91 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1. SIMPULAN
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai penerapan standar
akuntansi pada transaksi mata uang asing sebagaimana yang telah diatur dalam PSAK
10. Penelitian ini mencakup penentuan mata uang fungsional, pengakuan awal transaksi
mata uang asing, pengukuran transaksi mata uang asing kedalam pos moneter dan non
moneter, dan penyajian kembali laporan keuangan setelah penerapan PSAK 10 serta
perlakuan perpajakan terhadap selisih kurs yang timbul pada PT Unitec Artha Makmur.
Perusahaan yang dijadikan sebagai bahan penelitian oleh peneliti merupakan
perusahaan lokal dengan sebagian besar menggunakan mata uang asing sebagai
transaksi bisnis perusahaan, baik pembelian maupun penjualan, sehingga perusahaan
perlu untuk memilih salah satu mata uang sebagai mata uang fungsional. Setelah
dilakukan analisis terhadap penerapan PSAK 10, hasil simpulan penelitian
diklasifikasikan dalam empat ruang lingkup:
1. Penentuan mata uang fungsional
Setelah melakukan penentuan mata uang sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan pada PSAK 10, dapat ditarik hasil bahwa perusahaan sebaiknya
menggunakan mata uang USD sebagai mata uang fungsional perusahaan
dikarenakan lebih mencerminkan aktivitas bisnis perusahaan yang sebenarnya.
2. Pengakuan awal transaksi
91
Pengakuan awal pada transaksi mata uang asing dicatat dalam mata uang USD
dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Kurs yang digunakan adalah kurs
tengah Bank Indonesia.
3. Pengukuran pos
Pos moneter dan pos non-moneter diukur menggunakan kurs sesuai dengan yang
diatur pada PSAK 10. Dari hasil pengukuran pada pos moneter, keuntungan atau
kerugian yang terealisasi dan belum terealisasi timbul akibat perbedaan kurs antara
tanggal transaksi dengan tanggal penyelesaian atau tanggal penutupan.
4. Penyajian kembali laporan keuangan setelah penerapan PSAK 10
Penyajian kembali laporan keuangan PT Unitec Artha Makmur menggunakan USD
dimana terdapat pengungkapan yang terkait dengan penyajian kembali tersebut.
Keuntungan atau kerugian akibat selisih kurs pos moneter diakui pada pendapatan
lain-lain dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif.
Dari hasil rekonstruksi laporan keuangan yang telah dilakukan, perusahaan dapat
meminimalisasi selisih kurs dan memperbesar nilai laba bersih perusahaan dengan
memperoleh keuntungan selisih kurs. Selain bertambahnya nilai laba bersih pada laporan
laba rugi, terdapat beberapa akun pada laporan posisi keuangan yang turut berpengaruh
atas selisih kurs tersebut. Akun-akun yang terkait dengan selisih kurs tersebut adalah
piutang dagang mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat keuntungan
terealisasi yang timbul akibat selisih kurs serta hutang dagang yang mengalami
penurunan dikarenakan mengalami keuntungan selisih kurs pada hutang dagang
tersebut. Kedua hal ini tentu menguntungkan keadaan perusahaan, dimana laporan posisi
keuangan terlihat lebih baik dibandingkan dengan laporan keuangan sebelum penerapan
92
PSAK 10. Jika dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya yang menggunakan
mata uang IDR, perusahaan lebih memperoleh manfaat apabila menggunakan USD
karena terdapat kemungkinan akan memperoleh keuntungan dari selisih kurs tersebut.
Selisih kurs diakui sebagai bagian dari pendapatan atau beban akibat aktivitas operasi
perusahaan pada peraturan perpajakan.
V.2. SARAN
Setelah dilakukan analisis penerapan PSAK 10 pada PT Unitec Artha Makmur
maka akan dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi
perusahaan dalam rangka melakukan perbaikan. Saran yang diberikan antara lain:
1. Hendaknya perusahaan menggunakan satu kurs sebagai perhitungan transaksi mata
uang asing. Perusahaan dapat memilih antara kurs pajak atau kurs tengah bank
Indonesia dalam perhitungan kurs.
2. Perusahaan perlu mengetahui nature dari setiap pos yang digunakan dalam mencatat
transaksi akuntansi agar dapat menentukan pembagian pos moneter dan pos non
moneter serta perlakuan kurs yang akan digunakan.
3. Untuk penerapan PSAK 10 pada perusahaan berskala besar, disarankan lebih baik
menggunakan kurs rata-rata untuk pos non-moneter agar mempermudah
perhitungan dalam mengukur kembali dan mentranslasi ke mata uang tertentu.
4. Perlu adanya pembaharuan sistem dimana sistem tersebut melakukan pencatatan
menggunakan mata uang USD, dan terkomputerisasi dalam informasi kurs yang
digunakan perusahaan.
93
5. Perlu adanya pengadaan pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan
mengenai PSAK 10 dan standar terkait serta bagaimana cara menerapkan standar
tersebut.
6. Selain itu, peraturan perpajakan juga perlu diperjelas mengenai pos-pos yang
menggunakan kurs tanggal penutupan, kurs tanggal transaksi atau kurs rata-rata.
Hal ini diperlukan agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda dan kesalahan
dalam penyusunan laporan keuangan.
94
Download