BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perpajakan 1. Pengertian Pajak Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan imbalan jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat di tujukan dan yang digunakan dalam membayar pengeluaran umum (Resmi,2011) Pengertian pajak menurut undang-undang nomor 16 tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kamakmuran rakyat. 2. Unsur atau Ciri Pajak Menurut Mardiasmo (2011) unsur atau ciri pajak adalah sebagai berikut : a. Iuran rakyat kepada negara b. Dipungut berdasarkan undang-undang c. Tanpa jasa imbalan atau kontrapretasi dari negara yang secara langsung dapat ditujukkan 21 22 d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas 3. Fungsi Pajak Fungsi pajak dapat di bedakan menjadi dua, yaitu : a. Fungsi Pendanaan (budgetair) Adalah pajak yang berfungsi sebagai sumber dana bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. b. Fungsi mengatur (regulair) Adalah pajak yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dalam bidang sosial dan ekonomi. 4. Asas pemungutan pajak a. Asas menurut yuridis Adalah pemungutan pajak yang di landasi oleh hokum pemungutan pajak pasal 23, ayat (2) UUD 1945 b. Asas menurut falsafah hukum Adalah pajak yang dipungut berdasarkan hokum, yang artinya asas pemungutan pajak harus berdasarkan keadilan, selanjutnya keadilan ini sebgai asa pemungutan pajak c. Asas domisili Adalah pemungutan pajak berdasarkan domisili atau tempat tinggal wajib pajak di suatu negara. Negara tempat tinggal seseorang berhak mengenakan pajak terhadap seseorang tersebut tanpa melihat dari mana sumber penghasilan atau pendapatannya 23 diperoleh dan tanpa melihat kebangsaan atau kewarganegaraan wajib pajak tersebut. d. Asas keseimbangan Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak e. Asas ekonomis Adalah biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak f. Asas manfaat Pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatankegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum 5. Jenis-Jenis Pajak a. Menurut sifatnya, pajak di bagi dua, yaitu : 1) Pajak Subyektif adalah pajak berdasarkan pemungutannya dengan memperhatikan subyek pajak (wajib pajak secara subyektif). 2) Pajak objektif adalah pajak berdasarkan pemungutannya pada objek pajak dan tanpa memperhatikan objek pajaknya 24 b. Menurut golongannya, pajak dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Pajak langsung adalah pajak yang langsung ditanggung oleh wajib pajak (tidak dapat langsung dilimpahkan kepada pihak lain) 2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang dapat dilimpahkan kepada pihak lain. c. Menurut pemungutnya, pajak berdasarkan siapa yang melakukan pemungutan dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Pajak Pusat yaitu pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : a) Pajak Penghasilan b) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjuaan atas Barang Mewah (PPn & PPnBM) c) Bea Meterai d) Cukai 2) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing Contoh : a) Pajak Provinsi (1) Pajak Kendaraan Bermotor (2) Bea balik nama kendaraan bermotor 25 (3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor (4) Pajak air permukaan (5) Pajak rokok b) Pajak Kabupaten/Kota (1) Pajak Hotel (2) Pajak Restoran (3) Pajak Hiburan (4) Pajak Reklame (5) Pajak Penerangan Jalan (6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (7) Pajak Parkir (8) Pajak Air Tanah (9) Pajak Sarang Burung Lawet (10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (11) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 6. Pengertian Pajak Penghasilan Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila keajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak (suandy , 2011) 26 7. Subyek Pajak Dari Pajak Penghasilan Subyek Pajak Penghasilan adaah : a. Orang Pribadi, yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia maupun berada di Luar Indonesia b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantkan yang berhak c. Badan, yaitu sekumpulan orang da modal yang merupaka kesatuan baik yang melakukan usaha maupunyang tidak melakuan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya termasuk kontrak inventasi kolektif dan bentuk usaha tetap. d. Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan bdan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat berupa : 1) Tempat kedudukan manajemen 2) Cabang perusahaan 3) Gedung kantor 4) Pabrik 27 5) Bengkel 6) Gudang 7) Ruang untuk promosi dan penjualan 8) Pertambangan dan penggalian sumber alam 9) Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi 10) Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan 11) Proyek kontruksi, instalasi, atau proyek perakitan 12) Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan 13) Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang berkedudukan tidak bebas 14) Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung resiko di Indonesia 15) Komputer, agen elektronik, atau peralatan yang disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet 8. Jenis Subyek Pajak Seperti yang terdapat dalam www.pajak.go.id jenis subjek pajak terdiri dari: 28 a. Subjek Pajak Dalam Negeri 1) Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih daru 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12(dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak beradadi Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia 2) Badan yang didirikan atau yang berkedudukan di Indonesia yang meliputi persereon terbatas, perseran komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga dan bentuk usaha lainnya yang termasuk reksadana 3) Warisan yang belum terbagi b. Subjek Pajak Luar Negeri 1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan badan yang tidak didirikan aau berkedudukan di Indonesia yang menjalankan kegiatan usaha melalui BUT di Indonesia 29 2) Orang pribadi atau badan yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, tetapo tidak menggunakan BUT di Indonesia untuk melakukanusaha tetapi mempunyai penghasilan di Indonesia. Dalam kategori ini adalah pajak langsung pada subjek pajak luar negeri 9. Pengecualian Subjek Pajak a. Kantor perwakilan negara asing b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabatpejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada, tempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaan tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. c. Orgaisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, dengan syarat : 1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut, 2) Tidak menjalankan usaha 3) Kegiatan lain untuk memperolej penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran anggota 30 d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lainnya untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia 10. Objek Pajak dari Pajak Penghasilan Penghasilan menurut UU PPh yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat di pakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dan dalam bentuk apapun termasuk : a. Penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan jasa yang dapat diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, bonus, gratifikasi, uang pension atau imbalan berbentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undangundang Pajak Penghasilan; b. Hadiah atau undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan c. Laba usaha d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta masuk e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang yang telah dibebankan sebagai biaya f. Bungan termasuk premium, diskonto dan pengembalian karena jaminan pengembalian utang 31 g. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi h. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak i. Sewa dan penghasilan lainnya sehubungan dengan penggunaan harta j. Penerimaa atau perolehan pembiayaan berkala k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva n. Premi asuransi o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotan yang terdiri wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-ndang yang mengatur mengenai ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s. Surplus Bank Indonesia 32 11. Pengecualian Objek Pajak a. Bantuan b. Warisan c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai penyerahan modal d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau di perolej dalam bentuk naturan atau kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah, kecuali yang diberikan oleh buan wajib pajak, wajib pajak yang di kenakan secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma perhitungan khusus ( deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 UU pph; e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa f. Deviden atau bagian laba yang di terima atau diperoleh perseroan terbatas senagai wajin pajak dalam negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat : 1) Devidn berasal dari cadangan laba yang ditahan dan, 2) Bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima deviden, kepemilikan saham pada badan yang memberukan 33 deviden paling rendah 25% daru jumlah modal yang disetorkan g. Iuran yang diterimaatau diperoleh dana pensiunan yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuanganm baik yang dibayarkan oleh pemberi kerja maupun pegawai, h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang- bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh dari anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan firma, kongsi, termasuk unit penyrtaan investasi kolektif j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan kegiatan di Indonesia dengan syarat badan usaha tersebut : 1) Merupakan perusahaan mikro, kecilm menengah atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkalm dengan keputusan menteri keuangan dan 2) Sahamnya tidak di perdagangkan di bursa efek di Indonesia k. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan, yaitu : 34 1) Diterima atau diperoleh warga negara Indonesia dari wajib pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal atau non formal yang terstruktur baik di dalam negeri maupun di luar negeri 2) Tidak mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris, direksi atau oengurus dari wajib pajak pemberi beasiswa 3) Komponen beasiswa terdiri dari biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah, biaya ujian, biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi yang diambil, biaya pembelian buku, dan biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi tempat belajar l. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan atau penelitian dan pengembangan, yang dditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan bidang pendidikan dan atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling 4 tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut. m. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh badan penyelenggara jaminan sosial kepada wajib pajak tertentu, yang ketentuannya lebih lanjut dengan atau berdasarkan menteri keuangan. 35 B. Wajib Pajak 1. Definisi Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yag berlaku. 2. Definisi Wajib Pajak Terdaftar Wajib Pajak Terdaftar adalah wajib pajak yang terdaftar dan berdomisili di wilayah kerja KPP 3. Jenis-Jenis Wajib Pajak a. Orang pribadi, yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia maupun yang berada di luar Indonesia b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. c. Badan, adalah sekumpulan orang dan modal yang merupakan kesatuan baik yang ymelakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan yerbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap, dan d. Bentuk Usaha Tetap (BUT) 36 C. Surat Pemberitahuan (SPT) 1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.181/PMK.03/2007 Surat Pemberitahuan adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak yang digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembiayaan pajak, objek pajak, bukan objek pajak, harta dan kewajiban sesuuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. 2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) 1) Sebagai sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang sebenarnya terutang. 2) Sebagai saran bagi wajib pajak untuk melaporkan pembiayaan pajak yang telah dilakukan sendiri atau telah dipungut/dipotong pihak lain 3) Sebagai sarana untuk melaporkan pembayaran dari pemotong tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 3. Jenis-jenis Surat Pemberitahuan (SPT) 1) Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Surat pemberitahuan yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembiayaan pajak terutang pada 37 suatu masa pajak tertentu 2) Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Surat pemberitahuan yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang pada suatu tahun pajak tertentu. a) Jenis-jenis formulir SPT PPh OP (1) SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770 digunakan bagi WP OP yang terdiri dari : (a) Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas baik yag menyelenggarakan pembukuan maupun norma penghitungan penghasilan neto. (b) Wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemeberi kerja (PNS/Karyawan perusahaan swasta) (c) Wajib pajak orang pribadi mempunyai penghasilan lain seperti penghasilan dari penjuaalan asset/ harta/ pendapatan lain yang tidak bersifat teratur. (d) Wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan final atau bersifat final (missal persewaan tanah dan bangunan) (2) SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770S 38 Digunakan bagi WP Orang Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kera dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan pekerjaan bebas. Contohnya : karyawan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), serta pejabat negara lainnya antara lain sewa rumah, honor pembicara/ pengajar/ pelatih dan sebagainya. (3) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770SS Formulir ini digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp 60.000.000,00 setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja. 4. Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan Tahunan a) Bentuk SPT Tahunan (1) Formulir Kertas (hardcopy),dan (2) E-SPT b) Isi SPT Tahunan SPT Tahunan minimal berisi : (1) Nama wajib pajak, nomor pokok wajib pajak (NPWP),dan alamat wajib pajak (2) Masa Pajak Tahun Pajak 39 (3) Tanda tangan wajib pajak atau kuasa wajib pajak. Memuat Peraturan Menteri Keuangan No.181/PMK.03/2007 tentag SPT Tahunan Pajak Penghasilan pasal 2 ayat (1) huruf a, selain berisi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga memuat data tentang : 1) Jumlah peredaran usaha 2) Jumlah penghasilan, termasuk didalamnya adalah penghasilan yang bukan merupakan objek pajak 3) Jumlah penghasilan kena pajak 4) Jumlah pajak terutang 5) Jumah kredit pajak 6) Jumlah kekurangan atau kelebihan bayar wajib pajak 7) Jumlah harta dan kewajiban 8) Tanggal pembayaran pajak penghasilan pasal 29,dan 9) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha wajib pajak c) Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan (1) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak (2) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan paling lama 4 Bulan setelha akhir tahun pajak (3) Sanksi keterlambatan penyampaian SPT Tahunan 40 SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, dikenakan saksi administrasi berupa denda (a) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sebesar Rp 100.000 (b) SPT Tahunan PPh Badan Rp 1 Juta D. E-Filling 1. Pengertian E-Filling Sebagaimana telah diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. E-filling adalah suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian pemberitahuan perpajangan SPT Tahunan yang dilakukan secara on-line dan real time melalui website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP): www.pajakku.com, www.laporpajak.com, www.spt.co.id menggunakan E-filling, WP tidak perlu lagi menunggu antrian panjang di lokasi Dropbox maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini merupakan salah satu trobosan dalam pelaporan SPT yang digulirkan DJP untuk membuat WP semakin mudan dan nyaman dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. 2. Prosedur E-Filling Untuk dapat melakukan e-fillinf melalui tiga tahapan utama. Dua tahapan yang pertama hanya dilakukan sekali saja. 41 Sedangkan tahapan ketiga dilakukan setiap menyampaikan SPT. Ketiga tahapan tersebut meliputi : 1) Mengajukan permohonan E-Fin ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat yang merupakan nomor identitas WP bagi pengguna Efilling. Karena hanya sekali digunakan anda hanya perlu sekali saja mengajukan permohonan mendapatkan E-Fin tersebut. 2) Mendaftarkan diri sebagai WP E-filling di situs DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya E-Fin. 3) Menyampaikan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi secara efilling melalui situs DJP dengan empat langka procedural saja, yaitu : a) Mengisi E-SPT pada aplikasi E-Filling disitus DJP b) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman E-SPT yang akan dikirimka melalui Email atau SMS c) Mengirim SPT secara on-line dengan mengisikan kode verifikasi d) Notifikasi status E-SPT dan bukti penerimaan elektronik akan diberikan kepada WP melalui Email 3. Fungsi E-filling E-filling merupakan salah satu trobosan dalam pelaporan SPT Tahunan dengan cara on-line dan real time yang digulirkan DJP untuk membuat WP semakin mudan dan nyaman dalam melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga tidak perlu lagi 42 menunggu antrian panjang di lokasi Dropbox maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 4. Manfaat dari E-Filling 1) Menggunakan e-filling mudan cepat dan aman 2) Dapat dilakukan kapan saja 24 jam dalam sehari dan 7 hari selama seminggu 3) Dapat dilakukan Dimana saja sepanjang terhubung internet 4) Murah tidak memerlukan biaya pengiriman SPT melalui website DJP 5) Perhitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan system computer 6) Data yang di sampaikan lengkap karena ada validasi pengisian SPT 7) Proses singkat hanya melalu tiga tahapan yaitu mengajukan EFin, mendaftarkan diri sebagai WP E-Filling, menyampaikan SPT Tahunan secara E-filling 5. Jenis-Jenis Formulir E-filling Penyampaian SPT atau penyampaian pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui E-Filling pada situs Direktorat Jendral Pajak diatur melalui Peraturan Direktorat Jendral Pajak terbaru, Nomor PER-1/PJ/2014 tentang tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan formulir 1770S dan 43 1770SS, saat ini aplikasi e-filling melalui situs Direktorat Jendral Pajak baru dapat memfasilitasi pelaporan dua jenis SPT yaitu : a) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770SS Digunakan bagi WP Orang Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan pekerjaan bebas. Contohnya : karyawan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), serta pejabat negara lainnya antara lain sewa rumah, honor pembicara/ pengajar/ pelatih dan sebagainya. b) SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770SS Formulir ini digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan selain dari usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp 60.000.000,00 setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja). Sedangkan formulir lainnya dapat dilaporkan melalui penyedia jasa aplikasi (application Service Provider-ASP) yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak atau dengan cara datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak setempat. 44 E. Kepatuhan 1. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:138) “Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya” Pengertian kepatuhan Wajib Pajak menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139), menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan dari: a. Kewajiban Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri. b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat pemberitahuan. c. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang. d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 dalam Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006:112), menyatakan bahwa: “Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara”.