TINJAUAN PUSTAKA A. Model Uses and Gratification Model uses and gratification memuat hal seperti meneliti: (1) sumber sosial dan psikologis, (2) kebutuhan harapan-harapan media massa atau sumber yang lain, (3) perbedaan pola terpaan media, (4) pemenuhan kebutuhan, (5) akibat-akibat lain yang sering tidak dihendaki (Rahmat, 1987). Model uses and gratification ini merupakan koreksi atas model Jarum Hipodermik yang muncul selama dan setelah perancg dunia pertama. Model uses and gratification tertarik pada apa yang dilakukan oleh khalayak dan apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Dalam hal ini, anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Persoalan utama dalam model ini ialah mengapa orang menggunakan media? Kebutuhan-kebutuhan individu apakah yang menyebabkan seseorang menggunakan media tertentu daripada yang lainnya? Sejauhmana media berhasil memenuhi kebutwhan-kebutuhan itu? (Tan, 1981). Asumsi yang melandasi model ini adalah pengumpulan media diarahkan untuk mencapai tujuan. Media massa digunakan untuk memuaskan kebutuhan- kebut~than tertentu yang berkembang. dalarn lingkungan sosial kita. Khalayak memil~h jenis-jenis dan isi media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dengan demikian, khalayak memegang inisiatif dalam proses komunikasi massa dan dapat menaklukkan media terhadap kebutuhan-kebutuhan orang lebih mudah daripada yang dapat dilakukan media untuk menguasai orang. Dalam ha1 ini terdapat sumber-sumber pemuasan kebutuhan selain media dan untuk itu media massa hams bersaing dengannya. Sumber yang dimaksud adalah keluarga, teman, komunikasi antar personal, aktifitas santai, tidur dan candu. Khalayak sadar akan kebutuhan-kebutuhannya dan dapat menyatakan kebutuhan-kebutuhannya bila ditanya, serta sadar akan alasan-alasan menggunakan media (Tan, 1981). Selanjutnya Kartz, et a1 (1974) ddam Efendi (1993) menggambarkan model uses and gratification pada Gambar 1. I Individual needs Social mornment: 1. Demographic Cllaracterisics 2. Group mi1iation.s 3. Personality Cllaracteristics 1. Cognititive needs 2. Affective needs 3. Pe rsonal integrative needs 4. Social integrative needs 5. Tension-release or Escape Sourcesof I I I Nonneedmedia Satisfaction 1. Family, friends 2. Interpersonal communication 3. Sleep 4. Drugs, ect Mass Media Use 1. Media TypeNewspapers, radio, tv, movies 2. Media Contens 3. Exposure to Media 4. Social context of media exposure Media Gratification (Fungsional) 1. Surveilance 2. Diversion1 Entertaiment 3. Personal Identity 4. Social Relationship Gimbar 1. Model Uses and Gratification menurut Kartz, Gurevitch dan Haas, dalam Efendi (1993) . Model pada Gambar 1 berrnula dari lingkungan sosial yang meliputi: ciri-ciri demografis, afiliasi kelompok dan karakteristik kepribadian. Kebutuhan khalayak dikategorikan ke dalam kebutuhan-kebutuhan: kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial dan pelarian. Dalam kaitannya dengan penggunaan media, berbagai jenis kebutuhan itu didefinisikan sebagai berikut: 1. Cognitive needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan penambahan informasi, pengetahuan dan pemahkan informasi, pengetahuan dan pemahaman atiis lingkungan kita. Kebutuhan itu didasari oleh dorongan untuk mernahami dan menguasai lingkungan. Juga memuaskan dorongan keingintahuan (c~wioucity)dan dorongan penjelajahan (exploratory). 3 . Affective needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan penambahan pengalaman estetika, kesenangan dan emosional. 4 . Personal integrative needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan pellambahan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu. Kebutuhankelwtuhan itu berasal dari dorongan akan harga diri individu (selfesteen~). 3 . S ~ c i a l integrative needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan penambahan kontrak dengan keluarga, teman-teman dan dunia. Ini didasarkan at as afiliasi individu. 4 . Escapist needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan pelarian diri, mengurangi ketegangan dan dorongan untuk hiburan. Penggunaan media dalam hubungannya dengan pernuasan kebutuhan- kebutuhan ini meliputi jenis-jenis isi media dan media yang dikonsumsi, terpaan terhadap media dan konteks sosial dari terpaan media itu. Selanjutnya kebutuhan- kebutuhan yang benar-benar terpenuhi oleh terpaan media itu menunjukkan sebagai gratifikasi media atau fingsi media (Tan, 1981). B. Kebi~tuhanInformasi Krech, et al., (1982) mengatakan bahwa istilah kebutuhan dalam psikologi digunakan kata wants sebagai padanan kata nee& yang didefinisikan sebagai kekuatan yang mengawali dan mendorong perilaku (initiating atid sustaitling forces of behuvior). Obyek yang dituju oleh wants itu adalah goals . Terdapat hubungan yang saling bergantung antara watlts dan goals. Di satu pihak wants digunakan sebagai dasar untuk mencapai goals dan dipihak lain goals diusahakan dicapai untuk memuaskan wants . Dijelaskan pula bahwa hubungan antara kebutuhan dengan perilaku tidak bersifat sederhana dan langsung. Ini antara lain terlihat dari adanya kecenderungan bahwa beberapa tindakan yang sarna berhubungan dengan sejumlah kebutuhan yang berbeda. Sebaliknya beberapa tindakan yang berbeda mungkin berhubungan dengan sejumlah kebutuhan yang sama. Sejalan dengan pernyataan di atas dan asumsi-asumsi yang melandasi model uses and gratrficatiorl dapat dikemukakan bahwa perilaku pengguna mediapun dilandasi oleh kebutuhankebutuhan tertentu khalayak, namun bukan hanya kebutuhan-kebutuhan yang menyebabkan perilaku penggunaan media saja melainkan banyak faktor terlibat di dalamnya salah satu faktornya adalah ketersediaan media. Kartz, et al., ddam Rahmat (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis kebutuhan yang melandasi perilaku pengguna media ke dalarn tiga aliran, yaitu aliran-aliran ~nifung~~ional (hasrat melarikan diri, kontak sosial atau bermain), brJirngsiona1 (infonnasi-edzrkasi , fantasistescapist, atau grat~fikasi segera-tertangguhkan) dan empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal, dan surveillance, korelasi, hiburan, transmisi budaya, dan multi fungsional. Donohew and Tipton (1973) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi aktifitas komunikasi adalah unutuk mencari, menghindari dan memproses informasi dilandasi dengan apa yang disebut citra realitas (image of reality). Citra realitas merupakan penjumlahan unsur-unsur kognitif yang berasal dari himpunan hidup seseorang yang dirumuskan dalam tujuan, kepercayaan, pengetahuan, citra diri dan rencana alternatif untuk mengatasi lingkungannya. Citra realitas ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu : (1) Tujuan, kepercayaan dan pengetahuan seseorang yang dihimpun dari pengalaman hidupnya, (2) Konsep diri yang meliputi tentang kemampuan seseorang dalam mengatasi berbagai situasi dan (3) Cara seseorang menangani informasi yang terbentuk dari pengalaman masa lalunya. Hal ini meliputi bagaimana pola pencarian informasi dan gaya seseorang dalam memproses informasi (Donohew dan Tipton, 1973). Salah satu cara mengukur kebutuhan informasi model uses and grat@cation adalah self report dengan menanyakan langsung kepada responden tentang kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan, serta media yang dipandang paling baik untuk memenuhi kebutuhannya itu. Kuswandi (1996) berpendapat bahwa informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. mengetahui peristiwa pengetahuannya, yang tejadi sekaligus memahami di Melalui informasi manusia dapat sekitarnya, kedudukan memperluas serta cakrawala peranannya dalam masyarakat . C. Terpaan Media Istilah terpaan media dipakai sebagai padanan ntedia exposure, yaitu perilaku penggunaan media komunikasi. Beberapa penelitian yang menggunakan model ini telah menunjukkan keragaman, baik dari jenis dan jumlah media yang diukurnya maupun cara pengukurannya. Sebagai ilustrasi, satu pihak ada yang mengukur terpaan terhadap beberapa jenis media dan isinya, dipihak lain ada yang hanya mengtkur terpaan terhadap satu jenis media dengan isi tertentu. Aspek-aspek terpaan media yang diukur pada umumnya adalah: 1. Nraktu yang digunakan dalarn rangka mengikuti berbagai media. 2. Jenis-jenis isi media yang diikuti. 3. Berbagai hubungan antara individu yang mengonsumsi, baik dengan isi media, maupun dengan media pada umumnya (Rosengren, 1974). Salah satu contoh tentang pengukuran atas waktu yang digunakan dalam mengikuti media dilakukan oleh McLeod dan Becker (1974) mengajukan pertanyaan: "Rata-rata dalam seminggu berapa jam anda biasanya menonton televisi setelah pukul lima petang ? Sedangkan tentang jenis-jenis isi media yang diikuti, "Bagaimanakah kekerapan anda menonton jenis-jenis acara televisi berikut ini ? Acara-acara dikategorikan atas: Siaran berita nasional, lokd, khusus dan dokumenter. Sedangkan kekerapan dikategoikan atas: sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah (McLeod and Becker, 1974). D. Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi has, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop (Efendi, 1993) Menurut Wright dalanz Moss S . dan Tubbs (1996) berpendapat bahwa dalam komutlikasi massa kalayak relatif besar, heterogen dan anonim bagi sumber. Media massa modern lahir akibat adanya kemajuan teknologi dan informasi, sehingga arus informasi meluas ke seluruh dunia. Peristiwa di suatu negara akan segera mempengaruhi perkembangan masyarakat di negara lain. Dengan kata lain, menurut istilah John Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam Kuswandi (1996), dunia kini menjadi "Global Village", sehingga peran media massa sangat penting dalam pembangunan Nasional yakni sebagai agen pembaharu (Agent of social change) dalam ha1 membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern (Schramm dalanz Depari dan McAndrew, 1998). E. Karakteristik Komunikasi Massa Efendi (1993) mengemukakan bahwa ada empat karakteristik yang terdapat dalarn komunikasi massa, antara lain : (1) komunikasi massa bersifat umum, artinya adalah pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang, (2) komunikasi massa bersifat heterogen, artinya massa dan komunikasi massa terjadi dari orang-orang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis sehingga berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh, (3) media massa menimbulkan keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satusama lain berbeda dan dalam keadaan terpisah dan (4) hubungan komunikatorkomu~likanbersifat non pribadi. F. Fungsi Komunikasi Massa Di dalam sistem sosial fimgsi komunikasi massa dapat berupa: 1. Inf ormasi, yaitu pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita benlpa data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan. 2. S o s alisasi, ~ yaitu penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya. 3. Motivasi, artinya menjelaskan tujuan terhadap setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan kei~lginannyadan mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi, artinya menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perdebatan pendapat mengenai masalah publik. 5. Pendidikan, artinya pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkemba ngan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6 . Menlajukan kebudayaan, artinya penyebaran hasil kebudayaan mendorong kreatifitas dan estetika individu atau kelompok. 7. Hiburan, artinya media massa dijadikan rekreasi dan kesenangan kelompok atau individu. 8. Integrasi, artinya media massa dapat menyediakan kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar individu atau kelompok saling kenal dan mengerti kondisi, menghargai keinginan orang lain (Efendi, 1993). G. Efek Komunikasi Massa Terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan atitud (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu~. Sedangkan efek yang sangat dikehendaki dalam seluruh kampanye komunikasi pembangunan adalah yang bertalian dengan belajar, sikap dan perilaku (Gonzales dalam Jahi, 1988). Berlo (1960) mengemukakan bahwa komunikasi berita adalah suatu proses mempengaruhi satu sama lainnya. Wartawan dipengaruhi oleh apa yang dia percayai dan dipengaruhi oleh tujuan para pembaca yang akan membutuhkan surat kabar. Apa yang mereka percayai mengenai apa yang diinginkan oleh pembaca akan mempengarui apa yang mereka laporkan, apa yang mereka interpretasikan dan apa yang rnereka sandiakan. H. Radio Siaran radio mendapat julukan "Kekuasaan Kelima" atau The Fifth Estate, setelah pers dianggap sebagai kekuasaan keempat dan tiga lembaga lainnya yakni eksekutif, legislatif dan yudikatif yang masing-masing sebagai kekuasaan pertama, kedua dan ketiga. Efendi (1993) menyampaikan alasan mengapa radio dijuluki sebagai kekuasaan kelima, antara lain : (1) bersifat langsung, artinya bahwa pesan yang iikan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit, (2) tidak mengenal jarak dan rintangan. Begitu suatu pesan diucapkan oleh seorang penyiar atau orator, pada saat itu jusa dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada jarak dan ruang, dan (3) memiliki daya tank disebabkan tiga unsur yang melekatnya: kata-kata lisan, musik dan efek suara. Dengan adanya kekuatan yang dimiliki oleh radio siaran tersebut, maka terbukti bahwa radio saat ini mencakup pendengar yang lebih banyak dan menjallgkau jarak yang lebih luas bila dibandingkan dengan media-media lainnya (McAndrews dan Depari, 1998). Namun demikikan, ada beberapa tantangan yang dihadapi media radio sehingga dapat digunakan dalam komunikasi pembangunan (Munt he, 1996) antara lain: 1. Informasi yang berorientasi kota dengan alasan pengadaan biaya yang mengandalkan iklan yang produknya ada di perkotaan. 2. Pengemasan informasi yang sarat pesan sehingga mengabaikan minat sebagian blesar pendengar untuk mendengar hiburan dan informasi. 3. Penempatan waktu dari program-program yang tidak tepat. I. Televisi Media televisi sebagai salah satu alat komunikasi manusia jarak jauh yang merupakan media elektronik bersama dengan radio dan film yang mampu menyampaikan pesannya secara langsung dengan bantuan teknologi tinggi listrik. Dengan kekuatan televisi dan globalisasi yang semakin menawarkan keseragaman gaya hidup di seluruh planet bumi, maka timbul pula fenomena budaya tandingan. Televisi dengan mudah menyebabkan penonton kosmopolit, sehingga mempunyai konsep fredonz of information dan bahkan media televisi sanggup menjauhkan manusia dari kenyataan hidup sehari-hari (Kuswandi, 1996). Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton. Lyle d i a m Efendi (2000), menyampaikan hasil studinya yang sistimatis yang berkaitan dengan pengaruh televisi yang dikatakan tiga azas dzspkcement effect, antara lain; Pertama, azas kesamaan fungsional sesuai dengan yang oleh seorang anak akan dikorbankan: kegiatan yang memuaskan kebutuhan yang sama seperti televisi dikorbankan, dengan kata lain apabila suatu kebutuhan dipuaskan baik oleh televisi maupun kegiatan lainnya, maka yang terakhir ini akan diganti oleh televisi. Kedua kegiatan yang diubah, ini menyatakan bahwa jika televl~sitidak memuaskan suatu kebutuhan ia akan dipuaskan oleh sarana yang lain ketiga adalah kegiatan yang marjinal. Mar'at dalant dan yang Efendi (2000), menyampaikan bahwa acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton. J. Persepsi Gunadi (1998) mendefinisikan bahwa persepsi adalah daya tangkap dan pengeltian secara menyeluruh terhadap rangsangan informasi atas diri seorang. Rahmat (1 988) mendefinisikan bahwa, persepsi adalah me~nberikan makna pada sensori stimuli atau stimuli indrawi atau juga dapat diartikan sebagai pengalaman tentan;; objek, peistiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyirnpulkan informasi dengan menafsirkan pesan. Krech and Crutchfield dalam Rahmat (1988) merumuskan dalil bahwa persepsi sebagai ha1 yang bersifat selektif secara fbngsional. Dalil ini menunjukkan bahwa obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi, yang biasanya merupakan obyek-obyek untuk memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi, misalnya pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional dan latar belakal~gbudaya terhadap persepsi. Sedangkan menurut Sujana dalanz Laela (1998) persepsi adalah tanggapan, pendapat yang di dalamnya terkandung unsur penilaian seorang terhadap objek dan gejala berdasarkan pengalaman dan wawasan yang dimilikinya. Sebagai salah satu cara pandang, persepsi termasuk proses komunikasi yang timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus itu masuk ke otak sehingga stimulus diartikan, ditafsirkan serta cliberi makna melalui proses yang rumuit kemudian menghasilkan persepsi (Atkinson, 1991). Persepsi sebagai proses pengamatan yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuan. Manusia mengamati objek psikologik akan dipengaruhi oleh kepribadiannya. Objek psikologik itu dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, respon belajar atau sosialsi menentukan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat. sedangkan pengetahuan dan cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologik tersebut (Mar'at dalam Laela, 1998). Adapun dalam penelitian ini, persepsi yang dilihat adalah persepsi penyuluh terhadap khalayak. Bagaimana penyuluh memandang pengetahuan khalayak dalam penguasaan ilmu agama yang mempengaruhi bentuk dan pola pencar ian informasi penyuluh.