Kom., M.M., Abstract The issue in a vigorous reforestation in the community, being a matter that affects ACC in the activities of the company, therefore the CSR strategy is one of the strategies undertaken to overcome that problem. This study was conducted to determine what effect CSR ACC in reforestation activities, and find out what the real focus of CSR ACC. This research was conducted using qualitative research methods, by conducting interviews with 3 speakers, which handles CSR activities, research conducted on the 10th of May, 2013, with a focus on CSR activities of companies ACC, to know the main focus of the company's CSR activities, and find out how CSR companies ACC can form a positive image of the company, whether focused on greening activities or otherwise, in connection with a research background. ACC CSR activities have a positive effect on the image of the company, one of which is the advantage of relations with the surrounding community, which helps the ACC office when problems occur. But basically, CSR ACC has not been too focused on the CSR activities, because it is still in a stage of conceptualizing CSR in the company, with the company's new concept ACC. Keywords: Image, CSR, Astra Abstrak Adanya isu dalam gencarnya penghijauan di masyarakat, menjadi sebuah hal yang mempengaruhi ACC dalam melakukan kegiatan perusahaan, maka dari itu strategi CSR adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan itu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa pengaruh CSR ACC dalam melakukan kegiatan penghijauan, dan mengetahui apa yang menjadi fokus CSR ACC sebenarnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan melakukan wawancara kepada 3 narasumber, yang menangani kegiatan CSR, penelitian dilakukan pada tanggal 10 mei 2013, dengan fokus tentang kegiatan CSR perusahaan ACC, untuk mengetahui fokus utama dari kegiatan CSR perusahaan, dan mengetahui bagaimana CSR perusahaan ACC dapat membentuk citra positif perusahaan, apakah terfokus pada kegiatan penghijauan atau yang lainnya, sehubungan dengan latar belakang penelitian. kegiatan CSR ACC memiliki efek positif pada citra perusahaan, salah satunya adalah keuntungan dari terjalinnya hubungan dengan masyarakat sekitar, yang membantu kantor ACC saat terjadi permasalahan. Namun pada dasarnya, CSR ACC belum terlalu terfokus pada kegiatan CSR tersebut, karena masih dalam tahap mengkonsepkan CSR di perusahaan, dengan konsep baru perusahaan ACC. Kata Kunci: Citra, CSR, Astra PENDAHULUAN Pada era komunikasi dan juga tekhnologi yang semakin pesat ini, perusahaan adalah sebuah rumah dimana strategi dan juga berbagai ide yang hebat muncul untuk mendapatkan sebuah profit yang besar dari stakeholdernya. Profit tersebut bukanlah semata-mata hanya proses yang mudah dan menjadi sebuah proses yang terjadi begitu saja, namun mendapatkan profit adalah sebuah hasil dan juga menjadi sebuah penghargaan dari stakeholder sebuah perusahaan yang dihasilkan oleh strategi yang matang dan juga ide-ide cemerlang dari otak para stakeholder internal dan juga kerjasama team yang baik di dalam sebuah perusahaan. Karena pada dasarnya, gagal atau berhasilnya strategi dari perusahaan bisa dilihat dari besarnya profit yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, apakah profitnya berkembang dari sebelumnya, atau justru mengalami penurunan? Profit sebuah perusahaan adalah target utama dari sebuah kerjasama team di dalam sebuah perusahaan yang baik. Dalam sebuah profit, kita juga berbicara bagaimana sebuah perusahaan dapat mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah aksi perusahaan, yang dapat mempengaruhi para konsumen dan juga orang-orang atau lembaga yang berpengaruh dalam membentuk citra positif dari perusahaan. Jadi kita dapat menarik kesimpulan bahwa, apa yang dicari oleh perusahaan? Yang dicari oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan memiliki citra yang baik dari semua lapisan masyarakat dan juga stakeholdernya, agar perusahaan mendapatkan profit yang lebih besar dari citra positif yang dibentuk oleh perusahaan dari berbagai kegiatannya, yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat luas tentang perusahaan tersebut. Maka dari itu, perusahaan harus memiliki citra yang baik dari masyarakat luas, namun mendapatkan citra positif dari perusahaan, bukanlah sebuah proses yang mudah dan juga bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, dalam hal ini, Astra Credit Company, atau yang sering disebut dengan ACC juga memiliki masalah yang pastinya menjadi perhatian perusahaan, ACC adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas pembiayaan untuk pembelian mobil atau alat berat dalam kondisi baru ataupun bekas. ACC juga mendukung penjualan mobil melalui jaringan dealer, showroom maupun perseorangan di seluruh wilayah Indonesia.Pemilihan ACC sebagai perusahaan yang akan diteliti, dan bukan perusahaan lain,karena ACC adalah perusahaan kredit mobil yang besar, karena mereka menyediakan kredit mobil, tidak hanya untuk kendaraan jepang saja, namun juga meliputi mobil eropa diatas tahun 1999, yang memang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia sampai pada tahun 2013. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan alat berat, kita tahu bahwa hal tersebut pastinya memiliki masalah di dalam pencemaran lingkungan dan juga sumber daya alam. Kita tahu bahwa kini, penghijauan dan juga aktifitas untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan lingkungan sudah sangat gencar dilakukan oleh aktivis dan juga masyarakat-masyarakat luas yang sangat konsern dengan kerusakan alam yang sudah semakin parah. Salah satunya juga dengan semakin banyaknya kendaraan di Indonesia, yang menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia karena efek gas buang yang ditimbulkan oleh kendaraan. Dalam hal menangani atau manajement issue tersebut, humas/public relations perusahaan tidak diperbolehkan untuk berkata yang tidak jujur akan keadaan tersebut, karena hal tersbut justru akan menjadi bumerang bagi perusahaan. David Ogilvy kalau anda mengatakan kebohongan tentang suatu produk. Anda akan diketahui, mungkin pemerintah yang akan membantu anda menghadapi pesaing. Citra ini akan mengesankan memberi “nilai lebih” anda dibandingkan dengan yang lain (Olii, 2007, hal. 112). Untuk mendapatkan citra positif tersebut, perusahaan tidak dapat bergerak sendiri, dengan divisi yang tidak fokus pada target tersebut. Dengan kata lain, tidak mungkin divisi keuangan dapat membentuk citra postitif, karena divisi tersebut bertugas untuk mengawasi dan mengatur laju keuangan perusahaan, dan jika divisi tersebut dipaksakan untuk memiliki 2 tugas, maka akan mengalami clash dan berakibat buruk pada perusahaan, karena tugasnya yang terfokus. Maka dari itu, kini diciptakan atau sudah mulai dikenalkan divisi public relations atau humas yang bertugas untuk membentuk fokus dan konsen pada tugas ini. menurut Majelis Humas Dunia (World Assembly Of Public Relations) mendefinisikan humas sebagai berikut : Public relations is the art and social science of analyzing tends, pretending their consequences, conseling organization leaders and implementing planned programs of action which serve both the organization’s and the public interest. (Morissan, 2010, hal. 8).Seperti yang kita ketahui dalam berbagai masalah yang dihadapi oleh ACC, tentang kinerjanya yang pastinya tersorot oleh pemerintah dan juga para pemerhati lingkungan, mereka dengan cepat menanggapi apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat, tentang masalah yang dihadapi oleh perusahaan, dengan segala kekurangan dalam bidang yang dinaungi. memiliki ketanggapan dan juga pengertian akan masalah yang sedang terjadi, dapat membuat perusahaan tidak akan kehilangan kepercayaan konsumen tentang masalah yang dihadapi. Salah satu bentuk yang seringkali dilakukan oleh humas dalam melakukan kegiatan kehumasannya guna mendapatkan citra yang positif bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan yang dapat mempengaruhi emosional konsumen atau khalayak banyak, dengan memilih fokus kegiatan yang bersifat “kemanusiaaan” (Humanities). Misalnya dengan melakukan kegiatan amal sosial, menyantuni anak yatim, program penghijauan, dan sebagainya (Olii, 2007, hal. 111). Studi Pustaka Citra adalah sebuah hasil dan juga sebagai kesimpulan tentang akhir dari kegiatan-kegiatan perusahaan yang Menurut Frank Jefkins, citra adalah “kesan sesorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya” ( Elvinaro Ardianto, 2011, hal. 62). Menurut Jalaluddin Rakhmat menyebutkan bahwa “citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas” ( Elvinaro Ardianto, 2011, hal 62). Menurut Siswanto Sutojo (2004), dalam bukunya Membangun Citra Perusahaan, “citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perseorangan, benda dan organisasi. Citra sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau organisasi. Persepsi seseorang terhadap perusahaan yang bersangkutan. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting. Contohnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan (konsumen), berlangganan (pelanggan), merekomendasikan kepada orang lain. ( Elvinaro Ardianto, 2011, hal. 63) Menurut Roger Haywood dalam bukunya tahun 2002, corporate image atau citra perusahaan adalah sebuah akumulasi dari proses, yang dibentuk oleh stakeholder mereka, dengan membentuk persepsi sebuah perusahaan dengan membandingkan dan membedakan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, hasil penarikan kesimpulan dari kegiatan dan kinerja pada suatu perusahaan pada berbagai atribut organisasi. (Aswad Ishak, 2011, hal. 32) Maka penulis menyimpulkan dari berbagai definisi citra dari para ahli, bahwa citra adalah suatu persepsi dari masyarakat yang telah digambarkan dari sebuah perusahaan, terutama dari aktivitas perusahaan yang menyangkut kinerja dari perusahaan, sehingga berpengaruh dalam pembentukan persepsi masyarakat terhadap suatu perusahaan, sehingga dapat menjadi acuan dan juga pegangan bagi masyarakat dalam mengambil keputusan penting, untuk memutuskan pemilihan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau organisasi. Jenis-Jenis Citra Citra Bayangan (mirror image) adalah citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Citra Yang Berlaku (current image) adalah kebalikan dari citra bayangan atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra Yang Diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang dinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik dari citra yang ada. Citra Perusahaan (corporate image) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Perusahaan yang memiliki citra positif akan lebih mudah menjual produk atau jasanya. Citra Majemuk (multiple image) banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. ( Elvinaro Ardianto, 2011, hal. 63) CSR (Corporate Social Responsibility) “ The willingness of an organization to incorporate social and environmental considerations in its decision making and be accountable for the impacts of its decisions and activities on society and environment. (ISO 26000,2009, p.7).” Kesediaan organisasi untuk memasukkan pertimbangan sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan dan kegiatan terhadap masyarakat dan lingkungan. (Aswad Ishak, 2011, hal. 90) Di dalam buku yang ditulis Irianta tahun 2004, Dalam Green Paper komisi masyarakat Eropa 2001 menyatakan bahwa defini CSR selama ini adalah sebuah konsep dari perusahaan yang mengintegrasikan tanggung jawab mereka kepada stakeholder-nya dengan berbasis kepada tanggung jawab sosial dan juga tanggung jawab lingkungan hidup, yang dijadikan sebuah operasi bisnis mereka. Dan ada 2 hal yang terkait dengan pertimbangan CSR, yaitu pertimbangan sosial dan juga lingkungan hidup serta interaksi sukarela. (Kadar Nurjaman, 2012, hal. 127) Menurut Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan CSR sebagai apa yang telah menjadi komitmen bisnis untuk bertanggung jawab kepada pembangunan ekonomi, bekerja sama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, sebagai bentuk peningkatan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang dilakukan bagi bisnis dan pembangunan. (Kadar Nurjaman, 2012, hal 127) Jadi kesimpulan penulis dari berbagai definisi tentang CSR dari berbagai ahli di atas adalah, CSR adalah sebuah bentuk tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan bisnis, yang telah melakukan praktek bisnis mereka, yang berpotensi merusak lingkungan komunitas atau juga mengorbankan waktu dan tenaga para stakeholder mereka, dan memberikan sebagian dari hasil perusahaan sebagai bentuk kepedulian terhadap stakeholder mereka, yang bertujuan untuk memberikan kesan positif bahwa perusahaan tersebut memiliki kontribusi juga kepada masyarakat lokal, dan semua stakeholder dari perusahaan mereka. Peningkatan Citra Melalui Program CSR Di dalam News Of Perhumas (2004) menyebutkan bahwa citra dan reputasi dari perusahaan adalah sebuah hal yang tidak ternilai harganya. Maka dari itu, sebuah perusahaan berusaha dan berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut dari berbagai aspek yang dimiliki oleh perusahaan sebagai unsur pembentuk citra dan juga reputasi dari perusahaan. Seiring berjalannya waktu, mendorong terdorongnya perusahaan untuk melakukan GCG (Good Corporate Governence) atau sebuah pembentukan perusahaan yang baik, meliputi nilai-nilai, Fairness, transparan, akuntabilitas dan responsibilitas., termasuk tanggung jawab lingkungan maupun fisik. Pembelajaran Dari Praktek CSR Donasi dan aksi karitatif, tidak pernah menjadi praktek CSR yang efektif. Donasi dan aksi karitatif dianggap sebagai cara yang paling mudah untuk dilakukan bagi para perusahaan. Mudah karena cepat dan mudah, tanpa harus ada kemampuan khusus untuk melakukannya, dan jika perusahaan ingin melakukannya, dengan cepat dapat di realisasikan. Namun dalam pengalamannya, hal ini membuat pemerintah, masyarakat mengembangkan ketergantungannya pada perusahaan, dan akan memiliki harapan yang semakin besar terhadap perusahaan. CSR tidak dapat menjadi “kosmetik” perusahaan. Banyak kasus yang menuntut perusahaan karena melakukan tindak tidak bertanggung jawab seperti perusakan dan pencemaran lingkungan., pelanggaran hak konsumen dan masyarakat lokal, atau pelanggaran lainnya, CSR dilakukan untuk memperbaiki citra dan memulihkan posisi perusahaan. Dalam kenyataan, meskipun perusahaan menghabiskan uang banyak untuk program CSR, para pemangku kepentingan tidak akan melupakan tindak tidak bertanggung jawab yang dilakukan. CSR tidak dapat menjadi alat mitigasi dampak negatif operasi yang dialami oleh masyarakat. Pada saat dimana, perusahaan melakukan kegiatan yang memiliki dampak negatif pada masyarakat, perusahaan cenderung melakukan kegiatan CSR. Hal itu tidak efektif, karena hanya bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek. Lebih efektif jika perusahaan sejak awal mengidentifikasi potensi dampak negatif, dan melakukan program tersebut ke dalam CSR lebih awal, sebelum dampak negatif terjadi (Aswad Ishak, 2011, hal 95-97) Pertanyaan kunci untuk menyusun strategi dalam CSR. Apa tujuan dari komunikasi terkait dengan tujuan CSR? Siapa saja yang menjadi pemangku kepentingan dan apa posisi mereka dalam CSR? Apa yang perlu dikomunikasikan? Bagaimana komunikasi dilakukan selaras dengan tujuan CSR? Siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan? Kapan kegiatannya dilakukan, hingga mencapai tujuan yang diharapkan? Perumusan Pelaksanaan CSR. Lebih awal dalam menyusun strategi bisnis dan CSR, agar lebih mendukung keektifitasan dalam mengimplementasikan CSR perusahaan. Mengembankan komunikasi perusahaan berdasarkan konteks dan data dasar (baseline data). Dengan menyesuaikan karakteristik perusahan, masyarakat, lingkungan, masalah, kebijakan dan arah pembangunan pemerintah. Kembangkan media-media alternatif yang sesuai dengan strategi CSR dan konteks sosial, ekonomi dan politik. Dan jangan terpaku pada media-media konvesional yang selama ini digunakan (Aswad Ishak, 2011, hal 105-106) Manfaat CSR Terhadap Perusahaan. Brand Differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa memberikan citra perusahan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada gilirannya menciptakan customer loyalty. Human Resources. CSR dapat membantuk untuk merekrut karyawan baru, terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Bagi calon karyawan baru yang memiliki pendidikan dan etika bisnis perusahaan, sebelum mereka menerima tawaran, mereka akan bertanya tentang CSR dan etika bisnis perusahaan saat mereka diinterviu. License to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong pemerintah untuk memberikan izin bisnis, karena dianggap telah memenuhi standar operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas. Risk Management, manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap perusahaan. Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap oleh skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan. Membangun budaya “ doing the right thing “ berguna bagi perusahaan dalam mengelola resiko-resiko bisnis. (Aswad Ishak, 2011, hal 203) METODE PENELITIAN Metode Penelitian Kualitatif Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Basuki, 2010, hal. 14) Penelitian Kualitatif Deksriptif Penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena kalau variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang popular dalam bidang bisnis (Basuki, 2010, hal. 53-54). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif, dengan variabelnya adalah CSR, dengan menggunakan penelitian deskriptif, peneliti berharap dapat menemukan sesuatu peran dari CSR terhadap perusahaan ACC (Astra Credit Company), yang berkonsentrasi kepada CSR terhadap lingkungan hidup, terutama penanaman 3000 pohon, yang dilakukan di Mega Mendung Bogor, dan hasilnya terhadap citra positif dari ACC. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah kumpulan dari metode yang digunakan dalam mengumpulkan data, sebagai cara untuk mendapatkan hasil dari sebuah penelitian. Maka, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data Primer Dalam sebuah penelitian, untuk mendapatkan informasi dari sebuah objek yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian, mencakup berbagai kegiatan seperti metode pengumpulan data, analisis data, menggunakan rancangan metode ilmu yang bersangkutan serta penggunaan analisis kualitatif dan kuantitatif (Basuki, 2010, hal. 147). Maka di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan oleh pihak internal perusahaan, yang dalam wawancara ini, orang-orang yang dipilih untuk dilakukan wawancara ini adalah mereka yang bertugas dalam mengadakan atau membuat program-program CSR di dalam perusahaan ACC. Di dalam sebuah perusahaan, ada beberapa divisi yang memang memiliki jobdesc untuk melakukan kegiatan CSR. Wawancara ini memiliki tujuan untuk mendapatkan korelasi dari variable yang diramalkan akan memiliki dampak citra positif bagi perusahaan. Dalam wawancara ini juga, didapatkan pertanyaan dari teori khusus yang telah di pakai di bab sebelumnya, sebagai pedoman dalam melakukan penulisan. Teori khusus tersebut digunakan untuk membuat pertanyaan, dan mencoba untuk menghubungkan, apakah teori khusus yang digunakan dan telah ditulis oleh peneliti sebelumnya, memiliki efek yang sama terhadap perusahaan ACC yang sedang diteliti. Wawancara disini lebih melihat, apakah program dari ACC tentang CSR yang bergerak di bidang lingkungan hidup telah berjalan dengan baik, dan memiliki efek yang positif, seperti yang dikemukakan di dalam teori khusus yang telah disebutkan di bab sebelumnya? Seperti contohnya adalah program penanaman 3.000 pohon di areal seluas 3 hektar di Hutan Organik Mega Mendung telah memiliki dampak positif bagi perusahaan? Pada penelitian ini, Jenis wawancara yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur sendiri, adalah wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang terlah dibuat sebelumnya. Pertanyaan dari wawancara ini merupakan pedoman, atau kumpulan pertanyaan yang sama, yang diajukan kepada semua responden. Pertanyaan tersebut juga memiliki urutan dan juga kalimat yang sama, kepada semua responden yang akan diwawancara, agar mendapatkan hasil yang tanggapan yang sama. Wawancara terstruktur, hampir sama prakteknya dengan melakukan kuesioner, namun perbedaannya, jika kuesioner, mengajukan pertanyaannya melalui pertanyaan tertulis, yang diberikan kepada seluruh responden, namun jika wawancara terstruktur, menggunakan pertanyaan secara lisan, dan menggunakan alat perekam sebagai medianya untuk merekam jawaban yang diberikan oleh responden. Keuntungan yang didapat jika menggunakan wawancara terstruktur adalah, dapat mendapatkan jawaban yang cukup berkualifikasi. Hal tersebut dilakukan dengan 2 cara, yaitu probing dan prompting. Probing adalah kesempatan bagi pewawancara, untuk meminta responden lebih memberikan jawaban dari pertanyaan secara lebih jelas dan mendalam. Sedangkan prompting adalah usaha untuk menjamin, bahwa responden telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan setelah memilih sejumlah kemungkinan seperti dalam sebuah wawancara, urutannya adalah, pewawancara bertanya, responden menjawab, pewawancara menunggu sebentar, lalu menambahkan lagi pertanyaan, dengan maksud untuk memperjelas dan memberikan jawaban yang telah dibuat sebelumnya, dengan mengajukan jawaban alternatif yang telah dipersiapkan sebagai jawaban kemungkinan. (Basuki, 2010, hal. 171-172) Data Sekunder Dokumen perusahaan Dokumen perusahaan seperti hasil laporan kegiatan dari observasi dan juga nota-nota dokumen kegiatan. Studi pustaka Sebagai acuan dan referensi yang didapat dari teori dan pengertian yang telah ditemukan sebelumnya, sebagai temuan landasan teori pada penelitian yang dilakukan. Jurnal Mendapatkan data dari penelitian yang terdahulu, sebagai perbandingan dan acuan penelitian yang dilakukan, agar dapat melihat potensi temuan baru. Keabsahan Data Validitas Suatu penelitian dapat dikatakan sah atau valid, jika di dalam penelitian tersebut memiliki kesamaan antara data yang diperoleh, dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian, dapat dikatakan jika sebuah data yang didapatkan adalah berwarna merah, namun jika objek yang ada dilapangan berwarna putih, maka hasil penelitian tidak valid. (sugiyono, 2010, hal. 172). Dalam penelitian ini, untuk keabsahan data yang dipakai adalah validitas internal. Validitas Internal Validitas internal atau rasional, bila criteria yang ada di dalam instrument secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada didalam instrument itu. Validitas internal, menggunakan instrument yang di kembangkan menurut teori yang relevan. (sugiyono, 2010, hal 174). Validitas Eksternal Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Instrumen tentang kepemimpinan akan menghasilkan data kepemimpinan, bukan motivasi. Penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila, hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel yang lain atau hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan. Penggunaan validitas internal di penelitian ini adalah karena menggunakan validitas internal, sesuai dengan penelitian kualitatif, karena pengembangan dari instrumen menggunakan pengembangan dari teori yang relevan, penelitian kualitatif juga menggunakan teori sebagai panduan atau acuan untuk melakukan analisis penelitian, sesuai objek yang akan di teliti. Sedangkan validitas eksternal tidak dapat digunakan dalam penelitian ini karena sifat validitas eksternal, tentang penelitian ini dapat digeneralisasikan. Tidak tepat dalam penelitian kualitatif, karena penelitian kualitatif tidak dapat digeneralisasikan. Dengan sebuah penelitian, maka kita harus melakukan cek keabsahan data, dengan cara: Triangulasi Untuk mengecek kredibilitas data, peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Menurut buku (sugiyono, 2010, hal. 423-424) Teknik trianggulasi juga merupakan teknik pengumpulan data yang sekaligus menguji validitas data, dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Trianggulasi teknik, peneliti menggunakan teknik data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama. Peneliti menggunakan wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Gambar 3.1.a. Sedangkan trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.gambar 3.1.b. Reliabilitas Reliabilitas adalah nama lain dari keandalan, dan digunakan untuk menjelaskan sifat yang stabil, konsisten dari metode penelitian, instrumen, data atau hasil yang dapat dipercayai. Jika sebuah penelitian di desain bersifat andal, maka penelitian dapat dipakai dilauar sebuah penelitian dan dapat digeneralisasikan. (Basuki, 2010, hal. 42)Maka Reliabilitas atau keandalan tidak dapat diberlakukan untuk penelitian kualitatif. Alasan dari reliabilitas atau keandalan tidak dapat diberlakukan untuk penelitian kualitatif, karena sifat penelitian kualitatif yang tidak stabil dan konsisten, terlebih lagi, dalam penelitian kualitatif, hasil yang didapatkan adalah hasil dari proses pengumpulan pendapat responden, melalui wawancara dan juga observasi. Melalui sebuah pendapat, sebuah hasil tidak dapat dikatakan stabil, karena setiap pendapat adalah sesuatu yang tidak pasti, seperti halnya dalam opini publik, opini tersebut bisa saja berubah-berubah setiap waktu. peneliti mengatakan, sesuatu penelitian bisa menggunakan reliabilitas, jika penelitian tersebut dapat diukur, dan menjadi sebuah hal yang pasti, seperti contohnya ilmu eksak. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh melalui berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (trianggulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. (sugiyono, 2010, hal. 426) Maka peneliti menggunakan 2 proses analisis data, yaitu analisis sebelum di lapangan dan juga analisis selama di lapangan menggunakan Model Miles and Huberman. PROSES ANALISIS DATA. Analisis sebelum di lapangan. Peneliti sebelumnya telah melakukan pengumpulan data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan dilakukan sebagai fokus penelitian, namun hal tersebut masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Analisis selama di lapangan Model Miles and Huberman. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak dari proses pengumpulan data, akan membuat rumit proses penelitian, maka perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dengan melakukan proses sortir kepada data-data yang penting dan juga membuang data-data yang tidak penting. Mereduksi data terfokus pada tujuan utama dari penelitian, yaitu menemukan sebuah temuan baru dari sebuah penelitian. Jika peneliti menemukan sebuah temuan baru, asing, belum memiliki pola, justru data tersebutlah yang akan menjadi perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. (sugiyono, 2010, hal. 431-432) Display Data Setelah melakukan reduksi data, langkah display data adalah kelanjutan dari reduksi data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. (sugiyono, 2010, hal. 434). Conclusion Drawing Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. (sugiyono, 2010, hal. 438) HASIL DAN BAHASAN Reduksi Data Wawancara Untuk melakukan reduksi data, peneliti melakukan pengulangan rekaman sebanyak 3 kali di setiap 15 detik percakapan yang terjadi, sehingga kata-kata yang disampaikan oleh narasumber, yang merupakan data yang penting tidak terlewat oleh peneliti, sehingga proses reduksi data berjalan lancar. NO Pertanyaan Pak Rahmat Pak Carolus Ibu Uni 1 Apa yang anda ketahui tentang citra perusahaan? image perusahaan di mata customer, stakeholder. pandangan masyarakat, perusahaan ramah, peduli dengan masyarakat. public lihat ke perusahaan kita 2 Apakah citra perusahaan selalu berkaitan dengan realitas yang ada? ya, dengan memprediksi citra kedepannya didepan stakeholdernya. ya, dengan pengalaman direct dan indirect ya, ada beberapa yang kita buat 3 Menurut anda, bagaimana cara stakeholder mengidentifikasi citra sebuah perusahaan? identifikasi, melihat dari informasiinformasi yang ada, iklan, produk, publikasi. paling mudah dengan iklan. lewat pelayanan kita, produk kita 4 Apakah pengaruh citra perusahaan bagi sebuah perusahaan? persaingan perusahaan, loyalitas konsumen. tergantung segmentasi, jika segmen kelas ekonomi atas berpengaruh, bawah tidak. besar, ragu dan 5 Bagaimana cara ACC dalam menjaga citra perusahaan? menjalin hubungan baik dengan customer, kegiatan sosial dan pelayanan. kegiatan sosial dan service, pelayanan cepat dan handal. komunikasi, pelayanan. 6 Bagaimana pengaruh citra terhadap profit perusahaan? berpengaruh, triple bottom line itu kan triple bottom line yang berpengaruh. citra yang baik mempengaruhi daya beli dan keputusan, dan mempengaruhi menjadi top of mind. ada, tidak secara langsung, melihat PR valuenya 7 Apakah sebuah upaya dalam menjaga citra, sangat penting bagi ACC? Mengapa? penting, karena pengaruh besar juga terhadap nama besar perusahaan induk (Astra Internasional). penting, untuk meningkatkan loyalitas dan menghadapi persaingan. sangat penting sekali, kegiatan kita selalu sesuai dengan SOP, keluhan dari konsumen 8 Sehubungan dengan gencarnya kegiatan masyarakat dalam melakukan penghijauan lingkungan, bagaimana ACC mempertahankan citra, meskipun ACC merupakan salah satu perusahaan jasa yang ikut dalam proses pencemaran lingkungan sebagai jasa finance di bidang otomotif? adanya guidance untuk memelihara lingkungan, target menanam 10.000 pohon dari Astra tahun lalu. dengan melakukan CSR, dengan melakukan penghijauan, efek yang ditimbulkan perusahaan, menjadi tanggung jawab perusahaan. konsep CSR, baru, konsen ke lingkungan sekitar, mengkonsepkan CSR itu TRAIL. Tanam, rawat, asuh, ilmu 9 Apakah ACC pernah memiliki masalah dengan jatuhnya citra perusahaan? Belum. Belum belum pernah, hanya complain dari customer. 10 Apa focus dari ACC untuk membentuk citra positif perusahaan? melakukan kegiatan dan tanggung jawab sosial. fokusnya adalah pelayanan. branding dan komunikasi, CSR juga belum ada PIC khusus. 11 Apakah kegiatan CSR di ACC merupakan salah satu strategi ACC dalam mempertahankan citra? ya ya, dan menjadi kegiatan berkelanjutan. ya, di annual report, ada substaince growth dan CSR menjadi salah satunya 12 Apa pengertian anda tentang CSR tehadap perusahaan? untuk membangun image perusahaan, dan memanage perusahaan dari masalah. sebagai bentuk tanggung jawab dari perusahaan, sebagai kompensasi efek negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan. apa yang kita ambil, kita kembalikan lagi ke masyarakat 13 Apa sebenarnya tujuan ACC dalam melakukan CSR untuk stakeholder perusahaan? berbagi keuntungan, menjaga hubungan baik dengan komunitas, agar jauh dari permasalahan. - kehidupan mereka lebih baik dengan dampingan kita. 14 Apakah ada efek dari CSR ACC pada kegiatan menanam 3000 pohon di Mega Mendung? Apakah efek tersebut? berefek besarnya penjualan. - (tidak ikut dalam menangani project tsb.) efek ini lebih ke internal perusahaan. 15 Apa tujuan dari penanaman 3000 pohon tersebut? tujuannya untuk penghijauan dan mengurangi emisi. - perubahan iklim dan juga resapan air. 16 Apa citra yang terbentuk dari kegiatan tersebut? bertanggung jawab atas apa yang telah diakibatkan, agar balance. - memberikan statement bahwa kita juga menjaga lingkungan, pada 17 Apa saja media publikasi kegiatan tersebut? - - kita masih hanya menggunakan website 18 Mengapa memilih Mega Mendung sebagai lokasi penanaman 3000 pohon? adanya pemilihan lahan dari PERHUTANI sebagai lahan penghijaun. - dijelaskan juga oleh kelompok tani bahwa, sekarang sudah mulai gundul, dan itu juga berpengaruh dengan perubahan iklim dan juga resapan air. 19 Apakah ada observasi ulang, untuk meninjau hasil kegiatan ke Mega Mendung? - - kita mendapatkan laporan dari sana setiap bulan. 4.3.a. Tabel Reduksi Data Wawancara. Dari hasil reduksi data diatas yang didapatkan dari pernyataan 3 narasumber dari kantor pusat ACC, terdapat beberapa pernyataan yang tidak sejalan antara 1 pernyataan narasumber dengan narasumber lainnya. Peneliti menganalisis hal tersebut, dan dapat merumuskan dari proses pengumpulan data di lapangan. Peneliti menemukan beberapa pernyataan bahwa pada kegiatan perusahaan yang ada, pada kegiatan penanaman 3000 pohon, ada 1 narasumber yaitu bapak Carolus menyatakan bahwa beliau tidak ikut serta dalam kegiatan tersbut, karena beliau memiliki proyek lain pada waktu yang sama. Dan pernyataan kedua adalah dari ibu Uni, yang menyatakan bahwa CSR atau Corporate Social Responsibility tidak memiliki 1 divisi khusus, yang menangani kegiatan tersebut, karena kegiatan CSR di ACC masih berada di bawah naungan 2 divisi, yaitu GA atau General affair dan juga Corcom atau corporate communication, itu sebabnya ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan dari peneliti, tidak terjawab dan juga tidak memiliki kesamaan pernyataan antara 1 narasumber dengan narasumber lainnya. Display data Hasil reduksi data diatas adalah Dari hasil reduksi data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil yang valid. Dari pernyataan narasumber, terkait dengan rumusan masalah yang di rumuskan pada bab 1, maka peneliti mengesampingkan data yang dianggap kurang valid dengan proses keabsahan data melaui proses triangulasi sumber, sekaligus mengesampingkan pernyataan dari narasumber yang dirasa kurang memiliki jawaban yang kompeten. Dengan mengambil kesimpulan dan temuan dari data yang ditemukan melalui data primer dan data sekunder. Peneliti mencoba untuk mengesampingkan pertanyaan yang dirasa kurang valid, untuk mendapatkan sebauh penelitian yang baik dan juga dapat menemukan temuan baru dari hasil penelitian. Dan dari hasil reduksi data, maka peneliti mengambil beberapa hasil data yang peneliti anggap valid dari pengumpulan data yang telah dilakukan peneliti, sebagai berikut: Pandangan ACC tentang pengertian citra perusahaan adalah pandangan masyarakat terhadap sebuah perusahaan. Pengertian tersebut dianggap valid oleh peneliti, karena sejalan dengan pengertian citra Menurut Siswanto Sutojo (2004), dalam bukunya Membangun Citra Perusahaan, Citra sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau organisasi. Persepsi seseorang terhadap perusahaan yang bersangkutan ( ELVINARO ARDIANTO, 2011, hal. 63). Pandangan ACC terhadap pengaruh citra perusahaan bagi sebuah perusahaan adalah sebagai keputusan pembelian dari calon konsumen. Hal ini sejalan dengan teori Siswanto Sutojo (2004), dalam bukunya Membangun Citra Perusahaan, yaitu Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting. Contohnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan (konsumen), berlangganan (pelanggan), merekomendasikan kepada orang lain ( ELVINARO ARDIANTO, 2011, hal. 63). Brand Differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa memberikan citra perusahan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada gilirannya menciptakan customer loyalty (Aswad Ishak, 2011, hal 203). Dan juga definisi dari Frank Jefkins, Public Relations merupakan suatu usaha sadar memotivasi terutama melalui komunikasi agar orang-orang terpengaruh, timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan memberi kesadaran dengan berbagai cobaan dan masalah. (ELVINARO ARDIANTO, 2011, hal. 10). Dengan kata lain, Public Relations harus menguasai komunikasi persuasi, agar stakeholder dan target mereka memiliki kesamaan persepsi dengan public relations agar apa yang disampaikan kepada target mereka, mengikuti apa yang public relations mau. Di dalam News Of Perhumas (2004) menyebutkan bahwa citra dan reputasi dari perusahaan adalah sebuah hal yang tidak ternilai harganya. Maka dari itu, sebuah perusahaan berusaha dan berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut dari berbagai aspek yang dimiliki oleh perusahaan sebagai unsur pembentuk citra dan juga reputasi dari perusahaan. Seiring berjalannya waktu, mendorong terdorongnya perusahaan untuk melakukan GCG (Good Corporate Governence) atau sebuah pembentukan perusahaan yang baik, meliputi nilai-nilai, Fairness, transparan, akuntabilitas dan responsibilitas, termasuk tanggung jawab lingkungan maupun fisik. Kemudian, cara ACC dalam menjaga citra perusahaan adalah dengan melakukan pelayanan yang terbaik. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Frank Jefkins, citra adalah “kesan sesorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya” (Dr. ELVINARO ARDIANTO, 2011, hal. 62). Dennis Murphy dalam bukunya Better Business communication, sebagaimana dikutip oleh wursanto (1994) dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan , “communication is the whole proces used to reach other minds” (komunikasi adalah seluruh proses yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain. (Kadar Nurjaman, 2012) Menurut ACC, pengaruh citra terhadap profit perusahaan sangat berkaitan, karena menjadi pengaruh keputusan pembelian konsumen, pandangan ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Siswanto Sutojo (2004), dalam bukunya Membangun Citra Perusahaan Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting. Contohnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan (konsumen), berlangganan (pelanggan), merekomendasikan kepada orang lain. (ELVINARO ARDIANTO, 2011, hal. 63) dan Menurut Frank Jefkins, Public Relations merupakan suatu usaha sadar memotivasi terutama melalui komunikasi agar orang-orang terpengaruh, timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan memberi kesadaran dengan berbagai cobaan dan masalah. (ELVINARO ARDIANTO, 2011, hal. 10). Menurut pandangan ACC, citra perusahaan sangat penting, untuk membedakan perusahaannya dalam menghadapi persaingan. Pandangan ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Roger Haywood dalam bukunya tahun 2002, corporate image atau citra perusahaan adalah sebuah akumulasi dari proses, yang dibentuk oleh stakeholder mereka, dengan membentuk persepsi sebuah perusahaan dengan membandingkan dan membedakan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, hasil penarikan kesimpulan dari kegiatan dan kinerja pada suatu perusahaan pada berbagai atribut organisasi (Aswad Ishak, 2011, hal. 32). Sehubungan dengan gencarnya kegiatan masyarakat dalam melakukan penghijauan lingkungan, ACC mempertahankan citra dengan melakukan CSR di bidang penghijauan lingkungan, meskipun ACC merupakan salah satu perusahaan jasa yang ikut dalam proses pencemaran lingkungan sebagai jasa finance di bidang otomotif. Pandangan ACC tersebut sejalan dengan pengertian teori CSR, yaitu kesediaan organisasi untuk memasukkan pertimbangan sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan dan kegiatan terhadap masyarakat dan lingkungan (Aswad Ishak, 2011, hal. 90). ACC mengakui bahwa CSR di perusahaan ACC merupakan strategi dalam mempertahankan citra perusahaan, hal ini juga memiliki keterkaitan dengan jurnal ilmiah yang berjudul “PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN” oleh Ati Harmoni1 dan Ade Andriyani2. Pengertian CSR tehadap perusahaan menurut ACC adalah, bentuk tanggung jawab dari perusahaan, dari efek yang telah ditimbulkan sebuah perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori CSR, Kesediaan organisasi untuk memasukkan pertimbangan sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan dan kegiatan terhadap masyarakat dan lingkungan. (Aswad Ishak, 2011, hal. 90) dan di dalam buku yang ditulis Irianta tahun 2004, Dalam Green Paper komisi masyarakat Eropa 2001 menyatakan bahwa defini CSR selama ini adalah sebuah konsep dari perusahaan yang mengintegrasikan tanggung jawab mereka kepada stakeholder-nya dengan berbasis kepada tanggung jawab sosial dan juga tanggung jawab lingkungan hidup, yang dijadikan sebuah operasi bisnis mereka. Dan ada 2 hal yang terkait dengan pertimbangan CSR, yaitu pertimbangan sosial dan juga lingkungan hidup serta interaksi sukarela. (Kadar Nurjaman, 2012, hal. 127). Menurut Frank Jefkins, Public Relations merupakan suatu usaha sadar memotivasi terutama melalui komunikasi agar orang-orang terpengaruh, timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan memberi kesadaran dengan berbagai cobaan dan masalah. (ELVINARO ARDIANTO, 2011, hal. 10). Dengan kata lain, Public Relation harus menguasai komunikasi persuasi, agar stake holder dan target mereka memiliki kesamaan persepsi dengan public relations agar apa yang disampaikan kepada target mereka, mengikuti apa yang public relations mau. tujuan dari ACC dalam melakukan CSR untuk stakeholder perusahaan adalah berbagi keuntungan agar kehidupan dari stakeholder menjadi lebih baik. Sejalan dengan teori menurut Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan CSR sebagai apa yang telah menjadi komitmen bisnis untuk bertanggung jawab kepada pembangunan ekonomi, bekerja sama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, sebagai bentuk peningkatan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang dilakukan bagi bisnis dan pembangunan. (Kadar Nurjaman, 2012, hal 127) Menurut ACC terhadap pengaruh dari penanaman 3000 pohon di Mega Mendung yang dilakukan ACC adalah untuk membentuk citra, bahwa ACC adalah perusahaan yang bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Pandangan tersebut sejalan dengan pengertian CSR, yaitu Kesediaan organisasi untuk memasukkan pertimbangan sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan dan kegiatan terhadap masyarakat dan lingkungan. (Aswad Ishak, 2011, hal. 90) Annual report CSR ACC Laporan Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perseroan merupakan anak perusahaan PT Astra International Tbk (Astra) yang tergabung dalam grup Astra Financial service yang dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan, menerapkan dan mengembangkan program-program pengembangan bidang sosial dan lingkungan hidup. Perseroan mengupayakan partisipasi dari komunitas di sekitar tempat usaha Perseroan dan pelanggan untuk ikut terlibat dalam kegiatan sosial dan lingkungan hidup yang diadakan oleh Perseroan. Corporate Social Responsibility (CSR) Perseroan berpedoman pada CSR grup Astra yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yakni: Astra Friendly Company (AFC) yang memiliki program pengembangan masyarakat dan sosial. Astra Green Company (AGC), yang berperan ikut membangun lingkungan hidup serta juga mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja (LK3) di lingkungan masing-masing perusahaan. Dua kategori CSR dalam grup Astra disini memiliki program pengembangan masyarakat dan sosial dan juga dalam membangun lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja, yang berarti CSR di grup Astra memiliki pedoman pada teori CSR yang telah dikemukakan , yaitu CSR strategis, yang memiliki manfaat yang tinggi bagi masyarakat, CSR Strategis mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan rantai nilai dari proses bisnis yang dilakukan, memiliki dampak sosial dan lingkungan yang positif dan berkelanjutan (Aswad Ishak, 2011, hal 92). Dua kategori ini bisa dijadikan suatu program yang berkelanjutan, karena 2 hal ini adalah kategori sasaran bagi grup Astra dalam melakukan CSR perusahaan. Ringkasan beberapa program CSR yang dilakukan oleh Perseroan di tahun 2011 adalah sebagai berikut: Go Green With Astra, yaitu kegiatan dengan agenda penanaman pohon, kampanye “ Stop Nyampah di Kali”, menyediakan tong-tong sampah, bersih-bersih sungai, dan bantaran sungai di sekitar sungai Ciliwung yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2011. Kampanye Lingkungan Kerja yang Sehat dan Aman, yaitu kampanye yang diberikan kepada seluruh karyawan di lingkungan kerja melalui program Green Branch Competition yang dilaksanakan pada tanggal 11, 14 dan 18 November 2011. Pemberian Hewan Kurban, yaitu kegiatan menyediakan hewan kurban kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kantor pusat dan cabang yang dilaksanakan pada tanggal 6 November 2011. Donor Darah, yaitu kegiatan donor darah yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia dimana karyawan dan pelanggan turut berpartisipasi yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli dan 21 November 2011. Pemberian Beasiswa Pendidikan Panti Asuhan, yaitu kegiatan memberikan bantuan beasiswa pendidikan selama 1 tahun untuk pelajar berprestasi setingkat SD, SLTP dan SLTA yang berasal dari keluarga yang kurang mampu di wilayah sekitar kantor cabang yang dilaksanakan pada bulan Desember 2011. Renovasi Sekolah, yaitu kegiatan merenovasi sekolah yang fasilitas pendidikannya sudah tidak memadai/rusak dan bersinergi dengan grup Astra, khususnya FIF, yang dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2011. Donasi Pembuatan Rumah Singgah Penderita Kanker, yaitu kegiatan menyediakan rumah singgah bagi para penderita kanker selama masa perawatannya di Jakarta yang pembangunannya dikelola oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia dan dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2011. Dari ringkasan beberapa program CSR (corporate social responsibility) ACC diatas, terkait dengan melakukan kegiatan penanaman pohon yang dilakukan oleh ACC di Mega Mendung, untuk daerah DKI Jakarta sebanyak 3000 pohon pada tahun 2012, dengan melakukan penanaman pohon produktif yang bekerja sama dengan kelompok tani di Mega Mendung. Yang perawatannya di lakukan oleh kelompok tani, dengan laporan dari mereka setiap bulannya ke ACC. Penanaman tersebut pada laporan yang diberikan oleh ACC kepada peneliti, jumlah pohon yang mati adalah sebanyak 188 pohon, dan yang hidup adalah sebanyak 2812 pohon, angka tersebut termasuk baik, karena tidak terlalu banyak pohon yang mati, dan keterangan yang diberikan adalah : ”Pohon Yang mati akan di sulam saat hulan september dengan jenis yang sama.” Yang berarti kegiatan ini telah terkonsep dengan baik, dengan hubungan dan kejelasan yang baik antara ACC dengan kelompok tani. Maka dengan komunikasi yang baik dan hubungan yang baik, CSR di ACC terhadap lingkungan ini tidak akan berjalan sia-sia. Sejalan dengan kegiatan tersebut, maka ACC masih memiliki program berkelanjutan dalam melakukan penanaman pohon, seperti yang ada dalam laporan kegiatan CSR ACC di nomor 1, yaitu Go Green With Astra, Dan selain itu juga adanya kegiatan CSR di ACC yang lain, seperti kampanye “ Stop Nyampah di Kali”, menyediakan tong-tong sampah, bersih-bersih sungai, dan bantaran sungai di sekitar sungai Ciliwung yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2011, sudah menjadi agenda yang dibuat oleh ACC dalam melakukan CSR mereka untuk lingkungan. Dan nomor 2 yaitu Kampanye Lingkungan Kerja yang Sehat dan Aman yang memiliki tujuan untuk mengajak karyawan untuk memelihara lingkungan kerja yang bersih dan nyaman. Hal ini menjadi sebuah strategi ACC dalam membentuk citra positif perusahaan, terkait dengan konsentrasi ACC dalam melakukan CSR di bidang sosial dan lingkungan, bisa disimpulkan, ACC sejalan dengan teori di dalam buku yang ditulis Irianta tahun 2004, Dalam Green Paper komisi masyarakat Eropa 2001 menyatakan bahwa defini CSR adalah konsep perusahaan yang dikonsepkan untuk tanggung jawab perusahaan. Dan ada 2 hal yang terkait dengan pertimbangan CSR, yaitu pertimbangan sosial dan juga lingkungan hidup serta interaksi sukarela. (Kadar Nurjaman, 2012, hal. 127). SIMPULAN DAN SARAN Pada bab 5 ini adalah akhir dari bab penelitian, yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kesimpulan yang disimpulkan oleh peneliti adalah hasil dari kajian dan temuan di lapangan, yang telah dikaitkan dari setiap data yang di kumpulkan oleh peneliti dan dilakukan analisis dari setiap data tersebut. Maka kesimpulan yang didapatkan oleh peneliti adalah. CSR ACC dalam membentuk citra positif perusahaan, yang memang telah menjadi agenda resmi dari banyak perusahaan, diantaranya adalah kegiatan yang telah menjadi laporan dari annual report perusahaan, yaitu dengan Go Green With Astra,Kampanye Lingkungan Kerja yang Sehat dan Aman, Pemberian Hewan Kurban, Donor Darah, Pemberian Beasiswa Pendidikan Panti, Renovasi Sekolah, Donasi Pembuatan Rumah Singgah Penderita Kanker. Menurut pernyataan dari narasumber, dalam melakukan penghijauan, memang menjadi salah satu strategi ACC dalam mempertahankan citra perusahaan, namun bukan menjadi fokus utama dari perusahaan ACC. Pengaruh dari penghijauan ACC, terutama dalam melakukan penanaman 3000 pohon yang dilakukan tahun 2012, menjadikan ACC memiliki kesan bahwa ACC adalah perusahaan yang bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan, dari efek negatif yang ditimbulkan dari perusahaan. perhatian dari ACC dalam menjalankan CSR mereka terkandung dalam annual report perusahaan, yang memiliki 2 kategori, yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) Perseroan berpedoman pada CSR grup Astra yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yakni: Astra Friendly Company (AFC) yang memiliki program pengembangan masyarakat dan sosial. Astra Green Company (AGC), yang berperan ikut membangun lingkungan hidup serta juga mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja (LK3) di lingkungan masing-masing perusahaan. di dalam kategori yang pertama, yaitu Astra Friendly Company dengan program pengemban masyarakat dan sosial, seperti yang telah dibahas dalam kesimpulan bab 4, program ini terfokus pada pendidikan, dan sosial. Program pendidikan ini diantaranya adalah dengan melakukan pemberian beasiswa bagi pelajar berprestasi yang kurang beruntung dari segi ekonomi, dan berhak mendapatkan beasiswa selama 1 tahun terlepas dari biaya pendidikan mereka, dan juga dengan melakukan renovasi pada sekolah-sekolah yang kurang layak dari segi bangunan sekolah mereka di sekitar kantor cabang ACC. Dari ruang lingkup sosialnya, ACC melakukan CSR diantaranya adalah dengan melakukan pemberian hewan kurban di kantor cabang ACC setiap adanya perayaan lebaran haji, atau maulid nabi, melakukan kegiatan donor darah bagi karyawan dan konsumen, mendirikan rumah singgah, bagi anak-anak pengidap kanker, dengan melakukan donasi dari para karyawan ACC. Astra Green Company (AGC), dengan melakukan penanaman pohon setiap tahunnya, seperti di tahun 2012 yaitu melakukan penanaman 3000 pohon di Mega Mendung, dan juga kota-kota lainnya. Selain itu juga mengajak karyawan dalam menjaga lingkungan kantor dan juga keselamatan kerja. Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa fokus dari ACC dalam melakukan CSR ada 2, yaitu Sosial dan Penghijauan Lingkungan. Dari penarikan kesimpulan diatas, ACC melakukan kegiatan CSR yang terfokus pada sosial dan penghijauan lingkungan, namun fokus tersebut, bukan menjadi sebuah strategi utama dalam membentuk citra. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan temuan bahwa CSR dalam perusahaan ACC belum memiliki sebuah rencana yang terstruktur, karena berada di bawah 2 naungan divisi, yaitu GA (General Affair) dan juga CorComm (Corporate Communication). CSR ACC sedang dalam tahap perancangan, CSR yang sedang dirancang oleh ACC memiliki nama konsep TRAIL, yaitu T: Tanam, R: Rawat, A: Asuh IL: ILmu, yang terfokus pada penghijauan, sosial, dan pendidikan. Saran Saran Akademis 1. Peneliti berharap, agar mahasiswa agar lebih mendalami lagi apa yang menjadi manfaat dan juga pengertian corporate social responsibility, (CSR), agar setelah mahasiswa lulus dari universitas, maka mahasiswa diharap dapat membantu perusahaan yang dinaungi, agar membentuk CSR di perusahaan menjadi lebih baik lagi dalam tanggung jawab sosial. 2. Mahasiswa dan semua yang bergerak di bidang akademis, bisa melakukan penelitian pada perusahaan yang bergerak di bidang serupa, dan menjadikan penelitian ini sebagai salah satu pedoman, sehingga menemukan temuan baru dan juga temuan yang general. Saran Praktis 1. Peneliti berharap kepada perusahaan ACC, agar lebih konsentrasi lagi dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan, agar CSR yang sedang dijalani, atau sedang dikonsepkan tidak menjadi sia-sia. Lebih memperhatikan efek dari kegiatan yang dilakukan, apakah kegiatan tersebut memiliki pengaruh besar atau tidak, dengan selalu mereview kembali kesuksesan program tersebut. 2. Kegiatan CSR tanpa publikasi yang baik, akan berakhir sia-sia dan berakibat pengeluar cost yang percuma, maka peneliti berpendapat agar memperbanyak publikasi ke masyarakat, agar program CSR dapat diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Bergabung dengan organisasi terkait yang menangani kegiatan sosial, dan pembentukan divisi CSR agar lebih terkontrol. Saran Umum 1. Peneliti mengharapkan agar masyarakat selalu mendukung kegiatan CSR di setiap perusahaan, karena dampak dari kegiatan tersebut tidak hanya untuk citra positif perusahaan, namun juga besar efeknya bagi masyarakat luas. 2. Adanya kesadaran dari masyarakat dan lapisan umum, akan dampak negatif dari setiap perusahaan, sehingga masyarakat lebih dapat mentolerir setiap efeknya setelah melihat dan memahami hasil penelitian ini. REFERENSI BUKU ARDIANTO, E. (2011). HANDBOOK OF PUBLIC RELATIONS. Bandung: Remaja Rosdakarya Bandung. Aswad Ishak, D. D. (2011). Public Relations And Corporate Social Responsobility. ASPIKOM. Basuki, S. (2010). METODE PENELITIAN. Jakarta: Penaku. Effendy, O. U. (2009). Human Relations Dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju. Kadar Nurjaman, K. U. (2012). Komunikasi Dan Public Relations. Bandung: CV PUSTAKA SETIA. Morissan, M. (2010). Manajemen Public Relations, Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Preneda Media Group. Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA. Olii, H. (2007). Opini Publik. Jakarta: PT. Indeks. Oliver, S. (2006). PUBLIC RELATIONS STRATEGI. London: Erlangga. Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam Dan Aplikasi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta Bandung. JURNAL Alwi, R. V. (2008). Online Corporate Brand Image , Satisfaction and Loyalty. PALGRAVE MACMILLAN 1350-23IX BRAND MANAGEMENT VOL. 16, NO. 3, 119–144 DECEMBER 2008 , 119-144. Andriyani, A. H. (2008). Penilaian Konsumen Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis No.1 Vol 13, April 2008 , 80-92. Brettel, S. A. (2010). Understanding the influence of corporate social responsibility on corporate identity, image, and firm performance. Management Decision Vol. 48 No. 10, 2010 . Datuela, A. (2013). STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. TELKOMSEL BRANCH MANADO DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN. Journal “ACTA DIURNA” Vol. II No. I Th. 2013 , 1-15. Weiwei, T. (2007). Impact Of Corporarate Image And Corporate Reputation On Customer. Management Science and Engineering Vol. 1 No.2 December 2007 , 58-62. RIWAYAT PENULIS Yohanes Ladita Patriyoso lahir di kota Jakarta pada tanggal 26 april 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara Jurusan Marketing Communication peminatan Public Relations pada tahun 2013.