unduh…. - JDIH BPK

advertisement
Page 1
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 124 /KMK. 03 /1998
T E N TA N G
TATACARA PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)DI BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor22 Tahun 1997 tentang
Jenis dan Penyetoran PNBP, dipandang perlu mengaturtatacara Penggunaan Penerimaan
Negara Bukan Pajak di bidang pelayanan kesehatandengan Keputusan Menteri Keuangan;
Mengingat : 1. Indische Comptabiliteits Wet (Staatsblad 1925 Nomor 448) sebagaimanatelah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968
(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2860);
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
(Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Jenis dan
PenyetoranPenerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara RI Tahun 1997
Nomor 57 danTambahan:Lembaran Negara RI Nomor 3694);
4. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Keppres Nomor
8 Tahun 1997;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANGTATACARA PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
(PNBP) DI BIDANG PELAYANANKESEHATAN
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Penerimaan Pelayanan Kesehatan adalah penerimaan yang diperolehInstansi
Pemerintah dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada RumahSakit, Balai
Kesehatan, dan Balai Pengobatan sebagairnana dimaksud dalamPeraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PeneriinaanNegara Bukan Pajak;
2. Instansi Pemerintah adalah Departemen dan Lembaga Non Departemen;
3. Instansi adalah Rumah Sakit, Balai Kesehatan, dan BalaiPengobatan Instansi
Pemerintah yang dapat menggunakan sebagian PNBP yangbersumber dari Pelayanan
Kesehatan;
4. Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S) adalah dokumen yangmemuat kegiatankegiatan yang dibiayai dari penerimaan pelayanan kesehatanInstansi bersangkutan;
5. Kegiatan pelayanan kesehatan adalah segala penyelenggaraanpelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh Instansi.
6. Menteri adalah Menteri Keuangan.
Pasal 2
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1998/124~KMK.03~1998Kep.htm
13/05/2008 10:45:11
Page 2
Seluruh Penerimaan Pelayanan Kesehatan wajib disetor langsung secepatnyake Kas Negara.
Pasal 3
(1) Instansi yang mempunyai Penerimaan Pelayanan Kesehatandapat menggunakan
sebagian Penerimaan Pelayanan Kesehatan dimaksud untukmembiayai kegiatan
pelayanan kesehatan pada Instansi yang bersangkutan.
(2) Dana Penerimaan Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) dapat
digunakan untuk membiayai :
a. Kegiatan operasional;
b. Kegiatan peningkatan sumber daya manusia padaInstansi yang bersangkutan; dan
c. Kegiatan investasi dan atau pemeliharaan.
Pasal 4
(1) DIKS memuat target PNBP dan rincian pengeluaran berdasarkanpembahasan antara
Departemen/Lembaga bersangkutan dengan Departemen Keuangan.
(2) Untuk keperluan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) Pimpinan Instansi
mengajukan Daftar Usulan Kegiatan Suplemen (DUKS)dan rincian perhitungan melalui
Sekretaris Jenderal Departemen/Lembagakepada Menteri Keuangan cq Direktur
Jenderal Anggaran dan Direktur JenderalLembaga Keuangan.
(3) DIKS yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan cq. DirekturJenderal Anggaran
berlaku sebagai Surat Keputusan Otorisasi (SKO), danselanjutnya disampaikan kepada :
a. Badan Pemeriksa Keuangan;
b. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunap (BPKP);
c. Departsmen/Lembaga Non Departemen bersangkutan;
d. Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan;
e. Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN);
f. Instansi Pemerintah bersangkutan;
g . Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran (PPDIA);
h. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran;
i. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara setempat atau yang ditunjuk.
(4) Masa berlakunya DIKS adalah mulai 1 April s/d 31 Marettahun berikutnya.
Pasal 5
(1) Setiap awal tahun anggaran Pimpinan Instansi Pemerintahmenetapkan Bendaharawan
Penerima PNBP dan atasan langsung BendaharawanPenerima PNBP serta
Bendaharawan Pengguna PNBP dan atasan langsung BendaharawanPengguna PNBP
yang bertanggungjawab untuk menatausahakan penggunaan PNBP.
(2) Bendaharawan Pengguna PNBP sebagaimana dimaksud pada ayat(1) tidak
diperkenankan dirangkap oleh Bendaharawan Penerima PNBP.
(3) Bendaharawan Pengguna PNBP menyampaikan laporan pertanggungjawabansesuai
ketentuan yang berlaku.
Pasal 6
DIKS dibebankan pada Bagian anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BagianAnggaran 16)
, sedangkan pengguna dana adalah Instansi Pemerintah.
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1998/124~KMK.03~1998Kep.htm
13/05/2008 10:45:11
Page 3
Pasal 7
(1) Berdasarkan DIKS Bendaharawan Pengguna mengajukan permintaanpembayaran uang
muka sebesar 20 % dari pagu DIKS dengan jumlah setinggi-tingginyasebesar Rp. 500
Juta dengan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Dana UangYang Harus
Dipertanggungjawabkan, untuk selanjutnya disebut UYHD (SPP-DU)
(2) Untuk keperluan pembayaran yang melebihi uang muka sebagaimanadimaksud pada
ayat (1) Bendaharawan Pengguna dapat mengajukan SPP TambahanUYHD (SPP-TU).
(3) Besarnya SPP-DU dan SPP-TU sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) dapat
mencapai paling tinggi sebesar jumlah PenerimaanPelayanan . Kesehatan yang telah
disetor.
(4) Penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dilakukan sesuai
dengan rincian yang telah ditetapkan dalam DIKSserta berpedoman pada ketentuan
pelaksanaan APBN.
(5) Sebagai pertanggungjawaban penggunaan dan pencairan danaberikutnya,
Bendaharawan Pengguna menyampaikan SPP Pengganti UYHD (SPP-GU)ke Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) dengan melampirkan SuratPernyataan
Tanggungjawab Belanja (SPTB) tanpa disertai bukti-bukti kuitansipengeluaran.
(6) Untuk pembayaran langsung kepada yang berhak atas pelaksanaanpekerjaan pengadaan
barang/jasa termasuk pengadaan barang dan bahan untukpekerjaan yang dilaksanakan
sendiri yang nilainya diatas Rp. 50.000.000,--(lima puluh juta rupiah), Bendaharawan
Pengguna mengajukan SPP Langsung(SPP-LS) ke KPKN sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
(7) Pembayaran SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS dilaksanakan denganmemperhitungkan
jumlah penerimaan pelayanan;kesehatan yang telah disetorke rekening Kas Negara dan
jumlah pencairan sebelumnya,
(8) Sisa UYHD yang tidak digunakan sampai akhir tahun anggaranwajib disetor
seluruhnya ke rekening Kas Negara.
(9) Sisa lebih antara jumlah penerimaan yang telah disetorke rekening Kas Negara dengan
pagu DIKS yang telah dicairkan dan telahdigunakan diperlakukan sebagai setoran pada
tahun anggaran berikutnya.
(10) Kegiatan yang belum dilaksanakan/diselesaikan dalam tahunanggaran yang
bersangkutan dapat dicantumkan pada DIKS tahun anggaran berikutnyamelalui revisi.
Pasal 8
(1) Perubahan atau pergeseran biaya dari belanja pegawai kebelanja non pegawai tidak
diperkenankan.
(2) Perubahan/pergeseran biaya antara Mata Anggaran Pengeluaran(MAK) dalam satu jenis
belanja DIKS diputuskan oleh Atasan Langsung/PimpinanInstansi Pemerintah
bersangkutan.
(3) Perubahan/pergeseran biaya dalam satu DIKS diputuskan olehKepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Anggaran apabila menyangkut :
a. Pergeseran MAK antar jenis belanja.
b. Yang akan berakibat mengubah catatan pada halaman II DIKS,
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1998/124~KMK.03~1998Kep.htm
13/05/2008 10:45:11
Page 4
c. Perubahan/pergeseran dari belanja barang dan/atau belanja
pegawai dan/atau belanja perjalanan.
pemeliharaanke belanja
d. Perubahan karena kesalahan teknis adrninistrasi baik angka maupun huruf.
(4) Hasil perubahan/pergeseran sebagainiana dimaksud pada ayat(2) dan ayat (3)
disampaikan kepada :
a. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran danDirektur Jenderal Lembaga
Keuangan.
b. Kepala Biro Keuangan Departemen/Lembaga yang bersangkutan ;
c. Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN);
d. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran (PPDIA) ;
e. Kepala kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran (Untuk pe rubahan/
pergeseranbiaya yang diputuskan oleh atasan langsung Bendaharawan).
f. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara setempat.
(5) Perubahan/pergeseran dalam DIKS diajukan oleh InstansiPemerintah bersangkutan
melalui Sekretaris Jenderal .Departemen/LembagaNon Departemen kepada Menteri c.q.
Direktur Jenderal Anggaran dan DirekturJenderal Lembaga Keuangan untuk
mendapatkan penilaian dan keputusan apabilamenyangkut :
a. Perubahan yang berakibat mengubah catatan keteranganyang menyangkut
pengeluaran yang bersifat inventasipada halarnan II DIKS.
b.Penambahan pagu DIKS.
Pasal 9
(1) Pimpinan Instansi Pernerintah bertanggungjawab atas penatausahaanpenggunaan dana
di pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Instansi Pernerintahyang bersangkutan.
(2) Bukti-bukti pengeluaran yang sah atas penggunaari PenerimaanNegara Bukan Pajak di
bidang pelayanan kesehatan wajib disimpan Instansisesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dalam hal bukti-bukti pengeluaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dibutuhkan
oleh pejabat yang berwenang dalam rangka pencocokandata, pengawasan dan
pemeriksaan, Instansi harus dapat memberikan bukti-buktiyang diperlukan.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan keputusan ini diatur bersama-samaatau secara sendirisendiri oleh Direktur Jenderal Anggaran dan DirekturJenderal Lembaga Keuangan.
Pasal 11
Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal 1 April 1998.
Salinan keputusan ini disampaikan kepada Yth :
I. Para Menteri/Ketua Lembaga Non Departemen;
2. Para Inspektur Jenderal Departemen/Lembaga Non Departernen;
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1998/124~KMK.03~1998Kep.htm
13/05/2008 10:45:11
Page 5
3. Direktur Jenderal Anggaran;
4. Direktur Jenderal Lembaga Keuangan;
5. Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN);
6. Para Direktur pada Direktorat Jenderal Anggaran;
7. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran;
8. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran;
9. Para Kepala Kantor Tata Usaha Anggaran;
10.Para Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2 Februari 1998
Menteri Keuangan
Mar'ie Muhammad,
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1998/124~KMK.03~1998Kep.htm
13/05/2008 10:45:11
Download