BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Strategi
Menurut Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah (1999, p8), kata
”strategi” berasal dari bahasa Yunani kuno , yaitu ”strategos” yang berarti
”kepala komandan militer”. Kata ”strategos” sendiri merupakan gabungan dari
dua kata, yakni ”stratos” yang berarti ”militer/tentara(army)” dan ”ago” yang
berarti ”untuk memimpin”. Oleh karena itu, strategi dalam konteks awalnya ini
diartikan sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat
rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.
Menurut Webster’s New World Dictionary, dituliskan bahwa strategi
adalah ilmu yang merencanakan dan mengarahkan operasi militer yang berskala
besar, menggerakkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki sehingga memiliki
keuntungan di banding pihak lain/musuh. Sedangkan menurut Carl Von
Cleusewitz, strategi adalah tindakan atau aksi yang dilakukan untuk keperluan
perang.
Selama lebih dari dua abad, pengertian strategi terus berfokus pada hal-hal
yang berhubungan dengan militer. Namun, sejak revolusi industri ke dua (tahun
1980an) kata strategi mulai diadaptasikan ke dalam konteks bisnis, dan digunakan
secara penuh mulai dari abad ke 20.
6
Dalam banyak hal, strategi bisnis memiliki persamaan dengan strategi
perang. Hal ini dikarenakan akar dari strategi bisnis adalah strategi militer yang
banyak dipelajari selama berabad-abad untuk kepentingan bisnis. Adapun
persamaan yang sangat nyata dari strategi bisnis dengan strategi militer adalah
kedua strategi tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan
daya saing (competitive advantage).
Perbedaan dari strategi bisnis dan strategi militer berada pada landasan
untuk membentuk, melaksanakan, dan mengevalusi strategi tersebut. Adapun
landasan yang mendasari strategi bisnis adalah karena adanya kompetisi,
sedangkan untuk strategi militer didasari oleh adanya konflik. Meski demikian,
keduanya adalah hal yang sama sehingga banyak manajemen strategi yang
diterapkan pada kedua strategi tersebut.
Menurut R. Andrew dalam bukunya yang berjudul ” The Concept of
Corporate Strategy” (Richard D. Irwin, 1971), strategi adalah persamaan antara
apa yang dapat perusahaan lakukan berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh perusahaan (internal factor) dan apa yang akan dilakukannya
berdasarkan peluang yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi perusahaan
(eksternal factor).
Menurut Pearce/Robinson (2000, p4), manajemen strategi adalah suatu
kumpulan keputusan dan aksi yang dihasilkan dari formulasi dan penerapan
rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan dari organisasi. Manajemen
strategi melibatkan kegiatan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan
7
kontrol dari strategi suatu perusahaan yang berhubungan dengan keputusan dan
aksi. Suatu strategi menggambarkan kesadaran dari perusahaan tentang
bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan harus bersaing, serta dengan siapa
perusahaan harus bersaing, dan untuk tujuan apa perusahaan bersaing. Pendapat
Pearce/Robinson didukung juga oleh pendapat dari Fred R. David. Hal ini dapat
terlihat dari pendapat Fred R. David (2006, p5) bahwa manajemen strategi adalah
seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplemantasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya.
Menurut Jain (2000, p10), strategi bagi perusahaan memberikan arah
dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku pesaing dan evolusi pasar untuk
kepentingan perusahaan. Strategi berusaha mempengaruhi dan mengubah
lingkungan yang bersaing. Maka, strategi mencakup sebuah deskripsi dari sebuah
ekuilibrium kompetisi yang baru yang ingin perusahaan ciptakan, sebab dan
akibat yang akan ditimbulkan termasuk logika yang mendukung dan menjelaskan
tindakan-tindakan yang diambil strategi tersebut.
Menurut Thompson dan Strickland (2003, p3), tugas untuk membuat,
menerapkan, dan menjalankan strategi perusahaan adalah jantung dan jiwa dari
pengaturan suatu perusahaan bisnis. Strategi perusahaan adalah suatu perencanaan
yang digunakan oleh pihak manajemen untuk memperoleh market position (posisi
pasar) yang lebih baik, memimpin kegiatan operasional perusahaan, menarik dan
8
memberikan kepuasan bagi pelanggan, kesuksesan dalam persaingan, dan
pencapaian tujuan dari organisasi.
2.2
Pengertian Pasar
Syarat adanya pasar, adalah harus terdapat orang-orang dengan kebutuhan
dan keinginan tertentu dan ada satu atau lebih produk yang dapat memuaskan
kebutuhan ini. Selain itu, para pembeli juga mau dan mampu membeli produk
yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Cravens 2006, p80). Adapun
pasar dapat diklasifikasi menjadi bisnis dan konsumen.
2.2.1 Pasar Bisnis
Pasar bisnis adalah semua organisasi yang membeli barang dan jasa untuk
digunakan memproduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau
dipasok ke perusahaan lain (Kotler & Armstrong 2004, p245). Karakteristik pasar
bisnis yaitu: jumlah pembeli kecil, volume pembelian besar, hubungan dekat,
terkonsentrasi secara geografis, permintaan turunan, permintaan inelastis,
permintaan fluktuatif.
2.2.2 Pasar Konsumen
Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau mendapatkan barang dan jasa untuk konsumsi pribadi (Kotler & Armstrong
2004, p199). Karakteristik pasar konsumen yaitu: jumlah pembeli besar, volume
pembelian kecil, hubungan jauh, tersebar secara geografis, permintaan tidak
inelastis, personal purchase (pembelian pribadi).
9
2.3 Strategi Bisnis
Strategi
bisnis
perusahaan
berkaitan
dengan
persoalan-persoalan
bagaimana harus bersaing dalam pasar khusus dalam satu unit usaha tertentu yang
dimiliki oleh perusahaan (Cravens 2006, p31). Strategi bisnis dapat mencakup
ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture (David 2006, p17).
2.3.1 Strategi Pemasaran
Menurut Cravens (2006, p31) tentang strategi pemasaran:
Strategi pemasaran terdiri dari analisis, strategi pengembangan, dan pelaksanaan
kegiatan dalam membangun visi mengenai pasar yang menarik bagi organisasi,
memilih strategi pasar sasaran, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan,
pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi
pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pada setiap pasar
sasaran. Menurut Kotler (2005, p46), strategi pemasaran modern dapat
digambarkan sebagai pemasaran STP - segmenting, targeting, dan positioning.
SEGMENTING
1. Mengidentifikasi
variabel segmentasi
dan segmentasi
pasar.
2. Mengembangkan
bentuk segmen
yang menghasilkan.
TARGETING
1. Mengevaluasi daya tarik
masing-masing segmen.
2. Memilih segmen-segmen
sasaran.
POSITIONINIG
1. Mengidentifikasikan konsep
penetapan posisi yang
memungkinkan bagi masingmasing sasaran.
2. Memilih, mengembangkan,
dan mengkomunikasikan konsep
penetapan posisi yang dipilih.
Gambar 2.1 Langkah-langkah Dalam Proses STP (Kotler, 2005, p. 46)
10
2.4
Analisis Five Forces
Analisis Porter : The Five Forces of Competition Analysis digunakan
untuk menganalisis daya tarik dari suatu industri. Adapun pengertian Industri itu
sendiri adalah sekumpulan perusahaan yang memproduksi atau menghasilkan
suatu
barang.
Umumnya,
masing-masing
perusahaan
tersebut
dapat
mempengaruhi satu sama lain dalam hal persaingan. Termasuk di dalamnya
strategi persaingan yang rumit, dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut
berusaha mendapatkan hasil yang memadai.
Gambar 2.2 Analisa Five Forces
11
Saat mempelajari suatu persaingan, perusahaan harus konsentrasi untuk
dapat bersaing secara langsung. Namun demikian, perusahaan harus mencari dan
mengidentifikasi pola potensial para pesaingnya dengan melakukan hal yang
sama untuk customer potential mereka. Model lima kekuatan tersebut mengenali
bahwa supplier dapat menjadi kompetitor.
Dalam dunia industri, faktor persaingan merupakan salah satu elemen
yang penting di dalam melakukan proses bisnis yang simultan dan berkelanjutan.
Ketatnya persaingan akan menekan perusahaan untuk mampu melakukan
terobosan-terobosan baik dari sisi product resourcing, supply resources,
operational cost, dan lainnya sehingga memberikan nilai tambah (value added)
untuk mengalahkan pesaingnya. Analisis kompetitor Michael Porter meliputi :
1. Ancaman masuknya pendatang baru (Potential New Entrants)
Pendatang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada.
Hal ini disebabkan karena pendatang baru seringkali membawa kapasitas
baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta seringkali pula memiliki
sumber daya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya
meningkat sehingga mengurangi laba yang dapat dihasilkan oleh organisasi.
Selain itu, adanya pendatang baru dapat memaksa perusahaan yang sudah ada
untuk lebih efektif dan efisien serta belajar untuk bersaing dalam dimensi
baru. Secara sederhana, kemungkinan perusahaan akan memasuki suatu
industri adalah fungsi dari dua faktor, yaitu : hambatan memasuki industri dan
12
reaksi dari perusahaan yang sudah ada. Apabila hambatan-hambatan untuk
masuk adalah tinggi dan pendatang baru mendapatkan reaksi yang tajam dari
pemain lama dalam industri, sudah pasti pendatang baru tersebut tidak
menimbulkan suatu ancaman masuk yang serius.
2. Ancaman persaingan dari para pesaing yang sudah beroperasi pada industri
yang sama (Rivalry among Competing Sellers)
Persaingan di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti : persaingan
harga, perang iklan, pengenalan produk, dan peningkatan pelayanan atau
jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing
merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi.
Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya. Dengan
sedemikian, dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi
gerakan tersebut. Dalam arti, perusahaan-perusahaan tersebut saling
tergantung satu sama lain (mutually dependent). Intensitas persaingan antar
perusahaan merupakan fungsi dari beberapa faktor, seperti :
• Adanya beberapa pesaing yang seimbang,
• Pertumbuhan industri yang lambat,
• Kurangnya diferensiasi atau switching cost,
• Pertambahan kapasitas yang tinggi,
13
• Pesaing yang berbeda-beda, dan
• Hambatan pengunduran diri yang tinggi.
3. Ancaman dari produk pengganti (Substitute Products)
Semua perusahaan dalam suatu industri dalam pengertian yang luas bersaing
dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang
pengganti dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman dari
produk pengganti ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya biaya
peralihan pemasok dan jika produk pengganti tersebut mempunyai harga yang
lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk
suatu industri.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (Buyers)
Para pembeli biasanya akan membeli barang dengan harga termurah yang
dapat diperolehnya. Untuk mengurangi biaya mereka, biasanya pembeli
meminta kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik serta yang lebih
penting harga yang lebih murah. Tindakan ini akan menyebabkan persaingan
yang kuat diantara perusahaan yang ada dalam suatu industri yang sama.
Biasanya kekuatan tawar-menawar pembeli meningkat jika :
•
Pembeli membeli dalam jumlah besar,
•
Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi,
•
Pembeli memperoleh laba yang rendah,
14
•
Produk industri adalah tidak terlalu penting untuk produk atau jasa
pembeli,
•
Pembeli mendapatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk
membuat produk industri.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat menekan perusahaan yang sudah ada dalam suatu industri
dengan cara menaikkan harga serta menurunkan kualitas barang yang
dijualnya. Jika perusahaan tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui
struktur harganya, maka kemampuan untuk menghasilkan laba pada
perusahaan tersebut dapat menurun karena tindakan pemasok tadi. Pemasok
memiliki kekuatan tawar-menawar jika :
2.5
•
Didominasi oleh sedikit perusahaan,
•
Produknya adalah unik,
•
Industri tersebut bukanlah pelanggan penting dari pemasok,
•
Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir.
Analisis
Threat)
SWOT
(Strength,
Weakness,
Opportunity,
Analisis SWOT mengidentifikasikan berbagai faktor untuk merumuskan
strategi perusahaan. SWOT mengidentifikasikan empat faktor dalam dua kategori,
yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) merupakan faktor internal
15
perusahaan, sedangkan peluang (opportunity) dan acaman (threat) adalah faktor
eksternal perusahaan.
Analisis SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan dengan
memaksimalkan kekuatan dan peluang untuk meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Keputusan strategi yang akan dijalankan harus dikaitkan juga dengan
visi dan tujuan perusahaan.
Gambar 2.3 Tabel Analisa SWOT
Yang dimaksud dengan kekuatan adalah suatu kemampuan atau kondisi
yang dapat dicapai perusahaan dengan baik atau perusahaan memiliki
16
karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat meningkatkan daya saingnya.
Kekuatan dapat berupa berbagai bentuk, seperti: kemampuan atau keahlianyang
penting dibandingan kompetitornya, aset fisik yang berharga, aset manusia yang
berharga, aset organisasional yang berharga, aset yang tidak berwujud,
pencapaian atau atribut yang dapat membuat perusahaan berada di posisi yang
menguntungkan, dan bentuk kerjasama yang dimiliki oleh perusahaan,
Kelemahan adalah suatu kemampuan atau kondisi yang tiak atau kurang
dapat dicapai perusahaan dengan baik, atau kondisi yang meletakkan perusahaan
di posisi yang tidak menguntungkan. Kelemahan internal dimiliki perusahaan
dapat berhubungan dengan kelemahan karena tidak memiliki keahlian,
kemampuan atau sumber daya manusia yang tdaik dapat bersaing.
Peluang untuk mendapatkan pasar adalah faktor yang penting untuk
membentuk strategi dari sebuah perusahaan. Tentu saja, para manajer harus
mampu mengidentifikasi terlebih dahulu peluang-peluang yang dimiliki
perusahaan dan mengukur pertumbuhannya dan potensi keuntungan yang akan
didapat untuk masing-masing peluang tersebut. Dalam mengidentifikasikan
peluang yang dimiliki perusahaan dan mengukur posisi atraktif perusahaan, para
manajer harus berhati-hati dalam melihat setiap peluang industri sebagai peluang
bagi perusahaannya. Tidak setiap perusahaan dalam suatu industru dilengkapi
dengan sumber-sumber daya untuk mencapai kesuksesan untuk setiap peluang
yang ada dalam industri tersebut. Peluang mendapatkan pasar sangat berhubungan
dengan perusahaan yang menawarkan jalan yang penting untukpertumbuhan
17
keuntungannya, perusahaan yang memiliki kemampuan untuk keunggulan yang
kompetitif, dan perusahaan yang memiliki kondisi finansial dan kesanggupan
sumber daya organisasi yang baik.
Beberapa faktor di luar perusahaan sering dapat menjadi suatu ancaman
bagi perusahaan yang mengancam keuntungan dan kemampuan kompetitinya.
Ancaman capat berasal daritimbulnya teknologi yang murah dan lebih baik, pihak
para kompetitor yang meluncurkan produk barunya dengan harga lebih rendah,
peraturan baru yang lebih membebani perusahaan daripada perusahaan
kompetitornya, terkena dampak dari kenaikan suku bunga, potensi untuk diambil
alih oleh kompetitor, pergolakan politik di luar negeri dimana terdapat fasilitas
perusahaan, dan sebagainya. Merupakan tugas dari manajer untuk dapat
mengidentifikasikan berbagai kemungkinan ancaman terhadap perusahan di masa
mendatang dan untuk dapat mengevaluasi strategi apa yang dapat diambil untuk
menetralkan atau mengurangi dampak dari ancaman yang mungkin terjadi
tersebut. Strategi yang sukses bertujuan untuk menangkap peluang bagi
perusahaan agar dapat tumbuh dengan baik dan menciptakan pertahanan untuk
melawan ancaman dari luar yang mengancam posisi kompetitifnya dan kinerjanya
di masa mendatang.
18
2.6
Analisis Keunggulan Strategi The Five Generic
A
Broad
CrossSection
of
Buyers
Overall Low-Cost
Provider Strategy
Broad
Differentiation
Strategy
Best-Cost Provider
Strategy
A
Narrow
Buyer
Segme
nt for
Market
Niche
Focused Low-Cost
Strategy
Lower Cost
Focused
Differentiation
Strategy
Differentiation
Type of Competitive
Advantage Being Pursued
Gambar 2.4 The Five Generic Competitive Strategies
Strategi kompetitif sebuah perusahaan merupakan pendekatan-pendekatan
bisnis dan inisiatif yang diambil oleh perusahaan untuk menarik perhatian
pelanggan dan memenuhi harapan pelanggan, untuk bertahan menghadapi
tekanan-tekanan yang ada dalam bersaing, dan untuk menguatkan posisi
perusahaan tersebut di pasar. Strategi kompetitif memiliki pengertian yang lebih
sempit dibandingkan dengan strategi bisnis. Strategi kompetitif berhubungan
dengan rencana dari manajemen dalam mencapai kesuksesan dalam bersaing dan
menyediakan nilai yang lebih tinggi untuk pelanggan. Strategi bisnis fokus tidak
19
hanya mencakup bagaimana agar dapat bersaing tetapi juga bagaimana
manajemen bermaksud untuk menangani semua isu strategi yang terjadi dalam
bisnis tersebut. Lima pendekatan yang digunakan dalam strategi kompetitif
adalah:
1. A low-cost provider strategy : strategi yang digunakan untuk menarik target
pasar yang luas dan secara menyeluruh dengan menyediakan harga yang murah
pada produk atau jasa yang ditawarkan.
2. A board differentation strategy : strategi dengan cara menyediakan produk
yang berbeda dari kompetitor dengan target pasar yang luas.
3. A best-cost provider strategy : strategi dengan cara memberi nilai lebih
kepada pelanggan dengan menggabungkan atribut produk yang baik sampai luar
biasa dengan biaya yang lebih rencah dari kompetitor, tujuannya adalah untuk
memiliki biaya yang murah dan harga yang mampu bersaing dengan produk
kompetitor pada sebuah produk yang sama.
4. A focused (or market niche) strategy based on lower cost : strategi yang
berkonsentrasi pada segmen target pasar tertentu dan tidak bersaing dengan
kompetitor lainnya dengan melayani pangsa pasar tertentu dengan biaya yang
lebih muarh dari kompetitornya.
5. A focused (or market niche) strategy based in differentiation : strategi yang
berkonsentrasi pada segmen pembeli yang sempit dan mengisi pangsa pasar
tertentu dengan menawarkan produk yang berbeda dari yang umumnya
20
ditawarkan kompetitor untuk memenuhi kebutuhan permintaan khusus dari
pangsa pasar yang tertentu tersebut.
2.6.1 Strategi Biaya Rendah (Low-Cost Strategy)
Berjuang untuk menjadi sebuah industri yang secara keseluruhan memiliki
biaya yang murah merupakan sebuah pendekatan saing yang kuat dalam sebuah
pasar yang memiliki banyak pembeli yang sensitif dengan harga. Tujuannya
adalah untuk menjalankan bisnis dengan cara biaya yang sangat efektif dan
membuka ketahanan dalam daya saing dengan para kompetitornya. Target dari
strategi biaya rendah adalah biaya rendah dibandingkan dengan para
kompetitornya, tidak secara mutlak memiliki biaya yang rendah untuk semua
kemungkinan yang ada; sebuah perusahaan dapat menerapkan biaya yang rendah
dibandingkan dengan para kompetitornya ketika perusahaan tersebut menjadi
sebuah industri yang dapat menyediakan biaya yang paling murah bukan hanya
dibandingkan pada satu atau beberapa pesaingnya saja yang dengan hanya ratarata biaya lebih rendah saja.
Dasar untuk menjadi pemimpin dalam biaya yang rendah untuk
keunggulan persaingan adalah memiliki biaya secara menyeluruh yang lebih
rendah dari para kompetitornya. Pemimpin dalam biaya yang rendah yang sukses
adalah mereka yang benar sekali dalam mencari jalan supaya biaya yang
dikeluarkan lebih kecil dalam menjalankan bisnis mereka.
21
Untuk mencapai keuntungan dalam biaya, kumulatif biaya value chain
sebuah perusahaan harus lebih rendah dari para kompetitornya. Ada dua cara
untuk mencapai ini:
1. Lakukan pekerjaan yang lebih baik dibandingkan kompetitornya dari aktivitas
value chain internal yang efisien dan mengatur faktor-faktor yang dapat
menurunkan biaya dari aktivitas value chain.
2. Merubah value chain dari perusahaan dengan memotong atau melewati
beberapa aktivitas biaya produksi. Membuat lebih ringkas sehingga biaya
yang dikeluarkan lebih murah.
2.6.2 Strategi Produk yang Berbeda (Differentiation Strategy)
Strategi dengan menyediakan produk yang beragam adalah pendekatan
bersaing yang menarik dimana kebutuhan dan kesukaan pembeli yang terlalu
beragam dapat dipenuhi dengan produk yang standar atau dengan kemampuan
yang sama. Untuk mencapai kesuksesan dalam strategi ini, sebuah perusahaan
harus mempelajari kebutuhan dari pembeli dan kebiasaannya, kemudian
mempelajarinya dengan sangat hati-hati apa yang sebenarnya benar-benar penting
bagi pembeli, apa yang pembeli pikir itu berharga, dan berapa yang mereka
mampu bayar untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut. Selanjutnya
perusahaan harus mampu menggabungkan semua atribut yang diinginkan pembeli
ke dalam suatu produk atau jasa yang akan ditawarkan yang dapat dilihat berbeda
22
dari produk kompetitornya. Semakin banyak produk berbeda yang ditawarkan
oleh perusahaan semakin terikat pelanggan dengan perusahaan tersebut dan
menghasilkan keunggulan bersaing yang lebih kuat.
Inti dari penawaran produk yang berbeda kepada pelanggan adalah untuk
menjadi unik dengan maksud menjadi berharga untuk pelanggan dan dapat
bertahan. Dengan produk yang berbeda memungkinkan perusahaan untuk:
1. Menentukan harga yang tinggi (premium price) untuk produk tersebut
2. Meningkatkan unit penjualan
3. Mendapatkan pelanggan yang setia kepada brand tersebut
Dasar dari pembedaan produk untuk keunggulan bersaing adalah produk
atau jasa yang ditawarkan memiliki atribut yang berbeda jauh dari yang
ditawarkan oleh produk kompetitor atau kemampuan untuk menyampaikan nilai
lebih kepada pelanggan yang tidak dapat dilakukan oleh kompetitornya. Ada
empat pendekatan dasar untuk melakukan hal ini:
1. Membuat produk perusahaan lebih ekonomis untuk pembeli untuk digunakan
dengan cara mengurangi biaya bahan mentah, misalnya dengan mengurangi
biaya penyimpanan dengan menggunakan sistem just-in-time.
2. Menggabungkan semua karakteristik yang dapat meningkatkan performasi
seorang pembeli dengan membeli produk tersebut.
3. Menggabungkan semua karakteristik yang dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan yang tidak dapat dinilai dengan uang atau dengan cara yang tidak
terlihat.
23
4. Menyampaikan nilai dari produk atau jasa tersebut melalui kemampuan daya
saing yang tidak dimiliki oleh kompetitor yang tidak dapat menyamainya.
2.6.3 Strategi Harga Terbaik (Best-Cost Strategy)
Strategi harga terbaik memiliki tujuan memberikan nilai tambah untuk
uang yang dikeluarkan oleh pembeli. Tujuannya adalah untuk menyampaikan
nilai lebih kepada pembeli dengan memuaskan harapan mereka yang didasarkan
pada kunci kualitas-jasa-karakteristik-penampilan dan memenuhi harapan mereka
pada harga. Sebuah perusahaan mencapai status strategi harga terbaik dari
kemampuan perusahaan tersebut dalam menggabungkan atribut-atribut yang
menarik dengan harga yang murah dibandingkan dengan kompetitornya.
Untuk berhasil dengan strategi ini, perusahaan harus memiliki sumber
daya dan kemampuan untuk mencapai kualitas produk yang baik hingga yang luar
biasa dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya,
menggabungkan penampilan karakteristik produk dengan harga yang lebih murah
dibandingkan kompetitornya, mencocokan penampilan dari produk dengan harga
yang lebih murah dibandingkan kompetitornya, menyediakan pelayanan kepada
pelanggan yang baik hingga luar biasa dengan harga yang lebih murah
dibandingkan kompetitornya, dan seterusnya.
24
2.6.4 Strategi yang Fokus pada Target Pasar Tertentu (Market
Niche Strategy)
Yang membedakan strategi fokus ini dengan strategi biaya murah atau
strategi produk yang berbeda adalah strategi fokus hanya memberi perhatian
khusus pada pangsa pasar yang sempit (tertentu) dari seluruh pangsa pasar yang
ada. Segmentasi target pasar dapat dibagi menjadi geografi, dengan permintaan
khusus atau suatu produk, atau dengan atribut yang khusus dari sebuah produk
yang dimunculkan hanya untuk pangsa pasar tersebut. Tujuan dari strategi fokus
ini adalah untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik melalui pelayanan
kepada pembeli yang tertentu tersebut daripada yang dapat dilakukan oleh
kompetitornya.
Dasar-dasar yang menjadi fokus untuk keunggulan bersaing dalam strategi
ini adalah biaya yang murah dibandingkan kompetitornya dalam melayani target
pasar tertentu ini, dan/atau kemampuan untuk menawarkan sesuatu kepada pangsa
pasar tertentu ini yang mereka terima sebagai sesuatu dan dirasakan unik dan
sesuai dengan kesukaan mereka dan membuat mereka merasa lebih baik.
25
2.7
2.7.1
Pemasaran
Definisi dan Konsep Pemasaran
Menurut William G. Nickels, James M. McHugh dan Susan M. McHugh
dalam bukunya “Understanding Business” (McGraw-Hill/Irwin ,2006) marketing
atau pemasaran adalah proses dalam menentukan apa yang menjadi kebutuhan
dan keingin pelanggan dan kemudian menyediakan dan memenuhinya dengan
produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan melebihi dari apa yang
mereka harapkan. Dengan kata singkatnya tujuan dari proses marketing adalah
untuk menemukan kebutuhan dan memenuhi kebutuhan tersebut. Konsep
marketing memiliki tiga bagian, yaitu:
1. A customer orientation. Mencari tahu apa yang konsumen inginkan dan
menyediakannya untuk mereka.
2. A service orientation. Memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi
tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu kepuasa pelanggan (customer
satisfaction). Dan ini harus menjadi keseluruhan dan intergrasi yang
diusahakan oleh perusahaan.
3. A profit orientation. Memasarkan semua barang dan jasa yang akan
menghasilkan keuntungan dan membuat perusahaan mampu untuk berjuang
dan memperluas perusahaan untuk melayani lebih banyak keinginan dan
kebutuhan konsumen.
26
2.7.2
Marketing Management dan Marketing Mix
Manajemen marketing adalah proses merencanakan dan menjalankan
konsep, penentuan harga, promosi, dan tempat atau saluran distribusi dari idede, produk, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memberikan dampak
saling menguntungkan. Intinya adalah untuk menyenangkan pelanggan dan
mendapatkan keuntungan dari melakukan hal tersebut.
Manajer marketing mengatur bagian-bagian dari proses marketing yang
terdiri dari empat faktor atau sering disebut juga bauran pemasaran, yakni:
1.
Produk (product) : Merancang produk yang memuaskan keinginan
pelanggan. Produk adalah setiap barang fisi, jasa atau ide yang memuaskan
keinginan dan kebutuhan dari pelanggan. Menciptakan dahulu prototype dari
produk tersebut untuk memeriksan reaksi dari calon pelanggan atau kegiatan
ini sering juga disebut dengan marketing test. Ketika suatu produk tersebut
sudah sesuai dengan cita rasa dan kualitas dari harapan sekaligus pelanggan,
yang dilakukan selanjutnya adalah merancangkan bungkus dan memikirkan
nama (brand) yang tepat untuk produk tersebut.
2.
Harga (Price): Menentukan harga untuk produk tersebut. Setelah
mengembangkan produk atau merancang jasa yang akan ditawarkan kepada
pelanggan, selanjutnya adalah menentukan harga yang tetap untuk produk
atau jasa tersebut. Dalam menentukan harag tergantung dari beberapa faktor
27
seperti harga yang diberikan oleh kompetitor, biaya produksi, biaya
distribusi, dan biaya promosi produk tersebut.
3.
Tempat (Place): Mendistribusikan produk tersebut ke tempat yang tepat.
Ketika suat produk sudah dihasilkan dan siap dijual, langkah selanjutnya
adalah menentukan tenpat yang tepat sehingga pembel dapat menjangkaunya.
Dapat dijual langsung misalnya melalui supermarket-supermarket atau tokotoko, atau bisa juga melalui organisasi tertentu sebagai perantara.
4.
Promosi (Promotion): Melakukan promosi terhadap produk tersebut.
Kegiatan promosi terdiri dari semua teknik menjual yang digunakan untuk
memotivasi orang lain untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan,
seperti iklan, dari mulut ke mulut, public relation, salesman, dan sebagainya.
5.
Orang (People): People adalah orang yang melakukan kontak dengan
pelanggan yang berdampak terhadap kepuasan pelanggan. Apakah itu
sebagian dari bagian pelayanan dari produk atau terlibat secara total didalam
pelayanan, people adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan proses pelayanan terhadap pelanggan. Sebagai tuntutan dari ini
semua adalah semua orang yang terlibat harus mempunyai kemampuan yang
tepat, motivasi yang tepat.
6.
Physical Evidence: Pelayanan yang baik sangat penting bagi perusahaan
namun aspek pelayanan tidak dapat dirasakan sebelum dilihat dan dicoba
langsung.
28
7.
Proses ( Process): Aspek process berhubungan dengan proses penyediaan
jasa dan perilaku orang (dalam hal ini penjual) yang dapat berdampak sangat
krusial terhadap kepuasan pelanggan.
2.8
Strategi Pertumbuhan
Pertumbuhan perusahaan tidak saja memiliki potensi pangsa pasar untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga mampu meningkatkan
vitalitas perusahaan dengan menghadirkan tantangan dan imbalan. Perbedaan
yang ada dalam strategi pertumbuhan tersebut akan menentukan terhadap
langkah-langkah yang diambil. Keputusan yang tepat dalam strategi pertumbuhan
akan berpengaruh terhadap keseluruhan langkah yang ada, sehingga perbedaan
kategori yang ada harus dapat dengan jelas teridentifikasi. Perbedaan diantara
keempat kategori di bawah ini tidak terlalu jelas, namun cukup membantu di
dalam menyusun strategi (Aaker2001, p213).
Produk Lama
Pasar Lama
Pasar Baru
Produk Baru
1. Strategi
Penetrasi
Pasar
3. Strategi
Pengembangan
Produk
2. Strategi
Pengembangan
Pasar
(Strategi
Diversifikasi)
Gambar 2.6 Strategi Pertumbuhan Intensif
29
2.8.1
Strategi Penetrasi Pasar
Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan cara (Pearce/Robinson
2005, p258):
1. Menambah tingkat penggunaan pelanggan lama:
• Menambah jumlah pembelian.
•
Mempercepat keusangan produk.
•
Mengiklankan penggunaan lain.
•
Memberi insentif harga untuk penggunaan lebih banyak.
2. Memikat pelanggan promosi:
• Mempertajam diferensiasi merek.
• Meningkatkan usaha promosi.
• Menurunkan harga.
3. Memikat pelanggan pengguna untuk membeli produk:
•
Merangsang keinginan mencoba melalui produk contoh (sampling),
insentif harga, dan sebagainya.
• Menaikkan atau menurunkan harga.
•
Mengiklankan penggunaan baru.
30
2.8.2 Strategi Pengembangan Pasar
Strategi pengembangan pasar melibatkan perkenalan produk yang ada saat
ini ke area geografi yang baru (David 2006, p234). Strategi pengembangan pasar
adalah menemukan atau mengembangkan pasar baru bagi produk yang sekarang
(Kotler 2005, p111).
Strategi pengembangan pasar berupa memasarkan produk lama, seringkali
dengan hanya sedikit modifikasi, kepada pelanggan di wilayah-wilayah pasar
terkait dengan menambah saluran distribusi atau dengan mengubah isi iklan atau
promosi (Pearce/Robinson 2005, p257).
Pengembangan pasar memungkinkan perusahaan untuk mempraktekkkan
satu bentuk pertumbuhan terkonsentrasi dengan mengidentifikasi penggunaanpenggunaan baru untuk produk yang sudah ada dalam pasar demografis,
psikografis, atau geografis baru. Seringkali, perubahan dalam pilihan media iklan,
daya pikat promosi, dan distribusi digunakan untuk memprakarsai ancangan ini.
Contoh : Du Pont menggunakan pengembangan pasar ketika perusahaan ini
menemukan penggunaan baru untuk Kevlar, bahan organik yang utamanya
digunakan polisi, satuan pengaman, dan tentara sebagai pakaian tahan peluru.
Kevlar kini digunakan untuk melapis kapal berkerangka kayu, karena bahan ini
lebih ringan dan kuat dibandingkan serat kaca dan 11 kali lebih kuat daripada baja
(Pearce/Robinson 2005, p257). Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan
dengan cara (Pearce/Robinson 2005, p258):
31
1. Perluasan geografis:
a. Ekspansi regional.
b. Ekspansi nasional.
c. Ekspansi internasional.
2. Perluasan segmen baru:
a. Mengembangkan versi produk untuk memikat segmen lain.
b. Menggunakan saluran distribusi lain.
c. Beriklan di media lain.
Berikut adalah lima panduan mengenai kapan pengembangan pasar
bisa menjadi strategi yang efektif (David 2006, p234):
a. Ketika tersedia jaringan distribusi baru yang dapat diandalkan, murah, dan
berkualitas bagus.
b. Ketika perusahaan sangat berhasil dengan apa yang dilakukannya.
c. Ketika ada pasar yang belum tersentuh atau belum jenuh.
d. Ketika perusahaan memiliki kebutuhan modal dan sumber daya untuk
mengelola operasi yang berkembang.
e. Ketika perusahaan memiliki kelebihan kapasitas produksi.
f. Ketika ruang lingkup industri dasar perusahaan menjadi global dengan cepat.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan pasar
adalah strategi untuk memasarkan produk sekarang ke pasar yang baru, yang
dapat dilakukan melalui perluasan geografis dan perluasan segmen baru.
32
2.8.3 Strategi Pengembangan Produk
Pengembangan produk meliputi modifikasi cukup besar atas produk lama
atau penciptaan produk baru yang masih berkaitan yang dapat dipasarkan kepada
pelanggan lama melalui saluran yang sudah ada. Strategi pengembangan produk
seringkali digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada
ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merek favorit (Pearce/Robinson 2005,
p256).
Strategi
pengembangan
produk
dapat
dilakukan
dengan
cara
(Pearce/Robinson 2005, p258):
1. Mengembangkan atribut produk baru :
Adaptasi (gagasan lain, pengembangan).
Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk, rupa).
Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih tebal, tambahan).
Memperkecil (lebih kecil, lebih pendek, lebih ringan).
Substitusi (bahan lain, proses, sumber tenaga).
Penataan kembali (pola lain, tata letak lain, urutan lain, komponen).
Membalik (luar menjadi dalam).
Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan,
kegunaan, daya pikat, gagasan).
2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.
33
3. Mengembangkan model dan ukuran lain (profilerasi produk).
2.8.4 Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi yaitu konsentrik (terfokus),
horizontal, dan konglomerat (David 2006, p227). Diversifikasi konsentrik adalah
menambahkan produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa lama.
Diversifikasi konglomerat adalah menambahkan produk/jasa baru yang tidak
berkaitan dengan produk/jasa lama. Diversifikasi horizontal adalah menambahkan
produk/jasa baru, yang tidak berkaitan, kepada pelanggan saat ini.
2.9 Strategi Manajemen Pasar
Strategi manajemen pasar adalah sebuah sistem yang dirancang untuk
membantu pihak manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan strategis
dan sekaligus menciptakan sebuah visi strategis. Sebuah keputusan strategis
prosesnya meliputi penciptaan, perubahan dan pemeliharaan dari strategi tersebut.
Strategi manajemen pasar tidak hanya memilih salah satu dari beberapa alternatif,
tetapi juga termasuk mengidentifikasi alternatif-alternatif tersebut merupakan
langkah awal yang sangat penting untuk menemukan strategi yang tepat. Untuk
mengidentifikasi alternatif strategi yang ada, dilakukan analisis eksternal dan
analisis internal.
34
2.9.1 Analisis Eksternal
Analisis eksternal meliputi analisa elemen-elemen eksternal yang
memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Analisa ini terfokus pada identifikasi
kesempatan, ancaman, tren, dan ketidakpastian strategis. Salah satu hasil yang
diharapkan dari analisa eksternal adalah teridentifikasinya kesempatan dan
ancaman, baik yang bersifat potential maupun yang tengah dihadapi perusahaan.
Kesempatan adalah tren atau peristiwa yang berpotensi untuk meningkatkan
penjualan dan keuntungan perusahaan jika dapat diidentifikasi dengan cepat dan
ditanggapi dengan tepat. Ancaman adalah tren atau peristiwa yang berpotensi
merugikan perusahaan jika tidak ditanggapi dengan benar. Analisa eksternal
dibagi menjadi empat komponen analisis yaitu: analisis pelanggan, analisis
pesaing, analisis pasar, dan analisis lingkungan (Aaker, 2001, p19-20).
2.9.1.1 Analisis Pelanggan
Analisis pelanggan adalah langkah pertama dalam analisis eksternal yang
melibatkan identifikasi dari segmen pelanggan dan motivasi serta kebutuhan dari
setiap segmen tersebut. Identifikasi segmen pelanggan sangat dibutuhkan untuk
menentukan alternatif pasar yang ada dan struktur investasi yang diperlukan
untuk memasuki pasar tersebut. Analisis motivasi pelanggan menyediakan
35
informasi yang dibutuhkan untuk memutuskan apakah sebuah perusahaan harus
menambah keunggulan kompetitifnya atau tidak. Analisis kebutuhan pelanggan
yang belum terpenuhi mampu menyediakan informasi mengenai segmen pasar
baru yang belum dapat dipenuhi oleh produk-produk yang ada sekarang.
2.9.1.2 Analisis Pesaing
Analisis pesaing dimulai dengan identifikasi pesaing, baik yang telah ada
sekarang, maupun yang berpotensi untuk menjadi pesaing. Ketika banyak pesaing
yang
berkompetisi
di
pasar,
maka
sangatlah
penting
untuk
dapat
mengkombinasikan antara karakteristik, kekuatan, dan strategi menjadi suatu grup
strategi (Aaker, 2001, p21). Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
menganalisa pesaing adalah:
1. Prestasi (performance). Tingkat penjualan pesaing, pertumbuhan penjualan
dan profitabilitasnya.
2. Image dan personality. Posisi pesaing di mata pelanggan.
3. Tujuan (objectives). Tujuan pesaing terjun ke pasar, apakah untuk menggapai
pangsa pasar yang luas atau tidak.
4. Strategi sekarang dan dahulu. Perbandingan antara strategi yang diterapkan
oleh pesaing dulu dan sekarang dan implikasinya di masa mendatang.
5. Culture. Nilai-nilai yang dianut oleh pesaing.
36
6. Struktur pengeluaran. Bagaimana struktur pengeluaran yang diterapkan oleh
pesaing, apakah lebih baik.
7. Kekuatan dan kelemahan. Apa saja yang menjadi kekuatan serta kelemahan
pesaing.
2.9.1.3 Analisis Pasar
Analisis pasar terdiri dari dua tujuan utama. Pertama adalah untuk
menentukan faktor-faktor yang membuat pasar tertentu menarik untuk dimasuki.
Tujuan kedua adalah untuk memahami dinamika pasar, sehingga segala ancaman
dan kesempatan dapat dideteksi secara dini serta menerapkan strategi yang tepat.
Analisis pasar meliputi analisa ukuran pasar, pertumbuhan, profitabilitas, struktur
pengeluaran, jaringan, tren, dan faktor sukses (Aaker, 2001, p22).
2.9.1.4 Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan adalah mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang
berasal dari luar perusahaan yang berpotensi untuk mempengaruhi operasi dan
kemajuan perusahaan. Analisis lingkungan dapat dibagi menjadi lima komponen
utama yaitu: politik, ekonomi, sosial, teknologi. Kemajuan teknologi dan
perubahan yang drastis dalam sebuah industri dapat menimbulkan kesulitan bagi
perusahaan yang berorientasi keuntungan dan menggunakan teknologi kuno
37
(Aaker2001, p23). Analisis lingkungan merupakan salah satu faktor penentu
dalam menentukan strategi yang akan diambil, dikarenakan untuk melihat kondisi
yang ada secara keseluruhan.
2.9.2 Analisis Internal
Analisis internal bertujuan untuk memahami aspek-aspek strategis penting
dari perusahaan. Analisis ini meliputi analisa prestasi dan faktor-faktor penentu
seperti kekuatan, kelemahan, dan masalah strategis (Aaker, 2001, p24).
2.9.2.1 Analisis Prestasi
Menurut David A. Aaker (2001, p25) selain dari ukuran-ukuran keuangan,
ukuran-ukuran non-keuangan juga dapat memberikan pengukuran bisnis yang
sehat.
Ukuran-ukuran non-keuangan adalah kepuasan pelanggan, kualitas
produk/layanan, reputasi/nama baik perusahaan, biaya produksi rata-rata, aktivitas
pengembangan produk baru, kemampuan dan prestasi manajer atau karyawan.
2.9.2.2 Analisis Faktor-Faktor Penentu
Analisis internal dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik
bisnis yang dapat mempengaruhi strategi yang diterapkan. Karakteristik ini terdiri
38
dari strategi lama dan baru, masalah-masalah strategis, kemampuan dan batasan
perusahaan, sumber daya keuangan, dan kekuatan dan kelemahan perusahaan
(Aaker2001, p25).
Download