1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia usaha semakin meningkat dan pesat. Perusahaan rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam produk rokok telah bermunculan di Indonesia. Perusahaan bersaing ketat untuk menunjukkan kinerja yang optimal. Oleh karena itu kemajuan atau perkembangan suatu perusahaan antara lain di tentukan oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan tersebut. Karena itu setiap perusahaan memerlukan strategi dan perencanaan yang baik dalam menjalankan usahanya agar dapat tetap bertahan dan berkembang. Meskipun jumlah permintaan rokok terus meningkat namun industri rokok saat ini dihadapkan pada tantangan yang semakin berat dengan regulasi yang semakin ketat. Namun demikian, sisi demand yang masih besar dan cenderung inelastis diperkirakan belum akan terkena dampak signifikan dalam jangka pendek. Kenaikan daya beli akibat kenaikan jumlah penduduk yang terus meningkat dan konsumsi yang terbukti tahan terhadap krisis ikut menjaga tingkat demand. Dari sisi supply, terbitnya PP No.109/2012 pada 24 Desember 2012 berpotensi membatasi pertumbuhan industri rokok dalam jangka menengah. Beberapa hal yang diatur pada regulasi ini adalah produksi dan peredarannya, packaging dan peringatan pada kemasan, cara promosi dan iklan, larangan pencantuman kata Light, Ultra Light, Mild, Extra Mild,Low Tar, Slim, Special, 2 Full Flavour, Premium atau kata lain yang mengindikasikan kualitas, superioritas, rasaaman, pencitraan, kecuali bagi produk tembakau yang sudah mendapatkan sertifikat merek sesuaiketentuan perundang-undangan. Regulasi ini memberikan tenggat waktu hingga 18 bulan terhitungsejak PP diundangkan (Yudanto, 2014). Namun disalah satu sisi, banyaknya perusahaan rokok yang berdiri di Indonesia berperanan penting dalam menunjang stabilitas perekonomian, karena dalam hal ini industri rokok ikut menyumbang pendapatan negara melalui pembayaran pajak dan cukai rokok yang besarnya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Selain itu, industri rokok merupakan salah satu industri dari sekian banyak industri di Indonesia yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi beribu-ribu masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa industri rokok ikut andil dalam menunjang perekonomian negara Indonesia. Dilihat dari banyaknya perusahaan rokok yang ada di Indonesia dapat disimpulkan bahwa keuntungan perusahaan rokok sangat besar. Keuntungan merupakan persyaratan kelangsungan hidup bagi perusahaan. Diperlukan ukuran-ukuran atau indikator-indikator keuangan untuk mengetahui keberhasilan perusahaan dalam upaya mencapai tujuanya yaitu untuk menghasilkan keuntungan tersebut. apakah hasil tersebut sudah dapat dikatakan maksimal atau belum biasanya diukur dengan menggunakan angka-angka tertentu. Indikator-indikator tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan yang disusun secara periodik, yang secara umum berupa laporan neraca, laporan rugilaba. Untuk mengetahui indikator-indikator keuangan tersebut dilakukan dengan analisis laporan keuangan. 3 Menurut Pongoh (2013), laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Esensi laporan keuangan sangat penting mengingat dari laporan keuangan berbagai keputusan penting mengenai kelangsungan hidup dari entitas bisnis terjadi. Tujuan utama dari laporan keuangan adalah penyedia informasi yang penting bagi users of information. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat memberikan informasi yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas. Menyediakan informasi yang berkualitas tinggi adalah penting karena hal tersebut akan secara positif memengaruhi penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya yang akan meningkatkan efisensi pasar secara keseluruhan. Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah satunya adalah analisis rasio, (Maith, 2013). Pencatatan pengeluaran dan penerimaan setiap akhir periode akuntansi dinyatakan perusahaan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca dapat diketahui atau akan diperoleh 4 gambaran tentang posisi keuangan, sedangkan analisa terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan ED Amandemen PSAK 1 tahun 2015 tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna pelaporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban (steawardship) Manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercaya kepada mereka. Analisis rasio keuangan membutuhkan laporan keuangan selama sedikitnya 2 (dua) tahun terakhir dari berjalannya perusahaan. Analisis rasio keuangan, membantu mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan apakah baik atau sebaliknya. Analisis rasio dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis, beberapa diantaranya yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas,dan profitabilitas. Tingkat likuiditas adalah menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancar yang dimilikinya. Sedangkan tingkat solvabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya. Tingkat profitabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya. Apakah perusahaan-perusahaan yang kelihatan besar sudah bisa menyatakan keefektifan kinerja perusahaan tersebut. Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas suatu perusahaan, akan dapat diketahui 5 keadaan perusahaan yang sesungguhnya sehingga dapat diukur tingkat kinerja keuangan dalam perusahaan, (Maith, 2013). Penelitian mengenai kinerja keuangan menarik minat para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik tersebut. Maith (2013) melakukan penelitian pada PT. HM Sampoerna Tbk dan menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dari tahun 2009-2011 berada dalam keadaan baik dilihat dari rasio likuiditas, aktivitas dan profitabilitas. Pada rasio solvabilitas perusahaan berada dalam kondisi insolvable atau keadaan modal perusahaan tidak mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditur. Dalam penelitian tersebut Maith (2013) menjelaskan rasio keuangan mampu mengukur kinerja keuangan pada perusahaan. Penelitian lainnya mengenai laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan diteliti oleh Pongoh (2013) pada PT. Bumi Resource Tbk, diperoleh hasil bahwa kinerja keuangan perusahaan dari tahun 2009-2011 berada dalam keadaan baik ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas, meskipun sempat mengalami fluktuasi dalam jumlah kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Mokodaser, et al. (2013) berjudul “Analisis Rasio Likuiditas, Leverage, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perum Pegadaian Jakarta” memiliki tujuan untuk mengukur kinerja keuangan Perum Pegadaian Jakarta tahun 2011 dan 2012 menggunakan rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Perum Pegadaian yang diukur dari tingkat solvabilitas atau leverage rata-rata masih dapat dinilai cukup 6 solvable, hanya saja kecukupan ekuitas memang masih terlalu kecil dibandingkan pendanaan melalui utang. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaunang (2013) berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Cipta Daya Nusantara Manado” yang menggunakan rasio likuiditas, profitabilitas, dan rentabilitas perusahaan untuk menggambarkan kinerja keuangan perusahaan selama tahun 2010-2012 menunjukkan hasil analisis secara umum berdasarkan rasio keuangan yaitu posisi likuiditas dalam keadaan baik dalam hal perhitungan current ratio dan quick ratio, akan tetapi pada cash ratio perusahaan masih kurang baik. Rasio solvabilitas hanya debt to asset ratio yang cukup meningkat, dan untuk perhitungan debt to equity ratio dan LTDtER mengalami penurunan. Selanjutnya untuk rasio rentabilitas, perusahaan mengalami penurunan. Menurut Rahmah dan Komariah (2016) yang melakukan penelitian tentang “Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen” yang terdaftar di BEI (Studi Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) pada tahun 20102014. Rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas. Hasil penelitiannya adalah untuk rasio likuiditas perusahaan dalam keadaan tidak baik, untuk rasio profitabilitas perusahaan dalam keadaan tidak baik, untuk rasio solvabilitas perusahaan dalam keadaan baik, sedangkan untuk rasio aktivitas perusahaan dalam keadaan kurang baik. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hendry (2013) tentang “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk”. Meskipun penelitian mereplikasi penelitian orang 7 lain, namun terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian. Persamaan dari penelitian adalah penulis sama-sama meneliti data laporan keuangan PT. HM Sampoerna Tbk, penulis juga meneliti laporan keuangan menggunakan rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas. Perbedaan dari penelitian ini adalah periode penelitian, jika penelitian terdahulu menganalisis laporan keuangan PT. HM Sampoerna Tbk, tahun 2009, 2010, 2011, dan laporan keuangan Juni 2012, peneliti akan menganalisis laporan keuangan PT. HM Sampoerna Tbk, tahun 2013, 2014, dan 2015. Alasan peneliti mengambil objek tersebut adalah PT. HM Sampoerna Tbk, merupakan perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini ikut dalam Pemilihan Perusahaan Terbaik se-Asia yang diadakan setiap tahun oleh Finance Asia. Sampoerna sukses memenangkan penghargaan “Manajemen Perusahaan Terbaik” dan “Tata Kelola Terbaik” dari media berita keuangan terdepan di wilayah Asia Pasifik tersebut. Selama semester pertama 2016, Sampoerna melaporkan penjualan bersih (tidak termasuk cukai) sebesar Rp 21,5 triliun dan laba bersih sebesar Rp 6,1 triliun, masingmasing meningkat sebesar 7,4% dan 22,7%, dibandingkan periode yang sama di tahun 2015. Sampoerna bernilai kurang lebih sebesar 11.289 juta dollar AS menurut agensi riset global Millward Brown ini, berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 34,1% pada semester pertama 2016 ( www.sampoerna.com ). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur 8 Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Tahun 20132015”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarakan latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1 Bagaimana kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Likuiditas? 2 Bagaimana kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Profitabilitas? 3 Bagaimana kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Aktivitas? 4 Bagaimana kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Solvabilitas? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut: 1 Mengetahui kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Likuiditas. 2 Mengetahui kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Profitabilitas. 3 Mengetahui kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Aktivitas. 9 4 Mengetahui kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis rasio Solvabilitas. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan diatas, maka diperoleh manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan ilmu akuntansi, terutama dibidang laporan keuangan. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kajian teoritis dan sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya tentang analisis laporan keuangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. b. Bagi perusahaan Untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan perusahaan di bursa saham dan menilai kemampuan kinerja manajemen perusahaan. c. Bagi akademis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam bidang pasar modal, juga bermanfaat dalam menambah khasanah di lingkungan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 10 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian skripsi ini dibagi dalam 5 bab dan setiap bab dibagi menjadi sub bab- bab, hal ini dimaksudkan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besar materi pembahasan dari masing-masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian dan menganalisa masalah yang dibahas, penelitian terdahulu sebagai dasar dari penelitian yang akan dilakukan, pengembangan hipotesis dan kerangka teoritis. Bab III : Metode Penelitian Bab ini akan diuraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data serta metode analisis data. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian. 11 Bab V : Penutup Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan, saran yang berguna bagi pihak terkait, serta keterbatasan yang mengemukakan kelemahan dari penelitian ini.