Nama : Diah Syafitri NIM : 06111010035 Student Centered Learning sebagai Model Pengembangan Pembelajaran Laju Reaksi Kimia Siswa kelas XI SMA Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam berbagai bidang, seperti bidang teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia. Untuk mempersiapkan hal tersebut, bidang pendidikan merupakan ujung tombak yang sangat penting. Berbagai program peningakatan kualitas pendidikan telah dirancang, termasuk payung yuridis formal, dan dilaksanakan. Di antara program itu membentuk Sekolah Standar Nasional (SSN) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Dalam pendekatan IPO ( input-proses-output) kualitas pendidikan akan bisa dicapai jika proses berjalan dengan baik. Mengingat pentingnya hal tersebut, pemerintah mengatur hal tersebut melalui Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendiknas tersebut mengemukakan bahwa dalam penyusunan perencanaan proses pembelajaran setiap guru pada satuan pendidikan selain dituntut menyusun silabus juga berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Thamrin, 2009) Peningkatan kualitas pembelajaran kimia di SMA/MA masih perlu dilaksanakan terus menerus untuk menyesuaikan perkembangan ipteks. Di sisi lain, pengembangan pembelajaran kimia saat ini masih dirasa kurang membekali siswa dalam kemampuan berperan aktif penuh dalam proses kegiatan pembelajaran, padahal konsep kimia merupakan konsep yang walaupun abstrak namun kasat logika. Kemampuan student centered learning (berpusat pada siswa) ini sangat penting dan harus dimiliki oleh siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dengan melihat fenomena-fenomena yang tersaji di sekitarnya. Student-Centered Learning, yang menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan. (El-Said, 2010) Telah diakui bahwa tingkat pemahaman siswa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan menggunakan metode student centered learning ini, diharapkan agar menghasilkan siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran, metode ini bukan hanya mengutamakan peningkatan kemajuan belajar pada satu siswa saja, tetapi seluruh siswa, meningkatkan keingintahuan yang tinggi pada seluruh siswa sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Demi tercapainya model student centered learning ini, metode yang digunakan adalah guru memberikan materi yang berkaitan dengan laju reaksi kepada murid dan menganjurkan murid membacadan memahaminya, melakuakan diskusi kelompok yang hanya terdiri dari 3-5 orang saja agar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, berbagi informasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya dan dengan metode gambar ataupun video agar siswa lebih mudah mengimajinasi tentang materi laju reaksi tersebut. Guru berperan sebagai fasilitator, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa. (Faiq, 2012) Proses pembelajaran yang hanya berlangsung kurang lebih 2 jam, dengan model pembelajaran student centered learning ini siswa dapat memahami tentang materi laju reaksi dari apa yang telah mereka diskusikan dan dari video atau gambar yang berkaitan dengan lajua reaksi yang telah mereka lihat. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru diharapkan mengawali pembelajaran dengan membuka pelajaran dengan berdo’a, memberikan motivasi bahwa dengan semakin banyak yang ingin kita ketahui semakin banyak pengetahuan yang kia dapatkan, dalam kegiatan inti guru menayangkan video yang berkaitan dengan materi laju reaksi dan mengajak para siswa untuk mendiskusikan materi tentang laju reaksi dengan teman sekelompoknya setelah melihat apa yang ditampilkan oleh guru, lalu mengambil kesimpulan yang berkaitan dari materi tersebut. Pada kegiatan penutup, guru memberikan kesimpulan tentang materi yang diajarkan dan menutup proses pembelajaran dengan berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Daftar Pustaka El-Said, F. (2010, 08 28). Pendidikan – Konsep SCL (Student-Centered Learning). Dipetik 04 08, 2013, dari http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/08/28/pendidikan-konsep-sclstudent-centered-learning/ Faiq, M. (2012, 09). Student Centered ( Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa). Dipetik 04 08, 2013, dari http://share-pangaweruh.blogspot.com/2012/09/student-centeredpembelajaran-yang.html Thamrin, M. (2009, 07). Inovasi Pembelajaran : Metode Berpusat pada Siswa. Dipetik 04 08, 2013, dari http://www.stkipnganjuk.net/2009/07/inovasi-pembelajaran-metodeberpusat.html