Mekanisme penghambat HIV diidentifikasi

advertisement
Mekanisme penghambat HIV diidentifikasi
Oleh: ScienceDaily, 1 Juli 2011
Para peneliti di Case Western Reserve University School of Medicine telah menemukan faktor selular
yang telah dicari sejak lama yang bekerja untuk menghambat infeksi HIV pada sel myeloid, suatu subset
sel darah putih yang menampilkan antigen dan karenanya penting bagi tanggapan kekebalan tubuh untuk
melawan virus dan patogen lainnya.
Faktor yang disebut SAMHD1 ini merupakan bagian dari mesin penginderaan asam nukleat di dalam
sistem kekebalan tubuh. Faktor ini menghambat sel dari mengaktivasi tanggapan kekebalan kepada asam
nukleat dari sel itu sendiri, sehingga mencegah beberapa bentuk tertentu dari autoimunitas untuk
berkembang.
Para peneliti telah menemukan bahwa faktor SAMHD1 juga dapat merasakan dan mengganggu infeksi
sel myeloid, seperti makrofag dan sel dendritik, dengan HIV-1 dan virus imunodefisiensi yang terkait.
Dengan demikian, SAMHD1 mencegah sintesis salinan virus dalam sel-sel ini, menurut penelitian yang
dipimpin oleh Jacek Skowronski, PhD, seorang profesor di Departemen Biologi Molekuler dan
Mikrobiologi dan anggota dari Pusat Penelitian AIDS di Case Western Reserve University School of
Medicine.
Temuan muncul dalam sebuah naskah yang diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 30 Juni 2011 yang
menampilkan Dr. Skowronski sebagai penulis senior makalah tersebut. Penelitian dilakukan oleh
laboratorium di Case Western Reserve dalam kerja sama dengan kelompok penelitian yang dipimpin
oleh Michael P. Washburn, PhD, di Stowers Institute for Medical Research di Kansas.
Di dalam edisi jurnal ini, Nature juga membawa sebuah laporan independen oleh kelompok dari Prancis
yang diketuai oleh Monsef Benkirane, PhD, yang mengidentifikasi SAMHD1 sebagai faktor yang
membatasi pertumbuhan HIV dalam sel myeloid. Penelitian ini memperluas pemahaman tentang
bagaimana sistem kekebalan tubuh dari orang yang terinfeksi untuk menangani HIV dan bagaimana HIV
menghindari tanggapan sistem kekebalan tubuh.
“Identifikasi SAMHD1 dan fungsinya dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa individu yang
terinfeksi dapat mengontrol infeksi HIV yang lebih baik daripada yang lain,” kata Dr. Skowronski. “Pada
akhirnya, itu juga bisa memberikan dasar untuk menyediakan terapi baru dan pendekatan pengobatan
untuk menghambat infeksi HIV dan/atau replikasinya pada orang yang terinfeksi, dan untuk merangsang
tanggapan kekebalan tubuh terhadap HIV.”
Sebelum penelitian ini, fungsi normal dari SAMHD1 dianggap untuk mencegah aktivasi yang tidak tepat
dari sebuah kelas dari tanggapan anti virus yang dimediasi oleh produksi faktor anti virus yang disebut
dengan interferon, dengan tidak adanya infeksi virus. Mutasi dari SAMHD1 dan dua gen selular lainnya
yang memberi sandi kepada asam nukleat, TREX1 dan RNAse H2, menyebabkan sebuah kondisi yang
disebut sindrom Acairdi-Goutieres (AGS). Kondisi ini meniru infeksi virus kongenital karena adanya
induksi yang tidak beralasan dari interferon kekebalan tubuh ketika tidak adanya virus. SAMHD1 dan
protein penyebab AGS lainnya bekerja untuk membuang puing-puing asam nukleat, sehingga mencegah
aktivasi yang tidak tepat dari sistem interferon.
Dalam pekerjaan yang diuraikan dalam jurnal Nature, para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Skowronski
menemukan bahwa di samping untuk mencegah tanggapan autoimun yang tidak pantas seperti yang
terlihat pada AGS, SAMHD1 memiliki kemampuan menghambat infeksi sel myeloid oleh HIV yang
secara efektif mengganggu produksi asam nukleat virus. Melalui tindakan ini, SAMHD1 dapat mencegah
aktivasi yang efisien dari tanggapan kekebalan terhadap HIV-1 dari orang yang terinfeksi, Dr.
Skowronski menjelaskan.
Penelitian juga menunjukkan HIV-2 dan simian immunodeficiency virus (SIVsm/mac) mampu
mengatasi mekanisme perlindungan dalam sel myeloid dengan menggunakan protein Vpx yang dikode,
untuk membuang SAMHD1, sehingga memungkinkan infeksi oleh virus ini. Menariknya, virus yang
memiliki Vpx, seperti HIV-2, memiliki sifat patogen yang jauh lebih sedikit dibandingkan HIV-1. Hal ini
mungkin karena dengan kemampuan untuk mengembangkan infeksi di sel myeloid, mereka
memprovokasi tanggapan kekebalan lebih kuat yang dilakukan HIV-1, karena HIV-1 tidak dapat
Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Mekanisme penghambat HIV diidentifikasi
menginfeksi sel ini secara efisien, Dr. Skowronski mengatakan.
Akibatnya, “Orang mungkin mengharapkan bahwa manipulasi fungsi SAMHD1 dalam konteks infeksi
HIV-1 dapat menyebabkan tanggapan kekebalan yang lebih kuat untuk virus ini” menurut Dr.
Skowronski.
Ke depan, para peneliti akan fokus pada pemahaman yang lebih baik dari SAMHD1 dengan
menggunakan jalur molekuler untuk menghambat infeksi HIV-1. Mereka juga akan berusaha untuk
belajar lebih banyak tentang bentuk SAMHD1 dalam perkembangan AIDS pada orang yang terinfeksi
HIV, Dr. Skowronski mengatakan.
Ringkasan: HIV-Inhibiting Mechanism Identified
Sumber: Kasia Hrecka, Caili Hao, Magda Gierszewska, Selene K. Swanson, Malgorzata Kesik-Brodacka, Smita Srivastava, Laurence Florens,
Michael P. Washburn, Jacek Skowronski. Vpx relieves inhibition of HIV-1 infection of macrophages mediated by the SAMHD1 protein. Nature,
2011; 474 (7353): 658 DOI: 10.1038/nature10195
–2–
Download