21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perpajakan 1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan)
dengan
tiada mendapatkan
imbalan jasa
timbal
(kontrapretasi) yang langsung dapat di tujukan dan yang digunakan
dalam membayar pengeluaran umum (Resmi,2011)
Pengertian pajak menurut undang-undang nomor 16 tahun 2009
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dan tidak mendapat
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kamakmuran rakyat.
2. Unsur atau Ciri Pajak
Menurut Mardiasmo (2011) unsur atau ciri pajak adalah sebagai
berikut :
a. Iuran rakyat kepada negara
b. Dipungut berdasarkan undang-undang
c. Tanpa jasa imbalan atau kontrapretasi dari negara yang secara
langsung dapat ditujukkan
21
22
d. Digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara
yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas
3. Fungsi Pajak
Fungsi pajak dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :
a. Fungsi Pendanaan (budgetair)
Adalah pajak yang berfungsi sebagai sumber dana bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
b. Fungsi mengatur (regulair)
Adalah pajak yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan dalam bidang sosial dan ekonomi.
4. Asas pemungutan pajak
a. Asas menurut yuridis
Adalah pemungutan pajak yang di landasi oleh hokum pemungutan
pajak pasal 23, ayat (2) UUD 1945
b. Asas menurut falsafah hukum
Adalah pajak yang dipungut berdasarkan hokum, yang artinya asas
pemungutan pajak harus berdasarkan keadilan, selanjutnya
keadilan ini sebgai asa pemungutan pajak
c. Asas domisili
Adalah pemungutan pajak berdasarkan domisili atau tempat tinggal
wajib pajak di suatu negara. Negara tempat tinggal seseorang
berhak mengenakan pajak terhadap seseorang tersebut tanpa
melihat dari mana sumber penghasilan atau pendapatannya
23
diperoleh dan tanpa melihat kebangsaan atau kewarganegaraan
wajib pajak tersebut.
d. Asas keseimbangan
Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan
kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh
bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak
e. Asas ekonomis
Adalah biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin,
jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil
pemungutan pajak
f. Asas manfaat
Pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatankegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum
5. Jenis-Jenis Pajak
a. Menurut sifatnya, pajak di bagi dua, yaitu :
1) Pajak Subyektif adalah pajak berdasarkan pemungutannya
dengan memperhatikan subyek pajak (wajib pajak secara
subyektif).
2) Pajak objektif adalah pajak berdasarkan pemungutannya pada
objek pajak dan tanpa memperhatikan objek pajaknya
24
b. Menurut golongannya, pajak dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pajak langsung adalah pajak yang langsung ditanggung oleh
wajib pajak (tidak dapat langsung dilimpahkan kepada pihak
lain)
2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang dapat dilimpahkan
kepada pihak lain.
c. Menurut pemungutnya, pajak berdasarkan siapa yang melakukan
pemungutan dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pajak Pusat yaitu pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh :
a) Pajak Penghasilan
b) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjuaan atas Barang
Mewah (PPn & PPnBM)
c) Bea Meterai
d) Cukai
2) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah
masing-masing
Contoh :
a) Pajak Provinsi
(1) Pajak Kendaraan Bermotor
(2) Bea balik nama kendaraan bermotor
25
(3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
(4) Pajak air permukaan
(5) Pajak rokok
b) Pajak Kabupaten/Kota
(1) Pajak Hotel
(2) Pajak Restoran
(3) Pajak Hiburan
(4) Pajak Reklame
(5) Pajak Penerangan Jalan
(6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
(7) Pajak Parkir
(8) Pajak Air Tanah
(9) Pajak Sarang Burung Lawet
(10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(11) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
6. Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam
bagian tahun pajak, apabila keajiban pajak subjektifnya dimulai atau
berakhir dalam tahun pajak (suandy , 2011)
26
7. Subyek Pajak Dari Pajak Penghasilan
Subyek Pajak Penghasilan adaah :
a. Orang Pribadi, yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia
maupun berada di Luar Indonesia
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantkan
yang berhak
c. Badan, yaitu sekumpulan orang da modal yang merupaka kesatuan
baik yang melakukan usaha maupunyang tidak melakuan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan
dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya termasuk kontrak inventasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang digunakan
oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan, dan bdan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat berupa :
1) Tempat kedudukan manajemen
2) Cabang perusahaan
3) Gedung kantor
4) Pabrik
27
5) Bengkel
6) Gudang
7) Ruang untuk promosi dan penjualan
8) Pertambangan dan penggalian sumber alam
9) Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi
10) Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan
11) Proyek kontruksi, instalasi, atau proyek perakitan
12) Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang
lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
13) Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang
berkedudukan tidak bebas
14) Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang
menerima premi asuransi atau menanggung resiko di Indonesia
15) Komputer, agen elektronik, atau peralatan yang disewa, atau
digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk
menjalankan kegiatan usaha melalui internet
8. Jenis Subyek Pajak
Seperti yang terdapat dalam www.pajak.go.id jenis subjek pajak
terdiri dari:
28
a.
Subjek Pajak Dalam Negeri
1) Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau
orang pribadi yang berada di Indonesia lebih daru 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
12(dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu
tahun pajak beradadi Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia
2) Badan yang didirikan atau yang berkedudukan di Indonesia
yang meliputi persereon terbatas, perseran komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi,
dana
pension,
persekutuan,
perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi yang sejenis, lembaga dan bentuk usaha lainnya
yang termasuk reksadana
3) Warisan yang belum terbagi
b.
Subjek Pajak Luar Negeri
1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan dan badan yang tidak didirikan aau
berkedudukan di Indonesia yang menjalankan kegiatan
usaha melalui BUT di Indonesia
29
2) Orang pribadi atau badan yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih
dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, tetapo tidak menggunakan BUT
di Indonesia untuk melakukanusaha tetapi mempunyai
penghasilan di Indonesia. Dalam kategori ini adalah pajak
langsung pada subjek pajak luar negeri
9. Pengecualian Subjek Pajak
a. Kantor perwakilan negara asing
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabatpejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada, tempat tinggal bersama-sama
mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau
pekerjaan tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
c. Orgaisasi-organisasi
internasional
yang
ditetapkan
dengan
Keputusan Menteri Keuangan, dengan syarat :
1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut,
2) Tidak menjalankan usaha
3) Kegiatan lain untuk memperolej penghasilan dari Indonesia
selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya
berasal dari iuran anggota
30
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang
ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan dengan syarat
bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha
atau kegiatan atau pekerjaan lainnya untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia
10. Objek Pajak dari Pajak Penghasilan
Penghasilan
menurut
UU
PPh
yaitu
setiap
tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat di
pakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan dan dalam bentuk apapun termasuk :
a.
Penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan jasa
yang dapat diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, bonus, gratifikasi, uang pension atau
imbalan berbentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undangundang Pajak Penghasilan;
b.
Hadiah atau undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
c.
Laba usaha
d.
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta masuk
e.
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang yang telah
dibebankan sebagai biaya
f.
Bungan termasuk premium, diskonto dan pengembalian karena
jaminan pengembalian utang
31
g.
Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi
h.
Royalty atau imbalan atas penggunaan hak
i.
Sewa dan penghasilan lainnya sehubungan dengan penggunaan
harta
j.
Penerimaa atau perolehan pembiayaan berkala
k.
Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah
l.
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
n.
Premi asuransi
o.
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotan
yang terdiri wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas
p.
Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak
q.
Penghasilan dari usaha berbasis syariah
r.
Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-ndang yang
mengatur mengenai ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.
Surplus Bank Indonesia
32
11. Pengecualian Objek Pajak
a.
Bantuan
b.
Warisan
c.
Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai penyerahan modal
d.
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau di perolej dalam bentuk naturan atau
kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah, kecuali yang
diberikan oleh buan wajib pajak, wajib pajak yang di kenakan
secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma
perhitungan khusus ( deemed profit) sebagaimana dimaksud
dalam pasal 15 UU pph;
e.
Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa
f.
Deviden atau bagian laba yang di terima atau diperoleh perseroan
terbatas senagai wajin pajak dalam negeri, koperasi, BUMN atau
BUMD dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :
1) Devidn berasal dari cadangan laba yang ditahan dan,
2) Bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima
deviden, kepemilikan saham pada badan yang memberukan
33
deviden paling rendah 25% daru jumlah modal yang
disetorkan
g. Iuran
yang diterimaatau diperoleh dana pensiunan
yang
pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuanganm baik yang
dibayarkan oleh pemberi kerja maupun pegawai,
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang- bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan menteri
keuangan
i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh dari anggota perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan firma, kongsi, termasuk unit penyrtaan
investasi kolektif
j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan kegiatan di Indonesia dengan syarat
badan usaha tersebut :
1) Merupakan perusahaan mikro, kecilm menengah atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkalm
dengan keputusan menteri keuangan dan
2) Sahamnya tidak di perdagangkan di bursa efek di Indonesia
k. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri
keuangan, yaitu :
34
1) Diterima atau diperoleh warga negara Indonesia dari wajib pajak
pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal atau
non formal yang terstruktur baik di dalam negeri maupun di luar
negeri
2) Tidak mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris,
direksi atau oengurus dari wajib pajak pemberi beasiswa
3) Komponen
beasiswa
terdiri
dari
biaya
pendidikan
yang
dibayarkan ke sekolah, biaya ujian, biaya penelitian yang
berkaitan dengan bidang studi yang diambil, biaya pembelian
buku, dan biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi
tempat belajar
l. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan atau
penelitian dan pengembangan, yang dditanamkan kembali dalam
bentuk sarana dan prasarana kegiatan bidang pendidikan dan atau
penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling 4 tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.
m. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh badan penyelenggara
jaminan sosial kepada wajib pajak tertentu, yang ketentuannya
lebih lanjut dengan atau berdasarkan menteri keuangan.
35
B. Wajib Pajak
1.
Definisi Wajib Pajak
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi
pembayaran pajak, pemotongan pajak dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yag berlaku.
2.
Definisi Wajib Pajak Terdaftar
Wajib Pajak Terdaftar adalah wajib pajak yang terdaftar dan
berdomisili di wilayah kerja KPP
3.
Jenis-Jenis Wajib Pajak
a.
Orang pribadi, yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia
maupun yang berada di luar Indonesia
b.
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak.
c.
Badan, adalah sekumpulan orang dan modal yang merupakan
kesatuan baik yang ymelakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan yerbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap, dan
d.
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
36
C. Surat Pemberitahuan (SPT)
1.
Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan No.181/PMK.03/2007 Surat Pemberitahuan adalah surat
yang digunakan oleh wajib pajak yang digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan pembiayaan pajak, objek pajak, bukan objek pajak,
harta dan kewajiban sesuuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
2.
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
1) Sebagai sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang sebenarnya
terutang.
2) Sebagai saran bagi wajib pajak untuk melaporkan pembiayaan
pajak yang telah dilakukan sendiri atau telah dipungut/dipotong
pihak lain
3) Sebagai sarana untuk melaporkan pembayaran dari pemotong
tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau
badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
3.
Jenis-jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
1) Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Surat pemberitahuan yang digunakan oleh wajib pajak untuk
melaporkan perhitungan dan pembiayaan pajak terutang pada
37
suatu masa pajak tertentu
2) Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
Surat pemberitahuan yang digunakan oleh wajib pajak untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang pada
suatu tahun pajak tertentu.
a) Jenis-jenis formulir SPT PPh OP
(1) SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770
digunakan bagi WP OP yang terdiri dari :
(a) Wajib
Pajak
orang
pribadi
yang
mempunyai
penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas baik yag
menyelenggarakan
pembukuan
maupun
norma
penghitungan penghasilan neto.
(b) Wajib
pajak
orang
pribadi
yang
mempunyai
penghasilan dari satu atau lebih pemeberi kerja
(PNS/Karyawan perusahaan swasta)
(c) Wajib pajak orang pribadi mempunyai penghasilan lain
seperti penghasilan dari penjuaalan asset/ harta/
pendapatan lain yang tidak bersifat teratur.
(d) Wajib
pajak
orang
pribadi
yang
mempunyai
penghasilan final atau bersifat final (missal persewaan
tanah dan bangunan)
(2) SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770S
38
Digunakan bagi WP Orang Pribadi yang sumber
penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kera
dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari
kegiatan usaha dan pekerjaan bebas. Contohnya :
karyawan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional
Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (POLRI),
serta pejabat negara lainnya antara lain sewa rumah, honor
pembicara/ pengajar/ pelatih dan sebagainya.
(3) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770SS
Formulir ini digunakan oleh wajib pajak orang
pribadi yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan
pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak
lebih dari Rp 60.000.000,00 setahun (pekerjaan dari satu
atau lebih pemberi kerja.
4.
Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan Tahunan
a) Bentuk SPT Tahunan
(1) Formulir Kertas (hardcopy),dan
(2) E-SPT
b) Isi SPT Tahunan
SPT Tahunan minimal berisi :
(1) Nama wajib pajak, nomor pokok wajib pajak (NPWP),dan
alamat wajib pajak
(2) Masa Pajak Tahun Pajak
39
(3) Tanda tangan wajib pajak atau kuasa wajib pajak.
Memuat Peraturan Menteri Keuangan No.181/PMK.03/2007
tentag SPT Tahunan Pajak Penghasilan pasal 2 ayat (1) huruf a,
selain berisi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga
memuat data tentang :
1) Jumlah peredaran usaha
2) Jumlah penghasilan, termasuk didalamnya adalah penghasilan
yang bukan merupakan objek pajak
3) Jumlah penghasilan kena pajak
4) Jumlah pajak terutang
5) Jumah kredit pajak
6) Jumlah kekurangan atau kelebihan bayar wajib pajak
7) Jumlah harta dan kewajiban
8) Tanggal pembayaran pajak penghasilan pasal 29,dan
9) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha wajib pajak
c) Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan
(1) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak
(2) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan paling
lama 4 Bulan setelha akhir tahun pajak
(3) Sanksi keterlambatan penyampaian SPT Tahunan
40
SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan, dikenakan saksi
administrasi berupa denda
(a) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sebesar Rp 100.000
(b) SPT Tahunan PPh Badan Rp 1 Juta
D. E-Filling
1. Pengertian E-Filling
Sebagaimana telah diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak
Nomor
PER-26/PJ/2012
tentang Tata
Cara
Penerimaan
dan
Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. E-filling adalah suatu cara
penyampaian SPT atau penyampaian pemberitahuan perpajangan SPT
Tahunan yang dilakukan secara on-line dan real time melalui website
Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa
Aplikasi atau Application Service Provider (ASP): www.pajakku.com,
www.laporpajak.com, www.spt.co.id menggunakan E-filling, WP
tidak perlu lagi menunggu antrian panjang di lokasi Dropbox maupun
Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Hal ini merupakan salah satu trobosan dalam pelaporan
SPT yang digulirkan DJP untuk membuat WP semakin mudan dan
nyaman dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.
2.
Prosedur E-Filling
Untuk dapat melakukan e-fillinf melalui tiga tahapan
utama. Dua tahapan yang pertama hanya dilakukan sekali saja.
41
Sedangkan tahapan ketiga dilakukan setiap menyampaikan SPT.
Ketiga tahapan tersebut meliputi :
1) Mengajukan permohonan E-Fin ke Kantor Pelayanan Pajak
terdekat yang merupakan nomor identitas WP bagi pengguna Efilling. Karena hanya sekali digunakan anda hanya perlu sekali
saja mengajukan permohonan mendapatkan E-Fin tersebut.
2) Mendaftarkan diri sebagai WP E-filling di situs DJP paling lama
30 hari kalender sejak diterbitkannya E-Fin.
3) Menyampaikan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi secara efilling melalui situs DJP dengan empat langka procedural saja,
yaitu :
a) Mengisi E-SPT pada aplikasi E-Filling disitus DJP
b) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman E-SPT yang akan
dikirimka melalui Email atau SMS
c) Mengirim SPT secara on-line dengan mengisikan kode
verifikasi
d) Notifikasi status E-SPT dan bukti penerimaan elektronik akan
diberikan kepada WP melalui Email
3.
Fungsi E-filling
E-filling merupakan salah satu trobosan dalam pelaporan
SPT Tahunan dengan cara on-line dan real time yang digulirkan
DJP untuk membuat WP semakin mudan dan nyaman dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga tidak perlu lagi
42
menunggu antrian panjang di lokasi Dropbox maupun Kantor
Pelayanan Pajak (KPP).
4.
Manfaat dari E-Filling
1) Menggunakan e-filling mudan cepat dan aman
2) Dapat dilakukan kapan saja 24 jam dalam sehari dan 7 hari
selama seminggu
3) Dapat dilakukan Dimana saja sepanjang terhubung internet
4) Murah tidak memerlukan biaya pengiriman SPT melalui
website DJP
5) Perhitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan
system computer
6) Data yang di sampaikan lengkap karena ada validasi pengisian
SPT
7) Proses singkat hanya melalu tiga tahapan yaitu mengajukan EFin, mendaftarkan diri sebagai WP E-Filling, menyampaikan
SPT Tahunan secara E-filling
5.
Jenis-Jenis Formulir E-filling
Penyampaian
SPT
atau
penyampaian
pemberitahuan
perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui E-Filling
pada situs Direktorat Jendral Pajak diatur melalui Peraturan
Direktorat Jendral Pajak terbaru, Nomor PER-1/PJ/2014 tentang
tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi yang menggunakan formulir 1770S dan
43
1770SS, saat ini aplikasi e-filling melalui situs Direktorat Jendral
Pajak baru dapat memfasilitasi pelaporan dua jenis SPT yaitu :
a) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770SS
Digunakan
bagi
WP
Orang
Pribadi
yang
sumber
penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan
memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha
dan pekerjaan bebas. Contohnya : karyawan, Pegawai Negeri
Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian
Republik Indonesia (POLRI), serta pejabat negara lainnya
antara lain sewa rumah, honor pembicara/ pengajar/ pelatih dan
sebagainya.
b) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770SS
Formulir ini digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang
mempunyai penghasilan selain dari usaha atau pekerjaan bebas
dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp
60.000.000,00 setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi
kerja). Sedangkan formulir lainnya dapat dilaporkan melalui
penyedia jasa aplikasi (application Service Provider-ASP) yang
telah ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak atau dengan cara
datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak setempat.
44
E. Kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu
(2010:138)
“Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”
Pengertian kepatuhan Wajib Pajak menurut Chaizi Nasucha
yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139), menyatakan bahwa
kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan dari:
a. Kewajiban Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri.
b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat pemberitahuan.
c. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang.
d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
Sedangkan
menurut
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
544/KMK.04/2000 dalam Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu
(2006:112), menyatakan bahwa:
“Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu
negara”.
Download